Anda di halaman 1dari 16

1.

PENDAHULUAN

Kejadian-kejadian maupun fenomena-fenomena alam yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari


sangat erat kaitannya dengan ilmu fisika. Untuk membuktikan hakikat fenomena yang terjadi
tersebut, fisika menggunakan patokan teori dan hasil eksperimen sebagai bukti untuk pembuktian
akan fenomena yang terjadi. Dengan menggunakan metode ilmiah, fenomena di alam melalui
proses percobaan yang kemudian menghasilkan teori. Teori ini selanjutnya dapat diuji lagi
melalui percobaan-percobaan selanjutnya. Dalam melakukan uji coba terhadap teori yang sudah
ada percobaan fisika dapat dilakukan di laboratorium. Namun ketika melakukan percobaan di
laboratorium pengaruh dari keadaan lingkungan di sekelilingnya pastinya akan menemukan
sedikit perbedaan. Sehingga tidak mudah bagi seseorang yang melakukan percobaan di
laboratorium atau di lapangan untuk mendapatkan data yang diharapkan benar-benar sesuai
dengan teori. Berbagai faktor mempengaruhi percobaan seperti: gaya gravitasi, suhu,
kelembaman, kebisingan, ketinggian, dan lain sebagainya.

Oleh sebab itu dari dasar penjabaran penjelasan tersebut dalam percobaan ini pula ingin
membuktikan seberapa besar gravitasi yang didapat di suatu tempat. Dimana pada percobaan kali
ini dilakukan di dalam laboratorium dengan menggunakan alat bandul fisis sebagai alat peragaan
untuk mendapatkan besarnya harga percepatan gravitasi. Kemudian yang nantinya akan
dibandingkan hasilnya dengan hasil yang sudah tertera dalam teori sebagai salah satu cara untuk
menguji hasil teori.

LANDASAN TEORI

II.1. PENDAHULUAN

Sains merupakan suatu cara untuk mengetahui, yang merupakan perpaduan antara logika dan
perhitungan. Banyak bidang sains dasar atau sains murni yang dipelajari dan berhubungan
dengan kehidupan manusia, di mana salah satunya adalah bidang fisika. Fenomena-fenomena
alam maupun hal-hal yang terjadi dalam kehidupan manusia sehari-hari sangat erat kaitannya
dengan bidang fisika. Untuk membuktikan hakikat tentang segala fenomena alam yang terjadi,
ilmu Fisika memakai teori dan kesesuaian eksperimen sebagai patokan untuk hasil pengetahuan
yang diperoleh (Nurmayasari, 2003). Oleh karena ilmu Fisika mempelajari fenomena alam, maka
terdapat banyak sekali bagian-bagian dalam mempelajari ilmu Fisika, salah satunya adalah
Osilasi dan Gelombang. Dalam buku “Fisika, Untuk Sains dan Teknik”, Tipler (1998)
menempatkan Osilasi dan Gelombang pada bagian kedua setelah Mekanika. Osilasi terjadi bila
sebuah sistem diganggu dari posisi kesetimbangan stabilnya. Karakteristik gerak osilasi yang
paling dikenal adalah gerak tersebut bersifat periodik, yaitu berulang-ulang (Tipler, 1998).
Adapun penelitian yang dilakukan yaitu tentang Bandul Fisis merupakan bagian dari Osilasi dan
Gelombang. Karena mempunyai sifatgerak yang periodik, bandul dapat dipergunakan sebagai
alat pengukur gravitasi, maupun sebagai penggerak jam mekanis.
A. Pengertian Gerak Harmonik Sederhana

Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak - balik benda melalui suatu titik keseimbangan
tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon selalu konstan. Setiap gerak yang
terjadi secara berulang dalam selang waktu yang sama disebut gerak periodik. Karena gerak ini
terjadi secara teratur maka disebut juga sebagai gerak harmonik/harmonis. Apabila suatu partikel
melakukan gerak periodik pada lintasan yang sama maka geraknya disebut gerak osilasi/getaran.
Bentuk yang sederhana dari gerak periodik adalah benda yang berosilasi pada ujung pegas.
Karenanya kita menyebutnya gerak harmonis sederhana. Gerak Harmonik Sederhana
mempunyai persamaan gerak dalam bentuk sinusoidal dan digunakan untuk menganalisis suatu
gerak periodik tertentu. Dalam fisika ada berbagai macam gerak, diantaranya adalah gerak
periodik. Gerak Periodik adalah suatu getaran atau gerakan yang dilakukan benda secara bolak-
balik melalui jalan tertentu yang kembali lagi ke tiap kedudukan dan kecepatan setelah selang
waktu tertentu. Contoh gerak bolak balik adalah gerakan sebuah bandul.

Dari sekian banyak gerak periodik, ada gerak yang dinamakan gerak harmonik. Gerak harmonik
adalah gerak sebuah partikel sebagai fungsi waktu berupa sinusodial (dapat dinyatakan dalam
bentuk sinus atau kosinus).

(Surya, 2001: 55)

Ada beberapa macam gerak harmonik, salah satunya adalah gerak harmonik sederhana (GHS).
Gerak harmonik sederhana adalah gerak harmonik yang dipengaruhi oleh gaya yang arahnya
selalu menuju titik seimbang dan besarnya sebanding dengan simpangannya.

Contoh gerak osilasi (getaran) yang populer adalah gerak osilasipendulum

(bandul). Pendulum sederhana terdiri dari seutas tali ringan dan sebuah bola kecil (bola
pendulum) bermassa m yang digantungkan pada ujung tali, sebagaimana tampak pada gambar di
bawah. Dalam menganalisis gerakan pendulum sederhana, gaya gesekan udara kita abaikan dan
massa tali sangat kecil sehingga dapat diabaikan relatif terhadap bola.

Gambar di atas memperlihatkan pendulum sederhana yang terdiri dari tali dengan panjang L dan
bola pendulum bermassa m. Gaya yang bekerja pada bola pendulum adalah gaya berat (w =
mg)dan gaya tegangan tali FT. Gaya berat memiliki komponen m.g cos Ө yang searah tali dan
mg sin teta yang tegak lurus tali. Pendulum berosilasi akibat adanya komponen gaya berat mg sin
teta. Karena tidak ada gaya gesekan udara, maka pendulum melakukan osilasi sepanjang busur
lingkaran dengan besar amplitudo tetap sama.
Gaya pemulih yang menyebabkan benda M melakukan gerak harmonic sederhana adalah
komponen w tegak lurus pada tali yaitu w sin Ө. Dengan demikian gaya pemulih yang bkerja
pada benda bandul sederhana dinyatakan oleh

Fp = - W sin Ө

= - m.g sin Ө (1)

Menurut Hukum Newton II percepatan benda pada ayunan sederhana:

F = m.a

a = -g. sin Ө

-m.g sin Ө = m.a (2)

Gaya dalam arah sumbu x merupakan gaya pemulih, yaitu gaya yang selalu menuju titik
keseimbangan. Arah gaya tersebut berlawanan arah dengan simpangan, sehingga dapat ditulis :

Dalam arah sumbu y, komponen gaya berat diimbangi oleh tegangan tali T sehingga gaya dalam
arah sumbu y bernilai nol.

Jika sudut α cukup kecil (α < ), maka nilai sinus tersebut mendekati dengan nilai sudutnya, sin α
≈ α. Sehingga hubungan antara panjang busur x dengan sudut teta dinyatakan dengan
persamaan :

x = L sin α atau

α = x/L (3)

(ingat bahwa sudut teta adalah perbandingan antara jarak linear x dengan jari-jari lingkaran (r)
jika dinyatakan dalam satuan radian. Karena lintasan pendulum berupa lingkaran maka kita
menggunakan pendekatan ini untuk menentukan besar simpangannya. Jari-jari lingkaran pada
kasus ini adalah panjang tali L).

Jika massa m menyimpang sejauh x dari titik seimbang, maka massa tersebut akan mengalami
gaya pemulih sebesar :

F = mg sin α ≈ mg α = x

Anda mungkin juga menyukai