Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

EKOLOGI PERTANIAN
“Pengaruh Lingkungan Terhadap Pertumbuhan
Tananaman Dan Kompetisi Antar Anaman”

Oleh:

RIAN FAUZI
D1B120093

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
BAB I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Ekologi sangat erat kaitannya dengan lingkungan, makhluk hidup, dan
hubungan di antara keduanya. Kelahiran, kematian yang silih berganti di suatu
kehidupan menandakan keberadaan ilmu ekologi. Dimulai dari pengabsorsian
tumbuhan (biotik) dari dalam tanah (abiotik) hingga berubah menjadi substansi
energi, diikuti dengan perpindahan yang terjadi hingga kembali lagi ke tanah.
Ekologi berasal dari kata oikos (rumah) dan logos (ilmu), Ekologi berarti
ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup dan rumahnya (lingkungannya).
Sedangkan pertanian bisa diartikan sebagai kegiatan bercocok tanam pada
lingkungan tertentu. Jadi, ekologi pertanian adalah ilmu yang mempelajari tentang
makhluk hidup dan lingkungan budi daya tanaman yang diusahakan oleh manusia.
Sedangkan ekologi pertanian organik menggambarkan bahwa hubungan antara
makhluk hidup dan lingkungan pertanaman berjalan selaras dengan fitrah alam
(back to nature).
Makhluk hidup dalam mempertahankan hidupnya memerlukan komponen
lain yang terdapat dilingkungannya. Misalnya udara dan air yang sangat
diperlukan unntuk bernafas dan minum dan kebutuhan lainnya. Seperti oksigen
yang dihirup oleh hean dari udara untuk pernapasan, sebagian besar berasal dari
tumbuhan yang memerlukan proses fotosintesis. Sebaliknya, karbondioksida yang
dihasilkan dari pernapasan oleh hewan digunakan oleh tumbuhan untuk proses
fotosintesis. Pada proses fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan selain
memanfaatkan karbondioksida juga memerluka bahan-bahan lainnya yang
diperlukan oleh tumbuhan untuk spesies tumbuh dan berkembang. Seperti energi
dari radiasi matahari, air dan zat-zat hara.
Interaksi kompetisi merupakan persaingan terhadap antar makhluk hidup.
persaingan sendiri akan dapat menghasilkan pemenang, pemenang itu pun yang
dapat meneruskan kelangsungan hidupnya. Kompetisi sering terjadi di plantae
yang mana bersaing untuk memperebutkan sumber daya yang terbatas.
Kompetisi tumbuhan dalam suatu spesies dapat dilihat pada jarak antar
tanaman, di mana sebenarnya persaingan yang paling keras terjadi antara
tumbuhan yang sama spesiesnya, sehingga tegakan besar dari spesies tunggal
sangat jarang di temukan di alam. Persainga antar tumbuhan yang sejenis ini ini
mempengaruhi pertumbuhanna karena pada umumnya bersifat merugikan.
Berdasarkan dari latar belakang yang ada, maka perlu untuk diadakan
praktikum tentang “Analisi Kompetisi Antar Tanaman” agar mengetahui
bagaimana pertumbuhan tanaman yang ada di suatu tempat.

I.2. Tujuan
Tujuan dari pelaksaanaan praktikum ini adalah untuk mengetahui bentuk
hubungan (faktor biotik dan abiotik) penyusun suatu ekosistem pada tempat yang
bersangkutan dan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh keragaman biotik dan
abiotik sebagai penyusun ekosistem
Kegunaan dari pelaksaan praktikum ini adalah praktikan dapat
mengetahui bentuk hubungan Faktor biotik dan abiotik penyusun suatu ekosistem
di Suatu Lahan dan juga dapat mengetahui sejauh mana pengaruh keragaman
biotik dan abiotik sebagai penyusun ekosistem.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Evaluasi lahan merupakan suatu pendekatan atau cara untuk menilai


potensi sumber daya lahan. Hasil evaluasi lahan akan memberikan informasi dan
atau arahan penggunaan lahan yang diperlukan, dan akhirnya nilai harapan
produksi yang kemungkinan akan diperoleh. Pemanfaatan lahan perlu didukung
dengan evaluasi karakteristik tingkat kesesuaian lahan di area, untuk menganalisis
usaha–usaha perbaikan yang bertujuan meningkatkan produktivitas, serta
membuat peta kesesuaian lahan aktual dan kesesuaian lahan dengan melakukan
metode survei (Harahap et al., 2019).
Periode hidup tanaman yang sangat peka terhadap kompetisi gulma
disebut periode kritis tanaman. Periode kritis untuk pengendalian gulma adalah
waktu minimum di mana tanaman harus dipelihara dalam kondisi bebas gulma
untuk mencegah kehilangan hasil yang tidak diharapkan (Hendrival et al., 2014).
Mikroba antagonis merupakan suatu jasad renik yang dapat menekan,
menghambat dan memusnahkan mikroba lainnya. Dengan demikian mikroba
antagonis berpeluang sebagai agen hayati dalam pengendalian mikroba penyebab
penyakit tanaman (Tri Intan et al., 2015).
Pola tanam terutama ditentukan oleh pembatas utama yaitu ketersediaan
air, baik air irigasi maupun air dari curah hujan. Selain itu dipengaruhi oleh
banyak faktor lain misalnya faktor teknis seperti kesuburan lahan, iklim, dan
ketersediaan saprodi, juga faktor ekonomi, sosial budaya dan kearifan lokal.
Perubahan iklim meningkatkan risiko kegagalan panen akibat cuaca ekstrim baik
kemarau berkepanjangan atau hujan ekstrim yang menyebabkan banjir. Maka pola
tanaman harus menyesuaikan dengan prakiraan cuaca pada musim tanam (Evizal,
2021).
Kompetisi atau persaingan tanaman dapat didefenisikan sebagai salah satu
bentuk interaksi antar tanaman yang saling memperebutkan sumber daya alam
yang tersedia terbatas pada lahan dan waktu. Persaingan dapat terjadi antar
tanaman sejenis intraspesifik dan antar tanaman berbeda jenis interspesifik
(Kusumawati, 2018). Kebutuhan akan tanaman pangan semakin tahun meningkat
sejalan dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk. Sementara ketersediaan
lahan kian terbatas karena pengembangan kawasan perumahan, perkebunan non
pangan dan pembangunan infrastruk. Hal ini berdampak terbatasnya lahan-lahan
produktif tanaman pangan dan hortikultura yang bermuara pada penurunan
produksi pertanian (Subagiono, 2019).
BAB III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari sabtu pukul 06.30 WITA sampai
selesai. Bertempat di Laboratorium Lapangan II Fakultas Pertanian Universitas
Halu Oleo, kecamatan Mokoau, kel Kambu, kota Kendari, provinsi Sulawesi
Tenggara.

3.2. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tali
rafia berukuran 5mx5m dan 3,5 x1,5 m, gunting/cutter, alat tulis menulis dan
kamera handphone untuk dokumentasi.

3.3. Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum ini yaitu :
1. Mempersiapkan alat dan bahan.
2. Mengukur tali rafia dengan ukuran 5mx5m dan 3,5mx1,5m.
3. Memasang patok pada sekeliling tanaman yang akan dianalisis.
4. Memasang tali rafia yang telah diukur sebelumnya pada patok untuk
membuat plot.
5. Menganalisis kompetisi antar tanaman pada plot yang telat dibuat.
6. Mencatat tanaman apa saja yang ada pada plot yang telah dibuat.
7. Mencatat makrofauna apa saja yang terdapat pada sekitar plot yang telah
dibuat.
8. Mendokumentasikan setiap kegiatan yang dilakukan.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Hasil pengamatan pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
4.1.1. Tumbuhan dan hewan
No Plot Tumbuhan Makrofauna
1.

Pohon Pisang Kupu-kupu


(Musa paradisiaca L.) (Rhopalocera)
2.

5m x 5m

Pohon Nenas Semut Hitam Kecil


(Ananas comosus) (Monomorium minimum)
3.

Komba-komba Semut kebun Hitam


(Eupatorium odoratum) (Lasius niger)
4.

Rumput Teki
(Cyperus Rotondus)
5.

Harendong Bulu
(Melastoma affine)

6.

Alang-alang
(Imperata cylindrica)
7.

3x1

sawi Semut Hitam Kecil


(Brassica juncea L) (Monomorium minimum)

4.2. Pembahasan
Adapun pembahasan dari hasil praktikum dari pengaruh lingkungan
terhadap pertumbuhan tanaman dan kompetisi antar tanaman sebagi berikut:
4.2.1. Pengaruh Lingkungan Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Faktor lingkungan sangat mendominasi perannya dalam keragaman
pertumbuhan tanaman. Ada beberapa perbedaan pertumbuhan tanaman
diantaranya perbedaan kesuburan tanah (nutrisi mineral berbeda-beda) perbedaan
ketersediaan air maupun perbedaan lingungan lainnya. Nutrisi terhadap
pertumbuhan tanaman dengan hasil menunjukkan bahwa perbedaan input nutrisi
akan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, mengenai ketidak seimbangan
nutrisi terhadap respon pertumbuhan. Perbedaan kesuburan tanah akan
mempengaruhi terhadap pertumbuhan tanaman melalui metabolisme dan beragai
proses fisiologis yang terkait dengan pertumbuhan tanaman.
4.2.2. Kompetisi Antar Tanaman
Dengan adanya perbedaann nyata hasil rerata tinggi tanaman tersebut
menunjukkan adanya kompetisi atau persaingan antar jenis tanaman yang berbeda
dalam satu lahan. Semakin banyak jumlah tanaman yang berada dalam satu lahan
persaingannya akan semakin ketat untuk mendapatkan ruang, unsur hara yang
terkandung. Sehingga menghambat pertumbuhan tanaman. Dan pertumbuhan
tanaman yang tinggi dengan pendek.
Data pada plot 5m x 5m terdapat tanaman tahunan dan musiman yaitu
pisang, nanas dan jeruk nipis. Jeruk nipis memiliki peluang yang lebih besar
dibandingkan dengan pisang dan nanas dalam proses memperoleh ketersediaan
cahaya matahari untuk memenuhi kebutuhan dalam proses pertumbuhannya. Pada
plot 5m x 5m kondisi tanahnya lembab dan memiliki kandungan air yang
tercukupi disebabkan oleh musim penghujan yang terjadi, Namun, unsur hara
kurang tercukupi karena tidak ada proses pemupukan pada plot tersebut.
Terdapat beberapa OPT yang berupa rumput liar, alang-alang, babandotan,
komba-komba, semut dan lalat buah. Keberadaan OPT tersebut dapat menganggu
produktivitas tanaman yang ada, dalam memenuhi kebutuhan komponen biotik
maupun abiotik.
Data pada plot 3,5m x 1,5m terdapat tanaman musiman yaitu kangkung.
Kangkung memiliki ketersediaan cahaya matahari yang cukup dan merata karena
terdapat pada lahan terbuka dengan jarak tanam yang teratur. Pada plot 3,5m x
1,5m kondisi tanahnya lembab dan gembur, karena kandungan air dalam tanah
tercukupi dengan adanya sumur. Adanya proses pemupukan pada plot tersebut
yang dapat memenuhi kebutuhan unsur hara pada tanah. Terdapat beberapa OPT
yang berupa alang-alang, rumput liar dan semut. Keberadaan OPT tersebut dapat
menganggu produktivitas tanaman yang ada, dalam memenuhi kebutuhan
komponen biotik maupun abiotik.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang saya dapt setalh mlakukan praktikum ini yaitu
dimana Kompetisi atau persaingan tanaman dapat didefenisikan sebagai salah satu
bentuk interaksi antar tanaman yang saling memperebutkan sumber daya alam
yang tersedia terbatas pada lahan dan waktu. Persaingan dapat terjadi antar
tanaman sejenis (intraspesifik) dan antar tanaman berbeda jenis (interspesifik),
Kompetisi intraspesifik adalah persaingan yang terjadi antara organisme yang
berasal dari satu spesies, sedangkan kompetisi interspesifik adalah persaingan
antara organisme yang berasal dari spesies berbeda.
5.2. Saran
Saran saya yaitu dalam menjaga kelancaran proses praktikum sebaiknya
praktikan menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan demi kelancaran
praktikum yang di lakukan.

DAFTAR PUSTAKA
Evizal R, dan Prasmatiwi FE. 2021. Pilar dan Model Pertanaman Berkelanjutan di
Indonesia. Jurnal Galung Tropika. 10(1): 126-137.

Harahap FS, Walida H, Rauf A, Arman I, dan Wicaksono M. 2019. Evaluasi


kesesuaian lahan tanaman pisang (musa acuminata colla.) di Kecamatan
Salak Kabupaten Pakpak Bharat. Jurnal Agroekoteknologi dan Agribisnis.
3(1): 1-11.

Hendrival H, Wirda Z, dan Azis A. 2014. Periode Kritis Tanaman Kedelai


terhadap Persaingan Gulma. Jurnal Floratek. 9(1): 6-13.

Kusumawati DE. 2018. Pengaruh Kompetisi Intraspesifik dan Interspesifik


terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays) dan Kacang Hijau
(Vigna radiata). Agroradix. 1(2) : 28-33.

Subagiono S, Syarif A, Syarif Z, dan Satria B. 2019. Tumpangsari Berbasis


Legum: A Review. Jurnal Sains Agro. 4(2): 1-11.

Tri Intan RM, Cholil A, dan Sulistyowati L. 2015. Potensi Antagonis Jamur
Endofit Dan Khamir pada Tanaman Pisang (Musa accumunata) terhadap
Jamur Mycosphaerella Musicola Penyebab Penyakit Bercak Kuning
Sigatoka. Jurnal Hama dan Penyakit Tumbuhan. 2(4): 110-118.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai