Anda di halaman 1dari 3

Profil Kota Terpadu Mandiri

PROFIL KTM G E R AG A I
I. Gambaran Umum Kawasan

Kawasan KTM Geragai berada di jalur pintu masuk ibukota Kabupaten Tanjung Jabung Timur dari arah
ibukota provinsi. Secara geografis posisi kawasan ini berada pada 01o0607 s/d 01o0911 LS dan
103o3911 s/d 104o0057 BT. Kawasan ini meliputi 3 (tiga) kecamatan yakni Kecamatan Geragai,
Kecamatan Dendang dan Kecamatan Muara Sabak Barat dan terdiri atas 33 desa dan kelurahan.
Dikawasan ini terdapat lahan potensial yang cukup luas untuk dikembangkan di bidang agribisnis maupun
agroindustr yaitu seluas kurang lebih 73..800 Ha. Jumlah penduduk kawasan ini tercatat berjumlah 6.548 KK
atau 23.010 jiwa. Jenis komuditas yang potensial untuk dikembangkan dikawasan ini yaitu kelapa sawit.
Dikawasan ini telah terdapat beberapa investor yaitu PT Indonusa Agro Mulia yang telah diberi izin lokasi
untuk pembangunan kebun kelapa sawit dan PT Wira Karya Sakti, merupakan perusahaan besar swasta
yang memiliki konsesi penanaman pola HPHTI.

Adapun batas batas wilayah kawasan KTM Geragai adalah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara : Kecamatan Mendahara Ilir dan kecamatan Kuala Jambi
2. Sebelah Timur : Sungai Batanghari
3. Sebelah barat : Hutan Lindung
4. Sebelah Selatan :Jalan dan Kawasan Hutan Produksi

Untuk mempercepat pembangunan telah dilakukan pembangunan berbagai infrastruktur yang dipadukan
dengan arsitektur bangunan modern dan kelestarian lingkungan serta dilengkapi dengan jaringan listrik,
jaringan telekomunikasi, jaringan air bersih, jaringan transportasi dan fasilitas umum dan fasilitas sosial
seperti: masjid agung dengan disain dan arsitektur yang sangat menarik serta eksklusif. Tidak heran jika
nuansa asri dan alami melekat di bumi Sepucuk Nipah Serumpun Nibung ini.
II. Asesibilitas Ke Kawasan.

Untuk mencapai Kawasan KTM Geragai dapat melalui ibukota Provinsi Jambi, dengan jalan darat berjarak
104 km dengan menggunakan kendaraan roda 4 dalam waktu 2,0 jam. Saat ini sedang dibangun Jembatan
Batanghari II yang akan memperpendek jarak kota Jambi dengan KTM Geragai menjadi 49 Km, sehingga
KTM Geragai akan memiliki tingkat aksesibilitas yang tinggi ke kota Jambi.
Dari jalur laut KTM Geragai merupakan pintu gerbang ke Kota Muara Sabak yang merupakan ibukota
Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Jarak pusat KTM dari Muara Sabak sekitar 18 Km dan dapat ditempuh
dalam waktu sekitar 10 menit melalui jalan darat.
III. Kesesuaian Lahan .

Ditinjau dari kondisi topografinya, sebagian besar kawasan KTM Geragai merupakan dataran dengan
ketinggian antara 6 10 m di atas permukaan laut. Jenis tanah paling luas adalah lahan bergambut dengan
kedalaman dangkal sampai sedang. Lahan gambut ini tersebar di lahan usaha pertanian dan pemukiman
penduduk. Dari luas lahan 73.780 Ha diperkirakan lahan yang tidak bergambut hanya 30 % dan berada
disekitar wilayah Pusat Pemerintahan Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Berdasarkan analisa kesesuaian
lahan lahan bergambut gambut yang kemiringan < 8 % dapat dikembangkan tanaman pangan, sedangkan
untuk lahan yang kemiringan > 8 25 % % untuk tanaman perkebunan.
IV Sosial Ekonomi

1
.
Kependudukan
Penduduk dikawasan ini sebagian berasal dari eks Unit Pemukiman Transmigrasi yang penempatannya
dimulai pada tahun 1981/1882. Asal transmigran berasal dari Jawa Timur, Bali, NTB, Jawa Barat, DKI
Jakarta. Lokasi transmigrasi yang masih dibina dan termasuk didalam kawasan ini adalah UPT Pandan
Sejahtera dengan jumlah 300 KK. Jumlah penduduk di kawasan KTM Geragai mencapai 47.686 jiwa,
terdiri dari penduduk pria sebanyak 24.163 jiwa atau 50,67% dan penduduk wanita 23.523 atau 49,33%
dari total penduduk di Kawasan KTM Geragai. Dari jumlah tersebut sebanyak 21.050 jiwa atau 45,11 %
penduduk transmigran.

2
.
Mata Pencaharian.
a
.
Sektor Pertanian.

Pada umumnya mata pencaharian dikawasan ini adalah bercocok tanam yaitu padi sawah, palawija,
ubikayu dan kelapa sawit. Hal ini karena awal penempatan transmigran dikembangkan dengan pola
tanaman pangan, khususnya di Kecamatan Dendang. Sementara di dua kecamatan lainnya yakni
Kecamatan Geragai dan Kecamatan Muara Sabak Barat sudah berubah kegiatan usaha dengan
menanam sawit. Adapun lahan sawah yang dibudidayakan untuk padi yaitu mencakup sawah
pengairan, tadah hujan, pasang surut, rembesan, lebak dan sebagainya. Untuk Kecamatan Muara
Sabak Barat yang mayoritas merupakan warga lokal, belum berkembang sebagaimana di kedua
kecamatan lainnya. Jenis komoditas yang telah lama diusahakan oleh masyarakat setempat adalah
karet, kelapa dan pinang. Komoditas lain juga telah lama diusahakan dan dikembangkan namun
terbatas adalah kopi, kelapa hibrida dan coklat.

Akhir-akhir ini para petani cenderung beralih ke kelapa sawit, karena komuditas tersebut diprediksi
akan menjadi komoditas unggulan, namun lahan yang ditanam belum menghasilkan. Hal ini
dikarenakan usia tanam kelapa sawit relatif masih muda yakni yang berusia 6 tahun sekitar 30%, dan
yang usia 2 - 4 tahun 60%. Berikut ini adalah data tentang luas lahan, produksi, hasil per hektar dari
tanaman kelapa sawit yang dikelola masyarakat secara mandiri

VARIABEL GERAGAI M. SABAK BARAT DENDANG
Luas TBM (hektar) 1.278 274 1.347
Luas TM (hektar) 705 117 611
Luas lahan sawit (hektar) 1.983 391 1.958
Produksi per bulan (ton) 1.357 163 1.129
Produktifitas per Ha (Kg) 16.284 1.956 13.548
Jumlah Petani 837 185 843
b
.
Peternakan

Sebahagian masyarakat di KTM Geragai ini juga menggeluti pekerjaan usaha penggemukan kerbau
dan sapi, pengembangbiakan ternak dan pengembangan pembibitan agar populasi ternak meningkat.
Sistim penggembalaan di lahan pedesaan dengan cara seperti ini akan memperoleh manfaat antara
lain :

Mengusahakan lahan tidur menjadi produktif
Mengubah pola usaha ternak rakyat dari tradisional menjadi intensif
Meningkatkan populasi dan produktifitas ternak dengan penerapan teknologi tepat guna.

Berikut tabel populasi tenak di KTM Geragai
JENIS TERNAK GERAGAI M. SABAK BARAT DENDANG
Kerbau 18 345 87
Sapi 865 1.240 1.027
Kambing 1.360 610 4.217
Domba 16 0 18
Ayam buras 17.712 9.473 13.337
Ayam Pedaging 0 3.500 1.550
Itik 635 2.618 615
c. Perikanan.

Jenis perikanan yang dikembangkan masyarakat adalah areal yang berupa kolam, sedangkan untuk
jenis keramba adalah memanfaatkan jaringan irigasi primer. Untuk jenis tambak tidak ada satu
kecamatan yang membudidayakannya, dikarenakan tingkat keasaman air yang cukup tinggi sehingga
hanya jenis ikan tertentu yang bisa dikembangkan. Jumlah kolam yang ada dikawasan ini adalah :

KECAMATAN Tambak (Ha) Kolam (Ha) Keramba (Unit)
Geragai 0 9 0
Muara Sabak Barat 0 20,1 0
Dendang 0 78,5 470


V Sarana dan Prasarana Pemukiman.

1
.
Pendidikan.
Dikawasan ini terdapat 53 unit SD , 7 unit SLTP, 4 unit SLTA, 17 unit ibtidaiyah setara SD, 6 unit
tsanawiyah setara dengan SLTP, 3 unit Aliyah setara dengan SLTA. Tenaga pengajar terdiri dari berbagai
status diantaranya PNS maupun swasta (madrasah).

2
.
Kesehatan
Jumlah sarana kesehatan yang terdapat KTM ini adalah 8 Klinik KB, 3 Puskesmas, 15 Puskesmas
pembantu

3
.
Peribadatan
Sarana peribadatan dikawasan ini terdapat 52 buah Mesjid, 65 langgar, serta 6 gereja.

4
.
Transportasi.
Jaringan Transportasi yang berperan di Kawasan ini adalah jalan darat dan jalan sungai. Jalan darat
sangat berperan untuk melayani pergerakan orang dan barang baik internal maupun antar kawasan.
Kondisi jalan yang ada sebagian sudah beraspal, sebagian masih berupa jalan tanah dengan perkerasan
Sirtu Sungai yang sangat berperan dalam pelayanan pergerakan orang dan barang adalah Sungai
Batanghari yang merupakan batas kawasan di bagian Utara dan Timur.

5
.
Listrik.
Pengembangan jaringan listrik di kawasan mengikuti pola jaringan jalan utama, sehingga yang telah
menikmati fasilitas listrik dari PLN adalah yang mempunyai rumah yang berada di sepanjang jalan
utama dan sebahagian dipusat-pusat kegiatan utama kawasan.

6
.
Air Bersih.
Kebutuhan air bersih bersumber dari sumur bor, dengan kedalaman 10 30 meter. Air permukaan
sebagian merupakan air gambut yang perlu pengolahan lebih lanjut untuk di konsumsi.

7
.
Jaringan Telekomunikasi
Fasilitas telekomunikasi masih terbatas pada kawasan-kawasan tertentu seperti pusat pemerintahan dan
kantor-kantor pelayanan masyarakat. Menurut rencana Pemda akan mengembangkan jaringan
telekomunikasi pada tahun anggaran 2009.
VI Potensi Wilayah
Secara geo-ekonomi Kabupaten Tanjung Jabung Timur sangat menguntungkan karena dekat dengan
Singapura, Malaysia dan Batam yang nantinya akan menjadi pintu gerbang bagi produk-produk unggulan di
Jambi dalam rangka memenuhi permintaan pasar luar negeri (ekspor). Peranan swasta untuk berinvestasi di
bidang pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan secara modern dan berskala besar memiliki
prospek yang baik, karena di samping letak geografis Kabupaten Tanjung Jabung timur terhadap pasar
sangat strategis dan ditunjang oleh mayoritas atau lebih dari 70% adalah masyarakat agraris.
Jenis komuditas unggulan dikawasan ini adalah kelapa sawit. Namun dengan kondisi lahan gambut perlu
pengembangan pengelolaan jangka panjang dengan skala besar oleh institusi bisnis agar hasilnya lebih
efektif dan efisien. Perhitungan tentang prospek bisnis pengusahaan perkebunan kelapa sawit untuk jangka
panjang dengan asumsi sebagai berikut:
Alokasi lahan yang tersedia di Kawasan KTM Geragai yang meliputi 3 kecamatan dan 23 desa dam
kelurahan adalah 5.000 hektar;
Bibit yang ditanam adalah bibit unggul dengan usia satu tahun agar masa tanam 3 tahun sudah
dapat dipanen pada tahun keempat dan panen dilakukan setiap 2 minggu sekali, setiap pohon
menghasilkan 20 kg, Dengan harga per Kg empat tahun mendatang sekitar Rp 1.500
Biaya investasi dihitung dari mulai perijinan, pengolahan lahan, peralatan kerja, pembangunan
kantor manajemen, pengadaan bibit, pemagaran areal tanam dengan kawat berduri dengan jarak
20 cm dari tanah untuk menghindari hama babi hutan, dan pemupukan selama 3 tahun.
Asumsi harga pupuk (UREA, HCL, TSP) merupakan harga yang layak bukan harga spekulan.
Di luar kelapa sawit masih banyak komoditas di sektor perkebunan yang berpotensi untuk dikembangkan
dalam skala besar seperti: pinang, karet, kelapa, coklat, kopi dan sebagainya. Sesuai kondisi alam kawasan
KTM Geragai juga potensial pengembangan usaha sektor peternakan terutama untuk ranch sapi dan
kambing berskala besar dengan pola kemitraan
VI
I
Peluang Bisnis
Dari data potensi lahan yang disampaikan diatas, meliputi usaha bidang pertanian lahan basah, palawija,
perkebunan, perikanan, sektor industri, perdagangan siap menanti wira usaha anak bangsa, dimana
infrastruktur dalam segala bidang akan ditingkatkan bersama-sama dengan pemerintah daerah dan pusat.
Bagi yang berminat silahkan menghubungi instansi Dinas Tenagakerja dan Transmigrasi setempat untuk
mendapatkan petunjuk lebih lanjut dan peluang yang dapat difasilitasi oleh pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai