Contoh produk hasil pengolahan aren menjadi sirup dan gula semut (Barlina et al. 2020)
PENGERTIAN EKOLOGI
Istilah Ekologi dipopulerkan oleh Ernst Haeckel pada tahun 1869. Istilah ini
berasal dari bahasa Yunani : Oekologie terdiri atas dua kata yaitu: Oikos
berarti rumah (home) dan Logos berarti studi, pengkajian, ilmu (The study
of). Jadi, secara sederhana ekologi berarti “The study of organism in their
home, and their environment” atau studi mengenai masalah hidup di dalam
“rumahnya”. Menurut E. Haeckel, ekologi adalah suatu keseluruhan
pengetahuan yang berkaitan dengan hubungan. Hubungan total atau
organisme dengan lingkungannya, baik yang bersifat organik (biotik)
maupun anorganik (abiotik). Pengertian lain dikemukakan oleh
Andrewartha (1961) yang menyatakan, ekologi adalah studi ilmiah mengenai
saling hubungan yang menentukan distribusi organisme dan
kelimpahannya (abundance). Dalam Webster’s Unabridges Dictionary,
ekologi diartikan sebagai “totalitas atau pola hubungan lingkungan
(environment)”. Yang dimaksudkan dari definisi di atas yaitu “The
summation of all biotic (living) and abiotic (non living) factors that surround
and pottencially influence an organism (organism habitat)”. Dapat
disimpulkan bahwa lingkungan adalah keseluruhan faktor biotik (hidup)
dan abiotik (tak hidup) yang terdapat di sekeliling organisme (makhluk
hidup) dan berpotensi memengaruhi organisme tertentu atau disebut juga
habitat organisme. Interaksi-interaksi ini terjadi pada hierarki skala yang
dipelajari oleh para ahli ekologi, mulai dari organisimal hingga global.
Komponen Abiotik yaitu keseluruhan unsur tak hidup baik bersifat fisika
maupun kimia (fisika-kimia) yang berpotensi mengenali kehidupan
organisme tertentu. Faktor fisika antara lain suhu, cahaya, angin,
gelombang air laut, arus air, tingkat kejernihan perairan, kelembaban
udara dan sebagainya; sedangkan faktor kimia antara lain kandungan
nutrisi tanah, keasaman (pH), kadar oksigen baik yang terdapat di udara
maupun yang terdapat dalam air, kadar karbondioksida dan sebagainya.
EKOSISTEM
Konsep ekosistem bukanlah istilah yang baru, namun istilah itu pertama
kali diusulkan oleh A.G. Tansley pada tahun 1935 (Odung, 1994). Istilah ini
memiliki banyak padanan seperti “biocoenosis”, “mikrokosmos”,
“geobiocoenosis”, “halocoen”, dan “biosistem”. Menurut Tansley, ekosistem
adalah semua organisme dan lingkungannya yang terdapat dilokasi
tersebut. Berdasarkan undang-undang republik Indonesia nomor 32
tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup,
ekosistem diartikan tatanan unsure lingkungan hidup yang merupakan
kesatuan utuh-menyeluruh dan saling memengaruhi dalam membentuk
keseimbangan stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup.
Komunitas mempunyai keragaman, stabilitas, dan struktur trofik.
1. Keragaman : Variasi spesies dalam suatu komunitas.. Komponen
keragaman yaitu :
Kekayaan spesies (species richness): Jumlah spesies dalam suatu
komunitas. Kekayaan spesies dalam kedua komunitas sama (4 spesies),
sedangkan kelimpahan relative berbeda.
Kelimpahan relatif (relative abundance): Jumlah individu masing-masing
spesies pada suatu komunitas
2. Stabilitas: Kemampuan komunitas untuk bertahan terhadap gangguan
dan kembali ke komposisi awal.
3. Struktur trofik: Hubungan makan-memakan berbagai spesies dalam
komunitas
KEANEKARAGAMAN HAYATI
DI INDONESIA
Secara astronomis, Indonesia terletak pada 60 LU - 110 LS dan 950 BT – 1410 BT.
Indonesia terletak di daerah iklim tropis karena terdapat di antara 23½0 LU dan
23½0 LS. CirI-ciri daerah tropis antara lain memiliki temperatur udara cukup
tinggi, yaitu 26 0C – 28 0C, curah hujan pun cukup tinggi, yaitu 700 - 7.000
mm/tahun dan tanahnya subur karena proses pelapukan batuan cukup cepat.
Indonesia memiliki kekayaan hewan dengan jumlah keragaman yang tinggi
dibandingkan negara-negara lain. Ditinjau dari segi keanekaragaman sumber
daya tumbuhan di Indonesia diperkirakan dihuni kira-kira 100-150 suku tumbuhan
meliputi 25.000-35.000 jenis. Dari jumlah ini diperkirakan separuhnya mempunyai
potensi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, terutama sebagai bahan
ramuan obat, buah, rempah, sayuran, pewarna dan sebagainya. Menurut teori
stabilitas iklim dan teori Area, Indonesia memenuhi kriteria yaitu memiliki iklim
yang stabil dan memiliki area yang luas dengan iklim yang serupa. Dimana area
yang luas dengan iklim yang serupa akan memiliki diversitas spesies yang tinggi.
Beberapa tumbuhan khas dan endemik di
Sumatera antara lain sebagai berikut :
Kayu ramin (Gonystylus bancanus)
Kayu besi (Euziderozylon zwageri)
Padma Raksasa (Rafflesia arnoldii)
Keanekaragaman Hayati
Berdasarkan Penyebarannya
A. Penyebaran Hewan
Penyebaran hewan di bumi menurut Alfred Russell Wallace dapat
dikelompokkan menjadi 6 daerah, yaitu sebagai berikut.
1) Paleartik meliputi daerah Asia Utara dan Eropa, hewan yang khas adalah
beruang eropa, bison dan rusa kutub.
2) Ethiopia meliputi daerah Afrika, Arab, Madagaskar, hewan yang khas,
seperti zebra, jerapah, gajah, dan gorila.
3) Oriental meliputi daerah Asia Selatan dan Indonesia bagian barat, hewan
yang khas adalah harimau, gajah, tapir, dan kerbau.
4) Australia meliputi daerah Australia, New Zealand dan Indonesia bagian
timur. Hewan yang khas meliputi hewan yang berkantung, seperti kanguru.
5) Neortik meliputi daerah Amerika Utara, hewan yang khas meliputi,
binatang pengerat besar, yaitu berang-berang.
6) Neotropik meliputi daerah Amerika Tengah dan Amerika Selatan, hewan
yang khas meliputi kera dan tapir.
B. Penyebaran Tumbuhan
Persebaran tumbuhan ditentukan oleh faktor geologis, geografis (seperti
ketinggian dan garis lintang) dan curah hujan. Vegetasi merupakan
tumbuhan yang menutupi suatu daerah tertentu. Adapun berbagai
vegetasi dan ciri-cirinya sebagai berikut.
1) Tundra yaitu memiliki ciri-ciri vegetasi rumput dan lumut kerak (Lichenes)
dan terdapat pada daerah Skandinavia, Rusia, Siberia dan Kanada.
2) Taiga yaitu memiliki ciri-ciri vegetasi hutan hujan jarum (konifer) dan
terdapat pada daerah Skandinavia, Alaska, Kanada dan Siberia.
3) Hutan meranggas (4 musim) yaitu memiliki ciri-ciri vegetasi hutan yang
hijau pada musim panas dan menggugurkan daunnya pada musim dingin.
Terdapat pada daerah iklim sedang, seperti Eropa, sebagian Asia dan
Amerika.
4) Padang rumput yaitu memiliki ciri-ciri vegetasi tanpa pohon, tumbuhan
berupa rumput (Graminae). Terdapat pada daerah Hongaria, Amerika
Utara, Argentina dan Rusia Selatan.
5) Vegetasi gurun yaitu memiliki ciri-ciri vegetasi dengan jumlah pohon
sangat sedikit yang tumbuh adalah jenis tumbuhan tahan kering (xerofit),
berbunga dan berbuah dalam waktu pendek (efermer). Terdapat pada
daerah gurun Gobi (RRC), gurun Sahara (Afrika Utara), gurun Kalahari (Afrika
Selatan).
6) Sabana yaitu memiliki ciri-ciri vegetasi padang rumput dan pepohonan.
Terdapat pada daerah Asia, Australia dan Indonesia.
7) Hutan hujan tropis yaitu memiliki ciri-ciri vegetasi tumbuhan hijau
sepanjang tahun, pohon- pohon tinggi, jenisnya sangat banyak, terdapat
tumbuhan yang menempel (epifit) dan tumbuhan yang memanjat pohon
lain (liana). Terdapat pada daerah Asia, Afrika, Indonesia, dan Amerika
Selatan.
8) Hutan bakau yaitu memiliki ciri-ciri vegetasi yang memiliki akar nafas
karena tanah dan airnya miskin oksigen, contohnya Pohon Bakau (Rhizipora
sp.), kayu api (Avicinea sp.) dan (Sonneratia sp.) jenis tumbuhan tahan kering
(Xerofit).
Keanekaragaman Hayati
Berdasarkan Ekosistem Perairan
A. Ekosistem air tawar yaitu mempunyai ciri-ciri salinitas atau kadar garam
rendah, variasi suhu rendah, penetrasi atau paparan cahaya matahari
kurang, adanya aliran air (ekosistem sungai), dan dipengaruhi oleh iklim
serta cuaca. Berdasarkan intensitas cahaya yang diterima maka habitat
ekosistem air tawar dapat dibagi menjadi 3 zona, yaitu sebagai berikut.
1) Litoral adalah daerah dengan intensitas cahaya matahari yang mencapai
dasar.
2) Limnetik adalah daerah terbuka yang intensitas cahaya mataharinya
dapat mencapai dasar.
3) Profundal adalah daerah dasar yang dalam sehingga cahaya matahari
tidak dapat mencapainya.
B. Ekosistem air laut yaitu adanya hempasan gelombang air laut maka di
daerah pasang surut yang merupakan perbatasan darat dan laut
terbentuk gundukan pasir, dan jika menuju ke darat terdapat hutan pantai
yang terbagi menjadi beberapa wilayah, yaitu sebagai berikut.
1) Formasi pescaprae, didominasi tumbuhan Vigna, Spinifex litorus, Ipomoea
pescaprae, Pandanus tectorius.
2) Formasi baringtonia, tumbuhan yang khas, misalkan Hibiscus tilliaceus,
Terminalia catapa, Erythrina sp.
3) Hutan bakau, tumbuhan yang khas adalah Rhizopora (bakau), dan
Acanthus.
Macam-macam
Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman Gen
Gen merupakan pengatur sifat-sifat tubuh. Setiap gen bersifat unik yaitu
hanya terdapat adanya satu sifat. Perbedaan struktur gen dalam
kromosom menimbulkan variasi. Variasi merupakan perbedaan bentuk,
kenampakan, sifat antar individu dalam satu spesies. Keanekaragaman
gen adalah variasi susunan gen dalam suatu spesies. Variasi dalam satu
spesies makhluk hidup disebut varietas. Suatu mahluk hidup yang di
katakan satu spesies yaitu apabila terjadi perkawinanan antar 2
individu akan menghasilkan keturunan yang fertil. Contoh : adanya
varietas pada kucing, kelapa, ayam, harimau dll
Keanekaragaman Jenis
Perbedaan bentuk, penampilan, dan sifat yang terdapat pada individu-
individu yang berbeda jenis menunjukkan adanya keanekaragaman jenis.
Keanekaragaman jenis merupakan keanekaragaman pada spesies yang
masih memiliki kekerabatan dekat satu dengan yang lainya atau
keanekarargaman pada spesies yang masih dalam satu famili yang
sama. Keanekaragaman hayati tingkat ini dapat ditunjukkan dengan
adanya beraneka macam jenis mahluk hidup baik yang termasuk
kelompok hewan, tumbuhan dan mikroba. Contohnya, kucing dan
harimau dimana mereka termasuk satu family yaitu felidae walaupun ada
perbendaan fisik, tingkah laku, dan habitat. Contoh lainnya adalah
pohon kelapa, pohon lontar, pohon aren, dan pohon pinang yang mana
merupakan tumbuhan yang masih satu famili.
Keanekaragaman Ekosistem
Ekosistem merupakan kesatuan antara makhluk hidup dengan
lingkungannya. Dalam ekosistem terdapat komponen biotik, yang terdiri
atas benda-benda hidup dan komponen abiotik, yang terdiri atas benda-
benda tak hidup. Komponen abiotik meliputi letak menurut garis lintang
dan garis bujurnya (latitude), ketinggian tempat (altitude), iklim,
kelembaban, suhu, kondisi tanah dan lain sebagainya. Adapun
komponen biotik meliputi organisme hidup termasuk produsen,
konsumen, detritivor, maupun decomposer. Perbedaan komponen biotik
dan komponen abiotik dalam ekosistem menyebabkan terbentuknya
keanekaragaman ekosistem. Keanekaragaman ekosistem merupakan
salah satu faktor terbentuknya keanekaragaman hayati. Seluruh makhluk
hidup selalu melakukan hubungan timbal balik, baik antar makhluk hidup
maupun makhluk tak hidup dengan lingkungnnya atau komponen
abiotiknya. Hubungan timbal balik ini menimbulkan keserasian hidup di
dalam suatu ekosistem. Contoh : ekosistem aquatik dan terrestrial.
PEMANFAATAN DAN
PENGELOLAAN
KEANEKARAGAMAN
HAYATI
Manfaat
Keanekaragaman Hayati
Upaya Melestarikan
Keanekaragaman Hayati
Budi daya atau pemuliaan Pelestarian hayati melalui upaya in situ dan
hayati di bidang pertanian, ex situ.
perkebunan, perikanan,
peternakan, dan sebagainya A. Pelestarian secara in situ merupakan
melindungi sumber hayati di tempat aslinya
(asalnya). Hal ini dilakukan sehubungan
dengan keberadaan organisme yang
memerlukan habitat khusus, dan akan
membahayakan kehidupan organisme
tersebut jika dipindahkan ke tempat lainnya.
Contoh: cagar alam, hutan lindung, suaka
margasatwa, taman laut.
Riana Yani.dkk. 2009. Biologi I Kelas X SMA dan MA. Departemen Pendidikan
Nasional : PT. Remaja Rosdakarya. Jakarta
Subardi.dkk. 2009. Biologi Untuk Kelas X SMA dan MA. Penerbit CV. Usaha
Makmur. Jakarta
https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/files_dosen/modul/Pertemuan_3IPA.50
70232.pdf
https://www.usd.ac.id/fakultas/pendidikan/f1l3/PLPG2017/Download/materi/i
pa/BAB-VI_-EKOLOGI.pdf