Disusun oleh :
Kelas IV C Agroteknologi
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gulma adalah semua jenis vegetasi tumbuhan yang menimbulkan gangguan pada
lokasi tertentu terhadap tujuan yang diinginkan manusia. Gulma yang tumbuh pada
setiap lahan budidaya pertanian akan berbeda jenisnya dari satu lahan ke lahan yang
lainnya dan juga bergantung pada jenis dan umur dari tanaman pokoknya, begitu
pula dengan lahan bekas budidaya tanaman tertentu. Perbedaan ini disebabkan
karena respon pertumbuhan gulma yang berbeda terhadap perubahan lingkungan
mikro.
Vegetasi adalah masyarakat tumbuhan atau keseluruhan spesies tumbuhan yang
terdapat dalam suatu wilayah tertentu yang memperlihatkan pola distribusi menurut
ruang dan waktu. Dalam suatu vegetasi yang terlibat hanyalah tumbuhan, jika
komponen fisik dan komponen biotik lain diintegrasikan ke dalam suatu vegetasi,
maka akan terbentuk suatu ekosistem.
Keragaman gulma dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Banyak faktor yang
mempengaruhi keragaman gulma pada tiap lokasi pengamatan, seperti cahaya,
unsur hara, pengolahan tanah, cara budidaya tanaman, serta jarak tanam atau
kerapatan tanaman yang digunakan berbeda serta umur tanaman jeruk tersebut.
Keberadaan gulma pada areal pertanaman budidaya dapat menimbulkan kerugian
baik dari segi kuantitas maupun kualitas produksi. Kerugian yang ditimbulkan oleh
gulma diantaranya penurunan hasil pertanian akibat persaingan atau kompetisi
dalam perolehan sumber daya (air, udara, unsur hara, dan ruang hidup), menjadi
inang hama dan penyakit, dapat menyebabkan tanaman keracunan akibat senyawa
racun yang dimiliki gulma (alelopati), menyulitkan pekerjaan lapangan dan dalam
pengolahan hasil serta dapat merusak atau menghambat penggunaan alat pertanian.
Kerugian-kerugian tersebut merupakan alasan kuat mengapa gulma harus
dikendalikan.
Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komponen jenis) dan bentuk
(struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Analisis vegetasi digunakan
untuk mengetahui gulma-gulma yang memiliki kemampuan tinggi dalam
penguasaan sarana tumbuh dan ruang hidup. Dalam hal ini, penguasaan sarana
tumbuh pada umumnya menentukan gulma tersebut penting atau tidak. Namun
dalam hal ini jenis tanaman memiliki peran penting, karena tanaman tertentu tidak
akan terlalu terpengaruh oleh adanya gulma tertentu, meski dalam jumlah yang
banyak.
1.2 Tujuan
1. Memperoleh gambaran secara langsung mengenai hubungan di dalam
penyebaran pertumbuhan gulma pada suatu lahan.
2. Memperoleh gambaran jenis gulma utama yang harus dikendalikan.
3. Menentukan cara pengendalian gulma yang efektif dan efisien pada lahan
pengamatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gulma ialah tanaman yang tumbuhnya tidak diinginkan. Gulma di suatu tempat
mungkin berguna sebagai bahan pangan, makanan ternak atau sebagai bahan obat-
obatan. Dengan demikian, suatu spesies tumbuhan tidak dapat diklasifikasikan
sebagai gulma pada semua kondisi. Namun demikian, banyak juga tumbuhan
diklasifikasikan sebagai gulma dimanapun gulma itu berada karena gulma tersebut
umum tumbuh secara teratur pada lahan tanaman budidaya (Sebayang, 2005).
Gulma dari golongan monokotil pada umumnya disebut juga dengan istilah gulma
berdaun sempit atau jenis gulma rumput-rumputan. Sedangkan gulma dari golongan
dikotil disebut dengan istilah gulma berdaun lebar. Ada pula jenis gulma lain yang
berasal dari golongan teki-tekian (atau golongan sedges) (Moenandir, 1993).
Koefisien komunitas digunakan untuk menilai adanya variasi atau kesamaan dari
berbagai komunitas dalam suatu area. Menurut Wirjahardja dan Pancho (1975),
tingkat kesamaan atau perbedaan komuniti gulma pada suatu daerah dapat
dibandingkan dengan menghitung “Coefficient of Community” atau “Coefficient of
Similarity”. Sebagai contoh persentase koefisen komunitas (C) mempunyai nilai yang
kecil (dibawah 70%), artinya banyak perbedaan keadaan vegetasinya, jadi perlu
adanya perbedaan dalam strategi pengendalian gulma. Data yang diperoleh dari
analisis vegetasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.
Data kualitatif yaitu data yang menunjukkan bagaimana suatu jenis tumbuhan
tersebar dan berkelompok. Sedangkan data kualitatif merupakan data yang
menyatakan jumlah, ukuran, berat basah/kering suatu jenis, dan luas daerah yang
ditumbuhinya (Barus, 2003).
Daun gulma daun lebar dibentuk pada meristem apikal yang sangat sensitif pada
senyawa kimia. Stomata pada daun gulma daun lebar banyak terdapat pada daun
bagian bawah yang memungkinkan cairan herbisida dapat masuk. Gulma daun lebar
memiliki bentuk daun yang lebih luas, sehingga luas permukaan daun yang kontak
dengan senyawa limbah sagu lebih besar. Gulma daun sempit berkedudukan vertikal
dan memiliki luas permukaan daun lebih kecil. Analisis vegetasi gulma menunjukkan
bahwa gulma daun sempit merupakan gulma yang dominan dibandingkan gulma
daun lebar. Hal ini disebabkan karena gulma daun sempit umumnya bereproduksi
secara vegetatif dengan stolon dan rhizome yang mampu bertahan di dalam tanah dan
akan tumbuh kembali jika kondisi sudah baik (Syakir, 2008).
METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada Rabu, 31 Mei 2023 bertempat di halaman green
house Fakultas Pertanian Universitas Singaperbangsa karawang.
Petakan INP
No. Nama Spesies KM KR FM FR SDR
1 2 3 4 5 (IVI)
1 Eleusine indica (L.) - - 3 7 12 17.6 25.9% 0.6 11.1% 37.0% 18.5%
2 Ageratum conyzoides - - - - 1 0.8 1.2% 0.2 3.7% 4.9% 2.4%
3 Amaranthus retroflexus 1 - - - 1 1.6 2.4% 0.4 7.4% 9.8% 4.9%
4 Agrostis perennans - - 1 - 4 4 5.9% 0.4 7.4% 13.3% 6.6%
5 Eleutheranthera ruderalis - - - - 1 0.8 1.2% 0.2 3.7% 4.9% 2.4%
6 Euphorbia hirta 1 5 3 10 9 22.4 32.9% 1 18.5% 51.5% 25.7%
7 Synedrella nodiflora - - 1 - - 0.8 1.2% 0.2 3.7% 4.9% 2.4%
8 Amaranthus spinosus - 4 4 1 - 7.2 10.6% 0.6 11.1% 21.7% 10.8%
9 Phyllanthus niruri - - 1 - - 0.8 1.2% 0.2 3.7% 4.9% 2.4%
10 Eragrostis unioloides - - - 6 - 4.8 7.1% 0.2 3.7% 10.8% 5.4%
11 Digitaria adscendens - 1 - - - 0.8 1.2% 0.2 3.7% 4.9% 2.4%
12 Phyllanthus urinaria - 1 - - - 0.8 1.2% 0.2 3.7% 4.9% 2.4%
13 Axonopus compressus - 2 - - - 1.6 2.4% 0.2 3.7% 6.1% 3.0%
14 Oldenlandia corymbosa 1 - - - - 0.8 1.2% 0.2 3.7% 4.9% 2.4%
15 Digitaria sanguinalis 2 - - - - 1.6 2.4% 0.2 3.7% 6.1% 3.0%
16 Eclipta prostrata L. 1 - - - - 0.8 1.2% 0.2 3.7% 4.9% 2.4%
17 Digitaria ciliaris 1 - - - - 0.8 1.2% 0.2 3.7% 4.9% 2.4%
TOTAL 68 100% 5.4 100% 200% 100%
4.1.1 Hasil Praktikum dengan Metode Kuadrat
No Petakan INP
Nama Spesies KM KR FM FR SDR
. 1 2 3 4 5 (IVI)
1 Elusine africana 14 - - - - 2.8 10.4% 0.2 4.5% 14.99% 7.5%
2 Amaranthus deflexus L. 5 - - - - 1 3.7% 0.2 4.5% 8.28% 4.1%
3 Amaranthus blitoides 5 - - - - 1 3.7% 0.2 4.5% 8.28% 4.1%
4 Eragrostis unioloides 2 7 - - - 1.8 6.7% 0.4 9.1% 15.81% 7.9%
5 Mercurialis annua L. 10 - - - - 2 7.5% 0.2 4.5% 12.01% 6.0%
6 Amaranthus viridis L. - 2 - - - 0.4 1.5% 0.2 4.5% 6.04% 3.0%
7 Euphorbia hirta L. - 3 - - - 0.6 2.2% 0.2 4.5% 6.78% 3.4%
8 Amaranthus blitum L. - 1 - - - 0.2 0.7% 0.2 4.5% 5.29% 2.6%
9 Digitaria ciliaris - 2 - - - 0.4 1.5% 0.2 4.5% 6.04% 3.0%
10 Eleutheranthera ruderalis - 1 - - - 0.2 0.7% 0.2 4.5% 5.29% 2.6%
11 Eleusine indica L. - 1 5 5 18 5.8 21.6% 0.8 18.2% 39.82% 19.9%
12 Amaranthus spinosus - - 12 - 15 5.4 20.1% 0.4 9.1% 29.24% 14.6%
13 Richardia brasiliensis - - 3 - - 0.6 2.2% 0.2 4.5% 6.78% 3.4%
14 Agrostis parennans - - 2 - - 0.4 1.5% 0.2 4.5% 6.04% 3.0%
15 Acalypha indica L. - - - 3 - 0.6 2.2% 0.2 4.5% 6.78% 3.4%
16 Axonopus compressus - - - 16 - 3.2 11.9% 0.2 4.5% 16.49% 8.2%
17 Digitaria sanguinalis - - - - 2 0.4 1.5% 0.2 4.5% 6.04% 3.0%
TOTAL 26.8 100% 4.4 100% 200.00% 100%
4.1.2 Hasil Praktikum dengan Metode Acak
4.2 Pembahasan Praktikum dengan Metode Kuadrat
Dalam praktikum yang telah kita lakukan, kami telah melakukan analisa
vegetasi gulma sebanyak 17 gulma yang dimana spesies dominan terdapat di
gulma Euphorbia Hirta L. dan spesies yang sedikit ditemukan terdapat Ageratum
conyzoides, Eleutheranthera ruderalis, Synedrella nodiflora, Phyllanthus niruri,
Digitaria adscendens, Phyllanthus urinaria, Oldenlandia corymbose, Eclipta
prostrata L., Digitaria ciliaris.
2. KR
3. FM
4. FR
5. INP
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Eleusine
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Gulma adalah semua jenis vegetasi tumbuhan yang menimbulkan gangguan
pada lokasi tertentu terhadap tujuan yang diinginkan manusia. Gulma yang
tumbuh pada setiap lahan budidaya pertanian akan berbeda jenisnya dari satu
lahan ke lahan yang lainnya. Keragaman gulma dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan. Banyak faktor yang mempengaruhi keragaman gulma pada tiap
lokasi pengamatan, seperti cahaya, unsur hara, pengolahan tanah, cara budidaya
tanaman, serta jarak tanam atau kerapatan tanaman yang digunakan berbeda serta
umur tanaman jeruk tersebut
Konsepsi dan metode analisis vegetasi sesungguhnya sangat bervariasi,
tergantung keadaan vegetasi itu sendiri dan tujuannya. Metode yang digunakan
harus disesuaikan dengan struktur dan komposisi vegetasi. Tujuan analisis
vegetasi adalah sebagai berikut (Prawoto, dkk, 2008) :
1. Mengetahui komposisi jenis gulma dan menetapkan jenis yang dominan.
Biasanya hal ini dilakukan untuk keperluan perencanaan, misalnya untuk
memilih herbisida yang sesuai.
2. Untuk mengetahui tingkat kesamaan atau perbedaan antara dua vegetasi. Hal
ini penting misalnya untuk membandingkan apakah terjadi perubahan
komposisi vegetasi gulma sebelum dan setelah dilakukan pengendalian
dengan cara tertentu.
Pada praktikum kali ini, diterapkan dua metode analisis vegetasi gulma yaitu,
metode kuadrat dan metode acak.
5.2 Saran
Dengan diketahuinya metode analis vegetasi gulma, diharapkan dapat
menerapkan pengendalian gulma yang efektif dan tepat sasaran yang tetap
memperhatikan ekosistem lingkungan sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.portaluniversitasquality.ac.id:5388/ojssystem/index.php/
AGROTEKNOSAINS/article/view/907/528