Anda di halaman 1dari 24

1^1O1^P 11P1^1 11^1J111N

11O1O1 J1N111^P
'Struktur Dan Komposisi Vegetasi Herba









Disusun Oleh:
Nama : Trisnawati
NIM : 091 404 006
Kls/Klp : A/ II (Dua)



1URUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2011
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang atas berkat
rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
laporan ini yang berjudul ~Struktur dan Komposisi Vegetasi Herba .
Laporan ini disusun berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan pada tiga
tempat berbeda yaitu tempat terang, setengah ternaung dan tempat ternaung dengan
mengamati vegetasi yang ada berupa herba, sebagaimana yang kita ketahui contoh
species yang merupakan herba adalah rumput-rumputan dan yang lainnya. Penelitian
terhadap vegetasi herba ini dilakukan secara bersama (berkelompok) dan tentunya
dengan bantuan dari dosen pembimbing yang memberikan banyak pengarahan,
akhirnya laporan ini berhasil diselesaikan.
Penulis menyadari penulisan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersiIat membangun dan relevan sangat Penulis
harapkan demi perbaikan dalam pembuatan laporan selanjutnya. Penulis berharap
laporan ini bermanIaat bagi Penulis maupun para pembaca.
Akhir kata Penyusun ucapkan terima kasih.

Makassar, Oktober 2011


Penyusun





HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Lengkap Praktikum Ekologi Tumbuhan yang berjudul 'Struktur
Dan Komposisi Vegetasi Herba yang disusun oleh:
Nama : Trisnawati
NIM : 091404006
Kelas/Kelompok : A/ II (Dua)
Telah diperiksa dan dikonsultasikan kepada Dosen Penanggung Jawab, maka
dinyatakan diterima.

Makassar, Oktober 2011

Mengetahui

Dosen Pembimbing Praktikan


Dr. Muhammad Wiharto, M.Si. Trisawati
NIP: 1966 09 30 1992 03 1 004 NIM: 091404006





BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ekologi itu adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dan lingkungannya (biotik dan abiotik) dalam suatu ekosistem.
Salah satu bagian dari ekologi adalah ekologi tumbuhan yang membahas
mengenai komunitas tumbuhan yang ada di bumi ini, seperti yang kita ketahui
bahwa komunitas tumbuhan di bumi ini sangatlah luas, hal ini sulit bagi kita
untuk mengamati keseluruhannya, maka dari itu dilakukanlah pengambilan
contoh komunitas yang dapat menggambarkan vegetasi komunitas secara
keseluruhan.
Sangat banyak yang dapat kita lihat disekitar tempat tinggal kita, namun
ada juga beberapa tumbuhan yang hanya dapat tumbuh pada kondisi lingkingan
tertentu, seperti ada yang hidup pada daerah terang, sejuk (tropis) dan ada pula
yang dapat tumbuh pada suhu yang relative dingin. Dengan demikian Tumbuhan
tidak semuanya dapat tumbuh pada daerah yang sama.
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan kegiatan praktikum ini
sehingga kita dapat mengetahui vegetasi suatu komunitas dengan melakukan
penelitian terhadap suatu komunitas seperti tumbuhan herba baik yang hidup
pada daerah yang terang, ternaung maupun setengah ternaung dengan
menggunakan metode plot/kuadrat dan kita dapat mengetahui penentuan indeks
nilai penting tumbuhan semak pada suatu komunitas species yang
mendominansi.
B. Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengeahui, memahami struktur dan
komposisi vegetasi herba.


BAB II
TIN1AUAN PUSTAKA

Ekologi merupakan gabungan dari dua kata dalam Bahasa Yunani yaitu oikos
berarti rumah dan logos berarti ilmu atau pelajaran. Secara etimologis ekologi berarti
ilmu tentang makhluk hidup dan rumah tangganya. Dengan kata lain deIenisi dari
ekologi ialah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup
dengan lingkungannya. Berdasarkan deIenisi di atas maka yang dimaksud dengan
Ekologi Tanaman adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara
tanaman (tumbuhan yang dibudidayakan) dengan lingkungannya. Lingkungan hidup
tanaman dibagi atas dua kelompok yaitu lingkungan biotik dan abiotik. Dari
lingkungan inilah tanaman memperoleh sumberdaya cahaya, hara mineral, dan
sebagainya Kekurangan, kelebihan atau ketidakcocokkan akan menyebabkan
terjadinya cekaman (stress) pada tanaman. (Anonim, 2011).
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai
komponen penyusunnya, yaitu Iaktor abiotik dan biotik. Faktora biotik antara lain
suhu, air, kelembapan, cahaya, dan topograIi, sedangkan Iaktor biotik adalah makhluk
hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga
berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu
populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu
sistem yang menunjukkan kesatuan. (Anonim
a
, 2011)
Hipotesis individualistic (individualistric hypothesis), yang pertama kali
diutarakan oleh H.A Gleason, menggambarkan komunitas sebagai suatu persekutuan
yang terjadi secara kebetulan pada spesies-spesies yang ditemukan di daerah yang
sama, yang semata-mata karena spesies-spesies itu kebetulan mempunyai kebutuhan
abiotik yang sama, misalnya suhu, curah hujan, dan jenis tanah. Pandangan
alternative, hipotesis interaktiI (interactive hypothesis), yang didukung oleh F.E.
lements, melihat komunitas sebagai suatu kumpulan spesies yang berhubungan
dekat, yang terlibat persekutuan tersebut karena interaksi biotic yang bersiIat wajib,
sehingga menyebabkan komunitas itu berIungsi sebagai suatu unit yang bersatu padu
(Kimbal, 1990).
Suatu komunitas terdiri dari semua organisme yang menempati suatu daerah
tertentu. Atau merupakan kumpulan populasi dari spesies yang berlainan. Pertanyaan
pada tingkat analisis ini meliputi cara berinteraksi di antara organisme, seperti
predasi, kompetisi, dan penyakit yang mempengaruhi struktur dan organisasi
komunitas (ampbell, 2004).
Sebuah komunitas tumbuhan mengacu pada jenis tanaman yang terkait yang
membentuk vegetasi alam tempat apapun. Sebagai contoh, hutan midlatitude terdiri
dari sebuah komunitas pohon, semak, pakis, rumput, dan tumbuh-tumbuhan
berbunga. komunitas Plant menyediakan habitat untuk hewan dan signiIikan
mengubah lingkungan setempat. Tanaman mempengaruhi masyarakat jenis tanah
ketika bahan organik terurai menjadi tanah mengubah retensi kelembaban tanah,
kapasitas inIiltrasi, struktur tanah dan kimia tanah. Pohon peneduh lantai hutan,
mengurangi insiden radiasi matahari dan menurunkan suhu dari kedua tanah dan
udara. Mengurangi insiden cahaya menurun evaporasi menjaga kelembaban tanah di
bawah tajuk hutan. Dampak mempengaruhi habitat hewan dan keragaman spesies
hewan yang terkait dengan komunitas tumbuhan. (Anonim

Populasi diartikan sebagai kumpulan individu organism di suatu tempat yang


memiliki siIat serupa, mempunyai asal usul yang sama, dan tidak ada yang
menghalangi individu / anggotanya untuk berinteraksi satu sama lain dan
mengembangkan keturunannya secara bebas karena individu itu merupakan
kumpulan heteroseksual (Wirakusumah, 2003)
Vegetasi di deIinisikan sebagai mosaik komunitas tumbuhan dalam lansekap
dan vegetasi alami diartikan sebagai vegetasi yang terdapat dalam lansekep yang
belum dipengaruhi oleh manusia (Kuchler, 1967). Ilmu vegetasi sudah dimulai
hampir tiga abad yang lalu. Mula-mula kegiatan utama yang dilakukan lebih
diarahkan pada diskripsi dari tentang alam dan vegetasinya. Dalam abad ke XX
usaha-usaha diarahkan untuk menyederhanakan eskripsi dari vegetasi dengan tujuan
untuk untuk meningkatkan keakuratan dan untuk mendapatkan standart dasar dalam
evaluasi secara kuantitaiI. Berbagai metode analisis vegetasi dikembangkan, dengan
penjabaran data secara detail melalui cara coding dan tabulasi. Berbagai metode yang
digemari dan banyak diterima oleh banyak pakar adalah dari Raun kiaer (1913,
1918), lements (1905, 1916), Du Rietz (1921, 1930), Braun (1915), dan Braun
Bienquet (1928). Deskripsi umum dari vegetasi dan komunitas tumbuhan melalui
bentuk hidup dan species dominan adalah tekanan pada zaman yang telah lalu.
(Anonim

, 2011).
Vegetasi dalam (komunitas) tanaman diberi nama atau digolongkan
berdasarkan spesies atau makhluk hidup yang dominan, habitat Iisik atau kekhasan
yang Iungsional. Dalam mempelajari vegetasi, pengamat melakukan penelitian. Unit
penyusun vegetasi (komunitas) adalah populasi. Oleh karena itu semua individu yang
berada di tempat pengamatan dilakukan dengan cara mengamati unit penyusun
vegetasi yang luas secara tepat sangat sulit dilakukan karena pertimbangan
kompleksitas, luas area, waktu dan biaya. Sehingga pelaksanaanya peneliti bekerja
dengan melakukan pencuplikan(sampling) dalam menganalisa vegetasi dapat berupa
bidang (plot/kuadran) garis atau titik (Suprianto, 2001).
Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan komposisi jenis dan bentuk
atau struktur vegetasi atau masyarakat tumbuhan. Berbeda dengan inventaris hutan
titik beratnya terletak pada komposisi jenis pohon. Dari segi Iloristis ekologi untuk
daerah yang homogen dapat digunakan random sampling, sedangkan untuk penelitian
ekologi lebih tepat digunakan sistematik sampling, bahkan purposive sampling pun
juga dibolehkan. Beberapa siIat yang terdapat pada individu tumbuhan dalam
membentuk populasinya, dimana siIat siIatnya bila di analisa akan menolong dalam
menentukan struktur komunitas. SiIat siIat individu ini dapat dibagi atas dua
kelompok besar, dimana dalam analisanya akan memberikan data yang bersiIat
kualitatiI dan kuantitatiI. Analisa kuantitatiI meliputi : distribusi tumbuhan
(Irekuensi), kerapatan (density), atau banyaknya (abudance).(Anonim

,2011)
Pada kasus yang luar biasa kita mungkin bisa menentukan ukuran dan
kepadatan populasi dengan menghitung langsung seluruh individu yang ada dalam
batas suatu populasi. Akan tetapi pada sebagian besar kasus, tidak praktis / bahkan
tidak mungkin untuk menghitung semua individu yang berada dalam suatu populasi,
malahan para ahli ekologi seringkali menggunakan berbagai macam teknik
pengambilan contoh/sampel untuk menaksir kepadatan dan ukuran total populasi,
seperti menghitung individu yang terdapat dalam beberapa bidang tanah (plot) yang
mewakili ukuran yang sesuai. (ampbell, 2004).
Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan
bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Untuk suatu kondisi
hutan yang luas, maka kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya dengan sampling,
artinya kita cukup menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili habitat
tersebut. Dalam sampling ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak
contoh, cara peletakan petak contoh dan teknik analisa vegetasi yang digunakan.
Prinsip penentuan ukuran petak adalah petak harus cukup besar agar individu jenis
yang ada dalam contoh dapat mewakili komunitas, tetapi harus cukup kecil agar
individu yang ada dapat dipisahkan, dihitung dan diukur tanpa duplikasi atau
pengabaian. (Anonim

,2011)
Beberapa metodologi yang umum dan sangat eIektiI serta eIisien jika
digunakan untuk penelitian, yaitu metode kuadrat, metode garis, metode tanpa plot
dan metode kwarter. Metode kuadrat, bentuk percontoh atau sampel dapat berupa segi
empat atau lingkaran yang menggambarkan luas area tertentu. Luasnya bisa
bervariasi sesuai dengan bentuk vegetasi atau ditentukan dahulu luas minimumnya.
Untuk analisis yang menggunakan metode ini dilakukan perhitungan terhadap
variabel-variabel kerapatan, kerimbunan, dan Irekuensi.(Anonim

, 2011)
Menurut Anonim

(2011), langkah2 kerja jika akan melakukan


penelitian/analisis vegetasi metode kudrat:
1. Menyebarkan 5 kuadrat ukuran 1 m2 secara acak di suatu vegetasi tertentu.
2. Melakukan analisis vegetasi berdasarkan variabel-variabel kerapatan,
kerimbunan, dan Irekuensi.
3. Melakukan perhitungan untuk mencari harga relatiI dari setiap variabel untuk
setiap tumbuhan.
4. Melanjutkan perhitungan untuk mencari harga nilai penting dari setiap jenis
tumbuhan.
5. Menyusun harga nilai penting yang sudah diperoleh pada suatu tabel dengan
ketentuan bahwa tumbuhan yang nilai pentingnya tertinggi diletakkan pada
tempat teratas.
6. Memberi nama vegetasi yang telah digunakan berdasarkan 2 jenis / spesies yang
memiliki nilai penting terbesar.
Keanekaragaman jenis adalah parameter yang sangat berguna untuk
membandingkan dua komunitas, terutama untuk mempelajari pengaruh gangguan
biotik, untuk mengetahui tingkatan suksesi atau kestabilan suatu komunitas.
Keanekaragaman jenis ditentukan dengan menggunakan rumus Indeks
Keanekaragaman Shannon-Wiener :


dimana : H` Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener
n
i
Jumlah individu jenis ke-n
N Total jumlah individu
a. Indeks Kekayaan 1enis dari Margallef (R
1
)




dimana : R
1
Indeks kekayaan MargalleI
S Jumlah jenis
N Total jumlah individu
b. Indeks Kemerataan 1enis



Dimana : E Indeks kemerataan jenis
H` Indeks keanekaragaman jenis
S Jumlah jenis
Berdasarkan Magurran (1988) besaran R
1
3.5 menunjukkan kekayaan jenis yang
tergolong rendah, R
1
3.5 5.0 menunjukkan kekayaan jenis tergolong sedang dan
R
1
tergolong tinggi jika ~ 5.0.Besaran H` 1.5 menunjukkan keanekaragaman jenis
tergolong rendah, H` 1.5 3.5 menunjukkan keanekaragaman jenis tergolong
sedang dan H` ~ 3.5 menunjukkan keanekaragaman tergolong tinggi.Besaran E` 0.3
menunjukkan kemerataan jenis tergolong rendah, E` 0.3 0.6 kemerataan jenis
tergolong sedang dan E` ~ 0.6 maka kemerataaan jenis tergolong tinggi.
(Anonim

. 2011).









BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada:
Hari/ tanggal : Sabtu, 22 Oktober 2011
Waktu : pukul 07.30 s.d 12.30 WITA
Tempat : Lapangan Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar
B.Alat dan Bahan
1. Alat yang digunakan:
a. Gunting
b. Alat tulis menulis
c. Plot bambu ukuran 1x1 meter
d. Lahan pengamatan
e. Alat pengukur (Meteran)
I. Hand Phone
2. Bahan yang digunakan:
a. Tali raIia
b. Tumbuhan objek
.Prosedur Kerja
1. Membuat transek (garis lurus dari tali raIIia sepanjang 100 m) sebanyak 3
buah kemudian meletakkannya pada 3 tempat yang berbeda yaitu pada tempat
terang, ternaung dan setengah ternaung.
2. Membagi garis / transek tersebut sebanyak 10 tegakan dimana tiap tegakan
terdiri dari 10 plot yang berukuran 1 x 1 meter .
3. MengidentiIikasi serta menghitung jumlah individu dari setiap spesies yang
terdapat dalam plot.
4. Menganalisis data yang diperoleh dengan parameter densitas, Irekuensi,
dominansi, dan nilai penting dari setiap tanaman yang diperoleh.

D. Analisis Data
Tabel. Skala Braun-Blanquet
Kelas Penutupan
Tajuk
Kisaran Penutupan
Tajuk(%)
Rata-Rata
5 75-100 87,5
4 50-75 62,5
3 25-50 37,5
2 5-25 15,0
1 1-5 2,5
+ < 1 0,1
R << 1
1. Dominansi Mutlak (DM)
=
uh d|| utu e|e
u et th

2. Dominansi RelatiI (DR)
R =
d|| ut utu e|e
d|| ut euuh e|e
x 1%
3. Frekuensi Mutlak (FM)
=
uh t et| e|e hd|
eue| ut euuh e|e

4. Frekuensi RelatiI (FR)
R =
eue| ut et| e|e
eue| ut euuh e|e

5. Indeks Nilai Penting (INP)
IAP DR + FR
6. Indeks Diversitas Shannon Wiener (H`)
- pi Ln pi
Pi

N

Ket:
H Indeks Diversitas
n Indeks nilai penting suatu spesies (INP tiap spesies)
N Indeks nilai penting seluruh spesies (INP Total)
7. Indeks Kemerataan (e)
0

g ()

Ket:
e Indeks kemerataan
s Total dominansi seluruh herba
8. Indeks Kekayaan (R)
R
W


Ket:
R Indeks kekayaan
n Jumlah dominansi seluruh spesies
S Jumlah spesies




BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Pengamatan
1. Tempat Terang
Table Indeks Diversitas
1egakan n e k
1 1631 0339 0213237
2102 0719 0343
3 1364 0310 0230
4 1120 0404 0163
S 0617 0216 0112
6 1411 0476 0264
7 0993 0333 0129
8 1078 0363 0164
9 1271 0422 0187
10 1271 0412 0171
Ium|ah 12837 4394 1983
katarata 1286 0439 0361
Maks|ma| 2102 0719 1983
M|n|ma| 0617 0216 0112
Var|ans| 0137 0018 0003
Std Dev 0396 0133 0069

2. Tempat Ternaung
Table Indeks Diversitas
1egakan n e k
1 1339 0126 0240
1633 0091 0682
3 1262 0039 0193
4 1036 0027 0234
S 1191 0044 0242
6 0648 0010 0077
7 0633 0040 0138
8 0,635 0327 0138
9 0786 0037 0206
10 0690 0026 0183
Ium|ah 9837 0983 2394
katarata 0986 0098 0239
Maks|ma| 1633 0327 0682
M|n|ma| 0633 0010 0077
Var|ans| 0128 0024 0027
Std Dev 0338 0134 0164

3. Tempat Setengah Ternaung
Table Indeks Diversitas
1egakan n e k
1 1307 0333 0234
1307 0382 0212
3 1703 0602 0268
4 1787 0632 0232
S 1320 0343 0242
6 1169 0416 0137
7 0690 0262 0097
8 1,251 0,441 0229
9 1,354 0,208 0248
10 2606 0969 0316
Ium|ah 13097 4991 2234
katarata 1310 0499 0223
Maks|ma| 2606 0969 0316
M|n|ma| 0690 0208 0097
Var|ans| 0244 0046 0004
Std Dev 0494 0213 0060

B. Pembahasan

Pada praktikum ini, kami meneliti struktur dan komposisi vegetasi herba,
di 3 daerah/tempat yang berbeda yaitu pada tempat terang, ternaung dan setengah
ternaung. Dari hasil pengamatan dan perhitungan yang dilakukan pada 3 daerah
tersebut memiki jenis tumbuhan yang berbeda karena masing-masing tumbuhan
memiliki ciri khas untuk tumbuh pada daerah tertentu dan anggota komunitas
sendiri secara bersama-sama berbagi dalam dalam mendapatkan sinar matahari,
air tanah dan nutrien untuk menghasilkan biomassa.
Data yang diketahui berdasarkan hasil pengamatan pada masing-masing daerah
adalah :
1. Tempat terang

Pada daerah terang, jumlah species yang termasuk vegetasi herba paling
banyak kami temukan diantara tempat yang lainnya, Indeks Diversitas Shannon
Wiener (H`) yang tertinggi dan terendah masing-masing terdapat pada tegakan 2 dan
5, begitupun untuk nilai e (Indeks Kemerataan) , dan nilai R (Indeks Kekayaan)
tertinggi dan terendah berturut-turut terdapat pada tegakan 2 dan 5. Dalam hal ini
berarti pada tegakan 2 banyak species herba yang ditemukan maka dapat kita
katakan pada tegakan 2 ini memiki indeks kekayaan yang tinggi dan kemerataannya
pun tinggi, adapun species yang terdapat pada plot 2 ini antara lain: rondinela
setosa, Clitoria ternatea, Imperata cylindrical, Ipomea reptans, Laportea exotica,
Passiflora foetida, Fimbristylis sp, Ischaemum rugosum, Cyperus rotundus . dan
species dengan Irekuensi tertinggi adalah Laportea exotica . untuk tegakan 5, dari
hasil pengamatan dapat kita hitung Indeks Kemerataannya sebesar 0,216 dan
indeks kekayaannya sebesar 0,112. Hal ini karena pada plot 5 species yang kami
temukan sangat sedikit.

0000
0300
1000
1300
2000
2300
1 2 3 4 3 6 7 8 9 10
1LGAkAN
INDLkS DIVLkSI1AS
P
e
8
2. Tempat ternaung

Pada daerah ternaung ini adalah tempat dimana species / tanaman herba yang
tumbuh berjumlah sangat sedikit. Sedikitnya dalam setiap tegakan hanya terdapat 2
species tanaman herba. Hal ini disebabkan karena pada tempat ternaung di dominasi
oleh tanaman semak dan anakan pohon sehingga dalam persaingan khususnya
pengambilan zat-zat hara yang dibutuhkan tanaman herba akan kalah dengan pohon.
Adapun Indeks Diversitas Shannon Wiener (H`) yang tertinggi dan terendah masing-
masing terdapat pada tegakan 2 dan 7, namun untuk nilai e (Indeks Kemerataan) ,
tertinggi dan terendah masing masing berada pada tegakan 8 dan 6, yang artinya
pada daerah ini banyaknya tumbuhan herba terletak tidak merata. dan nilai R (Indeks
Kekayaan) tertinggi dan terendah berturut-turut terdapat pada tegakan 2 dan 6, yang
artinya adalah pada tegakan ini banyak tanaman herba yang dapat tumbuh pada
daerah tersebut.
3. Tepat Setengah Ternaung
0000
0300
1000
1300
2000
1 2 3 4 3 6 7 8 9 10
1LGAkAN
INDLkS DIVLkSI1AS
P
e
8

Pada daerah setengah trnaung ini, nilai H` yang tertinggi dan terendah
masing-masing terdapat pada tegakan 10 dan 7, begitupun untuk nilai e dan R, nilai
tertinggi dan terendah juga terdapat pada tegakan tersebut. yang artinya pada tegakan
10 jumlah species herba yang ditemukan sangat beragam dan banyak.
Berdasarkan data yang diperoleh tersebut diketahui bahwa antara ketiga
daerah tersebut terdapat perbedaan jumlah indeks keragaman, keanekaragaman jenis
herba ini banyak dipengaruhi oleh Iaktor lingkungan, sumber daya dan gangguan
yang ada pada tumbuhan yang dapat memepengaruhi dinamika dan populasi
tumbuhan. Perbedaan kondisi lingkungan tidak hanya dapat memodiIikasi distribusi
dan kemelimpahan herba, tetapi dapat juga merubah laju pertumbuhan, produksi biji,
pola percabangan, area daun, akar dan ukuran spesies. Perbedaan antara daerah
ternaung, terdedah dan transisi mencerminkan bahwa herba juga melakukan adaptasi
terhadap lingkungan seperti suhu, kelembaban, dan penerimaan sinar matahari.








0000
0300
1000
1300
2000
2300
3000
1 2 3 4 3 6 7 8 9 10
1egakan
Indeks d|vers|tas
P
e
8
BAB V
PENUTUP


A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa struktur
komposisi dan vegetasi herba pada berbagai tempat atau daerah yang berbeda
seperti tempat terang, ternaung dan setengah ternaung memperlihatkan jenis
species yang berbeda-beda. Species herba terbanyak terdapat pada daerah terang
dan jumlah yang sedikit terdapat pada daerah ternaung.
B. Saran
1. Sebaiknya dalam pelaksanaan praktikum, praktikan lebih serius dan bekerja
sama dengan baik dengan sesame anggota kelompok agar praktikum berjalan
lancar
2. Sebaiknya dosen pembimbing lebih banyak mengarahkan / membimbing
praktikan pada saat akan melaksanakan praktikum













DAFTAR PUSTAKA

Anonim
A
. 2011. Prinsip-Prinsip Ekologi. http://bebas.ui.ac.id/v12/sponsor/Sponsor-
Pendamping/Praweda/Biologi/002720Bio201-6b.htm. Diakses pada
tanggal 26 Oktober 2011.
Anonim
B
. omunitas Tumbuhan. http://wilhamemanuel. wordpress.com/2011/ 05/14/
komunitas-tumbuhan/. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2011.
Anonim

. 2011. nalisa Jegetasi. http://dydear. multiply.com /journal/item/15/


Analisa Vegetasi ? &showinterstitial1&u2Fjournal2Fitem. Diakses
pada tanggal 27 Oktober 2011.
Anonim
D
. 2011. nalisi Jegetasi Metode uadrat. http://biologi08share. blogspot.
om / 2009/ 04/ beberapa-metodologi-yang-umum-dan.html Diakses pada
tanggal 26 Oktober 2011.
Anonim
E
. 2011. pa Dan Bagaimana Mempelafari nalisa Jegetasi http://
boymarpaung. wordpress.com/2009/04/20/apa-dan-bagaimana-mempelajari-
analisa-vegetasi/. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2011.
Anonim
F
. 2011. nalisis uantitatif omunitas Tumbuhan. http.//ekologi.edu.net.
Diakses pada tanggal 26 Oktober 2011.

Anonim
G
. 2011. nalisa vegetasi. http://boymarpaung.wordpress.com/Diakses pada
Tanggal 28 Oktober 2011

ampbell, Neil A., Jane B. Reece & Lawrence G. Mitchell. 2004. Biologi Edisi 5
Jilid III. JakartaL Erlangga.

Hariyadi, Wito. 1991. Biologi. Surabaya: SI Surabaya.

Kimball, John W. 1990. Biologi filid 1. Jakarta: Erlangga.

Suprianto. 2001. Penuntun Praktikum Ekologi Tumbuhan. Bogor: Jurusan Biologi
Institutut Pertanian Bogor

Wirakusumah, Sambas. 2003. Dasar-dasar Ekologi Bagi Populasi dan omunitas.
Jakarta: UI Press

colopoqoolommocooolJes

ceottosemopobesceos

lpomoeo ttllobo


Commelinanudiflora

Cynodondactylon

Ischaemum rugosum

Paspalumconfugativum


llmbrlsLyllssp

MotJoooloooJlfloto lopotteo exotlco










































lopotteo exotlco

Anda mungkin juga menyukai