Anda di halaman 1dari 16

Laporan Praktikum

(Dasar-dasar Ekologi) (103G0103)

INTERAKSI , KOMPETISI DAN BIOMASSA

Nama : Muhammad Suyudi

NIM : G011181101

Kelas : Ekologi F

Kelompok : 1 ( Satu )
Asisten : 1. Ainun Rahmawati N
2. Dinda Purnama Sari

DEPERTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Didalam suatu ekosistem selalu terjadi interaksi antar makhluk hidup dengan
makhluk hidup lainnya ataupun makhluk hidup dengan lingkungannya. Interaksi
tersebut dapat berupa interaksi positif yang saling menguntungkan dapat juga
interaksi negatif seperti kompetisi. Kompetisi tumbuhan dalam suatu spesies mampu
di liat pada jarak antar tumbuhan, di mana sebenarnya persaingan yang paling keras
terjadi antara tumbuhan yang sama spesiesnya, sehingga tegakan besar dari spesies
tunggal sangat jarang di temukan di alam. Persaingan antar tumbuhan yang sejenis
ini mempengaruhi pertumbuhannya karena pada umumnya bersifat merugikan.
Selain interasksi organisme atau vegetasi hidup di dalam suatu ekosistem yang
didalamnya juga merupakan masyarakat tumbuh-tumbuhan dalam arti luasnya. Pada
umumnya, tumbuhan terdiri dari beberapa golongan antara lain pohon yaitu berupa
tegakan dengan ciri-ciri tertentu. Kemudian dapat diketemukan semak belukar dan
lain-lain tergantung dari ekosistem yang diamati. Tumbuhan bawah merupakan
tumbuhan yang termasuk bukan tegakan atau pohon namun berada di bawah tegakan
atau pohon (Odum, 1993).
Dikarenakan karena keterbatasan sumber daya alam mengharuskan makhluk
hidup melakukan kempetisi atau persaingan dengan makhluk hidup lain agar tetap
mampu bertahan hidup. Kompetisi yang dilakukan organisme – organisme dapat
berupa keaktifan dalam memperebutkan kebutuhan tempat, makanan, unsur hara,
air, sinar, udara, agen penyerbukan, agen dispersal, atau factor- factor ekologi
lainnya sebagai sumber daya yang dibutuhkan oleh tiap-tiap organisme untuk hidup
dan pertumbuhan serta perkembangannya. (Indriyanto, 2010)
Biomassa merupakan ukuran yang berguna dan mudah diperoleh, tetapi tidak
memberikan petunjuk dinamika populasi. Ahli-ahli ekologi tertarik pada
produktivitas karena bila bobot kering suatu komunitas dapat ditentukan pada waktu
tertentu dan laju perubahan bobot kering dapat diukur, data itu dapat diubah menjadi
perpindahan energi melalui suatu ekosistem. Dengan menggunakan informasi ini
ekosistem yang berbeda dapat dibandingkan dan efisiensi nisbi untuk perubahan
penyinaran matahari menjadi bahan organik dapat dihitung (Indriyanto, 2006).
1.2. Tujuan Praktikum& Kegunaan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terjadinya kompetisi
secara interspesifik dan intraspesifik terhadap pertumbuhan tanaman,dan menghitung
besarnya biomassa yang dihasilkan oleh tanaman pada luasan tertentu.
Adapun kegunaan dari praktikum ini yakni memberikan pengertian tentang
interaksi tanaman pada tahap kompetisi,dan memberikan pemahaman tentang konsep
produktivitas(biomassa) tanaman yang dihasilkan dalam suatu periode tumbuh.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Interaksi Biomassa
Interaksi adalah hubungan antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk
hidup yang lainnya. Ada dua macam interaksi berdasarkan jenis organisme yaitu
intraspesifik dan interspesifik. Interaksi interspesifik adalah hubungan yang terjadi
antara organisme yang berasal dari satu spesies, sedangkan interaksi intraspesifik
adalah hubungan antara organisme yang berasal dari spesies yang berbeda dalam
suatu linkungan makhluk hidup. (Elfidasari,2007).
Interaksi adalah hubungan antara makhluk hidup yang satu dengan makhluk
hidup yang lainnya. Ada dua macam interaksi berdasarkan jenis organisme yaitu
intraspesifik dan interspesifik. Secara garis besar, interaksi interspesifik dan
intraspesifik dapat dikelompokkan menjadi beberapa bentuk dasar hubungan, yaitu
netralisme yaitu hubungan antara makhluk hidup yang tidak saling menguntungkan
dan saling merugikan satu sama lain, mutualisme yaitu hubungan antara dua jenis
makhluk hidup yang saling menguntungkan, parasitisme yaitu hubungan yang hanya
menguntungkan satu jenis makhluk hidup saja, sedangkan yang lainnya dirugikan,
predatorisme yaitu hubungan pemangsaan antara satu jenis makhluk hidup terhadap
makhluk hidup lain, kooperasi yaitu hubungan antara dua makhluk hidup yang
bersifat saling membantu antara keduanya, , dan antagonis yaitu hubungan dua
makhluk hidup yang saling bermusuhan (Kastono, 2008).
Secara garis besar, interaksi adalah suatu hubungan timbal balik antara
makkhluk hidup. Interaksi dapat dikelompokkan menjadi beberapa bentuk dasar
hubungan, yaitu netralisme yaitu hubungan antara makhluk hidup yang tidak saling
menguntungkan dan saling merugikan satu sama lain, mutualisme yaitu hubungan
antara dua jenis makhluk hidup yang saling menguntungkan, parasitisme yaitu
hubungan yang hanya menguntungkan satu jenis makhluk hidup saja, sedangkan
yang lainnya dirugikan, predatorisme yaitu hubungan pemangsaan antara satu jenis
makhluk hidup terhadap makhluk hidup lain, kooperasi yaitu hubungan antara dua
makhluk hidup yang bersifat saling membantu antara keduanya, komensalisme yaitu
hubungan antara dua makhluk hidup yang satu mendapat keuntungan sedang yang
lain dirugikan, dan antagonis yaitu hubungan dua makhluk hidup yang saling
bermusuhan dalam suatu lingkungan. (Elfidasari,2007).
Biomassa tanaman merupakan ukuran yang paling sering digunakan untuk
menggambarkan dan mempelajari tanaman. Ini didasarkan atas kenyataaan bahwa
taksiran biomassa tanaman relative mudah diukur dan merupakan integrasi dari
hamper semua peristiwa yang dialami tanaman (Sitompul dan Guritno, 1995).
Biomassa adalah jumlah bahan organik yang terdapat pada saat pengukuran
dan dinyatakan dalam satuan bobot persatuan luas persatuan waktu misalnya,
kg/ha/th, maka hal ini disebut produktivitas (Soekotjo, 1976).
Dimana pun ia berada suatu organisme tidak akan dapat hidup mandiri. Untuk
kelangsungan hidupnya, suatu organisme akan bergantung pada kehadiran organisme
lain dan sumber daya alam yang ada disekitarnya untuk keperluan pangan,
lindungan, pertumbuhan, perkembangbiakan, dan sebagainya. Hubungan antara suatu
individu dengan lingkungannya sangat rumit dan timbal balik sifatnya. Setiap
ekosistem atau komunitas, atau bagian-bagiannya memiliki produktivitas dasar atau
disebut pula produktivitas primer. Batasan produktivitas primer adalah kecepatan
penyimpanan energi potensial oleh organisme produsen, melalui proses fotosintesis
dan kemosintesis, dalam bentuk bahan-bahan organik yang dapat pula digunakan
sebagai bahan pangan (Nurdin Muhammad Suin, 2003).
2.2. Kompetisi Secara Interspesifik dan Intraspesifik
Interspesifik didefinisikan sebagai kompetisi yang dapat terjadi antar individu
pada satu spesies yang sama atau sebagai interaksi antar individu yang berakibat
pada pengurangan kemampuan hidup mereka. (Molles,2002)
Kompetisi interspesifik antara kedua spesies dapat mengakibatkan kepunahan
salah satu atau kedua kompetitor di habitat mereka, atau keduanya saling
berkoeksistensi di habitatnya. Pada keadaan terjadinya kepunahan (bisa akibat
migrasi atau mati) satu spesies, Salah satu spesies kompetitor itu unggul dan
mendesak spesies yang lemah. Bila spesies yang lemah tidak mengubah nichenya
sehingga tingkat keberimpitan nichenya berkurang maka akan terjadilah kepunahan
populasi di habitat tersebut. Seandainya spesies yang lemah dapat menyesuaikan diri
dengan spesies unggul maka keduanya dapat berkoeksistensi di habitat tersebut
(Nurdin Muhammad Suin, 2003).
Interaksi-interaksi yang terjadi dapat berupa interaksi antarindividu dari spesies
yang sama (intraspesifik) atau interaksi antarindividu dari spesies yang berbeda
(interspesifik) (Indriyanto 2010).
Kompetisi intraspesifik dapat terjadi karena tumbuhan tersebut saling
merebutkan unsure hara yang terdapat dalam tanah dimana kedua tanaman tersebut
ditanam. Terjadinya kompetisi antara tanaman sejenis tersebut mengakibatkan salah
satu dari tanaman tersebut dan keduanya sedikit terhambat (Nasyirsyah, 2008).
2.3. Keuntungan atau kerugian kompetisi interspesifik
Kompetisi antar spesies merupakan suatu interaksi antar dua atau lebih
populasi spesies yang mempengaruhi pertumbuhannya dan hidupnya secara
merugikan. Bentuk dari kompetisi dapat bermacam-macam. Kecenderungan dalam
kompetisi menimbulkan adanya pemisahan secara ekologi, spesies yang berdekatan
atau yang serupa. Kompetisi dalam suatu komunitas dibagi menjadi dua, yaitu
kompetisi sumber daya yaitu kompetisi dalam memanfaatkan secara bersama-sama
sumber daya yang terbatas inferensi (inference competition atau contest
competition), yaitu usaha pencarian sumber daya yang menyebabkan kerugian pada
individu lain, meskipun sumber daya tersebut tersedia secara tidak terbatas
berpengaruh negatif pada individu lain (Noughton,2001).
Menurut Harter (2000), mengatakan bahwa dua jenis populasi tumbuhan dapat
bertahan bersama bila individu-individunya secara bebas di kendalikan oleh hal – hal
sebagai berikut :
1. Perbedaan unsur hara.
2. Perbedaan sebab-sebab kematian.
3. Kepekaan terhadap berbagai senyawa racun.
4. Kepekaan terhadap faktor-faktor yang mengendalikan sama dan pada waktu
yang berbeda.
Keuntungan dari Kompetisi interspesifik ialah dapat menghasilkan penyesuaian
keseimbangan oleh spesies atau dari satu populasi menggantikan yang
lain,Sedangkan kerugiannya setiap anggota populasi dapat memakan anggota
populasi yang lainnya, bersaing terhadap makanan, mengeluarkan kotoran yang
merugikan lainnya, dapat saling membunuh, dan interaksi tersebut dapat searah
ataupun dua arah (timbal balik). (Odum, 1993)
2.4. Keuntungan atau kerugian kompetisi intraspesifik
Intraspesifik merupakan mekanisme interaksi dari dalam individu organisme
yang sama untuk turut mengendalikan kelimpahan populasinya. Pada hakikatnya
mekanisme intraspesifik yang di maksud merupakan perubahan biologi yang
berlangsung dari waktu ke waktu (Wirakusumah, 2003).
Kompetisi interspesifik antar kedua spesies dapat mengakibatkan kepunahan
salah satu atau kedua kompetitor di habitat mereka, atau keduanya saling
berkoeksistensi di habitatnya. Pada keadaan terjadinya kepunahan (bisa akibat
migrasi atau mati) satu spesies, salah satu spesies kompetitor itu unggul dan
mendesak spesies yang lemah. Bila spesies yang lemah tidak mengubah nichenya
sehingga tingkat keberimpitan nichenya berkurang maka akan terjadilah kepunahan
populasi di habitat tersebut. Seandainya spesies yang lemah dapat menyesuaikan diri
dengan spesies unggul maka keduanya dapat berkoeksistensi di habitat tersebut atau
mencapai keseimbangan (Indriyanto, 2008).
mengatakan bahwa persaingan intraspesifik di gunakan untuk menggambarkan
adanya persaingan antar individu-individu tanaman yang sejenis. Setiap organisme
yang berinteraksi akan di rugikan jika sumber daya alam menjadi terbatas jumlahnya.
Yang jadi penyebab terjadinya persaingan antara lain makanan atau zat hara, sinar
matahari, dan lain – lain (Setiyadi, 1989).
Persaingan diantara tumbuhan secara tidak langsung terbawa oleh modifikasi
lingkungan. Di dalam tanah, sistem-sistem akan bersaing untuk air dan bahan
makanan, dan karena mereka tak bergerak, ruang menjadi faktor yang penting. Di
atas tanah, tumbuhan yang lebih tinggi mengurangi jumlah sinar matahari yang
mencapai tumbuhan yang lebih rendah dan memodifikasi suhu, kelembapan serta
aliran udara pada permukaan tanah (Walid 2011).
2.5. Faktor – faktor yang mempengaruhi besar kecilnya biomassa
Bagian terbesar dari biomassa hutan adalah berupa batang-batang pohon yang
menyusun tegakan sebagai hasil akumulasi produksi bahan organik selama bertahun-
tahun. Adanya hubungan yang sangat erat antara jumlah biomassa tegakan dengan
umur tegekan akan diperoleh apabila tegakan tersebut tumbuh pada suatu kondisi
pertumbuhan yang sama. Biomassa tegakan hutan dipengaruhi oleh kerapatan
tegakan dan kualita tempat tumbuh. Tegakan yang makin rapat jarak tanamnya akan
mempunyai jumlah biomassa yang semakain besar walaupunbelum tentu dapat
menjamin kualita produksi (Satto dan Madgwick, 1982).
Biomassa tumbuhan bertambah karena tumbuhan menyerap karbondioksida
(CO2) dari udara dan mengubah zat ini menjadi bahan organik melalui proses
fotosintesis (Hamilton dan King, 1988). Serasah yang jatuh dipermukaan tanah
merupakan bagian dari tumbuhan yang telah mati dan belum mengalami
dekomposisi dan mineralisasi. Bahan organik hilang melalui jatuhan serasah
dijadikan sebagai salah satu faktor yang dapat dipakai untuk mengetahui nilai
produktivitas primer netto (Kurniasari, 2009).
BAB III
METODOLOGI
3.1. Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilaksanakan di Teaching Farm, Fakultas Pertanian, Universitas
Hasanuddin, Makassar. Waktu pelaksanaan praktikum interaksi kompetisi dan
biomassa dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 30 September 2018 pukul 15.00
WITA-selesai.
3.2. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan pada praktikum de interaksi kompetisi dan
biomassa adalah cangkul, dan alat tulis menulis.
Adapun bahan yang digunakan pada pelaksanaan adalah, polybag ukuran (40 ×
50) cm sebanyak 12 buah, kertas label, pupuk kandang, isolasi, dan tanah.
3.3. Prosedure kerja
Prosedur kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan alat yang akan digunakan.
2. Mencampur tanah dengan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1.
3. Masukkan campuran tersebut kedalam 12 polybag sebanyak kurang lebih ¾
bagian polybag.
4. Masukkan tanah ke ¼ bagian dari 12 polybag yang sebelumnya telah diisi
dengan campuran tanah dan pupuk kandang, keudian jenuhkan dengan air.
5. Memasukkan benih bayam kedalm polybag A1 sebanyak 3 benih, A2 sebanyak
5 benih dan A3 sebanyak 7 benih.
6. Masukkan pula 2 benih bayam dan 2 benih bayam pada polybag B1, B2, dan
B3.
7. Penyiraman dilakukan setiap sore hari.
8. Pengamatan dilakukan hingga akhir percobaan dengan selang waktu 2 minggu
sekali.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan dari pengamatan yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil seperti
pada tabel berikut:
Tabel 1. Pengamatan Kompetisi Intraspesifik
Tinggi Berat
Jumlah daun Biomassa g/m2
Perlakuan tanaman kering
1 2 1 2 1 2 1 2

A1 10 14 7 9 8,7 38,1 69,26g/m2 303,34 g/m2

A2 12 20 8 13 29,4 69,8 234,07g/m2 555,73g/m2


A3 15 21 12 15 42,3 77 336,78g/m2 613,05g/m2
Total 37 55 27 37 80,4 183 640,11 1472,12
Sumber data primer settelah diolah, 2018
Tabel 2. Hasil pengamatan komptetisi interspesifik (kangkung)
Tinggi Berat
Jumlah daun Biomassa g/m2
Perlakuan tanaman kering
1 2 1 2 1 2 1 2
B1 10 14 7 9 8,7 38,1 69,26g/m2 303,34g/m
B2 12 20 8 13 29,4 69,8 234,07g/m2 555,73g/m2
B3 15 21 12 15 42,3 77 336,78g/m2 613,05 g/m2
Total 37 55 27 37 80,4 183 640,11 11472,12
Sumber data primer settelah diolah, 2018

Tabel 3. Hasil pengamatan kompetisi interspesifik (Bayam)


Tinggi Jumlah
Berat kering Biomassa g/m2
Perlakuan tanaman daun
1 2 1 2 1 2 1 2
B1 14 22 5 13 22,2 56,1 176,75g/m2 109,07 g/m2
B2 18 9 8 4 59,0 13,7 446,65g/m2 164,01g/m2
B3 10 26 7 16 20,6 72,5 469,74g/m2 577,22g/m2
Total 42 57 20 33 101,8 142 1093,14 850,3
Sumber data primer settelah diolah, 2018
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh pada kompetisi intraspesifik dimana
pada perlakuan A1 tinggi rata-rata tanaman (12 cm) dengan T1 (10 cm) dan T2
(14cm), jumlah helai daun untuk T1 (7 helai) dan T2 (9 helai), berat kering 1 (8,7
gr), berat kering 2 (38,1gr) dan biomassa 1 (69,26 gr/m2) , bimassa 2 (303,340gr/ m2)
Perlakuan A2 tinggi rata-rata tanaman (16 cm) dengan T1 (12 cm) dan T2 (20 cm),
jumlah helai daun untuk T1 (8 helai) dan T2 (13 helai), berat kering 1 (29,4 gr) ,
berat kering 2 ( 69,8) dan biomassa 1 (234,07gr/m2) , biomassa 2 (555,73 gr/ m2).
Perlakuan A3 tinggi rata-rata tanaman (18 cm) dengan T1 (15 cm) dan T2 (21 cm),
jumlah helai daun untuk T1 (12 helai) dan T2 (15 helai), berat kering 1 (42,3 gr),
berat kering 2 (77gr) dan biomassa 1(336,78 gr/m2) , bimassa 2 (613,05 gr/m2)
Pada interaksi ini, masing-masing tanaman dapat tumbuh dengan baik karena
dalam suatu wadah (polybag) ditanami tanaman dengan spesies yang sama, interaksi
yang terjadi yaitu interaksi intraspesifik. Hal ini sesuai dengan pendapat Naughton
(2001), yang menyatakan bahwa interaksi dengan spesies yang sama akan
menggunakan faktor pembatas seperti cahaya, air dan lain sebagainya secara
bersama-sama sehingga tidak merugikan satu sama lain.
Pada interaksi interspesifik dimana perlakuan B1 tinggi tanaman kangkung T1
(10 cm), T2 (14 cm), jumlah helai daun tanaman kangkung T1 (7 helai), T2 (9 helai),
berat kering kangkung T1 (8,7gr) , T2 (38,7 gr) dan biomassa kangkung T1 (69,26
gr/cm2), T2 (303,34 gr/cm2). Perlakuan B2 tinggi tanaman kangkung T1 (12 cm), T2
(20 cm), jumlah helai daun tanaman kangkung T1 (8 helai), T2 (13 helai), berat
kering kangkung T1 (29,4gr) , T2 ( 69,8 gr) dan biomassa kangkung T1
(234,07gr/cm2), T2 (555,73gr/cm2). perlakuan B3 tinggi tanaman kangkung T1 (15
cm), T2 (21 cm), jumlah helai daun tanaman kangkung T1 (12 helai), T2 (15 helai),
berat kering kangkung T1 (42,3gr) , T2 (77 gr) dan biomassa kangkung T1 (336,78
gr/cm2), T2 (613,05 gr/cm2).
Pada interaksi interspesifik dimana perlakuan B1 tinggi tanaman bayam T1 (14
cm), T2 (22 cm), jumlah helai daun tanaman bayam T1 (5 helai), T2 (13 helai), berat
kering bayam T1 (22,2gr) , T2 (56,1 gr) dan biomassa bayam T1 (176,75 gr/cm2),
T2 (109,07 gr/cm2). Perlakuan B2 tinggi tanaman bayam T1 (18 cm), T2 (9 cm),
jumlah helai daun tanaman bayam T1 (8 helai), T2 (4 helai), berat kering bayam T1
(59,0gr ) , T2 ( 13,7 gr) dan biomassa bayam T1 (446,65gr/cm2), T2 (164,01gr/cm2).
perlakuan B3 tinggi tanaman bayam T1 (10 cm), T2 (26 cm), jumlah helai daun
tanaman bayam T1 ( 7 helai ), T2 (16 helai), berat kering bayam T1 (20,6 gr) , T2
(72,5 gr) dan biomassa bayam T1 (1093,14 gr/cm2), T2 (850,3 gr/cm2).
Pada interaksi ini, masing-masing tanaman kangkung dan bayam dapat tumbuh
akan tetapi terdapat berbagai perbedaan pertumbuhan kedua tanaman. Interaksi yang
terjadi antara kangkung dan bayam yaitu interaksi interspesifik dimana tanaman
kangkung disini pertumbuhan timggi tanaman lebih tinggi dibandingkan dengan
tanaman bayam, jumlah helai daun tanaman bayam sedikit berbeda dari tanaman
biasanya. Akibat dari interaksi ini, tanaman kangkung lebih baik pertumbuhannya
daripada tanaman bayam. Hal ini sesuai dengan pendapat Leksono (2007), yang
menyatakan bahwa kompetisi interspesifik terjadi antara dua organisme atau lebih
yang berlainan jenis. Spesies yang berhasil dalam kompetisi bergantung kepada
kemampuan pertumbuhan dan reproduksinya.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulam
Berdasarkan hasil pengamatan praktikum interaksi kompetisi dan biomassa,
maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Kompetisi intraspesifik adalah kompetisi yang terjadi antar spesies yang sama
sedangkan kompetisi interspesifik adalah kompetesi yang terjadi antar spesies
yang berbeda.
2. Kompetisi antar spesies merupakan suatu interaksi antar dua atau lebih populasi
spesies yang mempengaruhi pertumbuhannya dan hidupnya secara merugikan.
3. Persaingan yang terjadi antara organisme mempengaruhi pertumbuhan dan
hidupnya, dalam hal ini bersifat merugikan. Setiap organisme yang berinteraksi
akan di rugikan jika sumber daya alam menjadi terbatas jumlahnya.
4. Biomassa adalah total jumlah materi hidup diatas permukaan pada suatu pohon
dan dinyatakan dengan satuan ton berat kering per satuan luas.
5. Biomassa tumbuhan bertambah karena tumbuhan menyerap karbon dioksida
(CO2) dari udara dan mengubah zat itu menjadi bahan organik melalui proses
fotosintesis.
5.2 Saran
Dalam menyiram tumbuhan perlu dilakukan 2 kali sehari agar tanaman itu
betul-betul bisa tumbuh dengan baik. Untuk menghitung biomassa maupun berat
keringnya perlu dilakukan dengan teliti agar data yang diperoleh lebih akurat dan
lebih tepat, serta kerja sama tim sangat diperlukan.

Daftar Pustaka

Elfidasari.2007.Jenis Interaksi Intraspesifik dan Interspesifik. Jurnal biodiversitas.


Banten.
Harter. 2000. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Lapangan dan Laboratorium. UI
Press . Jakarta.
Indriyanto.2010.Ekologi Hutan. Cetakan ketiga. Jakarta, PT Bumi Aksara
Indriyanto.2006.Ekologi Hutan.Penerbit Bumi Aksara,Jakarta.
Kastono.2008.Ilmu Gulma, Jurusan Pengantar  Budidaya Pertanian. Universitas
Gadjah Mada .Yogyakarta.
Leksono, A.Setyo.2007. Ekologi Pendekatan Deskriptif dan Kuantitatif. Malang :
Bayumedia.
Odum. 1993. Dasar-dasar Ekologi. Universitas Gadjah Mada Press: Yogyakarta.
Molles, M.C.2002. Ecology: Concepts and Applications3rd Edition. New York: Me
Graw Hill.
Naughhton.2001. Ekologi Umum edisi Ke 2. Universitas Gadjah Mada
Press  Yogyakarta
Nurdin Muhammad Suin.(2003).Kompetisi Interspesifik . Jakarta : Bumi Aksara.
Setiyadi, Dedi, Muhadiono, Ayip Yusron. 1989. Penuntun Praktikum Ekologi.PAU
Ilmu Hayat IPB:Bogor. Sitompul dan Guritno.1995.Foresty Biomassa. UGM
Press. Yogyakarta.
Soekotjo.(1976). Foresty. Biomassa. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
Walid. 2011. Persaingan intraspesifik. Model Pendidikan Karakter di Perguruan
Tinggi Agama Islam. Jurnal El-Qudwah.
Wirakusumah, S.2003. Dasar-dasar Ekologi bagi populasi dan Komunitas.UI-Press.
Jakarta

LAMPIRAN

A. Perhitungan luas permukaan polybag


L = π r2
= 3,14 . 20 cm2
= 3,14 . 400 cm2
= 1.256 cm2
= 0,1256 m2
B. Pengamatan kompetisi intaspesifik bayam
a. A1 Bayam
Berat kering 8,7
Biomassa = = = 69,26g/m2
Luas permukaan media 0,1256
b. A2 Bayam
Berat kering 29,4
Biomassa = = = 234,07 g/m2
Luas permukaan media 0,1256
c. A3 Bayam
Berat kering 42,3
Biomassa = = = 336,78g/m2
Luas permukaan media 0,1256
C. Pengamtan kompetisi interspesifik tanaman bayam
a. B1
Berat kering 38,1
Biomassa = = =303,34 g/m2
Luas permukaan media 0,1256
b. B2
Berat kering 69,8
Biomassa = = = 555,73 g/m2
Luas permukaan media 0,1256
c. B3
Berat kering 77
Biomassa = = = 613,05 g/m2
Luas permukaan media 0,1256
D. Pengamtan kompetisi interpesifik tanaman bayam
a. B1
Berat kering 22,2
Biomassa = = = 176,75 g/m2
Luas permukaan media 0,1256
b. B1
Berat kering 56,1
Biomassa = = = 446,65 g/m2
Luas permukaan media 0,1256

b. B2
Berat kering 59,0
Biomassa = = = 469,74 g/m2
Luas permukaan media 0,1256
c. B2
Berat kering 13,7
Biomassa = = = 109,07 g/m2
Luas permukaan media 0,1256

d. B3
Berat kering 20,6
Biomassa = = = 164,01 g/m2
Luas permukaan media 0,1256
e. B3
Berat kering 72,5
Biomassa = = = 577,22 g/m2
Luas permukaan media 0,1256
Lampiran Foto

Anda mungkin juga menyukai