PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu tempat hidup pasti teradapat makhluk hidup yang bertempat tinggal di dalamanya, misal
suatu komunitas tumbuhan, hewan, ataupun manusia. Bab ini akan membahas mengenai
komunitas tumbuhan yang ada dalam suatu lahan dan klasifikasinya,mengetahui kepadatan,
frekuensi, dan dominasi dari organisme penyusun dalam suatu komunitas dan menganalisisnya.
Komunitas itu disebut juga vegetasi. Vegetasi merupakan bagian hidup yang tersusun dari
tetumbuhan yang menempati suatu ekosistem. Beraneka tipe hutan, kebun, padang rumput, dan
tundra merupakan contoh-contoh vegetasi. Analisis vegetasi adalah cara mempelajari susunan
(komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Kehadiran
vegetasi pada suatu landscape akan memberikan dampak positif bagi keseimbangan ekosistem
dalam skala yang lebih luas. Secara umum peranan vegetasi dalam suatu ekosistem terkait
dengan pengaturan keseimbangan karbon dioksida dan oksigen dalam udara, perbaikan sifat
fisik, kimia dan biologis tanah, pengaturan tata air tanah dan lain-lain. Praktikum kali ini yaitu
mengamati dan mengidentifikasi vegetasi pada lahan tegalan dan lahan sawah yang mana dua
Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Vegetasi adalah kumpulan dari tumbuh-tumbuhan yang hidup bersama-sama pada suatu tempat,
biasanya terdiri dari beberapa jenis berbeda. Kumpulan dari berbagai jenis tumbuhan yang
masing-masing tergabung dalam populasi yang hidup dalam suatu habitat dan berinteraksi antara
Distribusi tumbuhan pada suatu komunitas tertentu dibatasi oleh kondisi lingkungan dalam arti
luas. Beberapa jenis dalam hutan tropika teradaptasi dengan kondisi di bawah kanopi, tengah,
Keberhasil-an setiap jenis untuk mengokupasi suatu area dipengaruhi oleh kemampuannya
beradaptasi secara optimal terhadap seluruh faktor lingkungan fisik (temperatur, cahaya, struktur
tanah, kelembaban, dan lain-lain), faktor biotik (interaksi antar spesies, kompetisi, parasitisme,
dan lain-lain) dan faktor kimia yang meliputi ketersediaan air, oksigen, pH, nutrisi dalam tanah,
Salah satu faktor yang mempengaruhi periode kritis tanaman akibat persaingan gulma adalah
cara budidaya tanaman. Untuk memenuhi kebutuhan beras nasional dewasa ini dilakukan
perubahan sistem tanam padi sawah dari sistem tanam konvensional menjadi System of Rice
Intensification (SRI), SRI adalah teknik budidaya tanaman padi sawah dengan pola tanam
tunggal, dangkal, dan bibitnya muda. Umur persemaian 8-10 hari dengan jarak tanam lebih dari
25 x 25 cm yang dapat meningkatkan hasil panen, yaitu dengan mengubah pola tanam, lahan,
pengelolaan air, dan pemupukan. Penyiangan sangat penting dilakukan dalam metode SRI karena
produksi gabah akan berkurang 1-2 ton untuk setiap kali kelalaian penyiangan. Penyiangan
dilakukan setiap 2 pekan sekali. Pengendalian gulma pada sistem tanam SRI, untuk mendapatkan
komponen hasil yang baik sebaiknya dilakukan pada saat yang tepat paling tidak sampai umur
satu saja dari ketiga unsur ini kurang maka yang lainnya tidak dapat digunakan secara efektif
walaupun tersedia dalam jumlah besar. Persaingan ini akan mengakibatkan pertumbuhan
tanaman kurang baik, sehingga hasil gabah akan berkurang. Semakin lama keberadaan gulma
pada pertanaman, semakin berkurang hasil gabah. Ketersediaan unsur N lebih menguntungkan
pertumbuhan gulma daripada tanaman padi, sehingga sampai tanaman berumur 30 hari perlu
Teknik sampling kuadrat merupakan salah satu teknik survey vegetasi yang sering digunakan
dalam semua tipe komunitas tumbuhan. Petak contoh yang dapat dibuat dalam teknik sampling
ini dapat berupa petak tunggal atau beberapa petak. Petak tunggal ini memberikan informasi
yang baik bila komunitas vegetasi yang diteliti bersifat homogen. Petak-petak contoh yang
dibuat dapat diletakkan secara random ataupun beraturan sesuai dengan prinsip-prinsip teknik
sampling. Bentuk dari petak contoh yang dibuat tergantung pada bentuk morfologi vegetasi dan
Struktur vegetasi adalah suatu pengorganisasian ruang dari individu-individu yang menyusun
suatu tegakan. Dalam hal ini, elemen struktur yang utama adalah growth form, stratifikasi dan
penutupan tajuk (coverage). Dalam pengertian yang luas, struktur vegetasi mencakup tentang
pola-pola penyebaran, banyaknya jenis, dan diversitas jenis. Menurut Odum (1993), struktur
alamiah tergantung pada cara dimana tumbuhan tersebar atau terpencar di dalamnya. (Mueller-
Etiolasi dipengaruhi oleh produksi dan distribusi auksin yang sangat tinggi pada bagian pucuk-
pucuk tanaman sehingga tanaman tumbuh memanjang. Jenis dan kerapatan gulma tidak
berinteraksi dalam mempengaruhi bobot kering akar kedelai pada 6 MST . Bobot kering akar
kedelai pada perlakuan Cyperus rotunduslebih rendah dibandingkan pada perlakuan Asystasia
gangetica dan Rottboellia exaltata. Bobot kering akar kedelai pada kerapatan 20 gulma/m2 lebih
tinggi dibandingkan pada kerapatan 10 gulma/m2, tetapi bobot kering akar kedelai pada
kerapatan 0, 10, 20 ,80 gulma/m2 dan pada kerapatan 0,20, 40,80 gulma/m2 tidak berbeda. Jenis
dan kerapatan gulma tidak berinteraksi dalam mempengaruhi bobot kering tajuk kedelai 6 MST.
Jenis gulma mempengaruhi bobot kering tajuk kedelai, sedangkan kerapatan gulma tidak
mempengaruhi bobot kering tajuk kedelai. Bobot kering tajuk kedelai pada perlakuan Rottboellia
exaltata lebih rendah dibandingkan pada perlakuan gulma Asystasia gangetica dan Cyperus
rotundus (Sugito, 1999 dalam Susanto, 2010). Hal ini tidak sependapat dengan Dalimoenthe
(1995) dalam Widayat (2010) yang menyatakan bahwa semakin tinggi kerapatan gulma maka
Metode luas minimum dapat dilakukan dengan cara menentukan luas daerah contoh
vegetasi yang akan diambil dan di dalamnya terdapat berbagai jenis vegetasi tumbuhan. Syarat
untuk pengambilan contoh haruslah representative bagi seluruh vegetasi yang dianalisis.
Keadaan ini dapat dikembalikan kepada sifat umum suatu vegetasi yaitu vegetasi berupa
komunitas tumbuhan yang dibentuk oleh beragam jenis populasi. Sifat komunitas akan
ditentukan oleh keadaan-keadaan individu dalam populasi, dengan begitu peranan individu suatu
Umumnya metode kuadrat dilakukan jika hanya vegetasi tingkat pohon saja yang
menjadi bahan penelitian. Metode ini mudah dan lebih cepat digunakan untuk mengetahui
komposisi, dominansi pohon dan menaksir volumenya. Keragaman spesies dapat diambil untuk
menandai jumlah spesies dalam suatu daerah tertentu atau sebagai jumlah spesies diantara
jumlah total individu dari seluruh spesies yang ada. Hubungan ini dapat dinyatakan secara
numerik sebagai indeks keragaman atau indeks nilai penting (Rahardjanto, 2001).
Faktor gulma yang mempengaruhi tingkat persaingan adalah jenis gulma, tingkat kepadatan, pola
pertumbuhan dan umur gulma. Perbedaan kerapatan gulma akan menentukan besarnya gangguan
gulma. Pada tingkat kerapatan gulma yang rendah persaingan gulma dengan tanaman belum
Unsur struktur vegetasi adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk. Untuk
keperluan analisis vegetasi diperlukan data-data jenis, diameter dan tinggi untuk menentukan
indeks nilai penting dari penyusun komunitas hutan tersebut. Dengan analisis vegetasi dapat
diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan
(Indriyanto, 2006).
Setiap populasi memilik kekhasan yang tidak dimiliki oleh individu-individu yang membangun
populasi tersebut. Kekhasan dasar suatu populasi yang menarik bagi seorang ekolog adalah
ukuran dan kerapatannya. Jumlah individu dalam populasi memcirikan ukurannya dan jumlah
individu populasi dalam suatu daerah atau satuan volume adalah rapatannya. Kekhasan lain dari
pupulasi yang penting dari segi ekologi adalah keragaman morfologi dalam suatu populasi alam
sebaran umur, komposisi genetik, dan penyebaran individu dalam populasi (Odum, 1993).
METODE PRAKTIKUM
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum analisis vegetasi adalah empat buah petak contoh, alat tulit,
Sementara bahan yang digunakan pada praktikum analisis vegetasi adalah gulma hasil
Prosedur Kerja
Petak contoh dibagi menjadi dua, dua untuk sawah dan dua untuk tegalan
Petak contoh dilempar secara bebas pada lahan sawah dan lahan tegalan
Gulma yang terdapat di dalam petak contoh diambil dan dimasukkan ke dalam plastik
Gulma dimasukkan ke dalam amplop dan dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam
A. Hasil
B. Pembahasan
Vegetasi menurut pendapat saya adalah suatu kumpulan atau komunitas suatu tumbuhan yang
tinggal di suatu ekosistem. Komunitas tumbuhan itu terdiri dari bermacam-macam varietas dan
hidup berkelompok juga menyebar serta saling berdampingan dengan varietas lain. komunitas
tumbuhan yang tumbuh dalam suatu ekosistem ada bermacam-macam, seperti gulma, rumput-
rumputan, dan lain sebagainya. Nah, analasis vegetasi sendiri adalah mempelajari struktur jenis
tumbuhan atau komposisi tumbuhan yang ada pada suatu ekosistem. Tujuannya untuk
mengetahui kepadatan, frekuensi, dan dominasi dari organisme penyusun dalam suatu komunitas
dan menganalisisnya.
Keberadaan vegetasi terdapat di berbagai lahan tegalan sawah atau juga di hutan. Menurut
undang-undang No 41 tahun 1999, hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan
lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam
lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan (Ginting, 2017).
menempati suatu tempat dimana terdapat hubungan timbal balik antara tumbuhan tersebut
dengan lingkunganya. Pepohonan yang tinggi sebagai komponen dasar dari hutan memegang
peranan penting dalam menjaga kesuburan tanah dengan menghasilka serasah sebagai sumber
Analisis vegetasi terhadap hutan perlu dilakukan untuk mengetahui keanekaragaman hayati
yang terdapat di hutan tersebut sehingga mempermudah didalam melakukan pemeliharaan dan
pemberdayaan hutan. Untuk keperluan analisis vegetasi diperlukan data jenis tumbuhan,
diameter dan tinggi untuk menentukan indeks nilai penting dari penyusun komunitas hutan
tersebut. Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan
Suatu ekosistem alamiah maupun binaan selalu terdiri dari dua komponen utama yaitu komponen
biotik dan abiotik. Vegetasi atau komunitas tumbuhan merupakan salah satu komponen biotik
yang menempati habitat tertentu seperti hutan, padang ilalang, semak belukar dan lain-lain.
Struktur dan komposisi vegetasi pada suatu wilayah dipengaruhi oleh komponen ekosistem
lainnya yang saling berinteraksi, sehingga vegetasi yang tumbuh secara alami pada wilayah
tersebut sesungguhnya merupakan pencerminan hasil interaksi berbagai faktor lingkungan dan
dapat mengalami perubahan drastik karena pengaruh anthropogenik (Setiadi, 1984;
Kehadiran vegetasi pada suatu landskap akan memberikan dampak positif bagi keseimbangan
ekosistem dalam skala yang lebih luas. Secara umum peranan vegetasi dalam suatu ekosistem
terkait dengan pengaturan keseimbangan karbon dioksida dan oksigen dalam udara, perbaikan
sifat fisik, kimia dan biologis tanah, pengaturan tata air tanah dan lain-lain. Meskipun secara
umum kehadiran vegetasi pada suatu area memberikan dampak positif, tetapi pengaruhnya
bervariasi tergantung pada struktur dan komposisi vegetasi yang tumbuh pada daerah itu.
Sebagai contoh vegetasi secara umum akan mengurangi laju erosi tanah, tetapi besarnya
tergantung struktur dan komposisi tumbuhan yang menyusun formasi vegetasi daerah tersebut.
Adanya perbedaan pengaruh tipe vegetasi terhadap sistem tata air pada suatu area antara lain
disebabkan karena setiap jenis tumbuhan memiliki model arsitektur yang berbeda-beda. Model
arsitektur biasanya diterapkan untuk tumbuhan berhabitus pohon yang merupakan gambaran
morfologi pada suatu waktu dimana merupakan salah satu fase dari rangkaian pertumbuhan
pohon tersebut. Model arsitektur pohon tertentu mempengaruhi translokasi air hujan menjadi laju
aliran batang, air tembus tajuk, infiltrasi dan laju aliran permukaan pada suatu area yang terkait
dengan peranan vegetasi dalam mengurangi laju erosi pada daerah tersebut. (Arrijani dkk,2006)
Jenis lahan pertanian sawah, ditinjau dari sisi penyediaan air untuk irigasi, sawah tadah hujan
Analisis komunitas tumbuhan merupakan suatu cara mempelajari susunan atau komposisi jenis
dan bentuk atau struktur vegetasi. Analisis komunitas dilakukan untuk mengetahui komposisi
spesies dan struktur komunitas pada suatu wilayah yang dipelajari (Indriyanto, 2005). Struktur
komunitas tumbuhan memiliki sifat kualitatif dan kuantitatif. Deskripsi struktur komunitas
tumbuhan dapat dilakukan secara kualitatif dengan parameter kualitatif atau secara kuantitatif
dengan parameter kuantitatif. Parameter kualitatif dalam analisis komunitas tumbuhan antara
lain: fisiognomi, fenologi, stratifikasi, kelimpahan, penyebaran, daya hidup, bentuk pertumbuhan
Kepentingan deskripsi suatu komunitas tumbuhan diperlukan minimal tiga parameter kuantitatif
1. Densitas
Adalah jumlah individu per unit luas atau per unit volume. Dengan karta lain, densitas
merupakan jumlah individu organisme per satuan ruang dan sering digunakan istilah kerapatan
diberi notasi K (Indriyanto, 2005). K= Jumlah individu / luas seluruh petak contoh. Densitas
spesies ke- i dapat dihitung sebagai K-i, dan densitas relatif spesies ke-i terhadap kerapatan total
2. Frekuensi
Frekuensi digunakan untuk menyatakan proporsi antara jumlah sampel yang berisi suatu jenis
tertentu terhadap jumlah total sampel. Frekuensitumbuhan adalah jumlah petak contoh tempat
ditemukannya suatu spesies dari sejumlah petak contoh yang dibuat. Frekuensi merupakan
organisme pada komunitas atau ekosistem (Indriyanto, 2005). Untuk kepentingan analisis
komunitas tumbuhan, frekuensi spesies (F), frekuensi spesies ke-i (F-i) dan frekuensi relatif
F = Jumlah petak contoh ditemukannya suatu species / jumlah seluruh petak contoh
F-i = Jumlah petak contoh ditemukannya suatu species ke-i /jumlah seluruh petak contoh
3. Luas Penutupan
Luas penutupan adalah proporsi antara luas tempat yang ditutupi oleh spesies tumbuhan dengan
luas total habitat.Luas penutupan dapat dinyatakan dengan menggunakan luas penutupan tajuk
ataupun luas bidang dasar (luas basal area). Dapat dikatakan dengan istilah dominansi karena
parameter ini digunakan untuk menunjukkan spesies tumbuhan yang dominan dalam suatu
(D), dominansi spesies ke-i (D-i) dan dominansi relatif spesies ke-i (DR-i) dapat dihitung dengan
rumus :
C-i = total luas penutupan tajuk spesies ke-i / luas seluruh petak contoh
2. Jika berdasarkan luas basal area atau luas bidang dasar, maka :
D-i = total luas basal area spesies ke-i / luas seluruh petak contoh
DR-i = penutupan spesies ke-i / penutupan seluruh spesies x 100%
Parameter kuantitatif yang dapat dipakai untuk menyatakan tingkat dominansi (tingkat
penguasaan) spesies-spesies dalam suatu komunitas tumbuhan (Soegianto, 1994). Indeks nilai
Gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh di suatu tempat dalam waktu tertentu yang tidak
dikehendaki oleh manusia. Adanya gulma dapat menimbulkan persaingan antara tanaman dengan
gulma untuk mendapatkan satu atau lebih faktor tumbuh yang terbatas (cahaya, hara, dan air),
sehingga dapat mengurangi kemampuan tanaman untuk tumbuh normal. Kerugian yang
ditimbulkan akibat gulma di pertanaman kedelai dapat mencapai 80%.(Moenandir, 1993). Faktor
gulma yang mempengaruhi tingkat persaingan adalah jenis gulma, tingkat kepadatan, pola
pertumbuhan dan umur gulma. Perbedaan kerapatan gulma akan menentukan besarnya gangguan
gulma. Pada tingkat kerapatan gulma yang rendah persaingan gulma dengan tanaman belum
terjadi sehingga penurunan atau kehilangan hasil belum terlihat.(Sastroutomo. 1990). Pada saat
kerapatan gulma melebihi ambangkerusakan tanaman maka kerapatan tanaman akan menurun.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis gulma terhadap pertumbuhan dan
produksi kedelai, pengaruh kerapatan gulma terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai, dan
pengaruh interaksi antara jenis dan kerapatan gulma terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai.
(Sembodo, 2010)
dan mengetahui jenis-jenis gulma. Penggolongan gulma didasarkan pada aspek yang berbeda-
beda sesuai dengan kebutuhannya. Berikut merupakan klasifikasi gulma berdasarkan segi
morfologinya.
batang bulat atau agak pipih, kebanyakan berongga. Daun-daun soliter pada buku-buku, tersusun
dalam dua deret, umumnya bertulang daun sejajar, terdiri atas dua bagian yaitu pelepah daun dan
helaian daun. Daun biasanya berbentuk garis (linier, tepi daun rata. Lidah-lidah daun sering
terlihat jelas pada batas antara pelepah daun dan helaian daun. Gulma dalam kelompok ini
berdaun sempit seperti teki tetapi menghasilkan stolon. Stolon ini dalam tanah berbentuk
jaringan rumit yang sulit diatasi secara mekanik. Contoh gulma rumput-rumputan adalah
Imperata cyliindrica, Echinochloa crusgalli, Cynodon dactylon, Panicum repens. (Prawoto et al.,
2008)
Gulma golongan teki termasuk dalam familia Cyperaceae. Gulma ini menjalankan jalur
fotosintesis C4 yang menjadikannya sangat efisien dalam menguasai areal pertanian secara cepat.
Ciri dari gulma ini adalah batang umumnya berbentuk segitiga, kadang-kadang juga bulat dan
biasanya tidak berongga. Daun tersusun dalam tiga deretan, tidak memiliki lidah-lidah daun
(ligula). Ibu tangkai karangan bunga tidak berbuku-buku. Bunga sering dalam bulir (spica) atau
anak bulir, biasanya dilindungi oleh suatu daun pelindung. Buahnya tidak membuka. Gulma ini
memiliki daya tahan yang luar biasa terhadap pengendalian mekanik karena memiliki umbi
batang di dalam tanah yang mampu bertahan berbulan-bulan. Contohnya Cyperus rotundus,
Gulma berdaun lebar umumnya termasuk Dicotyledoneae dan Pteridophyta. Gulma ini
biasanya tumbuh pada akhir masa budidaya. Kompetisi terhadap tanaman utama berupa
kompetisi cahaya. Ciri dari gulma ini adalah daun lebar dengan tulang daun berbentuk jala.
Gulma jenis pakis-pakisan pada umumnya berkembang biak dengan spora dan berbatang tegak
atau menjalar. Contoh gulma jenis pakis-pakisan adalah Dicrapnoteris linearis, Phymethasorus
Imperata cylindrica merupakan tanaman semak tahunan dengan tinggi sekitar 1-1,5 m.
Batang berbentuk lunak, pendek, beruas-ruas dan di setiap bukunya terdapat rambut berwarna
putih keunguan. Daun tunggal, bentuk lanset, tepi rata, ujung runcing, pangkal menyempit,
panjang sekitar 100 cm, lebar 1,5 cm, warna hijau. Bunga majemuk, bentuk malai, panjang 16-30
cm, memiliki dua benang sari, kepala sari berwarna putih atau ungu. Memiliki dua tangkai putik
dengan kepala putik yang panjang. Buah buni, bentuk bulat telur, berbulu, dan berwarna kuning.
Biji berbentuk bulat dan berwarna coklat. Sistem perakarannya adalah serabut dan berwarna
putih kotor (Adi, 2008). Klasifikasi dari Imperata cylindrica adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Imperata
DAFTAR PUSTAKA
Ginting. 2017. Analisis Vegetasi Pada Kawasan Hutan Desa di Desa Nanga Yen Kecamatan Hulu
Ewusie. 1980. Pengantar Ekologi Tropika. Tanuwidjaya Usman. ITB Press. Bandung.
Publications. Oxford.
Sundarapandian, SM. and P.S. Swamy. 2000. Forest ecosystem structure and composition along
an altitudinal gradient in the Western Ghats, South India. Journal of Tropical Forest Science 12
(1):104-123.
Arrijani,dkk. 2006. Analisis vegetasi hulu DAS Cianjur. Jurnal Biologi Fmipa.
Balakrishnan, M., R. Borgstrom and S.W.Bie. 1994. Tropical Ecosystem, a Synthesis of Tropical
Mercado, L. B.. 1979. Introduction to Weed Science. Publish Sout Asian Regional Centre for