Disusun oleh:
Kelompok 7
1.
2.
3.
4.
5.
Tri Mulyaningsih
Faiqotul Himmah
Mochamad Riduwan
Fidya Amelia
Prasetyarini Mustikaratri
13030654045
13030654049
13030654055
13030654061
13030654071
bentuk
(struktur)
vegetasi
atau
masyarakat
tumbuh-tumbuhan.
penyebaran
yang
karakteristik
dengan
lingkungan
mengandung uap air akan meningkatkan kelembaban udara dan dapat pula
menurunkan suhu udara.
Pertumbuhan suatu pohon yang diproduksi akan selalu dipengaruhi
oleh faktor dalam maupun faktor luar dari tumbuhan itu sendiri. Faktor dalam
dari tumbuhan itu adalah genetika yang terekspresikan melalui pertumbuhan
sehingga diperoleh hasil, sedangkan faktor luarnya adalah faktor biotik
maupun abiotik yang meliputi unsur unsur yang menjadi pengaruh pada
kualitas dan kuantitas produksi alam, antara lain tanah, kelembaban, angin
serta ada tidaknya hama dan penyakit.
a. Pengertian Tanah
Tanah merupakan hamparan luas tempat berpijak dan tempat
hidup tumbuhan dan hewan yang saling berinteraksi satu sama lain.
Deskripsi atau gambaran tanah dapan dijelaskan sebagai berikut:
1) Tanah terbentuk atau berkembang dari serangkaian proses-proses
alami dari alam.
2) Tanah atau tubuh alam ini terbagi menjadi lapisan-lapisan mineral
atau bahan organik tanah.
3) Lapisan-lapisan mineral dan bahan organik tanah yang terbentuk ini
memiliki aifat yang tidak sama dengan induk tanah, baik sifat
morfologi, kimia, fisika ataupun biologi tanahnya.
Definisi lain yang diajukan oleh scheoder (1972), tanah adalah
suatu sistem tiga fase yang mengandung air, udara, dan bahan-bahan
mineral lain, dan jasad hidup dan berbagai faktor dan membentuk
perubahan membentuk ciri-ciri morfologi yang khas. Kemudian sistem
itu berperan menjadi sistem tumbuh dan berkembang berbagai tanaman.
Jadi, sederhananya tanah tersusun dari beberapa material alam baik dalam
material bahan organik maupun bahan material anorganik. Bahan organik
tersebut mengalami proses perubahan alami sebagai akibat bekerjanya
gaya-gaya alami atau kekuatan alam, dan akhirnya terbentuk susunan
lapisan-lapisan tanah seperti yang tidak lihat sekarang.
b. Pengaruh Tanah Terhadap Pertumbuhan Pohon
atau pohon juga sangat ditentukan oleh pH tanah itu sendiri. Karena
Bagaimanapun unsur hara yang memiliki jenis makanan yang seharusnya
diserap oleh tanaman sebagai kebutuhannya, namun apabila pH yang
dikandungnya tidak normal maka tanaman itu sendiri tidak bisa menyerap
makanan tersebut dikarenakan tanaman tersebut tidak memiliki keinginan
untuk menyerap semua gizi yang ada dalam tanah.
Dalam ilmu pertanian pengaruh pH terhadap tanah sangat memiliki
peranan yang sangat penting, gunanya untuk menentukan mudah tidaknya
ion-ion unsur hara diserap oleh tanaman. Pada umumnya unsur hara akan
mudah diserap tanaman pada pH 6-7, karena pada pH tersebut sebagian besar
unsur hara akan mudah larut dalam air.
Derajat pH dalam tanah juga menunjukkan keberadaan unsur-unsur
yang bersifat racun bagi tanaman. Jika tanah masam akan banyak ditemukan
unsur alumunium (Al) yang selain meracuni tanaman juga mengikat
pHospHor sehingga tidak bisa diserap tanaman. Selain itu pada tanah masam
juga terlalu banyak unsur mikro yang bisa meracuni tanaman. Sedangkan
pada tanah basa banyak ditemukan unsur Na (Natrium) dan Mo
(Molibdenum).
Kondisi pH tanah juga menentukan perkembangan mikroorganisme
dalam tanah. Pada pH 5,5 7 jamur dan bakteri pengurai bahan organik akan
tumbuh dengan baik. Demikian juga mikroorganisme yang menguntungkan
bagi akar tanaman juga akan berkembang dengan baik.
Untuk mengatasi tanah-tanah basa kita bisa dilakukan dengan cara
pemberian sulfur atau belerang. Pemberian belerang bisa dalam bentuk bubuk
belerang atau bubuk sulfur yang mengandung belerang hampir 100 % .
Pemberian pupuk yang mengandung belerang kurang efektif jika digunakan
untuk menurunkan pH. Beberapa pupuk yang mengandung belerang yang
bisa digunakan antara lain ZA ( Amonium sulfat ), Magnesium sulfat, Kalium
sulfat, tembaga sulfat dan seng sulfat. Pemberian bahan organik/ pupuk
organik juga bisa membantu menormalkan pH tanah.
c. Pengertian Kelembaban
Kelembaban merupakan Jumlah uap air yang terkandung di udara.
Besar kecilnya kelembaban tergantung pada jumlah uap air di udara.
Kelembaban udara adalah Jumlah uap air yang terkandung di udara. Besar
kecilnya kelembaban tergantung pada jumlah uap air di udara. Kapasitas
udara adalah Jumlah uap air maksimum yang dapat dikandung oleh udara
pada suhu tertentu. Kapasitas udara untuk menampung uap air (pada
keadaan jenuh) tergantung pada suhu udara jika Suhu tinggi maka
kapasitas udara besar jika uap air jenuh maka kapasitas udara maksimal.
Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air diudara
yang dapat dinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban
nisbi(relatif) maupun defist tekanan uap air. Kelembaban mutlak adalah
kandugan uap air (dapat dinyatakan dengan massa uap air atau
tekanannya) persatu air aktual dengan keadaan jenuhnya atau pada
kapasitas udara untuk menampung uap air. Kapasitas udara untuk
menampung uap air tersbeut (pada keadaan jenuh) ditentukan oleh suhu
udara. Sedangkan deficit tekanan uap air adalah slisih antara tekanan uap
jenuh dan tekanan uap aktual.
d. Pengaruh Kelembaban Terhadap Pertumbuhan Pohon
Dalam kehidupan di bumi ini kelembaban udara merupakan salah
satu unsur penting bagi manusia, hewan dan pertumbuhan pohon.
Kelembaban udara juga menentukan bagaimana mahluk hidup tersebut
dapat beradaptasi dengan kelembaban yang ada di lingkungannya.Dengan
mengetahui kelembaban udara yang ada dilingkungan tempat yang akan
di tanam tumbuhan, kita dapat menentukkan pemilihan jenis tanaman
yang sesuai, misalnya tanaman bakau yang ditanam pada daerah yang
berkelembaban
tinggi,
bakau
tersebut
akan
berkembang
dan
uap air diudara pada suatu suhu dan tekanan tertentu, yang dinyatakan
dalam persen (%).
Pengaruh kelembaban relatif terhadap Produksi Tanaman secara
langsung mempengaruhi hubungan air tanaman dan secara tidak langsung
mempengaruhi pertumbuhan daun, fotosintesis, penyerbukan, terjadinya
penyakit dan hasil akhirnya ekonomi. Pertumbuhan daun tidak hanya
tergantung pada kegiatan sintetis yang dihasilkan dari proses biokimia
tetapi juga pada proses fisik dari pembesaran sel.
Jenis kelembaban dibedakan dibedakan menjadi dua yaitu :
1.
Kelembapan mutlak : masa uap air yang terdapat dalam satu satuan
udara, dinyatakan dalam gram.m-3. Pv = mv/ V (mv= masa uap
air(kg), V= vol udara (m3) Pada daerah tropis nilai pv akan lebih
tinggi dibanding daerah (sub tropis) terutama pada musim dingin,
kerana dengan menurunnya suhu kapasitas menampung uap air
menjadi lebih kecil.
2.
bervariasi, karena
4.
5.
turun
sehingga
menyebabkan
terjadinya
kondensasi
sangat
tergantung
pada
kemampuan
suatu
tanah
dalam
No
Nilai Ph
Tanah
<7
Kandungan unsur mikro seperti seng (Zn), tembaga (Cu)
dan kobalt (Co) juga tinggi sehingga meracuni tanaman.
>7
lakmus. Hanya saja cairan tanah yang bening dipisahkan dari tanah,
kemudian diteteskan pada cawan porselen. Pada cairan taqanah tersebut
ditambahkan 2 tetes cairan kimia dan diaduk rata. Tunggu beberapa saat
lalu amati warnanya. Cocokkan warna yang ditimbulkan dengan kartu
pengamatan perbandingan skala pH.
2.5. Menetralkan pH Tanah
Derajat keasaman tanah (pH tanah) pada kondisi netral mempunyai
banyak keuntungan. Tanaman mampu tumbuh dengan baik sehingga
produksinya dapat optimal. Tanaman mampu menyerap unsur hara dengan
baik karena pada kondisi ini unsur hara mudah larut dalam air terutama sekali
unsur makro P (fosfor) tidak terikat oleh unsur Al, Fe, dan Mn sehingga unsur
P (fosfor) pada kondisi tersedia. Unsur P (fosfor) tersedia ini sangat
dibutuhkan tanaamn trutama pada fase pertumbuhan awal. Pembentukan akar
menjadi sempurna. Penyerapan unsur K (kalium) juga sempurna sehingga
tanaman tahan terhadap serangan hama penyakit dan tahan terhadap
kekeringan.
Pada tanah dengan pH rendah (tanah asam) dapat ditingkatkan nilai
pH-nya dengan cara pengapuran, sedangkan pada tanah basa (pH tinggi),
penetralan pH dapat dilakukan dengan penambahan belerang (S).
BAB IV
DATA DAN ANALISIS
4.1.
Data
Tabel 2. Analisis Vegetasi Pohon
Kelompo
k
Nama Pohon
Ficus glomerata
Chrysalidocarpus
lutecens
Chrysalidocarpus
lutecens
Chrysalidocarpus
lutecens
Pterocarpus
indicus Angsana
Indigofera
galegoides
Indigofera
galegoides
Indigofera
galegoides
Swietenia
macrophyla
Swietenia
macrophyla
Swietenia
macrophyla
Swietenia
macrophyla
Swietenia
macrophyla
Swietenia
macrophyla
Terminalia
catappa L.
Swietenia
Jarak
Keliling
Diameter
(cm)
310
(cm)
22,5
(cm)
7,17
168
19,7
6,27
135
24,4
7,77
180
22,1
7,04
490
166
52.87
314
144
45.86
387
113
35.98
623
63
20.06
260
31
9.87
357
33
10.50
300
34
10.80
575
20
6.37
150
28
8.92
300
24
7.64
475
95
30.25
360
29
9.19
Jumlah
1
Kelompo
k
Nama Pohon
macrophyla
Spondias dulcis
Tectona grandis
Mangivera indica
Syzygium aqueum
Dalbergia
latifolia
Swietenia
macrophyla
Swietenia
macrophyla
Swietenia
macrophyla
Caragana
arborescens
Veitchia merillii
Caragana
arborescens
Caragana
arborescens
Samanera saman
Muntingia
calabura L.
Muntingia
calabura L
Pterocarpus
indicus
TOTAL
Jarak
Keliling
Diameter
(cm)
(cm)
(cm)
800
248
415
684
92
67
128
29.5
29.3
21.3
40.8
9.4
1
1
1
2
325
10
3,18
410
24
7,64
475
17
5,41
465
20
6,37
197
5,0
1,60
182
23,0
7,32
10
333
32,5
10,35
990
8,3
2,64
707
282
89.8
280
8.79
2.8
334
5,96
1.9
325
74
23.6
12554
1532.4
467.2
70
Jumlah
Nama Herba
Acalypha australis
Aerocarpus indicus
Agave attenuate
Aloevera
Alternanthera philoxnoides
Jumlah
10
3
5
1
1
No.
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
Nama Herba
Alternanthera repnsteud
Alternanthera sesilis
Althernantera sp
Amaranthus sp
Amaranthus tricolor
Ammannia octandra
Androgaphis panuculata
Andrographis paniculata ness
Aneilema spiratum
Aneilema umbrosum
Asparagus chonchinchinensis
Bergia ammannioides
Bergia orizetonim
Boerhavia diffusa
Borreria alata
Brugmansia sp
Buidelia trilobita
Cadabba capparoides
Canna indica
Cassia siamea
Celosia argenta
Celosia cristata
Centella asiatica
ChloropHytum bicheti
Ciperus rotundus
Cleome rotidosperma DC.
Colocasia esculenta
Columella trifoliamer
Cosmos sp
Croton hirtus L.
Curcuma longu
Cyathula prostata
Cynodon dactylon
Cynodon L.C. rich
Cyperus indica
Cyperus rotundus L.
Cyphostemma
Desmodium heterophyllum
Desmodium triforum
Dichrocepala integrifolia
Jumlah
3
4
5
1
12
2
5
1
3
3
5
1
2
8
5
3
8
14
10
1
4
5
11
3
11
3
49
1
2
2
2
1
7
7
4
17
8
5
1
1
No.
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
Nama Herba
Echinochloacrus galli
Eclipta alba
Eleusine indica
Enhiydra fluctuans L.
Eriochola poliscia
Eulipta prossiata
Euphorbia hirta L.
Euphorbia hypericipolia L.
Fleurya aestuans
Fleurya interupta
Franxius americana
Glinus lotoides
Hidrocotyle sibothorploides
Hymenachne amplexicaulis
Imfurata cylindrical
Indigofera hirsuta L.
Ipomea reptana
Ipomea trilobita
Ipomoea aquatica
Ipomuea batatus L
Isehaeum timurense
Jasmine funale
Jasminum didymum
Karludofica plamata
Kersen
Leucaena leucocephala
Limnan themum cristafum griseb
Lygodium flexuosum
Lycodium sp
Lymnophilla erecta
Marsilea quadiifolia
Mentha suaveolens
Mimosa pudica
Mimulus ringens
Monster deliciosa
Oxalis corniculata
Oryza sativa
Panicum incontum
Panicum mucronatum
Pannicum flavidum
Jumlah
3
2
2
3
5
1
5
1
49
16
2
10
3
2
2
8
1
1
4
3
7
2
2
1
3
1
4
1
4
1
5
6
12
7
1
3
1
5
5
23
4.2.
No.
Nama Herba
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
Penicum maximum
Phyllanthus niruri linn
Phyllanthus reticulatus
Phyllanthus urinarialinn
Polytrias amaura
Portulaca grandiflora
Portulaca oleracea
Pouzolzia zeylanica
Pteri vihata L
Pteris biaurita
Pteris longifolia
Pteris vitata
Rhoe discolor
Roavolvia serpentina
Rottboellia vaginata
Salaca salak
Sesuvium portulaeastrum
Sida veronicifolia
Tephrosia spinosa
Thunbergia alata
Thyponium trilobatum
Tinospora cordifolia
Tinospora crispa
Tyohonium trilobatum
Walisongo
Wedelia trilobata
Wrightia pubescens
Zebrine pendula
Total
Analisis Data
Jumlah
60
2
5
4
4
4
25
26
1
1
14
3
66
1
5
1
4
21
4
1
14
9
5
8
3
2
1
3
774
490 cm, memiliki keliling 166 cm, diameter 52,87 cm, dan jumlahnya
satu; Indigofera galegoides yang berjarak 314 cm, memiliki keliling
144 cm, diameter 45,86 cm, dan jumlahnya satu; Indigofera
galegoides yang berjarak 387 cm, memiliki keliling 113 cm, diameter
35,98 cm, dan jumlahnya satu; Indigofera galegoides yang berjarak
623 cm, memiliki keliling 63 cm, diameter 20,06 cm, dan jumlahnya
satu.
Kelompok 3: Swietenia macrophyla yang berjarak 260 cm,
memiliki keliling 31 cm, diameter 9,87 cm, dan jumlah pohon dengan
jenis yang sama ada 5; Swietenia macrophyla yang berjarak 357 cm,
memiliki keliling 33 cm, diameter 10,50 cm, dan jumlah pohon
dengan jenis yang sama ada 3; Swietenia macrophyla yang berjarak
300 cm, memiliki keliling 34 cm, diameter 10,80 cm, dan jumlah
pohon dengan jenis yang sama ada 3; Swietenia macrophyla yang
berjarak 575 cm, memiliki keliling 20 cm, diameter 6,37 cm, dan
jumlah pohon dengan jenis yang sama ada 3.
Kelompok 4: Swietenia macrophyla yang berjarak 150 cm,
memiliki keliling 28 cm, diameter 8,92 cm, dan jumlah pohon dengan
jenis yang sama ada 2; Swietenia macrophyla yang berjarak 300 cm,
memiliki keliling 24 cm, diameter 7,64 cm, dan jumlah pohon dengan
jenis yang sama ada 2; Terminalia catappa L. yang berjarak 475 cm,
memiliki keliling 95 cm, diameter 30,35 cm, dan jumlahnya satu;
Swietenia macrophyla yang berjarak 360 cm, memiliki keliling 29
cm, diameter 9,19 cm, dan jumlahnya satu.
Kelompok 5: Spondias dulcis yang berjarak 800 cm, memiliki
keliling 92 cm, diameter 29,3 cm, dan jumlahnya satu; Tectona
grandis yang berjarak 248 cm, memiliki keliling 67 cm, diameter 21,3
cm, dan jumlahnya satu; Mangivera indica yang berjarak 415 cm,
memiliki keliling 128 cm, diameter 40,8 cm, dan jumlahnya satu;
Syzygium aqueum yang berjarak 684 cm, memiliki keliling 29,5 cm,
diameter 9,4 cm, dan jumlah pohon dengan jenis yang sama ada 2.
Kelompok 6: Dalbergia latifolia yang berjarak 325 cm,
memiliki keliling 10 cm, diameter 3,18 cm, dan jumlah pohon dengan
jenis yang sama ada 2; Swietenia macrophyla yang berjarak 410 cm,
memiliki keliling 24 cm, diameter 7,64 cm, dan jumlahnya satu;
Swietenia macrophyla yang berjarak 475 cm, memiliki keliling 17
cm, diameter 5,41 cm, dan jumlahnya satu; Swietenia macrophyla
yang berjarak 465 cm, memiliki keliling 20 cm, diameter 6,37 cm,
dan jumlahnya satu.
Kelompok 7: Caragana arborescens yang berjarak 197 cm,
memiliki keliling 5 cm, diameter 1,60 cm, dan jumlahnya satu;
Veitchia merillii yang berjarak 182 cm, memiliki keliling 23 cm,
diameter 7,32 cm, dan jumlah pohon dengan jenis yang sama ada 10;
Caragana arborescens yang berjarak 333 cm, memiliki keliling 32,5
cm, diameter 10,35 cm, dan jumlah pohon dengan jenis yang sama
ada 6; Caragana arborescens yang berjarak 990 cm, memiliki
keliling 8,3 cm, diameter 2,64 cm, dan jumlah pohon dengan jenis
yang sama ada 3.
Kelompok 8: Samanera saman yang berjarak 707 cm, memiliki
keliling 282 cm, diameter 89,8 cm, dan jumlahnya satu; Muntingia
calabura L. yang berjarak 280 cm, memiliki keliling 8,79 cm,
diameter 2,8 cm, dan jumlahnya satu; Muntingia calabura L yang
berjarak 334 cm, memiliki keliling 5,96 cm, diameter 1,9 cm, dan
jumlahnya satu; Pterocarpus indicus yang berjarak 325 cm, memiliki
keliling 74 cm, diameter 23,6 cm, dan jumlahnya satu.
2. Analisis Vegetasi Herba
Pada sub pengamatan analisis vegetasi herba dari 8 kelompok
besar praktikum vegetasi dengan metode yang sama didapat vegetasi
herba sebanyak 113 jenis dengan jumlah plot sebanyak 32. Namanama herba yang didapat yaitu Acalypha australis sebanyak 10
spesies ditemukan di satu plot, Aerocarpus indicus sebanyak 3
ditemukan di 3 plot, Agave attenuate sebanyak 5 spesies ditemukan di
satu plot, Aloevera sebanyak satu spesies ditemukan di satu plot,
Alternanthera philoxnoides sebanyak satu spesies ditemukan di satu
plot, Alternanthera repnsteud sebanyak 3 ditemukan di satu plot,
Alternanthera sesilis sebanyak 4 spesies ditemukan di satu plot,
Althernantera sp sebanyak 5 spesies ditemukan di satu plot,
Amaranthus sp sebanyak satu spesies ditemukan di satu plot,
Amaranthus tricolor sebanyak 12 spesies ditemukan di satu plot,
Ammannia octandra sebanyak 2 spesies ditemukan di dua plot,
androgaphis panuculata sebanyak 5 spesies ditemukan di satu plot,
Andrographis paniculata ness sebanyak satu spesies ditemukan di
satu plot, Aneilema spiratum sebanyak 3 spesies ditemukan di satu
plot, Aneilema umbrosum sebanyak 3 spesies ditemukan di satu plot,
Asparagus chonchinchinensis sebanyak 5 spesies ditemukan di dua
plot.
Bergia ammannioides sebanyak satu spesies ditemukan di satu
plot, Bergia orizetonim sebanyak dua spesies ditemukan di satu plot,
Boerhavia diffusa sebanyak 8 spesies ditemukan di satu plot, Borreria
alata sebanyak 5 spesies ditemukan di satu plot, Brugmansia sp
sebanyak 3 ditemukan di satu plot, Buidelia trilobita sebanyak 8
spesies ditemukan di satu plot, Cadabba capparoides sebanyak 14
spesies ditemukan di 3 plot, Canna indica sebanyak 10 spesies
ditemukan di satu plot, Cassia siamea satu spesies ditemukan di satu
plot, Celosia argenta sebanyak 4 spesies ditemukan di satu plot,
Celosia cristata sebanyak 5 spesies ditemukan di satu plot, Centella
asiatica sebanyak 11 ditemukan di 4 plot, Chlorophytum bicheti
sebanyak 3 spesies ditemukan di satu plot, Ciperus rotundus
sebanyak 11 spesies ditemukan di 3 plot, Cleome rotidosperma DC.
sebanyak 3 spesies ditemukan di satu plot, Colocasia esculenta
Pembahasan
Praktikum ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis pohon
dan herba yang ada di lingkungan sekitar Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Lokasi
yang digunakan untuk melakukan analisis vegetasi pohon dan herba
adalah di lingkungan sekitar FMIPA Unesa. Alat yang digunakan dalam
pengamatan ini adalah meteran, tali rafia, soil pH, tonggak kayu, dan buku
identifikasi. Sedangkan bahan yang digunakan adalah kantong plastik,
karet gelang, kertas, dan bulpoin.
Pengamatan pertama yaitu analisis vegetasi pohon. Langkah pertama
yang dilakukan adalah menentukan area seluas 100 m2, membagi area
tersebut menjadi 4 kuadran yang besar luasnya sama. Lalu menentukan
satu pohon yang terletak di tengah-tengah area tersebut sebagai titik pusat.
Selanjutnya menentukan satu pohon pada tiap kuadran yang memiliki
jarak terdekat terhadap titik pusat. Setelah itu mengukur jarak pohon yang
terdekat tersebut ke titik pusat dan keliling pohon menggunakan tali rafia.
Kemudian menghitung diameter pohon dan jumlah pohon yang jenisnya
sama dengan pohon yang terdekat dengan titik pusat.
Berdasarkan data dan analisis di atas, maka vegetasi pohon di
lingkungan sekitar FMIPA Unesa cukup bervariasi dan beraneka ragam.
Jumlah pohon yang kami temukan cukup banyak yaitu 16 jenis dengan
jumlah 70 spesies. Akan tetapi, jumlah tersebut sebenarnya belum
mewakili secara keseluruhan jumlah pohon yang ada di lingkungan sekitar
FMIPA Unesa karena persebaran tiap kelompok dalam praktikum masih
beluh mencapai seluruh area tersebut, akan tetapi masih sebatas sampling.
Namun, hasil tersebut sudah cukup memberi gambaran secara umum
bagaimana keanekaragaman pohon yang ada di lingkungan sekitar FMIPA
Unesa.
Kondisi dan unsur hara yang dibutuhkan oleh setiap pohon
berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Apabila
kondisi dan unsur hara cocok, maka jumlah mereka akan banyak, tetapi
apabila kondisi dan unsur haranya tidak sesuai maka jenis pohon tersebut
hanya sedikit atau bahkan tidak ditemukan.
pH tanah yang kami dapatkan dari setiap area berbeda-beda
walaupun secara kisaran semuanya dibawah angka 7, dibawah normal
yang artinya kondisi tanah di lingkungan sekitar FMIPA Unesa rata-rata
adalah asam. Padahal secara teori pH tanah yang paling baik adalah 7 atau
netral sebab unsur hara yang terdapat di tanah mudah larut dalam air
sehingga mudah diserap oleh akar sesuai dengan kajian teori diatas.
Yang perlu dibahas lebih lanjut adalah tingkat variasi pohon yang
kami temukan, yaitu ada beberapa pohon dengan nama genus sama akan
tetapi dengan nama spesies yang berbeda.
Dalam satu area, ditemukan pohon-pohon terdekat dengan titik pusat
pada satu kuadran yang sejenis dengan pohon-pohon terdekat dengan titik
pusat pada kuadran yang lain. Hal tersebut menandakan bahwa ada
beberapa pohon di lingkungan sekitar FMIPA Unesa dengan lokasi yang
berbeda akan tetapi mempunyai kesamaan ciri khas yang menyebabkan
mereka digolongkan dalam satu jenis. Bahkan ada yang dalam satu area,
pohon-pohon terdekat dengan titik pusat memiliki jenis yang sama dengan
pohon-pohon terdekat dengan titik pusat pada semua kuadran.
Dari hasil pengamatan didapat jenis pohon yang sejenis dengan
pohon terdekat dengan titik pusat yang jumlahnya paling banyak
ditemukan dalam satu kuadran yaitu Veitchia merillii. Jumlah pohon
dengan jenis yang sama ada 10. Pohon tersebut berjarak 182 cm dari titik
pusat, memiliki keliling 23 cm dan diameter 7,32 cm. Dari beberapa jenis
pohon yang ditemukan tersebut yang memiliki ukuran paling besar yaitu
Samanera saman, berjarak 707 cm dari titik pusat, memiliki keliling 282
cm dan diameter 89,8 cm. Namun pada pengamatan pohon tersebut hanya
ditemukan satu spesies.
Pengamatan kedua yaitu analisis vegetasi herba. Langkah pertama
yang dilakukan yaitu menentukan plot seluas 1 m 2 sebanyak 4. Lalu
mengidentifikasi jenis-jenis herba yang terdapat pada masing-masing plot.
Kemudian menghitung jumlah masing-masing jenis herba yang yang
terdapat pada masing-masing plot.
Berdasarkan data dan analisis di atas, maka vegetasi herba di
kawasan FMIPA Unesa sangat bervariasi dan beraneka ragam. Variasi
herba tersebut antara lain masuk kedalam kelompok paku-pakuan, rumput,
semak, dan perdu. Banyak sekali factor yang mempengaruhinya, antara
lain pH tanah, kelembapan (kering, sedang, basah), dan suhu. Secara
umum semua jenis herba tumbuh menyesuaikan kondisi tanah tempat
hidupnya. Dari sampling di tiap plot dengan tempat yang berbeda sesuai
dengan data, kebanyakan jumlah tiap jenis herba paling sedikit yaitu satu.
Dari hasil pengamatan didapat herba jenis Penicum maximum
sebanyak 60 spesies, namun hanya ditemukan di satu plot. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa Penicum maximum merupakan jenis herba yang
paling banyak ditemukan di lingkungan sekitar FMIPA Unesa, namun
hanya pada satu plot yang sama. Dari hasil pengamatan didapat herba jenis
Rhoe discolor sebanyak 66 spesies yang ditemukan di 5 plot. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa Rhoe discolor merupakan jenis herba yang
paling banyak ditemukan dan tersebar di beberapa plot yang berbeda atau
dapat dikatakan Rhoe discolor adalah jenis herba yang paling dominan.
Dari hasil pengamatan didapat pula herba jenis Fleurya aestuans sebanyak
49 spesies yang ditemukan di 8 plot. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
Fleurya aestuans merupakan jenis herba yang paling banyak tersebar di
lingkungan sekitar FMIPA Unesa karena ditemukan dalam 8 plot yang
berbeda, meskipun jumlahnya tidak lebih banyak dari jenis herba yang
jumlahnya terbanyak namun hanya ditemukan dalam satu plot yang sama.
Seperti tumbuhan pada umumnya, kondisi dan unsur hara yang
dibutuhkan
oleh
setiap
herba
pun
berbeda-beda
sesuai
dengan
Alternanthera
philoxnoides,
Amaranthus
sp,
trifoliamer,
Cyathula
prostata,
Desmodium
triforum,
Lygodium
flexuosum,
Lymnophilla
erecta,
Monster
alata, dan
Wrightia pubescens semua jenis herba ini hanya ada satu spesies yang ada
di satu plot dari hasil penggabungan data kelas. Hal ini membuktikan
bahwa di masing-masing tempat walaupun masih dalam satu kawasan
FMIPA Unesa akan tetapi terdapat berbagai penyebaran herba yang sangat
bervariasi dan pertumbuhan mereka sangat menyesuaikan kondisi
lingkungan yang ada.
Praktikum inipun tak luput dari berbagai jenis kekurangan
diantaranya,
hail
kelembapan
tanah
yang
hanya
kami
prediksi
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari hasil praktikum Analisis Vegetasi Pohon dan Herba dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Keanekaragaman jenis pohon di lingkungan sekitar FMIPA Unesa cukup
beragam. Ditemukan 10 jenis pohon dan yang memiliki ukuran paling
besar yaitu Samanera saman, berjarak 707 cm dari titik pusat, memiliki
keliling 282 cm dan diameter 89,8 cm. Namun pada pengamatan pohon
tersebut hanya ditemukan satu spesies.
2. Keanekaragaman jenis herba di lingkungan sekitar FMIPA Unesa sangat
beragam. Ditemukan 113 jenis herba, jenis herba yang paling banyak
ditemukan namun hanya pada satu plot yang sama yaitu Penicum
maximum. Jenis herba yang paling banyak ditemukan dan tersebar di
beberapa plot yang berbeda yaitu Rhoe discolor. Jenis herba yang paling
banyak tersebar karena ditemukan dalam 8 plot yang berbeda, meskipun
jumlahnya tidak lebih banyak dari jenis herba yang jumlahnya terbanyak
namun hanya ditemukan dalam satu plot yang sama yaitu Fleurya
aestuans.
5.2. Saran
Adapun saran bagi pembaca atau praktikan berikutnya untuk praktikum
Analisis Vegetasi Pohon dan Herba antara lain sebagia berikut:
1. Praktikum ini membutuhkan waktu yang lama, jadi perhatikan dan
gunakan waktu seefisien mungkin.
2. Persiapkan berbagai alat yang akan digunakan dengan baik.
3. Baca identifikasi berbagai jenis herba dengan teliti, cermat, dan sabar.
4. Bekerjalah dengan kompak dan jangan menyalahkan satu sama lain.
DAFTAR PUSTAKA
Fatihatul, Diana.2013. Laporan Resmi Praktikum Ekologi Tumbuhan (Online).
(http://dianafatihatul.blogspot.com/2013/06/ekologi-tumbuhan.html,
diakses tanggal 26 Oktober 2014).
Nainggolan,
Eri.
2013.
Analisis
Vegetasi
(Online).
(http://erinainggolan.blogspot.com/2013/06/analisis-vegetasi.html,
diakses tanggal 26 Oktober 2014).
Ristianingrum, Novita. 2012. Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan Analisis
Vegetasi
Tumbuhan
(Online).
(http://novitaristiani.blogspot.com/2012/05/laporan-ekologi-tumbuhan.html, diakses
tanggal 26 Oktober 2014).
Safitri, Merina. 2011. Laporan Praktikum Analisis Vegetasi Pohon di Kawasan
Taman Nasional Baluran Situbondo (Online). (http://merinasafitriknowledge.blogspot.com/2011/09/laporan-praktikum-analisisvegetasi.html, diakses tanggal 26 Oktober 2014).