Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN KINERJA

TENAGA PENDAMPING PENINGKATAN EKONOMI PERTANIAN (P2EP)


PEMERINTAHAN PROVINSI SUMATERA SELATAN

NAMA : EKA ANA SAFITRI, S.P


PPEP PP/POPT/PBT : PPEP-PP
WILAYAH BINAAN : LEBUNG MULYA
DESA : SRIMULYA – LEBUNG GAJAH
KECAMATAN : SEMATANG BORANG
KABUPATEN/ KOTA : PALEMBANG

I. Kondisi Umum dan Letak Geografis Lebung Mulya


a. Kondisi Umum
Wilayah Binaan Penyuluh Pertanian (WBPP) Lebung Mulya terletak di
Kecamatan Sematang Borang, wilayah ini dinamakan Lebung Mulya karena terdiri
dari 2 Kelurahan yakni : Kelurahan Lebung Gajah dan Kelurahan Srimulya. Secara
letak geografis wilayah Lebung Mulya terletak pada 1,60 s.d. 20 lintang selatan dan
101°s.d.105°Bujur Timur dengan total seluruh luas wilayah 9.393 Ha dan memiliki
batas wilayah adalah sebagai berikut:
 Sebelah Utara berbatasan dengan dengan Kelurahan Sako
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Kalidoni
 Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Sukamulya
 Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Bukit Sangkal

b. Iklim
Lebung Mulya merupakan daerah tropis dengan angin lembap. Curah hujan
rata-rata pertahun berkisar antara 3.200 mm s.d. 3.555 mm per tahun, dengan suhu
harian berkisar antara 29°C s.d. 30°C.

c. Keadaan Tanah dan Geologi


Lebung Mulya pada umumnya memiliki struktur tanah berjenis humus
dengan tingkat kemasaman tanah (pH) berkisar 4 s.d 6,5. Tinggi tempat dari
permukaan laut berkisar antara 5 s.d 11 mdpl dengan kemiringan tanah 10 %. Kondisi
wilayah di 2 kelurahan ini merupakan daerah pasang surut. Gambar peta wilayah
Lebung Mulya dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
II. Kondisi Penduduk
a. Demografi
Jumlah penduduk di Kelurahan Lebung Gajah berjumlah 6000 jiwa Kepala
Keluarga yang terdiri dari 69 Rukun Tetangga (RT) dan 17 Rukun Warga (RW),
sedangkan jumlah penduduk di Kelurahan Srimulya berjumlah 3250 jiwa Kepala
Keluarga yang terdiri dari 35 Rukun Tetangga (RT) dan 07 Rukun Warga (RW).
b. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Kegiatan usaha pokok penduduk Wilayah Lebung Mulya terdiri dari : Usaha
tani, Buruh tani , pedagang , PNS, TNI dan Polri , Pensiunan dan lain-lain dengan
perincian sebagai berikut:
1. Karyawan
PNS : 260 orang
TNI/Polri : 100 orang
Swasta : 220 orang
Pensiunan : 125 orang

2. Bidang Pertanian
Petani : 130 orang
Buruh tani : 115 orang
Nelayan/Peternak Ikan : 310 orang
Peternak : 165 orang

3. Sektor jasa dan lain-lain


Buruh : 455 orang
Wiraswasta : 590 orang
Gambar Kantor Lurah Lebung Gajah dan Kantor Lurah Srimulya

III. Kondisi Wilayah dibidang Pertanian

a. Koordinasi dan Sinkronisasi dengan BPP


Wilayah Binaan Penyuluh Pertanian (WBPP) Lebung Mulya termasuk
kedalam wilayah binaan BPP Sekojo, dimana terdapat 1 PPL dan 2 (dua) orang PPEP
sebagai penyuluh pendamping di wilayah binaan tersebut. Kelompok Tani yang ada
di wilayah binaan Lebung Mulya rutin melakukan pertemuan bulanan yang dihadiri
oleh anggota kelompok dan penyuluh pendamping. Pada setiap pertemuan bulanan
penyuluh pendamping akan memeriksa buku-buku terkait administrasi kelompok,
seperti buku kegiatan, buku kehadiran, buku kas, dan lain sebagainya. Pendamping
Penyuluh juga memberikan materi berupa informasi-informasi terkait kegiatan
pertanian kepada anggota kelompok tani guna meningkatkan inovasi selain itu juga
pendaping penyuluh juga memberikan informasi terkait pemasaran hasil produk
pertanian yakni memperkenalkan aplikasi Si-Bejajo. Aplikasi ini berisi cara
membuka toko untuk menjual hasil-hasil produk pertanian berupa bibit tanaman
buah, sayur, bunga, rempah-rempah dan lain-lain, selain membuka dapat juga
membeli produk pertanian dengan harga yang telah tertera.
BPP Sekojo setiap bulannya melakukan pertemuan bulanan yang dihadiri
oleh semua penyuluh pertanian lapangan (PPL) dan Pendamping Peningkatan
Ekonomi Pertanian (PPEP). Pertemuan bulanan ditujukan untuk penyampaian
laporan terkait kegiatan dan keadaan kelompok tani di masing-masing wilayah
binaan. Setiap hari rabu, PPL dan PPEP juga rutin hadir di BPP Sekojo untuk
menyelesaikan kegiatan administrasi, konsultasi, berkoordinasi kegiatan di lapangan
bersama koordinator penyuluh BPP Sekojo serta Pendamping penyuluh juga
melakukan revitalisasi data kelompok tani, meliputi penambahan data anggota baru
dan penghapusan data anggota kelompok tani yang sudah tidak aktif.

b. Potensi dibidang Pertanian


Potensi desa wilayah binaan Lebung Mulya adalah seluruh kemampuan atau
sumber daya yang dimiliki yang bisa dikembangkan untuk mendukung peningkatan
kesejahteraan penduduk di Wilayah binaan Lebung Mulya. Sumber daya yang
dimaksud adalah adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya
kelembagaan dan sumber daya prasarana dan sarana. Sektor pertanian yang ada di
wilayah binaan Lebung Mulya khususnya meliputi pemanfaatan perkarangan rumah
yang terdiri dari jenis tanaman Hortikultura dadan tanaman pangan (umbi dan
kacang) serta program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP).
Wilayah Binaan Lebung Mulya di kelurahan Srimulya terdapat 1 (satu)
Gapoktan yang terdiri dari 3 (Tiga) Kelompok Tani dengan jumlah anggota sebanyak
85 orang dan total luas lahan yang dimiliki sebesar 0,087 Ha. Secara rinci dapat
dilihat pada tabel berikut :

Jumlah Luas
Nama Gapoktan Nama Kelompok Tani Jumlah Anggota
Lahan

Harum Sari 1. Kelapa Indah 41 0,042


2. Melati Satu 23 0,024
3. Nusa Indah 21 0,021

Total 85 0,087

IV. Inovasi Wilayah Binaan


a. Program GSMP (Gerakan Sumsel Mandiri Pangan)
Pelaksanaan dan pendampingan kegiatan Gerakan Sumsel Mandiri Pangan
(GSMP) yang bekerja sama dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dari
Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Sumatera
Selatan yang dilaksanakan di Kelurahan Srimulya, Kecamatan Sematang Borang
dengan 20 sasaran RTM (Rumah tangga Miskin) yang terdapat di RT 05.
GSMP di Kelurahan Srimulya telah turun berupa bantuan yang diberikan
kepada 20 RTM berupa :
 3 jenis bibit tanaman yakni cabai, terong, dan tomat yang
berjumlah 300 bibit untuk 20 RTM.
 4 jenis benih sayuran kangkung, bayam, sawi dan seledri yang
berjumlah 80 benih untuk 20 RTM.
 Media Tanam berupa campuran tanah dan sekam padi yang
berjumlah 80 karung untuk 20 RTM.
 1 kg Pupuk NPK 16:16:16 yang berjumlah 20 bungkus untuk 20
RTM
 16 buah Polibag ukuran 40x40 cm yang berjumlah 320 buah untuk
20 RTM.
 3 buah plastik hitam alas keranjang yang berjumlah 60 buah untuk
20 RTM
 20 buah rak vertikultur
Tujuan dari dilaksanakannya Program GSMP ini adalah untuk mengurangi
tingkat kemiskinan yang ada di wilayah Sumatera Selatan khususnya di
Kelurahan Srimulya, Kecamatan Sematang Borang, Kota Palembang dengan cara
mengubah pola pikir masyarakat dari konsumen beralih menjadi produsen dalam
rangka menurunkan tingkat inflasi yang terjadi di Indonesia.

b. Kegiatan di Kelurahan Srimulya


Kelurahan Srimulya telah dilaksanakan kegiatan Inovasi Kampung
Terapung yang merupakan salah satu program kerja dari Balitbangda Provinsi
Sumatera Selatan. Kegiatan ini bertempat dirumah Ketua RT 21, Kelurahan
Srimulya, Kecamatan Sematang Borang. Inovasi yang telah dilaksanakan yakni
memanfaatkan lokasi pekarangan rumah yang kurang termanfaatkan dengan baik
karena kondisi pekarangan banjir dan adanya kolam yang tidak terpakai.
Tim Balitbangda bekerja dengan Ketua RT.21 di Kelurahan Srimulya
untuk dapat memanfaatkan kondisi pekarangan tersebut ialah di buat Inovasi
Budidaya Tanaman Hortikultura dengan sistem Tanam Terapung untuk budidaya
tanaman khususnya tanaman hortikultura secara terapung. Budidaya tanaman
secara terapung ini memanfaatkan botol-botol air mineral bekas dan bambu
sebagai rakit apung untuk meletakkan polybag. Tanaman yang dibudidayakan
yaitu tanaman kangkung, terong dan cabai merah dan cabai rawit.
Selain dari inovasi kampung terapung, ada juga inovasi penelitian dari tim
Balitabangda yakni Budidaya Bawang Merah dengan tujuan melihat hasil
produksi dengan 4 perbedaan perlakuan yakni : Tanam dipolibag, Tanam Pasar,
Tanam Terapung dan Tanam Bibit Pasar. Penggunaan pupuk NPK, KCL dan
Silika. Hasil Produksi yang didapatkan 11 kg bawang merah yang sebelumnya
dari bibit bawang 1 kg.
Inovasi selanjutnya yakni dari anggota Kelompok Tani Kelapa Indah yang
telah mencoba melakukan penanaman “Ubi Mukibat” ubi ini dinamakan Mukibat
karena berasal dari nama seorang penelitian Pertanian yakni Bapak Mukibat.
Beliau lahir di Ngadiloyo, Kediri pada Tahun 1903. Pada awalnya beliau
melakukan percobaan penanaman ubi dengan cara disambung, ubi yang
disambung tersebut terdiri dari : batang bawah dari ubi kayu dan batang atas dari
ubi karet. Tujuan dilakukannya penanaman ubi tersebut adalah untuk hasil
produksi umbi yang lebih besar yakni 3-6 kali lipat dari hasil ubi kayu yang
ditanam secara biasa.

V. Rencana Tindak Lanjut di Wilayah Binaan Lebung Mulya


Dari hasil identifikasi dilapangan pada wilayah binaan Lebung Mulya
didapatkan beberapa data mengenai keadaan wilayah, data kelompok dan masalah-
masalah yang ada di tingkat petani. Dari beberapa data dan masalah yang ditemukan
di lapangan alternatif pemecahan masalah atau cara mencapai tujuan yang meliputi :
a) Meningkatkan pertemuan dengan pelaku tani dan Kelompok Tani
b) Meningkatkan Latihan dan Kunjungan (LAKU) serta anjangsana
c) Membuat Demonstrasi Plot, Demontrasi Cara dan Kaji terap
Rencana yang akan dilakukan kedepannya terkait Wilayah Binaan Lebung Mulya
yaitu memberikan edukasi mengenai inovasi-inovasi tebaru di kelompok tani,
memberikan informasi-informasi yang berkaitan dengan pertanian untuk kemajuan
kelompok tani serta pembentukan kelompok tani baru.

Anda mungkin juga menyukai