Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH EKOLOGI HEWAN

“KOMPETISI”

Dosen Pembimbing Mata Kuliah :

Dr. Ir. Muhammad Wiharto, M. Si

Disusun oleh:
Nama : Nurasih Nadira
NIM : 1714042048
Kelas : Pendidikan Biologi C

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-
NYA kami dapat menyelesaikan makalah ini yang bertemakan “KOMPETISI”.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini masih banyak memiliki
kekurangan baik dari segi penulisan, isi dan lain sebagainya. Maka kami sangat
mengharapkan kritikkan dan saran guna perbaikan untuk pembuatan makalah di
hari yang akan datang.
Demikianlah sebagai pengantar kata, dengan iringan serta harapan semoga
tulisan sederhana ini semoga dapat diterima dan bermanfaat bagi semua pembaca.
Atas semua ini saya mengucapkan terimakasih bagi segala pihak yang
telah ikut membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Makassar, Mei 2020


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Makhluk hidup di muka bumi saling berinteraksi. Interaksi antar makhluk
merupakan sesuatu yang penting untuk diamati, karena melalui interaksi antar
makhluk hidup, kita dapat mempelajari banyak hal, seperti melihat dinamika suatu
populasi, mengetahui carrying capacity dari suatu spesies, melihat dinamika
spesies-spesies yang memiliki hubungan mangsa pemangsa dari suatu ekosistem,
atau melihat bentuk persaingan lain antar dan dalam spesies pada sebuah
ekosistem.
Ekologi merupakan salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari
hubungan timbal balik antara makhluk hidup seperti manusia, hewan dan
tumbuhan lingkungan hidupnya. Hal ini menunjukan pada hakikatnya makhluk
hidup di bumi ini tidak dapat hidup sendiri secara normal, tetapi akan saling
berinteraksi dengan berbagai spesies yang ada. Interaksi tersebut dapat berupa
interaksi positif yang saling menguntungkan dapat juga interaksi negatif seperti
kompetisi atau persaingan.
Salah satu bentuk interaksi yang sering diamati adalah interaksi kompetitif,
yaitu interaksi di mana makhluk-makhluk hidup yang terlibat bersaing terhadap
sesuatu demi kelangsungan hidupnya. Persaingan terjadi ketika organisme baik
dari spesies yang sama maupun dari spesies yang berbeda menggunakan sumber
daya alam. Di dalam menggunakan sumber daya alam, tiap-tiap organisme yang
bersaing akan memperebutkan sesuatu yang diperlukan untuk hidup dan
pertumbuhannya.
Persaingan yang dilakukan organisme-organisme dapat memperebutkan
kebutuhan ruang (tempat), makanan, unsur hara, air, sinar, udara, agen
penyerbukan, agen dispersal, atau faktor-faktor ekologi lainnya sebagai sumber
daya yang dibutuhkan oleh tiap-tiap organisme untuk hidup dan pertumbuhannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kompetisi?
2. Apa saja tipe-tipe kompetisi?
3. Bagaimana model matematis kompetisi?
4. Bagaimana pengaruh kompetisi antar organisme?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan kompetisi
2. Untuk mengetahui tipe-tipe kompetisi
3. Untuk mengetahui model matematis kompetisi
4. Untuk mengetahui pengaruh kompetisi antar organisme
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kompetisi
Kompetisi dalam suatu ekosistem merupakan salah satu bentuk interaksi
antar individu yang bersaing memperebutkan kebutuhan hidup yang sama. Pada
individu hewan, kebutuhan hidup yang sering diperebutkan antara lain adalah
makanan, sumber air, tempat berlindung atau bersarang dan pasangan untuk
berkembang biak. Contoh kompetisi antar populasi hewan yaitu kambing dan sapi
yang memakan rumput di wilayah yang sama atau harimau dan singa dalam
berburu mangsa yang sama (Nurhamiyawan et al., 2013).
Definisi kompetisi sebagai interaksi antara dua atau banyak individu
apabila (1) suplai sumber yang diperlukan terbatas, dalam hubungannya dengan
permintaan organisme atau (2) kualitas sumber bervariasi dan permintaan
terhadap sumber yang berkualitas tinggi lebih banyak.organisme mungkin
bersaing jika masing-masing berusaha untuk mencapai sumber yang paling baik di
sepanjang gradien kualitas atau apabila dua individu mencoba menempati tempat
yang sama secara simultan. Sumber yang dipersaingkan oleh individu adalah
untuk hidup dan bereproduksi, contohnya makanan, oksigen, dan cahaya
(Noughton,1973).
Secara teoritis apabila dalam suatu populasi yang terdiri dari dua spesies ,
maka akan terjadi interaksi diantara keduanya. Bentuk interaksi tersebut dapat
bermacam-macam, salah satunya adalah kompetisi. Kompetisi dalam arti yang
luas ditujukan pada interaksi antara dua organisme yang memperebutkan sesuatu
yang sama. Kompetisi antar spesies merupakan suatu interaksi antar dua atau
lebih populasi spesies yang mempengaruhi pertumbuhannya dan hidupnya secara
merugikan. Bentuk dari kompetisi dapat bermacam-macam.
Kecenderungan dalam kompetisi menimbulkan adanya pemisahan secara
ekologi, spesies yang berdekatan atau yang serupa dan hal tersebut di kenal
sebagai azaz pengecualian kompetitif (competitive exclusion principles).
Kompetisi dalam suatu komunitas dibagi menjadi dua, yaitu kompetisi sumber
daya (resources competition atau scramble atau (exploitative competition), yaitu
kompetisi dalam memanfaatkan secara bersama-sama sumber daya yang terbatas
Inferensi (inference competition atau contest competition), yaitu usaha pencarian
sumber daya yang menyebabkan kerugian pada individu lain, meskipun sumber
daya tersebut tersedia secara tidak terbatas. Biasanya proses ini diiringi dengan
pengeluaran senyawa kimia (allelochemical) yang berpengaruh negatif pada
individu lain (Gardner, 1990)
Kompetisi adalah interaksi antar individu yang muncul akibat kesamaan
kebutuhan akan sumberdaya yang bersifat terbatas, sehingga membatasi
kemampuan bertahan (survival), pertumbuhan dan reproduksi individu kompettisi
didefinisikan sebagai interaksi antar individu yang berakibat pada pengurangan
kemampuan hidup mereka. Kompetisi dapat terjadi antar individu (intraspesifik)
dan antar individu pada satu spesies yang sama atau interspesifik.
B. Tipe-tipe Kompetisi
Terdapat dua kompetisi yang umum, yaitu kompetisi intraspesifik
(intraspecific competition) dan kompetisi interspesifik (interspecific competition).
Kompetisi intraspesifik adalah kompetisi antar individu yang sama, sedangkan
kompetisi interspesifik adalah kompetisi antar spesies yang berbeda. Kompetisi
yang dimaksud adalah persaingan dalam mendapatkan sumber daya-sumber daya
yang akan menjamin kelangsungan dan keberlanjutan hidup – makanan, kandang,
air minum, dan lainnya.
1. Kompetisi Intraspesifik (intraspecific competition)
Kompetisi intraspesies/interspesifik adalah suatu model logistik
(peningkatan kepadatan populasi mengurangi ketersediaan sumberdaya
bagi individu suatu organisme, dan keterbatasan sumberdaya akhirnya
membatasi pertumbuhan populasi. Dengan kata lain kompetisi intraspesies
adalah ketahanan individu-individu dari spesies yang sama pada
sumberdaya terbats yang sama. Ketika ukuran populasi meningkat,
kompetisi menjadi lebih sering dan laju pertumbuhan menurun sebanding
dengan intensitas kompetisi, laju pertumbuhan populasi bergantung pada
kepadatan.
Dalam pertumbuhan populasi terbatas suatu faktor yang
bergantung terhadap kepadatan adalah faktor yang dapat memperkuat
peningkatan ukuran suatu populasi serta dapat mengurangi laju
pertumbuhan suatu populasi dengan cara menurunkan kemampuan
reproduksi atau dengan cara meningkatkan mortalitas (kematian) dalam
suatu populasi yang sudah begitu padat. Secara umum, faktor yang
bergantung pada kepadatan yang membatasi pertumbuhan suatu populasi
dapat dikatakan menetukan daya tampung atau lingkungan.
Keterbatasan sumberdaya dalam populasi padat dapat
mempengaruhi ukuran populasi di masa depan dengan sangat mengurangi
reproduksi. Peningkatan kepadatan populasi menyebabkan peningkatan
kompeisi intraspesies atas nutrien yang menurun yang menyebabkan
angka kelahiran yang lebih rendah. Faktor-faktor selain kompetisi
intraspesies untuk mendapatkan nutrien juga dapat membatasi populasi.
Kepadatan populasi juga mempengaruhi kesehatan dan peluang bertahan
hidup tumbuhan dan hewan.
2. Kompetisi Interspesifik (interspecific competition).
Kompetisi interspesies/interspesifik adalah kompteisi yang
terdapat lebih dari satu macam spesies dalam suatu wilayah untuk bersaing
secara dengan beberapa sumber daya alam yang penting. Tak ada spesies
yang mampu secara tidak terbatas untuk menghuni suatu ceruk yang sama
dengan serentak. Pada kondisi tersebut, salah satu dari spesies-spesies
tersebut akan hilang atau malah setiap spesies akan menjadi semakin
bertambah efisien dalam memanfaatkan atau mengolah sumber daya alam
tersebut terutama bagian dari ceruk tersebut untuk mencapai
keseimbangan. Dalam kondisi terakhir, persaingan interspesies akan
berkurang karena setiap spesies yang menghuni suatu ceruk mikro yang
terpisah.
Contoh persaingan interspesifik pada hewan terjadi pada Singa
dengan Hyena yang merebutkan hewan buruannya. Kompetisi tersebut
memainkan peran penting untuk keseimbangan alam. Kompetisi pada
mamalia karnivora sering memiliki efek yang sangat kuat karena adanya
kemungkinan melibatkan interaksi yang agresif secara langsung yang
dapat mengakibatkan cedera atau bahkan kematian pesaing karena
adaptasi morfologi dan perilaku mereka untuk membunuh.
C. Model Matematis Kompetisi
Model kompetisi dua populasi merupakan suatu model matematika yang
menggambarkan persaingan antar individu dalam satu populasi dan persaingan
antar dua populasi untuk mendapatkan kebutuhan hidup yang sama. Model
kompetisi dua populasi dipresentasikan dengan suatu sistem persamaan diferensial
biasa nonlinear autonomus.
Dalam pemodelan matematika, suatu keadaan saat tidak terjadi perubahan
jumlah populasi seiring berjalannya waktu diwakili oleh sebuah titik yang disebut
titik kesetimbangan. Titik kesetimbangan dalam model kompetisi dua populasi
mewakili beberapa kondisi yaitu kondisi saat kedua populasi punah, kondisi saat
hanya populasi pertama yang hidup, kondisi saat hanya populasi kedua yang
hidup, dan kondisi saat populasi pertama dan kedua hidup bersama.
Model yang terdiri atas dua spesies berbeda dengan salah satu dari
keduanya menyediakan makanan untuk yang lainnya merupakan salah satu
model interaksi spesies antara mangsa dan pemangsa yang populer dalam
pemodelan matematika. Interaksi antar populasi ini dinamakan relasi predator-
prey, dengan prey sebagai spesies yang dimangsa dan predator sebagai spesies
yang memangsa. Model predator-prey pertama kali dikenalkan oleh Lotka pada
tahun 1925 dan Volterra pada tahun 1926, sehingga model ini juga disebut model
Lotka-Volterra (Wijayanti, 2015).
Model Lotka-Volterra tersusun dari pasangan persamaan diferensial yang
mendeskripsikan predator-prey dalam kasus yang paling sederhana. Model ini
membuat beberapa asumsi:
1. Populasi prey akan tumbuh secara eksponen ketika tidak adanya predator
2. Populasi predator akan mati kelaparan ketika tidak adanya populasi prey
3. Predator juga dapat mengkonsumsi prey dengan jumlah yang tak terhingga
4. Tidak adanya lingkungan yang lengkap (kedua populasi berpindah secara
acak melalui sebuah lingkungan yang homogen)
Model Lotka Voltera belum memperhitungkan waktu yang diperlukan
oleh predator untuk mencerna makanannya serta pada kenyataan bahwa makanan
dari prey terbatas. Kemudian pada tahun 1950 Holling memperkenalkan fungsi
respon. Fungsi respon dalam ekologi adalah jumlah makanan yang dimakan oleh
predator sebagai fungsi kepadatan makanan. Dalam hal ini fungsi respon dibagi
atas tiga macam, yaitu fungsi respon tipe I, tipe II dan tipe III:
1. Fungsi respon tipe I terjadi pada predator yang memiliki karakteristik pasif,
atau lebih suka menunggu mangsanya, sebagai contoh predatornya adalah
laba-laba.
2. Fungsi respon tipe II terjadi pada predator yang berkarakteristik aktif dalam
mencari mangsa, sebagai contoh predator-nya adalah serigala. Ketika
serigala berhasil menangkap mangsanya maka serigala juga memerlukan
waktu untuk mencerna makanannya.
3. Fungsi respon tipe III terjadi pada predator yang cenderung akan mencari
populasi prey yang lain ketika populasi prey yang dimakan mulai berkurang.
Sebagai contoh pada rusa tikus (mice deer) yang bertindak sebagai predator
dengan kepompong kupu-kupu sebagai prey. Ketika jumlah kepompong
meningkat maka populasi tikus rusa juga akan meningkat secara
eksponensial, namun ketika jumlah kepompong mulai menurun maka tikus
rusa cenderung untuk mencari populasi kepompong yang lebih tinggi
Di dalam ekologi, fungsi respon pada model predator-prey menyatakan
tingkat asupan konsumen (predator) sebagai fungsi kepadatan makanan (prey).
Model predator-prey yang paling sederhana didasarkan pada model
LoktaVolterra. Model ini memiliki bentuk

Pada sistem Lokta-Volterra, fungsi respon p(x) berbentuk p(x) = ax dan


p(x) = q(x). Hal ini karena pada model ini waktu yang diperlukan predator untuk
mencerna makanannya tidak diperhatikan. Tetapi, dalam kenyataannya ketika
terjadi serangan prey oleh predator, maka secara realistik predator memerlukan
waktu untuk mencerna makanannya (Roat, 2012).
Model matematika untuk kompetisi interspesifik dapat menggambarkan
kondisi suatu spesies apabila dipengaruhi oleh keberadaan spesies lainnya, dan
lebih jauh dapat memprediksi apakah sekumpulan spesies berbeda tersebut dapat
tinggal bersama (coexist), atau tidak karena salah satu spesiesnya menuju
kepunahan akibat kalah saing dengan spesies lainnya dalam memanfaatkan
sumber daya yang ada. Salah satu model matematika yang terkenal untuk kondisi
tersebut adalah model Lotka-Volterra Kompetitif, yaitu sebuah model yang
merupakan modifikasi dari model mangsa-pemangsa (prey-predator) Lotka-
Volterra (atau biasa disebut model LotkaVolterra saja). Model Lotka-Volterra
sendiri merupakan model yang memiliki kemiripan dengan model matematika
logistik yang menggambarkan pertumbuhan populasi sebuah spesies dengan
batasan sumber daya, dengan penambahan interaksi antar spesies di dalam
persamaannya (Cahyani, 2015).
D. Pengaruh Adanya Kompetisi
Menurut Cahyani (2015), persaingan antar organisme dapat berakibat pada
ekosistem jangka pendek maupun jangka panjang.
1. Persaingan jangka pendek menyebabkan perubahan ekologik, misalkan
apabila singa atau klompok predator lainnya kalah dalam persaingan dan
akhirnya punah maka kelompok mangsa seperti kerbau, rusa dan lainnya
akan mengalami peningkatan populasi, dan hal ini tentu saja mengakibatkan
perubahan pada alam.
2. Persaingan jangka panjang menyebabkan terjadinya evolusi. Contohnya
evolusi dari kehidupan di laut ke darat. Sel-sel diduga berkembang
berkembang di laut, menurunkan jenis-jenis hewan dan tumbuhan air yang
hidup dan berkembang biak di dalam air. Karena adanya kompetisi,
organisme itu ada yang mencoba hidup ke darat. Setelah hidup di darat
terjadi kompetisi dalam memperebutkan makanan dan tempat hidup.
Beberapa spesies diduga berusaha kembali ke air. Dalam upaya kembali ke
air itu ada yang behasil, ada pula yang tidak berhasil.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kompetisi adalah interaksi antar individu yang muncul akibat kesamaan
kebutuhan akan sumberdaya yang bersifat terbatas, sehingga membatasi
kemampuan bertahan (survival). Kompetisi tediri atas 2 yaitu kompetisi
intraspesifik dan kompetisi interspesifik. Model matematis dalam ekologi
khususnya dalam kompetisi dipergunakan untuk membentuk hipotesis menganai
apakah yang terjadi bila dua spesies atau populasi hidup bersama mendiami
daerah yang sama. Model yang paling baik mengenal fenomena tersebut dikenal
sebagai persamaan Lotka-Volterra. Dampak dari adanya kompetisi juga
memberikan pengaruh jangka panjang dan jangka pendek bagi ekosistem.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat memberi pengetahuan yang
lebih luas dan informasi yang bermanfaat bagi pembaca dalam ilmu biologi
khususnya ekologi.
DAFTAR PUSTAKA

Cahyani. G. S. 2015. Prediksi Skenario Kompetisi dalam Kompetisi Interspesifik


Dua Spesies Menggunakan Metode Euler. Institut Teknologi Bandung:
Bandung.
Noughton. 1973. Ekologi Umum Edisi ke 2. Yogyakarta: UGM Press.
Nurhamiyawan, E. N. L., Prihandono, & Helmi. 2013. Analisis Dinamika Model
Kompetisi Dua Populasi yang Hidup Bersama di Titik Kesetimbangan
Tidak Terdefinisi. Bimaster, 2(3):197-204.
Roat, M. 2012. Bifurkasi Hopf pada Sistem Predator Prey dengan Fungsi Respon
Tipe II. Journal Universitas Negeri Yogyakarta. 3(3):1-2.
Wijayanti, P & M, Kharis. 2015. Analisis Model Predator-Prey Dua Spesies
Dengan Fungsi Respon Holling Tipe III. UNNES Journal of
Mathematics, 4(1).

Anda mungkin juga menyukai