Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI

“USAHA BUDIDAYA JANGKRIK”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kunjungan Industri

Mata Kuliah Majanemen Umum

Dosen : Sudewi, M.M.

Disusun Oleh Kelompok 1

NAMA NPM
Arjuna Primanada
19100158
Husaeni
19100161
Rizki Gilang Ramadhan 19100162
Priambagus Wicaksono
19100160
Wibby Rivaldo Effendi 19100165

PERGURUAN TINGGI STMIK PRINGSEWU

LAMPUNG

2019

i
Kelompok 1
Kata Pengantar

Pertama kami mengucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan ALLAH SWT, atas
segala kebesaran dan limpahan nikmat yang diberikan-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan “Laporan Kunjungan Industri”

Dalam penulisan laporan ini, berbagai hambatan telah kami alami. Oleh karena itu,
terselesaikannya laporan percobaan ini tentu saja bukan karena kemampuan kami semata-
mata. Namun karena adanya dukungan dan bantuan dari pihak-pihak yang terkait.
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu kiranya penulis dengan ketulusan hati mengucapkan
terima kasih kepada Dosen yang telah membantu kami dalam menyelesaikan laporan ini.
Kami juga berterima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu,
yang telah membantu menyelesaikan laporan ini.

Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari pengetahuan dan pengalaman kami
masih sangat terbatas. Oleh karena itu, kami mohon maaf jika ada kesalahan yang sengaja
maupun tidak sengaja telah kami lakukan. Dan kami juga sangat mengharapkan adanya kritik
dan saran dari berbagai pihak agar ini lebih baik dan bermanfaaat.

GedongTataan, 18 November 2019

Penulis

ii
Kelompok 1
MOTTO

1. Genggamlah dunia sebelum dunia menggemgammu.


2. Jika orang lain bisa. Maka aku juga harus bisa.
3. Hidup adalah pelajaran tentang kerendahan hati.
4. Ilmu adalah harta yang takkan pernah habis.
5. Bermimpilah semaumu dan kerjarlah mimpi itu.

iii
Kelompok 1
Daftar Isi

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………….i

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………......ii

MOTTO……………………………………………………………………………………...iii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………....iv

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………1

1.1. Latar Belakang …………………………………………………………………....1


1.2. Rumusan Masalah…………………………………………………………….......2
1.3. Tujuan Penelitian……………………………………………………………….....2
1.4. Kegunaan Penelitian………………………………………………………………2
1.5. Metode Penelitian…………………………………………………………………3

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………5

2.1. Lokasi Penelitian……………………………………………………………………..5

2.2. Deskripsi Hasil Penelitian…………………………………………………………....5

BAB III PENUTUP…………………………………………………………11

3.1. Kesimpulan………………………………………………………………………….11

3.2. Saran………………………………………………………………………………...11

Daftar Pustaka

iv
Kelompok 1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kondisi perekonomian yang tidak menentu menyebabkan sulitnya mencari
lapangan pekerjaan. Dampak langsung yang nyata adalah bertambahnya angka
pengangguran. Akibat yang dirasakan secara langsung adalah menurunnya
pendapatan untuk menunjang hidup sehari-hari dan keadaan ini sangat
memprihatinkan. Sehubungan dengan itu, perlu dicari terobosan usaha yang
mampu menjawab permasalahan tersebut. Salah satu alternatif usaha yang telah
berkembang dan dikenal masyarakat adalah budidaya jangkrik.

Untuk memenuhi kebutuhan jangkrik tersebut, peternak tidak dapat


mengandalkan jangkrik alam, karena jangkrik alam sangat tergantung pada
musim, khususnya musim penghujan. Oleh karena itu, perlu upaya budidaya
jangkrik yang kontinu dan menguntungkan. Berbagai kajian telah diupayakan
untuk menunjang usaha peternakan ini, meliputi teknologi budidaya, manajemen
usaha, pemasaran dan diversifikasi pemanfaatan hasil panen. Semua itu, bertujuan
agar jangkrik ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi, sehingga membawa
manfaat bagi peternak itu sendiri dan merupakan sumber devisa bagi negara
Indonesia.

Permintaan pasar terhadap jangkrik untuk saat ini tidak hanya sebagai
makanan ikan dan burung, tetapi telah bergeser pada sektor industri. Hal ini
disebabkan jangkrik banyak mengandung senyawa organik seperti protein, lemak
dan karbohidrat, serta senyawa anorganik, yaitu mineral. Asam amino glutamat,
glisin dan sistein merupakan zat atau substrat (precursor) untuk sistesis glutation
(GSH) dalam sel tubuh. Jika ditinjau dari kandungan asam aminonya, maka
protein jangkrik dimungkinkan untuk digunakan sebagai antioksidan bagi tubuh,
guna mencegah penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah.

1
Kelompok 1
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dideskripsikan peneliti,
maka dapat dirumuskan suatu permasalahan, yaitu :
1. Bagaimana cara budidaya jangkrik?
2. Apa saja yang perlu dipersiapkan untuk melakukan budidaya jangkrik?
3. Kapan jangkrik dapat di panen?
4. Berapa modal yang diperlukan untuk budidaya bagi pemula?

1.3. Tujuan Penelitian


Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui cara membudidaya jangkrik.
2. Untuk mengetahui berapa hasil dari budidaya jangkrik.

1.4. Kegunaan Kunjungan


Yang dinamakan sebuah kunjungan, di samping memiliki tujuan, di sisi
lain juga memiliki kegunaan. Kegunaan penelitian yang ingin peneliti capai
adalah sebagai berikut :
1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk memperluas wacana
pengetahuan tentang tata cara atau bagaimana proses membudidayakan hewan
jangkrik bagi masyarakat awam dan bisa menjadi ide untuk dapat membuka
lapangan kerja baru.

2. Kegunaan Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi seluruh masyarakat,
khususnya kalangan akademisi, maupun nonakademis dan bagi para masyarakat
untuk membuka usaha dan lapangan pekerjaan baru.

2
Kelompok 1
1.5. Metode Penelitian Kunjungan
Metode penelitian merupakan suatu hal yang diperlukan dalam suatu
penelitian. Penggunaan metode penelitian yang tepat dapat menghindari
kemungkinan timbulnya penyimpangan-penyimpangan sehingga data yang
diperoleh benar-benar objektif dan dapat dipertanggung-jawabkan. Oleh karena itu
metode penelitian dalam karya ilmiah ini meliputi :
1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif,
yaitu kajian lapangan (field research) dan dengan pendekatan deskriptif kualitatif,
yaitu mengumpulkan berbagai informasi dari hasil wawancara dengan narasumber
yang berkaitan dengan objek penelitian untuk dijadikan bahan referensi dan
sumber data.

2. Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan sesuatu yang kedudukannya sentral, karena
pada objek penelitian itulah data tentang variabel yang diteliti berada dan diamati
oleh peneliti. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara, observasi
dan dokumentasi dalam mengumpulkan data. Peneliti juga menggali sebanyak
mungkin data yang terkait dengan masalah objek penelitian (para informan).
a. Objek Formal
Objek formal dalam penelitian ini adalah rasionalitas yang dibangun oleh
beberapa orang selaku informan, dimana rasionalitas yang dibangun tersebut
merupakan suatu argumen yang dihasilkan oleh pemahaman terhadap Budidaya
Jangkrik.

b. Objek Material
Dalam kunjungan ini, kami memilih beberapa orang sebagai informan
kunjungan. Berikut adalah para informan penelitiannya :
1. Bapak Edi
2. Bapak Nur Salim

3
Kelompok 1
3. Sumber Data
Dalam proses pencarian data, peneliti mengumpulkan berbagai sumber data
yang diambil dari penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, baik yang sudah
dipublikasikan maupun yang belum. Sumber data tersebut bisa berupa artikel,
majalah, jurnal, buku maupun internet. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
dua jenis sumber data, yaitu data primer dan data sekunder.
a. Data Primer
Sumber data primer merupakan sumber data proporsional yang digunakan
dalam penelitian ini. Maka sumber data primer yang peneliti pakai adalah
wawancara langsung dengan para informan.

b. Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber informasi pendukung dari sumber
data primer, sumber data tersebut bisa berupa artikel, majalah, jurnal, buku, skripsi,
tesis maupun internet.

4. Metode Pengolahan Data


Setelah data-data terkumpul, maka tahap selanjutnya adalah pengolahan
data. Dalam teknik pengolahan data ini pendekatan yang dipakai adalah
pendekatan filosofis. Adapun metode pengolahan data sebagai berikut :
a. Melakukan analisis dan klarifikasi atas data yang terkumpul secara sistematis
dan metodis.
b. Melakukan interpretasi atau menangkap makna atas data-data yang telah
dianalisis oleh peneliti sebelumya.
c. Menuangkan hasil pembahasan ke dalam bentuk berupa laporan secara
sistematis dan metodis.

4
Kelompok 1
BAB II

PEMBAHASAN

BUDIDAYA JANGKRIK

2.1. Lokasi Penelitian

Seperti halnya penelitian kuantitatif pada umumnya, dibutuhkan suatu


tempat lokasi yang menjadi sumber penggalian data. Maka lokasi yang diambil
dalam penelitian ini adalah Desa Wiyono dan Waylayap Wabe Kabupaten
Pesawaran.. Kami mengambil lokasi tersebut karena beberapa alasan, di antaranya
sebagai berikut :
1. Berawal dari ketertarikan peneliti ketika melihat banyaknya masyarakat didesa
tersebut yang membudidayakan jangkrik
2. Kebetulan juga kami mempunyai banyak teman didesa tersebut untuk dapat
memperoleh informasi.

2.2. Deskripsi Hasil Kunjungan Industri

Menurut hasil wawancarausaha budidaya jangkrik masih berpeluang tinggi,


selain sebagai pakan burung - dan ikan oleh para penggemar, jangkrik juga dapat
digunakan sebagai bahan baku industri. Manfaat jangkrik secara umum, menurut
hasil uji klinis dan penelitian yang dilakukan oleh Litbang ASTRIK (2002), bahwa
Jangkrik mengandung sistein dimana senyawa ini sangat dibutuhkan dalam proses
pembentukan GSH (glutation) yang merupakan zat antioksidan alami pada tubuh
manusia.

Selain itu, jangkrik mengandung hormon lengkap (progesterone, esirogen,


testoteron), asam amino, asam lemak (OMEGA 3 dan OMEGA 6) dan protein
yang ternyata sangat bermanfaat sebagai bahan baku- industri farmasi, jamu,
makanan manusia dan substitusi pakan ternak. Walaupun terjadi over produksi
secara nasional ASTRIK tetap memiliki berbagai pasar potensial.

5
Kelompok 1
Berdasarkan hasil wawancara dengan pengurus usaha budidaya Jangkrik
sangat baik untuk dikembangkan, karena dapat memberdayakan masyarakat lebih
mandiri dan dapat menciptakan lapangan kerja, sehingga pendapatan keluarga akan
meningkat.

Menurut hasil wawancara, bahwa usaha budidaya jangkrik dapat


memberikan alternatif usaha, baik sebagai sampingan maupun berskala besar, yang
sifatnya mudah, tidak memerlukan modal besar murah dan ramah lingkungan, serta
tidak memerlukan tempat yang luas, Semua orang dapat dengan mudah belajar
beternak jangkrik, karena yang terpenting adalah ketekunan, dan ketelitian.
Berhasil tidaknya beternak jangkrik sangat tergantung dari pengalaman masing-
masing peternak, disamping itu juga perlu ketekunan dan keuletan untuk mau
belajar mencari upaya bagaimana agardapat meningkatkan hasil produksi.
Sehingga hasil produksi dari periode keperiode berikutnya dapat mengalami
peningkatan.

Dari hasil pengamatan di lapangan, proses produksi usaha jangkrik terdiri dari :

1. Persiapan kandang.

2. Sarana dan media pendukung.

3. Penetasan telur jangkrik.

4. Pembesaran serta pemasaran

1. Persiapan Kandang

Berdasarkan penjelasan dari perternak bahwa salah satu keberhasilan


beternak jangkrik sangat ditentukan oleh kandang.Kandang jangkrik yang
digunakan berupa kotak atau box yang terbuat dari kayu, triplek dan jaring.
Prinsipnya, jangkrik tidak dapat keluar, dapat udara dan sesuai dengan populasi
atau Jumlah jangkriknya (jangan terlalu padat). Ukuran kandang untuk budidaya
relatif tergantung dari manfaat atau fungsinya, yaitu apakah sebagai tempat
penetasan, pembesaran atau penampungan. Ukuran kandang diperhitungkan
dengan efisien untuk perawatan jangkrik sehari-hari. Pada prinsipnya dibuat agar
persiapan serta penanganan budidayanya mudah, praktis, ringan, harganya
murah tetapi mempunyai hasil guna paling ekonomis.

6
Kelompok 1
2. Sarana dan Media Pendukung

Sesuai pengamatan di lapangan, sarana dan media pendukung yang


digunakan dalam Budidaya Jangkrik berupa :

1. Media persembunyian atau rumpon, berupa daun kering, seperti klaras atau
daun pisang kering, dan trip atau tempat telur. Media tersebut digunakan
untuk tempat persembunyian atau tempat tinggal bagi para jangkrik.
2. Tempat minum. Biasanya para pembudidaya jangkrik menggunkan pelepah
pisang sebagai media untuk minum.
3. Lampu sebagai penerangan.

3. Penetasan Telur

Dalam penetasan telur terdapat beberapa metode yang bias dipakai, yaitu :

1. Metode Alami

Media tempat bertelur jangkrik dari kandang penangkaran langsung


dipindahkan atau diletakkan dalam kandang penetasan.

2. Metode Buatan ( Kain Halus )

Untuk menjaga kelembaban telur dapat diletakkan pada media kain


atau pasir. Kain yang dapat digunakan antara lain kain katun atau kain kaus.
Ukuran kain 20 cm x 25 cm. Telur diletakkan di bagian tengah potongan
kain, lalu kain dilipat kearah tengah, sehingga menutupi telur. Setelah itu
kain disemprot dengan handsprayer agar lembab.

3. Menggunakan Media Pasir

Apabila menggunakan pasir sebagai media penetasan, pasir harus


benar-benar bersih. Pasir tersebut ditabur merata dalam wadah nampan
plastik berukuran sekitar 15 cm x 20 cm. Ketebalan pasir & 2 cm, telur
ditaburkan secara merata diatas pasir, kemudianditutup kembali dengan pasir
setipis mungkin, telur tidak tampak diMedia penetasan yang digunakan harus
tetap disemprot dengan hand sprayer secara rutin setiap hari. Bila tampak
kering, penyemprotan dapat lebih dari sekali setiap hari, terlebih kalua udara
pada siang hari terlalu panas.

7
Kelompok 1
4. Pembesaran dan Perawatan

1. Pemberian Pakan

Pada saat baru menetas, jangkrik sangat rawan terhadap lingkungan


sehingga diperlukan penanganan secara cermat. Keseimbangan pemberian
pakan pur dan sayuran harus selalu dijaga. Anak jangkrik umur 1-10 hari
diberikan pakan sayur-sayuran, seperti jagung muda, kangkung, gambas,
daun pepaya dan daun singkong.

Untuk jangkrik umur 10 hari keatas, sayuran diberikan sedikit saja,


dan lebih banyak diberikan pakan yang terdiri dari bermacam-macam hasil
palawija yang mengandung vitamin dan antibodi, agar jangkrik tidak
mengalami kembung yang dapat inengskfbaikan kematian. Untuk
mempercepat pertumbuhan jangkrik digunakan pakan berkualitas, yaitu
pakan mengandung protein, mineral, karbohidrat dan vitamin. Sebelum
penggantian pakan tepung dan sayuran baru, sebaiknya sisa pakan yang telah
kotor diambil atau dibuang.

2. Membersihkan kandang secara rutin agar tidak ada penyakit yang menyerang
jangkrik atau adanya jamur atau bakteri lain yang dapat menyebabkan
jangkrik mati.

3. Menyemprotkan air saat cuaca sedang panas terik, bertujuan untuk menjaga
suhu didalam kandang agar tetap sejuk dan lembab, karna jangkrik apabila
terlalu panas maka akan mati.

5. Pemasaran Jangrik

Peternak menetapkan jangkrik dipanen pada umur 30-35 hari, dengan


ciri-ciri jangkrik sudah bersayap. Jangkrik dipanen dengan cara ditangkap
dengan tangan satu persatu atau dengan serok, kemudian dimasukkan ke
dalam wadah penampung, dapat berupa kardus, karung plastik/bagor, di
lakukan dengan hati-hati, agar tidak ada jangkrik yang terluka atau lepas salah
satu anggota badannya.

8
Kelompok 1
Di dalam wadah penampungan dimasukkan dedaunan kering agar jangkrik
tidak saling bertumpuk dan diberi lubang agar jangkrik tidak mati lemas. Jangkrik
siap dipasarkan. Dalam pengiriman jarak jauh, untuk menghindari kematian
jangkrik, biasanya wadah penampungan diberi kardus bekas telur puyuh atau telur
ayam dan angkutan diusahakan tertutup sehingga jangkrik terlindungi dari panas dan
hujan.

2.3. Komponen Biaya

1. Biaya Investasi (Modal Tetap)

Biaya investasi merupakan besarnya biaya yang diperlukanuntuk menjalankan


usaha. Biaya investasi yang diperlukan untukmembiayai pelaksanaan budidaya
jangkrik. Disini kita akan membahas biaya yang di keluarkan untuk 15 kotak(kandang
jangkrik).

No Nama barang Satuan harga jumlah


1. Triplek (1 kotak 4 triplek) Rp 98.000 x 4 x 15 Rp 5.880.000
2. Balok kayu ukuran 4x6 panjang 4m Rp 20.000 x 4 x 15 Rp 1.200.000
(1 kotak 4 balok)
3. Paku kayu ukuran 6cm Rp 36.000/kg x 3kg Rp 108.000
4. Kayu reng Panjang 4m (1 kotak 2 kayu) Rp 15.000 x 2 x 15 Rp 450.000
5. Jaring(waring) 1 gulung Rp 80.000 Rp 80.000
6. Nampan plastik 6 buah Rp 20.000 x 6 Rp 120.000
7. Saringan halus 2 buah Rp 10.000 Rp 20.000
8. Semen 1 kg Rp 5.000 Rp 5.000
9. Lakban kuning 2 Rp 12.000 Rp 24.000
Jumlah total Rp 7.887.000

Untuk makanan nya kita menggunakan pur ayam yang berharga Rp 280.000/50kg ini
untuk menghidupi 15 kandang dalam 1 bulan dan bisa juga di bantu dengan rumput agar
pakan pur lebih irit lagi.

9
Kelompok 1
2. Pendapatan

Pendapatan yang diterima oleh peternak jangkrik yaitu dari penjualan


jangkrik hidup dan juga bisa dari penjualan telur jangkrik. 1 kotak atau 1 kandang
jangkrik dengan telur 1/2kg dapat menghasilkan jangkrik dewasa sebanyak 15kg,
harga untuk 1kg jangkrik dewasa adalah Rp 40.000 jadi satu kotak jagkrik dapat
menghasilkan uang sebanyak Rp 600.000/bulan. Dan harga untuk telur jangkrik
1kg nya mencapai Rp 300.000, dalam 1 kandang jangkrik berisi 6kg indukan
jangkrik dapat menghasilkan 1kg telur/3 hari dalam 15 hari yaitu pengangkatan
telur yang ke 5 dan setelahnya masih berproduksi tapi jumlah telur yang di
hasilkan terus berkurang, maksimal dalam 24 hari harus ganti indukan jangkrik
agar terus berproduksi.

a. Prospek Budidaya Jangkrik

Ditinjau dari sirkulasi modal jenis usaha budidaya jangkrik ini termasuk
usaha produktif dengan perputaran investasi modal yang relatif cepat dan terukur.
Keberhasilan budidaya jangkrik ditandai dengan kemampuan pemilik atau
manajemen dalam melihat kemungkinan di masa mendatang, baik dalam jangka
pendek atau jangka panjang. Oleh karena itu, tugas manajemen adalah melakukan
prediksi masa depan usaha sedapat mungkin semua kemungkinan dan kesempatan
di masa yang akan datang dapat dihadapi.

Untuk menghitung pendapatan usaha budidaya jangkrik dilakukan pada


perhitungan penerimaan dan pengeluaran. Ukuran yang digunakan dalam kajian ini
adalah untuk menilai apakah budidaya jangkrik dapat menghasilkan laba atau
keuntungan, yang umumnya dipengaruhi oleh tiga faktor :

1. Biaya produksi dan pemasaran.

2. Volume penjualan.

3. Harga jual produk.

10
Kelompok 1
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Ditinjau dari sirkulasi modal jenis usaha budidaya jangkrik ini termasuk
usaha produktif dengan perputaran investasi modal yang relatif cepat dan terukur.
Keberhasilan budidaya jangkrik ditandai dengan kemampuan pemilik atau
manajemen dalam melihat kemungkinan di masa mendatang, baik dalam jangka
pendek atau jangka panjang.

Oleh karena itu, tugas manajemen adalah melakukan prediksi masa depan
usaha sedapat mungkin semua kemungkinan dan kesempatan di masa yang akan
datang dapat dihadapi. Permintaan pasar terhadap jangkrik untuk saat ini tidak
hanya sebagai makanan ikan dan burung, tetapi telah bergeser pada sektor industri.
Hal ini disebabkan jangkrik banyak mengandung senyawa organik seperti protein,
lemak dan karbohidrat, serta senyawa anorganik, yaitu mineral.

3.2. Saran
Untuk kelanjutan kunjungan ini di masa mendatang agar bermanfaat terhadap
dunia keilmuwan, maka ada beberapa hal yang penulis sarankan, yaitu :
1. Penelitian-penelitian terhadap kunjungan sosial semacam ini, merupakan suatu
bentuk upaya pemahaman terhadap kondisi industry ataupun bubidaya yang terjadi
di masyarakat. Upaya ini diharapkan menjadi acuan dalam meminimalisisr krisis
karakter dan gaya hidup yang konsumtif pada remaja.
2. Dengan selesainya penelitian dalam bentuk skripsi yang telah penulis susun ini,
bukan berarti kajian tentang penelitian ini berakhir sampai di sini saja. Perlu ada
penelitian lebih lanjut mendiskusikan

11
Kelompok 1
DAFTAR PUSTAKA

1. Buku

Adihendro. 1999. Rahasia Beternak Jangkrik. Andy Agency, Jakarta.

Gittinger, J.P. 1996. Analisis ekonomi Proyek Pertanian (Terjemahan). Universitas


Indonesia Press, Jakarta.

Defoliart, G.R., M.N. Parajule and D.B. Hogg. 1993. Model for Use in mass
production of Acheta Domesticus (orthoptera: Gryllidae) as food. J. Econ. Entomol.

Sutojo. 1993. Studi Kelayakan Proyek. PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.

2. Internet

http://digilib.iain-palangkaraya.ac.id/199/2/BAB%20I%20UH.pdf

https://www.academia.edu/18081954/BUDIDAYA_TERNAK_JANGKRIK

https://hardianimalscience.wordpress.com/satwa-harapan/budidaya-jangkrik-liogryllus-
bimaculatus/

3. Narasumber

Bapak Edi

Bapak Nursalim

12
Kelompok 1

Anda mungkin juga menyukai