DESA PUKDALE
KECAMATAN KUPANG TIMUR
KABUPATEN KUPANG
Nomor : 362/02/VI/DP/2020
Perihal : Permohonan Bantuan Dari Pemerintah Kab. Kupang
Kepada
Yth,Bapak Bupati Kupang
Di
Oelamasi
Dengan Hormat !
Bersama Ini Saya Pemohon Dari Desa Pukdale, Kecamatan Kupang Timur,
Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Bermaksud Mengajukan
Permohonan Bantuan Sumur Bor Untuk Wilayah Dusun 2 Lokasi Rt 07 Sebanyak 2 Titik.
Sehubungan Dengan Hal Tersebut Di Atas, Maka Bersama Ini Pemohon
Sampaikan Proposal Dan Rencana Kegiatan Sebagaimana Terlampir.
Demikian Permohonan Ini Pemohon Sampaikan, Atas Perhatian Dan Kebijakan
Bapak Bupati Dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Kabupaten
Kupang, Pemohon Ucapkan Terima Kasih.
Mengetahui
Ketua Kelompok Tani SETIA KAWAN
Pemohon
A. PENDAHULUAN
Sehubungan Dengan Keadaan Gagal Tanam Dan Kekeringan Air Tanah Di Desa
Pukdale Akibat Curah Hujan Yang Tidak Menentu, Pemerintah Desa Pukdale
Menganalisa Dan Menyimpulkan Faktor Yang Menyebabkan Masalah Kekeringan Yang
Berimbas Pada Gagal Tanam Dan Kekurangan Air Untuk Konsumsi Sehari-Hari
Masyarakat Antara Lain:
1. Kurangnya Sumber Mata Air
2. Kurangnya Mesin Pompa Air
B. LATAR BELAKANG
Dalam Rangka Usaha Menolong Masalah Gagal Tanam Dan Kekurangan Air
Bersih Di Desa Pukdale Maka Dianggap Perlu Untuk Memperhatikan Segala Upaya
Untuk Menolong Keadaan Tersebut Demi Menghindari Masalah Gagal Tanam Sampai
Gagal Panen Serta Kekurangan Air Bersih Di Desa Pukdale.
Perlu Diingat Bahwa Keberhasilan Di Sektor Pertanian Juga Merupakan Jalan
Yang Paling Efektif Mengurangi Kemiskinan, Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat
Desa Pukdale, Khususnya Dan Memberi Kontribusi Dan Mewujudkan Ketahanan
Pangan, Sehingga Untuk Meningkatkan Dan Mewujudkan Produksi Pangan Perlu
Adanya Kerja Sama Antara Pemerintah Desa Dan Dinas Pekerjaan Umum Dan
Perumahan Rakyat.
C. TUJUAN KEGIATAN
D. PENANGGUNG-JAWAB
E. RENCANA KEGIATAN
Demi Mewujudkan Tujuan Tentu Saja Dibutuhkan Sarana Dan Prasarana
Yang Mendukung Keberlangsungan Upaya Tersebut Yang Kami Harapkan Bisa
Mendapatkan Bantuan Dan Dukungan Dari Dinas Pekerjaan Umum Dan Perumahan
Rakyat Kabupaten Kupang Dan Pemerintah Kabupaten Kupang.
PROFIL DESA
1.1 Asal – Usul Nama Pukdale
Perjuangan Para Tokoh Tersebut Diatas Tadi Membawa Keberhasilan, Tepatnya
Pada Tanggal 12 Juni 1966 Wermenang Pukdale Dimekarkan Menjadi Satu Desa Yaitu
Desa Pukdale. Nama Pukdale Sendiri Diambil Dari Bahasa Rote Termanu Yang Terdiri
Dari 2 Kata Yaitu Puk Dan Dale. Puk Berarti Rawa-Rawa Sedangkan Dale Menunjukan
Tempat, Jadi Pukdale Berarti Tempat Rawa-Rawa.
Penduduk Pukdale Pertama Adalah Suku Rote. Pada Tahun 1966 Setelah Mekar
Desa Pukdale Tidak Lagi Bersifat Temukung Tetapi Langsung Menjadi Desa Gaya Baru,
Sesuai Dengan Aturan Pemerintah No. 5 Tahun 1974. Desa Pukdale Pertamakali
Dipimpin Oleh Temukung Oesao Yaitu Eklopas Fangidae Dengan Masa Kepemimpinan
10 Tahun Yaitu Pada Tahun 1966-1976.
2.2.1.2 Topografis
Topografis Desa Pukdale Pada Umumnya Dataran Rendah Dengan Sedikit Bukit
Bukit Kecil,Dataran Menguasai 80 % Desa Pukdale Dan Pada Umumnya Terdiri Dari
Persawahan Dan Lahan Kering Dan Sedikit Perumahan Memanjang Selaras Jalan
Utama Desa.Berada Pada Ketinggian 24 Dpl
Desa Pukdale Memiliki Dua Musim Yaitu Musim Kemarau Dan Musim Hujan
Dengan Curah Hujan Sedang. Musim Hujan Biasanya Dimulai Dari Bulan November
Hingga April Tahun Berikutnya. Sedangkan Musim Kemarau Berlaku Mulai Bulan Mei
Hingga Oktober Setiap Tahunnya. Berdasarkan Pembagian Musim Di Atas, Terdapat
Beberapa Kegiatan Yang Dilakukan Oleh Masyarakat Kaitannya Dengan Kegiatan
Pertanian. Kegiatan-Kegiatan Tersebut Adalah Pembersihan Lahan, Persiapan Benih,
Persemaian, Pemeliharaan, Panen, Penyimpanan Benih Hingga Paceklik. Pada Musim
Kemarau Masyarakat Desa Pukdale Biasanya Menanam Jagung, Tomat, Lombok,
Kacang- Kacangan Dan Sayur-Sayuran. Sedangkan Pada Musim Hujan Masyarakat
Biasanya Menanam Padi. Dari Hasil Pertanian Yang Diperoleh, Ada Sebagian Yang
Dijual Dan Ada Sebagian Yang Tidak Dijual (Konsumsi).
Secara Umum Di Desa Pukdale Ada Dua Sistem Pengolahan Pertanian Yang
Dikenal Masyarakat Yakni: Modern Dan Tradisional. Sistem Pengolahan Modern Dapat
Dilihat Dari Pengolahan Pertanian (Sawah) Yang Telah Menggunakan Alat-Alat
Pertanian Seperti Traktor Dan Rontok Sedangkan Pada Sistem Pengolahan Tradisional
Masyarakat Hanya Membersihkan Lahan, Kemudian Ditanami (Kebun).
Dari Kedua Sistem Pengolahan Di Atas Jika Dikaitkan Dengan Tingkat Produksi
Pertanian, Maka Hasil Produksi Pengolahan Modern Lebih Besar Dibandingkan
Pengolahan Tradisional.
2.2.1.3 Geologi
Wilayah Desa Pukdale Termasuk Dalam Kawasan Sirkum Pasifik Terletak Di
Pulau Timor Yang Terbentuk Dari Dasar Laut Yang Terangkat Ke Permukaan. Dengan
Kondisi Geologi Yang Demikian, Maka Di Desa Pukdale Juga Terdapat Deposit, Baik
Mineral Maupun Sumber–Sumber Energi Lainnya Yang Belum Diteliti Oleh Dinas
Terkait.
Secara Keseluruhan Mineral Yang Terkandung Di Desa Pukdale Adalah; Pasir
(Ps), Gipsum (Ch), Dan Pasir Batu (Pa).
2.2.1.4 Iklim
Keadaan Iklim Di Desa Pukdale Pada Umumnya Sama Dengan Wilayah Desa Ain
Di Pulau Timor Yang Dikenal Dengan 2 (Dua) Musim, Yaitu Musim Kemarau Dan Musim
Hujan. Pada Bulan Juni – September Arus Angin Berasal Dari Australia Dan Tidak
Banyak Mengandung Uap Air Sehingga Mengakibatkan Musim Kemarau. Sebaliknya
Pada Bulan Desember-Maret Arus Angin Banyak Mengandung Uap Air Yang Berasal
Dari Asia Dan Samudera Pasifik Sehingga Terjadi Musim Hujan.
Keadaan Seperti Ini Berganti Setiap Setengah Tahun Setelah Melewati Masa
Peralihan Pada Bulan April – Mei Dan Oktober – November Walaupun Demikian
Mengingat Pulau Timor Dekat Dengan Benua Australia, Arus Angin Yang Banyak
Mengandung Uap Air Dari Asia Dan Samudera Pasifik Sampai Di Wilayah Desa –
Desa Di Pulau Timor Kandungan Uap Airnya Sudah Berkurang Yang Mengakibatkan
Hari Hujan Di Wilayah Ini Berkurang. Hal Inilah Yang Menjadikan Desa Ini Sebagai
Wilayah Yang Tergolong Kering Dimana Hanya 4 (Empat) Bulan (Januari S/D Maret,
Dan Desember) Yang Keadaannya Relatif Basah Dan 8 (Delapan) Bulan Sisanya Relatif
Kering.
1. Petani Musiman
Untuk Kelompok Ini Biasanya Mengerjakan Lahan Pada Saat Musim
Penghujan Dengan Jenis Tanaman Padi, Ubi Kayu, Kacang-Kacangan Dan
Jagung Menjadi Tanaman Utamanya. Petani Musiman Lebih Didominasi Oleh
Masyarakat Yang Memiliki Lahan Lebih Dari Satu Bidang Dan Hasil Panennya
Cenderung Disimpan Sebagai Bekal Makanan Selama Satu Tahun.
Kecenderungan Untuk Menjual Hasil Panen Sering Dilakukan Oleh Kelompok
Ini Jika Membutuhkan Dana Secara Mendadak Dalam Rumah Tangga.
Untuk Keperluan Bibit, Biasanya Petani Mendapatkan Dari Hasil Panen
Sebelumnya. Cara Yang Dipakai Adalah Menyeleksi Hasil Panen Dan
Menyimpannya Di Dapur (Jagung) Sedang Untuk Padi Masyarakat
Menyimpan Di Lumbung Yang Sudah Disediakan. Cara Ini Sudah Menjadi
Rutinitas Karena Sulitnya Mendapatkan Bibit Yang Unggul
Cara Pengolahan Lahan Untuk Kelompok Ini Sudah Menggunakan Alat
Modern Sebagai Alat Bantu Pada Saat Pengolahan (Traktor) Dan Panen
(Rontok). Cara Pengolahan Mengunakan Alat Modern Ini Adalah Dengan
Cara Menyewa Bagi Yang Tidak Memiliki Sedang Bagi Yang Memiliki,
Menyewakan Kepada Mereka Yang Tidak Memiliki.
Jika Ditinjau Segi Pemiliharaan Khususnya Pemupukan, Biasanya Petani
Musiman Menggunakan Pupuk Non Organik Dan Pemupukan Hanya
Dilakukan 1 (Satu) Sampai 2 (Dua) Kali Ataupun Lebih Tergantung
Perkembangan Tanaman. Dan Cara Seperti Ini Sudah Menjadi Kebiasaan.
Dari Kebiasaan Menggunakan Pupuk Non Organik Ada Banyak Pengeluhan
Yang Dirasakan Oleh Masyarakat Beberapa Tahun Belakangan Ini Kaitannya
Dengan Jumlah Produksi (Jumlah Produksi Mengalami Penurunan Dari
Tahun Ke Tahun).
Secara Umum Pada Masa Panen, Petani Musiman Biasanya Menggunakan
Tenaga Buruh Dengan Cara Pembayaran Dengan Jumlah Tenaga Yang
Dipakai Biasanya Berjumlah 7 (Tujuh) Sampai 10 (Sepuluh) Orang.
Dari Segi Penyimpanan Dan Cara Menyeleksi Bibit Unggul, Biasanya Sebelum
Melakukan Penyimpanan Terlebih Dahulu Dilakukan Seleksi Yang Akan
Digunakan Pada Tahun Berikutnya Setelah Itu Baru Dilakukan Penyimpanan.
Untuk Penyimpanan Biasanya Hasil Panen Disimpan Pada Lumbung Yang
Telah Disediakan.
2. Petani Pekarangan
Untuk Kelompok Ini Biasanya Mengerjakan Lahan Pada Saat Musim
Penghujan Dengan Jenis Tanaman Ubi Kayu, Kacang-Kacangan Dan Jagung
Menjadi Tanaman Utamanya. Petani Pekarangan Lebih Didominasi Oleh
Masyarakat Yang Hanya Memiliki Satu Bidang Lahan Dan Hasil Panennya
Cenderung Disimpan Sebagai Bekal Makanan Selama Satu Tahun.
Kecenderungan Untuk Menjual Hasil Panen Sering Dilakukan Oleh Kelompok
Ini Jika Membutuhkan Dana Secara Mendadak Dalam Rumah Tangga.
Untuk Keperluan Bibit, Biasanya Petani Mendapatkan Dari Hasil Panen
Sebelumnya. Cara Yang Dipakai Adalah Menyeleksi Hasil Panen Dan
Menyimpannya Di Dapur (Jagung) Sedang Untuk Ubi Kayu Dan
Kacang-Kacangan Masyarakat Menyimpan Di Lumbung Yang Sudah
Disediakan. Cara Ini Sudah Menjadi Rutinitas Karena Sulitnya Mendapatkan
Bibit Yang Unggul.
Cara Pengolahan Lahan Untuk Kelompok Ini Masih Tradisional Karena
Belum Tersentuh Alat Modern Sebagai Alat Bantu Pada Saat Pengolahan
(Traktor). Cara Pengolahan Tradisional Yang Digunakan Adalah Dengan
Cara Pembersihan Dan Kemudian Dilakukan Penananam Tanpa Pengolahan
Terlebih Dahulu.
Jika Ditinjau Dari Segi Pemeliharaan Khususnya Pemupukan, Biasanya Petani
Pekarangan Menggunakan Pupuk Non Organik Dan Pemupukan Hanya
Dilakukan 1 (Satu) Sampai 2 (Dua) Kali Ataupun Lebih Tergantung
Perkembangan Tanaman. Dan Cara Seperti Ini Sudah Menjadi Kebiasaan.
Dari Kebiasaan Menggunakan Pupuk Non Organik Ada Banyak Pengeluhan
Yang Dirasakan Oleh Masayarat Beberapa Tahun Belakangan Ini Kaitannya
Dengan Jumlah Produksi (Jumlah Produksi Mengalami Penurunan Dari
Tahun Ke Tahun).
Secara Umum Pada Masa Panen, Petani Pekarangan Biasanya Tidak
Menggunakan Tenaga Kerja.
Dari Segi Penyimpanan Dan Cara Menyeleksi Bibit Unggul, Biasanya Sebelum
Melakukan Penyimpanan Terlebih Dahulu Dilakukan Seleksi Yang Akan
Digunakan Pada Tahun Berikutnya Setelah Itu Baru Dilakukan Penyimpanan.
Untuk Penyimpanan Biasanya Hasil Panen Disimpan Pada Lumbung Yang
Telah Disediakan. Pada Masa Penyimpanan Ada Beberapa Masalah Yang
Dihadapi Yakni Termakan Rayap Dan Tikus.
Petani Pekarangan Menjadikan Sawah/Jagung, Kacang, Dan Ubi Kayu
Menjadi Sumber Penghasilan Utama Mereka Dan Kegiatan Berlangsung
Antara Bulan September Hingga Bulan Mei Dan Bulan Berikutnya, Sedangkan
Sisa Bulan Berikutnya Diisi Dengan Kegiatan Sampingan Seperti Ojek,
Pengumpul Pasir Dan Berdagang (Kios). Kegiatan Ini Dilakukan Dari Bulan
Mei Hingga Bulan Oktober. Atau Dengan Kata Lain Adaptasi Saat Pacekli.
Petani Pekarangan Sama Dengan Petani Musiman Akan Tetapi Luas Lahan
Garapan Yang Membedakan Mereka. Jenis Tanaman Yang Ditanam Juga Sama
Yakni Padi, Jagung, Kacang-Kacangan, Ubi Kayu. Kelompok Petani
Pekarangan Adalah Masyarakat Yang Tidak Memiliki Lahan Lain Selain
Pekarangan Rumah.
3. Petani Penggarap
Kelompok Ini Biasanya Mengerjakan Lahan Milik Orang Lain Yang
Membutuhkan Tenaga Kerja Untuk Menggarap Lahan Miliknya Dengan Cara
Sistem Bagi Hasil. Petani Penggarap Lebih Didominasi Oleh Masyarakat
Warga Baru Yang Tidak Memiliki Lahan Garapan.
Cara Pengolahan Lahan Untuk Kelompok Ini Masih Cenderung
Menggunakan Alat Modern Sebagai Alat Bantu Pada Saat Pengolahan
(Traktor) Karena Peralatan Merupakan Satu Bagian Yang Diperhitungkan
Dalam Sistem Bagi Hasil (Pemilik Lahan, Penggarap, Pupuk Dan Peralatan).
Cara Pengolahan Modern Berlaku Untuk Padi Sedangkan Jagung Masih Cara
Tradisional (Pembersihan Dan Kemudian Dilakukan Penananam Tanpa
Pengolahan Terlebih Dahulu).
Petani Penggarap Menjadikan Sistem Bagi Hasil Sebagai Sumber Utama Mata
Pencahariannya Dan Sangat Bergantung Pada Hubungan Sosial Dengan
Orang Lain. Aktifitas Kelompok Ini Tidak Berbeda Dengan 2 (Dua) Kelompok
Di Atas Yakni Antara Bulan September Sampai Dengan Bulan Mei, Sedangkan
Sisa Bulan Berikutnya Diisi Dengan Kegiatan Sampingan Seperti Ojek,
Pengumpul Pasir, Menjahit, Berdagang (Kios). Kegiatan Ini Dilakukan Dari
Bulan Mei Hingga Bulan Oktober, Atau Dengan Kata Lain Adaptasi Saat
Paceklik.
F. RENCANA PERMINTAAN
No. Uraian Jumlah
1 Pengeboran air tanah 2 Titik
2 Mesin Pompa Air 2 Unit
G. LOKASI PENGEBORAN
Dusun II (BALOKANG), Rt 07, sebanyak 2 titik.
H. PENUTUP.
Demikian Proposal Pengajuan Permohonan Ini Kami Buat Sebagai Acuan Dan
Dijadikan Pertimbangan Serta Dapat Dipergunakan Sebagaimana Mestinya. Atas
Kebijakan Bapak Kami Sampaikan Terimakasih.
Mengetahui
Ketua Kelompok Tani SETIA KAWAN
Pemohon
PROPOSAL
PERMOHONANA BANTUAN BIBIT BABI BETINA PRODUKTIF
Diajukan Oleh :
Kelompok Tani Ternak “SELANGKAH”
2017
Di
Oelamasi
SURAT PENGANTAR
Nomor : 02/ KTS/2017
Amran M. Haumeni
Nomor :
Hal : Permohonan Bantuan Bibit Babi Betina Produktif
Lampiran : 1 (satu) Bundel Proposal
Kepada Yth,
Di Oelamasi
Dengan hormat,
Dalam rangka untuk meningkatkan taraf hidup warga masyarakat, khususnya warga
masyarakat yang tergabungdalam kelompok tani ternak, maka kami dari :
Nama Kelompok : SELANGKAH
Alamat : Desa Oefeto, Kec. Amabi Oefeto – Kab. Kupang
Ketua Kelompok : Amran M. Haumeni
Jumlah Anggota : 10 Orang
Bersama ini kami mengajukan permohonan bantuan bibit babi betina dalam rangka usaha
pengembangan pembibitan pada khususnya, dan selain itu juga untuk pemenuhan kebutuhan
daging babi di Indonesia. Usaha tersebut juga diharapkan dapat membantu meningkatkan
kesejahteraan anggota kelompok.
Sehubungan dengan pengajuan bantuan bibit babi betina produktif ini, kami bersedia
mematuhi semua bimbingan serta petunjuk teknis yang menjadi dasar pelaksanaan program
kegiatan yang ada.
Demikian permohonan ini kami sampaikan, atas perhatian dan bantuannya kami sampaikan
teriamakasih.
Oefeto, 07 Sepetember 2017
Hormat Kami
Kelompok Tani Ternak Tnaotit
Ketua Sekretaris
Halaman Pengesahan
PROPOSAL
Menegtahui,
7. Latar Belakang
Babi merupakan binatang ternak yang mudah hidup dikawasan tropis. Oleh
karena itu, babi mudah dikembangkan di sembarang wilayah, baik diwilayah
pegunungan maupun di wilayah lainnya.
Budidaya babi juga cukup efisien untuk masyrakat pedesaan karena biaya
operasional yang cukup murah karena pakan dapat diperoleh disekitar rumah dan
tidak harus dengan pakan pabrik. Dilihat dari sisi hama dan penyakit, ternak babi
jarang terkena hama. Di Indonesia, kebutuhan akan daging babi sangat tinggi
sedangkan pasokan masih sangat sedikit, untuk itu dapat disimpulkan bahwa
kebutuhan pasar akan babi sangatlah besar dengan prospek yang masih sangat terbuka
luas.
Selain sebagai pemasok daging, babi juga merupakan penghasil pupuk organik
yang baik untuk mendudkung usaha-usaha dalam bidang Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat. Untuk itu diharapkan dengan pengembangan usaha ternak babi,
maka anggota kelompok maupun masyarakat disekitar wilayah tersebut dapat
memanfaatkan limbah kotoran ternak babi untuk usaha Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat yang sekaligus dapat menekan biaya produksi usaha Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat.
Oleh karena adanya beberapa aspek positif dari budidaya babi dalam
meningkatkan kapasitas ekonomi tersebut, maka kelompok tani ternak “Selangkah”
Desa Oefeto, Kec. Amabi Oefeto, Kab. Kupang memberanikan diri mengajukan
permohonan bantuan babi betina produktif kepada pemerintah.
8. KONDISI KELOMPOK
Kelompok tani ternak Selangkah merupakan organisasi para petani yang ada di
Desa Oefeto, Kec. Amabi Oefeto, Kab. Kupang yang mempunyai anggota sebanyak
10 orang. Hampir semua anggota kelompok adalah petani yang juga menekuni usaha
ternak babi yang awalnya di lakukan secara individu atau perorangan.
Namun seiring berjalannya waktu, maka para anggota kelompok berkeinginan
untuk melakukan kegiatan bersama secara terorganisasi sehingga dilakukan diskusi
dalam pertemuan, maka disepakati untuk dibentuk sebuah organisasi yang dinamakan
kelompok tani ternak Selangkah yang telah dikukuhkan oleh pemerintah setempat.
9. TUJUAN
c. Mendukung pengembangan usaha kelompok,
d. Meningkatkan taraf hidup anggota kelompok tani ternak Selangkah,
e. Mengembangkan usaha ternak babi di desa Oefeto dan sekitarnya.
10. HASIL YANG DIHARAPKAN.
b. Kelompok dapat berkembangbiak dengan baik
c. Terpenuhinya kebutuhan daging
d. Kebutuhan pupuk untuk budidaya Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
organik dapat tercukupi
e. Produksi babi di Desa Oefeto meningkat
f. Pendapatan dan kapasitas ekonomi warga masyarakat meningkat secara
berkelanjutan.
14. PENUTUP.
Demikian Proposal pengajuan permohonan bantuan bibit babi betina produktif ini
kami buat. Atas tanggapan, saran dan terkabulnya permohonan ini kami sampaikan
terimakasih.
Ketua Sekretaris
Mengingat :
a. Undang-undang No. 5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintah daerah.
b. Undang-undang No. 5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintah
Lurah/Desa
c. Pasal 1 ayat (1), pasal 5 ayat (1) pasal 18 dan ayat (1) undang-undang dasar
1945
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : membentuk kelompok tani Selangkah Desa Oefeto, Kecamatan amabi Oefeto
(Daftar nama-nama terlampir )
Kedua : Adapun tugas-tugas kelompok tani Selangkah dimaksud :
1. Memelihara / merawat semua bantuan yang di terima penuh rasa tanggung
jawab.
2. Membuat laporan tentang perkembangan dan hal-hal yang terjadi terhadap
semua bantuan yang di terima secara lisan atau tertulis tepat waktu sesuai
ketentuan yang berlaku.
3. Semua biaya yang timbul sehubungan dengan yang di keluarkan, surat
keputusan ini menjadi tanggung jawab, kelompok Selangkah sesuai sistem
yang berlaku.
Ketiga : Dalam melaksanakan tugas seperti poin kedua di atas maka kelompok tani
Selangkah tersebut bertanggung jawab kepada Kepala Desa.
Keempat : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal di tetapkan dengan ketentuan akan
di adakan perbaikan kembali sebagai mana mestinya, apabila di kemudian
hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini.
Alex A. A. Loemnanu
Alex A. A. Loemnanu