Anda di halaman 1dari 35

IKM RENDANG TELUR

SEP

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Seiring dengan pesatnya kemajuan zaman, bidang teknologi dan informasi
serta kebutuhan akan Sumber Daya Manusia yang berkualitas juga akan semakin
meningkat. Oleh karena itu, Akademi Teknologi Industri Padang sebagai salah satu
Instansi Pendidikan Tinggi dituntut dapat menciptakan kader-kader yang berkualitas
dan terampil agar dapat bersikap dan bertindak profesional yang nantinya diharapkan
mampu terjun dalam dunia industri.
Akademi Teknologi Industri Padang (ATIP) yang merupakan institusi
pendidikan yang berada di dalam naungan Kementerian Perindustrian, sejak tahun
ajaran 2007/2008 dipilih oleh Departemen Perindustrian menjadi salah satu institusi
pendidikan taraf perguruan tinggi yang menyelenggarakan program beasiswa tenaga
penyuluh lapangan. Program Beasiswa Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL) yang
dipusatkan kepada pengolahan industri pangan yang berada di bawah naungan Program
Studi Kimia Analisis.
Pembukaan program ini berdasarkan kepada Surat Keputusan Menteri
Perindustrian

Republik

Indonesia

nomor

19/M-IND/PER/2/2007

tentang

Penyelenggaraan Program Beasiswa Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL) Industri Kecil


Menengah dan Surat Keputusan Sekretaris Jendral Departemen Perindustrian Indonesia
nonor 05/SJ-IND/PER/3/2007 tentang Pedoman Teknis Peyelegggaraan Program
Beasiswa Tenaga Penyuluh Lapangan Indusrti Kecil dan Menengah.
Mendasari dari pertimbangan hal-hal tersebut, maka Calon Tenaga Penyuluh
Lapangan (TPL) dalam jurusan Kimia Analisis dengan konsentrasi Pengolahan Industri
Pangan di Akademi Teknologi Industri Padang pada kesempatan ini harus mengikuti
kegiatan plant visit yang merupakan salah satu program peningkatan kualitas calon
Tenaga Penyuluh Lapangan di bidang pengolahan pangan.

Adapun kegiatan plant visit ini dilaksanakan di daerah Sumatera Barat,


tepatnya pada IKM Rendang Telur Sep yang merupakan Usaha Kecil dan Menengah
yang terletak di Desa Koto Baru, Kecamatan Simalanggang, Kabupaten Payakumbuh,
Propinsi Sumatra Barat.
Adapun pemilihan industri kecil menengah yang telah dikunjungi ini, selain
didasarkan oleh konsentrasi pendidikan mahasiswa TPL dimana berkonsentrasi kepada
industri kecil dan menengah yang bergerak pada sektor pangan juga didasarkan pada
fakta bahwa salah satu sektor industri yang sangat penting dan merupakan salah satu
kebutuhan primer manusia dalam menjalani kehidupan sehari-harinya dan juga fakta
bahwa IKM dalam bidang ini akan selalu dibutuhkan dan memiliki prospek yang sangat
menjanjikan dimanapun IKM ini dikembangkan yaitu industri yang bergerak pada
bidang makanan, baik pengolahan makanan pokok, makanan pengganti makan pokok
semisal pengolahan mie atau juga pengolahan makanan ringan baik yang menjadi
makanan khas suatu daerah ataupun makanan ringan yang biasa dikonsumsi sekedar
sebagai makanan sekunder.
Industri pengolahan makanan baik itu yang mengolah makanan pokok maupun
industri yang mengolah makanan ringan sama-sama menarik untuk dikaji dan dipelajari
serta disajikan dalam diskusi-diskusi yang berkenaan dengan industri kecil menengah
baik itu dikalangan pakar industri kecil dan menengah maupun di kalangan mahasiswa
dan dosen selaku masyarakat akademis guna mencari solusi yang tepat guna untuk
dapat membangun dan mengembangkan sektor industri kecil dan menegah ini di negara
kita Indonesia. Hal ini muncul karena di dalam perkembangan dan pertumbuhan
industri kecil dan menegah ini para pelaku industri tentu mengalami banyak
permasalahan baik itu dikarenakan oleh kurangnya pengetahuan, pola pikir dan kultur
yang dimiliki oleh pelaku industri kecil itu sendiri.

1.2. Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan penyusunan laporan plant visit ini adalah:
1. Memberikan gambaran kepada para mahasiswa calon tenaga penyuluh lapangan
terhadap IKM yang akan disuluhnya.
2. Untuk menambah wawasan mahasiswa dalam ilmu pengolahan pangan.
3. Memberikan

motivasi

kepada

mahasiswa

untuk

berwirausaha

dengan

mendirikan IKM atau sejenisnya.


4. Mengubah pola pikir mahasiswa untuk berwirausaha serta dapat mempelajari
prinsip-prinsip dalam berwirausaha.

1.3. Ruang Lingkup


1 Orientasi : Berupa pengenalan terhadap hal-hal yang umum berupa sejarah
singkat berdirinya industri-industri tersebut, struktur kerja, dan lain-lain.
2 Kepustakaan : Melihat dan mempelajari literatur yang ada mengenai pengolahan
rendang telur.
3 Kelapangan : Melihat dan mempelajari sejarah terbentuknya IKM, bahan baku
yang dipakai, peralatan-peralatan yang digunakan, operasi, proses pengolahan
dan sistem distribusi serta pemasaran.

1.4. Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Kunjungan ini dilaksanakan di industri kecil menengah Sep yang terletak di
Desa Koto Baru, Kecamatan Simalanggang,

Kabupaten Payakumbuh, Provinsi

Sumatera Barat. Plant Visit ini dilaksanakan pada tanggal 29 Mei 2012 pukul 07.15
Selesai WIB.

1.5. Sejarah Singkat Industri Kecil dan Menengah


A. IKM SEP
IKM Sep adalah suatu usaha berskala rumah tangga yang bergerak dibidang
pengolahan pangan yang beralamatkan di Desa Koto Baru, Kecamatan Simalanggang,
Kabupaten Payakumbuh, Propinsi Sumatera Barat. Nomor telepon yang dapat
dihubungi (0752) 780477 atau 081266841980. IKM ini bediri secara turun-temurun
selama 8 tahun atas nama Ibu Santi. Hingga saat ini telah memiliki omset mencapai
10 juta/bulan.
Adapun produk- produk yang dihasilkan pada IKM ini diantaranya yaitu
Rendang Telur, Rendang Ubi, Rendang Runtiah, Oseng oseng, Pisang Sale, Rendang
Rabu dan Rendang Paruh. Pengemas yang digunakan didesign oleh pemilik IKM
sendiri. Bahan baku yang digunakan pada IKM ini didapatkan secara eceran yaitu dibeli
dari warung terdekat. Adapun harga produk Rendang Telur dari IKM tersebut berkisar
antara Rp 35.000/Kg. Masing-masing harga tergantung jenis produknya. Pemasaran
produk dari IKM ini telah mencapai hampir seluruh daerah di Sumatera Barat. Promosi
IKM ini dilakukan dari mulut ke mulut pelanggan terutama.
IKM ini memiliki 2 orang karyawan tetap. Hari kerja dilaksanakan setiap hari
dan waktu kerjanya tergantung pesanan dari konsumen. Proses pendistribusian pada
IKM ini dilakukan dengan mengirim kepada pemesan dengan pembayaran diawal.

BAB II
PROFIL KABUPATEN PAYAKUMBUH
Sejarah
Kota Payakumbuh terutama pusat kotanya dibangun oleh pemerintah kolonial
Hindia-Belanda yang dimulai sejak keterlibatan mereka dalam perang Padri, dan
kemudian kawasan ini berkembang menjadi depot atau kawasan gudang penyimpanan
dari hasil tanam kopi dan terus berkembang menjadi salah satu daerah administrasi
distrik pemerintahan kolonial Hindia-Belanda waktu itu.
Menurut tambo setempat, dari salah satu kawasan di dalam kota ini terdapat suatu
nagari tertua yaitu nagari Aie Tabik dan pada tahun 1840, Belanda membangun
jembatan batu untuk menghubungkan kawasan tersebut dengan pusat kota sekarang.
Jembatan itu sekarang dikenal juga dengan nama Jembatan Ratapan Ibu.

Pemerintahan
Kota Payakumbuh sebagai pemerintah daerah berdasarkan Undang-undang
Nomor 8 Tahun 1956 tanggal 19 Maret 1956, yang menetapkan kota ini sebagai kota
kecil. Kemudian ditindaklanjuti oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 tahun
1970 tanggal 17 Desember 1970 menetapkan kota ini menjadi daerah otonom
pemerintah daerah tingkat II Kotamadya Payakumbuh. Selanjutnya wilayah
administrasi pemerintahan terdiri atas 3 wilayah kecamatan dengan 73 kelurahan yang
berasal dari 7 jorong yang terdapat di 7 kanagarian yang ada waktu itu, dengan
pembagian kecamatan Payakumbuh Barat dengan 31 Kelurahan, kecamatan
Payakumbuh Timur dengan 14 kelurahan dan kecamatan Payakumbuh Utara dengan 28
kelurahan.

Pada tahun 2008, sesuai dengan perkembangannya maka dilakukan pemekaran


wilayah kecamatan, sehingga kota Payakumbuh memiliki 5 wilayah kecamatan, dengan
8 kanagarian dan 76 wilayah kelurahan. Adapun wilayah kecamatan yang baru tersebut
adalah kecamatan Lamposi Tigo Nagari, yang terdiri dari 6 kelurahan dalam kanagarian
Lampasi dan Kecamatan Payakumbuh Selatan, yang terdiri dari 9 kelurahan dalam 2
kanagarian yaitu Limbukan dan Aur Kuning. Sedangkan kecamatan Payakumbuh Barat
terdiri dari 22 kelurahan dalam kanagarian Koto Nan IV. Kecamatan Payakumbuh
Timur terdiri dari 14 kelurahan dalam 3 kanagarian, yaitu Aie Tabik, Payobasuang dan
Tiakar. Kecamatan Payakumbuh Utara terdiri dari 25 kelurahan dalam kanagarian Koto
Nan Godang.

Geografi
Kota Payakumbuh berada pada hamparan kaki gunung Sago, dilalui oleh 3 buah
sungai yang bernama Batang Agam, Batang Lampasi dan Batang Sinama. Wilayah
administratif kota ini dikelilingi oleh Kabupaten Lima Puluh Kota. Kota ini berada
dalam jarak sekitar 30 km dari Kota Bukittinggi atau 120 km dari Kota Padang dan 188
km dari Kota Pekanbaru.
Keadaan topografi daerah kota ini terdiri dari perbukitan dengan rata-rata
ketinggian 514 meter diatas permukaan laut, dan suhu rata-rata berkisar antara 26 C
serta kelembahan udara antara 45 hingga 50 %. Curah hujan per tahun sekitar 1507 mm
dengan jumlah hari hujan adalah 85 hari.
Untuk penggunaan lahan di Kota Payakumbuh, sekitar 62.1 % adalah tanah
kering, dengan 47.0 % merupakan usaha pertanian, 28.0% tanah bangunan dan halaman
serta sisanya berupa hutan negara, dan semak belukar. Sementara penggunaan lahan
untuk persawahan adalah sebesar 37.9 %

Kependudukan
Kota ini didominasi oleh etnis Minangkabau, namun terdapat juga etnis Tionghoa,
Jawa dan Batak, dengan jumlah angkatan kerja 50.492 orang dan sekitar 3.483 orang
diantaranya merupakan pengangguran. Pada tahun 1943 etnis Tionghoa di kota ini
pernah mencapai 2.000 jiwa dari 10.000 jiwa total populasi masa itu.

Pendidikan

Pendidikan
formal

SD

atau SMP

atau

MI negeri MTs

negeri

dan swasta dan swasta

Jumlah satuan 75
20
Data sekolah di kota Payakumbuh

SMA

MA

negeri

negeri

dan

dan

swasta
11

swasta
5
12

SMK
negeri dan
swasta

Perguruan
tinggi
2

Kesehatan
Untuk meningkatkan taraf kesehatan, pemerintah kota Payakumbuh telah
membangun sebuah rumah sakit yang bernama Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Adnaan
WD dan juga mendirikan 6 buah puskesmas dan 23 puskesmas pembantu.
Selain itu di kota ini juga terdapat sebuah rumah sakit swasta yang bernama
Rumah Sakit Yarsi.

Perhubungan
Kota ini termasuk kota penghubung antara kota Padang dengan kota Pekanbaru,
dari kota ini dapat juga terhubung ke jalur lintas tengah Sumatera tanpa mesti melewati
kota Bukittinggi. Terminal Koto Nan Ampek merupakan terminal angkutan darat yang
terdapat di kota ini.
Saat ini tengah dibangun jalan lingkar luar bagian utara (10,45 km) dan selatan
(15,34 km) dikenal dengan Payakumbuh Bypass untuk memudahkan akses transportasi
tanpa harus melalui pusat kota dan untuk mendorong pertumbuhan ekonominya.
Pembangunan jalan ini berasal dari dan pinjaman pemerintah pusat kepada Bank
Pembangunan Asia (ADB).

Perekonomian
Kondisi Perekonomian Daerah
Layaknya sebuah kota, struktur perekonomian Kota Payakumbuh
didominasi

oleh

kegiatan

sektor

tersier,

antara

lain

meliputi

perdagangan, angkutan dan komunikasi, serta pelayanan jasa-jasa.


Semua kegiatan tadi pada athun 2001 menghasilkan tak kurang dari
Rp 356 miliar, menguasai 2/3 bagian dari total kegiatan ekonomi
kota.
Pelayanan jasa-jasa, terutama jasa pemerintahan memberikan
kontribusi terbesar. Selain menjadi ibukota bagi Kota Payakumbuh
sendiri, Payakumbuh masih menjadi ibukota dari kabupaten yang
mengelilinginya, Kabupaten 50 Kota. Meski Kabupaten 50 Kota telah
memiliki pemerintahan sendiri, pusat pemerintahannya masih berada
di wilayah Kota Payakumbuh. Ini menyebabkan sektor pelayanan jasa
pemerintahan di Kota Payakumbuh memiliki porsi yang besar dalam
total

kegiatan

perekonomian

daerah.

Ia

menjadi

pusat

dua

pemerintahan, sekaligus pusat perdagangan kedua daerah.


Dari

data

tahun

2001,

kontribusi

yang

cukup

signifikan

membangun perekonomian Kota Payakumbuh yaitu sektor jasa-jasa


(25,05%), kemudian diikuti oleh sektor perdagangan, hotel, dan
restoran (19,67%), sektor pengangkutan dan komunikasi (18,52%),
dan sektor pertanian (11,31%). Sedangkan sektor lainnya (25,44%)
meliputi sektor listrik, gas, dan air bersih, industri pengolahan,
keuangan, dan sektor bangunan.
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Payakumbuh, 2002

DISTRIBUSI

PERSENTASE

KEGIATAN

EKONOMI

KOTA

PAYAKUMBUH TAHUN 2001

Pertambangan

dan Penggalian 0,41% Industri, Pengolahan

6,81%, Pertanian 11,31%,

Jasa jasa 25,05%, Keuangan 9,56%,

Pengangkutan dan Komunikasi 18,52%, Bangunan 7,35%, Listrik Gas,


dan Air Bersih 1,31%, Perdagangan Hotel, dan Restoran 19,67%.
Kota Payakumbuh sebagai kota persinggahan, menjadikan sektor jasa dan
perdagangan menjadi sektor andalan. Namun sektor lain seperti pertanian, peternakan
dan perikanan masih menjanjikan bagi masyarakat kota ini karena didukung oleh
keadaan tanahnya juga terbilang subur.
Untuk menjadikan kota ini sebagai sentra perdagangan selain dengan
meningkatkan pasar-pasar tradisional yang ada selama ini, pemerintah setempat
bersama masyarakatnya mencoba membangun sistem pergudangan untuk mendukung
aktivitas perdagangan yang modern. Saat ini kota Payakumbuh telah memiliki sebuah
pasar modern yang terletak di jantung kotanya.
Sementara industri-industri yang ada di kota ini baru berskala kecil, namun telah
mampu berproduksi untuk memenuhi permintaan pasar luar negeri, diantaranya
sulaman bordir dan songkok/peci.

Pelayanan umum
Pelayanan air minum di Kota Payakumbuh yang dilayani oleh PDAM
Payakumbuh yang berasal dari 3 buah sumber air yakni Mata Air Batang Tabit
berkapasitas terpasang 80 liter/detik, Mata Air Sikamuruncing 10 liter/detik dan Mata
Air Sungai Dareh berkapasitas 60 liter/detik. Kota Payakumbuh mempunyai tiga buah
instalasi pengolahan air bersih dengan kapasitas sumber yang diproduksi sebanyak
166,779 m/bulan dengan kebocoran sekitar 30,60%.
Sementara dalam penanganan sampah, pemerintah kota memanfaatkan Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) sampah yang berada di Kelurahan Kubu Gadang, dan
timbulan sampah tersebut baru dapat dikelola sebanyak 187,7 m/hari, sehingga
banyaknya sampah yang belum terlayani adalah sekitar 389,57 m/hari.

Pariwisata

10

Kota Payakumbuh dikenal memiliki makanan khas diantaranya botiah dan


galamai, selain itu terdapat juga makanan khas lainnya seperti boreh rondang, kipang,
rondang boluk, rondang tolua dan martabak tolua. Pada nagari Tiakar dikenal makanan
khasnya bernama paniaram yaitu kue dari beras ketan di campur gula enau.
Beberapa kawasan wisata di kota ini antara lain Ngalau Indah, Ngalau Sompik,
Puncak Simarajo, Panorama Ampangan dan sebagainya. Selain itu pertunjukan Pacu
Itik merupakan tradisi yang setiap tahunnya diselenggarakan pada nagari-nagari yang
ada dalam kota ini juga menjadi salah satu atraksi pariwisata di kota ini.

Olahraga dan Budaya


Masyarakat kota ini memiliki klub sepak bola yang dikenal dengan nama
Persepak Payakumbuh yang bermarkas pada Stadion Kapten Tantawi.
Olahraga pacu kuda juga merupakan pertunjukan yang paling diminati oleh
masyarakat kota ini, dan biasa setiap tahunnya diselenggarakan pada gelanggang
pacuan kuda yang bernama Kubu Gadang yang sekarang menjadi bahagian dari
komplek GOR M.Yamin.
Kota Payakumbuh memiliki beberapa pertunjukan tradisional, diantaranya tariantarian daerah yang bercampur dengan gerakan silat serta diiringi dengan nyanyian, dan
biasa ditampilkan pada waktu acara adat atau pergelaran seni yang disebut dengan
randai. Salah satu kelompok randai yang terkenal diantaranya dari daerah Padang Alai,
yang bernama Randai Cindua Mato.
Masyarakat kota Payakumbuh juga terkenal dengan alat musik jenis Talempong,
yaitu sama dengan alat musik gamelan di pulau jawa, yang biasa ditampilkan dalam
upacara adat, majlis perkawinan dan lain sebagainya. Selain itu alat musik lain yang
masih dijumpai di kota ini adalah Saluang, yaitu sejenis alat musik tiup atau sama
dengan seruling.

11

BAB III
PEMBAHASAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH
SEP

3.1 Proses produksi pada IKM SEP


Pada IKM ini banyak produk yang dihasilkan diantaranya Rendang Telur,
Rendang Ubi, Rendang Runtiah, Oseng oseng, Pisang Sale, Rendang Rabu dan
Rendang Paruh. Namun disini kami lebih fokus membahas tentang proses pengolahan
Rendang Telur. Dimana proses pembuatannya adalah sebagai berikut :

1. Peralatan yang digunakan

Baskom
Wadah bahan baku dalam pengolahan.
Timbangan
Untuk menimbang bahan-bahan dan

untuk

menimbang

produk

saat

pengepakaan.
Tampah
Untuk meniriskan rendang telur yang telah diolah.
Plastik
Sebagai wadah atau pengemas.
Tungku
Untuk memasak rendang dan telur.
Sealer
Sebagai perekat pada proses pengemasan.
Pengepres Santan ( Kacik )
Untuk mengepres santan kelapa
Kuali Kecil
Menggoreng telur
Cangkir
Untuk menakar pembuatan adonan telur

Pisau

12

Untuk mengiris telur


Talenan
Kuali Besar
Tempat memasak rendang telur
Pengaduk
Untuk mengaduk olahan rendang telur

2. Bahan yang digunakan


a.
b.
c.
d.
e.

Telur Ayam Ras


Tepung Tapioka atau kanji
Kelapa 60 buah
Minyak goreng
Bumbu Rendang
Jahe
Bawang Merah
Bawang Putih
Cabe
garam
f. Air
g. Gula

3. Cara pembuatan
a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Masukkan telur 60 butir ke dalam baskom, tambahkan tepung tapioka
60 ons dan tambahkan jahe bubuk secukupnya aduk sampai merata.
c. Sangrai telur sesuai takaran dengan bentuk melebar.
d. Iris telur sesuai ukuran yang diinginkan kemudian sisihkan.
e. Masak santan dalam kuali kemudian tambahkan bumbu rendang, aduk
sampai minyak dari santan keluar.
f. Masukkan telur yang telah diiris-iris ke dalam kuali, aduk sampai
matang dan berwarna cokelat.
g. Angkat dan tiriskan rendang telur.
h. Bumbu yang tertinggal dalam kuali diambil dan dimasukkan dalam kain
kemudian dipres dengan kacik sampai minyak habis.

13

i. Bumbu yang telah dipres, dicampurkan dengan rendang telur, aduk


sampai merata.
j. Rendang telur yang sudah dingin dikemas dengan plastik sesuai ukuran
dan diberi label.
k. Produk rendang telur siap dipasarkan.

4. Skema kerja / diagram alir pembuatan rendang telur


Masukkan 60 butir telur,6 kg tepung tapioka
+Jahe
halus

pengadukan
Santan
Penyangraian Telur
bentuk lingkaran lebar

+Bumbu
rendang

Pengirisan
adonan telur

Pemanasan

Pengadukan
sampai minyak keluar

Adonan Telur
Petak

Pemasakan Rendang Telur

Bumbu + Minyak
Penirisan
Minyak
Pengepresan
Bumbu

Rendang Telur

14

3.2 Pembahasan untuk IKM SEP


Proses Produksi Rendang Telur IKM SEP
1. Tahap Persiapan Bahan Baku
Telur yang digunakan adalah telur ayam ras. Jumlah yang digunakan sebanyak 60
butir sekali produksi. Telur didapat dari warung warung terdekat dengan cara
pembeliaan secara eceran. Telur dibeli secara eceran dan tidak distok namun dibeli
ketika produksi akan dilakukan. Begitu juga dengan bahan yang lain seperti jahe,
bawang merah, bawang putih, garam dll.
2. Persiapan Peralatan
Alat yang digunakan seperti tungku, kuali, kacik ( pengepres ), dll. Sudah ada pada
tempatnya. Yang perlu disiapkan yaitu kayu bakar untuk pemasakkan yang didapat
dari kebun samping rumah.
3. Pengolahan
Pembuatan Adonan Telur
Telur yang digunakan sebanyak 60 butir, dipecah dan dimasukkan ke dalam
baskom. Campurkan dengan tepung tapioka atau tepung kanji sebanyak 6 kg.
Diaduk-aduk hingga adonan tercampur merata serta ditambahkan jahe halus
yang berguna untuk menambah aroma pada adonan agar lebih bagus.
Setelah adonan jadi, kuali kecil disiapkan untuk menyangrai adonan telur.
Adonan telur disangrai dengan takaran cangkir kecil untuk tiap satu kali
penyangraian. Telur dibentuk lingkaran melebar seperti buat kulit resol.
Pemotongan Adonan Telur
Adonan telur yang dibuat dari telur yang disangrai kemudian diiris-iris
menjadi bentuk petak kecil mirip jajar genjang. Untuk memudahkan dalam
pemotongan maka adonan ditaburi tepung supaya ketika diiris tidak licin dan
mudah untuk diiris.
Persiapan Bumbu Rendang
Bumbu rendang dibuat dari santan kelapa yang dipanaskan kemudian
ditambah dengan bumbu rendang. Sebanyak 60 butir kelapa diolah dan diambil
santannya. Untuk mengambil santan dari kelapa dan mengepresnya digunakan
alat bernama Kacik . Kacik merupakan alat pengepres tradisional yang
prinsipnya, kelapa parut dimasukkan dalam karung kemudian diberi tekanan dari
atas. Tekanan dihasilkan dari pekerja dengan cara diduduki. Akibat adanya

15

tekanan dari atas maka santan akan keluar melalui celah pada bagian bawah
kacik dan di bawahnya santan ditampung dengan baskom.
Bumbu yang lain seperti bawang merah, bawang putih, jahe, cabe dan
garam dihaluskan dan ditempatkan pada wadah berupa stoples untuk masingmasingnya.
Proses Pemasakan Rendang Telur
Pertama santan dimasak di atas tungku dan ditambahkan bumbu rendang
yang telah dihaluskan, aduk hingga merata. Pengadukkan dilakukan hingga
minyak keluar atau terbentuk. Setelah minyak terbentuk, masukkan adonan telur
yang diiris dan diaduk hingga bumbu meresap dalam adonan telur.
Pemasakkan dilakukan sampai masak, setelah warnanya berubah menjadi
kecokelatan dan teksturnya kering rendang telur diangkat dan tiriskan. Setelah
ditiriskan, sebagian bumbu tertinggal pada kuali kemudian bumbu tersebuat
diambil dan dimasukkan ke dalam karung. Karung kemudian dipres dengan
menggunakan kacik hingga didapatkan bumbu kering. Bumbu yang telah dipres
tadi kemudian dicampurkan dengan rendang telur, aduk hingga merata.
4. Pengemasan
Pengepakan atau pengemasan rendang telur dengan menggunakan plastik
dan hand sealer. Plastik yang digunakan agak tebal ukuran 1 kg. Rendang telur
dimasukkan sesuai dengan takaran. Label dikemas dengan plastik kecil dan
dimasukkan dalam kemasan rendang. Jadi label berada di dalam plastik kemasan
bersama dengan produk.
5. Pemasaran
Produk rendang telur IKM Sep dipasarkan ke daerah sekitar payakumbuh,
50 koto sampai daerah jawa. Proses pendistribusian dilakukan dengan cara
pemesanan oleh konsumen. Pelanggan memesan dan membayar di muka baru
rendang telur dikirimkan ke alamat yang dituju. Namun bisa juga datang ke
IKMnya langsung. Produk dijual Rp. 9000,- per kg dan bisa juga dipesan sesuai
pesanan.
Pembahasan Masalah
IKM SEP

Desain kemasan produk sudah menarik.

Harga jual bersaing di pasaran.

Pesanan dapat melalui telepon.

16

Pemasaran cukup sudah luas, mencapai (sumbar,riau, dan jawa).

Masalah pada IKM

Tata letak ruang ( lay out ) produksi kurang rapi.

Penggunaan Alat Pelindung Diri dan sanitasi masih kurang.

Pembukuan keuangan dan manajemen yang belum jelas.

Banyaknya pesaing dari IKM sejenis.

Penyelesaian Masalah

Tata letak ruang produksi kurang rapi


Penyelesaian masalah :mengatur tata letak ruang produksi dengan cara
menata ulang kembali ruang tersebut ,seperti penyesuaian ruang proses
dengan ruang pengemasan.

Penggunaan Alat Pelindung Diri dan sanitasi yang kurang


Penyelesaian : Gunakan Alat Pelindung Diri dan berikan penyuluhan
tentang pentingnya kebersihan dan sanitasi.

BAB IV
PENUTUP

17

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan data dan pembahasan di atas tentang hasil Plan Visit Mahasiswa
Calon Tenaga Penyuluh Lapangan Akademi Teknologi Industri Padang (ATIP) angkatan
2011, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1.

Sep adalah suatu Usaha Kecil Menengah (UKM) yang bergerak di bidang
pengolahan makanan khas daerah payakumbuh yang telah diprodukssi secara
turun-temurun oleh keluarga di daerah tersebut. Adapun pemilik

UKM ini

adalah Ibu Santi yang meneruskan usaha tersebut sejak tahun 2004 hingga
sekarang, dan dari usaha tersebut mendapatkan omset rata-rata 10juta/bulan.
2. Adapun jenis-jenis produk yang dihasilkan oleh IKM Sep yaitu diantaranya
Rendang Telur, Rendang Ubi, Rendang Runtiah, Oseng oseng, Pisang Sale,
Rendang Rabu dan Rendang Paruh
3. Cara pengolahan kue-kue pada UKM ini memang cukup khas, yang salah satu
kekhasannya yaitu alat pengepres yang digunakan berbeda dari yang lain. Alat
pengepres tersebut adalah Kacik .
4. Dari segi prinsi kerja, bahan dan alat pada pembuatan rendang telur ini tidak
terlalu sulit untuk didapatkan karena hanya menggunakan alat yang sederhana,
hanya dalam proses pembuatannya membutuhkan waktu yang cukup lama.
5. Pengemasan dengan menggunakan plastik dan label dimasukkan di dalam
kemasan bersama dengan produk.
6. Pemasaran produk-produk hasil UKM ini sudah cukup luas jangkauannya, mulai
dari toko-toko terdekat hingga menjangkau berbagai daerah di Provinsi
Sumatera Barat dan sampai ke pulau jawa.
7. Jumlah pekerja ada 2 orang yang masih termasuk dalam lingkup keluarga.

4.2.Saran
Adapun beberapa saran yang dapat penulis berikan untuk kemajuan dan bekal
pribadi para pengusaha nantinya adalah:
1. Bagi seluruh masyarakat yang kemungkinan akan mengambil jalan pekerjaan
seperti berdagang atau membuka industri rumahan untuk tidak perpaku pada 1
modal saja yakni materi, namun diperlukan ketekunan serta keabaran dalam
menjalankan usahanya tersebut.

18

2. Selain kualitas barang atau produk yang perlu diperhatikan oleh setiap IKM,
kebersihan lingkungan produksi menjadi titik kunci dalam menarik simpati
konsumen. Apalagi para konsumen dari manca negara, mereka lebih
memperhatikan kebersihan lingkungan daripada kualitas produk.
3. Sikap ramah dan kenyamanan terhadap setiap konsumen yang datang
diharapkan dapat diterapkan pada setiap industri untuk mendapatkan
pelanggan tidak bosan untuk membeli produk industri tersebut.
4. Bagi para pimpinan industri-industri berkembang supaya memperhatikan
kenyamanan dan keselamatan kerjanya karena ini akan mempengaruhi
kualitas produk yang ada diolahnya.
5. Bagi pemilik industri agar lebih memperhatikan proses produksi, kehigienisan
bahan baku dan juga tata letak ruang produksi demi kelancaran produksi.
6. Bagi mahasiswa calon TPL yang melakukan kunjungan agar dapat mengambil
ilmu dari kegiatan ini dan mengaflikasikannya dalam kehidupan Industri
nantinya.

Foto Dokumentasi

19

Proses pemarutan kelapa

Kuali untuk menyangrai telur

Proses pemasakan rendang telur

Rendang telur dalam kemasan

Alat pengepres Kacik

Adonan telur

Rendang telur ditiriskan

Hand Sealer

20

IKM RENDANG TELUR


INDAH SARI

BAB I
PENDAHULUAN

21

1.1 Latar Belakang


Keberadaan era globalisasi mendesak suatu negara untuk tetap eksis dan mampu
bersaing dengan negara lain. Persaingan global ini muncul pada saat suatu negara
bersaing untuk mendapatkan mangsa pasar dan kesempatan ( market ana apportunity
share ). Dalam menghadapi persaingan global, sektor industri memegang peranan
penting untuk mendapatkan mangsa pasar dan kesempatan tersebut. Untuk mencapai
hal itu tentu saja perlu strategi untuk bersaing dalam berbagai hal, yaitu harga, kualitas,
teknologi, maupun heksibilitas produksi.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terkenal dengan kekayaan alamnya.
Penduduk negeri ini terdiri dari bermacam-macam suku dengan beraneka ragam bahasa
yang masing-masing memiliki ciri khas tersendiri, sehingga setiap daerah memilki
kebudayaan yang berbeda, begitu juga dari segi makanan. Untuk memperkenalkan
makanan khas dari masing-masing daerah, maka ada sebagian orang yang menjadikan
hal ini sebagai ladang untuk berusaha. Mulai dari skala yang kecil sampai pada skala
yang besar, diantaranya adalah Industri Kecil dan Menengah yang memproduksi
makanan khas daerah tersebut.
Saat ini, pengembangan sektor industri kecil dan menengah (IKM) di Indonesia
memiliki peranan sentral dan strategi dalam pembangunan ekonomi. Apalagi sejak
krisis ekonomi melanda Indonesia, peranan industri kecil dan menengah

(IKM)

mengalami peningkatan tajam.peranan penting dari IKM dapat dilihat dari segi jumlah
unit usaha dan tenaga kerja yang diserapnya. Bahwa hampir sebagian besar tenaga kerja
di Indonesia diserap oleh sektor IKM, sedangkan sebagian kecil diserap oleh sektorsektor lain. Maka, secara tidak langsung, dengan adanya industri kecil dan menengah
(IKM) dapat meningkatkan perekonomian Indonesia.
Meskipun peranan IKM dalam perekonomian Indonesia adalah sentral, namun,
kendala kendala pada pengembangan IKM masih sering terjadi dan bahkan selalu
menjadi ciri khas dari suatu unit IKM tersebut. Permasalahan-permasalahan yang
sampai saat ini banyak dihadapi IKM adalah sumber daya manusia(SDM), proses
produksi, pemasaran, perbankan, termasuk organisasi, manajemen maupun penguasaan
tentang ilmu teknologi yang perlu dibenahi. Maka dari itu, sebuah sektor IKM perlu
didukung atau didampingi oleh tenaga penyuluh atau tenaga konsultan untuk membantu
menyalurkan atau memberikan ide ide dan gagasan untuk mengatasi permasalahan
yang menjadi kelemahan IKM.

22

Atas dasar itulah, Menteri Perindustrian Republik Indonesia dengan keputusannya


nomor 19/M-IND/PER/2007 menyelenggarakan program beasiswa Tenaga Penyuluh
Lapangan Industri Kecil dan Menengah (TPL IKM) dalam rangka mempercepat
pertumbuhan industri kecil dan menengah di propinsi dan kabupaten atau kota di
seluruh wilayah Indonesia. Dengan adanya Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL)
diharapkan mampu mengatasi berbagai permasalahan pada sektor IKM yang pada
akhirnya mampu membangkitkan sektor IKM sebagai potensi daerah yang berperan
penting pada perekonomian negara.
Akademi Teknologi Industri Padang(ATIP) merupakan salah satu perguruan
tinggi negeri yang ditunjuk oleh Departemen Perindustrian RI untuk membimbing
mahasiswa program beasiswa TPL IKM. Dengan berpayung jurusan Kimia
Analisis(KA) dengan konsentrasi Pengolahan Industri Pangan, ATIP berusaha
memberikan pendidikan terbaik guna menciptakan kader TPL yang profesional pada
bidang Pengolahan Industri Pangan.
Sebagai salah satu program pendidikannya, pihak Akademi Teknologi Industri
Padang mengadakan kegiatan Kunjungan Industri atau Plan Visit untuk mahasiswa
program beasiswa TPL IKM. Dengan adanya kegiatan Kunjungan Industri diharapkan
mampu memberikan manfaat yang positif, terutama dalam rangka pembekalan
mahasiswa agar lebih giat menghadapi dunia industri.
1.2 Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan kegiatan plan visit, antar lain sebagai berikut :
a. Sebagai sarana pelatihan mahasiswa calon Tenaga Penyuluh Lapangan ( TPL )
dalam menganalisa sebuah keadaan IKM.
b. Menambah pengetahuan mahasiswa calon TPL mengenai kondisi IKM
c. Membantu mahasiswa mengevaluasi kegiatan pada unit IKM, terutama
evaluasi mengenai kinerja IKM.
d. Sebagai bekal mahasiswa calon TPL dalam menangani IKM di daerah masingmasing.
e. Untuk mengetahui serangkaian kegiatan pada IKM.
f. Sebagai sarana pelatihan mahasiswa calon TPL dalam mengenali dan
menganalisa kendala atau permasalahan IKM.
Dengan adanya kegiatan plan visit, diharapkan mahasiswa mendapatkan beberapa
manfaat sebagai berikut :

23

a. Mendapatkan pengetahuan mengenai rangkaian kegiatan yang ada di Industri


Kecil dan Menengah ( IKM ), khususnya IKM pada bidang pangan.
b. Mampu mengenali setiap permasalahan yang dihadapi sektor IKM.
c. Mampu menganalisa setiap permasalahan yang dihadapi oleh IKM, sehingga
timbul ide atau gagasan mengenai penanganan masalah tersebut yang
kemudian hari dapat diterapkan oleh IKM yang dikunjungi.
d. Mampu menyajikan laporan bagi keadaan IKM yang dikunjungi sehingga
nantinya dapat dijadikan sebagai sumber referensi apabila diperlukan.
1.3 Waktu dan Tempat Kunjungan
Kegiatan Plan Visit ini dilaksanakan pada :
Hari

: Selasa

Tanggal

: 29 Mei 2012

Tempat

: Jl.JR. Simpang IV. Jorong, Koto Baru, Kenegarian Baris


Simalanggang,Kec. Payakumbuh Kab. Lima

Puluh Kota,

Sumatera Barat.

BAB II

24

PROFIL DAERAH
KABUPATEN LIMA PULUH KOTA
2.1 Keadaan Geografis
Kabupaten Lima Puluh Kota adalah sebuah kabupaten di ProvinsiSumatera
Barat, Indonesia.Ibu kota kabupaten ini terletak di Sarilamak. Kabupaten ini memiliki
luas wilayah 3.354,30 km2 dan berpenduduk sebanyak 311.773 jiwa (sensus penduduk
2000). Kabupaten ini terletak di bagian
timur wilayah provinsi Sumatera Barat
atau 124 km dari Kota Padang, ibu kota
provinsi.
Kecamatan Kapur IX merupakan
penghasil tanaman gambir terbesar di
Indonesia.Gambir bersama dengan karet,
semen dan kayu lapis termasuk dalam 10
komoditas utama ekspor Sumatra Barat.
Tanaman

gambir

mengandung

zat

katechine dan tanin, yang digunakan sebagai bahan baku industri farmasi, kosmetik,
penyamak kulit dan industri batik. Volume ekspor gambir provinsi Sumatra Barat tahun
2000 besarnya 1.339.860 kg.Meskipun gambir merupakan salah satu komoditas
perkebunan andalan kabupaten 50 Kota, namun yang menjadi tulang punggung
perekonomian kabupaten ini adalah tanaman bahan makanan.Perkebunan dan tanaman
bahan makanan, keduanya tergolong dalam sektor pertanian, menjadi penyumbang
kegiatan ekonomi utama kabupaten ini.
Kabupaten ini tergolong daerah paling makmur di Sumatra Barat.Bahkan
penduduk di Kecamatan Kapur IX disebut-sebut memiliki pendapatan yang setara
dengan gaji bulanan para menteri.Hal ini karena masyarakat Kapur IX memiliki mata
pencaharian sebagai penghasil gambir yang langsung diekspor ke Singapura, India,
Jepang dan Pakistan.Sayangnya pemerintah daerah ini tidak bisa menyediakan sarana
infrastruktur yang memadai seperti sarana telekomunikasi, jalan, air bersih, sehingga
potensi kecamatan yang dijuluki negeri "Petro Dollar" ini tidak tergarap optimal.

2.2 Peninggalan Sejarah

25

Di pelosok desa Mahat, kecamatan bukik barisan, Lima Puluh Kota, banyak
ditemukan peninggalan kebudayaan megalitikum.Di desa ini dapat disaksikan
pemandangan kumpulan batu-batu menhir dengan latar belakang perkebunan tanaman
gambir yang menyerupai panorama perkebunan teh di daerah Puncak, Jawa Barat.
Karena pemandangan inilah, pada tahun 1981 desa Mahat dimasukkan dalam salah satu
obyek wisata dari 73 obyek wisata di kabupaten ini.
Menurut sebagian sejarawan, Minanga Tamwan berada di hulu sungai
Kampar, di sebelah timur kabupaten Lima Puluh Kota.Daerah ini tercantum dalam
Prasasti Kedukan Bukit sebagai daerah asal Dapunta Hyang Sri Jayanasa, pendiri
Kerajaan Sriwijaya.Dalam prasasti tersebut Dapunta Hyang membawa 20.000 tentara
dengan perbekalan sebanyak dua ratus peti berjalan dengan perahu, dan yang berjalan
kaki sebanyak seribu tiga ratus dua belas orang.Tambo Minangkabau mencatat bahwa
Dapunta Hyang turun dari Gunung Marapi ke Minanga Tamwan dan keturunannya
meluaskan rantau ke selatan Sumatera. Minanga Tamwan atau Minanga Kabwa
diperkirakan merupakan asal usul namaMinangkabau
2.3 Batas Wilayah

Utara
Selatan
Barat
Timur

ProvinsiRiau
Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Sijunjung
Kabupaten Agam dan Kabupaten Pasaman
ProvinsiRiau

2.4 Kecamatan
Kabupaten Lima Puluh Kota terdiri dari 13 kecamatan yaitu:

26

1. Akabiluru
2. Bukit Barisan
3. Guguk
4. Gunung Omeh
5. Harau
6. Kapur IX
7. Lareh Sago Halaban
8. Luak
9. Mungka
10. Pangkalan Koto Baru
11. Payakumbuh
12. Situjuh Lima Nagari
13. Suliki
2.5 Agama dan Budaya
Kabupaten Lima Puluh Kota yang mayoritas didiami oleh suku bangsa
Minangkabau, dikenal penganut agama islam kuat dan pemegang teguh adat tradisi
mereka. Kedekatan agama islam dan adat menjadi karakteristik dan jati diri masyarakat
Kabupaten Lima Puluh Kota atau Minangkabau khususnya. Pemantapan pelaksanaan
kehidupan sosial dan agama dalam masyarakat mengacu pada falsafah Adat Basandi
Syara, Syara Basandi Kitabullah.Kabupaten Lima Puluh Kota juga dikanal sebagai
basis pendidikan keislaman yang kuat dan sebagai daerah yang terbanyak menghasilkan
kaum ulama berkaliber nasional dan internasional.Secara historis, daerah ini telah
memiliki sejumlah cendekiawan ulung yang berbasis keagamaan.
Masyarakat Kabupaten Lima Puluh Kota, khususnya masyarakat Minangkabau,
secara normatif memiliki keseimbangan prinsip antar islam dan adat. Islam memberikan
pondasi bagi prinsip kehidupan yang religius, sementara adat memberikan pondasi bagi
kehidupan berbudaya. Sejalan dengan pemahaman yang semakin kuat tentang
pentingnya agama dan adat dalam kehidupan, prinsip pelaksanaan ajaran agama islam
ditransformasikan dalam praktek adat, mengacu pada prinsip syara mangato, adat
mamakai. Dengan demikian masyarakat minangkabau memahami sekali dinamika
penerapan antara ajaran islam dan praktek adat dalam kehidupan mereka sehari-hari.
2.6 Hukum

27

Sesuai dengan sistem hukum dan politik NKRI, tiap kabupaten dan nagari
memiliki kewenangan dalam bingkai peraturan perundang-undangan nasional untuk
membuat norma-norma yang dirumuskan dalam Peraturan Daerah. Norma-norma
dalam Peraturan Daerah atau Peraturan Nagari tersebut merupakan bagian dari materi
hukum yang berlaku dalam batas-batas wilayah Kabupaten atau Nagari yang
bersangkutan. Fungsi sistem terdiri atas fungsi penyelesaian sengketa, penghukuman
dan perubahan sosial. Fungsi penyelesaian sengketa dilakukan tidak saja oleh lembaga
peradilan negara seperti Pengadilan negeri, tetapi juga oleh lembaga-lembaga yang
terdapat dalam masyarakat seperti Kerapatan Adat Nagari. Fungsi penghukuman
dilakukan oleh lembaga negara, yaitu Pengadilan Negeri.Fungsi perubahan sosial dapat
dilihat melalui pembuatan norma-norma yang dirumuskan dalam Peraturan Daerah.
2.7 Ekonomi
Sebegitu jauh struktur perekonomian Kabupaten Lima Puluh Kota masih
bersifat agraris yang terlihat dari kontribusi sektor pertanian dalam PDRB tahun 2005
masih relatif tinggi yaitu mencapai sekitar 34,79%. Kontribusi sektor indsutri masih
sangat kecil yaitu hanya 9,91%. Sedangkan sisanya sebagian besar adalah merupakan
kegiatan sektor jasa secara umum yang meliputi kegiatan perdagangan, perhubungan
dan jasa-jasa dengan kontribusi mencapai 46,40%. Kondisi umum daerah ini
memperlihatkan bahwa sampai saat ini, sektor jasa merupakan kegiatan utama
perekonomian Kabupaten Lima Puluh Kota.Akan tetapi peranan sektor pertanian
sebegitu jauh masih tetap penting.
Sebagaimana halnya dengan daerah lain di Provinsi Sumatera Barat,
Kabupaten Lima Puluh Kota sudah lama dikenal sebagai daerah dimana masyarakatnya
mempunyai kemampuan wirausaha yang tinggi.Kemampuan wirausaha tersebut
terutama dalam kegiatan perdagangan, usaha kecil dan menengah dan industri rumah
tangga.Kemampuan ini sebenarnya merupakan potensi yang sangat besar untukm
mengembangkan kegiatan ekonomi daerah.Karena itu, kedepan kemampuan wirausaha
ini perlu terus dipelihara dan dikembangkan dalam rangka pengembangan kegiatan
ekonomi kerakyatan di Kabupaten Lima Puluh Kota.

BAB III

28

PROFIL IKM
3.1 Profil Ikm Rendang Telur Indah Sari
3.1.1 Sejarah Industri
Rendang Telur Indah Sari merupakan salah satu industri kecil dan menengah
(IKM) yang bergerak dibidang pembuatan rendang telur.Industri rending telurini
beralamat diJl.JR. Simpang IV.Jorong, Koto Baru, Kenegarian Baris Simalanggang,
Kec. Payakumbuh Kab. Limapuluh Kota, Sumatera Barat.Perusahaan tersebut
didirikan pada 6tahunlalu dalam bentuk usaha perorangan, oleh Ibu Murniyati.
3.1.2 Tenaga Kerja
Sumber daya manusia ( SDM ) merupakan salah satu faktor terpenting dalam
kegiatan industri. Keterampilan ( skill) dan kemampuan ( abality ) dari SDM mampu
berpengaruh dalam proses produksi. Tenaga kerja yang dimiliki oleh

industri

rendang telur ini sebanyak 2 orang sebagai karyawan yang tetap.Proses produksi
industri rendang telur indah sari hanya berdasarkan pada jumlah permintaan
konsumen.
3.2 Proses Produksi
3.2.1 Alat
Alat alat yang digunakan pada proses produksi Rendang Teluradalah :
1. Wajan
Digunakan sebagai wadah untuk penggorengan rendang telur.
2. Pengaduk
Digunakan Untuk membantu proses penggorengan (sebagai pengaduk) agar
masaknya Rendang Telur rata dan bagus.
3.

Pengocok Telur
Digunakan untuk menghomegenkan telur hingga merata.

4. Kayu Bakar
Digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak rendang telur.
5. Tungku
Digunakan sebagai alat untuk memasak rendang telur.
6. Talam

29

Digunakan sebagai wadah untuk meletakkan rendang telur yang sudah


matang.
7. Pisau
Digunakan sebagai alat untuk memotong rempah-rempah untuk membuat
rendang telur.
8. Peniris Minyak
Digunakan sebagai alat untuk meniriskan minyak pada rendang telur.
3.2.2

Bahan
Bahanbahan yang digunakan pada proses produksi Rendang Teluradalah :
1. Telur
2. Kelapa
3. Cabe
4. Jahe
5. Tepung Tapioka
6. Bawang Merah
7. Bawang Putih
8. Daun jeruk
9. Daun salam
10. Serai
11. Garam
12. Minyak goreng

3.2.3

Proses produksi

Adapun proses produksi Rendang Teluradalah sebagai barikut :


1. Sediakan telur, kemudian telur dipecahkan dan dimasukkan kedalam wadah
yang sudah disediakan.

2. Telur tersebut dikocok hingga mengembang dan ditambahkan sedikit


bumbuuntuk menghilangkan rasa amis pada telur.
3. Setelah ditambahkan bumbu dan tepung kemudian telur tersebut diaduk hingga
khalis.
4. Kemudian adonan telur tersebut didadar,setelah didadar telur tersebut dipotongpotong sesuai dengan ukuran yang diinginkan.

30

5. Masak santan dan ditambahkan bumbu dan rempah-rempah (1/2 kg bawang


putih, 1/2 kg bawang merah,1/2 kg daun kunyit,1/2 kg daun salam,1/4 kg jahe)
diaduk sampai santan keluar minyak. Lalu masukkan telur dadar yang sudah
dipotong-potong. Dan diaduk sampai minyaknya kering.

6. Kemudian minyak yang terkandung pada rendang telur ditiriskan dengan peniris
yang sudah disediakan.

7. Setelah ditiriskan kemudian rendang telur tersebut ditaruh dalam wadah


(baskom) yang telah disediakan.

8. Rendang telur tersebut kemudian dikemas dengan menggunakan kotak atau


dengan menggunakan plastik dan diberi label.

3.2.4

Proses produksi

Telur

Sortasi

31

Cangkang
telur

Pemecahan

Pengocokkan
telur

Pemberian
sedikit
bumbu

Pengadukan
hingga kalis

Tepung
tapioka

Pendadaran

Pemotongan

Telur dadar

Pemasakan
santan

Bumbu
Rendang

Bumbu dan
rempahrempah
Telur
dadar

32

Pengadukan

Penirisan

Rendang telur

Pengemasan
Dan Pelabelan

BAB IV
ANALISA MASALAH KEADAAN IKM

Analisa ini disajikan penulis untuk menganalisa berbagai hal yang dirasa kurang
diperhatikan oleh Industri Kecil dan Menengah ( IKM ). Pada analisa ini, penulis
mencoba memaparkan hal-hal yang perlu dibenahi IKM.
4.1 Analisa IKM Rendang Telur Indah Sari
4.1.1 Analisa Proses Produksi
Pada kunjungan industri ke IKM Rendang Telur Indah Sari, penulis mencoba
menganalisa permasalahan yang ada di industri ini. Beberapa permasalahan yang
ditemui diantaranya adalah :

Kurangnya sanitasi produksi

33

Tata letak ruang produksi

4.1.2 Faktor penyebab masalah


Beberapa permasalahan diatas diantaranya disebabkan oleh aspek :
1.

Sanitasi atau kebersihan alat kerja


Pada industri ini, terlihat jelas bahwa sanitasi kebersihan ruangan kerjakurang
diperhatikan.Contohnya : cara pemasakan Rendang Telur di ruang yang terbuka
sehingga memungkinkan terjadinya kontaminasi dari debu dan lalat atau hewan
pembawa penyakit lainnya.

2.

Ruang produksi
Pada industri ini ruang produksi tidak tertata dengan baik dan ruang produksi tidak
bersih.Hal ini dapat dilihat dari penyimpanan bahan mentah, proses produksi dan
tata letak tempat pencucian alat dan bahan produksi.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
IKM yang dikunjungi pada saat plan visit,yaitu:IKM Rendang Telur Indah Sari.IKM
Rendang Telur Indah Sari.merupakan salah satu industri kecil dan menengah (IKM)
yang bergerak pada produksi Rendang Telur.Industri ini beralamat di Jl.JR.Simpang IV.
Jorong, Koto Baru, Kenegarian Baris Simalanggang,Kec. Payakumbuh Kab.Limapuluh
Kota, Sumatera Barat.
Beberapa permasalahan yang perlu mendapat perhatian khusus antara lain adalah:
IKM Rendang Telur Indah Sari Kurangnya sanitasi produksi(sanitasi peralatan) dan
Tata letak ruang produksi dan ruang produksi yang sempit.

34

5.2 Saran
Penulis mencoba memberikan saran diantaranya:.

Sanitasi atau kebersihan dalam segala aspek perlu diperhatikan.

Tempat pencucian alat dan bahan perlu diperhatikan kebersihannya.

Kegiatan yang bersifat kunjungan ke industri dapat memacu mahasiswa khususnya


program

Tenaga

Penyuluh

Lapangan(TPL)

untuk

lebih

mengenal

atau

mengidentifikasi setiap keadaan IKM yang ada sekarang.

DAFTAR PUSTAKA
Http://id.wikipedia/payakumbuh/pemerintah/
http://www.payakumbuh.go.id/
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_payakumbuh

35

Anda mungkin juga menyukai