BAB II - 1
Kabupaten Tulang Bawang mempunyai kecamatan terluas dan terkecil,
Kecamatan yang terluas adalah Kecamatan Dentes Teladas (± 19,78 %),
sedangkan yang terkecil adalah Kecamatan Meraksa Aji (± 2,73 %). Akan
tetapi dari segi kepadatan penduduk eksisting, penduduk lebih
terkonsentrasi di pusat-pusat kegiatan, seperti di Kecamatan Banjar
Agung, Kecamatan Banjar Margo, Kecamatan Rawajitu Selatan serta
Kecamatan Menggala. Sedangkan kecamatan lainnya masih rendah,
yang menandakan perlunya suatu intervensi perencanaan untuk
mencapai efisiensi penggunaan sumber daya dan efisiensi alokasi distribusi
sumber daya.
BAB II - 2
Gambar 2.1. Peta Administrasi Kabupaten Tulang Bawang
BAB II - 3
2.2. Potensi Wilayah Kabupaten Tulang Bawang
Menempati posisi geografis yang strategis di wilayah Sai Bumi Ruwa Jurai,
Kabupaten Tulang Bawang, memiliki prospek yang cerah dalam
mengembangkan daerah di masa mendatang. Dengan memiliki luas
wilayah sekitar 346.632 hektare, kabupaten ini memiliki banyak potensi.
Bukan hanya sektor pertanian dalam arti luas yang menjadi andalan
perekonomian warganya, Kabupaten Tulang Bawang juga menjadi lokasi
industri besar, termasuk Sugar Group, salah satu perusahaan produsen gula
terbesar di Indonesia.
Dengan luas lahan 3.466,32 kilometer persegi atau 9,79 persen luas wilayah
Provinsi Lampung, Kabupaten Tulang Bawang memang masih
mengandalkan sektor pertanian. Namun, sejumlah perusahaan besar
(PMA-PMDN) dan perusahaan kecil juga beroperasi di kabupaten ini.
a. Pertanian
Pada sektor pertanian, dari potensi lahan pertanian yang ada yaitu
149.420 Ha, terdiri dari lahan basah 47.315 Ha dan lahan kering 102.104 Ha,
BAB II - 4
serta didukung 79.709 Keluarga Tani dan 1.184 Kelompok Tani, produktivitas
sektor ini rata-rata setiap tahunnya cukup signifikan dan mengisyaratkan
bahwa Kabupaten Tulang Bawang sampai saat ini, masih memiliki
ketahanan pangan yang cukup kokoh.
b. Perkebunan
BAB II - 5
Berbagai produk perkebunan yang potensial dan sedang dikembangkan
di Tulang Bawang antara lain: Karet, Kelapa, Kelapa Sawit dan Tebu,
dengan hasil produksi perkebunan, diperkirakan lebih kurang Rp. 1,933
trilyun per tahun atau Rp. 161 milyar per bulan.
BAB II - 6
5. Kelapa Sawit, Pusat pertumbuhan dan produksi meliputi Kecamatan
Banjar Baru, Banjar Agung, Banjar Margo, Penawar Tama, gedung Aji
Baru, Rawapitu, Gedung Aji dan Meraksa Aji.
c. Peternakan
Wilayah Kabupaten Tulang Bawang yang cukup luas, terdiri dari dataran
dan perairan (rawa, sungai dan lain-lain) dengan topografi yang relatif
beragam memberikan potensi yang besar untuk pengembangan
pertanian, baik tanaman pangan dan perkebunan maupun peternakan.
Komoditas Sub Sektor Peternakan yang potensial untuk dikembangkan di
Kabupaten Tulang Bawang antara lain meliputi ternak sapi potong,
kerbau, kambing, babi, ayam dan itik.
BAB II - 7
Lampung dengan provinsi lain di pulau Sumatera. Hal ini memperlancar
akses pemasaran ternak di Kabupaten Tulang Bawang.
d. Perikanan
Di sektor perikanan, dengan memiliki luas wilayah perairan yang terdiri dari
laut, sungai dan rawa yang cukup menjanjikan untuk dikembangkan, dari
berbagai komoditas perikanan berupa ikan, kerang, udang, kepiting,
rajungan dan biota laut lainnya, ditafsirkan dapat dihasilkan Tulang
Bawang sebesar 56.400,3 ton per tahun.
BAB II - 8
Sedangkan guna meningkatkan pelayanan dan kemudahan dalam
memasarkan hasil produksi perikanan, telah dilakukan pembinaan dan
pengembangan terhadap beberapa Tempat Pelelangan Ikan (TPI), yaitu
diantaranya Kuala Teladas Kecamatan Dente Teladas.
e. Industri
BAB II - 9
3. Industri Tepung Tapioka, Lokasi : Kecamatan Menggala, Gedung Aji,
Penawar Aji, Menggala Timur
4. Industri Tambak Udang, Lokasi : Kecamatan Dente Teladas.
f. Sarana Transportasi
Sebagai langkah nyata di bidang ini, melalui jalan darat, telah dibangun,
dan dioperasikan Jalur lintas Timur (Jalintim) yang merupakan salah satu
akses, yang menghubungkan wilayah Lampung dengan wilayah-wilayah
BAB II - 10
lain di Sumatera. Tidak dipungkiri adanya Jalintim ini, sangat berdampak
pada perkembangan perekonomian masyarakat di daerah ini. Ditinjau
dari perkembangannya, jasa transportasi darat, angkutan penumpang
dan barang di dalam Kabupaten Tulang Bawang, maupun antar kota
berkembang sangat baik.
BAB II - 11
pariwisata daerah, serta berbagai potensi lain dan hasil-hasil
pembangunan di Kabupaten Tulang Bawang. Dimana kegiatan Festival
Megow Pak ini telah mendapatkan apresiasi yang begitu tinggi dari
Menteri Pariwisata dalam upaya mengembangkan kearifan lokal dalam
kerangka NKRI.
BAB II - 12
Sebagai penunjang pariwisata, saat ini di Tulang Bawang terdapat
banyak hotel (kelas Melati) serta penginapan-penginapan di tiap
kecamatan yang cukup representatif, restoran dan rumah makan, serta
warung-warung makan kecil lainnya juga banyak terdapat di daerah ini
dengan aneka masakan.
Penduduk
No Kecamatan Jumlah KK
Laki-Laki Perempuan Jumlah
1. Banjar Agung 10.066 20.057 19.317 39.374
2. Banjar Margo 11.014 20.968 19.412 40.380
3. Gedung Aji 3.924 7.492 6.827 14.319
4. Penawar Aji 5.716 9.746 8.776 18.522
5. Meraksa Aji 3.870 7.671 7.059 14.730
6. Menggala 10.691 24.387 24.073 48.460
7. Penawar Tama 8.333 14.373 14.025 28.398
8. Rawajitu Selatan 8.377 16.849 15.424 32.273
9. Gedung Meneng 9.783 20.537 19.006 39.543
10. Rawajitu Timur 4.515 9.099 7.465 16.564
11. Rawa Pitu 4.791 10.819 9.196 20.015
12. Gedung Aji Baru 6.262 11.681 10.473 22.154
13. Dente Teladas 17.129 31.460 29.613 61.073
14. Banjar Baru 3.640 7.350 6.898 14.248
15. Menggala Timur 4.302 7.015 6.642 13.657
Jumlah 112.413 219.504 204.206 423.710
BAB II - 13
Berdasarkan tabel tersebut diatas dapat diketahui persebaran jumlah
penduduk maupun kepadatan di masing-masing wilayah. Jumlah
penduduk terbesar berada di Kecamatan Dente Teladas sebanyak 61.073
jiwa, sedangkan jumlah penduduk paling sedikit berada di Kecamatan
Menggala Timur dengan jumlah penduduk hanya mencapai 13.657 jiwa.
Kemiskinan telah menjadi masalah yang kompleks dan kronis baik ditingkat
nasional maupun regional, sehingga penanggulangannya memerlukan
strategi yang tepat dan berkelanjutan. Program-program pembangunan
BAB II - 14
yang dilaksanakan selama ini telah memberikan perhatian besar terhadap
upaya pengentasan kemiskinan. Meskipun demikian, masalah kemiskinan
sampai saat ini masih menjadi masalah yang berkepanjangan. Kemiskinan
merupakan pangkal masalah sosial di Indonesia. Setiap kota dan
kabupaten di Indonesia melakukan upaya penanggulangan kemiskinan
bahkan upaya percepatan penanggulangan kemiskinan dalam rangka
mengurangi jumlah penduduk miskin.
BAB II - 15
penduduk miskin bergerak di sektor pertanian, dimana sektor pertanian
banyak menyerap tenaga kerja di Kabupaten Tulang Bawang.
BAB II - 16
Tabel 2.3. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk
2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018
Banjar Agung 37.872 48.979 38.342 44.516 45.510 8.610 10.987 11.056 11.237 11.092 (2,4) 29,3 (21,7) 16,1 2,2 164 212 166 193 197
Banjar Margo 35.430 50.732 39.716 45.103 46.673 11.637 12.005 11.659 11.880 11.708 (11,0) 43,2 (21,7) 13,6 3,5 153 220 172 195 202
Banjar Baru 15.355 18.029 14.043 16.122 16.468 4.584 4.767 4.827 4.979 7.890 9,3 17,4 (22,1) 14,8 2,1 67 78 61 70 71
Gedung Aji 13.991 16.659 14.123 16.333 16.551 5.528 5.658 4.397 4.472 6.116 (0,9) 19,1 (15,2) 15,6 1,3 61 72 61 71 72
Penawar Aji 22.369 23.538 18.427 21.117 21.408 6.566 6.710 6.728 6.778 13.338 22,5 5,2 (21,7) 14,6 1,4 97 102 80 91 93
Meraksa Aji 16.423 17.866 14.015 16.805 17.025 4.302 4.443 4.471 4.502 4.889 13,1 8,8 (21,6) 19,9 1,3 71 77 61 73 74
Menggala 38.130 56.960 44.589 55.120 56.011 15.486 11.777 12.118 12.184 10.479 (20,2) 49,4 (21,7) 23,6 1,6 165 247 193 239 243
Penawar Tama 33.293 35.736 27.975 32.113 32.824 11.148 11.308 11.324 11.324 14.052 18,9 7,3 (21,7) 14,8 2,2 144 155 121 139 142
Rawajitu Selatan 34.316 42.615 33.371 37.489 37.302 9.359 9.785 9.308 9.308 8.873 7,8 24,2 (21,7) 12,3 (0,5) 149 185 145 162 162
Gedung Meneng 32.579 51.300 40.163 44.978 45.705 15.057 15.219 15.020 15.052 14.716 (16,4) 57,5 (21,7) 12,0 1,6 141 222 174 195 198
Rawajitu Timur 37.624 39.980 30.223 19.196 19.146 12.287 12.133 10.421 10.421 15.658 130,4 6,3 (24,4) (36,5) (0,3) 163 173 131 83 83
Rawa Pitu 18.491 22.007 17.241 22.726 23.134 7.849 8.001 8.064 8.097 5.565 (6,3) 19,0 (21,7) 31,8 1,8 80 95 75 98 100
Gedung Aji Baru 24.109 28.723 22.487 25.002 25.606 7.333 7.441 7.453 7.562 15.426 10,4 19,1 (21,7) 11,2 2,4 104 124 97 108 111
Dente Teladas 57.919 81.841 64.067 69.605 70.590 12.250 12.388 12.406 12.406 12.404 (3,8) 41,3 (21,7) 8,6 1,4 251 354 277 301 306
Menggala Timur 26.661 16.368 12.824 15.256 15.786 5.484 4.648 4.720 4.780 4.264 98,0 (38,6) (21,7) 19,0 3,5 115 71 56 66 68
Jumlah 444.564 551.336 431.607 481.483 489.738 137.481 137.268 133.972 134.983 156.471 6,4 24,0 (21,7) 11,6 1,7 128 159 125 139 141
Sumber Data : Tulang Bawang Dalam Angka 2010, 2011, 2012, 2013 dan BPS Kabupaten Tulang Bawang, Data Diolah
BAB II - 17
2.3.4. Jumlah Penduduk Perkotaan dan Proyeksi Urbanisasi
Sebagai ibukota kabupaten, maka gejala urban bias tidak dapat dihindari
di Kabupaten Tulang Bawang. Pembangunan fisik dengan segala
fasilitasnya tak terhindarkan lebih banyak bermunculan di Kecamatan
menggala, dan beberapa tempat di Kecamatan Banjar Agung, sebagai
tempat pemekaran keramaian di Kabupaten Tulang Bawang.
Bagi kalangan swasta dimana seluruh aktivitasnya lebih banyak yang
berorientasi ekonomi, maka berbagai investasi yang ditanamkan memilih
lokasi-lokasi yang menguntungkan, paling tidak memiliki potensi agar
aktivitas usaha yang ditekuni dapat berjalan lancar dan mencapai
kesuksesan. Kalangan pemodal akan mempertimbangkan lokasi-lokasi
yang dinilai telah memiliki atau berpotensi untuk dilakukan pembangunan
sarana dan prasarana memadai guna mendukung usahanya. Kecamatan
Menggala sebagai ibukota kabupaten tentu lebih memberikan peluang
dan menawarkan sejumlah fasilitas sarana dan prasarana untuk
mendukung kegiatan ekonomi para investor dan pelaku ekonomi. Oleh
sebab itu tidaklah mengherankan jika berbagai aktivitas yang dilakukan
oleh para pemodal dan investor yang terpusat di ibukota kecamatan
akan menjadi daya tarik tersendiri bagi penduduk untuk melakukan migrasi
ke Kecamatan Menggala.
BAB II - 18
2.3.5. Isu Strategis Sosial, Ekonomi dan Lingkungan
Nilai PDRB di Kabupaten Tulang Bawang tahun 2014 mencapai Rp. 14,86
triliun atas dasar harga berlaku dan sebesar Rp. 12,19 triliun atas dasar
harga konstan 2000. Nilai tersebut meningkat sebesar Rp. 1,05 triliun (atas
harga berlaku) dan sebesar Rp. 731,152 miliar (atas harga konstan 2000).
Nilai PDRB Kabupaten Tulang Bawang atas dasar harga berlaku pada
tahun 2014 sebesar Rp. 14,86 triliun, pada tahun 2015 diperkirakan
meningkat menjadi Rp. 15,91 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan
2000 pada tahun 2014 sebesar Rp. 12,19 triliun, pada tahun 2015
diperkirakan meningkat menjadi Rp. 12,92 triliun dengan Laju Pertumbuhan
Ekonomi mencapai 6,75 %. Sedangkan Laju Pertumbuhan Ekonomi pada
tahun 2014 mencapai 6,63 %, lebih tinggi dari tahun 2012 yang hanya 5,29
%. Laju pertumbuhan ekonomi Tulang Bawang Tahun 2014 itu merupakan
BAB II - 19
Pertumbuhan Ekonomi Tertinggi Kedua di Provinsi Lampung, setelah Kota
Bandar Lampung sebesar 6,96 %.
BAB II - 20
per bulan pada tahun 2013. Masyarakat yang pendapatan per kapitanya
di bawah garis kemiskinan tersebut, berarti dikatakan miskin. Sedangkan
yang di atas angka itu berarti sudah bukan kategori miskin.
Salah satu indikator penurunan angka kemiskinan itu bisa dilihat dari
konsumsi masyarakat yang semakin baik. Pendapatan masyarakat yang
meningkat juga menjadi salah satu faktor penurunan angka kemiskinan
tersebut.
Gambaran Topografi
2. Daerah Rawa
Daerah Rawa terdapat di sepanjang Pantai Timur dengan ketinggian
0 – 1 m yang merupakan muara dari Way Tulang Bawang dan Way
Mesuji. Rawa-rawa tersebut terdapat di 3 (tiga) wilayah kecamatan
yaitu Kecamatan Rawajitu Timur, Kecamatan Rawajitu Selatan dan
Kecamatan Dente Teladas. Daerah-daerah tersebut merupakan areal
BAB II - 21
yang cukup produktif untuk pengembangan budidaya tambak dan
perikanan laut.
4. Daerah Alluvial
Daerah ini tertetak di pinggir pantai timur yang merupakan bagian hilir
(down steem) dari sungai besar yaitu Way Tulang Bawang dan Way
Mesuji yang dimanfaatkan untuk pelabuhan dan areal persawahan
pasang surut. Di lokasi Rawa Pitu telah dimanfaatkan areal seluas ±
36.000 Ha dan ± 20,000 Ha (Rawa Pitu I dan II).
Kabupaten Tulang Bawang beriklim tropis dengan musim hujan dan musim
kemarau berganti sepanjang tahun. Temperatur rata-rata 31°C.
Kabupaten Tulang Bawang merupakan daerah amat basah, dengan
perbandingan devisit air 0 – 1,5 bulan. Kenyataan ini menunjukan bahwa
budidaya sawah dengan harapan produksi sedang atau kurang optimal,
atau apabila diusahakan secara luas memerlukan usaha dan
pertimbangan ketat dalam menentukan jadwal tanamannya. Guna
mendapatkan keandalan dalam budidaya sawah perlu dikembangkan
jenis padi lokal dengan suplai air berasal dari tadah hujan.
BAB II - 22
Tulang Bawang merupakan salah satu faktor yang menyebabkan
terbentuknya hamparan rawa di daerah sepanjang aliran sungai sebelah
hulu yang mengindikasikan adanya sistem drainase alam yang kurang baik
secara permanen.
Gambaran Geohidrologi
Secara umum, kondisi sistem hidrologi di suatu daerah dapat ditinjau dari
kajian Daerah Aliran Sungai (DAS). DAS merupakan suatu bentang alam
yang dibatasi oleh pemisah alami berupa topografi pegunungan/
perbukitan dan berfungsi mengumpulkan, menyimpan dan mengalirkan
air, sedimen dan unsur hara ke sungai utama yang akhirnya bermuara
pada satu outlet tunggal.
BAB II - 23
Tabel 2.4.
Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Tulang Bawang
BAB II - 24
Gambar 2.2. Peta Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kabupaten Tulang Bawang
BAB II - 25
Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di
bawah permukaan tanah. Air tanah merupakan salah satu sumber
daya air yang keberadaannya terbatas dan kerusakannya dapat
mengakibatkan dampak yang luas serta pemulihannya sulit dilakukan.
Gambaran Geologi
1. Endapan Rawa (Qs) : terutama terdiri material lumpur, lanau, dan pasir.
Endapan rawa ini dijumpai di sepanjang pantai timur, kiri kanan
daerah aliran Way Tulang Bawang. Secara administrasi termasuk
wilayah Kecamatan Rawajitu Timur, Rawajitu Selatan, Gedung Meneng
BAB II - 26
dan sekitar Penawar Tama;
4. Formasi Terbanggi (Qpt) : terdiri dari batu pasir dengan sisipan batu
lempung. Formasi batuan ini diantaranya ditemui di sebagian wilayah
Gedung Meneng dan Rawajitu Selatan;
5. Formasi Kasai (Qtk) : terdiri dari tuf, batu lempung tufaan, batu
lempung, batu pasir dan konglomerat. Formasi ini ditemui setempat-
setempat dengan penyebaran yang luas, disekitar wilayah Gedung Aji,
Menggala, Penawar Tama, dan Banjar Agung;
BAB II - 27
Gambar 2.3. Peta Geologi Kabupaten Tulang Bawang
BAB II - 28
Gambaran Klimatologi
Kabupaten Tulang Bawang beriklim tropis dengan musim hujan dan musim
kemarau berganti sepanjang tahun, temperatur rata-rata 31°C.
Kabupaten Tulang Bawang merupakan daerah amat basah, dengan
perbandingan devisit air 0 – 1,5 bulan. Kenyataan ini menunjukan bahwa
budidaya sawah dengan harapan produksi sedang atau kurang optimal,
atau apabila diusahakan secara luas memerlukan usaha dan
pertimbangan ketat dalam menentukan jadwal tanamannya. Guna
mendapatkan keandalan dalam budidaya sawah perlu dikembangkan
jenis padi lokal dengan suplai air berasal dari tadah hujan.
BAB II - 29
Tabel 2.5.
Keadaan Cuaca Bulanan Kabupaten Tulang Bawang
BAB II - 30
sekitar sungai yang memiliki daya resapan yang sangat minim, selain itu
sedimentasi yang menyebabkan pendangkalan juga berpotensi
menyebabkan banjir. Kawasan rawan banjir di Kabupaten Tulang
Bawang, meliputi :
a. Kecamatan Menggala;
b. Kecamatan Menggala Timur;
c. Kecamatan Gedung Aji;
d. Kecamatan Gedung Aji Baru;
e. Kecamatan Gedung Meneng;
f. Kecamatan Rawajitu Timur;
g. Kecamatan Rawajitu Selatan;
h. Kecamatan Dente Teladas; dan
i. Kecamatan Rawa Pitu.
BAB II - 31
h. Kecamatan Dente Teladas; dan
i. Kecamatan Rawa Pitu.
BAB II - 32
melakukan koordinasi dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi
dan Pemerintah kab./kota lainnya untuk memelihara daerah
tangkapan air untuk menjamin ketersediaan air bagi kebutuhan irigasi.
B. ASPEK PERUMAHAN
BAB II - 33
C. ASPEK PENATAAN RUANG
Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan bidang
penataan ruang, antara lain sebagai berikut:
3. Adanya indikasi ancaman Krisis Air, Krisis Pangan dan Krisis Energi, serta
ancaman bencana akibat kondisi hidrologi.
BAB II - 34