Anda di halaman 1dari 16

Fiat Justitia Jurnal Ilmu Hukum Volume 6 No.

1 Januari-April 2012, ISSN 1978-5186

Asas-Asas dan Landasan Teoretis dalam Naskah Akademik


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2011-2016

Muhtadi

Dosen Bagian Hukum Tata Negara FH Universitas Lampung

Abstrak
Menggunakan pendekatan normatif tulisan ini bertujuan untuk menjabarkan asas-
asas dan landasan teoretis dalam pembentukan Naskah Akademik Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Tulang Bawang
Tahun 2011-2016. Hasil penelusuran kepustakaan ditemukan bahwa asas-asas
dalam penyusunan RPJMD meliputi asas hukum yang diatur dalam Undang-
undang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan. Adapun landasan teoretisnya mencakup antara lain
wewenang pemerintahan daerah dalam menjalankan asas otonomi seluas-luasnya
berdasarkan Undang-Undang Dasar Tahun 1945.

Kata kunci : RPJMD, asas-asas, landasan teoretis dan Naskah Akademik.

I. Latar Belakang Pemerintahan Daerah (UU Pemda),1


sebagaimana diubah terakhir dengan
Peraturan daerah (perda)
Undang-Undang Nomor 12 Tahun
merupakan instrumen hukum dalam
2008 tentang Perubahan Kedua Atas
melaksanakan urusan wajib dan
Undang-Undang Nomor 32 Tahun
urusan pilihan yang menjadi
2004 tentang Pemerintahan Daerah2,
kewenangan pemerintahan daerah.
kemudian dijabarkan lebih lanjut
Dalam hirarki peraturan perundang-
dengan Peraturan Pemerintah Nomor
undangan, perda adalah norma
38 Tahun 2007 tentang Pembagian
hukum yang bersifat pengaturan di
Urusan Pemerintahan Antara
daerah yang pembahasannya menjadi
Pemerintah, Pemerintahan Daerah
kompetensi Dewan Perwakilan
Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Daerah Rakyat (DPRD) bersama
Kabupaten atau Kota.3 Demikian
Kepala Daerah.
pula yang dikehendaki sebagai
Pasal 18 ayat (5) Undang-
substansi yang perda sebagaimana
Undang Dasar Tahun 1945 (UUD
ditentukan dikehendaki Undang-
Tahun 1945) memberikan
Undang Nomor 12 Tahun 2011
kewenangan seluas-luasnya kepada
tentang Pembentukan Peraturan
daerah otonom untuk mengurus
urusannya sepanjang tidak
ditentukan sebagai urusan 1
Lembaran Negara Republik Indonesia
pemerintah (pusat), yang kemudian (LNRI) Tahun 2004 No. 125, Tambahan
diatur lebih lanjut dalam Pasal 10 Lembaran Negara Republik Indonesia
sampai Pasal 14 Undang-Undang (TLNRI) No. 4437.
2
LNRI Tahun 2008 No. 59, LNRI No.4844.
Nomor 32 Tahun 2004 tentang 3
LNRI Tahun 2008 No. 83, TLNRI
No.4787.

1
Fiat Justitia Jurnal Ilmu Hukum Volume 6 No. 1 Januari-April 2012, ISSN 1978-5186

Perundang-undangan (UU P3),4 lebih Pasal 20 ayat (3),6 Pasal 37,7 Pasal
dari itu, Pasal 14 UU P3 42 ayat (2)8 dan Pasal 519 PP
menyebutkan bahwa Materi muatan tersebut menegaskan untuk
Peraturan Daerah Kabupaten berisi pembuatan pedoman kegiatan yang
materi muatan dalam rangka terkait dengan pelaksanaan
penyelenggaraan otonomi daerah dan Musyawarah Rencana Pembangunan
tugas pembantuan serta menampung (Musrenbang), Pedoman penyusunan
kondisi khusus daerah dan/atau perencanaan dan penganggaran
penjabaran lebih lanjut Peraturan terpadu, dan Pedoman pengendalian
Perundang-undangan yang lebih dan evaluasi rencana pembangunan
tinggi. Dengan demikian, urusan daerah diatur lebih lanjut dengan
pemerintahan daerah dalam skala Peraturan Menteri. Atas
Kabupaten Tulang Bawang Barat pendelegasian kewenangan tersebut,
baik urusan wajib ataupun urusan Menteri Dalam Negeri menerbitkan
pilihan yang terkait dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
pemenuhan hak-hak dasar ataupun (Permendagri) Nomor 54 Tahun
karena kekhasan daerah secara 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
normative diatur dengan peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008
daerah. tentang Tahapan, Tata cara
Pasal 14 ayat (1) huruf a UU Penyusunan, Pengendalian, dan
Pemda menyebutkan bahwa salah Evaluasi pelaksanaan Rencana
satu urusan wajib yang menjadi Pembangunan Daerah menyebutkan
kewenangan pemerintah daerah bahwa Rencana Pembangunan
kabupaten yang dilaksanakan dalam Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
skala kabupaten adalah perencanaan Secara spesifik Pasal 75 ayat
dan pengendalian pembangunan, (1) Permendagri memerintahkan
yang secara sistematis dalam Pasal pembuatan peraturan daerah tentang
154 UU tersebut menegaskan bahwa Rencana Pembangunan Jangka
tahapan, tata cara penyusunan, Menengah Daerah (RPJMD) harus
pengendalian, dan evaluasi sudah menyerahkan Raperda RPJMD
pelaksanaan rencana pembangunan paling lambat 5 (lima) bulan setelah
daerah diatur lebih lanjut dengan pelantikan Bupati. Senada dengan
Peraturan Pemerintah yang itu, Pasal 27 ayat (2) Undang-
berpedoman pada perundang- Undang Nomor 25 Tahun 2004
undangan. Tindak lanjut ketentuan tentang Sistem Perencanaan
tersebut selanjutnya disahkan
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 8
Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata 6
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
cara Penyusunan, Pengendalian, dan pelaksanaan Musrenbang diatur dengan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Peraturan Menteri.
Pembangunan Daerah.5 Ketentuan 7
Pedoman penyusunan perencanaan dan
penganggaran terpadu sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1) huruf a
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri.
8
Tata cara koordinasi antarprovinsi di dalam
penyusunan rencana pembangunan daerah
4
LNRI Tahun 2011 No. 82, TLNRI No. diatur lebih lanjut oleh Menteri.
9
5234. Pedoman pengendalian dan evaluasi
5
LNRI Tahun 2008 No. 21, TLNRI No. rencana pembangunan daerah diatur lebih
4817. lanjut dengan Peraturan Menteri.

1
Fiat Justitia Jurnal Ilmu Hukum Volume 6 No. 1 Januari-April 2012, ISSN 1978-5186

Pembangunan Nasional10 tentang Pembentukan Kabupaten


menyebutkan bahwa tata cara Tulang Bawang Barat Di Provinsi
penyusunan RPJP Daerah, RPJM Lampung,11 Kabupaten Tulang
Daerah, Renstra-SKPD, RKPD, Bawang Barat dalam rencana
Renja-SKPD dan pelaksanaan pengembangan jalur tranportasi
Musrenbang Daerah diatur dengan nasional berada dalam jaringan lintas
Peraturan Daerah. timur sumatera, transportasi bebas
RPJM secara normative oleh hambatan, dan kereta api nasional.
Pasal 1 angka 11 Undang-Undang Sedangkan ketersediaan sumber daya
Nomor 25 Tahun 2004 diuraikan alam untuk pengembangan produk
sebagai dokumen perencanaan untuk pertanian berbasis keunggulan dan
periode 5 (lima) tahun, pengertian kekhasan local dapat menjadi
serupa terdapat dalam Pasal 1 angka unggulan dan dapat berkompetisi
5 PP Nomor 8 Tahun 2008, demikian secara nasional, disamping itu
pula makna yang terdapat dalam melimpahnya sumber daya alam
Pasal 1 angka 10 Permendagri yang didukung dengan dominasi sumber
secara spesifik menyematkan anak daya manusia yang berada dalam
kalimat daerah di belakang RPJM. masa produktif berdasarkan data BPS
Pembangunan Daerah menurut 2010 mencapai 74,32% atau 198.235
Pasal 1 angka 7 Permendagri adalah jiwa, yang kemudian didukung
pemanfaatan sumber daya yang dengan tingginya komitmen aparatur
dimiliki untuk peningkatan penyelenggaran Negara untuk
kesejahteraan masyarakat yang meningkatan dan bahkan percepatan
nyata, baik dalam aspek pendapatan, pembangunan merupakan factor-
kesempatan kerja, lapangan faktor pendukung dan modal
berusaha, akses terhadap pembangunan Kabupaten Tulang
pengambilan kebijakan, berdaya Bawang masa depan, namun
saing, maupun peningkatan indeks demikian, tingginya jumlah
pembangunan manusia. Sedangkan penduduk miskin yang berdasarkan
Pasal 1 angka 8 Permendagri catatan BPS terdapat 24.515 KK atau
menyebutkan bahwa Perencanaan sekitar 35,71 % dari total 266.703
pembangunan daerah adalah suatu jiwa, infrastruktur yang rusak di
proses penyusunan tahapan-tahapan sebagian besar kecamatan, sarana
kegiatan yang melibatkan berbagai telekomunikasi yang rendah, luasnya
unsur pemangku kepentingan di lahan kritis atau tidak produktif yang
dalamnya, guna pemanfaatan dan mencapai 15%-17,5% terjadinya
pengalokasian sumber daya yang perubahan fungsi lahan dari lahan
ada, dalam rangka meningkatkan produktif menjadi perumahan,
kesejahteraan sosial dalam suatu keamanan yang kurang kondusif
lingkungan wilayah/ daerah dalam merupakan factor-faktor internal
jangka waktu tertentu. yang dapat mempengatuhi dan
Sebagai salah satu dari tiga berpotensi menggagalkan atau
daerah otonom baru di Provinsi setidak-tidaknya membuat mandeg
Lampung, dibentuk dengan Undang- pembangunan. Disamping itu,
Undang Nomor 50 Tahun 2008 terdapat factor eksternal yang antara

10 11
LNRI Tahun 2004 No. 104, TLNRI No. LNRI Tahun 2008 No. 187, TLNRI N
4421. omor 4934.

2
Fiat Justitia Jurnal Ilmu Hukum Volume 6 No. 1 Januari-April 2012, ISSN 1978-5186

lain nilai tukar rupiah yang rendah, teoretis dalam pembentukan RPJMD
inflasi yang tinggi yang secara Kabupaten Tulang Bawang Barat
nasional juga terjadi berdampak pada Tahun 2011-2106?
rendahnya daya beli masyarakat yang
pada akhirnya berakibat rendahnya II. Pembahasan
produktifitas masyarakat Tulang
2.1. Asas-asas dalam Naskah
Bawang, demikian pula kondisi alam
Akademik RPJMD
yang kurang memberi dukungan
optimal pada pengembangan potensi Asas (Beginzel atau principe:
pertanian dapat berdampak langsung Bahasa Belanda atau principle
pada tingat produksi pertanian yang Bahasa Inggris) dalam Kamus Besar
merupakan sumber utama Bahasa Indonesia (KBBI)
pendapatan masyarakat. didefinisikan sebagai (1) dasar
Factor-faktor sebagaimana hokum, (2) dasar; dan (3) cita-cita.12
tersebut dapat menjadi penghambat Adapun prinsip dalam kamus Bahasa
kemajuan Tulang Bawang Barat jika Indonesia kontemporer diartikan
salah dalam pengelolaannya, atau sebagai dasar yang berupa kebenaran
salah mengurus (mismanagement) yang menjadi pokok berpikir atau
pemerintahan daerah, namun bertindak,13 yang istileh tersebut
demikian dalam kontek manajerial merupakan adalah adaptasi istilah
yang visioner, futuristik yang sedapat asing principle (Bahasa Inggris) dan
mungkin menerapakan prinsip- oleh Hornby sebagaimana dikutip
prinsip good and clean government Rusli Effendi dkk didefinisikan
factor-faktor tersebut justeru menjadi sebagai basic truth atau general law
modal dan tantangan mencapai of cause and effect.14 Black’s Law
tujuan pembangunan untuk Dictionary mengartikan principle
melindungi segenap bangsa sebagai a fundamental truth or
Indonesia dan seluruh tumpah darah doctrinal, as of law: a
Indonesia dan untuk memajukan comprehensive rule of doctrine
kesejahteraan umum, mencerdaskan whinch furnishes a bsic or origin for
kehidupan bangsa, dan ikut other; a settled rule of action,
melaksanakan ketertiban dunia. procedure, or determination.15
Secara normative, implementasi Asas atau prinsip apabil
manajerial tersebut dikaitkan dengan hokum, maka asas
diimplementasikan dengan adanya hokum menurut Scholten adalah
instrument hokum yang memberikan
kepastian hokum, keadilan dan 12
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa
kemanfaatan dalam pelaksanaan Indonesia, (Jakarta: Departemen Pendidikan
pembangunan yang dituangkan dan Kebudayaan RI, 2002), hlm. 52.
13
Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus
dalam bentuk produk hokum daerah Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta:
yang menjamin bahwa pelaksanaan Modern English Press, 1991), hlm. 97.
pembangunan direncanakan, 14
Rulis Effendi, dkk, Teori Hukum, (Ujung
dilaksanakan dan dievaluasi secara Pandang: Hasanuddin University Press,
sistematis, terukur dan dapat 1991), hlm. 28.
15
Henry Campbell Black’s, Black’s Law
dipertanggungjawabkan berdasarkan Dictionary : Definition of the term and
peraturan perundang-undangan. pharses of American and English
Berdasarkan hal tersebut, apa Jurisfrudence, American and Modern, (ST
yang menjadi asas-asas dan landasan Paul Mina: West Publisting Co, 1979), hlm.
1074.

3
Fiat Justitia Jurnal Ilmu Hukum Volume 6 No. 1 Januari-April 2012, ISSN 1978-5186

pikiran-pikiran dasar, yang terdapat hokum tertinggi dalam system


di dalam dan di belakang system hokum positif, karenanya asas
hokum masing-masing dirumuskan hokum dalam hal ini berfungsi
dalam aturan-aturan perundang- sebagai pondasi (landasan) bagi
undangan dan putusan-putusan pembentukan system tersebut.20
hakim yang berkenaan dengan Rusli Effendi dkk
ketentuan-ketentuan dan keputusan- menyebutkan bahwa asas hokum
keputusan individusl dapat mempunyai fungsi antara lain :
dipandang sebagai penjabarannya.16 1. Menjaga konsistensi tetap dapat
Satjipto Raharjo berpandangan dipertahankan dalam suatu
bahwa asas hokum itu lebih abstrak system hokum, untuk menjaga
dari aturan atau peraturan hokum; agar konflik-konflik yang
merupakan jantungnya huku, dimana mungkin timbul dalam suatu
di dalamnya terkandung nilai-nilai system hokum dapat diatasi dan
etis.17 Asas tersebut menurut dicarikan jalan keluar
Logemann sebagaimana dikutip Abu pemecahannya.
Daud Busroh dan Abubakar Busroh 2. Menertibkan aturan dan
adalah sebagai bangunan hokum peraturan yang lebih konkret dan
yang bersumber dari perasaan khusus serta kasuistis.21
manusia, yang merupakan unsure Disamping itu, jika hokum
idiil dari aturan.18 Karenanya ia mempunyai salah fungsi sebagai a
bersifat dinamis berubah sesuai tool of social engeenering, maka asas
dengan kondisi-kondisi yang hokum juga demikian.22 Akan tetapi,
mempengaruhinya, sehingga tidak jika dipergunakan dalam upaya
langgeng tergantung pada kondisi menemukan dan pembentukan
lingkungannya, yang ditentukan hokum baru, maka asas hokum
secara langsung atau disimpulkan berfungsi sebagai batu uji kritis
baik secara langsung atau tidak terhadap hokum positif.23
langsung dari peraturan hokum yang Pasal 5 Undang-Undang
berlaku pada saat itu, yang hakikinya Nomor 12 Tahun 2011 Tentang
telah mengandung unsure-unsur Pembentukan Peraturan Perundang-
(kiem=bibit) dari asas hokum Undangan (UU P3)24 ditentukan
bersangkutan.19 bahwa dalam membentuk Perda
Asas hokum yang berisikan harus dilakukan berdasarkan pada
nilai-nilai etis yang disebut juga asas Pembentukan Peraturan
sebagai kaidah penilaian dapat Perundang-undangan yang baik,
berfungsi baik di belakangataupun di yang meliputi: a). kejelasan tujuan;
dalam kaidah perilaku untuk b). kelembagaan atau pejabat
kemudian mewujudkan kaidah pembentuk yang tepat; c). kesesuaian
antara jenis, hierarki, dan materi
16
Bruggink, Refleksi Tentang Hukum muatan; d). dapat dilaksanakan; e).
(terjemahan : A. Sidharta), (Bandung : PT. kedayagunaan dan kehasilgunaan; f).
Citra Aditya Bhakti, 1996), hlm. 119.
17
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum,
20
(Bandung: Alumni, 1982), hlm. 85. Bruggink, Op.Cit., hlm. 132.
18 21
Abu Daud Busroh dan Abubakar Busroh, Op.Cit., hlm. 97.
22
Asas-asas Hukum Tata Negara, (Jakarta: Ibid., hlm. 100.
23
Ghalia Indonesia, 1985), hlm. 12. Bruggink, Op.Cit., hlm. 133.
19 24
ML. Tobing, Sekitar Pengantar Ilmu LNRI Tahun 2011 No. 12, TLNRI No.
Hukum, (Jakarta: Erlangga, 1983), hlm. 22. 5234.

4
Fiat Justitia Jurnal Ilmu Hukum Volume 6 No. 1 Januari-April 2012, ISSN 1978-5186

kejelasan rumusan; dan g). semua pihak serta ketentuan


keterbukaan. pasal/norma dalam perda dapat
Terkait dengan materi muatan diimplentasikan/operasional.
Peraturan Perundang-undangan, Pembentukan Perda tentang
Pasal 6 ayat (1) UU P3 menegaskan Rencana Pembangunan Jangka
bahwa substansi Perda harus Menengah Daerah Kabupaten
mencerminkan asas: a). pengayoman; Tulang Bawang Barat akan
b). kemanusiaan; c). kebangsaan; d). menjadi dasar hokum bagi
kekeluargaan; e). kenusantaraan; f). pemerintah, masyarakat dan
bhinneka tunggal ika; g). keadilan; pemangku kepentingan lainnya
h). kesamaan kedudukan dalam untuk melakukan hak dan
hukum dan pemerintahan; i). kewajiban masing-masing.
ketertiban dan kepastian hukum; 5. Kedayagunaan dan
dan/atau j). keseimbangan, kehasilgunaan. Artinya perda
keserasian, dan keselarasan. yang akan dibentuk dapat
Pembentukan Perda menurut diterima baik secara filosofis,
Pasal 137 UU Pemda, ditentukan sosiologis dan yuridis.
bahwa Perda dibentuk berdasarkan Pembentukan Perda Rencana
pada asas pembentukan peraturan Pembangunan Jangka Menengah
perundang-undangan yang meliputi: Daerah Kabupaten Tulang
1. Kejelasan tujuan, yang berarti Bawang Barat dilandasi dengan
tujuan dari perda yang akan aspek filosofis, sosiologis dan
dibentuk tidak menyimpang dari yuridis, sehingga diharapkan
tujuan dalam dasar filosofis, keberlakuannya pun dapat
yuridis dan sosiologis. tercermin secara filosofis,
2. Kelembagaan atau organ sosiologis dan yuridis.
pembentuk yang tepat. Artinya, 6. Kejelasan rumusan. Artinya
perda hanya dapat dibentuk atas bahwa rumusan pasal dapat
kesepakatan bersama antara dipahami dan dilaksanakan dan
Kepala Daerah Kabupaten tidak menimbulkan tafsir ganda
Tulang Bawang Barat dan DPRD (ambigu). Pembentukan Perda
baik berasal dari hak inisiatif tentang Rencana Pembangunan
lembaga legislatif atau oleh Jangka Menengah Daerah
Kepala Daerah. Kabupaten Tulang Bawang Barat
3. Kesesuaian antara jenis dan akan dirumuskan dengan
materi muatan. Artinya, materi menggunakan bahasa hukum
muatan yang terkandung dalam yang tepat sehingga tidak
perda yang akan dibentuk multitafsir.
berkesesuaian dengan jenis 7. Keterbukaan. Artinya, peran serta
perdanya. Pembentukan Perda masyarakat dapat diakomodasi
tentang RPJMD merupakan baik dalam proses penyusunan,
Perda yang terkait dengan pelaksanaan maupun
implementasi urusan wajib dan pengawasan. Pembentukan Perda
pilihan sebagaimana diatur dalam tentang Rencana Pembangunan
PP Nomor 38 Tahun 2007. Jangka Menengah Daerah
4. Dapat dilaksanakan. Artinya, Kabupaten Tulang Bawang Barat
perda yang akan dibentuk akan akan melibatkan peran serta
menjadi pedoman perilaku bagi masyarakat baik dalam proses

5
Fiat Justitia Jurnal Ilmu Hukum Volume 6 No. 1 Januari-April 2012, ISSN 1978-5186

penyusunan, pelaksanaan memperoleh informasi yang


maupun pengawasannya. benar, jujur, dan tidak
Asas-asas tersebut diskriminatif tentang
selanjutnya akan diserap dalam penyelenggaraan negara dengan
perumusan norma atau pasal yang tetap memperhatikan
menjadi materi muatan Perda yang perlindungan atas hak asasi
akan disusun. pribadi, golongan, dan rahasia
Selain asas pembentukan negara
Perda, dalam menentukan materi b) reponsif, yaitu dapat
muatan Pasal 138 ayat (1) UU Pemda mengantisipasi berbagai potensi,
menentukan bahwa materi muatan masalah dan perubahan yang
Perda mengandung asas : a) terjadi di daerah
pengayoman; b) kemanusiaan; c) c) efisien, yaitu pencapaian
kebangsaan; d) kekeluargaan; e) keluaran tertentu dengan
kenusantaraan; f) bhineka tunggal masukan terendah atau masukan
ika; g) keadilan; h) kesamaan terendah dengan keluaran
kedudukan dalam hukum dan maksimal.
pemerintahan; i) ketertiban dan d) Efektif, merupakan kemampuan
kepastian hukum; dan/atau j) mencapai target dengan sumber
keseimbangan, keserasian, dan daya yang dimiliki, dengan cara
keselarasan. atau proses yang paling optimal.
Pasal 3 Permendagri Nomor e) Akuntabel, yaitu setiap kegiatan
54 Tahun 2010 menyebutkan bahwa dan hasil akhir dari perencanaan
prinsip-prinsip perencanaan pembangunan daerah harus dapat
pembangunan daerah meliputi: dipertanggungjawabkan kepada
a. merupakan satu kesatuan dalam masyarakat atau rakyat sebagai
sistem perencanaan pemegang kedaulatan tertinggi
pembangunan nasional; negara, sesuai dengan ketentuan
b. dilakukan pemerintah daerah peraturan perundang-undangan.
bersama para pemangku f) Partisipatif, merupakan hak
kepentingan berdasarkan peran masyarakat untuk terlibat dalam
dan kewenangan masing-masing; setiap proses tahapan
c. mengintegrasikan rencana tata perencanaan pembangunan
ruang dengan rencana daerah dan bersifat inklusif
pembangunan daerah; dan terhadap kelompok masyarakat
d. dilaksanakan berdasarkan kondisi rentan termarginalkan, melalui
dan potensi yang dimiliki jalur khusus komunikasi untuk
masing-masing daerah, sesuai mengakomodasi aspirasi
dinamika perkembangan daerah kelompok masyarakat yang tidak
dan nasional. memiliki akses dalam
Pasal 3 PP Nomor 8 Tahun pengambilan kebijakan.
2008, serta Pasal 4 dan Pasal 5 g) Terukur, adalah penetapan target
Permendagri menyebutkan bahwa kinerja yang akan dicapai dan
penyusunan perencanaan cara-cara untuk mencapainya.
pembangunan daerah dirumuskan h) Berkeadilan, adalah prinsip
secara : keseimbangan antarwilayah,
a) transparan, yaitu membuka diri sektor, pendapatan,gender dan
terhadap hak masyarakat untuk usia.

6
Fiat Justitia Jurnal Ilmu Hukum Volume 6 No. 1 Januari-April 2012, ISSN 1978-5186

i) Berwawasan lingkungan, yaitu pemerintahan menurut asas otonomi


untuk mewujudkan kehidupan dan tugas pembantuan,27 untuk
adil dan makmur tanpa harus menjalankan otonomi (seluas-
28
menimbulkan kerusakan luasnya) dan tugas pembantuan
lingkungan yang berkelanjutan pemerintahan daerah berhak
dalam mengoptimalkan manfaat menetapkan peraturan daerah dan
sumber daya alam dan sumber peraturan-peraturan lain.29
daya manusia, dengan cara Sebagai daerah otonom yang
menserasikan aktivitas manusia mengurus dan menjalankan urusan
dengan kemampuan sumber daya yang terdesentralisasikan, daerah
alam yang menopangnya; dan kabupaten dalam penyelenggaraan
j) Berkelanjutan yang berarti dapat pemerintahan berpedoman kepada
dilaksanakan secara terus asas-asas pemerintahan yang baik,
menerus sampai dengan batas yaitu: a) asas kepastian hukum; b)
akhir waktu yang telah asas tertib penyelenggara negara; c)
ditentukan dan dapat menjadi asas kepentingan umum; d) asas
bahan bagi penyusunan pada keterbukaan; e) asas
periode selanjutnya. proporsionalitas; f) asas
profesionalitas; g) asas akuntabilitas;
2.2. Landasan Teoretis h) asas efisiensi; dan i) asas
efektivitas.30
Tujuan nasional pembentukan
Pasal 21 UU Pemda
pemerintahan Indonesia sebagai
menegaskan bahwa sebagai daerah
tujuan negara sebagaimana
otonom yang menyelenggarakan
dirumuskan pendiri bangsa (the
urusan otonomi mempunyai hak
founding nation) dalam Pembukaan
untuk a). mengatur dan mengurus
Undang-Undang Dasar Tahun 1945
sendiri urusan pemerintahannya; b).
(UUD Tahun 1945) adalah (1)
memilih pimpinan daerah; c).
melindungi segenap bangsa
mengelola aparatur daerah; d).
Indonesia dan seluruh tumpah darah
mengelola kekayaan daerah; e).
Indonesia; (2) memajukan
memungut pajak daerah dan retribusi
kesejahteraan umum; (3)
daerah; f). mendapatkan bagi hasil
mencerdaskan kehidupan bangsa;
dari pengelolaan sumber daya alam
dan (4) ikut melaksanakan ketertiban
dan sumber daya lainnya yang
dunia yang berdasarkan
berada di daerah; g). mendapatkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan
sumber-sumber pendapatan lain yang
keadilan social.
sah; dan h). mendapatkan hak
UUD Tahun 1945 adalah
lainnya yang diatur dalam peraturan
hokum dasar dalam peraturan
perundang-undangan.
perundang-undangan25 yang
Sedangkan kewajiban
berpuncak pada Pancasila sebagai
pemerintahan daerah berdasarkan
sumber dari segala sumber hokum
Pasal 22 UU Pemda adalah meliputi :
negara.26 Sebagai hokum dasar,
a. melindungi masyarakat,
konstitusi menegaskan bahwa
menjaga persatuan, kesatuan
Pemerintahan daerah mengatur dan
mengurus sendiri urusan 27
Lihat Pasal 18 ayat (2) UUD Tahun 1945.
28
Lihat Pasal 18 ayat (5) UUD Tahun 1945.
25 29
Lihat Pasal 3 ayat (1) UU P3. Lihat Pasal 18 ayat (6) UUD Tahun 1945.
26 30
Lihat Pasal 2 UU P3 Lihat Pasal 20 ayat (1) UU Pemda.

7
Fiat Justitia Jurnal Ilmu Hukum Volume 6 No. 1 Januari-April 2012, ISSN 1978-5186

dan kerukunan nasional, serta untuk membentuk dan menerapkan


keutuhan Negara Kesatuan peraturan perundang-undangan
Republik Indonesia; sesuai dengan kewenangannya
b. meningkatkan kualitas adalah selaras dengan salah satu dari
kehidupan masyarakat; indikator pemerintahan yang baik
c. mengembangkan kehidupan dan bersih (good and clean
demokrasi; government), yaitu prinsip
d. mewujudkan keadilan dan akuntabilitas, yang dalam penjelasan
pemerataan; Pasal 3 angka 7 Undang-Undang
e. meningkatkan pelayanan dasar Nomor 28 Tahun 1999 tentang
pendidikan; Penyelenggara Negara Yang Bersih
f. menyediakan fasilitas pelayanan Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi,
kesehatan; Dan Nepotisme,32 diartikan sebagai
g. menyediakan fasilitas sosial dan asas yang menentukan bahwa setiap
fasilitas umum yang layak; kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan
h. mengembangkan sistem Penyelenggara Negara harus dapat
jaminan sosial; dipertanggungjawab-kan kepada
i. menyusun perencanaan dan tata masyarakat atau rakyat sebagai
ruang daerah; pemegang kedaulatan tertinggi
j. mengembangkan sumber daya negara sesuai dengan ketentuan
produktif di daerah; peraturan perundang-undangan yang
k. melestarikan lingkungan hidup; berlaku.
l. mengelola administrasi Pertanggungjawaban tersebut
kependudukan; menurut William C. Johnson
m. melestarikan nilai sosial sebagaimana dikutip Saldi Isra secara
budaya; internal salah satunya dilakukan
n. membentuk dan menerapkan dengan adanya rule-making
peraturan perundang-undangan procedure dan secara eksternal
sesuai dengan kewenangannya; dilakukan dengan adanya legislative
dan rule-making.33
o. kewajiban lain yang diatur 4 (empat) hal yang terkait
dalam peraturan perundang- dengan good and clean government
undangan. adalah (1) good government; (2)
Yang keduanya, hak dan clean government; (3) good
kewajiban tersebut diwujudkan governance; dan (3) clean
dalam bentuk rencana kerja governance, artinya paradigma yang
pemerintahan daerah dan dijabarkan hendak dikembangkan adalah
dalam bentuk pendapatan, belanja, pemerintahan yang baik dan bersih
dan pembiayaan daerah yang yang didukung oleh penyelenggara
dikelola dalam sistem pengelolaan pemerintahan yang baik dan bersih.34
keuangan daerah.31 Secara lebih spesifik good
Asas kepastian hukum dalam
penyelenggaraan pemerintahan 32
daerah, hak untuk mengatur dan LNRI Tahun 1999 No. 75, TLNRI No.
3851.
mengurus sendiri urusan 33
Saldi Isra, Reformasi Hukum Tata Negara
pemerintahannya, serta kewajiban Pasca Amandemen UUD 1945, (Padang:
Andalas University Press, 2006), hlm. 221-
222.
31 34
Lihat Pasal 23 ayat (1) UU Pemda. Ibid., hlm. 218.

8
Fiat Justitia Jurnal Ilmu Hukum Volume 6 No. 1 Januari-April 2012, ISSN 1978-5186

covernance dapat diartikan sebagai stabilitas masyarakat, dan berfungsi


suatu proyek sosial, hukum dan menjamin kemudahan bagi aparatur
pemerintahan, yang melibatkan pemerintahan, masyarakat ataupun
sektor negara, rakyat dan pasar, yang stake holder lainnya.37
berisikan ketentuan yang mengatur Terkait dengan implementasi
hubungan antara unsur-unsur good and clean government dan
pemerintah, parlemen, pengadilan, fungsi peraturan perundang-
dan rakyat dan lain-lain yang undangan, maka substansi yang
berkaitan dengan pengendalian diatur dalam peraturan daerah
35
pemerintahan. Penerapan Good sebagaimana diatur dalam Pasal 14
Governance ke dalam pemerintahan UU P3 adalah berisi materi muatan
dipengaruhi beberapa unsur penting dalam rangka penyelenggaraan
yang saling kait mengait antara satu otonomi daerah dan tugas
dan lainnya, yaitu : pembantuan serta menampung
1) Aturan hukum yang baik; kondisi khusus daerah dan/atau
2) law Enforcement yang baik; penjabaran lebih lanjut Peraturan
3) sistem peemrintahan yang efektif, Perundang-undangan yang lebih
efisien, jujur, transparan, tinggi. Dengan demikian, menurut
accountable, dan berwawasan Armen Yasir, materi yang diatur
hak asasi manusia; dalam perda adalah :
4) sistem pemerintahan yang dapat 1) Dalam rangka penyelenggaraan
menciptakan masyarakat yang otonomi daerah;
cerdas dan egaliter; dan 2) dalam rangka tugas pembantuan;
5) sistem pemerintahan yang 3) dalam kaitannya dengan kondisi
kondusif terhadap pertumbuhan khusus di daerah; dan
ekonomi dan pemerataan.36 4) pengaturan lebih lanjut dari
Sesuai dengan kewenangan peraturan perundang-undangan
pemerintahan daerah yang terdapat yang lebih tinggi baik
dalam Pasal 18 ayat (6) UUD Tahun dilingkungan daerah yang
1945, maka pembentukan perda bersangkutan maupun peraturan
apabila dikaitkan dengan prinsip- perundang-undangan yang
prinsip good and clean governmant berskala nasional.38
adalah dalam rangka menjamin Filosofi kewenangan otonom
kepastian hukum, dan apabila haruslah dipahami sebagai
dikaitkan dengan fungsi peraturan kewenangan untuk menyejahterakan
perundang-undangan, maka rakyat dan bukan kewenangan
peraturan daerah yang akan dibentuk dalam konteks kekuasaan semata.
secara internal berfungsi sebagai Berkenaan dengan hal tersebut,
penciptaan hukum (recshepping), Perda dibuat atas dasar tujuan-tujuan
pembaharuan hukum, integritas tertentu yang ingin dicapai yang
hukum dan kepastian hukum, dilandaskan pada pedoman atau
sedangkan secara eksternal, Perda standar norma yang digariskan oleh
berfungsi untuk melakukan pemerintah. Perda sebagai instrumen
perubahan, menjaga dan menjamin penyelenggaraan kekuasaan
pemerintah daerah harus mempunyai
35
Munir Fuady, Teori Negara Hukum
37
Modern (Rechatstaat), (Bandung: Refika Bandingkan dengan Amen Yasir,
Aditama, 2009), hlm. 78. Hukum…, Op.Cit., hlm. 30-33.
36 38
Ibid., hlm. 79. Ibid., hlm. 85-86.

9
Fiat Justitia Jurnal Ilmu Hukum Volume 6 No. 1 Januari-April 2012, ISSN 1978-5186

karakter yang menghormati, pelayanan administrasi umum


melindungi dan memenuhi hak-hak pemerintahan; n) pelayanan
masyarakat, khususnya masyarakat administrasi penanaman modal; o)
miskin dalam pelayanan publik yang penyelenggaraan pelayanan dasar
diselenggarakannya. Karakter lainnya; dan p) urusan wajib lainnya
pengaturannya pun harus bersifat yang diamanatkan oleh peraturan
progresif, artinya pengaturan atau perundang-undangan.
perda yang mengatur tentang Sedangkan urusan pilihan
pungutan kepada masyarakat tersebut yang menjadi kewajiban daerah
tetap harus memahami kondisi sosial adalah terkait dengan urusan yang
ekonomi masyarakat. Kualitas secara nyata ada dan berpotensi
pelayanan pemerintah kepada untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakatnya telah diberi patokan- masyarakat sesuai dengan kondisi,
patokan yang tertuang dalam Standar kekhasan, dan potensi unggulan
Pelayanan Minimal (SPM) yang daerah yang bersangkutan.
telah ditetapkan pemerintah. Urusan wajib yang
Substansi yang menjadi diselenggarakan pemerintahan
pengaturan dalam Perda Kabupaten daerah berdasarkan PP 38 tahun
berdasarkan Pasal 14 UU P3, Pasal 2007 merupakan urusan yang terkait
14 UU Pemda adalah terkait dengan dengan pelayanan dasar yang
pengimplementasian 16 (enam belas) mencakup 26 (dua puluh enam)
rusan wajib yang menjadi urusan, yaitu : a) pendidikan; b)
kewenangan pemerintahan daerah kesehatan; c) lingkungan hidup;
untuk skala kabupaten, yang d)pekerjaan umum; e) penataan
kemudian dijabarkan lebih luas ruang; f) perencanaan pembangunan;
menjadi 32 urusan dalam Peraturan g) perumahan; h) kepemudaan dan
Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 olahraga; i) penanaman modal; j)
tentang Urusan Pembagian Urusan koperasi dan usaha kecil dan
Pemerintahan Antara Pemerintah, menengah; k) kependudukan dan
Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan catatan sipil; l) ketenagakerjaan; m)
Pemerintahan Daerah Kabupaten/ ketahanan pangan; n) pemberdayaan
Kota yaitu mencakup urusan wajib : perempuan dan perlindungan anak;
a) perencanaan dan pengendalian o) keluarga berencana dan keluarga
pembangunan; b) perencanaan, sejahtera; p) perhubungan; q)
pemanfaatan, dan pengawasan tata komunikasi dan informatika; r)
ruang; c) penyelenggaraan ketertiban pertanahan; s) kesatuan bangsa dan
umum dan ketentraman masyarakat; politik dalam negeri; t) otonomi
d) penyediaan sarana dan prasarana daerah, pemerintahan umum,
umum; e) penanganan bidang administrasi keuangan daerah,
kesehatan; f) penyelenggaraan perangkat daerah, kepegawaian, dan
pendidikan; g) penanggulangan persandian; u) pemberdayaan
masalah sosial; h) pelayanan bidang masyarakat dan desa; p) sosial; w)
ketenagakerjaan; i) fasilitasi kebudayaan; x) statistik; y)
pengembangan koperasi, usaha kecil kearsipan; dan z) perpustakaan.
dan menengah; j) pengendalian Sedangkan yang terkait dengan
lingkungan hidup; k) pelayanan urusan pilihan sebagaimana
pertanahan; l) pelayanan diamksud Pasal 7 ayat (4) PP No. 38
kependudukan, dan catatan sipil; m) Tahun 2007 adalah mencakup

10
Fiat Justitia Jurnal Ilmu Hukum Volume 6 No. 1 Januari-April 2012, ISSN 1978-5186

urusan: a) kelautan dan perikanan; b) Pasal 51 Permendagri


pertanian; c) kehutanan; d) energi menjelaskan maksud dari
dan sumber daya mineral; e) peristilahan dalam Pasal 50
pariwisata; f) industri; g) Permendagri, yaitu:
perdagangan; dan h) a. visi, misi, dan program kepala
ketransmigrasian. daerah merupakan keadaan masa
Dalam rangka mengimplemen- depan yang diharapkan dan
tasikan kewenangan otonomi daerah berbagai upaya yang akan
yang luas tersebut dan pencapaian dilakukan melalui program-
tujuannya agar lebih efektif dan program pembangunan yang
efisien dibutuhkan koordinasi yang ditawarkan oleh Kepala Daerah
kuat antara pemerintah pusat, terpilih.
pemerintah provinsi dan pemerintah b. arah kebijakan keuangan daerah
kabupaten/kota dalam merencanakan merupakan pedoman dan
dan melaksanakan program-program gambaran dari pelaksanaan hak
pembangunan. Koordinasi antar dan kewajiban daerah dalam
sektor kegiatan juga sangat rangka penyelenggaraan bidang
diperlukan dalam memecahkan urusan pemerintahan daerah yang
permasalahan dan penyusunan dapat dinilai dengan uang
prioritas pembangunan ke depan. termasuk didalamnya segala
Perwujudan dari penyusunan bentuk kekayaan yang
prioritas pembangunan daerah berhubungan dengan hak dan
diperintahkan Pasal 150 ayat (3) UU kewajiban daerah tersebut.
Pemda, Pasal 69 UU Nomor 33 c. strategi pembangunan daerah
Tahun 2004, UU Nomor 25 Tahun merupakan langkah-langkah
2005, UU Nomor 17 Tahun 2007, PP berisikan program-program
Nomor 8 Tahun 2008, dan indikatif untuk mewujudkan visi
Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 dan misi dalam rangka
dalam bentuk dokumen berupa pemanfaatan sumber daya yang
Rencana Pembangunan Jangka dimiliki, untuk peningkatan
Panjang/Menengah Daerah yang kesejahteraan masyarakat yang
kemudian diturunkan menjadi nyata baik dalam aspek
Rencana Kerja Tahun sebagai dasar pendapatan, kesempatan kerja,
penyusunan Anggaran Pendapatan lapangan berusaha, akses terhadap
dan Belanja Daerah (APBD). pengambilan kebijakan, berdaya
RPJMD berdasarkan Pasal 50 saing, maupun peningkatan indeks
Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 pembangunan manusia.
memuat a) visi, misi, dan program d. kebijakan umum memberikan
kepala daerah; b) arah kebijakan arah perumusan rencana program
keuangan daerah; c) strategi prioritas pembangunan yang
pembangunan daerah; d) kebijakan disertai kerangka pengeluaran
umum; e) program SKPD; f) jangka menengah daerah dan
program lintas SKPD; g) program menjadi pedoman bagi SKPD
kewilayahan; h) rencana kerja dalam dalam menyusun program dan
kerangka regulasi yang bersifat kegiatan Renstra SKPD.
indikatif; dan i) rencana kerja dalam e. program SKPD merupakan
kerangka pendanaan yang bersifat program yang dirumuskan
indikatif. berdasarkan tugas dan fungsi

11
Fiat Justitia Jurnal Ilmu Hukum Volume 6 No. 1 Januari-April 2012, ISSN 1978-5186

SKPD yang memuat indikator b. orientasi mengenai RPJMD;


kinerja, lokasi program, tahun c. penyusunan agenda kerja tim
pelaksanaan, dan sumber daya penyusun RPJMD; dan
yang diperlukan. d. penyiapan data dan informasi
f. program lintas SKPD merupakan perencanaan pembangunan
program yang melibatkan lebih daerah.
dari satu SKPD untuk mencapai 2. penyusunan rancangan awal
sasaran pembangunan yang RPJMD disusun :
ditetapkan termasuk indikator a. memuat visi, misi dan
kinerja, lokasi program, tahun program bupati dan wakil
pelaksanaan, dan sumber daya bupati terpilih atau walikota
yang diperlukan. dan wakil walikota terpilih;
g. Program kewilayahan merupakan b. berpedoman pada RPJPD dan
program pembangunan daerah RTRW kabupaten/kota; dan
untuk terciptanya keterpaduan, c. memperhatikan RPJMN,
keserasian, keseimbangan laju RPJMD provinsi, RPJMD
pertumbuhan, dan keberlanjutan dan RTRW kabupaten/kota
pembangunan antarwilayah/ lainnya.
antar-kawasan dalam kecamatan 3. penyusunan rancangan RPJMD,
di wilayah kabupaten/kota atau rancangan awal RPJMD
antar kabupaten/kota di wilayah disampaikan Bappeda kepada
provinsi atau dengan provinsi Kepala SKPD untuk kemudian
lainnya berdasarkan rencana tata dilakukan verifikasi untuk
ruang wilayah. melakukan harmonisasi awal :
h. rencana kerja dalam kerangka a. memecahkan isu-isu strategis
regulasi yang bersifat indikatif sesuai dengan tugas dan
merupakan dasar hukum atau fungsi masing-masing SKPD;
kebijakan yang dijadikan landasan b. menyelaraskan dengan visi,
perumusan dan pelaksanaan misi, tujuan dan sasaran;
program pembangunan daerah. c. menyelaraskan dengan
i. rencana kerja dalam kerangka strategi dan arah kebijakan;
pendanaan yang bersifat indikatif d. mempedomani kebijakan
merupakan tahapan dan jadwal umum dan program
pelaksanaan program, dengan pembangunan daerah; dan
dilengkapi jumlah pagu indikatif e. mempedomani indikasi
berdasarkan prakiraan maju dan rencana program prioritas
sumber pendanaannya, untuk yang disertai kebutuhan
mencapai target dan sasaran yang pendanan.
ditetapkan. 4. pelaksanaan musrenbang RPJMD
Adapun tahapan penyusunan dilaksanakan dan
RPJMD berdasarkan Permendagri dikoordinasikan Bappedda
adalah sebagai berikut : provisi dan kabupaten yang
1. persiapan penyusunan RPJMD, bertujuan untuk penajaman,
yang meliputi : penyelarasan, klarifikasi dan
a. penyusunan rancangan kesepakatan terhadap rancangan
keputusan kepala daerah RPJMD yang mencakup :
tentang pembentukan tim a. sasaran pembangunan jangka
penyusun RPJMD; menengah daerah;

12
Fiat Justitia Jurnal Ilmu Hukum Volume 6 No. 1 Januari-April 2012, ISSN 1978-5186

b. strategi dan sinkronisasi arah bersama Raperda RPJMD yang


kebijakan pembangunan diajukan Bupati paling lambat 5
jangka menengah daerah (lima) setelah dilantik untuk
dengan pendekatan atas- kemudian menjadi perda.
bawah dan bawah-atas, sesuai
dengan kewenangan III. Penutup
penyelenggaraan 3.1. Simpulan
pemerintahan daerah;
c. kebijakan umum dan program a. Asas-asas yang terdapat
pembangunan jangka dalam Naskah Akademik
menengah daerah dengan tentang RPJMD Kabupaten
visi, misi dan program kepala Tulang Bawang Barat Tahun
daerah dan wakil kepala 2011-2016 adalah asas hukum
daerah; yang diatur dalam UU Pemda
d. indikasi rencana program 2004 dan UU No. 12 Tahun
prioritas pembangunan 2011.
jangka menengah daerah b. Landasan teoretis yang dapat
yang disesuaikan dengan dipergunakan dalam Naskah
kemampuan pendanaan; Akademik tersebut antara lain
e. capaian indikator kinerja terkait dengan urusan yang
daerah pada kondisi saat ini menjadi wewenang
dan pada akhir periode pemerintahan dalam skala
RPJMD; kabupaten berdasarkan
f. komitmen bersama antara peraturan perundang-
pemangku kepentingan untuk undangan terkait.
mempedomani RPJMD
dalam melaksanakan B. Saran
pembangunan daerah; dan
Mengingat bahwa asas-asas hukum
g. sinergi dengan RPJMN, dan
tidaklah bersifat aplikatif, maka asas
RPJMD daerah lainnya.
tersebut tidaklah merupakan kaidah
5. perumusan rancangan akhir
normatif yang akan ditempatkan
RPJMD merupakan sepakatan
dalam perda.
dan ditandatangani oleh yang
mewakili setiap unsur pemangku
Daftar Pustaka
kepentingan yang menghadiri
musrenbang untuk kemudian Abu Daud Busroh dan ABubakar
dibahasa kepala SKPD dengan Busroh, 1985, Asas-asas
tujuan memastikan program Hukum Tata Negara, (Jakarta:
pembangunan jangka menengah Ghalia Indonesia)
sesuai dengan tugas dan fungsi Armen Yasir, 2007, Hukum
masing-masing SKPD telah Perundang-undangan, (Bandar
tertampung dalam rancangan Lampung: Universitas
akhir RPJMD. Untuk selanjutnya Lampung)
dikonsultasikan kepada Bruggink, 1996, Refleksi Tentang
Gubernur. Hukum (terjemahan: A.
6. penetapan Peraturan Daerah Sidharta), (Bandung : PT. Citra
tentang RPJMD kabupaten Aditya Bhakti)
dilakukan dengan pembahasan

13
Fiat Justitia Jurnal Ilmu Hukum Volume 6 No. 1 Januari-April 2012, ISSN 1978-5186

H.L.A. Hart, 2009, Konsep Hukum Indonesia, Undang-Undang Nomor


(The Concept Of Law), 32 Tahun 2004 tentang
(Bandung: Nusamedia) Pemerintahan Daerah (LNRI
Henry Campbell Black’s, 1979, Tahun 2004 Nomor 125,
Black’s Law Dictionary : TLNRI Nomor 4437)
Definition of the term and sebagaimana telah diubah
pharses of American and beberapa kali, terakhir dengan
English Jurisfrudence, Undang-Undang Nomor 12
American and Modern, (ST Tahun 2008 tentang Perubahan
Paul Mina: West Publisting Kedua Atas Undang-Undang
Co) Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Imam Syaukani, dan A. Ahsin Pemerintahan Daerah (LNRI
Thohari, 2008, Dasar-Dasar Tahun 2008 Nomor 59, TLNRI
Politik Hukum, (Jakarta: Raja Nomor 4844);
Grafindo Persada) _______,Undang-undang Nomor 17
Jimly Asshiddiqie, 2006, Perihal Tahun 2003 tentang Keuangan
Undang-undang, (Jakarta: Negara (LNRI Tahun 2003
Konstitusi Pres) Nomor 47, TLNRI Nomor
John, Gilissen dan Fritz Gorle. 2007, 4286.
Historische Inleiding Tot Het _______,Undang-Undang Nomor 1
Recht, (Terjemahan : Freddy Tahun 2004 tentang
Tengker), Sejarah Hukum, Perbendaharaan Negara (LNRI
(Bandung :PT Refika Aditama) Tahun 2004 Nomor 5, TLNRI
ML. Tobing, 1983, Sekitar Nomor 4355).
Pengantar Ilmu Hukum, _______,Undang-Undang Nomor 15
(Jakarta: Erlangga) Tahun 2004 tentang
Munir Fuady, 2009, Teori Negara Pemeriksaan Pengelolaan dan
Hukum Modern (Rechatstaat), Tanggungjawab Keuangan
(Bandung: Refika Aditama) Negara (LNRI Tahun 2004
Peter Salim dan Yenny Salim, 1991, Nomor 66, TLNRI Nomor
Kamus Bahasa Indonesia 4400).
Kontemporer, (Jakarta: Modern ______, Undang-Undang Nomor 25
English Press) Tahun 2004 tentang Sistem
Rulis Effendi, dkk, 1991, Teori Perencanaan Pembangunan
Hukum, (Ujung Pandang: Nasional (LNRI Tahun 2004
Hasanuddin University Press) Nomor 104, TLNRI Nomor
Saldi Isra, 2006, Reformasi Hukum 4421);
Tata Negara Pasca _______,Undang-Undang Nomor 33
Amandemen UUD 1945, Tahun 2004 tentang
(Padang: Andalas University Perimbangan Keuangan Antara
Press) Pemerntah Pusat dan Pemerinta
Satjipto Rahardjo, 1982, Ilmu Daerah (LNRI Tahun 2004
Hukum, (Bandung: Alumni) Nomor 126, TLNRI Nomor
Tim Penyusun, 2002, Kamus Besar 4438).
Bahasa Indonesia, (Jakarta: _______,Undang-Undang Nomor 17
Departemen Pendidikan dan Tahun 2007 tentang Rencana
Kebudayaan RI) Gpembangunan Janaka
Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Panjang Nasional 2005-2025

14
Fiat Justitia Jurnal Ilmu Hukum Volume 6 No. 1 Januari-April 2012, ISSN 1978-5186

(LNRI Tahun 2007 Nomor 33, Peraturan Daerah Provinsi Lampung


TLNRI Nomor 4700); Nomor 6 Tahun 2007 tentang
________,Undang-Undang Nomor Rencana Pembangunan Jangka
50 Tahun 2008 tentang anjang Daerah (RPJPD)
Pembentukan Kabupaten Provinsi Lampung Tahun
Tulang Bawang Barat di 2005-2025
Lampung (LNRI Tahun 2008 Peraturan Gubernur Provinsi
Nomor 187, TLNRI Nomor Lampung Nomor 41 Tahun
4934) 2009 tentang Rencana
_______,Undang-Undang Nomor 12 Pembangunan Jangka
Tahun 2011 tentang Menengah Daerah (RPJMD)
Pembentukan Peraturan Provinsi Lampung Tahun
Perundang-undangan (LNRI 2010-2014
Tahun 2011 Nomor 82, TLNRI Peraturan Daerah Kabupaten Tulang
Nomor 5234). Bawang Barat Nomor 2 tahun
_______,Peraturan Pemerintah 2012 tentang Rencana Tata
Nomor 38 Tahun 2007 tentang Ruang Wilayah Kabupaten
Pembagian Urusan Tulang Bawang Barat Tahun
Pemerintahan Antara 2011-20131 (Lembaran Daerah
Pemerintah, Pemerintahan Tulang Bawang Barat Nomor
Daerah Provinsi, dan 17).
Pemerintahan Pemerintah
Kabupaten/Kota (LNRI Tahun
2007 Nomor 83, TLNRI Nomor
4737).
_______,Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata cara
Penyusunan, Pengendalian, dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (LNRI
Tahun 2008 Nomor 21, TLNRI
Nomor 4817);
_________,Peraturan Presiden
Nomor 5 Tahun 2010 tentang
Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional 2010-
2014;
_________,Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun
2008 tentang Tahapan, Tata
cara Penyusunan,
Pengendalian, dan Evaluasi
pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah.

15

Anda mungkin juga menyukai