CLOUD COMPUTING
DISUSUN OLEH :
ALDO CHRISTOPHER LEO
F55116045
Arsitektur Cloud
Berdasarkan akses pengguna terhadap cloud, arsitektur pada cloud terbagi atas empat layer,
sebagai berikut:
2. Layer Jaringan
Layer ini adalah tempat pengguna terhubung ke cloud, yang membuat cloud
membutuhkan layer ini. Layer ini pada umumnya menggunakan servis Internet, atau pada
cloud privat, Local Area Network(LAN).
Pada gambar 2 merupakan anatomi standar yang merupakan dasar dari cloud. Terdapat 5
komponen dasar dari cloud:
1. Multitenancy: Fitur ini menyediakan software yang dapat dibagi ke berbagai pengguna
dengan kebebasan penuh penggunaannya tanpa terganggu pengguna lain.
Gambar 3 Multitenancy
2. Elastisitas: Fitur ini membuat cloud dapat melayani penggunanya dengan baik dimana
sistem cloud beradaptasi terhadap penggunaan fitur yang dilakukan dengan
menggunakan sumber daya yang diperlukan pada saat fitur yang digunakan.
3. Platform heterogen cloud: Fitur ini menyediakan platform yang heterogen, dimana
berbagai tipe aplikasi dapat disebarkan dalam cloud.
4. Perhitungan kuantitatif: Fitur ini merupakan fitur perhitungan penggunaan setiap layanan
yang digunakan oleh pengguna.
5. Layanan on-demand: Fitur ini menyediakan layanan setiap saat bagi pengguna ketika
membutuhkannya.
Mengelola Cloud
Pengelolaan cloud bertujuan untuk mengelola cloud secara efisien agar dapat
mempertahankan Quality of Service(QoS). Adapun pengelolaannya dapat dibagi menjadi dua
bagian:
1. Cloud Privat
Cloud privat dapat diartikan sebagai infrastruktur cloud yang menyediakan layanan ekslusif
kepada satu perusahaan dengan beberapa pengguna. Cloud privat sendiri berukuran kecil
dibandingkan model cloud lainnya.
• Karateristik
1. Aman: Karena penggunaannya dalam perusahaan sendiri, maka kecil mungkin data
dapat keluar dari cloud.
2. Kontrol utama: Pengelolaan dilakukan oleh perusahaan itu sendiri sehingga memiliki
kendali penuh terhadap cloud.
3. SLA lemah: Service Level Agreement (SLA) mungkin tidak ada pada model ini
dikarenakan penggunaan cloud hanya dalam lingkup perusahaan.
• Kecocokan
Kecocokan merujuk kepada instansi yang dapat meggunakan model cloud ini,
contohnya perusahaan yang memiliki pendanaan memadai dan/atau memiliki pengguna
yang sedikit. Sebaliknya cloud privat tidak cocok digunakan pada perusahaan yang
memiliki pengguna yang banyak dan/atau memiliki keterbatasan finansial. Menurut NIST,
cloud privat dapat diklasifikasi ke beberapa tipe berdasarkan lokasi dan pengelolaan:
a. Cloud privat on-premis: Tipikal cloud privat dimana dikelola oleh satu perusahaan
saja, disebarkan di area perusahaan dan terhubung ke jaringan perusahaan.
b. Cloud privat outsourced: Privat cloud dimana layanan cloud diberikan dan dikelola
pihak ketiga, tetapi tetap menggunakan model privat.
• Keuntungan:
1. Ukuran cloud yang kecil dan mudah dikelola.
2. Menyediakan keamanan dan privasi yang tinggi bagi pengguna.
3. Dikendalikan oleh perusahaan.
• Kerugian:
1. Pendanaan ketat.
2. Memiliki SLA yang longgar.
2. Cloud publik
Cloud publik merupakan infrastruktur cloud yang disediakan untuk digunakan secara umum.
Cloud dapat dimiliki, dikelola, dan dioperasikan oleh organisasi bisnis, akademis, atau
pemerintahan tanpa perlu adanya infrastruktur untuk menggunakannya. Pengguna tinggal
membayar sumber daya dan menggunakannya. Contoh dari cloud publik ini antara lain Amazon
AWS dan Microsoft Azure
• Karateristik
1. Skalabilitas tinggi: Sumber daya cloud publik sangatlah banyak dan penyedia layanan
memastikan setiap permintaan dijalankan.
2. Terjangkau: Pengguna hanya membayar layanan yang digunakan
3. Tidak aman: Karena pengelolaan dilakukan oleh pihak ketiga, maka data belum pasti
aman, meskipun ada SLA.
4. Tersedia penuh: Setiap pengguna dapat mengakses cloud publik dimanapun mereka
berada.
5. SLA yang ketat: Dengan SLA yang ketat, maka pelanggaran akan dihindari berbagai
pihak.
• Kecocokan:
Terdapat beberapa tempat dan keadaan dimana cloud publik dapat digunakan,
diantaranya kebutuhan sumber daya besar dan berbeda-beda, tidak tersedianya
infrastruktur, dan perusahaan memiliki keterbatasan dana. Sebaliknya, cloud publik tidak
cocok ketika keamanan dipentingkan, perlunya otonomi, dan tidak menginginkan
reliabilitas pihak ketiga.
• Isu:
Terdapat beberapa isu didalam cloud publik, diantaranya perlu adanya SLA untuk
pengguna, dimana setiap pengguna memiliki jaminan hak sama rata tanpa mementingkan
satu pihak. Kemudian perlu diperhatikan bahwa penyedia layanan cloud tidak
bertanggung jawab atas jaringan yang digunakan pengguna, tetapi bertanggung jawab
atas layanan yang digunakan. Lalu, karena berbagi sumber daya, maka data dapat
tersebar atau diakses tanpa ijin. Kemudian bagi penyedia layanan, diperlukan
maintenance berkala terhadap setiap sumber daya supaya terjaminannya kualitas
layanan yang baik. Masih banyak isu-isu didalam cloud publik yang dapat dijadikan
parameter bagus tidaknya suatu layanan cloud.
• Keuntungan:
1. Tidak memerlukan pembuatan infrastruktur cloud.
2. Tidak perlu merawat cloud.
3. Lebih murah dibanding model cloud lainnya.
4. SLA yang ketat.
5. Tidak memiliki batasan pengguna.
6. Memiliki skalabilitas yang tinggi.
• Kerugian:
1. Keamanan dapat menjadi masalah.
2. Tidak mendapatkan otonomi privasi dan organisasi.
3. Cloud komunitas
Cloud komunitas adalah infrastruktur cloud dimana menyediakan layanan khusus untuk
penggunaan pada pengguna di komunitas tertentu pada suatu perusahaan yang berbagi
kepentingan. Model ini dapat dimiliki, dikelola, dan dioperasikan satu atau lebih perusahaan
dalam komunitas, pihak ketiga, atau kombinasi keduanya. Secara mudah, cloud komunitas terdiri
dari beberapa perusahaan yang saling berbagi cloud privat.
• Karateristik
1. Maintenance kolaboratif dan distribusi: Cloud komunitas biasanya memiliki
pembagian atas kontrol terhadap cloud, sehingga dengan kerjasama yang baik, akan
tercipta lingkungan cloud yang baik.
2. Lumayan aman: Data pada cloud komunitas memiliki kemungkinan dapat dilihat
pengguna lain didalamnya.
3. Hemat biaya: Biaya yang digunakan untuk pembangunan cloud didapat dengan saling
berbagi antar perusahaan pengguna cloud.
• Kecocokan:
Model ini cocok pada perusahaan yang menginginkan cloud private tetapi memiliki
keterbatasan dana atau menginginkan cloud supaya dapat saling berkolaborasi dengan
cloud lain. Sebalinya, model ini tidak cocok bagi perusahaan yang menginginkan otonomi
dan kontrol penuh terhadap cloud atau tidak menginginkan kolaborasi dengan
perusahaan lain.
• Keuntungan:
1. Memungkinkan adanya privat cloud yang hemat biaya.
2. Memungkinkan kerja kolaborasi.
3. Memungkinkan berbagi tanggung jawab antar perusahaan.
4. Memiliki keamanan yang lebih baik dibanding cloud publik.
• Kerugian:
1. Tidak adanya otonomi
2. Keamanan tidak sebaik cloud privat
3. Tidak cocok jika tidak ada kolaborasi
4. Cloud Hybrid
Cloud hybrid dapat diartikan sebagai infrastruktur cloud yang terdiri dari dua atau lebih
infrastruktur cloud, msaing-masing berbeda entitas tetapi bersatu oleh teknologi yang
memungkinkan portabilitas data dan aplikasi. Biasanya cloud hybrid terdiri dari cloud publik dan
privat, dimana penggunaannya biasanya mendirikan cloud privat terlebih dulu, kemudian
ditambahkan cloud publik untuk tambahan sumber daya.
• Karateristik
1. Skalabilitas: Jika model yang digunakan salah satunya adalah cloud publik, maka
skalabilitas pada cloud publik dimiliki juga cloud hybrid.
2. Lumayan aman: Karena terdiri dari dua model, maka meskipun model pertama aman,
tetapi pada model kedua memiliki tingkat keamanan rendah, maka cloud memiliki
tingkat keamanan sedang.
3. SLA ketat: Dengan digunakan cloud publik, maka SLA cloud publik digunakan, dan
mungkin mengikuti sepenuhnya SLA yang disediakan penyedia layanan.
4. Pengelolaan cloud yang kompleks: Pengelolaan lebih sulit dengan digunakannya
model lebih dari satu.
• Kecocokan
Cloud hybrid sesuai untuk organisasi yang menginginkan lingkungan cloud privat
dengan skalabilitas cloud publik atau organisasi yang menginginkan keamanan lebih
daripada cloud publik, tetapi tidak cocok untuk perusahaan yang fokus pada keamanan
atau tidak akan mampu mengelola cloud hybrid.
• Isu
Dalam cloud hybrid, diperlukan perhatian terhadap beberapa isu, diantaranya SLA
yang berbeda antara cloud publik dan cloud privat. Lalu, terdapat multitenancy pada
cloud publik yang dapat disalahgunakan. Adapun pada cloud privat diperlukan perhatian
pengelolaan dan maintenance cloud.
• Keuntungan
1. Mendapat kelebihan dari cloud publik dan cloud privat
2. Skalabilitas tinggi
3. Keamanan lebih baik dari cloud publik
• Kerugian:
1. Fitur keamanan tidak sebaik cloud publik
2. Kompleksitas pengelolaan cloud
3. SLA ketat
Pertemuan 8: Model Layanan Cloud Computing
Pembuka
Berdasarkan National Institute of Standards and Technology (NIST), terdapat tiga bentuk dasar
model layanan, yaitu:
3. Software as a Service
Layanan untuk pengguna akhir untuk mengakses aplikasi melalui internet dimana dihosting
dan dikelola oleh penyedia layanan. Pengguna dapat mengakses layanan melalui web browser.
Contoh penyedia layanan SaaS adalah Microsoft Office 365. Pada layanan ini, pengguna tidak
memiliki tanggung jawab pengelolaan layanan. Layanan ini menyediakan layanan dalam bentuk
bisnis, media sosial, pengelola dokumen, dan e-mail.
Adapun karateristik dari SaaS adalah satu aplikasi yang dibagi ke beberapa pengguna, akses
aplikasi melalui internet, pengelolaan aplikasi secara terpusat, kompatibilitas pada berbagai
perangkat, skalabilitas tinggi, tersedianya data pengguna, dan kapabilitas integrasi antar aplikasi.
Opsi-opsi berikut merupakan opsi yang cocok untuk penggunaan layanan SaaS, yaitu
membutuhkan software on-demand yang dapat mengurangi biaya, mengurangi biaya yang
dikeluarkan untuk hardware, menginginkan kompatibilitas aplikasi yang tinggi, dan
membutuhkan efisiensi pengendalian data aplikasi. Opsi-opsi tadi memperlihatkan keunggulan
SaaS, tetapi opsi-opsi berikut memperlihatkan opsi yang tidak didapatkan pada SaaS yaitu seperti
belum banyaknya aplikasi offline yang beralih ke model SaaS, pengelolaan data pada aplikasi yang
membutuhkan data secepatnya menjadi terhambat, data penting dapat disadap maupun hilang,
dan aplikasi offline memiliki fitur yang lebih unggul.