Anda di halaman 1dari 13

Keadaan Sosial dan Masyarakat desa Batu Karas

Posted on September 20th, 2010 kknmbatukaras2010 No comments

Belongkut merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Marbau, Kabupaten Labuhanbatu
Utara, provinsi Sumatera Utara, Indonesia.

Tali silaturahmi antarwarga sangat kuat. Warga terlihat suka bergotong royong ketika ada pesta
rakyat. Dalam kehidupan beragama, eluruh warga Desa Batu Karas menganut agama Islam.
Warga memperingati hari-hari besar agama Islam dengan bergotong royong. Anak-anak belajar
mengaji sejak dini. Karang taruna juga memiliki program pengajian serta tablig akbar yang
diadakan secara konsisten

Letak Geografis

Sabtu, 02 Januari 2010


Letak Desa Mojotrisno sangat strategis dengan batas-batas sebagai berikut:
- sebelah utara berbatasan dengan Desa Mancilan
- sebelah timur berbatasan dengan Desa Tanggalrejo
- sebelah selatan berbatasan dengan Desa Dukuhmojo
- sebelah barat berbatasan dengan Desa Kademangan

Luas Desa Mojotrisno sekitar 120,635 ha dengan perincian sebagai berikut :


- untuk jalan umum sekitar 3 ha
- sawah dan ladang seluas 65,055 ha
- pemukiman penduduk seluas 50,68 ha
- makam umum seluas 2 ha

Desa Mojotrisno terdiri dari 3 dusun yaitu:


- Dusun Ngemplak
- Dusun Subontoro
- Dusun Sanan

Adapun pembagian RW nya terdiri dari:


1. Dusun Ngemplak terbagi menjadi utara terbagi menjadi RW dengan jumlah 4 RT, sedangkan
Ngemplak Selatan sebagai RW terbagi menjadi 5 RT.
2. Dusun Subontoro terdiri dari 3 RW yaitu RW 01 Subontoro Barat terdiri 4 RTdan 02 RW,
Subontoro Timur dengan 2 RT dan 03 RW subontoro santren terbagi menjadi 2 RT :
a. Jumlah penduduk Mojotrisno sebanyak 4199 terdiri dari 907 KK terbagi menjadi laki-laki
2055 orang perempuan 2144 orang
b. Jumlah rumah tangga miskin terdiri dari :
- Ngemplak Utara sebanyak 30 KK terbagi menjadi 4 RT
- Ngemplak Selatan sebanyak 61 KK terbagi menjadi 5 RT
- Sanan Selatan sebanyak 69 KK terbagi menjadi 6 RT
- Sanan Timur sebanyak 87 KK terbagi menjadi 5 RT
- Subontoro Barat sebanyak 34 KK terbagi menjadi 4 RT
- Subontoro Timur sebanyak 16 KK terbagi menjadi 2 RT
- Subontoro Santren sebanyak 52 KK terbagi menjadi 3 RT
jadi keseluruhan KK miskin di Desa Mojotrisno sebanyak 368 KK.

Data kondisi sosial, ekonomi, dan budaya


Sarana perhubungan terdiri dari 33,850 km sudah beraspal, jalan blok 0,5 km, jalan macadam
dan jalan kabupaten 0,5 jalan negara 0,5 km, jembatan 2 buah, terminal 1 buah serta pasar 1
buah.

Sarana Pendidikan
TK : 2 buah
SD/MI : 4 buah
TPA/TPQ : 3 buah
SMP/SLTP : 2 buah
SLTA/SMA : 2 buah

Tempat Ibadah
Masjid : 3 buah
Musollah : 20 buah
Gereja : 2 buah

Keadaan Penduduk
Tani : 52 orang
Dagang : 46 orang
PNS : 98 orang
Pensiunan : 82 orang
ABRI : 4 orang
Swasta : 467 orang
Pengusaha huller : 2 orang
Jasa angkutan : 59
Tukang pembangunan terdiri dari :
- Tukang kayu : 9 orang
- Tukang kompor : 1 orang
- Tukang keramik kasar: 2 orang
Service :
- Radio
- Sepeda motor dan lain-lain

Pembelengguan Buruh Di Perkebunan


Maruba Nababan

I. Latar Belakang
Kabupaten Labuhanbatu dengan Ibukotanya Rantauprapat berada pada kawasan Pantai Timur Propinsi
Sumatera Utara, terletak pada koordinat 1026’2011’Lintang Utara dan 9001’95053’ dengan batas
wilayah sebagai berikut :
- Sebelah Utara dengan kabupaten Asahan dan Selat Malaka
- Sebelah Timur dengan Propinsi Riau
- Sebalah Selatan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan
- Sebelah Barat dengan Kabupaten Toba Samosir dan Tapanuli Utara.
Kabupaten Labuhanbatau memiliki luas wilayah 922.318 Ha (9.223,18 Km2) atau setara dengan 12,87%
dari luas wilayah propinsi Sumatera Utara.
Kabupaten Labuhanbatu merupakan salah satu kabupaten di provinsi Sumatera Utara penghasil terbesar
kelapa sawit, fakta ini secara umum dapat kita lihat dari banyaknya perkebunan kelapa sawit baik milik
BUMN (PTPN) maupun milik swasta asing/Nasional dan Pabrik Kelapa Sawit (PKS). Menurut data
terdapat lebih dari 60 perusahaan perkebunan berskala luas disamping perkebunan perorangan
(person) dan jumlah PKS sekitar 48 PKS sehingga Labuhanbatu menjadi kabupaten dengan jumlah PKS
terbanyak di Indonesia. PKS tersebut mengolah Tandan Buah Sawit (TBS) menjadi Crude Palm Oil (CPO),
dan sebahagian PKS mengolah langsungTBS nya menjadi minyak goreng (PKS Nubika Blok Songo).
Disamping itu CPO ternyata dapat juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan bahan bakar
biodiesel/biofuel (Bahan baku pembuatan minyak bumi).
Banyaknya perkebunan Kelapa Sawit dan PKS di Labuhanbatu yang katanya mempekerjakan banyak
orang seharusnya dapat memakmurkan buruhnya dan rakyat sekitarnya, memecahkan kemiskinan dan
memperkerjakan pengangguran bukan malah sebaliknya. Fakta di lapangan justru banyak tanaga kerja
pengangguran dan kemiskinan masih menggerogoti masyarakat (terutama disekitar perkebunan)
Disamping itu menurut data Badan Pusat Statistik Labuhanbatu jumlah penduduk miskin yang tercatat
dari tahun ketahun mengalami peningkatan. Pada tahun 2005 saja terdapat 131.301, tahun 2006
menjadi 140.182 atau sekitar 14,2 % dari 987.157 jiwa penduduk, bagaimana dengan kaum buruh, tani
dan nelayan. Tentunya data sebenarnya lebih banyak, karena fakta dilapangan buruh berada dalam
kondisi yang memprihatinkan, gaji yang diterima tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok dengan
selayaknya, apalagi menyekolahkan anaknya. Belum lagi masyarakat yang berada disekitar perkebunan
terpaksa menjadi buruh baik Buruh Harian Lepas(BHL). Masyarakat sekitar menjadi pemasok tenaga
kerja murah akibat kepemilikan lahan yang kecil dan perampasan tanah rakyat oleh perusahaan yang
umumnya terjadi pada masa transisi pemerintahan dari orde lama ke Orde baru. Sehingga tak jarang
fenomena tersebut menyebabkan terjadinya perjuangan kelompok-kelompok tani merebut kembali
tanah mereka yang telah dikuasai oleh perkebunan Negara maupun swasta, misalnya; Kelompok Tani
Sidodadi/Kebun Sayur terhadap PTPN 3 Marbau Selatan dan Kelompok tani Pd. Halaban Sekitarnya
terhadap PT. Smart Tbk).
Persoalan buruh miskin di perkebunan dan masyarakat miskin disekitarnya tidak terlepas dari persoalan
yang dihadapi bangsa ini. Hadirnya perkebunan dan pertumbuhan jumlah penduduk tidak diringi oleh
peningkatan pendapatan masyarakat. Ironisnya, Indonesia hanya menjadi pemasok buruh murah ke
dalam dan luar negeri dengan upah standar Upah Minimum Kabupaten (UMK). Hal ini menjadi daya
tarik dan nilai plus bagi pemodal luar dan dalam karena lebih mudah mendapatkan buruh murah, seperti
halnya yang terjadi di kabupaten Labuhanbatu mayoritas angkatan kerja terpaksa memilih bekerja
sebagai buruh kebun. Lemahnya posisi buruh di Labuhanbatu menyebabkan lahirnya kebijakan-
kebijakan tentang perburuhan yang tidak membela kepentingan buruh, salah satu contoh adalah
kebijakan buruh murah sesuai dengan SK Gubsu No. 561/284/k/tahun 2009 yang berdasarkan surat
Bupati Labuhanbatu N0.563/3537/sosial/2008. yang menetapkan upah buruh hanya Rp. 923.000/bulan.
Dari beberapa perkebunan yang ada di Labuhanbatu, PT. Smart Tbk merupakan salah satu perkebunan
Kelapa Sawit terbesar yang menyerap tenaga kerja murah (UMP) tersebut. PT. Smart Tbk yang
tergabung dalam PT. Smart Corporation merupakan anak perusahaan dari SINAR MAS GROUP, yaitu
sebuah perusahaan besar yang bergerak dibidang Pulp & Paper, Financial Service, Agribisnis & food dan
Bidang Property. Perkebunan PT. Smart Tbk di Labuhan Batu terdapat di beberapa tempat yaitu Kebun
Sialang Taji ( Kualuh Selatan), Kebun Pernantian (Marbau), kebun Kanopan Hulu (Kualuh Hulu), kebun
Adipati (Marbau) dan kebun Pd. Halaban (Aek Kuo). Kebun Adipati dan Kebun Pd. Halaban terletak di
kabupaten Labuhanbatu Utara dengan ibu kota Aek Kanopan dari hasil pemekaran Kabupaten
Labuhanbatu. Menurut Dinas Perindustrian dan Perdagangan Labuhanbatu, Luas kebun Adipati dalam
Hak Guna Usaha (HGU) 2.490 Ha, jumlah staf 5 orang serta jumlah karyawan 264 orang. Dan luas areal
Kebun Pd. Halaban dalam HGU 7.464,92 Ha, jumlah staf 28 orang dan karyawan 3.314 orang. Jumlah
Produksi/tahun kebun Adipati 3.690.000 ton kelapa sawit sedangkan kebun Pd. Halaban 172.063.000
ton kelapa sawit.
Kebun Adipati terdiri dari 4 divisi dibagi kedalam tiga lokasi yaitu:
1. Lokasi Perkantoran ( Kantor besar), Workshop,perumahan staf. ( manager & Asisten)
2. Emplasmen Buruh divisi I dan II Desa Belongkut
3. Emplasmen Buruh divisi III dan IV Desa Belongkut
Kebun Pd. Halaban terdiri dari 8 divisi di bagi kedalam 6 lokasi
1. Emplasmen buruh divisi I pondok Ema. Desa Aek Korsik, kec. Aek kuo
2. Emplasmen buruh divisi II dan III Desa Padang Halaban, Kec. Aek Kuo
3. Emplasmen buruh divisi IV dan V Desa Perkebunan Brusel,Kec. Marbau
4. Emplasmen buruh divisi VI dan VII Desa Perkebunan Panigoran, Kec. Aek Kuo
5. Emplasmen buruh divisi VIII Aek Ledong, Desa Purworejo, Kec. Aek Kuo
6. Perumahan Staf ( Manager &Asisten).
Saat ini terjadi konflik tanah seluas 3000 Ha dari total HGU kebun Pd. Halaban (7.464,92 Ha) dengan
masyarakat sekitar yaitu berada di Desa Sidomulyo, Desa Karang Anyar, Desa Sidodadi/Aek Korsik, Desa
Aek Ledong/Purworejo, Desa Kartosentono/Brussel dam desa Sukadame/Panigoran. Konflik berawal
pada tahun 1945 Presiden Soekarno mengintruksikan kepada seluruh rakyat Indonesia agar seluruh
areal perkebunan yang ditinggal bangsa asing dibagi-bagikan kepada seluruh rakyat termasuk lahan PT.
SUMCANA NV atau Sumatra Caoutchouc Maatschapiij NV.Marbau yang dibagi kepada buruhnya seluas 2
ha/orang dengan alas hak Kartu Tanda Pendaftaran Pendudukan Tanah (KTPPT) yang dikeluarkan oleh
kantor Reorganisasi Pemakaian Tanah (KRPT) Sumatera Timur yang dilindungi UU Darurat No.8 tahun
1954. Pada tahun 1945 Soekarno mengintruksikan kepada seluruh masyarakat agar tanah tersebut
ditanami tanaman sumber pangan guna memenuhi kebutuhan pangan masyarakat dan logistic perang.
Namun setelah 25 tahun menguasai tanah (1945-1969), pada tahu 1969/1970 tanah tersebut dirampas
dan dikuasai oleh PT.Plantagen AG. Pada tahun 2001 Kelompok Tani Padang Halaban dan skitarnya
(KTPH-S) pernah menduduki kembali tanah tersebut namun tidak berhasil karena mereka diusir dan di
intimidasi yang saat itu dikuasai oleh perusahaan PT.Smart Corporation, PT.PP.Panigoran dan PT. Serikat
Putra. Pada Maret 2009 KTPH-S kembali menduduki lahan dan masih berlangsung sampai sekarang dan
telah menempuh berbagai cara mulai dari jalur pemerintahan (eksekutif) dan legislative hingga pada
proses pengadilan di PN-Rantauprapat.

A. Sarana dan Prasarana PT. Smart Tbk.


Adapun sarana dan prasarana yang tedapat di PT. Smart Tbk yaitu :
Tabel 1.Sarana dan prasarana penunjang kehidupan di PT. Smart Tbk.
No. Keterangan Kebun Adipati Kebun Pd. Halaban
1 Air -Sumur (Coklat), -Air minum dibagi melalui mobil tanki -Sumur (bening), dan -air minum di salurkan
melalui pipa kesetiap rumah dari sumur pompa di Pks
2 Sekolah SD 2 Unit ( Div.I & II) TK, TPA, SD, SMP dan SMU
3 Tempat ibadah Gereja da Mesjid Gereja 1, Mesjid 5
4 Kesehatan Klinik (2) Div.1 &2 dan Div 3&4 Medical Center (1)
5. Tempat Penitipan Anak (TPA) Ada Ada
6 Listrik PLN (Subsidi Rp. 25.000) PLN
7 Koperasi Ada Ada

Gambar Sarana dan Prasarana di PT. Smart Tbk

Tempat Ibadah Umat Kristiani Pd. Halaban Tempat ibadah Umat Muslim

Sarana Perobatan Pusat PT. Smart Pd. Halaban Sarana Pendidikan Di komplek Perumahan

B. Struktur Manajemen PT. Smart Tbk.


Secara umum, tenaga kerja di PT. Smart Tbk diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu staf dan buruh.
Buruh dibagi kedalam dua kelompok yaitu, Buruh SKU (Syarat Kerja Umum) dan BHL (Buruh Harian
Lepas).

Struktur manajemen untuk kedua kebun adalah sama, hanya saja jarak kedua kebun tersebut relative
jauh. Disamping 8 asisten divisi di Kebun Pd. Halaban terdapat juga Asisten divisi Bibitan dan Asisten
divisi Workshop. Demikian juga halnya Kebun Adipati selain 4 Asisten divisi terdapat juga Asisten divisi
Bibitan dan Asisten workshop. Posisi Krani Kantor dari tata urutan masih dibawah Mandor I tetapi
mandor I dan Krani Kantor tersebut adalah bawahan Asisten Divisi dan melaksanakan perinath-perintah
Asisten Divisi.
Dari pengamatan di lapangan, kebesaran perusahaan dan berjalannya usaha dari tahun ke tahun adalah
berkat strategi manajemen yang berhasil menciptakan jargon bahwa “kalau masih gelem mangan beras
catu ojo ngelawan” hanya dengan bekerja dan hidup dikebun lah mereka bisa makan dan sejahtera,
artinya bahwa PT. Smart dapat memberikan kesehjahteraan, jika melawan sama dengan kehilangan
pekerjaan dan kehilangan masa depan, maka semua buruh harus serius bekerja dan jika melawan akan
di PHK atau mutasi.” Dampaknya buruh hidup dalam ketakutan dan tidak menyadari ketertindasan
tersebut, takut berdiskusi atau berserikat, takut membantah mandor apalagi Asisten dan pada akhirnya
tidak mengerti apa yang menjadi haknya sebagi buruh dan sebagai warga Negara Indonesia.
Keberhasilan PT. Smart membangun jargon di atas berdampak pada stabilisasi tenaga kerja murah. Ada
beberapa cara yang dijalankan PT.Smart dalam memelihara jargon tersebut, yaitu :
1. Pengendalian lewat pekerjaan
Strategi yang dilakukan oleh perkebunan adalah dengan membuat berbagai peraturan dan sanksi .
Berbagai aturan tersebut memaksa buruh untuk “disiplin” dalam menjalankan kehidupan sehari-hari
Seperti pada tabel dibawah ini:
Tabel 2. Aktivitas Buruh
NO Aktivitas Waktu Keterangan
13 Mempersiapkan bekal
Masteran /Lingkar Pagi
Berangkat ke ancak
Sarapan Pagi
Bekerja
Istrahat makan Siang (wolon)
Bekerja
Pulang ke Rumah
Ngopi/sitrahat
Mempersiapkan makan malam
Makan malam
Nonton Tv bersama Keluarga
Istrahat (Tidur) 04.00-06.00 WIB
06.00-06.15 WIB
06.15-06.40 WIB
06.40-07.00 WIB
07.00-11.00 WIB
11.00-11.40 WIB
11.40-16.00 WIB
16.00-16.30 WIB
16.30-17.00 WIB
17.00-19.00 WIB
19.00-19.30 WIB
19.30-22.00 WIB
22.00-04.00 WIB

Kantor Divisi

Membantu Istri

Dari table diatas dapat kita lihat bahwa hidup buruh tersita untuk bekerja saja, adapun libur kerja hanya
pada tanggal merah dan pada waktu pesta pernikahan, sunatan dan jika salah satu anggotanya
meninggal dunia, diluar itu maka libur kerja masuk dalam kategori mangkir. Dengan aktifitas buruh yang
begitu padat dan pasti melelahkan maka bisa dipastikan buruh tidak berfikir lagi untuk menambah
pengetahuannya terutama menyangkut kehidupannya sebagai buruh perkebunan.

No Tahun Tanam Basis Borong Harga Over Basis


Adipati Pd. Halaban Adipati Pd. Halaban Adipati Pd. Halaban
1 - 1983-1985 - 40 tros 695/tros
2 - 1988 - 45 tros 655/tros
3 - 1993 - 55 tros 365/tros
4 1995/1996 1995/1996 60 tros 60 tros 365 /tros 365/tros
5 1998 - 90 tros - 175/tros
6 2006 - 130 - 125/tros
Masteran rutin dilaksanakan setiap pagi harinya, bagi buruh yang tidak masteran (lingkar pagi) maka
siburuh biasanya dianggap tidak bekerja. Demikian juga halnya pada BHL kutip brondolan, jika tidak
masteran maka dianggap tidak bekerja. Dalam masteran buruh hanya mendengar saja perintah dari
Asisten, Mandor I dan lebih sering adalah Mandor Panen. Adapun isi arahan yang sering dilontarkan
adalah “ jangan lupa tunasan dijaga, jangan pulang sebelum 7 jam”. Sehabis masteran maka buruh
kembali lagi kerumah dan mempersiapkan segala peralatan yang diperlukan, setelah itu langsung
menuju ancak masing-masing sesuai dengan bidang pekerjaannya. Namun bagi buruh yang rumahnya
jauh dari kantor divisi biasanya sudah membawa semua peralatannya dan istrinya sehingga sehabis
masteran bisa langsung ke ancak.
Pengawasan kerja dilapangan dilakukan langsung oleh mandor panen dan mandor perawatan.
Pengawasan dilakukan dengan turun langsung melihat aktivitas buruh dilapangan. Jika ada buruh yang
melanggar akan di tegor, misalnya pelepah yang dipotong tidak jatuh tetapi tergantung (istilah lokalnya
sengkleh), dan pulang sebelum 7 jam kerja akan dimarahi meskipun sudah dapat basis borong.
Disamping jam kerja perusahaan juga menentukan target yang harus diperoleh setiap harinya yang biasa
disebut dengan basis borong.
Tabel. 2 . Basis borong dan Premi Pemanen

Tabel 3. Beban Kerja Pemanen dan Sanksi


No. Pekerjaan Jenis Kesalahan Sanksi Dan Denda
Adipati Pd. Halaban
1 Memotong Pelepah Pelepah sengkleh 500/pokok 500/pokok
2 Memotong Buah Memotong buah mentah 1250/tros 1250/tros
Menyusun Pelepah Berserakan Ditegor Ditegor
3 Memotong Tangkai Buah(Cangkem Kodok Tidak Cangkem kodok
4 Melangsir Buah Ke TPH Buah Ketinggalan Ditegor 5000/tros
5 Menyusun Buah ke TPH Buah tidak teratur Ditegor Ditegor
6 Memberi tanda pengenal Lupa memberi pengenal Tidak dihitung Tidak dihitung

Pekerjaan di bidang produksi ada 2, yaitu Pemanen dan pembrondol. Untuk upah pemanen dan
pembrondol kedua Kebun standarnya sama, yaitu: Rp. 1300/ember (6 Kg). Mayoritas buruh
mengikutsertakan istrinya untuk mengutip brondolan untuk menambah pendapatan. Jika brondolan
ketinggalan (tidak dikutip) akan didenda Rp. 1250 /pokok, namun praktek lapangan bahwa denda
tersebut hampir tidak pernah dilaksanakan dan hanya menakut-nakuti. Justru mandor turut membantu
atau memberi tahu pengutip jika ada brondolan ketinggalan. Setiap pagi pengutip brondolan diwajibkan
ikut masteran dan jika tidak maka dianggap tidak masuk bekerja. Biasanya pengutip brondolan
memperoleh 10-80 ember perharinya, tergantung dengan naik-trek nya buah dan cuaca. Bila cuaca
panas dan hujan bergantian terus menerus maka brondolan akan semakin banyak.
Praktek dilapangan ternyata PT. Smart menerapkan standar pengupahan yaitu melalui jam kerja (7 jam)
dan basis borong serta luasan lahan (2-5 Ha). Lewat penerapan standar ganda tersebut perusahaan
mengharapkan hasil yang maksimal, dengan kewajiban yang minimal. Lagi-lagi perusahaan secara
sepihak menentukan standar ini, tidak seperti yang tertulis dalam PKB antara Serikat dengan
perusahaan. Dalam PKB diuraikan bahwa jam kerja adalah 7 jam/hari atau 40 jam/minggu. Perbedaan
pendapat antara mandor dengan buruh tentang standar kerja perharinya menjadi bahan perdebatan
yang selalu terjadi di ancak. Mayoritas buruh beranggapan jika sudah dapat basis borong dan tunasan
selesai maka boleh pulang, sementara mandor mengatakan harus 7 jam kerja , dapat basis borong dan
tunasan selesai. Biasanya perdebatan itu akan dimenangkan mandor, namun ada juga buruh yang tidak
menghiraukan mandor tersebut. Tetapi sebagian besar buruh ketika sudah dapat basis borong memilih
untuk bersantai diancak daripada pulang untuk menghindari tegoran dari mandor panen tersebut. Kalau
buruh pulang sebelum tujuh jam kerja dan ketahuan oleh mandor maka akan dikenakan hukuman
dipertujuh, yaitu hukuman akibat dari pulang lebih awal sebelum 7 jam kerja meskipun basis borong
sudah tercapai. Eksekusi dari hukuman itu adalah berupa potongan upah setiap gajian bulanan, dan
biasanya potongan itu tertutupi oleh premi yang didapat buruh perbulannya.

2. Pengendalian Oleh Simbol-simbol Kekuasaan


Asisten sering juga turun kelapangan dengan pakaian celana pendek dan pakai sepatu dengan kaus kaki
yang panjang lengkap dengan tas ransel dipundaknya. Jika mengingat model pakainnya tentu akan
teringat dengan gaya tuan kebun jaman penjajahan Belanda dulu. Menurut pengakuan sebahagian
buruh bahwa dengan gaya berpakaiannya mereka terkadang risih dan tidak sesuai dengan adat
ketimuran (Indonesia) yang ramah- tamah, berpakaian sopan dan lain sebagainya. Model pakaian
seperti itu menjadi dinas kerja staf dan sudah menjadi tradisi khas para tuan kebun dari dulu sampai
saat ini. Asisten biasanya hanya berkeliling saja dengan sepeda motornya dijalan pada jam kerja. Asisten
juga berfungsi mengawasi gerak-gerik buruh diperumahan selama 24 jam dari upaya-upaya buruh yang
coba menkonsolidasi diri dalam sebuah organisasi. Jika ada sebuah diskusi diperumahan diluar
perwiridan maka keesokan harinya si empunya rumah akan mendapat panggilan dari Asisten.
Dahulu PT. Smart merekrut Security dari pemuda setempat maupun dari luar melalui Organisasi
Kepemudaan (OKP) yang dikenal sebagai preman oleh masyarakat sekitar. Namun sekarang preman-
preman tersebut digunakan sebagai tenaga keamanan secara informal (tidak terikat perjanjian kerja dan
biasanya berhubungan langsung ke manajer). OKP dimaksud diatas adalah Ikatan Pemuda Karya (IPK).
Sebagai salah satu imbalan terhadap IPK, perusahaan memberikan hak untuk membangun dan
mengelola komplek pasar (PAJAK) di lingkungan Perumahan Pd. Halaban. Untuk satu lapak kios
diperjualbelikan dengan tarif Rp. 6000-7000, dan setiap hari pasar dikenai sewa Rp. 3000/lapak dan
pengutipan biaya sewa masih berlangsung sampai sekarang meskipun OKP tersebut tidak eksis lagi
sekarang diperusahaan.

Untuk pengamanan saat ini perusahaan mengadakan perekrutan sendiri dan memberi nama PAM
SWAKARSA (PS). Untuk PS diberi uniform, diadakan latihan baris berbaris layaknya polisi atau militer.
Dan penampilan anggota PS tersebut sangar-sangar dan berlagak seperti KOPASUS (pengakuan
beberapa buruh di Kebun Pd.halaban dan Adipati). PS tersebut menjaga kebun dari maling-maling sawit
(Ninja), dan biasanya mendapat giliran jaga pada pos-pos dan ronda di areal perkebunan pada malam
harinya. Menurut pengakuan beberapa buruh, tingkah laku PS tersebut bawaannya selalu sok dan
perasaan militer, namun pada umumnya buruh tidak acuh dengan mereka. Pada setiap perbatasan
kebun dengan perkampungan penduduk atau perusahaan lainnya di buat parit besar dan itu
menandakan bahwa perkebunan sangat ketat dan “tertutup” dengan masyarakat sekitar. Hal ini juga
ditandai dengan didirikannya pos-pos dan palang masuk disetiap gerbang masuk areal perkebunan.
Setiap pintu masuk jalan kebun atau setiap jalan yang menuju perkampungan penduduk di awasi oleh
security selama 24 jam. Dengan membuat pos jaga yang di beri palang agar setiap mobil masuk dan para
pelintas dapat dipantau dan diketahui. Para security berjaga bergantian sesuai dengan sift kerja.
Palang masuk Kebun dijaga Security Palang keluar, batas perkampungan

Kehadiran security atau PS belakangan menggeser fungsi-fungsi pengamanan yang dibuat OKP, PS lah
yang menjaga palang masuk kebun hingga, ronda malam diareal kebun untuk menghindari pencurian
TBS hingga menjaga rumah Asisten dan kerusuhan-kerusuhan lainnya. Dengan kata lain PS menjadi
pengawal internal perkebunan.

3. Pengendalian Lewat Serikat Buruh


Strategi pengendalian melalui serikat adalah adanya dukungan perusahaan terhadap satu serikat yaitu
Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) dengan menyediakan kantor.juga serta memakai orang-orang
yang pro perusahaan dalam SPSI. Bahkan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara perusahaan dengan
buruh dibuat oleh Badan Kerja Sama Perusahaan Sumatera (BKS-PPS) dengan Pengurus Pusat Federasi
Serikat Pekerja Pertanian dan Perkebunan SPSI ( PP.FSP.SPSI) pada tahun 2008. Dan pendirian serikat
selain SPSI selalu mendapat hambatan dari perusahaan melalui intimidasi dan sanksi sepihak dari
Asisten. Bagi buruh yang ingin keluar dari SPSI selalu terhambat meskipun sudah membuat pengunduran
diri tetap saja iuran anggota dipotong dari upah secara langsung. Anehya lagi setiap buruh yang diterima
dan bekerja di PT. Smart sudah otomatis menjadi anggota SPSI dan upah selalu dipotong atas setiap
bulannya.
Dahulu ada berdiri Serikat Buruh Seluruh Indonesia (SBSI Hukatan) tetapi tidak berlangsung lama karena
ketidaksukaan anggota terhadap pengurus serikat, dimana pengurus serikat dikuasai oleh keluarga,
hasilnya adalah SBSI tersebut tidak jelas nasibnya, tinggal rumah secretariat yang ada tulisan pengurus
SBSI tanpa penghuni. Pada awalnya SBSI sangat peduli dengan keluh kesah anggota tentang
pekerjaannya. Setiap penyelewengan hak buruh oleh perusahaan selalu didampingi dan membuahkan
hasil. Tetapi kantor SBSI tersebut tidaklah berada dilokasi perkantoran kebun layaknya SPSI tetapi berdiri
di desa sekitar kebun bahkan SBSI tidak diikutsertakan dalam proses pembuatan PKB tersebut, padahal
SBSI memiliki anggota.
Ironisnya lagi Asisten berusaha menghalang-halangi berdirinya serikat-serikat buruh dengan melarang
diskusi-diskusi buruh yang membahas berdirinya sebuah serikat buruh di dalam perkebunan, hal ini
dapat terlihat dari reaksi Asisten yang mengadakan pemanggilan jika ada buruh yang mengadakan
diskusi dirumahnya atau ikut serikat diluar serikat yang diakui perkebunan. Fakta dilapangan bahwa
pemanggilan itu berbuah pada mutasi, tidak dapat bonusan . Seperti nasib yang dialami beberapa buruh
di kebun Pd. Halaban, yang tidak menerima bonusan seperti biasanya karena terlibat dalam beberapa
diskusi. Tetapi bonus akhirnya diterima setelah dipertegas kepada manajernya.
Ada aturan yang terselubung yang diterapkan oleh asisten untuk mengantisipasi berdirinya organisasi
buruh yang baru, dimana jika mengadakan rapat dirumah buruh harus diberitahukan dan mendapat ijin
dari asisten, dengan alasan itu adalah rumah kebun, dan jika dilanggar akan dipanggil ke kantor dan
dikenakan sanksi yaitu mutasi, PHK, turun jabatan dan tidak dapat bonus. Salah satu contoh adalah
Ibrohim, buruh SKU di pondok EMA Divisi I kebun Pd. Halaban yang mendapat panggilan oleh Asisten
karena mengadakan pertemuan dengan Lentera di rumahnya. Tetapi karena Ibrohim sudah paham akan
peraturan tentang berserikat maka dia menentang sang Asisten, hasilnya ibrohim dijanjikan mendapat
pelayanan istimewa dalam hal permintaan kebutuhan alat-alat kerja dan tidak boleh memberitahukan
kepada rekan-rekan kerjanya yang lain.
Fakta lain menunjukkan setiap ada perkumpulan atau diskusi di rumah buruh di luar perwiritan maka
bisa dipastikan keesokan harinya pimpinan kelompok akan mendapat surat sanksi bahkan di mutasikan
sepihak (seperti yang dialami Said Prayitno, Mandor I Divisi III Pd. Halaban yang mendapat surat mutasi
dari Asisten). Ternyata belakangan setelah Said Prayitno membuat pembelaan (mengirim surat langsung
ke Manajer, akhirnya mutasi menjadi lama dan dipercayakan sebagai panitia perlombaan olah raga
dalam rangka memeriahkan perayaan 17 Agustus 2009 yang diadakan perusahaan. Namun ternyata
manejemen perusahaan (Asisten) menungu saat yang tepat dalam memutasikan, dan telah behasil
mengeksekusi keputusan tersebut.
Dari penjelasan diatas dapat kita lihat bahwa tidak ada itikat baik dari manajemen perusahaannya agar
buruhnya melek peraturan perundang-undangan. Agar dengan demikian buruh tetap bisa “disiplin”
bekerja tanpa mengerti hak-haknya. Karena motif perusahaan perkebunan berdiri pada umumnya
adalah motif ekonomi, yaitu dengan modal kecil dapat menghasilkan keuntungan yang besar.

4. Strategi Pengendalian Di Perumahan


Strategi Pengendalian di perumahan juga di lakukan melalui tata ruang, ini merupakan salah satu cara
perusahaan dalam memantau ruang gerak pekerjanya. Tata ruang menyangkut tata letak emplasmen,
letak rumah Staf (Manajer,Asisten Kepala dan Asisten divisi). Seperti pada Kebun Adipati, rumah staf
berada pada gerbang masuk perkebunan (Kebun Adipati) dan di kawal palang security menuju komplek
dan berada satu lokasi dengan perkantoran dan di jaga 24 jam oleh security secara bergantian. Pada
Kebun Pd. Halaban Letak Rumah staf terpisah dari buruh. Rumah staf (manajer, Askep, Asdiv) berdinding
batu dan tidak sembarangan orang boleh masuk ke areal perumahan. Rumah Mandor I dan mandor-
mandor (Mandor panen dan mandor perawatan) krani dan buruh lainnya diposisikan menyebar diantara
emplasmen. Setiap pendatang diwajibkan juga oleh Kepala Dusun untuk melapor, hal ini dimaksudkan
untuk mengetahui identitas pendatang meskipun praktek sehari-hari sanga longgar.
Kualitas Bangunan Rumah staf sangat mencolok perbedaannya di banding emplasmen. Dimana rumah
staf terbuat dari beton, berkaca nako dan berdiri tunggal, sedangkan rumah buruh terbuat dari papan
dan model Koppel (2 rumah satu bangunan). Pengkhususan letak dan kualitas rumah staf menunjukkan
bahwa seolah-olah mereka adalah golongan yang sangat istimewa dan berada pada kasta tertinggi
dalam perusahaan sehingga harus lebih diutamakan kualitas bangunan rumah dan kualitas hidupnya.
Pengkotakan rumah staf dengan emplasmen menyebabkan tidak terjalinnya sosialisasi staf dengan
buruh, sehingga komunikasi keseharian antara buruh dengan staf akan terjadi dalam hubungan kerja di
lapangan. Hal ini dimaksudkan adalah sebagai salah satu cara untuk membangun image staf sebagai
orang yang lebih bermartabat dan terhormat sehingga harus dipatuhi perintahnya dan ini merupakan
warisan triadisicolonial jaman penjajahan untuk melanggengkan kekuasaannya dalam mengusahai tanah
Indonesia.

Emplasment Buruh dan Mandor I Gambar Rumah Staf (Asisten)

Pada kantor divisi yang berada satu komplek dengan emplasment terdapat beberapa tulisan yang
dipajang pada gerbang kantor sehingga mudah terbaca oleh setiap orang yang melewati halaman
kantor. Tulisan itu berbahasa inggris yaitu dan merupakan nilai-nilai yang secara tidak langsung harus
dilaksanakan seluruh staf dan buruh, nilai /values tersebut yaitu: commitment (kebulatan tekad),
integrity ( keutuhan Pribadi), loyalty (kesetian), positive attitude (selalu berpikiran positive) dan
environment continuous (Lingkungan yang berkelanjutan), inovasi (suka membuat dan menemukan hal-
hal baru). Tulisan motto tersebut secara tidak langsung menyuruh agar seluruh buruh yang melihat
berusaha melaksanakan prinsip-prinsip tersebut.
Pada kantor divisi VIII Aek Ledong dan Divisi Brussel kebun Pd. Halaban, divisi I & II Kebun Adipati
terdapat juga sebuah pamplet yang mengarah kejalan emplasmen buruh, isi panflet tersebut adalah 10
Dosa –Dosa Pemanen, yaitu berisi hal-hal yang dianggap menjadi dosa bagi buruh yang melanggar dan
memposisikan tuan kebun sebagai Tuhan yang menentukan dosa seorang buruh sebagai manusia.
Adapun 10 dosa2 pemanen menurut PT. Smart Tbk itu adalah:

1. Memotong buah mentah


2. Jangan memotong buah mentah
3. Buah tidak di TPH
4. Pelepah Sengkleh
5. Pelepah tidak disusun
6. Dilarang/susunan berserakan
7. Susunan buah tidak teratur
8. Pelepah tidak dipotong
9. Tidak pada tempatnya
10. Tidak mulut kodok.
Disisi lain dalam meninabobokan buruh, perusahaan juga menyediakan fasilitas-fasilitas olah raga,
misalnya adalah Lapangan Bola Kaki, bola Volly. Sehingga setiap sore hari anak-anak buruh, istri buruh
dan buruh sendiri tidak lupa untuk berolah raga (sepak bola oleh anak2 buruh, dan bola Voly untuk
kaum perempuan buruh).Bahkan telah terbentuk klub bola kaki dan klub bola volley dari kalangan buruh
yang setiap tahunnya pasti melakukan pertandingan-pertandingan diluar perkebunan.

C. Penutup
Berbagai peraturan dan sanksi dibuat perusahaan dan pelaksanaannya secara sepihak tanpa persetujuan
buruh. Aturan-aturan tersebut adalah mulai dari pelarangan diskusi dirumah buruh jika tidak ada ijin
dari Asisten sampai pada penghisapan keringat dan darah manusia yang tidak sadar akan hakekatnya
sebagai manusia. Ketidaktahuan buruh akan haknya sebagai manusia dan sebagai pemilik negeri
menjadikan mereka disamakan dengan mesin produksi yang patuh terhadap aturan-aturan yang ada,
bekerja sesuai dengan kehendak perusahaan, 7 jam kerja dengan basis borong dan luasan lahan yang
ditetapkan perusahaan sehingga keseharian buruh habis hanya untuk bekerja membanting tulang.
Pembatasan ruang gerak buruh yang dilakukan oleh management maupun oknum nya dengan alasan
untuk mejaga produktifitas membelenggu buruh dalam satu siklus berkelanjutan dari masa-kemasa yang
sangat merugikan masa depan buruh dan anak-anaknya dan berdampak buruk terhadap masa depan
negeri ini Perusahaan akan semakin leluasa membuat aturan-aturan yang merugikan buruh akibat
rendahnya posisi tawar buruh terhadap perusahaan yang dikarenakan kebodohan dan ketiadaan
informasi dari luar. Berbagai cara dilakukan PT. Smart Tbk untuk melanggengkan kekuasaannya tanpa
mendapat perhatian dari pemerintah khususnya Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Labuhan Batu, ada
apa dengan negeri ini.

Anda mungkin juga menyukai