Anda di halaman 1dari 19

TUGAS RESUME

CLOUD COMPUTING

DISUSUN OLEH :
ALDO CHRISTOPHER LEO
F55116045

JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI


PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK
TAHUN AJARAN
2018/2019
Pertemuan 5: Pengelolaan dan Arsitektur Cloud Computing
Pembuka
Arsitektur merupakan salah satu topik penting pada Cloud Computing, dimana dapat
diketahui struktural hierarki yang didalamnya terdapat komponen pembangun dan komponen
pengguna. Pada arsitektur dibahas anatomi dan koneksi jaringan pada Cloud Computing. Lalu,
ada topik pengelolaan Cloud Computing yang membahas isu penting pada pengelolaan dan
langkah-langkah pengelolaan skenario cloud yang digunakan. Topik ini patut dibahas karena
adanya faktor Quality of Service yang merupakan basis pada Cloud Computing. Kemudian
terdapat migrasi aplikasi ke cloud yang harus dibahas dikarenakan tidak semua aplikasi dapat
langsung dipindahkan ke cloud.

Arsitektur Cloud
Berdasarkan akses pengguna terhadap cloud, arsitektur pada cloud terbagi atas empat layer,
sebagai berikut:

Gambar 1 Arsitektur Cloud


1. Layer Pengguna
Layer ini merupakan layer terbawah pada arsitektur cloud, dimana setiap pengguna
dan klien masuk pada layer ini. Pada layer ini pengguna atau klien memulai koneksi ke
cloud. Klien dapat berupa laptop, komputer, handphone, atau perangkat lainnya yang
mendukung akses aplikasi web.

2. Layer Jaringan
Layer ini adalah tempat pengguna terhubung ke cloud, yang membuat cloud
membutuhkan layer ini. Layer ini pada umumnya menggunakan servis Internet, atau pada
cloud privat, Local Area Network(LAN).

3. Layer Pengelolaan Cloud


Layer ini terdiri atas software yang digunakan untuk mengelola cloud. Adapun
software bisa dalam bentuk sistem operasi cloud, atau software antarmuka antara data
center dengan pengguna, atau software manajemen sumber daya. Biasanya, pada
sofware ini terdapat manajemen sumber daya, optimasi, dan pengelolaan cloud internal.

4. Layer Pengelolaan Cloud


Layer ini merupakan tempat sumber daya perangkat keras yang digunakan, dimana
dapat disebut data center. Dilakukan pengawasan ketat pada data center, untuk
memastikan penyediaan sumber daya tidak mengalami gangguan. Oleh karena itu, pada
data center menggunakan jaringan berkecepatan tinggi dan algoritma pentransferan
yang efisien. Pada suatu cloud bisa terdapat beberapa data center, dan sebaliknya satu
data center dapat digunakan beberapa cloud sekaligus.
Demikian arsitektur cloud, dimana setiap aplikasi cloud harus mengikutinya, dengan
sedikit kelonggaran diantara layer 3 dan layer 4 tergantung penggunaan cloud.
Anatomi Cloud
Anatomi cloud dapat didefinisikan sebagai struktur pada cloud dan merupakan bagian dari
arsitektur.

Gambar 2 Struktur Cloud

Pada gambar 2 merupakan anatomi standar yang merupakan dasar dari cloud. Terdapat 5
komponen dasar dari cloud:

1. Aplikasi : Layer dimana setiap aplikasi dieksekusi.


2. Platform: Layer yang terdiri atas platform yang bertanggung jawab atas eksekusi aplikasi.
3. Infrastruktur: Layer yang terdiri atas sumber daya untuk membuat komponen lainnya
bekerja.
4. Virtualisasi: Layer ini merupakan proses pembuatan komponen logikal sumber daya pada
sumber daya fisik yang ada.
5. Perangkat keras fisik: Layer yang terdiri dari perangkat keras fisik yang disediakan oleh
server dan unit penyimpanan.
Konektifitas Jaringan dalam Cloud Computing
Cloud computing adalah teknik pembagian sumber daya dimana server, penyimpanan, dan
infrastruktur komputasi lainnya pada berbagai lokasi saling terhubung melalui jaringan. Performa
suatu jaringan menjadi kunci pada performa berbagai aplikasi cloud computing. Karena cloud
computing memiliki berbagai opsi penyebaran, maka dipertimbangkan aspek penting yang
berhubungan dengan model penyebaran cloud dan aksebilitasnya dari sudut pandang
konektifitas jaringan.

1. Jaringan Akses Publik Cloud


Pada opsi ini, konektifitas biasanya melalui internet, meskipun beberapa penyedia
cloud mungkin dapat mendukung virtual private network (VPN) untuk pengguna.
Pengaksesan melalui publik dapat memberikan permasalahan keamanan, yang dapat
berpengaruh pada performa. Salah satu solusi yang dapat digunakan adalah
menggunakan lorong enkripsi, tetapi dapat memengaruhi performa.

2. Jaringan Akses Privat Cloud


Pada opsi ini, teknologi dan pendekatannya adalah lokal ke struktur jaringan rumah,
dikarenakan cloud merupakan bagian dari jaringan organisasi.

3. Jaringan Intracloud untuk Layanan Cloud Publik


Pada opsi ini, sumber daya dari penyedia cloud dan karenanya layanan cloud ke
pengguna berbasis pada sumber daya yang secara geografis terpisah tetapi tetap
terhubung melalui internet.

4. Jaringan Privat Intracloud


Pada opsi ini, terdapat kompleksitas dimana ia tergantung pada berapa banyak
konektivitas intracloud yang berasosiasi dengan aplikasi yang tereksekusi pada
lingkungannya. Jaringan privat intracloud biasanya didukung konektivitas antara data
center besar.

5. Aspek Baru dalam Jaringan Privat


Jaringan privat konventional telah dirancang untuk aplikasi on-premise dan
keamanan internet maksimal. Aplikasi seperti e-mail, file sharing, dan sistem enterprise
resource planning (ERP) dikirim ke server berbasis on-premise pada setiap corporate data
center. Adapun vendor software sekarang ini menawarkan Software as a Service (SaaS)
sebagai alternatif buat software dukungan mereka ke kantor-kantor korporasi, yang
membawa tantangan lebih pada akses dan penggunaan mekanisme software dari server
data center dan dalam konektivitas arsitektur jaringan.

6. Jalur untuk Lalu Lintas Internet


Pada opsi ini, lalu lintas internet dapat dikembangkan melalui infrakstruktur
pendistribusian gateway internet yang lebih luas dan konektifitas yang didukung untuk
mengakses aplikasi, agar dapat menyediak`an akses latensi rendah ke aplikasi cloudnya.

Aplikasi pada Cloud


Terdapat beberapa tipe aplikasi, yang pertama adalah aplikasi stand alone. Aplikasi stand
alone merupakan tipe aplikasi yang digunakan pada satu komputer dimana sumber daya yang
digunakan berasal dari komputer itu sendiri. Karena kebutuhan yang bertambah seiring waktu
maka muncullah aplikasi web, dimana aplikasi ini terdiri dari server yang menyediakan aplikasi
web yang kemudian diakses oleh klien pada komputernya melalui internet. Tipe ini pun populer
karena kegunaannya yang besar, tetapi tipe ini memiliki beberapa kekurangan. Untuk menutupi
kekurangan tersebut maka dikembangkanlah tipe aplikasi cloud.
Aplikasi cloud diklasifikasi menjadi tiga model layanan, yaitu Software as a Service (SaaS),
Platform as a Service (PaaS), dan Infrastructure as a Service (IaaS), dimana pada umumnya
aplikasi cloud merujuk ke aplikasi SaaS. Aplikasi cloud dapat diakses sebagai aplikasi web, tetapi
memiliki properti yang berbeda. Menurut NIST, terdapat beberapa fitur yang membuat aplikasi
cloud unik, dan fitur-fiturnya seperti berikut:

1. Multitenancy: Fitur ini menyediakan software yang dapat dibagi ke berbagai pengguna
dengan kebebasan penuh penggunaannya tanpa terganggu pengguna lain.

Gambar 3 Multitenancy

2. Elastisitas: Fitur ini membuat cloud dapat melayani penggunanya dengan baik dimana
sistem cloud beradaptasi terhadap penggunaan fitur yang dilakukan dengan
menggunakan sumber daya yang diperlukan pada saat fitur yang digunakan.

3. Platform heterogen cloud: Fitur ini menyediakan platform yang heterogen, dimana
berbagai tipe aplikasi dapat disebarkan dalam cloud.

4. Perhitungan kuantitatif: Fitur ini merupakan fitur perhitungan penggunaan setiap layanan
yang digunakan oleh pengguna.

5. Layanan on-demand: Fitur ini menyediakan layanan setiap saat bagi pengguna ketika
membutuhkannya.
Mengelola Cloud
Pengelolaan cloud bertujuan untuk mengelola cloud secara efisien agar dapat
mempertahankan Quality of Service(QoS). Adapun pengelolaannya dapat dibagi menjadi dua
bagian:

1. Mengelola infrastruktur cloud


Pengelolaan infrastruktur sangat penting dilakukan dikarenakan infrastruktur diibaratkan
pilar utama pada cloud, dimana jika infrastruktur tidak dikelola dengan baik, maka cloud dapat
gagal. Dikarenakannya, diperlukan pengelolaan didalamnya, dimana inti pada pengelolaan cloud
adalah pengelolaan sumber daya yang digunakan. Pengelolaan ini dalam bentuk tugas internal
seperti penjadwalan, provisioning, dan load balancing dimana hal ini biasanya dilakukan oleh
sistem operasi pada cloud.
Pengelolaan yang buruk pada infrastruktur dapat mengakibatkan tidak efisiennya performa,
fungsionalitas, maupun biaya pada cloud. Biaya sendiri harus dikelola dengan baik agar
pelayanan cloud dapat berjalan baik, dimana diharapkan biaya yang dikeluarkan lebih sedikit
dengan pelayanan yang tetap sesuai yang ditawarkan.
Selain itu, pada pengelolaan sumber daya diperlukan perhatian terhadap konsumsi daya dan
optimasi berbagai tugas untuk mengurangi biaya. Hal ini dapat diselesaikan dengan beberapa
pendekatan, seperti konsolidasi server dan beban kerja penyimpanan untuk mengurangi
konsumsi daya yang dapat meningkatkan performa cloud.
Selain pengelolaan diatas, terdapat berbagai bentuk model pengelolaan untuk berbagai tipe
model layanan. Setiap metodologi pengelolaan berbasis load fluctuation, yaitu titik dimana
beban kerja sistem berubah secara berlanjut. Load flunctuation dapat dibagi menjadi dua:
terduga dan tak terduga.

2. Mengelola aplikasi cloud


Penggunaan cloud semakin disukai, dapat dilihat dengan banyaknya perusahaan yang ingin
menggunakan cloud sebagai platform penggunaan aplikasinya. Tetapi, perpindahan ini
memberikan kompleksitas dimana aplikasi menjadi lebih kompleks dan komposit. Pengelolaan
aplikasi cloud bertujuan mengelola isu ini agar dapat memberikan perhatian terhadap aplikasi
dalam cloud sekaligus mengimplementasikan aturan ketika aplikasi disebarkan di dalam cloud.

Migrasi Aplikasi ke Cloud


Migrasi aplikasi meliputi perpindahan aplikasi enterprise dan lingkungan IT dari hosting ke
lingkungan cloud. Hal ini dapat memberikan pengurangan biaya yang terjadi pada aplikasi.
Terdapat beberapa fase migrasi yaitu evaluasi, strategi migrasi, prototyping, penyediaan, dan
percobaan.

Fase Migrasi Cloud


1. Evaluasi: Pengevaluasian terhadap setiap komponen seperti infrakstruktur dan arsitektur
aplikasi yang sekarang untuk diidentifikasi agar dapat membangun kasus bisnis karena
perpindahan ke cloud.
2. Strategi migrasi: Berdasarkan evaluasi, maka digambarkan strategi, bisa dalam bentuk
strategi hotplug atau strategi fusion.
3. Prototyping: Aktivitas penvalidasian dan memastikan bagian kecil dari aplikasi telah diuji
coba pada lingkungan cloud.
4. Penyediaan: Proses pemasangan berbagai fitur pada cloud, seperti penyebaran platform
software dan aplikasi yang dibutuhkan, dan penduplikasian database dan file.
5. Percobaan: Dilakukan test setelah migrasi untuk memastikan migrasi telah berhasil.

Pendekatan Migrasi Cloud


1. Migrasi aplikasi yang telah ada: Dilakukan pembuatan ulang aplikasi yang dibutuhkan
secara bertahap sesuai keingian konsumen dengan memanfaatkan teknologi yang
disediakan.
2. Memulai dari awal: Dengan lingkungan yang berbeda, dapat dicapai pencapaian yang
lebih banyak, bahkan dengan tim kerja kecil yang fokus.
3. Perusahaan terpisah: Dengan terpisah, perusahaan dapat fokus untuk bekerja dengan
seperti halnya start-up berbasis cloud.
4. Membeli vendor cloud yang ada: Membeli kompetitor yang ada dengan keuntungan
dapat langsung menjalankan bisnis yang telah ada.

Pertemuan 6 : Cloud Deployment Model


Pembuka
Model penyebaran memiliki berbagai bentuk, dimana setiap model berpusat pada pengguna,
seperti kebutuhan dan kemudahan pengguna. Pengklasifikasian berdasar pada beberapa
parameter seperti ukuran cloud, tipe penyedia layanan, lokasi, tipe pengguna, keamanan, dan
isu lainnya. Terdapat empat tipe model penyebaran cloud:

1. Cloud Privat
Cloud privat dapat diartikan sebagai infrastruktur cloud yang menyediakan layanan ekslusif
kepada satu perusahaan dengan beberapa pengguna. Cloud privat sendiri berukuran kecil
dibandingkan model cloud lainnya.

• Karateristik
1. Aman: Karena penggunaannya dalam perusahaan sendiri, maka kecil mungkin data
dapat keluar dari cloud.
2. Kontrol utama: Pengelolaan dilakukan oleh perusahaan itu sendiri sehingga memiliki
kendali penuh terhadap cloud.
3. SLA lemah: Service Level Agreement (SLA) mungkin tidak ada pada model ini
dikarenakan penggunaan cloud hanya dalam lingkup perusahaan.

• Kecocokan
Kecocokan merujuk kepada instansi yang dapat meggunakan model cloud ini,
contohnya perusahaan yang memiliki pendanaan memadai dan/atau memiliki pengguna
yang sedikit. Sebaliknya cloud privat tidak cocok digunakan pada perusahaan yang
memiliki pengguna yang banyak dan/atau memiliki keterbatasan finansial. Menurut NIST,
cloud privat dapat diklasifikasi ke beberapa tipe berdasarkan lokasi dan pengelolaan:

a. Cloud privat on-premis: Tipikal cloud privat dimana dikelola oleh satu perusahaan
saja, disebarkan di area perusahaan dan terhubung ke jaringan perusahaan.
b. Cloud privat outsourced: Privat cloud dimana layanan cloud diberikan dan dikelola
pihak ketiga, tetapi tetap menggunakan model privat.

• Keuntungan:
1. Ukuran cloud yang kecil dan mudah dikelola.
2. Menyediakan keamanan dan privasi yang tinggi bagi pengguna.
3. Dikendalikan oleh perusahaan.

• Kerugian:
1. Pendanaan ketat.
2. Memiliki SLA yang longgar.

2. Cloud publik
Cloud publik merupakan infrastruktur cloud yang disediakan untuk digunakan secara umum.
Cloud dapat dimiliki, dikelola, dan dioperasikan oleh organisasi bisnis, akademis, atau
pemerintahan tanpa perlu adanya infrastruktur untuk menggunakannya. Pengguna tinggal
membayar sumber daya dan menggunakannya. Contoh dari cloud publik ini antara lain Amazon
AWS dan Microsoft Azure

• Karateristik
1. Skalabilitas tinggi: Sumber daya cloud publik sangatlah banyak dan penyedia layanan
memastikan setiap permintaan dijalankan.
2. Terjangkau: Pengguna hanya membayar layanan yang digunakan
3. Tidak aman: Karena pengelolaan dilakukan oleh pihak ketiga, maka data belum pasti
aman, meskipun ada SLA.
4. Tersedia penuh: Setiap pengguna dapat mengakses cloud publik dimanapun mereka
berada.
5. SLA yang ketat: Dengan SLA yang ketat, maka pelanggaran akan dihindari berbagai
pihak.

• Kecocokan:
Terdapat beberapa tempat dan keadaan dimana cloud publik dapat digunakan,
diantaranya kebutuhan sumber daya besar dan berbeda-beda, tidak tersedianya
infrastruktur, dan perusahaan memiliki keterbatasan dana. Sebaliknya, cloud publik tidak
cocok ketika keamanan dipentingkan, perlunya otonomi, dan tidak menginginkan
reliabilitas pihak ketiga.

• Isu:
Terdapat beberapa isu didalam cloud publik, diantaranya perlu adanya SLA untuk
pengguna, dimana setiap pengguna memiliki jaminan hak sama rata tanpa mementingkan
satu pihak. Kemudian perlu diperhatikan bahwa penyedia layanan cloud tidak
bertanggung jawab atas jaringan yang digunakan pengguna, tetapi bertanggung jawab
atas layanan yang digunakan. Lalu, karena berbagi sumber daya, maka data dapat
tersebar atau diakses tanpa ijin. Kemudian bagi penyedia layanan, diperlukan
maintenance berkala terhadap setiap sumber daya supaya terjaminannya kualitas
layanan yang baik. Masih banyak isu-isu didalam cloud publik yang dapat dijadikan
parameter bagus tidaknya suatu layanan cloud.

• Keuntungan:
1. Tidak memerlukan pembuatan infrastruktur cloud.
2. Tidak perlu merawat cloud.
3. Lebih murah dibanding model cloud lainnya.
4. SLA yang ketat.
5. Tidak memiliki batasan pengguna.
6. Memiliki skalabilitas yang tinggi.

• Kerugian:
1. Keamanan dapat menjadi masalah.
2. Tidak mendapatkan otonomi privasi dan organisasi.

3. Cloud komunitas
Cloud komunitas adalah infrastruktur cloud dimana menyediakan layanan khusus untuk
penggunaan pada pengguna di komunitas tertentu pada suatu perusahaan yang berbagi
kepentingan. Model ini dapat dimiliki, dikelola, dan dioperasikan satu atau lebih perusahaan
dalam komunitas, pihak ketiga, atau kombinasi keduanya. Secara mudah, cloud komunitas terdiri
dari beberapa perusahaan yang saling berbagi cloud privat.

• Karateristik
1. Maintenance kolaboratif dan distribusi: Cloud komunitas biasanya memiliki
pembagian atas kontrol terhadap cloud, sehingga dengan kerjasama yang baik, akan
tercipta lingkungan cloud yang baik.
2. Lumayan aman: Data pada cloud komunitas memiliki kemungkinan dapat dilihat
pengguna lain didalamnya.
3. Hemat biaya: Biaya yang digunakan untuk pembangunan cloud didapat dengan saling
berbagi antar perusahaan pengguna cloud.

• Kecocokan:
Model ini cocok pada perusahaan yang menginginkan cloud private tetapi memiliki
keterbatasan dana atau menginginkan cloud supaya dapat saling berkolaborasi dengan
cloud lain. Sebalinya, model ini tidak cocok bagi perusahaan yang menginginkan otonomi
dan kontrol penuh terhadap cloud atau tidak menginginkan kolaborasi dengan
perusahaan lain.

• Keuntungan:
1. Memungkinkan adanya privat cloud yang hemat biaya.
2. Memungkinkan kerja kolaborasi.
3. Memungkinkan berbagi tanggung jawab antar perusahaan.
4. Memiliki keamanan yang lebih baik dibanding cloud publik.

• Kerugian:
1. Tidak adanya otonomi
2. Keamanan tidak sebaik cloud privat
3. Tidak cocok jika tidak ada kolaborasi

4. Cloud Hybrid
Cloud hybrid dapat diartikan sebagai infrastruktur cloud yang terdiri dari dua atau lebih
infrastruktur cloud, msaing-masing berbeda entitas tetapi bersatu oleh teknologi yang
memungkinkan portabilitas data dan aplikasi. Biasanya cloud hybrid terdiri dari cloud publik dan
privat, dimana penggunaannya biasanya mendirikan cloud privat terlebih dulu, kemudian
ditambahkan cloud publik untuk tambahan sumber daya.

• Karateristik
1. Skalabilitas: Jika model yang digunakan salah satunya adalah cloud publik, maka
skalabilitas pada cloud publik dimiliki juga cloud hybrid.
2. Lumayan aman: Karena terdiri dari dua model, maka meskipun model pertama aman,
tetapi pada model kedua memiliki tingkat keamanan rendah, maka cloud memiliki
tingkat keamanan sedang.
3. SLA ketat: Dengan digunakan cloud publik, maka SLA cloud publik digunakan, dan
mungkin mengikuti sepenuhnya SLA yang disediakan penyedia layanan.
4. Pengelolaan cloud yang kompleks: Pengelolaan lebih sulit dengan digunakannya
model lebih dari satu.

• Kecocokan
Cloud hybrid sesuai untuk organisasi yang menginginkan lingkungan cloud privat
dengan skalabilitas cloud publik atau organisasi yang menginginkan keamanan lebih
daripada cloud publik, tetapi tidak cocok untuk perusahaan yang fokus pada keamanan
atau tidak akan mampu mengelola cloud hybrid.

• Isu
Dalam cloud hybrid, diperlukan perhatian terhadap beberapa isu, diantaranya SLA
yang berbeda antara cloud publik dan cloud privat. Lalu, terdapat multitenancy pada
cloud publik yang dapat disalahgunakan. Adapun pada cloud privat diperlukan perhatian
pengelolaan dan maintenance cloud.

• Keuntungan
1. Mendapat kelebihan dari cloud publik dan cloud privat
2. Skalabilitas tinggi
3. Keamanan lebih baik dari cloud publik

• Kerugian:
1. Fitur keamanan tidak sebaik cloud publik
2. Kompleksitas pengelolaan cloud
3. SLA ketat
Pertemuan 8: Model Layanan Cloud Computing
Pembuka
Berdasarkan National Institute of Standards and Technology (NIST), terdapat tiga bentuk dasar
model layanan, yaitu:

1. Infrastructure as a Service (IaaS)


Layanan untuk menjalankan atau menyebarkan software pada sumber daya komputasi oleh
penyedia layanan kepada arsitek infrastruktur. End user dapat mengakses layanan ini melalui
web CLI atau API yang disediakan. Contoh penyedia layanan IaaS adalah OpenStack. Pada layanan
ini, pengguna bertanggung jawab terhadap perawatan platform pengembangan dan aplikasi
yang berjalan diatas infrastruktur. Penggunaan layanan ini dengan menyediakan layanan
virtualisasi yang akan dikumpulkan ke virtual machine (VM), kemudian VM tersebut akan
digunakan pengguna akhir.
Adapun layanan yang diberikan adalah komputasi dalam bentuk CPU virtual dan memori
virtual, penyimpanan file image VM, jaringan dalam bentuk router, switch, dan bridge virtual
untuk VM, dan kapabilitas load balancing. Kemudian, IaaS memiliki berbagai karateristik,
diantaranya mengakses sumber daya melewati internet, pengelolaan terpusat ke satu tempat,
dan penyewaan sumber daya berdasar jumlah pemakaian.
Layanan IaaS mengurangi pengeluaran kepemilikan dan menaikkan pengembalian investasi
bagi perusahaan start-up yang memiliki keterbatasan dana. Itu adalah salah satu bentuk dimana
layanan IaaS dapat digunakan. Selain itu, IaaS dapat digunakan ketika keperluan pemakaian
ketika terjadi lonjakan tak terduga dalam pengelolaan sumber daya atau ingin menggunakan
sumber daya dalam waktu yang singkat. Tetapi, patut diperhatikan IaaS tidak cocok digunakan
pada kasus seperti pelarangan penggunaan aplikasi dan data dari pihak ketiga, penggunaan yang
minimal, memerlukan performa yang baik, atau ketika membutuhkan kendali lebih pada
infrastruktur fisik.
2. Platform as a Structure (PaaS)
Layanan bagi developer untuk mengembangkan dan menyebarkan aplikasi pada platform
pengembangan yang disediakan penyedia layanan. Developer dapat mengakses platform
pengembangan melalui web CLI, web UI, dan IDE. Contoh penyedia layanan PaaS adalah Google
App Engine. Pada layanan ini, pengguna bertanggung jawab dalam pengelolaan aplikasi yang
dikembangkannya. Layanan ini bekerja dengan memberikan developer layanan untuk
mengembangkan aplikasi secara online sekaligus memberikan mereka ijin mengembangkan
aplikasinya pada platform yang sama.
Layanan yang diberikan antara lain bahasa pemrograman, framework aplikasi, database, dan
tool-tool seperti testing tools, build tools, deployment tools, dan software load balancer. Dengan
layanan seperti tadi, maka layanan ini biasanya menyediakan segala bentuk layanan tadi dalam
satu IDE. Ini merupakan salah satu karateristik PaaS, dimana selain itu tersedia layanan
pengembangan dalam bentuk web UI, sinkronisasi antara IDE offline dengan online,
implementasi skalabilitas, platform kolaborasi antara developer, dan beragam clien tools, seperti
CLI, web CLI, dan web UI.
Layanan PaaS dapat dimanfaatkan untuk pengembangan dengan model kolaborasi antara
tim developer dan pihak ketiga maupun stakeholder. Layanan ini juga memungkinkan
pengujicobaan secara otomatis untuk mempersingkat waktu. Dan layanan ini menggunakan
metodologi pengembangan yang memungkinkan aplikasi telah dirilis pada waktu yang telah
ditentukan. Tetapi, layanan PaaS tidak memungkinkan perpindahan antar penyedia PaaS, tidak
memungkinkan perubahan pada tingkat infrastruktur, dan kesulitan pengintegrasian aplikasi
yang berada di platform on-premise

3. Software as a Service
Layanan untuk pengguna akhir untuk mengakses aplikasi melalui internet dimana dihosting
dan dikelola oleh penyedia layanan. Pengguna dapat mengakses layanan melalui web browser.
Contoh penyedia layanan SaaS adalah Microsoft Office 365. Pada layanan ini, pengguna tidak
memiliki tanggung jawab pengelolaan layanan. Layanan ini menyediakan layanan dalam bentuk
bisnis, media sosial, pengelola dokumen, dan e-mail.
Adapun karateristik dari SaaS adalah satu aplikasi yang dibagi ke beberapa pengguna, akses
aplikasi melalui internet, pengelolaan aplikasi secara terpusat, kompatibilitas pada berbagai
perangkat, skalabilitas tinggi, tersedianya data pengguna, dan kapabilitas integrasi antar aplikasi.
Opsi-opsi berikut merupakan opsi yang cocok untuk penggunaan layanan SaaS, yaitu
membutuhkan software on-demand yang dapat mengurangi biaya, mengurangi biaya yang
dikeluarkan untuk hardware, menginginkan kompatibilitas aplikasi yang tinggi, dan
membutuhkan efisiensi pengendalian data aplikasi. Opsi-opsi tadi memperlihatkan keunggulan
SaaS, tetapi opsi-opsi berikut memperlihatkan opsi yang tidak didapatkan pada SaaS yaitu seperti
belum banyaknya aplikasi offline yang beralih ke model SaaS, pengelolaan data pada aplikasi yang
membutuhkan data secepatnya menjadi terhambat, data penting dapat disadap maupun hilang,
dan aplikasi offline memiliki fitur yang lebih unggul.

Pertemuan 9: Aplikasi Cloud


Aplikasi cloud adalah program aplikasi yang berfungsi maupun berjalan didalam cloud,
dimana memiliki sebagian karateristik aplikasi desktop dan aplikasi web. Aplikasi cloud dapat
menyediakan respon yang cepat dan bekerja offline, sekaligus tidak perlu disimpan secara
permanen pada penyimpanan, karateristik yang terdapat pada aplikasi desktop dan aplikasi
web. Penggunaannya dapat melalui web browser, maupun melalui UI dimana nantinya jika
tidak terhubung ke internet, aplikasi cloud masih dapat digunakan. Contoh aplikasi cloud adalah
e-mail berbasis web seperti Gmail dan Yahoo mail.

Adapun keuntungan dari aplikasi cloud adalah:


1. Respon yang cepat terhadap perkembangan, dimana proses update, percobaan, dan
penyebaran dilakukan secara cepat untuk mempercepat pemasaran.
2. Pengelolaan dapat dilakukan oleh pihak ketiga penyedia layanan.
3. Memudahkan perubahan kapasitas sesuai kebutuhan.
4. Akses ke layanan penyimpanan dan sumber data dari pihak ketiga dipermudah dengan
adanya API.
5. Dapat melakukan adaptasi bertahap untuk migrasi aplikasi ke model cloud.
6. Biaya yang rendah.
7. Layanan pengamanan dan mempermudah pembagian data dapat dilakukan.
(Sumber: https://searchcloudapplications.techtarget.com/definition/cloud-application)

Anda mungkin juga menyukai