Anda di halaman 1dari 18

eTNOBIOLOGI

MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI


TIM 126 - KKN ITERA 2021
PENDAHULUAN
Etnobiologi merupakan interdisiplin
ilmu tentang hubungan dinamis
antara masyarakat, biota, dan
lingkungan. Target etnobiologi
adalah menghubungkan antara
program konservasi yang bertujuan
untuk pelestarian keanekaragaman
hayati dengan kebutuhan manusia
yang nantinya akan meningkatkan
nilai ekonomi keanekaragaman
hayati (Wolverton et al., 2014). Ada
empat faktor atau tema yang Sumatera merupakan salah satu
penting dalam etnobiologi yaitu: wilayah dengan tingkat
etika dalam etnobiologi, warisan keanekaragan hayati yang tinggi
lingkungan dan budaya, ilmu sehingga berpotensi sebagai
interdisipliner dan non-sains, dan wilayah yang cocok untuk
pemahaman ekologi. Dengan pengembangan etnobiologi di
demikian etnobiologi merupakan berbagai sektor. Hal ini dikarenakan
suatu hal yang unik karena secara geografis wilayah sumatera
mengintegrasikan pemahaman merupakan salah satu pulau yang
tentang teknologi, ekologi, biologi, luas di Indonesia dan dikelilingi
sosial, politik dan ekonomi. Kajian wilayah perairan yang cukup luas
etnobotani kuantitatif dengan sehingga memungkinkan spesies-
menganalisis jenis tumbuhan spesies endemik hidup. Penelitian
bermanfaat yang penting bagi dan pengabdian kepada
masyarakat dilakukan untuk masyarakat sudah dilakukan dan
mendukung upaya “penilaian” menghasilkan luaran berupa
keanekaragaman jenis hasil hutan potensi daerah yang berbeda
bukan kayu ditinjau dari nilai sosial antara satu wilayah dnegan wilayah
dan ekonominya (Wolverton et al., lain di Sumatera.
2014).
Pengembangan etnobiologi dilakukan dengan cara penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat. Contoh dari pengembangan dalam
bidang etnobiologi antara lain penelitian dalam bidang pengembangan
obat/jamu tradisional dari bahan-bahan alam. Penilitian yang dilakukan
oleh Silalahi etal. (2018) menjelaskan bahwa kulit batang Bischofia javanica
obat kolesterol dan daun Sauralia pendula sebagai obat hipertensi
merupakan tumbuhan yang berpotensi untuk dikembang secara komersial
di Sumatera Utara. Selain itu, kajian etnobotani (etnobiologi tumbuhan)
kuantitatif dengan cara menganalisis jenis tumbuhan yang penting bagi
masyarakat dilakukan untuk mendukung upaya “penilaian”
keanekaragaman jenis hasil hutan bukan kayu ditinjau dari nilai sosial dan
ekonominya (Munawaroh et al., 2020). Selain itu, Penelitian yang dilakukan
Barlina et al. (2020) menjelaskan bahwa tanaman aren dapat diolah menjadi
berbagai produk pangan bagian (mayang, batang, dan buah) dan non
pangan. Contoh etnobiologi dalam bidang pemanfaatan lahan antara lain
urban farming. Contoh etnobiologi dalam hal perikanan antara lain
pembudidayaan ikan ataupun pemanfaatan limbah hasil perikanan
menjadi produk yang mempunyai nilai ekonomi. Menurut Oktaviani et al.
(2016) Kajian ilmiah dibutuhkan untuk suatu bentuk penguatan kearifan
lokal agar dapat diterima dari sudut pandang sains dalam pengolahan
perikanan oleh masyarakat.

Contoh produk hasil pengolahan aren menjadi sirup dan gula semut (Barlina et al. 2020)
PENGERTIAN EKOLOGI

Istilah Ekologi dipopulerkan oleh Ernst Haeckel pada tahun 1869. Istilah ini
berasal dari bahasa Yunani : Oekologie terdiri atas dua kata yaitu: Oikos
berarti rumah (home) dan Logos berarti studi, pengkajian, ilmu (The study
of). Jadi, secara sederhana ekologi berarti “The study of organism in their
home, and their environment” atau studi mengenai masalah hidup di dalam
“rumahnya”. Menurut E. Haeckel, ekologi adalah suatu keseluruhan
pengetahuan yang berkaitan dengan hubungan. Hubungan total atau
organisme dengan lingkungannya, baik yang bersifat organik (biotik)
maupun anorganik (abiotik). Pengertian lain dikemukakan oleh
Andrewartha (1961) yang menyatakan, ekologi adalah studi ilmiah mengenai
saling hubungan yang menentukan distribusi organisme dan
kelimpahannya (abundance). Dalam Webster’s Unabridges Dictionary,
ekologi diartikan sebagai “totalitas atau pola hubungan lingkungan
(environment)”. Yang dimaksudkan dari definisi di atas yaitu “The
summation of all biotic (living) and abiotic (non living) factors that surround
and pottencially influence an organism (organism habitat)”. Dapat
disimpulkan bahwa lingkungan adalah keseluruhan faktor biotik (hidup)
dan abiotik (tak hidup) yang terdapat di sekeliling organisme (makhluk
hidup) dan berpotensi memengaruhi organisme tertentu atau disebut juga
habitat organisme. Interaksi-interaksi ini terjadi pada hierarki skala yang
dipelajari oleh para ahli ekologi, mulai dari organisimal hingga global.

RUANG LINGKUP EKOLOGI

Ekologi Organisimal: Mencakup subdisiplin ekologi fisiologi, ekologi


evolusi, ekologi perilaku, struktur, dan perilaku (untuk hewan)

Ekologi Populasi: Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi ukuran


populasi serta bagaimana dan mengapa populasi berubah seiring waktu

Ekologi Komunitas: Mencakup interaksi antarspesies, seperti predasi dan


kompetisi, memengaruhi struktur dan organisasi komunitas
Ekologi Ekosistem: Mencakup aliran energi dan siklus kimiawi antara
organisme dan lingkungan

Ekologi Bentang Alam: Fokus pada faktor yang mengontrol pertukaran


energi, material dan organisme di berbagai ekosistem

Ekologi Global/ Biosfer: Mencakup bagaimana pertukaran regional energi


dan material memengaruhi fungsi dan distribusi organisme di seluruh
biosfer

KOMPONEN EKOLOGI & BIOSFER

Komponen Biotik yaitu keseluruhan organisme yang berpotensi


memengaruhi kehidupan organisme yang lain.

Komponen Abiotik yaitu keseluruhan unsur tak hidup baik bersifat fisika
maupun kimia (fisika-kimia) yang berpotensi mengenali kehidupan
organisme tertentu. Faktor fisika antara lain suhu, cahaya, angin,
gelombang air laut, arus air, tingkat kejernihan perairan, kelembaban
udara dan sebagainya; sedangkan faktor kimia antara lain kandungan
nutrisi tanah, keasaman (pH), kadar oksigen baik yang terdapat di udara
maupun yang terdapat dalam air, kadar karbondioksida dan sebagainya.

EKOSISTEM

Konsep ekosistem bukanlah istilah yang baru, namun istilah itu pertama
kali diusulkan oleh A.G. Tansley pada tahun 1935 (Odung, 1994). Istilah ini
memiliki banyak padanan seperti “biocoenosis”, “mikrokosmos”,
“geobiocoenosis”, “halocoen”, dan “biosistem”. Menurut Tansley, ekosistem
adalah semua organisme dan lingkungannya yang terdapat dilokasi
tersebut. Berdasarkan undang-undang republik Indonesia nomor 32
tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup,
ekosistem diartikan tatanan unsure lingkungan hidup yang merupakan
kesatuan utuh-menyeluruh dan saling memengaruhi dalam membentuk
keseimbangan stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup.
Komunitas mempunyai keragaman, stabilitas, dan struktur trofik.
1. Keragaman : Variasi spesies dalam suatu komunitas.. Komponen
keragaman yaitu :
Kekayaan spesies (species richness): Jumlah spesies dalam suatu
komunitas. Kekayaan spesies dalam kedua komunitas sama (4 spesies),
sedangkan kelimpahan relative berbeda.
Kelimpahan relatif (relative abundance): Jumlah individu masing-masing
spesies pada suatu komunitas
2. Stabilitas: Kemampuan komunitas untuk bertahan terhadap gangguan
dan kembali ke komposisi awal.
3. Struktur trofik: Hubungan makan-memakan berbagai spesies dalam
komunitas

INTERAKSI DALAM KOMUNITAS

Pemangsaan yaitu Predasi (predatorisme) atau disebut juga pemangsa


adalah interaksi antara pemangsa (predator) dan mangsa (preis). Jadi,
Organisme yang memakan organisme lain untuk keperluan hidupnya
Hewan dimangsa oleh hewan
Tumbuhan dimakan oleh hewan
Hewan dimakan oleh tumbuhan

Kompetisi yaitu Dalam ekologi dikenal konsep “The Gause’s competitive


exclusion principle”, yang maksudnya bahwa pada setiap kompetisi akan
ada orgaisme yang tergusur. Pada interaksi kompetisi jika “On” maka
kedua populasi yang terlibat akan rugi (tertekan), sedangkan jika “Off”
maka populasi yang terlibat akan netral (tidak terpengaruh). Kompetisi
dibedakan atas kompetisi intraspesifik dan kompetisi interspesifik.
Intraspesifik: Kompetisi antar spesies yang sama memperebutkan
sumberdaya yang sama
Interspesifik: Kompetisi antar spesies yang berbeda memperebutkan
sumberdaya yang sama
Adapun Akibat Kompetisi yaitu Pembagian sumberdaya, Migrasi,
Kematian bagi spesies yang kalah
Simbiotik yaitu Interaksi antara dua atau lebih spesies, satu spesies
hidup di dalam atau di luar tubuh spesies lain. Bentuk-bentuk simbiotik
Parasitisme
Mutualisme
Komensalisme
BIODIVERSITAS
PENDAHULUAN

Dalam kehidupan kita sehari-hari, Indonesia merupakan negeri


tentunya dapat kita temui berbagai dengan keanekaragaman hayati
jenis makhluk hidup, seperti hewan yang sangat tinggi. Hal ini, karena
dan tumbuhan. Makhluk hidup Indonesia berada di daerah iklim
tersebut memiliki ciri yang berbeda- tropis, sehingga banyak
beda sehingga terbentuklah keanekaragaman sumber daya
keanekaragaman makhluk hidup alam tumbuhan maupun hewan.
yang disebut dengan Tinggal bagaimana kita mengelola
keanekaragaman hayati atau dan memanfaatkan potensi
biodiversitas. Keanekaragaman itu tersebut. Dengan mempelajari
meliputi berbagai variasi bentuk, keanekaragaman hayati,
warna, dan sifat-sifat lain dari diharapkan dapat mengetahui
makhluk hidup. Sedangkan di dalam potensi kekayaan keanekaragaman
spesies yang sama terdapat hayati, mampu memanfaatkan
keseragaman. Keanekaragaman dengan bijak dan ikut berperan
hayati sangat penting bagi aktif dalam melestarikan
kelangsungan dan kelestarian keanekaragaman hayati demi
makhluk hidup. kelangsungan hidup manusia dan
makhluk hidup lain.
KEANEKARAGAMAN HAYATI

Istilah biodiversitas atau keanekaragaman hayati ini digunakan pertama kali di


Washington pada tahun 1986 oleh seorang ahli entomologi (Edward O. Wilson).
Kata ini merupakan kata yang sulit, yang sayangnya, menjadi kata yang menarik
perhatian hanya sedikit orang, yang terutama mempelajarinya (seperti ahli
ekologi, biologi, atau agronomi). Nyatanya keanekaragaman hayati seharusnya
berupa konsep sederhana, karena pada esensinya, dia merupakan tanda
keberadaan alam, kehidupan, dan keragaman aspek hidup dalam sejumlah level,
dari yang paling kecil dan mendasar (seperti gen dan bakteri) sampai pada
spesies binatang dan tumbuhan, menuju level yang paling kompleks (ekosistem).
Keanekaragaman hayati “biodiversitas” adalah menunjukkan sejumlah variasi
yang ada pada makhluk hidup baik variasi gen, jenis dan ekosistem yang yang di
suatu lingkungan tertentu. Keanekaragaman hayati adalah kebijaksanaan
kepercayaan kita untuk masa depan, memungkinkan tanaman dan binatang
untuk beradaptasi pada perubahan iklim, serangan parasit dan kuman, atau hal
lain yang tidak diperkirakan.

KEANEKARAGAMAN HAYATI
DI INDONESIA

Secara astronomis, Indonesia terletak pada 60 LU - 110 LS dan 950 BT – 1410 BT.
Indonesia terletak di daerah iklim tropis karena terdapat di antara 23½0 LU dan
23½0 LS. CirI-ciri daerah tropis antara lain memiliki temperatur udara cukup
tinggi, yaitu 26 0C – 28 0C, curah hujan pun cukup tinggi, yaitu 700 - 7.000
mm/tahun dan tanahnya subur karena proses pelapukan batuan cukup cepat.
Indonesia memiliki kekayaan hewan dengan jumlah keragaman yang tinggi
dibandingkan negara-negara lain. Ditinjau dari segi keanekaragaman sumber
daya tumbuhan di Indonesia diperkirakan dihuni kira-kira 100-150 suku tumbuhan
meliputi 25.000-35.000 jenis. Dari jumlah ini diperkirakan separuhnya mempunyai
potensi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, terutama sebagai bahan
ramuan obat, buah, rempah, sayuran, pewarna dan sebagainya. Menurut teori
stabilitas iklim dan teori Area, Indonesia memenuhi kriteria yaitu memiliki iklim
yang stabil dan memiliki area yang luas dengan iklim yang serupa. Dimana area
yang luas dengan iklim yang serupa akan memiliki diversitas spesies yang tinggi.
Beberapa tumbuhan khas dan endemik di
Sumatera antara lain sebagai berikut :
Kayu ramin (Gonystylus bancanus)
Kayu besi (Euziderozylon zwageri)
Padma Raksasa (Rafflesia arnoldii)

Beberapa hewan khas dan endemik di


Sumatera antara lain sebagai berikut :
Tapir (Tapirus indicus)
Orang utan (Pongo pygmaeus)

Keanekaragaman Hayati
Berdasarkan Penyebarannya

Penyebaran organisme di muka bumi atau dikenal biogeografi. Biogeografi


adalah ilmu yang mempelajari penyebaran makhluk hidup tertentu pada
lingkungan tertentu di bumi. Persebaran makhluk hidup yang berbeda ini
dapat ditentukan oleh geografis, seperti ketinggian, garis lintang, dan
keadaan iklim, misalnya curah hujan, suhu, dan radiasi cahaya. Biogeografi
terbagi menjadi biogeografi hewan (zoografi) dan biogeografi tumbuhan
(fitografi).

A. Penyebaran Hewan
Penyebaran hewan di bumi menurut Alfred Russell Wallace dapat
dikelompokkan menjadi 6 daerah, yaitu sebagai berikut.
1) Paleartik meliputi daerah Asia Utara dan Eropa, hewan yang khas adalah
beruang eropa, bison dan rusa kutub.
2) Ethiopia meliputi daerah Afrika, Arab, Madagaskar, hewan yang khas,
seperti zebra, jerapah, gajah, dan gorila.
3) Oriental meliputi daerah Asia Selatan dan Indonesia bagian barat, hewan
yang khas adalah harimau, gajah, tapir, dan kerbau.
4) Australia meliputi daerah Australia, New Zealand dan Indonesia bagian
timur. Hewan yang khas meliputi hewan yang berkantung, seperti kanguru.
5) Neortik meliputi daerah Amerika Utara, hewan yang khas meliputi,
binatang pengerat besar, yaitu berang-berang.
6) Neotropik meliputi daerah Amerika Tengah dan Amerika Selatan, hewan
yang khas meliputi kera dan tapir.
B. Penyebaran Tumbuhan
Persebaran tumbuhan ditentukan oleh faktor geologis, geografis (seperti
ketinggian dan garis lintang) dan curah hujan. Vegetasi merupakan
tumbuhan yang menutupi suatu daerah tertentu. Adapun berbagai
vegetasi dan ciri-cirinya sebagai berikut.
1) Tundra yaitu memiliki ciri-ciri vegetasi rumput dan lumut kerak (Lichenes)
dan terdapat pada daerah Skandinavia, Rusia, Siberia dan Kanada.
2) Taiga yaitu memiliki ciri-ciri vegetasi hutan hujan jarum (konifer) dan
terdapat pada daerah Skandinavia, Alaska, Kanada dan Siberia.
3) Hutan meranggas (4 musim) yaitu memiliki ciri-ciri vegetasi hutan yang
hijau pada musim panas dan menggugurkan daunnya pada musim dingin.
Terdapat pada daerah iklim sedang, seperti Eropa, sebagian Asia dan
Amerika.
4) Padang rumput yaitu memiliki ciri-ciri vegetasi tanpa pohon, tumbuhan
berupa rumput (Graminae). Terdapat pada daerah Hongaria, Amerika
Utara, Argentina dan Rusia Selatan.
5) Vegetasi gurun yaitu memiliki ciri-ciri vegetasi dengan jumlah pohon
sangat sedikit yang tumbuh adalah jenis tumbuhan tahan kering (xerofit),
berbunga dan berbuah dalam waktu pendek (efermer). Terdapat pada
daerah gurun Gobi (RRC), gurun Sahara (Afrika Utara), gurun Kalahari (Afrika
Selatan).
6) Sabana yaitu memiliki ciri-ciri vegetasi padang rumput dan pepohonan.
Terdapat pada daerah Asia, Australia dan Indonesia.
7) Hutan hujan tropis yaitu memiliki ciri-ciri vegetasi tumbuhan hijau
sepanjang tahun, pohon- pohon tinggi, jenisnya sangat banyak, terdapat
tumbuhan yang menempel (epifit) dan tumbuhan yang memanjat pohon
lain (liana). Terdapat pada daerah Asia, Afrika, Indonesia, dan Amerika
Selatan.
8) Hutan bakau yaitu memiliki ciri-ciri vegetasi yang memiliki akar nafas
karena tanah dan airnya miskin oksigen, contohnya Pohon Bakau (Rhizipora
sp.), kayu api (Avicinea sp.) dan (Sonneratia sp.) jenis tumbuhan tahan kering
(Xerofit).
Keanekaragaman Hayati
Berdasarkan Ekosistem Perairan

Macam-macam lingkungan perairan (akuatik) akan membentuk ekosistem


antara lain, ekosistem air tawar dan ekosistem air laut.

A. Ekosistem air tawar yaitu mempunyai ciri-ciri salinitas atau kadar garam
rendah, variasi suhu rendah, penetrasi atau paparan cahaya matahari
kurang, adanya aliran air (ekosistem sungai), dan dipengaruhi oleh iklim
serta cuaca. Berdasarkan intensitas cahaya yang diterima maka habitat
ekosistem air tawar dapat dibagi menjadi 3 zona, yaitu sebagai berikut.
1) Litoral adalah daerah dengan intensitas cahaya matahari yang mencapai
dasar.
2) Limnetik adalah daerah terbuka yang intensitas cahaya mataharinya
dapat mencapai dasar.
3) Profundal adalah daerah dasar yang dalam sehingga cahaya matahari
tidak dapat mencapainya.

B. Ekosistem air laut yaitu adanya hempasan gelombang air laut maka di
daerah pasang surut yang merupakan perbatasan darat dan laut
terbentuk gundukan pasir, dan jika menuju ke darat terdapat hutan pantai
yang terbagi menjadi beberapa wilayah, yaitu sebagai berikut.
1) Formasi pescaprae, didominasi tumbuhan Vigna, Spinifex litorus, Ipomoea
pescaprae, Pandanus tectorius.
2) Formasi baringtonia, tumbuhan yang khas, misalkan Hibiscus tilliaceus,
Terminalia catapa, Erythrina sp.
3) Hutan bakau, tumbuhan yang khas adalah Rhizopora (bakau), dan
Acanthus.
Macam-macam
Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman Gen
Gen merupakan pengatur sifat-sifat tubuh. Setiap gen bersifat unik yaitu
hanya terdapat adanya satu sifat. Perbedaan struktur gen dalam
kromosom menimbulkan variasi. Variasi merupakan perbedaan bentuk,
kenampakan, sifat antar individu dalam satu spesies. Keanekaragaman
gen adalah variasi susunan gen dalam suatu spesies. Variasi dalam satu
spesies makhluk hidup disebut varietas. Suatu mahluk hidup yang di
katakan satu spesies yaitu apabila terjadi perkawinanan antar 2
individu akan menghasilkan keturunan yang fertil. Contoh : adanya
varietas pada kucing, kelapa, ayam, harimau dll

Keanekaragaman Jenis
Perbedaan bentuk, penampilan, dan sifat yang terdapat pada individu-
individu yang berbeda jenis menunjukkan adanya keanekaragaman jenis.
Keanekaragaman jenis merupakan keanekaragaman pada spesies yang
masih memiliki kekerabatan dekat satu dengan yang lainya atau
keanekarargaman pada spesies yang masih dalam satu famili yang
sama. Keanekaragaman hayati tingkat ini dapat ditunjukkan dengan
adanya beraneka macam jenis mahluk hidup baik yang termasuk
kelompok hewan, tumbuhan dan mikroba. Contohnya, kucing dan
harimau dimana mereka termasuk satu family yaitu felidae walaupun ada
perbendaan fisik, tingkah laku, dan habitat. Contoh lainnya adalah
pohon kelapa, pohon lontar, pohon aren, dan pohon pinang yang mana
merupakan tumbuhan yang masih satu famili.

Keanekaragaman Ekosistem
Ekosistem merupakan kesatuan antara makhluk hidup dengan
lingkungannya. Dalam ekosistem terdapat komponen biotik, yang terdiri
atas benda-benda hidup dan komponen abiotik, yang terdiri atas benda-
benda tak hidup. Komponen abiotik meliputi letak menurut garis lintang
dan garis bujurnya (latitude), ketinggian tempat (altitude), iklim,
kelembaban, suhu, kondisi tanah dan lain sebagainya. Adapun
komponen biotik meliputi organisme hidup termasuk produsen,
konsumen, detritivor, maupun decomposer. Perbedaan komponen biotik
dan komponen abiotik dalam ekosistem menyebabkan terbentuknya
keanekaragaman ekosistem. Keanekaragaman ekosistem merupakan
salah satu faktor terbentuknya keanekaragaman hayati. Seluruh makhluk
hidup selalu melakukan hubungan timbal balik, baik antar makhluk hidup
maupun makhluk tak hidup dengan lingkungnnya atau komponen
abiotiknya. Hubungan timbal balik ini menimbulkan keserasian hidup di
dalam suatu ekosistem. Contoh : ekosistem aquatik dan terrestrial.
PEMANFAATAN DAN
PENGELOLAAN
KEANEKARAGAMAN
HAYATI
Manfaat
Keanekaragaman Hayati

Sebagai Sumber Pangan


Tumbuhan dan hewan dapat digunakan
manusia sebagai sumber pangan seperti
makanan pokok yang diperoleh dari
tanaman padi (Oryza sativa), selain itu
jagung, talas, singkong, sagu, atau juga
ubi jalar dan lainnya.

Sumber Sandang & Pakan


Hewan dan tumbuhan yang dapat
dijadikan sumber sumber bahan sandang
contonya kapas, ulat sutra, biri-biri. Selain
dijadikan bahan sandang
keanekaragaman hayati dapat dijadikan
bahan papan dalam pembuatan rumah
sebagai contoh dalam pembuatan rumah
digunakan kayu jati, mahoni, dll. Untuk
membuat pagar rumah dan kursi
menggunakan bambu. Dalam pembuatan
atap rumah sebelum adanya genteng
biasanya menggunakan daun lontar.

sumber Obat-obatan dan Kosmetik


Tanaman yang dapat digunakan sebagai
bahan obat-obatan contohnya jahe,
kunyit, temulawak, alang-alang, dll.
Beberapa hewan ada yang digunakan
untuk pengobatan contonya cacing
untuk penyakit tipes, kadal untuk
penyakit gatal-gatal, dll. Selain itu juga,
tumbuhan digunakan sebagai kosmetik
tradisional contohnya minyak kemiri dan
minyak kelapa untuk melemaskan
rambut, beras untuk lulur, bunga-
bungaan untuk pewangi seperti bunga
mawar, melati, kamboja, dll.
Sebagai Keindahan
Keanekaragaman hayati akan
membentuk suatu keseimbangan
lingkungan yang mana satu sama lain itu
saling melengkapi dan juga saling
bergantung baik itu manusia, tumbuhan,
hewan, dan lain sebagainya

Sebagai Tekonologi dan Pengetahuan


Keanekaragaman hayati dimanfaatkan
sebagai pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, contohnya
penelitian mengenai sumber makana dan
obat-obatan yang berasal dari
tumbuhan, rekayasa genetika, dll.

Upaya Melestarikan
Keanekaragaman Hayati

Budi daya atau pemuliaan Pelestarian hayati melalui upaya in situ dan
hayati di bidang pertanian, ex situ.
perkebunan, perikanan,
peternakan, dan sebagainya A. Pelestarian secara in situ merupakan
melindungi sumber hayati di tempat aslinya
(asalnya). Hal ini dilakukan sehubungan
dengan keberadaan organisme yang
memerlukan habitat khusus, dan akan
membahayakan kehidupan organisme
tersebut jika dipindahkan ke tempat lainnya.
Contoh: cagar alam, hutan lindung, suaka
margasatwa, taman laut.

B. Pelestarian secara ex situ merupakan


bentuk perlindungan dengan cara
memindahkan hewan atau tumbuhan ke
tempat lainnya yang cocok bagi
kehidupannya. Contoh : kebun raya, hutan
nasional, hutan produksi, kebun binatang,
Tabulampot (tanaman budi daya dalam pot).
DAFTAR PUSTAKA

Ide Pembelajaran KKN Daring 2021:ITERA

Riana Yani.dkk. 2009. Biologi I Kelas X SMA dan MA. Departemen Pendidikan
Nasional : PT. Remaja Rosdakarya. Jakarta

Subardi.dkk. 2009. Biologi Untuk Kelas X SMA dan MA. Penerbit CV. Usaha
Makmur. Jakarta

https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/files_dosen/modul/Pertemuan_3IPA.50
70232.pdf

https://www.usd.ac.id/fakultas/pendidikan/f1l3/PLPG2017/Download/materi/i
pa/BAB-VI_-EKOLOGI.pdf

Anda mungkin juga menyukai