SEP
BAB I
PENDAHULUAN
Republik
Indonesia
nomor
19/M-IND/PER/2/2007
tentang
motivasi
kepada
mahasiswa
untuk
berwirausaha
dengan
Sumatera Barat. Plant Visit ini dilaksanakan pada tanggal 29 Mei 2012 pukul 07.15
Selesai WIB.
BAB II
PROFIL KABUPATEN PAYAKUMBUH
Sejarah
Kota Payakumbuh terutama pusat kotanya dibangun oleh pemerintah kolonial
Hindia-Belanda yang dimulai sejak keterlibatan mereka dalam perang Padri, dan
kemudian kawasan ini berkembang menjadi depot atau kawasan gudang penyimpanan
dari hasil tanam kopi dan terus berkembang menjadi salah satu daerah administrasi
distrik pemerintahan kolonial Hindia-Belanda waktu itu.
Menurut tambo setempat, dari salah satu kawasan di dalam kota ini terdapat suatu
nagari tertua yaitu nagari Aie Tabik dan pada tahun 1840, Belanda membangun
jembatan batu untuk menghubungkan kawasan tersebut dengan pusat kota sekarang.
Jembatan itu sekarang dikenal juga dengan nama Jembatan Ratapan Ibu.
Pemerintahan
Kota Payakumbuh sebagai pemerintah daerah berdasarkan Undang-undang
Nomor 8 Tahun 1956 tanggal 19 Maret 1956, yang menetapkan kota ini sebagai kota
kecil. Kemudian ditindaklanjuti oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 tahun
1970 tanggal 17 Desember 1970 menetapkan kota ini menjadi daerah otonom
pemerintah daerah tingkat II Kotamadya Payakumbuh. Selanjutnya wilayah
administrasi pemerintahan terdiri atas 3 wilayah kecamatan dengan 73 kelurahan yang
berasal dari 7 jorong yang terdapat di 7 kanagarian yang ada waktu itu, dengan
pembagian kecamatan Payakumbuh Barat dengan 31 Kelurahan, kecamatan
Payakumbuh Timur dengan 14 kelurahan dan kecamatan Payakumbuh Utara dengan 28
kelurahan.
Geografi
Kota Payakumbuh berada pada hamparan kaki gunung Sago, dilalui oleh 3 buah
sungai yang bernama Batang Agam, Batang Lampasi dan Batang Sinama. Wilayah
administratif kota ini dikelilingi oleh Kabupaten Lima Puluh Kota. Kota ini berada
dalam jarak sekitar 30 km dari Kota Bukittinggi atau 120 km dari Kota Padang dan 188
km dari Kota Pekanbaru.
Keadaan topografi daerah kota ini terdiri dari perbukitan dengan rata-rata
ketinggian 514 meter diatas permukaan laut, dan suhu rata-rata berkisar antara 26 C
serta kelembahan udara antara 45 hingga 50 %. Curah hujan per tahun sekitar 1507 mm
dengan jumlah hari hujan adalah 85 hari.
Untuk penggunaan lahan di Kota Payakumbuh, sekitar 62.1 % adalah tanah
kering, dengan 47.0 % merupakan usaha pertanian, 28.0% tanah bangunan dan halaman
serta sisanya berupa hutan negara, dan semak belukar. Sementara penggunaan lahan
untuk persawahan adalah sebesar 37.9 %
Kependudukan
Kota ini didominasi oleh etnis Minangkabau, namun terdapat juga etnis Tionghoa,
Jawa dan Batak, dengan jumlah angkatan kerja 50.492 orang dan sekitar 3.483 orang
diantaranya merupakan pengangguran. Pada tahun 1943 etnis Tionghoa di kota ini
pernah mencapai 2.000 jiwa dari 10.000 jiwa total populasi masa itu.
Pendidikan
Pendidikan
formal
SD
atau SMP
atau
MI negeri MTs
negeri
Jumlah satuan 75
20
Data sekolah di kota Payakumbuh
SMA
MA
negeri
negeri
dan
dan
swasta
11
swasta
5
12
SMK
negeri dan
swasta
Perguruan
tinggi
2
Kesehatan
Untuk meningkatkan taraf kesehatan, pemerintah kota Payakumbuh telah
membangun sebuah rumah sakit yang bernama Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Adnaan
WD dan juga mendirikan 6 buah puskesmas dan 23 puskesmas pembantu.
Selain itu di kota ini juga terdapat sebuah rumah sakit swasta yang bernama
Rumah Sakit Yarsi.
Perhubungan
Kota ini termasuk kota penghubung antara kota Padang dengan kota Pekanbaru,
dari kota ini dapat juga terhubung ke jalur lintas tengah Sumatera tanpa mesti melewati
kota Bukittinggi. Terminal Koto Nan Ampek merupakan terminal angkutan darat yang
terdapat di kota ini.
Saat ini tengah dibangun jalan lingkar luar bagian utara (10,45 km) dan selatan
(15,34 km) dikenal dengan Payakumbuh Bypass untuk memudahkan akses transportasi
tanpa harus melalui pusat kota dan untuk mendorong pertumbuhan ekonominya.
Pembangunan jalan ini berasal dari dan pinjaman pemerintah pusat kepada Bank
Pembangunan Asia (ADB).
Perekonomian
Kondisi Perekonomian Daerah
Layaknya sebuah kota, struktur perekonomian Kota Payakumbuh
didominasi
oleh
kegiatan
sektor
tersier,
antara
lain
meliputi
kegiatan
perekonomian
daerah.
Ia
menjadi
pusat
dua
data
tahun
2001,
kontribusi
yang
cukup
signifikan
DISTRIBUSI
PERSENTASE
KEGIATAN
EKONOMI
KOTA
Pertambangan
Pelayanan umum
Pelayanan air minum di Kota Payakumbuh yang dilayani oleh PDAM
Payakumbuh yang berasal dari 3 buah sumber air yakni Mata Air Batang Tabit
berkapasitas terpasang 80 liter/detik, Mata Air Sikamuruncing 10 liter/detik dan Mata
Air Sungai Dareh berkapasitas 60 liter/detik. Kota Payakumbuh mempunyai tiga buah
instalasi pengolahan air bersih dengan kapasitas sumber yang diproduksi sebanyak
166,779 m/bulan dengan kebocoran sekitar 30,60%.
Sementara dalam penanganan sampah, pemerintah kota memanfaatkan Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) sampah yang berada di Kelurahan Kubu Gadang, dan
timbulan sampah tersebut baru dapat dikelola sebanyak 187,7 m/hari, sehingga
banyaknya sampah yang belum terlayani adalah sekitar 389,57 m/hari.
Pariwisata
10
11
BAB III
PEMBAHASAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH
SEP
Baskom
Wadah bahan baku dalam pengolahan.
Timbangan
Untuk menimbang bahan-bahan dan
untuk
menimbang
produk
saat
pengepakaan.
Tampah
Untuk meniriskan rendang telur yang telah diolah.
Plastik
Sebagai wadah atau pengemas.
Tungku
Untuk memasak rendang dan telur.
Sealer
Sebagai perekat pada proses pengemasan.
Pengepres Santan ( Kacik )
Untuk mengepres santan kelapa
Kuali Kecil
Menggoreng telur
Cangkir
Untuk menakar pembuatan adonan telur
Pisau
12
3. Cara pembuatan
a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Masukkan telur 60 butir ke dalam baskom, tambahkan tepung tapioka
60 ons dan tambahkan jahe bubuk secukupnya aduk sampai merata.
c. Sangrai telur sesuai takaran dengan bentuk melebar.
d. Iris telur sesuai ukuran yang diinginkan kemudian sisihkan.
e. Masak santan dalam kuali kemudian tambahkan bumbu rendang, aduk
sampai minyak dari santan keluar.
f. Masukkan telur yang telah diiris-iris ke dalam kuali, aduk sampai
matang dan berwarna cokelat.
g. Angkat dan tiriskan rendang telur.
h. Bumbu yang tertinggal dalam kuali diambil dan dimasukkan dalam kain
kemudian dipres dengan kacik sampai minyak habis.
13
pengadukan
Santan
Penyangraian Telur
bentuk lingkaran lebar
+Bumbu
rendang
Pengirisan
adonan telur
Pemanasan
Pengadukan
sampai minyak keluar
Adonan Telur
Petak
Bumbu + Minyak
Penirisan
Minyak
Pengepresan
Bumbu
Rendang Telur
14
15
tekanan dari atas maka santan akan keluar melalui celah pada bagian bawah
kacik dan di bawahnya santan ditampung dengan baskom.
Bumbu yang lain seperti bawang merah, bawang putih, jahe, cabe dan
garam dihaluskan dan ditempatkan pada wadah berupa stoples untuk masingmasingnya.
Proses Pemasakan Rendang Telur
Pertama santan dimasak di atas tungku dan ditambahkan bumbu rendang
yang telah dihaluskan, aduk hingga merata. Pengadukkan dilakukan hingga
minyak keluar atau terbentuk. Setelah minyak terbentuk, masukkan adonan telur
yang diiris dan diaduk hingga bumbu meresap dalam adonan telur.
Pemasakkan dilakukan sampai masak, setelah warnanya berubah menjadi
kecokelatan dan teksturnya kering rendang telur diangkat dan tiriskan. Setelah
ditiriskan, sebagian bumbu tertinggal pada kuali kemudian bumbu tersebuat
diambil dan dimasukkan ke dalam karung. Karung kemudian dipres dengan
menggunakan kacik hingga didapatkan bumbu kering. Bumbu yang telah dipres
tadi kemudian dicampurkan dengan rendang telur, aduk hingga merata.
4. Pengemasan
Pengepakan atau pengemasan rendang telur dengan menggunakan plastik
dan hand sealer. Plastik yang digunakan agak tebal ukuran 1 kg. Rendang telur
dimasukkan sesuai dengan takaran. Label dikemas dengan plastik kecil dan
dimasukkan dalam kemasan rendang. Jadi label berada di dalam plastik kemasan
bersama dengan produk.
5. Pemasaran
Produk rendang telur IKM Sep dipasarkan ke daerah sekitar payakumbuh,
50 koto sampai daerah jawa. Proses pendistribusian dilakukan dengan cara
pemesanan oleh konsumen. Pelanggan memesan dan membayar di muka baru
rendang telur dikirimkan ke alamat yang dituju. Namun bisa juga datang ke
IKMnya langsung. Produk dijual Rp. 9000,- per kg dan bisa juga dipesan sesuai
pesanan.
Pembahasan Masalah
IKM SEP
16
Penyelesaian Masalah
BAB IV
PENUTUP
17
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan data dan pembahasan di atas tentang hasil Plan Visit Mahasiswa
Calon Tenaga Penyuluh Lapangan Akademi Teknologi Industri Padang (ATIP) angkatan
2011, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1.
Sep adalah suatu Usaha Kecil Menengah (UKM) yang bergerak di bidang
pengolahan makanan khas daerah payakumbuh yang telah diprodukssi secara
turun-temurun oleh keluarga di daerah tersebut. Adapun pemilik
UKM ini
adalah Ibu Santi yang meneruskan usaha tersebut sejak tahun 2004 hingga
sekarang, dan dari usaha tersebut mendapatkan omset rata-rata 10juta/bulan.
2. Adapun jenis-jenis produk yang dihasilkan oleh IKM Sep yaitu diantaranya
Rendang Telur, Rendang Ubi, Rendang Runtiah, Oseng oseng, Pisang Sale,
Rendang Rabu dan Rendang Paruh
3. Cara pengolahan kue-kue pada UKM ini memang cukup khas, yang salah satu
kekhasannya yaitu alat pengepres yang digunakan berbeda dari yang lain. Alat
pengepres tersebut adalah Kacik .
4. Dari segi prinsi kerja, bahan dan alat pada pembuatan rendang telur ini tidak
terlalu sulit untuk didapatkan karena hanya menggunakan alat yang sederhana,
hanya dalam proses pembuatannya membutuhkan waktu yang cukup lama.
5. Pengemasan dengan menggunakan plastik dan label dimasukkan di dalam
kemasan bersama dengan produk.
6. Pemasaran produk-produk hasil UKM ini sudah cukup luas jangkauannya, mulai
dari toko-toko terdekat hingga menjangkau berbagai daerah di Provinsi
Sumatera Barat dan sampai ke pulau jawa.
7. Jumlah pekerja ada 2 orang yang masih termasuk dalam lingkup keluarga.
4.2.Saran
Adapun beberapa saran yang dapat penulis berikan untuk kemajuan dan bekal
pribadi para pengusaha nantinya adalah:
1. Bagi seluruh masyarakat yang kemungkinan akan mengambil jalan pekerjaan
seperti berdagang atau membuka industri rumahan untuk tidak perpaku pada 1
modal saja yakni materi, namun diperlukan ketekunan serta keabaran dalam
menjalankan usahanya tersebut.
18
2. Selain kualitas barang atau produk yang perlu diperhatikan oleh setiap IKM,
kebersihan lingkungan produksi menjadi titik kunci dalam menarik simpati
konsumen. Apalagi para konsumen dari manca negara, mereka lebih
memperhatikan kebersihan lingkungan daripada kualitas produk.
3. Sikap ramah dan kenyamanan terhadap setiap konsumen yang datang
diharapkan dapat diterapkan pada setiap industri untuk mendapatkan
pelanggan tidak bosan untuk membeli produk industri tersebut.
4. Bagi para pimpinan industri-industri berkembang supaya memperhatikan
kenyamanan dan keselamatan kerjanya karena ini akan mempengaruhi
kualitas produk yang ada diolahnya.
5. Bagi pemilik industri agar lebih memperhatikan proses produksi, kehigienisan
bahan baku dan juga tata letak ruang produksi demi kelancaran produksi.
6. Bagi mahasiswa calon TPL yang melakukan kunjungan agar dapat mengambil
ilmu dari kegiatan ini dan mengaflikasikannya dalam kehidupan Industri
nantinya.
Foto Dokumentasi
19
Adonan telur
Hand Sealer
20
BAB I
PENDAHULUAN
21
(IKM)
mengalami peningkatan tajam.peranan penting dari IKM dapat dilihat dari segi jumlah
unit usaha dan tenaga kerja yang diserapnya. Bahwa hampir sebagian besar tenaga kerja
di Indonesia diserap oleh sektor IKM, sedangkan sebagian kecil diserap oleh sektorsektor lain. Maka, secara tidak langsung, dengan adanya industri kecil dan menengah
(IKM) dapat meningkatkan perekonomian Indonesia.
Meskipun peranan IKM dalam perekonomian Indonesia adalah sentral, namun,
kendala kendala pada pengembangan IKM masih sering terjadi dan bahkan selalu
menjadi ciri khas dari suatu unit IKM tersebut. Permasalahan-permasalahan yang
sampai saat ini banyak dihadapi IKM adalah sumber daya manusia(SDM), proses
produksi, pemasaran, perbankan, termasuk organisasi, manajemen maupun penguasaan
tentang ilmu teknologi yang perlu dibenahi. Maka dari itu, sebuah sektor IKM perlu
didukung atau didampingi oleh tenaga penyuluh atau tenaga konsultan untuk membantu
menyalurkan atau memberikan ide ide dan gagasan untuk mengatasi permasalahan
yang menjadi kelemahan IKM.
22
23
: Selasa
Tanggal
: 29 Mei 2012
Tempat
Puluh Kota,
Sumatera Barat.
BAB II
24
PROFIL DAERAH
KABUPATEN LIMA PULUH KOTA
2.1 Keadaan Geografis
Kabupaten Lima Puluh Kota adalah sebuah kabupaten di ProvinsiSumatera
Barat, Indonesia.Ibu kota kabupaten ini terletak di Sarilamak. Kabupaten ini memiliki
luas wilayah 3.354,30 km2 dan berpenduduk sebanyak 311.773 jiwa (sensus penduduk
2000). Kabupaten ini terletak di bagian
timur wilayah provinsi Sumatera Barat
atau 124 km dari Kota Padang, ibu kota
provinsi.
Kecamatan Kapur IX merupakan
penghasil tanaman gambir terbesar di
Indonesia.Gambir bersama dengan karet,
semen dan kayu lapis termasuk dalam 10
komoditas utama ekspor Sumatra Barat.
Tanaman
gambir
mengandung
zat
katechine dan tanin, yang digunakan sebagai bahan baku industri farmasi, kosmetik,
penyamak kulit dan industri batik. Volume ekspor gambir provinsi Sumatra Barat tahun
2000 besarnya 1.339.860 kg.Meskipun gambir merupakan salah satu komoditas
perkebunan andalan kabupaten 50 Kota, namun yang menjadi tulang punggung
perekonomian kabupaten ini adalah tanaman bahan makanan.Perkebunan dan tanaman
bahan makanan, keduanya tergolong dalam sektor pertanian, menjadi penyumbang
kegiatan ekonomi utama kabupaten ini.
Kabupaten ini tergolong daerah paling makmur di Sumatra Barat.Bahkan
penduduk di Kecamatan Kapur IX disebut-sebut memiliki pendapatan yang setara
dengan gaji bulanan para menteri.Hal ini karena masyarakat Kapur IX memiliki mata
pencaharian sebagai penghasil gambir yang langsung diekspor ke Singapura, India,
Jepang dan Pakistan.Sayangnya pemerintah daerah ini tidak bisa menyediakan sarana
infrastruktur yang memadai seperti sarana telekomunikasi, jalan, air bersih, sehingga
potensi kecamatan yang dijuluki negeri "Petro Dollar" ini tidak tergarap optimal.
25
Di pelosok desa Mahat, kecamatan bukik barisan, Lima Puluh Kota, banyak
ditemukan peninggalan kebudayaan megalitikum.Di desa ini dapat disaksikan
pemandangan kumpulan batu-batu menhir dengan latar belakang perkebunan tanaman
gambir yang menyerupai panorama perkebunan teh di daerah Puncak, Jawa Barat.
Karena pemandangan inilah, pada tahun 1981 desa Mahat dimasukkan dalam salah satu
obyek wisata dari 73 obyek wisata di kabupaten ini.
Menurut sebagian sejarawan, Minanga Tamwan berada di hulu sungai
Kampar, di sebelah timur kabupaten Lima Puluh Kota.Daerah ini tercantum dalam
Prasasti Kedukan Bukit sebagai daerah asal Dapunta Hyang Sri Jayanasa, pendiri
Kerajaan Sriwijaya.Dalam prasasti tersebut Dapunta Hyang membawa 20.000 tentara
dengan perbekalan sebanyak dua ratus peti berjalan dengan perahu, dan yang berjalan
kaki sebanyak seribu tiga ratus dua belas orang.Tambo Minangkabau mencatat bahwa
Dapunta Hyang turun dari Gunung Marapi ke Minanga Tamwan dan keturunannya
meluaskan rantau ke selatan Sumatera. Minanga Tamwan atau Minanga Kabwa
diperkirakan merupakan asal usul namaMinangkabau
2.3 Batas Wilayah
Utara
Selatan
Barat
Timur
ProvinsiRiau
Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Sijunjung
Kabupaten Agam dan Kabupaten Pasaman
ProvinsiRiau
2.4 Kecamatan
Kabupaten Lima Puluh Kota terdiri dari 13 kecamatan yaitu:
26
1. Akabiluru
2. Bukit Barisan
3. Guguk
4. Gunung Omeh
5. Harau
6. Kapur IX
7. Lareh Sago Halaban
8. Luak
9. Mungka
10. Pangkalan Koto Baru
11. Payakumbuh
12. Situjuh Lima Nagari
13. Suliki
2.5 Agama dan Budaya
Kabupaten Lima Puluh Kota yang mayoritas didiami oleh suku bangsa
Minangkabau, dikenal penganut agama islam kuat dan pemegang teguh adat tradisi
mereka. Kedekatan agama islam dan adat menjadi karakteristik dan jati diri masyarakat
Kabupaten Lima Puluh Kota atau Minangkabau khususnya. Pemantapan pelaksanaan
kehidupan sosial dan agama dalam masyarakat mengacu pada falsafah Adat Basandi
Syara, Syara Basandi Kitabullah.Kabupaten Lima Puluh Kota juga dikanal sebagai
basis pendidikan keislaman yang kuat dan sebagai daerah yang terbanyak menghasilkan
kaum ulama berkaliber nasional dan internasional.Secara historis, daerah ini telah
memiliki sejumlah cendekiawan ulung yang berbasis keagamaan.
Masyarakat Kabupaten Lima Puluh Kota, khususnya masyarakat Minangkabau,
secara normatif memiliki keseimbangan prinsip antar islam dan adat. Islam memberikan
pondasi bagi prinsip kehidupan yang religius, sementara adat memberikan pondasi bagi
kehidupan berbudaya. Sejalan dengan pemahaman yang semakin kuat tentang
pentingnya agama dan adat dalam kehidupan, prinsip pelaksanaan ajaran agama islam
ditransformasikan dalam praktek adat, mengacu pada prinsip syara mangato, adat
mamakai. Dengan demikian masyarakat minangkabau memahami sekali dinamika
penerapan antara ajaran islam dan praktek adat dalam kehidupan mereka sehari-hari.
2.6 Hukum
27
Sesuai dengan sistem hukum dan politik NKRI, tiap kabupaten dan nagari
memiliki kewenangan dalam bingkai peraturan perundang-undangan nasional untuk
membuat norma-norma yang dirumuskan dalam Peraturan Daerah. Norma-norma
dalam Peraturan Daerah atau Peraturan Nagari tersebut merupakan bagian dari materi
hukum yang berlaku dalam batas-batas wilayah Kabupaten atau Nagari yang
bersangkutan. Fungsi sistem terdiri atas fungsi penyelesaian sengketa, penghukuman
dan perubahan sosial. Fungsi penyelesaian sengketa dilakukan tidak saja oleh lembaga
peradilan negara seperti Pengadilan negeri, tetapi juga oleh lembaga-lembaga yang
terdapat dalam masyarakat seperti Kerapatan Adat Nagari. Fungsi penghukuman
dilakukan oleh lembaga negara, yaitu Pengadilan Negeri.Fungsi perubahan sosial dapat
dilihat melalui pembuatan norma-norma yang dirumuskan dalam Peraturan Daerah.
2.7 Ekonomi
Sebegitu jauh struktur perekonomian Kabupaten Lima Puluh Kota masih
bersifat agraris yang terlihat dari kontribusi sektor pertanian dalam PDRB tahun 2005
masih relatif tinggi yaitu mencapai sekitar 34,79%. Kontribusi sektor indsutri masih
sangat kecil yaitu hanya 9,91%. Sedangkan sisanya sebagian besar adalah merupakan
kegiatan sektor jasa secara umum yang meliputi kegiatan perdagangan, perhubungan
dan jasa-jasa dengan kontribusi mencapai 46,40%. Kondisi umum daerah ini
memperlihatkan bahwa sampai saat ini, sektor jasa merupakan kegiatan utama
perekonomian Kabupaten Lima Puluh Kota.Akan tetapi peranan sektor pertanian
sebegitu jauh masih tetap penting.
Sebagaimana halnya dengan daerah lain di Provinsi Sumatera Barat,
Kabupaten Lima Puluh Kota sudah lama dikenal sebagai daerah dimana masyarakatnya
mempunyai kemampuan wirausaha yang tinggi.Kemampuan wirausaha tersebut
terutama dalam kegiatan perdagangan, usaha kecil dan menengah dan industri rumah
tangga.Kemampuan ini sebenarnya merupakan potensi yang sangat besar untukm
mengembangkan kegiatan ekonomi daerah.Karena itu, kedepan kemampuan wirausaha
ini perlu terus dipelihara dan dikembangkan dalam rangka pengembangan kegiatan
ekonomi kerakyatan di Kabupaten Lima Puluh Kota.
BAB III
28
PROFIL IKM
3.1 Profil Ikm Rendang Telur Indah Sari
3.1.1 Sejarah Industri
Rendang Telur Indah Sari merupakan salah satu industri kecil dan menengah
(IKM) yang bergerak dibidang pembuatan rendang telur.Industri rending telurini
beralamat diJl.JR. Simpang IV.Jorong, Koto Baru, Kenegarian Baris Simalanggang,
Kec. Payakumbuh Kab. Limapuluh Kota, Sumatera Barat.Perusahaan tersebut
didirikan pada 6tahunlalu dalam bentuk usaha perorangan, oleh Ibu Murniyati.
3.1.2 Tenaga Kerja
Sumber daya manusia ( SDM ) merupakan salah satu faktor terpenting dalam
kegiatan industri. Keterampilan ( skill) dan kemampuan ( abality ) dari SDM mampu
berpengaruh dalam proses produksi. Tenaga kerja yang dimiliki oleh
industri
rendang telur ini sebanyak 2 orang sebagai karyawan yang tetap.Proses produksi
industri rendang telur indah sari hanya berdasarkan pada jumlah permintaan
konsumen.
3.2 Proses Produksi
3.2.1 Alat
Alat alat yang digunakan pada proses produksi Rendang Teluradalah :
1. Wajan
Digunakan sebagai wadah untuk penggorengan rendang telur.
2. Pengaduk
Digunakan Untuk membantu proses penggorengan (sebagai pengaduk) agar
masaknya Rendang Telur rata dan bagus.
3.
Pengocok Telur
Digunakan untuk menghomegenkan telur hingga merata.
4. Kayu Bakar
Digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak rendang telur.
5. Tungku
Digunakan sebagai alat untuk memasak rendang telur.
6. Talam
29
Bahan
Bahanbahan yang digunakan pada proses produksi Rendang Teluradalah :
1. Telur
2. Kelapa
3. Cabe
4. Jahe
5. Tepung Tapioka
6. Bawang Merah
7. Bawang Putih
8. Daun jeruk
9. Daun salam
10. Serai
11. Garam
12. Minyak goreng
3.2.3
Proses produksi
30
6. Kemudian minyak yang terkandung pada rendang telur ditiriskan dengan peniris
yang sudah disediakan.
3.2.4
Proses produksi
Telur
Sortasi
31
Cangkang
telur
Pemecahan
Pengocokkan
telur
Pemberian
sedikit
bumbu
Pengadukan
hingga kalis
Tepung
tapioka
Pendadaran
Pemotongan
Telur dadar
Pemasakan
santan
Bumbu
Rendang
Bumbu dan
rempahrempah
Telur
dadar
32
Pengadukan
Penirisan
Rendang telur
Pengemasan
Dan Pelabelan
BAB IV
ANALISA MASALAH KEADAAN IKM
Analisa ini disajikan penulis untuk menganalisa berbagai hal yang dirasa kurang
diperhatikan oleh Industri Kecil dan Menengah ( IKM ). Pada analisa ini, penulis
mencoba memaparkan hal-hal yang perlu dibenahi IKM.
4.1 Analisa IKM Rendang Telur Indah Sari
4.1.1 Analisa Proses Produksi
Pada kunjungan industri ke IKM Rendang Telur Indah Sari, penulis mencoba
menganalisa permasalahan yang ada di industri ini. Beberapa permasalahan yang
ditemui diantaranya adalah :
33
2.
Ruang produksi
Pada industri ini ruang produksi tidak tertata dengan baik dan ruang produksi tidak
bersih.Hal ini dapat dilihat dari penyimpanan bahan mentah, proses produksi dan
tata letak tempat pencucian alat dan bahan produksi.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
IKM yang dikunjungi pada saat plan visit,yaitu:IKM Rendang Telur Indah Sari.IKM
Rendang Telur Indah Sari.merupakan salah satu industri kecil dan menengah (IKM)
yang bergerak pada produksi Rendang Telur.Industri ini beralamat di Jl.JR.Simpang IV.
Jorong, Koto Baru, Kenegarian Baris Simalanggang,Kec. Payakumbuh Kab.Limapuluh
Kota, Sumatera Barat.
Beberapa permasalahan yang perlu mendapat perhatian khusus antara lain adalah:
IKM Rendang Telur Indah Sari Kurangnya sanitasi produksi(sanitasi peralatan) dan
Tata letak ruang produksi dan ruang produksi yang sempit.
34
5.2 Saran
Penulis mencoba memberikan saran diantaranya:.
Tenaga
Penyuluh
Lapangan(TPL)
untuk
lebih
mengenal
atau
DAFTAR PUSTAKA
Http://id.wikipedia/payakumbuh/pemerintah/
http://www.payakumbuh.go.id/
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_payakumbuh
35