Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah


memberikan kesehatandan kesempatan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.Terima kasih kami ucapkan
padadosen yang senantiasa memberikan arahandan bimbingan pada
kelompok kami dan tidak lupa kami sampaikan rasa terimakasih kami
kepada teman sejawat yang senantiasa memberikan masukan,dorongan
dan inspirasi sehingga makalah ini tersusun dengan baik dengan judul
“Kalimat Tunggal dan Kalimat Majemuk”. Kami berusaha semaksimal
mungkin untuk menulis makalah ini dengan baik agar bermanfaat bagi
pembaca pada umumnya dan pada kelompok kami pada khususnya, yang
nantinya dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita.Namun, kami
sadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan minimnya
ilmu yang kami miliki.Maka kamisebagai penulis makalah ini menerima
kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk menindak lanjuti
makalah ini dikemudian hari agar lebih sempurna.

Makassar, Februari 2019

PENULIS

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................. 1

DAFTAR ISI ............................................................................................... 1

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 3

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 3

1.2. Rumusan Masalah ...................................................................... 3

`1.3. Tujuan .......................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 5

2.1. Sejarah Teknik Budidaya Hidroponik........................................ 5

2.2. Pengertian Hidroponik ............................................................... 7

2.3. Teknik Hidroponik....................................................................... 9

2.4. Faktor-faktor Penting dalam Budidaya Tanaman Hidroponik12

2.5. Teknik Budidaya Sayuran secara Hidroponik ........................... 15

BAB III PENUTUP ................................................................................... 21

3.1. Kesimpulan ............................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 22

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dunia sudah semakin canggih dengan teknologo-teknologi yang
sangat membantu manusia dalam beraktivitas, bahkan dari segi
pemenuhan pangan. Namun, hal yang masih selaras dengan
perkembangan teknologi yaitu perkembangan jumlah kelahiran manusia,
sehilngga semakin berkurangnya lahan untuk pemenuhan dalam segi
penanaman bahan pangan, melainkan lahan sudah banyak diperuntukkan
lahan pemukiman, dan bahkan juga yang kita lihat deasa ini, yaitu
pembukaan lahan untuk menanam tanaman yang bukan bahan pangan
pokok, melainkan hanya untuk memperkaya diri.
Bagaimana kita sebagai manusia yang masih ingin memenuhi
kebutuhan pangan menghadapi lahan tanam yang semakin berkurang?
Zaman yang serba modern ini bertanam tak lagi harus menggunakan
tanah. Berbagai metode bercocok tanam bisa digunakan bagi yang ingin
menekuninya. Salah satunya adalah bertanam secara hidroponik.
Hidroponik sendiri adalah suatu cara bertanam tanpa media tanah. Ketika
dihadapkan pada masalah yang di hadapi di dunia berkaitan dengan
produksi pangan, berkebun dengan sistem hidroponik (hydroponic
system) menawarkan solusi yang menjanjikan. Di negara-negara miskin di
mana tanah atau iklim tidak ramah terhadap pertanian, hidroponik
menawarkan cara untuk menumbuhkan tanaman pangan dengan mudah.
Juga, di daerah dimana tanah telah kehilangan nutrisi atau tanah subur
sulit didapat, hidroponik dapat menjadi alternatif ideal untuk bercocok
tanam.
1.2. Rumusan Masalah
1 Bagaimana Sejarah Teknik Budidaya Hidroponik?
2 Apa Pengertian Hidroponik Serta Bagaimana Penjelasannya?
3 Apa sajakah Teknik Hidroponik yang ada?
4 Faktor-Faktor Apa Yang Perlu Diperhatikan Dalam Teknik Budidaya
Hidroponik?

3
5 Bagaimana teknik budidaya hidroponik terhadap sayuran?
`1.3.Tujuan
1. Untuk mengetahui awal mula teknik budidaya hidroponik.
2. Untuk mengetahui pengertian hidroponik serta penjelasan mengenai
hidroponik.
3. Untuk mengetahui macam-macam teknik budiadaya hidroponik.
4. Untuk mengetahui factor-faktor yang perlu diperhatikan dalam teknik
budidaya hidroponik
5. Untuk mengetahui penerapan teknik budidaya hidroponik terhadap
sayuran.

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sejarah Teknik Budidaya Hidroponik
Hidroponik merupakan metode bercocok tanam tanpa tanah. Bukan
hanya dengan air sebagai media pertumbuhannya, seperti makna leksikal
dari kata hidro yang berarti air, tapi juga dapat menggunakan media-
media tanam selain tanah seperti kerikil, pasir, sabut kelapa, zat silikat,
pecahan batu karang atau batu bata, potongan kayu, dan busa. Mungkin,
bagi sebagian besar orang tidak akan percaya di antara ratusan tomat
yang dimakan tidak tumbuh di atas tanah melainkan di air. Seperti
percobaan yang yang dilakukan salah satu bapak hidroponik,
Dr.W.F.Gericke dari Universitas California pada tahun 1930-an. Latar
belakang Gericke meneliti sistem hidroponik ini, karena ia melihat luas
tanah di sekelilingnya terasa semakin menciut untuk ditumbuhi berbagai
tanaman.
Hasil penelitiannya yang mudah dan praktis ini pun cepat diketahui se-
antero Amerika. Bahkan tentara-tentara Amerika yang dinas di pulau-
pulau gersang dan terisolasi pun ikut menumbuhkan tanaman sayuran di
ruang tertentu dengan menggunakan sistem hidroponik. Begitu pula di
Jepang, yang didirikan segera setelah Perang Dunia II berakhir untuk
persediaan makanan bagi tentara pendudukan Amerika. Sejak saat itu,
banyak dibuat unit hidroponik yang berskala besar di Meksiko, Puerto
Rico, Hawaii, Israel, Jepang, India, dan Eropa. Dan lebih kompleks lagi,
hidroponik dijadikan sebagai bisnis besar dan diselenggarakan projek riset
terhadapnya, juga banyak berdiri perusahaan-perusahaan yang menaruh
perhatian pada bidang bercocok tanam paling logis di bumi dengan
penduduk yang terus bertambah.
Menurut Nicholls (1986),semua ini dimungkinkan dengan adanya
hubungan yang baik antara tanaman dengan tempat pertumbuhannya.
Elemen dasar yang dibutuhkan tanaman sebenarnya bukanlah tanah, tapi
cadangan makanan serta air yang terkandung dalam tanah yang terserap

5
akar dan juga dukungan yang diberikan tanah dan pertumbuhan. Dengan
mengetahui ini semua, di mana akar tanaman yang tumbuh di atas tanah
menyerap air dan zat-zat vital dari dalam tanah, yang berarti tanpa tanah
pun, suatu tanaman dapat tumbuh asalkan diberikan cukup air dan garam-
garam zat makanan (Anonim. 2010).
Manipulasi yang dapat dilakukan selain perlakuan di atas adalah
pengontrolan. Dengan perawatan rutin (sehari hanya memakan waktu
maksimal 20 menit), kita dapat menikmati bermacam buah-buahan, sayur-
sayuran, dan rempah-rempah tanaman obat. Metode hidroponik
“mengizinkan” orang-orang yang tinggal di rumah dengan halaman yang
sempit dan juga siswa yang bertempat di tempat kos untuk menikmati
buah dari tangan dingin di tempat sendiri. Karena, itu tadi, tidak perlu
tanah! Keuntungan yang diperoleh pun cukup berlimpah. Pada bidang
tanah yang sempit dapat ditumbuhi lebih banyak tanaman dari yang
seharusnya. Lantas hasil tanaman buah dapat menjadi lebih masak
dengan cepat dan lebih besar. Air dan pupuk dapat lebih awet karena
dapat dipakai ulang. Nicholls (1986) menambahkan pula, hidroponik
memungkinkan kita untuk mengatur tanaman lebih teliti dan menjamin
hasil yang baik dan seragam.Setelah ribuan tahun manusia menetap di
muka bumi, dan seiring waktu yang terus berjalan, dunia makin kecil
dengan bertambahnya populasi bumi yang melaju cepat. Tidak dapat
dibayangkan jika Tuhan tidak memberi kita otak atau akal. Apa yang akan
terjadi dengan dunia? Tanah makin sedikit, banyak yang dirombak untuk
dibangun rumah-rumah masyarakat. Populasi tumbuhan pun semakin
berkurang. Di sisi lain, sekarang sedang maraknya bioteknologi di
berbagai bidang, salah satunya bidang pertanian. Setelah melakukan
berbagai penelitian, bioteknologi merupakan satu jalan menuju
kesejahteraan manusia mengingat lahan pertanian Asia yang semakin
kecil. Adapun tanaman-tanaman yang berhasil dimutasikan gennya
(transgenik) adalah kapas, jagung, buah-buahan yang memang
menjadikan kualitasnya lebih baik, tahan hama penyakit, dan hasilnya pun

6
lebih banyak. Namun bioteknologi tidak semulus kelihatannya, banyak
pihak, terutama dari perkumpulan lingkungan hidup semacam
Greenpeace, percaya tanaman transgenik justru akan mengembangkan
virus penyakit yang lebih kebal.
Adanya bahaya hipotetik pada tanaman kapas, dan seperti yang
dikatakan Setyarini (2000), jagung transgenik akan dimakan hewan
unggas. Dalam rantai makanan, unggas tersebut akan dimakan manusia.
Yang sangat dikhawatirkan adalah dalam unggas tersebut terdapat
genetically modified organism (GMO) yang efeknya cukup riskan dalam
tubuh manusia. Masalah lainnya adalah potensinya dalam mengganggu
keseimbangan lingkungan antara lain serbuk sari jagung di alam dapat
mengawini gulma-gulma liar, sehingga menghasilkan gulma unggul yang
sulit dibasmi.
Tanaman transgenik meskipun memiliki kehebatan yang
menakjubkan, berkualitas tinggi, kebal terhadap serangan hama hingga
petani tidak perlu menyemprot pestisida, serta meningkatkan
swasembada pangan tanaman, dan sebagainya, namun kita tetap harus
mempertimbangkan kemungkinan besar lain, yang tidak kalah penting
hingga berpengaruh terhadap keseimbangan alam dan kesehatan kita.
Karena hal ini pun, sepertinya metode hidroponik merupakan alternatif
paling aman. Dan mungkin hidroponik ini tidak akan menarik jika sistem
tanah memiliki kualitas yang baik, konsisten, dan semua penanaman
cukup berinteraksi dengan tanah. Tinggal dalam apartemen yang paling
kecil sekalipun tidak menutup kemungkinan kita dapat menanam bunga,
buah, dan sayur-sayuran. Untuk mencapainya dapat dilakukan dengan
sistem hidroponik dalam pot yang kecil-kecil. Intinya, saat ini bercocok
tanam dengan hidroponik menjadi alternatif paling realistis jika hidup di
kota (Anonim, 2010).
2.2. Pengertian Hidroponik
Hidroponik berasal dari kata Yunani, yaitu hydro artinya "air" dan
ponos artinya "mengerjakan". Pengertian hidroponik adalah suatu teknik

7
atau metode bercocok tanam tanpa menggunakan tanah. Media-media
tanamnya dapat berupa kerikil, pasir, sabut kelapa, zat silikat, pecahan
batu karang atau batu bata, potongan kayu, atau busa. Elemen dasar
yang dibutuhkan tanaman sebenarnya bukanlah tanah, tetapi cadangan
makanan dan air yang terkandung dalam tanah yang diserap akar. Berarti
dapat disimpulkan bahwa suatu tanaman dapat tumbuh tanpa tanah,
asalkan diberikan cukup air dan garam-garam mineral.
Dengan menggunakan hidroponik para petani akan dapat
meningkatkan kualitas dan hasil produksi tanaman yang dapat di lakukan
dengan menggunakan lahan sempit di perkotaan dengan media rumah
kaca. Untuk menghasilkan produksi tanaman yang baik dan juga
melimpah, para petani harus memperhatikan faktor yang mempengaruhi
kualitas dari tanaman yang salah satunya adalah tingkat kelembapan
pada rumah kaca atau lainnya.
Tanaman hidroponik bisa dilakukansecara kecil-kecilan di rumah
sebagai suatu hobi ataupun secara besar-besarandengan tujuan
komersial. Beberapa kelebihan tanaman dengan sistim hidroponik ini
antara lain:
1. Ramah lingkungan karena tidak menggunakan pestisida atau obat
hama yang dapat merusak tanah, menggunakan air hanya 1/20 dari
tanaman biasa, danmengurangi CO2 karena tidak perlu menggunakan
kendaraan atau mesin.
2. Tanaman ini tidak merusak tanah karena tidak menggunakan media
tanah danjuga tidak membutuhkan tempat yang luas.
3. Bisa memeriksa akar tanaman secara periodik untuk memastikan
pertumbuhannya.
4. Pemakaian air lebih efisien karena penyiraman air tidak perlu
dilakukansetiap hari sebab media larutan mineral yang dipergunakan
selalu tertampung didalam wadah yang dipakai.
5. Hasil tanaman bisa dimakan secara keseluruhan termasuk akar
karena terbebasdari kotoran dan hama.

8
6. Lebih hemat karena tidak perlu menyiramkan air setiap hari,
tidakmembutuhkan lahan yang banyak, media tanaman bisa dibuat
secara bertingkat.
7. Pertumbuhan tanaman lebih cepat dan kualitas hasil tanaman dapat
terjaga. Bisa menghemat pemakaian pupuk tanaman.
8. Tidak perlu banyak tenaga kerja. Lingkungan kerja lebih bersih.
9. Tidak ada masalah hama dan penyakit tanaman yang disebabkan
oleh bakteri, ulatdan cacing nematod yang banyak terdapat dalam
tanah.
Beberapa tanaman yang sering ditanam secara hidroponik, adalah
sayur-sayuran seperti bak choy, brokoli, sawi, kailan, bayam, kangkung,
tomat, bawang, bahkanstrowbery, dll. Tanaman demikian sering menjadi
pilihan utama kaum vegan/vegetarianyang sangat memperhatikan proses
suatu tanaman apakah terdapat pembunuhanmakhluk hidup, tercampur
unsur kimiawi, konservasi lingkungan dan usahapenghijauan.
2.3. Teknik Hidroponik
Terdapat dua teknik utama dalam cara bercocok tanam hidroponik.
Yang pertama menggunakan larutan dan satunya menggunakan media.
Metode yang menggunakan larutan tidak membutuhkan media keras
untuk pertumbuhan akar, hanya cukup dengan larutan mineral bernutrisi.
Contoh cara dalam teknik larutan yang umum dipakai adalah teknik
larutan statis dan teknik larutan alir. Sedangkan untuk teknik media adalah
tergantung dari jenis media yang dipergunakan, bisa berupa sabut kelapa,
serat mineral, pasir, pecahan batu bata, serbuk kayu, dan lain-lain sebagai
pengganti media tanah (Susila, 2013).
Terlepas dari teknik yang diterapkan, kebanyakan tempat talangan
hidroponikterbuat dari plastik, tapi bahan lain juga bisa dipakai termasuk
bak beton, kaca, baja, kayu dan bahan solid lainnya. Tempat
penampungan harus dijauhkan daricahaya guna mencegah pertumbuhan
lumur di dalam air bernutrisi yang telah diisi.Berikut uraian beberapa
teknik hidroponik yang sering dipakai:

9
1. Substrate System
Substrate systematau sistem substrat adalah sistem hidroponik yang
menggunakan media tanam untuk membantu pertumbuhan tanaman.
Sitem ini meliputi:
1. Sand Culture
Biasa juga disebut „Sandponics‟ adalah budidaya tanaman dalam
media pasir. Produksi budidaya tanaman tanpa tanah secara komersial
pertama kali dilakukan dengan menggunakan bedengan pasir yang
dipasang pipa irigasi tetes. Saat ini Sand Culture dikembangkan
menjadi teknologi yang lebih menarik, terutama di Negara yang
memiliki padang pasir. Teknologi ini dibuat dengang membangun
sistem drainase dilantai rumah kaca, kemudian ditutup dengan pasir
yang akhirnya menjadi media tanam yang permanen. Selanjutnya
tanaman ditanam langsung dipasir tanpa menggunakan wadah, dan
secara individual diberi irigasi tetes.
b. Gravel Culture
Gravel Culture adalah budidaya tanaman secara hidroponik
menggunakan gravel sebagai media pendukung sistem perakaran
tanaman. Metode ini sangat populer sebelum perang dunia ke 2. Kolam
memanjang sebagai bedengan diisi dengan batu gravel, secara
periodik diisi dengan larutan hara yang dapat digunakan kembali, atau
menggunakan irigasi tetes. Tanaman ditanam di atas gravel
mendapatkan hara dari larutan yang diberikan. Walaupun saat ini
sistem ini masih digunakan, akan tetapi sudah mulai diganti dengan
sistem yang lebih murah dan lebih efisien (Longa, 2014).
c. Rockwool
Rockwool Adalah nama komersial media tanaman utama yang telah
dikembangkan dalam sistem budidaya tanaman tanpa tanah. Bahan ini
besarsal dari bahan batu Basalt yang bersifat Inert yang dipanaskan
sampai mencair, kemudian cairan tersebut di spin (diputar) seperti

10
membuat aromanis sehingga menjadi benang-benang yang kemudian
dipadatkan seperti kain „wool‟ yang terbuat dari „rock‟.Rockwool.
2. Kultur Air
Diantara budidaya tanaman tanpa tanah, kultur air adalah budidya
tanaman yang menurut definisi merupakan sistem hidroponik yang
sebenarnya. Kultur air juga sering disebut true hydroponics, nutri culture,
atau bare root system. Di dalam kultur air, akar tanaman terendam dalam
media cair yang merupakan larutan hara tanaman, sementara bagian atas
tanaman ditunjang adanya lapisan medium inert tipis yang memungkinkan
tanaman dapat tumbuh tegak.
a. Wick System
Wick system merupakan teknik yang paling sederhana dan populer
digunakan oleh para pemula. Sistem ini termasuk pasif dan nutrisi
mengalir ke dalam media pertumbuhan dari dalam wadah
menggunakan sejenis sumbu. Wick sistem hidroponik bekerja dengan
baik untuk tanaman dan tumbuhan kecil. Sistem hidroponik ini tidak
bekerja dengan baik untuk tanaman yang membutuhkan banyak air.
2. Ebb & Flow System
Sebuah media tumbuh ditempatkan di dalam sebuah wadah yang
kemudian diisi oleh larutan nutrisi. Kemudian nutrisi dikembalikan ke
dalam penampungan, dan begitu seterusnya. Sistem ini memerlukan
pompa yang dikoneksikan ke timer. Pastikan Anda menggunakan
wadah yang cukup besar dan atur jarak antar tanaman agar
pertumbuhan tanaman tidak saling mengganggu
c. NFT (Nutrient Film Technique) System
Sistem ini merupakan cara yang paling populer dalam istilah
hidroponik. Konsepnya sederhana dengan menempatkan tanaman
dalam sebuah wadah atau tabung dimana akarnya dibiarkan
menggantung dalam larutan nutrisi. Sistem ini dapat terus menerus
mengalirkan nutrisi yang terlarut dalam air sehingga tidak memerlukan

11
timer untuk pompanya. NFT cocok diterapkan pada jenis tanaman
berdaun seperti selada (Ardeni, 2010).
d. Aeroponic System
Aeroponikmerupakan suatu cara bercocok tanam sayuran di udara
tanpa penggunaan tanah, nutrisi disemprotkan pada akar tanaman, air
yang berisi larutan hara disemburkan dalam bentuk kabut hingga
mengenai akar tanaman. Akar tanaman yang ditanam menggantung
akan menyerap larutan hara tersebut. Air dan nutrisi disemprotkan
menggunakan irigasi sprinkler. Kecanggihan sistem ini memungkinkan
Anda memperoleh hasil yang baik dan tercepat dibandingkan sistem
hidroponik lainnya. Hal ini disebabkan oleh larutan nutrisi yang
diberikan berbentuk kabut langsung masuk ke akar, sehingga tanaman
lebih mudah menyerap nutrisi yang banyak mengandung oksigen
e. Water Culture System
Dalam sistem hidroponik ini, akar tanaman yang tersuspensi dalam
air yang kaya nutrisi dan udara diberikan langsung ke akar. Tanaman
dapat ditempatkan di rakit dan mengapung di air nutrisi juga. Dengan
sistem hidroponik ini, akar tanaman terendam dalam air dan udara
diberikan kepada akar tanaman melalui pompa akuarium dan diffuser
udara. Semakin gelembung yang lebih baik, tanaman akar akan
tumbuh dengan cepat untuk mengambil air nutrisi.
2.4. Faktor-faktor Penting dalam Budidaya Tanaman Hidroponik
Beberapa faktor penting dalam menanam tanaman hidroponik harus
diperhatikan. Berikut ini adalah 4 faktor penting dalam budidaya tanaman
hidroponik.
1. Unsur Hara
Unsur hara begitu penting dalam tanaman hidroponik. Dua unsure
hara yang penting di sini, yaitu unsur hara mikro dan makro. Unsur hara
makro dibutuhkan dalam jumlah besar dan konsentrasinya dalam larutan
relatif tinggi. Beberapa komponen dari unsure hara makro meliputi N, P,
K, Ca, Mg, dan S.Sedangkan, unsur hara mikro hanya diperlukan dalam

12
konsentrasi yang rendah, yang meliputi unsur Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo,
dan Cl. Unsur hara yang tersedia bagi tanaman pada pH 5.5-7.5 tetapi
yang terbaik adalah 6.5. Hal ini dikarenakan pada kondisi ini unsur hara
dalam keadaan tersedia bagi tanaman. Larutan hara dibuat dengan cara
melarutkan garam-garam pupuk dalam air. Berbagai garam jenis pupuk
dapat digunakan untuk larutan hara, pemilihannya biasanya atas harga
dan kelarutan garam pupuk tersebut. Dan perlu diingat kebutuhan
tanaman akan unsur hara berbeda-beda menurut tingkat
pertumbuhannya dan jenis tanaman.
2. Media Tanam Hidroponik
Jenis media tanam yang digunakan sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Media yang baik membuat
unsur hara tetap tersedia, kelembaban terjamin, dan drainase baik.
Media yang digunakan tersebut harus mampu menyediakan air, zat hara,
dan oksigen serta yang terpenting tidak mengandung zat yang beracun
bagi tanaman. Bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai media tanam
dalam hidroponik antara lain pasir, kerikil, pecahan batu bata, arang
sekam, spons, dan sebagainya. Bahan yang digunakan sebagai media
tumbuh akan mempengaruhi sifat lingkungan media. Tingkat suhu,
aerasi, dan kelembaban media akan berlainan antara media yang satu
dengan media yang lain, sesuai dengan bahan yang digunakan sebagai
media.
3. Oksigen
Oksigen memang begitu dibutuhkan dalam setiap tumbuhan,
termasuk sistem tanaman hidroponik. Oksigen ini akan memberi
pengaruh yang kuat terhadap pertumbuhan akar sehingga tumbuhan
akan berkembang dengan baik. Dan hasilnya pun sayuran atau buah
yang sehat siap untuk dikosumsi. Akan tetapi sebaliknya, rendahnya
oksigen menyebabkan permeabilitas membran sel menurun, sehingga
dinding sel makin sukar untuk ditembus, Akibatnya tanaman akan

13
kekurangan air. Hal ini dapat menjelaskan mengapa tanaman akan layu
pada kondisi tanah yang tergenang.
Pemberian oksigen ini dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Beberapa diantaranya adalah memberikan gelembung-gelembung udara
pada larutan (kultur air), penggantian larutan hara yang berulang-ulang,
mencuci atau mengabuti akar yang terekspose dalam larutan hara, dan
juga memberikan lubang ventilasi pada tempat penanaman untuk kultur
agregat.
4. Air
Faktor yang keempat ini, yaitu air, memberikan pengaruh cukup kuat
terhadap tanaman hidroponik. Kualitas air yang baik dan bisa
dipergunakan juga harus diperhitungkan. Air yang bisa digunakan harus
sesuai tingkat salinitas yang tidak melebihi 2500 ppm, atau mempunyai
nilai EC tidak lebih dari 6,0 mmhos/cm serta tidak mengandung logam-
logam berat dalam jumlah besar karena dapat meracuni tanaman
(Jirirfarm. 2017).
5. Prospek Usaha Tanaman Hidroponik
Berbicara tentang usaha dalam bidang hidroponik tidak terlepas dari
jasa Bob Sadino yang dapat dianggap sebagai orang pertama yang
memperkenalkan sistembercocok tanam sayur hidroponik di Indonesia.
Sayuran hidroponik mulaidiperkenalkan oleh Bob Sadino di supermarket
KemChick pada sekitar tahun 90-an.Sekarang, sayur hydroponik dapat
dibeli di beberapa supermarket terkenal. Hargasayur hidroponik dipasang
dengan 4 hingga 5 kali lebih mahal daripada hargasayur biasa di pasar
tradisional. Namun, karena sayuran hidroponik terbebasdari pemakaian
pestisida, proses tanam hingga panen yang berhigenitas tinggi,
lebihsegar, dan packaging yang lebih baik, sehingga sayuran hidroponik
yang dijualdi beberapa supermarket selalu cepat terjual habis.
Dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan gerakan
vegan atau vegetarian dalam mengatasi permasalahan pemanasan
global, tentunya permintaan sayuran dan buah-buahan yang berasal dari

14
proses yang ramah lingkungan akan menjadi permintaan utama dalam
daftar konsumsi mereka. Karena terbatasnya persediaan, dan makin
tingginya permintaan sayuran jenishidroponik ini sehingga peluang bisnis
yang ramah lingkungan ini cukup baikuntuk digeluti oleh para pengusaha
dalam skala yang besar, termasuk peluangekspor ke pasar negara
tetangga yang permintaannya sangat tinggi, seperti Singapura dan
Malaysia.
Dari beberapa referensi yang diperoleh, biaya investasi untuk
penanaman hidroponik secara komersial dengan skala kecil untuk luas
tanah sekitar 100 m2sekitar Rp 150 juta untuk pembuatan bak tanaman,
bak penampung air, pipasaluran air, media, cairan larutan, dan bibit
tanaman. Pengembalian investasinya sekitar Rp 500 juta hingga Rp 750
juta per tahun (Girsang, 2011).
2.5. Teknik Budidaya Sayuran secara Hidroponik
1. Media
Media hidroponik yang baik memiliki pH yang netral atau antara 5.5 -
6.5. Selain itu media harus porous dan dapat mempertahankan
kelembaban. Media yang digunakan dapat dibedakan menjadi dua
berdasarkan tahap pertumbuhan tanaman :
a. Media untuk persemaian atau pembibitan
Untuk persemaian dapat digunkan media berupa pasir halus, arang
sekam atau rockwool. Pasir halus sering digunakan karena mudah
diperoleh dan harganya murah, namun kurang dapat menahan air dan
tidak terdapat nutrisi di dalamnya. Media yang biasa digunakan adalah
campuran arang sekam dan serbuk gergaji atau serbuk sabut kelapa.
b. Media untuk tanaman dewasa
Media untuk tanaman dewasa hampir sama dengan media semai,
yaitu pasir agak kasar, arang sekam, rockwool dan lain-lain. Media yang
ideal adalah arang sekam. Keuntungannya adalah kebersihan dan
sterilitas media lebih terjamin bebas dari kotoran maupun organisme
yang dapat mengganggu seperti cacing, kutu dan sebagainya yang dapt

15
hidup dalam pasir. Media arang sekam bersifat lebih ringan namun lebih
mudah hancur, penggunaannya hanya dapat untuk dua kali pemakaian.
Arang sekam dapat dibeli di toko-toko pertanian atau membuat sendiri.
2. Benih
Pemilihan benih sangat penting karena produktivitas tanaman
teranganutng dari keunggulan benih yang dipilih. Periksa label kemasan
benih, yaitu tanggal kadaluarsa, persentase tumbuh dan kemurnian benih.
Pemilihan komoditas yangakan ditanam diperhitungkan masak-masak
mengenai harga dan pemasarannya. Contoh sayuran eksklusif yang
mempunyai nilai jual di atas rat-rata adalah tomat Recento, ketimun
Jepang, Melon, parika, selada, kailan, melon dan lain-lain.
3. Peralatan Budidaya Hidroponik
Peralatan yang diperlukan adalah :Wadah semai, bisa menggunakan
pot plastik, polybag kecil, bak plastik, nampan semai, atau kotak
kayu. Wadah tanaman dewasa, umumnya digunakan polybag berukuran
30-40 cm dengan lobang secukupnya untuk mengalirkan kelebihan air
saat penyiraman.
a. Kertas tissu/koran basah untuk menjaga kelembaban
b. Ayakan pasir untuk mengayak media semai
c. Handsprayer untuk penyiraman
d. Centong pengaduk media
e. Pinset untuk mengambil bibit dari wadah semai
f. Polybag ukuran 5 kg untuk penanaman transplant
g. Benang rami (seperti yang sering digunakan tukang bangunan) untuk
mengikat tanaman
h. Ember penyiram
4. Pelaksanaan
a. Persiapan media semai
Sebelum melakukan persemaian, sempuran media semai diaduk
dahulu secara merata.

16
1) Persemaian Tanaman
a) Persemaian benih besar
Untuk benih yang berukuran besar seperti benih melon dan ketimun,
sebaiknya dilakukan perendaman di dala air hangat kuku selama 2-3 jam
dan langsung ditanamkan dalam wadah semai yang berisi media dan
telah disiram dengan air. Benih diletakkan dengan pinset secara horisontal
4-5 mm dibawah permukaan media. Transplanting bibit dari wadah semai
ke wadah yang lebih besar dapat dilakukan ketika tinggi bibit sekitar 12-15
cm (28-30 hari setelah semai).
b) Persemaian benih kecil
Untuk benih berukuran kecil seperti tomat, cabai, terong dan
sebagainya cara persemaiannya berbeda dengan benih besar. Pertama
siapkan wadah semai dengan media setebal 5-7 cm. Di tempat terpisah
tuangkan benih yang dicampurkan dengan pasir kering steril secukupnya
dan diaduk merata. Benih yang telah tercampur dengan pasir ditebarkan
di atas permukaan media semai secara merata, kemudian ditutup dengan
media semai tipis-tipis (3-5 mm). Setelah itu permukaan wadah semai
ditutup dengan kertas tisu yang telah dibasahi dengan handsprayer
kemudian simpan di tempat gelap dan aman.Wadah semai sebaiknya
dikenakan sinar matahari tip pagi selama 1-2 jam agar perkecambahan
tumbuh dengan baik dan sehat. Setelah benih mulai berkecambah, kertas
tisu dibuang.Setelah bibit mencapai tinggi 2-3 cm dipindahkan ke dalam
pot/polybag pembibitan.
2) Perlakuan semai
Bibit kecil yang telah berkecambah di dalam wadah semai perlu
disirami dengan air biasa. Penyiraman jangan berlebih, karena dapat
menyebabkan serangan penyakit busuk.
3) Pembibitan
Setalah bibit berumur 15-17 hari (bibit yang berasal dari benih kecil)
perlu dipindahkan dari wadah semai ke pot/polybag pembibitan agar dapat
tumbuh dengan baik. Caranya adalah dengan mencabut kecambah di

17
wadah semai (umur 3-4 minggu setelah semai) secara hati-hati dengan
tangan agar akar tidak rusak kemudian tanam pada lubang tanam yang
telah dibuat pada pot/polybag pembibitan.
4) Transplanting/pindah tanam
Sebelum dilakukan pindah tanam, perlu dilakukan persiapan media
tanam, yaitu dengan mengisikan media tanam ke polybag. Sebaiknya
pengisian dilakukan di dekat lokasi penanaman di dalam green house
agar sterilitas media tetap terjaga. Setelah wadah tanam siap dan
dibuatkan lubang tanam, maka transplanting siap dilakukan. Transplanting
dilakukan dengan membalikkan pot pembibitan secara perlahan-lahan dan
menahan permukaannya dengan jemari tangan (bibit dijepit diantara jari
telunjuk dan jari tengah). Jika pada pembibitan digunakan polybag, maka
cara transplanting bisa dilakukan dengan memotong/menggunting dasar
polybag secara horisontal.
5) Penyiraman
Penyiraman dilakukan secara kontinu, dengan indikator apabila media
tumbuh dipegang dengan tangan terasa kering. Meida tanam hidroponik
bersifat kering sehingga penyiraman tanaman jangan sampai terlambat.
Jenis dan cara penyiraman adalah sebagai berikut:
a) Penyiraman manual
Penyiraman dilakukan dengan handsprayer, gembor/emprat atau
gayung. Cara penyiramannya adalah sebagai berikut:
 Pada masa persemaian
Cara penyiraman untuk benih berukuran kecil cukup dengan
handsprayer 4-5 kali sehari untuk menjaga kelembaban media. Untuk
benih berukuran besar digunakan gembor/emprat berlubang halus atau
tree sprayer.
 Pada masa pembibitan
Penyiraman dilakukan dengan gembor dilakukan sebanyak 5-6 kali
sehari dan ditambahkan larutan encer hara.
 Pada masa pertumbuhan dan produksi

18
Penyiraman dilakukan dengan memeberikan 1.5-2.5 l larutan encer
hara setiap harinya.
b) Penyiraman otomatis
Penyiraman dapat dilakukan dengan Sprinkle Irrigation System dan
Drip Irrigation System, yaitu sistem penyiraman semprot dan tetes.
Sumber tenaga berasal dari pompa.
6) Perawatan Tanaman
Perawatan tanaman yang perlu dilakukan antara lain adalah :
a) Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan untuk membuang cabang yang tidak
dikehendaki, tunas air, atau cabang yang terkena serangan penyakit.
Pemangkasan dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan dan
produksi tanaman. Misal pada tomat recento hanya dipelihara satu
batang utama untuk produksi.
b) Pengikatan
Tanaman yang telah berada di wadah tanam selama 7 hari
memerlukan penopang agar dapat berdiri tegak sehingga tanaman
dapat tumbuh rapi dan teratur. Penopang tersebut diberikan dengan
cara mengikat tanaman dengan tali (benang rami).
c) Penjarangan bunga (pada sayuran buah)
Penjarangan bunga perlu dilakukan agar pertumbuhan buah sama
besar. Namun hasil penelitian penjarangan bunga pada ketimun
Gherkin tidak menunjukkan hasil yang berbeda dengan perlakuan
tanpa penjarangan bunga.
d) Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian dapat dilakukan baik secara manual maupun dengan
pestisida.
5. Panen dan Pasca panen
a. Pemanenan
Dalam pemanenan perlu diperhatikan cara pengambilan buah/ hasil
panen agar diperoleh mutu yang baik, misalnya dengan menggunakan

19
alat bantu pisau atau gunting panen. Cara panen yang benar dan hati-
hati akan mencegah kerusakan tanaman yang dapat mengganggu
produksi berikutnya. Kriteria panen masing-masing jenis sayuran
berlainan satu sama lainnya dan tergantung dari pasar. Makin besar
buah belum tentu makin mahal/laku, malah termasuk kriteria buah afkir
sehingga waktu panen yang tepat dan pengawasan pada proses
produksi perlu diperhatikan.
b. Penanganan pasca panen
Pemasaran produk hasil budidaya hidroponik sangat dipengaruhi
oleh perlakuan pasca panen. Standar harga penjualan produksi
tergantung dari menarik atau tidaknya produk yang dihasilkan, terutama
dilihat dari penampilan produk (bentuk, warna, dan ukuran). Perlakuan
pasca panen sangat penting karena kualitas produk tidak semata-mata
dari hasil produksi saja, melainkan sangat tegantung dan ditentukan
oleh penanganan pasca panen, kemasan, sistem penyusunan, metode
pengangkutam maupun selektivitas produk. Kerusakan produk dapat
dikurangai denganpenanganan pasca panen yang tepat sehingga
diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah pada produk yang dijual
(Longga, 2014).

20
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Seperti percobaan yang yang dilakukan salah satu bapak hidroponik,
Dr.W.F.Gericke dari Universitas California pada tahun 1930-an. Latar
belakang Gericke meneliti sistem hidroponik ini, karena ia melihat
luas tanah di sekelilingnya terasa semakin menciut untuk ditumbuhi
berbagai tanaman.
2. Pengertian hidroponik adalah suatu teknik atau metode bercocok
tanam tanpa menggunakan tanah. Media-media tanamnya dapat
berupa kerikil, pasir, sabut kelapa, zat silikat, pecahan batu karang
atau batu bata, potongan kayu, atau busa.
3. Terdapat dua teknik utama dalam cara bercocok tanam hidroponik.
Yang pertama menggunakan larutan dan satunya menggunakan
media. Metode yang menggunakan larutan tidak membutuhkan media
keras untuk pertumbuhan akar, hanya cukup dengan larutan mineral
bernutrisi. Teknik media adalah tergantung dari jenis media yang
dipergunakan, bisa berupa sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan
batu bata, serbuk kayu, dan lain-lain sebagai pengganti media tanah.
4. Faktor-faktor penting dalam budidaya tanaman hidroponik diantaranya
unsur hara, media tanam hidroponik, oksigen, dan air.
5. Teknik budidaya sayuran secara Hidroponik diantaranya dengan
menggunakan media, benih, peralatan budidaya hidroponik,
pelaksanaan, panen dan pasca panen.

21
DAFTAR PUSTAKA
Susila, Anas 2013. Bahan Ajar Mata Kuliah Dasar-Dasar Hortikultura.
Bogor: IPB Press.
Sudibyo, Karsono dkk. 2005. Hidroponik Tanpa Tanah. Jakarta:
AgroMedia Pustaka

Anonim. 2010. Pengertian dan Penjelasan Tanaman Hidroponik. Tersedia


[Online].http://www.g-excess.com/4457/pengertian-dan-penjelasan-
tanaman-hidroponik/diakses pada 13 Mei 2019 pukul 21.00

Ardeni, ananda. 2010. Makalah hidroponik. Tersedia [Online].


https://www.academia.edu/22740702/Makalah_hidroponik 13 Mei
2019 pukul 22.00
girsang, febri. 2011. Makalah Hidroponik. Tersedia [Online].
https://www.academia.edu/19716696/paper_makalah_hidroponik
paper, makalah 13 Mei 2019 pukul 22.30
Longa,R.2014.Makalahdasar.https://www.academia.edu/29176128/Makal
ah_Dasar2_aGRo_Ricardo.docdiakses pada 13 Mei 2019 pukul
23.00

22

Anda mungkin juga menyukai