A.Sejarah Desa
1. Nama Desa
Konon kabarnya menurut cerita pada zaman dahulu Desa Kahu-kahu yang dulunya hanya
kampong, orang menyebutnya Kahu-kahu, eralatan lain yang bahan bakunya memerlukankarena banyak
tumbuh pohon kapok disekitar perkampungan masyarakat yang dalam bahasa selayar berarti kahu-kahu.
Konon kabarnya apabila penguasa Opu Bontobangun ingin membuat bantal, kasur, atau pelana
kuda. Opu Bontobangun meminta gallarang kahu-kahu untuk mengirimkan kapok atau kahu-kahu ke Opu
Bontobangun.
Dalam buku WM.DON SELAAR seorang berkebangsaan Belanda menyatakan bahwa, Pulau
Selayar dibagi atas 14 keresidenan atau 14 daerah persekutuan hokum adat. Sedangkan menurut NV
VANDER STOOK juga berkebangsaan Belanda menulis tentang pulau Selayar menyatakan bahwa, Pulau
selayar dibagi atas 13 keresidenan dan 2 buah daerah Suapraja. Baik yang disebut WM.DON SELAAR
dan NV VANDER STOOK menyebutkan bahwa salah satu nama keresidenan di selayar adalah
keresidenan Bontobangun.
Keresidenan Bontobangun terdiri dari beberapa kampong, kedua kampong itu disebut Galarang menurut
kedua orang disebut diatas. Keresidenan Bontobangun membawai kurang lebih 30 Gelaran, salah satunya
adalah Gelaran Kahu-kahu. Menurut NV VANDER STOOK Gelaran kahu-kahu terletak dipulau pasi
yang merupakan bagian dari Keresidenan.
Koordinator di sebelah timur,yang disebut Gelarang Iraja, dengan dengan Pusat Koordinator
Gelarang Iraja Lebo.
Pada awalanya kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945 Kabupaten Selayar merupakan
bagian dari AF DEELING Bantaeng, dengan nama onder AF Deeling Selayar. Kemudian berdasarkan
Surat Keputusan Gubernur Sulawesi tahun 1951 No 168 tentang perubahan kata AF Deeling menjadi
Daerahdan Boton/Laayiu Sulawesi Tenggara.maka nama AF Deeling menjadi Daerah dengan nama Onder
Af Deeling menjadi Kewedanaan.
Berdasarkan perubahan itu maka Selayar berubahmenjadi Kewedanaan selayar yang merupakan
bagian dari daerah Bantaeng, Kewedanaan Selayar dibagi kedalam 17 Distrik, salah satunya adalah
Distrik Bontobangun.Distrik Bontobangun membawai beberapa kampong, salah satunya adalah kampong
kahu-kahu.
Seiring dengan perubahan tersebut kepala pemerintahannya tidak lagi disebut Opu tetapi disebut
Kepala Gabungan. Berdasarkan Undang-undang No.29 Tahun 59 yang disahkan pada tanggal 4 juli tahun
1959 tentang pembentukan daerah-daerah tingkat II disulawesi. Maka kewedanaan diselayar melepaskan
diri dari kabupaten Bantaeng yang menjadi daerah otonomi tersendiri dengan nama Kabupaten Daerah
Tingkat II Selayar, yang pusat pemerintahannya berkedudukan di Benteng Ibukota Kabupaten Selayar.
Dengan perubahan status menjadi daerah otonomi maka Kabupaten selayar dibagi menjadi 5 buah
kecamatan., Berdasarkan surat keputusan Gubernur Sulawesi selatan tttenggara No.1100 tanggal 16
Agustus 1961 dan No.2067A tanggal 19 Desember tahun 1961 tentang pembubaran bentuk yang disebut
kecamatan di daerah tingkat II dalam wilayah Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara.
Berdasarkan SK tersebut, maka kabupaten Daerah Tingkat II selayar dibagi atas 5 Kecamatan
salah satunya adalah kecamatan Bontoharu dengan tem,pat kedudukan pemerintahannya di Benteng yang
wilayahnya meliputi Desa Barugaia, Desa Parak,Kelurahan Benteng, Kelurahan Bontobangun, dan desa
Bontosunggu.
Desa kahu-kahu sekarang merupakan bagian Desa Bontosunggu, dalam rangka percepatan
pembangunan secara merata di bidang pemerintahan terutama pada bidang ekonomi maka diusahakan
pembentukan desa persiapan dengan jalan pemekaran desa-desa, maka kelurahan sebanyak 20 buah yaitu
17 buah desa dan 3 buah kelurahan akan berubah menjadi 29 desa dan kelurahan yaitu 20 buah desa dan 9
buah desa persiapan. Berdasarkan SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan
No.1312/IX/1988 tanggal 22 September 1988 maka Kecamatan akan menjadi 8 Desa/Kelurahan dan Desa
Persiapan.
Desa Bontosunggu menjadi 2 buah Desa masing-masing Desa Bontosunggu sebagai Desa lama
dan Desa Bontoborusu sebagai Desa Persiapan, Dusun kahu-Kahu dan Dusun Dopa merupakan bagian
Desa Persiapan Bontoborusu.
Dalam perkembangan selanjutnya masyarakat ke 2 dusn tersebut melepaskan diri dari Desa
Bontoborusu yang diawali dengan pembentukan panitia pemekaran Desa yang diketahui oleh MUH.
TAHIR DOLLA. Panitia pemekaran ini meminta persetujuan kepada Kepala Desa Bontoborusu dan
BPD Desa Bontoborusu oleh Panitia Pemekaran menyampaikan aspirasi kepada BPD Bontoborusu,
Camat Bontoharu, DPRD Selayar dan Panitia khusus (PANSUS) untuk membahas rancangan Peraturan
Daerah tersebut pada Tanggal 30 Desember 2006. DPRD Kabupaten Selayar dalam Rapat Pleno yang
dihadiri oleh Bupati Selayar Drs. H. SYAHRIR WAHAB, MM Peraturan Daerah tersebut disahkan
menjadi Peraturan Daerah Kabupaten Selayar No. tanggal 30 Desember 2006. Berdasarkan Peraturan
Daerah tersebut diatas maka Desa Kahu-Kahu sudah resmi menjadi Desa yang Defenitif dan berada di
bawah wilayah Kecamatan Bontoharu. Desa Kahu-Kahu dengan luas wilayahnya 1.100 K2 persegi
berdasarkan SK Bupati Selayar No.31 Tahun 2009 tanggal 31 Januari 2009.
1. Dusun Dopa
2. Dusun Kahu - Kahu Selatan
3. Dusun Kahu - Kahu Tengah
4. Dusun Kahu Kahu Utara
1. Kondisi Geografis
Secara administrative Desa Kahu Kahu memiliki batas batas sebagai berikut :
Luas wilayah daratan Desa Kahu kahu secara keseluruhan mencapai .. km 2, dan secara
administrative pemerintahan terbagi menjadi 4 ( Empat ) dusun yaitu : Dusun Dopa,Dusun Kahu-
kahu Selatan, Dusun Kahu-kahu Tengah, Dusun Kahu-kahu Utara. Desa Kahu-kahu merupakan
salah satu dari beberapa desa yang berada dalam wilayah Kecamatan Bontoharu Kabupaten
Kepulauan Selayar. Jarak antara Desa Kahu-kahu dengan ibu kota Kabupaten (Benteng) adalah +
11 km. dan dapat ditempuh dengan mengunakan perahu motor dengan lama perjalanan 45 menit.
Secara topografi, tanah di desa kahu-kahu terdiri dari tanah dengan jenis berwarna.
Kondisi ini mempengaruhi pola dan usaha masyarakat di bidang pertanian dan perkebunana.
Tanaman perkebunan yang dibudidayakan berupa Jambu Mente, Kelapa dan Mangga, sementara
tanaman Pertanian Berupa Jagung, Ubi kayu dan Kacang-kacangan.
2. Kondisi Perekonomian
Kondisi perekonomian Desa Kahu-kahu benrtumpu pada beberapa sector/sub sector antara lain :
Pertanian yang mencakup pertanian tanaman pangan dan hortikultura, tranaman perkebunan dan
kehutanan dan peternakan. Selain itu ditunjang pula oleh usaha Pertambangan, industry
kecil/kerajinan serta jasa perdagangan. Untuk lahan pertanian, masyarakat masih mengunakan
system tumpang sari. Adapun untuk tanaman perkebunana berupa jambu mente dan Kelapa.
Tabel 1 Luas Lahan Pertanian dan Tingkat Produktivitasnya di Desa Kahu Kahu
1. Jagung
2. Ubi Kayu
3. Kacang Tanah
4. Kacang Panjang
Tabel 2 Luas Lahan Perkebunan dan Tingkat Produktivitasnya di Desa Kahu Kahu
1. Kelapa
2. Mete
3. Mangga
Terdapat Usaha peternakan yang dijalankan oleh masyarakat di Desa Kahu Kahu, dan
merupakan usaha sampingan yang dikelola secara tradisional. Jenis ternak yang diusahakan, antara
lain : Sapi, ayam dan kambing.
Mata Pencaharian sebagian besar penduduk, bergerak di sector pertanian, dan perkebunan. Berikut
ini disajikan table 5 mengenai mata pencarian pokok masyarakat di desa kahu-kahu.
Jumlah
No. Uraian
Unit Personil
1. Pustu 1
4 orang
2. Posyandu 3
3 Pos Kamling - 9 hansip
4 Mesjid 4
5 Lapangan Volly 1
6 Lapangan Bola 1
7 Sumur Gali 8
8 Penyulingan air 1
9 PLN Menyala 6 Jam dari jam 18.00-24.00
Sumber : Potensi Desa Kahu-kahu,2013
C. PEMERINTAHAN UMUM
Organisasi Pemerintah Desa Kahu-Kahu
SEKRETARIS DESA
URUSAN PEMERINTAHAN