Anda di halaman 1dari 21

KOMPETISI INTERSPESIES DAN INTRASPESIES

LAPORAN

OLEH:
AMIN HARIS SIHOMBING
210301031
AGROTEKNOLOGI 1

LABORATORIUM EKOLOGI TANAMAN


PROGRAM STUDI AGRPTEKNOLOGI
FKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2022
KOMPETISI INTERSPESIES DAN INTRASPESIES

LAPORAN

OLEH:
AMIN HARIS SIHOMBING
210301031
AGROTEKNOLOGI 1

Laporan sebagai salah satu syarat untuk dapat memenuhi komponen penilaian
Di Laboratorium Ekologi Tanaman Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Diperiksa Oleh
Asisten Korektor

(Nuril Hasahah Nasution)


NIM : 190301057

LABORATORIUM EKOLOGI TANAMAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2022
i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada

waktunya.

Adapun judul dari jurnal ini adalah “Kompetisi Interspesies dan

Intraspesies” yang merupakan salah satu syarat untuk memenuhi komponen

penilaian di Laboratorium Mikrobiologi Program Studi Agroteknologi Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu

Dr. Nini Rahmawati, SP, MSi., Dr. Ir. Yaya Hasanah

M.Si.,

Dr, Dra. Ir Chairani Hanum MS., Ir Irsal MP, selaku dosen pengampu Mata

Kuliah Ekologi Tanaman serta abang dan kakak asisten Laboratorium yang telah

membantu dalam menyelesaikan jurnal ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna.

Besar harapan penulis agar pembaca berkenan memberikan umpan balik berupa

kritik dan saran. Semoga laporan ini bisa memberikan manfaat bagi para pembaca.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, November 2022

Penulis
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR1

DAFTAR ISI2

PENDAHULUAN1
Latar Belakang1
Tujuan penulisan2
Kegunaan Penulisan3

TINJAUAN PUSTAKA4

BAHAN DAN METODE6


Tempat dan Waktu Praktikum6
Alat dan Bahan6
Prosedur Praktikum6

HASIL DAN PEMBAHASAN8


Hasil8
Pembahasan12

KESIMPULAN14

DAFTAR PUSTAKA15

LAMPIRAN16
1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kompetisi berasal dari kata latin yaitu “competere” yang berarti

“meminta” atau “meminta-minta” untuk hal yang sama dengan yang dilakukan

oleh pihak lain. Dalam kamus Inggris (Oxford English Dictionary), kompetisi

dibatasi dengan pengertian aksi dari usaha untuk mendapatkan apa yang

diusahakan pihak lain untuk didapat pada waktu yang sama. Kompetisi tanaman

adalah persaingan antara dua tanaman atau lebih, sejenis maupun berbeda jenis,

untuk memperebutkan faktor-faktor pendukung kehidupan yang sama-sama

dibutuhkan, karena faktor-faktor tersebut terbatas (Diana, 2013).

Kompetisi dapat didefinisikan sebagai salah satu bentuk interaksi antar

tumbuhan yang saling memperebutkan sumber daya alam yang tersedia terbatas

pada lahan dan waktu sama yang menimbulkan dampak negatif terhadap

pertumbuhan dan hasil salah satu jenis tumbuhan atau lebih. Sumber daya alam

tersebut contohnya air, hara, cahaya, CO2, dan ruang tumbuh. Persaingan dapat

terjadi antara sesama jenis atau antar spesies yang sama, dan dapat pula terjadi

diantara jenis-jenis berbeda. Persaingan sesama jenis pada umumnya terjadi lebih

awal dan menimbulkan pengaruh yang lebih buruk dibandingkan persaingan yang

terjadi antar sesama jenis yang berbeda (Farhan, 2012).

Kompetisi antara tanaman tersebut terjadi karena faktor tumbuh yang

terbatas. Faktor yang dikompetisikan antara lain hara, cahaya, CO2, cahaya dan

ruang tumbuh. Besarnya daya kompetisi tumbuhan kompetitor tergantung pada

beberapa faktor antara lain jumlah individu dan berat tanaman kompetitor, siklus

hidup tanaman kompetitor, periode tanaman, dan jenis tanaman. Oleh karena itu

dalam praktikum ini kita akan mengetahui faktor penentu apa saja yang
2

berpengaruh terhadap tanaman jagung dan kacang hijau yang di amati serta

interaksi yang terjadi diantara keduanya (Riyono, 2014).

Organisme yang saling bergantungan pada persediaan makanan yang sama

atau materi lain yang sangat penting merupakan saingan bagi organisme yang

lainnya. Tanaman bersaing ter utama untuk mendapatkan air dan sinar matahari

Kemungkinan untuk kekurangan air atau kekeringan dipersepsi memiliki bebat

pengaruh terpenting terhadap keberhasilan sistem pertanaman polikultur.

Berdasarkan urutan kepentingannya, bobot pengaruh tersebut diikuti oleh curah

hujan pertahun, efek naungan dari tanaman lain yang dapat mengurangi radiasi

sinar matahari, total kebutuhan air, curah hujan pertahun dan efek yang

diakbatkan lingkungan (Wibawani, 2019).

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap persaingan intraspesifik dan

interspesifik pada tumbuhan, yaitu yang pertama jenis tanaman. Faktor ini

meliputi sifat biologi tumbuhan, sistem perakaran, bentuk pertumbuhan secara

fisiologis. Misalnya adalah pada tanaman ilalang yang memiliki sistem perakaran

yang menyebar luas sehingga menyebabkan persaingan dalam memperebutkan

unsure hara. Kedua kepadatan tumbuhan, jarak yang sempit antar tanaman pada

suatu lahan dapat menyebabkan persaingan terhadap zat-zat makanan hal ini

karena zat hara yang tersedia tidak mencukupi bagi pertumbuhan tanaman

(Kusmiyati, 2020).

Tujuan penulisan

Adapun Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui interaksi antar

tanaman Kedelai (Glycine max L.) dan kacang hijau (Arachis hypogeae) terhadap

kompetisi interspesies dan intraspesies.


3

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan penulisan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk

dapat memenuhi komponen penilaian pada praktikum Laboratorium Ekologi

Tanaman Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera

Utara dan sebagai bahan informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.


4

TINJAUAN PUSTAKA

Terdapat dua kompetisi yang umum, yaitu kompetisi intraspesifik

(intraspecific competition) dan kompetisi interspesifik (interspecific competition).

Kompetisi intraspesifik adalah kompetisi antar individu yang sama, sedangkan

kompetisi interspesifik adalah kompetisi antar spesies yang berbeda. Kompetisi

yang dimaksud adalah persaingan dalam mendapatkan sumber daya-sumber daya

yang akan menjamin kelangsungan dan keberlanjutan hidup – makanan, kandang,

air minum, dan lainnya. Kompetisi interspesifik ini membantu para ilmuwan

Biologi dalam banyak hal, antar lain upaya menggambarkan evolusi spesies

tunggal serta dapat memprediksi struktur dari komunitas biologis (Irwan, 2017).

Dalam usaha mengkomposisikan jenis-jenis tanaman misalnya untuk

keperluan estetika, perlu diketahui bahwa hubungan sesama tanaman tertentu

memerlukan bantuan tanaman tertentu pula, misalnya untuk perlindungan.

Tumbuh-tumbuhan dapat mengahasilkan zat-zat yang dapat merangsang atau

meracuni jenis tumbuhan lain. Senyawa-senyawa ini dapat meracuni biji-biji

tanaman yang ada disekitarnya (Rahmad, 2017).

kompetisi didefinisikan sebagai interaksi antar individu yang berakibat

pada pengurangan kemampuan hidup mereka. Kompetisi dapat terjadi antar

individu (intraspesifik) dan antar individu pada satu spesies yang sama atau

interspesifik. Kompetisi dapat didefenisikan sebagai salah satu bentuk interaksi

antar tumbuhan yang saling memperebutkan sumber daya alam yang tersedia

terbatas pada lahan dan waktu sama yang menimbulkan dampak negatif terhadap

pertumbuhan dan hasil salah satu jenis tumbuhan atau lebih. Sumber daya alam

tersebut, contohnya air, hara, cahaya, CO2, dan ruang tumbuh (Kastono, 2015).
5

Secara teoritis ,apabila dalam suatu populasi yang terdiri dari dua spesies ,

maka akan terjadi interaksi diantara keduanya. Bentuk interaksi tersebut dapat

bermacam-macam,salah satunya adalah kompetisi. Kompetisi dalam arti yang luas

ditujukan pada interaksi antara dua organisme yang memperebutkan sesuatu yang

sama. Kompetisi antar spesies merupakan suatu interaksi antar dua atau lebih

populasi spesies yang mempengaruhi pertumbuhannya dan hidupnya secar

merugikan.Bentuk dari kompetisi dapat bermacam-macam (Kartika, 2016).

Setiap organisme yang berinteraksi akan di rugikan jika sumber daya alam

menjadi terbatas jumlahnya. Yang jadi penyebab terjadinya persaingan antara lain

makanan atau zat hara, sinar matahari, dan lain – lain. Faktor-fator intraspesifik

merupakan mekanisme interaksi dari dalam individu organisme yang turut

mengendalikan kelimpahan populasi. Pada hakikatnya mekanisme intraspesifik

yang di maksud merupakan perubahan biologi yang berlangsung dari waktu ke

waktu (Wirakusumah, 2013).


6

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Praktikum

Adapun praktikum in dilaksanakan di Jl. Dr. Mansyur Baru 2 No. 2a Tanjung

Rejo Medan Sunggal Kota Medan yang dilaksanakan secara daring pada hari

Kamis 22 September 2022 pukul 14:30 sampai dengan selesai.

Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam percobaan praktikum ini yaitu,

penggaris untuk mengukur tinggi tanaman, jangka sorong untuk mengukur

diameter batang, spidol untuk menandai jumlah daun, timbangan untuk

menimbang berat tajuk, alat tulis untuk menulis data, buku untuk mencatat data,

dan handphone untuk mengambil dokumentasi.

Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan praktikum ini yaitu

(benih kacang hijau, dan benih kacang kedelai), 3 buah polybag ukuran 5 kg

sebagai wadah media tanam, top soil untuk media tanam, label untuk menandai

polybag, air untuk menyiram tanaman.

Prosedur Praktikum

1. Dipersiapan Media Tanam dan Penanaman berupa top soil 3 polybag

berukuran 5 kg tanah.

2. Dimasukkan topsoil kedalam masing masing 3 polybag berukuran 5 kg.

3. Disiapkan benih kacang hijau dan jagung pada media tanam polybag (9 benih

kacang hijau dan 9 benih jagung).

4. Ditanam benih pada polybag dengan ketentuan :

 Polybag 1 : ditanam 6 benih kacang hijau dalam 1 polybag.


7

 Polybag 2 : ditanam 3 benih kacang hijau dan 3 benih kacang kedelai dalam

1 polybag.

 Polybag 3 : ditanam 6 benih kacang kedelai dalam 1 polybag.

5. Dilakukan pengamatan parameter dan pemeliharaan tanaman selama 4 MST

(Minggu Setelah Tanam) untuk diperoleh data. Adapun parameter pengamatan

yaitu:

 Tinggi Tanaman, dilakukan 1 minggu sekali dan dinyatakan dalam bentuk

cm.

 Jumlah daun, dilakukan 1 minggu sekali dan dinyatakan dalam bentuk

satuan helai.

 Diameter batang, dilakukan 1 minggu sekali dengan mengukur batang yang

berada didekat titik tumbuh tanaman.

 Bobot Segar Tajuk Tanaman, dilakukan pada pengamatan 4 MST, dengan

cara menimbangnya dengan timbangan digital dan dalam satuan gram

(g)/tanaman.

 Bobot Segar Akar Tanaman, diperoleh pada saat pengamatan ke 4 MST,

dengan cara menimbangnya dengan menggunakan timbangan digital dan

dalam satuan gram (g)/tanaman.

 Pengamatan Visual Morfologi Tanaman, Diamati perubahan yang terjadi

pada tanaman setiap MST, pengamatan meliputi perubahan warna daun,

warna batang, gejala nekrosis dan sebagainya. Perubahan visual tanaman

didokumentasikan setiap MST.


8

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

A. TANAMAN P1 (KACANG HIJAU)

Tanggal tanam : 22 September 2022

Komoditi : Kacang Hijau (Vigna radiata)

Tabel 1 Tinggi Tanaman (cm)


MST Tanaman Tanama Tanaman Tanama Tanaman Tanaman
1 n 3 n 5 6
2 4
1 3,5 9,5 10,5 4,5 9,6 10
2 3,5 10 10,7 4,6 9,7 10
3 4 15 12 8 18 17
4 20 21 24 26 31 36

Tabel 2. Jumlah Daun (Helai)


MST Tanaman Tanama Tanaman Tanama Tanaman Tanaman
1 n 3 n 5 6
2 4
1 2 2 2 1 2 3
2 3 6 6 6 7 8
3 5 6 6 7 8 8
4 11 14 14 12 19 17

Tabel 3. Diameter Tanaman (cm)


MST Tanaman Tanama Tanaman Tanama Tanaman Tanaman
1 n 3 n 5 6
2 4
1 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2
2 0,2 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3
3 0,3 0,30 0,3 0,3 0,3 0,3
4 0,35 0,30 0,30 0,35 0,30 0,30
9

B. TANAMAN P2 (Kacang Hijau dan Kedelai)

Tanggal tanam : 22 September 2022

Komoditi : Kacang Hijau (Vigna radiata) dan Kedelai (Glycine max L.)

Tabel 1 Tinggi Tanaman (cm)


MS
KH 1 KH 2 KH 3 K1 K2 K3
T
1 5 4 6 4 5 6
2 11 14 15 15 14 16
3 24 22 21 20 24 25
4 36 35 32 30 33 33

Tabel 2. Jumlah Daun (Helai)


MS
T KH 1 KH 2 KH 3 K1 K2 K3
1 2 2 2 2 2 2
2 4 4 4 4 4 4
3 8 8 8 10 9 10
4 12 12 12 13 15 14
Tabel 3. Diameter
Tanaman (cm)
MS
T KH 1 KH 2 KH 3 K1 K2 K3
1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1
2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2
3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,2
4 0,3 0,4 0,3 0,4 0,3 0,3
10

C. TANAMAN P3 (KEDELAI)

Tanggal tanam : 22 September 2022

Komoditi : Kedelai (Glycine max L.)

Tabel 1 Tinggi Tanaman (cm)


MST Tanaman Tanama Tanaman Tanama Tanaman Tanaman
1 n 3 n 5 6
2 4
1 5 4 6 4 5 6
2 11 14 15 13 14 15
3 24 22 21 20 25 26
4 36 35 31 30 34 35

Tabel 2 Jumlah Daun (Helai)


MST Tanaman Tanama Tanaman Tanama Tanaman Tanaman
1 n 3 n 5 6
2 4
1 2 2 2 2 2 2
2 4 4 4 4 4 4
3 8 8 8 8 8 8
4 12 12 12 12 13 13

Tabel 3 Diameter Tanaman (cm)


MST Tanaman Tanama Tanaman Tanama Tanaman Tanaman
1 n 3 n 5 6
2 4
1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1
2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2
11

3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,2


4 0,3 0,4 0,3 0,4 0,3 0,3

D. BOBOT SEGAR TAJUK TANAMAN


Tabel 1 Bobot Segar Tajuk Tanaman P1 (Kacang Hijau)
Tanaman Tanaman Tanaman Tanaman Tanaman Tanaman
MST
1 2 3 4 5 6
4 33 20 29 32 35 22

Tabel 2 Bobot Segar Tajuk Tanaman P2 (Kacang Hijau dan Kedelai)

MST KH 1 KH 2 KH 3 K1 K2 K3
4 29 30 24 10 5 6

Tabel 3 Bobot Segar Tajuk Tanaman P3 (Kedelai)


Tanaman Tanaman Tanaman Tanaman Tanaman Tanaman
MST
1 2 3 4 5 6
4 8 7 7 3 10 11

E. BOBOT SEGAR AKAR TANAMAN


Tabel 1 Bobot Segar Akar Tanaman P1 (kacang Hijau)
Tanaman Tanaman Tanaman Tanaman Tanaman Tanaman
MST
1 2 3 4 5 6
4 5 4 5 6 3 4

Tabel 2 Bobot Segar Akar Tanaman P2 (Kacang Hijau dan Kedelai)

MST KH 1 KH 2 KH 3 K1 K2 K3
4 5 4 6 2 2 1

Tabel 3 Bobot Segar Akar Tanaman P3 (Kedelai)


12

Tanaman Tanaman Tanaman Tanaman Tanaman Tanaman


MST
1 2 3 4 5 6
4 1,27 1 1,31 1,34 1,31 1

Pembahasan

Terdapat dua kompetisi yang umum, yaitu kompetisi intraspesifik dan

kompetisi interspesifik. Hal ini sesuai dengan literatur Irwan (2017) yang

menyatakan bahwa Terdapat dua kompetisi yang umum, yaitu kompetisi

intraspesifik (intraspecific competition) dan kompetisi interspesifik (interspecific

competition). Kompetisi intraspesifik adalah kompetisi antar individu yang sama,

sedangkan kompetisi interspesifik adalah kompetisi antar spesies yang berbeda.

Kompetisi yang dimaksud adalah persaingan dalam mendapatkan sumber daya-

sumber daya yang akan menjamin kelangsungan dan keberlanjutan hidup –

makanan, kandang, air minum, dan lainnya.

Hubungan sesama tanaman tertentu memerlukan bantuan tanaman tertentu

pula, misalnya untuk perlindungan. Hal ini sesuai dengan literatur Rahmad (2017)

yang menyatakan bahwa Dalam usaha mengkomposisikan jenis-jenis tanaman

misalnya untuk keperluan estetika, perlu diketahui bahwa hubungan sesama

tanaman tertentu memerlukan bantuan tanaman tertentu pula, misalnya untuk

perlindungan. Tumbuh-tumbuhan dapat mengahasilkan zat-zat yang dapat

merangsang atau meracuni jenis tumbuhan lain.

Kompetisi dapat didefenisikan sebagai salah satu bentuk interaksi antar

tumbuhan yang saling memperebutkan sumber daya alam yang tersedia terbatas

pada lahan dan waktu sama. Hal ini sesuai dengan literatur Kastono (2015) yang

menyatakan bahwa Kompetisi dapat didefenisikan sebagai salah satu bentuk


13

interaksi antar tumbuhan yang saling memperebutkan sumber daya alam yang

tersedia terbatas pada lahan dan waktu sama yang menimbulkan dampak negatif

terhadap pertumbuhan dan hasil salah satu jenis tumbuhan atau lebih. Sumber

daya alam tersebut, contohnya air, hara, cahaya, CO2, dan ruang tumbuh.

Apabila dalam suatu populasi yang terdiri dari dua spesies , maka akan

terjadi interaksi diantara keduanya. Hal ini sesuai dengan literatur Kartika (2016)

yang menyatakan bahwa Secara teoritis ,apabila dalam suatu populasi yang terdiri

dari dua spesies , maka akan terjadi interaksi diantara keduanya. Bentuk interaksi

tersebut dapat bermacam-macam,salah satunya adalah kompetisi. Kompetisi

dalam arti yang luas ditujukan pada interaksi antara dua organisme yang

memperebutkan sesuatu yang sama.

Yang jadi penyebab terjadinya persaingan antara lain makanan atau zat

hara, sinar matahari, dan lain – lain. Hal ini sesuai dengan literatur Wirakusumah

(2013) yang menyatakan bahwa Setiap organisme yang berinteraksi akan di

rugikan jika sumber daya alam menjadi terbatas jumlahnya. Yang jadi penyebab

terjadinya persaingan antara lain makanan atau zat hara, sinar matahari, dan lain –

lain. Faktor-fator intraspesifik merupakan mekanisme interaksi dari dalam

individu organisme yang turut mengendalikan kelimpahan populasi. Pada

hakikatnya mekanisme intraspesifik yang di maksud merupakan perubahan

biologi yang berlangsung dari waktu ke waktu.


14

KESIMPULAN

1. Terdapat dua kompetisi yang umum, yaitu kompetisi intraspesifik dan

kompetisi interspesifik.

2. Hubungan sesama tanaman tertentu memerlukan bantuan tanaman tertentu

pula, misalnya untuk perlindungan.

3. Kompetisi dapat didefenisikan sebagai salah satu bentuk interaksi antar

tumbuhan yang saling memperebutkan sumber daya alam yang tersedia

terbatas pada lahan dan waktu sama yang menimbulkan dampak negatif

terhadap pertumbuhan dan hasil salah satu jenis tumbuhan atau lebih.

4. Kompetisi dalam arti yang luas ditujukan pada interaksi antara dua organisme

yang memperebutkan sesuatu yang sama.

5. Yang jadi penyebab terjadinya persaingan antara lain makanan atau zat hara,

sinar matahari, dan lain – lain.


15

DAFTAR PUSTAKA

Diana, E. H. 2013. Persilangan Interspesifik Ipomoea batatas L. Lam. Dengan J.


trifida (H.B.K.) G. Don Berumbi Asal Citatah Jawa Barat. Fakultas
Pertanian Universitas Padjajaran. Jurnal Buletin KKebun Raya. Vol. 19

Farhan, J. 2012. Peningkatan Produksi Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L)


di Tanah Gambut Melalui Pemberian Pupuk N dan P. Prosiding Seminar
Nasional Lahan Suboptimal 613-620.

Irwan. 2017. Kompetisi Antara Tanaman Sorgum Dengan Rottboellia


(Competition of Sorghum and Rottboellia exaltata L.F.). Jurnal Agroqua.
9(2)
Kartika, P. 2016. Persaingan Tanaman Jagung (Zea mays L.) dan Rumput Teki
(Cyperus rotundus) pada Pengaruh Cekaman Garam (NaCL). Jurnal Sains
dan Seni ITS. 1 (1): E54-E57.

Kastono. 2015. Pengaruh Jarak Tanam dan Waktu Penyiangan Terhadap


Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium Salonicum L.) Pada
Lahan Ultisol di Kabupaten Bangka. Enviagro: Jurnal Pertanian dan
Lingkungan. 8 (2): 63-71.
Kusmiyati, G. 2020. Prediksi Skenario Kompetisi dalam Kompetisi Interspesifik
Dua Spesies Menggunakan Metode Euler. Makalah IF5162 Metode
Numerik Lanjut, Semester II Tahun 2015/2016.

Rahmad. 2017. Ketahanan Beberapa Varietas Jagung Manis (Zea Mays


Saccharata Sturt) Terhadap Populasi Gulma Teki (Cyperus rotundus).
Jurnal produksi tanaman. 1 (6)

Riyono, D. E. 2014. Pengaruh Kompetisi Intraspesifik dan Interspesifik Terhadap


Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays) dan Kacang Hijau ( Vigna
radiata). Fakultas Pertanian Universitas Islam Darul Ulum Lamongan.
Agroadix Vol. 1 No. 2.
Wibawani. 2019. Pengaruh Kompetisi Intraspesifik dan Interspesifik Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays) dan Kacang Hijau (Vigna
radiata). Agroradix. 1(2): 2621-0665
Wirakusumah, N. 2013. Kompetisi gulma kremah (Alternanthera sessilis) dengan
tanaman kubis bunga (Brassica oleraceae var. botrytis L.) pada berbagai
tingkat pemupukan nitrogen. Jurnal Produksi Tanaman, 5(2).
16

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai