Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

EKOLOGI

ANALISIS VEGETASI

Disusun oleh:

1. Dian Putri Rahmawati (1908016012)


2. Yasmin Auranina Oskandar (1908016013)
3. Hana Safitri (1908016014)

BIO-4A

Dosen Pengampu:

Eko Purnomo, M.Si

LABORATORIUM BIOKIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2021
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Analisis Vegetasi


Kelompok/ kelas : 3/ Biologi 4A
Program studi : Biologi Murni
Fakultas : Sains Dan Teknologi
Tanggal : 3 Juni 2021

Mengetahui,

Dosen pengampu Praktikan

Eko Purnomo, M.Si Yasmin Auranina Oskandar


ACARA 9

ANALISIS VEGETASI

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komponen
jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-
tumbuhan. Pengamatan parameter vegetasi berdasarkan bentuk hidup
pohon, perdu, serta herba. Suatu ekosistem alamiah maupun binaan
selalu terdiri dari dua komponen utama yaitu komponen biotik dan
abiotik. Vegetasi atau komunitas tumbuhan merupakan salah satu
komponen biotik yang menempati habitat tertentu seperti hutan,
padang ilalang, semak belukar dan lain-lain. Struktur dan komposisi
vegetasi pada suatu wilayah dipengaruhi oleh komponen ekosistem
lainnya yang saling berinteraksi, sehingga vegetasi yang tumbuh secara
alami pada wilayah tersebut sesungguhnya merupakan pencerminan
hasil interaksi berbagai faktor lingkungan dan dapat mengalami
perubahan drastis karena pengaruh anthropogenik.
Istilah ekologi juga berkaitan dengan komunitas dan populasi.
Populasi merupakan kumpulan individu dari jenis yang sama dalam
suatu daerah, maka komunitas merupakan kumpulan populasi dari
berbagai jenis dalam suatu daerah. Setiap dari satu jenis komunitas
bisa saja terdapat berbagai macam spesies. Dan tentunya jumlah
spesies yang satu dengan yang lainnya dalam suatu komunitas tidaklah
sama. Bisa saja terdapat spesies yang lebih mendominasi, bahkan
terdapat pula jumlah spesies yang terlalu sedikit pada komunitas
tersebut.
Kurva spesies area dalam ekologi adalah grafik yang
menggambarkan hubungan antara jumlah jenis dengan ukuran kuadrat.
Grafik itu biasanya menunjukkan pola pertambahan jumlah jenis yang
relative tajam pada ukuran kuadrat kecil sampai pada suatu titik
tertentu dan sesudah itu semakin mendatar seiring dengan peningkatan
ukuran kuadrat. Kurva spesies area ini dapat digunakan untuk
menentukan luas kuadrat tunggal minimum yang mewakili suatu
komunitas tumbuhan dari segi jenis penyusun. Dalam sampling ini ada
tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak contoh, cara
peletakan petak contoh dan teknik analisa vegetasi yang digunakan.
2. Tujuan
a. Mengetahui komposisi jenis, peranan, penyebaran, dan struktur
dari suatu tipe vegetasi yang diamati.

B. TINJAUAN PUSTAKA DAN UNITY OF SAINS (UOS)


Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan biasanya terdiri
dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat.Dalam
mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat baik
diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan
organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan
tumbuh serta dinamis. Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan
(komponen jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-
tumbuhan. Hutan merupakan komponen habitat terpenting bagi kehidupan
oleh karenanya kondisi masyarakat tumbuhan di dalam hutan baik
komposisi jenis tumbuhan, dominansi spesies, kerapatan nmaupun
keadaan penutupan tajuknya perlu diukur.(Natassa dkk, 2010).
Jika suatu wilayah berukuran luas/besar, vegetasinya terdiri atas
beberapa bagian vegetasi atau komunitas tumbuhan yang
menonjol.Sehingga terdapat berbagai tipe vegetasi. Contoh bentuk
pertumbuhan (growth form): termasuk herba tahunan (annual), pohon
selalu hijau berdaun lebar, semak yang meranggas pada waktu kering,
tumbuhan dengan umbi atau rhizome, tumbuhan selalu hijau berdaun
jarum, rumput menahun (perennial), dan semak kerdil (Soetjipta, 1994).
Suatu wilayah berukuran luas atau besar, vegetasinya terdiri atas
beberapa bagian vegetasi atau komunitas tumbuhan yang menonjol
sehingga terdapat berbagai tipe vegetasi.Vegetasi terbentuk oleh atau
terdiri atas semua spesies tumbuhan dalam suatu wilayah dan
memperlihatkan pola distribusi menurut ruang dan waktu. Tipe-tipe
vegetasi dicirikan oleh bentuk pertumbuhan tumbuhan dominan tau paling
besar atau paling melimpah dan tumbuhan karakteristik (Harjosuwarno,
1990).
Pengertian umum vegetasi adalah kumpulan beberapa tumbuhan,
biasanya terdiri dari beberapa jenis dan hidup bersama pada suatu
tempat.Diantara individu-individu tersebut terdapat interaksi yang erat
antara tumbuh-tumbuhan itu sendiri maupun dengan binatang-binatang
yang hidup dalam vegetasi itu dan fakto-faktor lingkungan.(Marsono,
1977).
Kehadiran vegetasi pada suatu landskap akan memberikan dampak
positif bagi keseimbangan ekosistem dalam skala yang lebih luas. Secara
umum peranan vegetasi dalam suatu ekosistem terkait dengan pengaturan
keseimbangan karbon dioksida dan oksigen dalam udara, perbaikan sifat
fisik, kimia dan biologis tanah, pengaturan tata air tanah dan lain-
lain.Meskipun secara umum kehadiran vegetasi pada suatu area
memberikan dampak positif, tetapi pengaruhnya bervariasi tergantung
pada struktur dan komposisi vegetasi yang tumbuh pada daerah itu.
Sebagai contoh vegetasi secara umum akan mengurangi laju erosi tanah,
tetapi besarnya tergantung struktur dan komposisi tumbuhan yang
menyusun formasi vegetasi daerah tersebut. Keragaman habitat dengan
daerah yang beragam dapat menampung spesies yang keragamannya lebih
besar di bandingkan habitat yang lebih seragam.Ukuran daerah yang luas
dapat menampung lebih besar spesies dibandingkan dengan daerah
sempit.Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa hubungan antara
luas dan keragaman spesies secara kasar adalah kuantitatif.Hewan dan
tumbuhan cenderung menunjukkan tingkat pertumbuhan yang lebih baik
jika faktor.
Teknik sampling kuadrat merupakan suatu teknik survey vegetasi
yang sering digunakan dalam semua tipe komunitas tumbuhan, petak
contoh yang dibuat dalam teknik sampling ini bisa berupa petak tunggal
atau beberapa petak. Petak tunggal mungkin akan memberikan informasi
yang baik bila komunitas vegetasi yang ditelitibersifat homogen. Adapun
petak-petak contoh yang dibuat dapat diletakkan secara random atau
beraturan sesuai dengan prinsip-prinsip teknik sampling.Bentuk petak
contoh yang dibuat tergantung pada bentuk morfologis vegetasi dan
efisiensi sampling pola penyebarannya.Sehubungan dengan efisiensi
sampling banyak studiyang dilakukan menunjukkan bahwa petak bentuk
segi empat memberikan datakomposisi vegetasi yang lebih akurat
dibanding petak berbentuk lingkaran, terutamabila sumbu panjang dari
petak sejajar dengan arah perubahan keadaan lingkunganatau habitat.
Dalam pengambilan contoh kuadrat, terdapat empat sifat yang harus
dipertimbangkan dan diperhatikan, karena hal ini akan mempengaruhi data
yang diperoleh dari sample. Keempat sifat itu adalah (Odum, 1998):
- Ukuran petak.
- Bentuk petak.
- Jumlah petak.
- Cara meletakkan petak dilapangan
UNITY OF SAINS (UOS)
QS. Al-An'am ayat 99
Artinya: "Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu
Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan
maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang
menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu
butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai
yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula)
zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa.
Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan
pulalah) kematangannya. Sesungguhnya padayang demikian itu ada
tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman (QS.Al-
An’am :99)”
Dalam surat Al-An’am ayat 99 tersebut Allah SWT dengan jelas
menyebutkan tentang penciptaan bermacam-macam tumbuhan.
Keanekaragaman jenis dari gen tumbuhan dapat terjadi melalui
evolusi alamiah atau seleksi alam, karena jumlah manusia semakin
banyak dan menempati daerah yang semakin luas maka evolusi
alamiah atau seleksi alam itu semakin banyak terpengaruh oleh
manusia. Dari sekian banyak jenis tumbuhan yang ada, banyak
terdapat didalamnya jenis-jenis yang kisaran ekologinya sama
tetapi banyak pula yang berbeda. Selain itu, kehadiran vegetasi
pada suatu area akan memberikan dampak positif bagi
keseimbangan ekosistem, tetapi pengaruhnya bervariasi tergantung
dari pada struktur dan komposisi vegetasi yang tumbuh pada daerah
itu. Oleh karena itu, penting untuk menganalisa vegetasi dengan
mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi
tumbuh-tumbuhan. Analisis Vegetasi adalah suatu analisis dalam
Ekologi Tumbuhan yang untuk mengetahui berbagai jenis vegetasi
dalam suatu komunitas atau populasi tumbuhan yang
berkembangdalam skala waktu dan ruang.

C. MATERI DAN METODE


1. Waktu dan Tempat
a. Waktu : Kamis, 3 Juni 2021 pukul 12.50
b. Tempat: Lahan atau komunitas dengan Vegetasi
2. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan antara lain Sebuah tipe komunitas
tumbuhan tertentu sebagai objek praktikum, Tali raffia atau benang,
Penghitung (Counter), Alat ukur diameter pohon seperti: Diameter tape
(phi band) atau pita meter 100 cm, Meteran 10 m atau 20 m, Patok tanda
pembatas, Alat tulis dan kertas label, Penggaris, Perlengkapan pembuatan
herbarium dan buku-buku identifikasi.
3. Cara Kerja
Tali rafia ditarik sepanjang 100 m pada lokasi yang telah ditentukan.
Dibuat petak-petak dengan ukuran 10 m x 10 m secara berselang-seling
seperti pada gambar Tali rafia ditarik sepanjang 100 m pada lokasi yang
telah ditentukan. Lalu dibuat petak-petak dengan ukuran 10 m x 10 m
secara berselang-seling seperti pada gambar dipertunjuk praktikum. Pada
setiap plot (kotak) diamati jenis vegetasinya terutama yang diameter
batangnya 10 cm atau lebih. Jika terjadi kesulitan untuk menentukan
diameter, maka dicatat keliling batang, kemudian gunakan rumus keliling
lingkaran untuk mendapatkan diameternya. Dicatat nama spesies vegetasi
yang terdapat dalam plot (menurut syarat diatas) dan jika belum diketahui
namanya maka gunakan nama spesies A, spesies B, spesies C, dst. Data
dikumpulkan dari semua plot dan dianalisis dalam satu kesatuan.

D. HASIL
Tabel 1. Lembar data pengamatan analisis vegetasi dengan metode
kuadrat
NO. NAMA JUMLAH PADA PLOT Σ
SPESIES 1 2 3
1. Pohon 1 1
jeruk
2. Pohon 1 1
salam
3. Pohon 1 1 2
jambu
4. Pohon 1 1 1 3
mangga
5. Pohon 1 1
sawo
6. Pohon 1 1 2
nangka
7. Pohon 9 4 13
pisang
8. Spesies a 1 1
9. Spesies b 2 2
10. Pohon 4 4
jati

Tabel 2. Lembar data keliling, jari-jari dan luas bidang dasar suatu jenis
NO. SPESIES KELILING r (cm) LUAS BIDANG
(cm) (cm²) DASAR
1. Pohon jeruk 16,5 6 113,04 113,04
2. Pohon salam 105,72 24 1808,64 1808,64
3. Pohon jambu 106,85 17 907,46 907,46
4. Pohon mangga 125,6 20 1256 1256
5. Pohon sawo 106,85 23 908,2 1661,06
6. Pohon nangka 94,2 15 706,5 706,5
7. Pohon pisang 106,76 17 907,46 907,46
8. Spesies a 94,2 15 706,5 706,5
9. Spesies b 75,36 12 452,16 452,16
10. Pohon jati 157 25 1962,5 1962,5

E. ANALISIS PERHITUNGAN
Parameter Perhitungan:
a) Kerapatan (K)= jumlah individu / luas petak ukur
 Pohon jeruk= 1/100= 0,01
 Pohon salam= 1/100= 0,01
 Pohon jambu= 2/100= 0,02
 Pohon mangga= 3/100= 0,03
 Pohon sawo= 1/100= 0,01
 Pohon nangka= 2/100= 0,02
 Pohon pisang= 13/100= 0,13
 Spesies a= 1/100= 0,01
 Spesies b= 2/100= 0,02
 Pohon jati= 4/100= 0,04
 Total= 0,3
b) Kerapatan Relatif (KR)= kerapatan suatu jenis / kerapatan
seluruh jenis
 Pohon jeruk= 0,01 / 0,3 × 100%= 3,33%
 Pohon salam= 0,01 / 0,3 × 100%= 3,33%
 Pohon jambu= 0,02 / 0,3 × 100%= 6,67%
 Pohon mangga= 0,03 / 0,3 × 100%= 10%
 Pohon sawo= 0,01 / 0,3 × 100%= 3,33%
 Pohon nangka= 0,02 / 0,3 × 100%= 6,67%
 Pohon pisang= 0,13 / 0,3 × 100%= 43,33%
 Spesies a= 0,01 / 0,3 × 100%= 3,33%
 Spesies b= 0,02 / 0,3 × 100%= 6,67%
 Pohon jati= 0,04 / 0,3 × 100%= 13,33%
 Total= 99,99%
c) Frekuensi (F)= jumlah petak penemuan suatu jenis / jumlah
seluruh petak
 Pohon jeruk= 1/3= 0,3
 Pohon salam= 1/3= 0,3
 Pohon jambu= 2/3= 0,6
 Pohon mangga= 3/3= 1
 Pohon sawo= 1/3= 0,3
 Pohon nangka= 2/3= 0,6
 Pohon pisang= 2/3= 0,6
 Spesies a= 1/3= 0,3
 Spesies b= 1/3= 0,3
 Pohon jati= 1/3= 0,3
 Total= 4,6
d) Frekuensi Relatif (FR)= frekuensi suatu jenis / frekuensi seluruh
petak
 Pohon jeruk= 0,3 / 4,6 × 100%= 6,52%
 Pohon salam= 0,3 / 4,6 × 100%= 6,52%
 Pohon jambu= 0,6 / 4,6 × 100%= 13,04%
 Pohon mangga= 1 / 4,6 × 100%= 21,74%
 Pohon sawo= 0,3 / 4,6 × 100%= 6,52%
 Pohon nangka= 0,6 / 4,6 × 100%= 13,04%
 Pohon pisang= 0,6 / 4,6 × 100%= 13,04%
 Spesies a= 0,3 / 4,6 × 100%= 6,52%
 Spesies b= 0,3 / 4,6 × 100%= 6,52%
 Pohon jati= 0,3 / 4,6 × 100%= 6,52%
 Total= 99,98%
e) Dominasi (D)= luas bidang dasar suatu jenis / luas petak-petak
 Pohon jeruk= 113,04 / 100= 1,1304
 Pohon salam= 1808,64 / 100= 18,0864
 Pohon jambu= 907,46 / 100= 9,0746
 Pohon mangga= 1256 / 100= 12,56
 Pohon sawo= 1661,06 / 100= 16,6106
 Pohon nangka= 706,5 / 100= 7,065
 Pohon pisang= 907,46 / 100= 9,0746
 Spesies a= 706,5 / 100= 7,065
 Spesies b= 452,16 / 100= 4,5216
 Pohon jati= 1962,5 / 100= 19, 625
 Total= 104,9
f) Dominasi Relatif (DR)= dominasi suatu jenis / dominasi seluruh
petak
 Pohon jeruk= 1,13 / 104,81 × 100%= 1,08%
 Pohon salam= 18,09 / 104,81 × 100%= 17,26%
 Pohon jambu= 9,07 / 104,81 × 100%= 8,65%
 Pohon mangga= 12,56 / 104,81 × 100%= 11,98%
 Pohon sawo= 16,61 / 104,81 × 100%= 15,58%
 Pohon nangka= 7,06 / 104,81 × 100%= 6,74
 Pohon pisang= 9,07 / 104,81 × 100%= 8,65%
 Spesies a= 7,06 / 104,81 × 100%= 6,74%
 Spesies b= 4,52 / 104,81 × 100%= 4,31%
 Pohon jati= 19,62 / 104,81 × 100%= 18,72%
 Total= 99,98%
g) Indeks Nilai Penting (INP)= KR + FR + DR
INP = 99,99% + 99,98% + 99,98%
= 229,95%

F. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini mengenail analisis vegetasi yang dilaksanakan
pada hari kamis tanggal 2 Juni 2021 pukul 13. 00 WIB dengan kondisi
cerah berawan. Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat
mempraktikkan cara menganalisis sesuatu vegetasi disutau lahan dengan
baik.
Tiap kelompok mendapatkan satu kuadrat kayu berukuran 1x1 m
untuk dijadikan plot. Seperti yang telah diamati bahwa masing-masing plot
memiliki varietas atau tumbuhan yang berbeda dengan segala aspek dan
faktor lingkungan yang sama hanya saja dalam praktikum kali ini kita
membedakan varietas yang berada pada tempat terang dan tempat teduh.
Masing-masing tumbuhan didalam plot tersebut dapat dipelajari susunan
jenis dan struktur tumbuh-tumbuhan, ketahan terhadap lingkungan,
habitat, kerapatan dll.
Dari data yang diperoleh telah menunjukkan dilahan yang diamati
sebanyak 3 plot, total 10 jenis spesies yang ditemukan. Jumlah spesies
yang paling banyak pada plot 2 dan 3 sebanyak 13 pohon pisang, dan
spesies yang paling sedikit yaitu pohon jeruk, pohon salam, spesies a,
spesies b dan pohon jati masing-masing berjumlah satu, dan total
keseluruhan tanaman yang diamati ada 26 spesies. Lalu untuk Indeks Nilai
Penting (INP) yang telah dijumlahkan Kerapatan Relatif (KR) + Frekuensi
Relatif (FR) + Dominasi Relatif (DR) didapatkan sebesar 229,95%.
G. KESIMPULAN
1. Kesimpulan pada praktikum Analisis Vegetasi ialah analisis vegetasi
bertujuan untuk memperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan
komposisi suatu komunitas tumbuhan. Analisis vegetasi dapat
dilakukan dengan pembuatan plot yang berukuran 10x10 meter.
Spesies yang mendominasi daerah ialah pohon pisang dengan jumlah
13 spesies, dan nilai INP diperoleh 229,95%.

H. SARAN
1. Adapun saran untuk analisis vegetasi adalah penggunaan alat dan
pendamping yang seharusnya dapat lebih berkompeten sehingga
mempercepat kegiatan analisis vegetasi di lapangan. Dan dapat
dilakukan secara offline, karena kesulitan jika dilakukan secara
mandiri tanpa bantuan teman.

I. DAFTAR PUSTAKA
Soetjipta. 1994. Dasar-dasar Ekologi Hewan. Edited by Srigandono.
Depdikbud Dikt
Odum, E. 1998. Dasar-dasar ekologi. Edisi Ketiga. Gadjah Mada
University Press.
Marsono D. 1977. Deskripsi Vegetasi dan Tipe-tipe Vegetasi Tropika.
Yogyakarta (ID): Yayasan Pembina Fakultas Kehuatanan UGM.
Hardjosuwarno, S. . 1990. Ekologi Gulma. Jakarta: Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai