Anda di halaman 1dari 11

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada zaman pertengahan yang diawali dengan runtuhnya Abbasiyah di Baghdad,


akibat serangan tentara Mongol yang di pimpin oleh Hulagu Khan pada tahun 1258 hingga
akhirnya kekuatan politik islam mengalami kemunduran yang sangat drastis. Namun tidak
harus menunggu waktu yang cukup lama, kemudian keadaan politik islam secara keseluruhan
berangsur membaik dan pulih bersamaan dengan munculnya tiga kerajaan besar yaitu:
Kerajaan Turki Utsmani di Turki (1300-1922), Kerajaan Safawi di Persia (1501-1732), dan
Kerajaan Moghul di India (1526-1857). Dari tiga kerajaan yang telah disebutkan paling lama
berdirinya adalah Kerajaan Turki Utsmani.

Turki Usmani telah menunjukan kehebatannya dalam menghadapi serangan musuh,


serangan-serangan perluasan yang dilakukannya langsung masuk kewilayah penting termasuk
penaklukan konstantinopel, selain dari itu, Turki Usmani dianggap sebagai dinasti yang
mampu menghimpun kembali umat islam setelah mengelami kemunduran ilmu pengetahuan
dan politik. Munculnya kerajaan Turki Usmani, kembali menjadikan umat islam sebagai
kekuatan yang solid. Perjalanan panjang sejarah dinasti Turki Usmani yang dipimpin oleh
beberapa pemimpin sehingga menghasilkan corak kepemimpinannya yang berbeda-beda,
termasuk perbedaan dalam pengambilan kebijakan-kebijakannyayang terjadi pada waktu itu.
Baik dalam bidang social, politik, pendidikan dan lain sebagainya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah berdirinya Daulah Turki Utsmaniyah?
2. Apa saja faktor-faktor yang mendorong kemajuan Daulah Turki Utsmaniyah?
3. Apa saja faktor-faktor yang mengakibatkan runtuhnya Daulah Turki Utsmaniyah?\

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui sejarah terjadinya Daulah Turki Utsmaniyah.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong kemajuan Daulah Turki
Utsmaniyah.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mengakibatkan runtuhnya Daulah Turki
Utsmaniyah.
PEMBAHASAN

1. Sejarah berdirinya Daulah Turki Utsmaniyah

Dinasti turki berasal dari suku Qayigh Aghuz yang di pimpin oleh Sulaeman Syah.
Upaya menghindari serangan Mongol yang sedang berusaha menguasai dunia Islam.
Sulaeman Syah dan sukunya meminta perlindungan kepada Jalaludin (Dinasti Khawarizmi
Syah) di Transoxiana. Jalaludin meminta agar Sulaeman dan anggota sukunya tinggal di Asia
kecil. Masih dalam menghindari serangan Mongol. Kemudian mereka pindah ke Syam.1
Dalam jangka waktu kira kira tiga abad, mereka pindah ke Turkistan kemudian
Persia dan Irak. Mereka masuk Islam sekitar abad kesembilan atau kesepuluh, ketika mereka
menetap di Asia Tengah. Dibawah tekanan serangan serangan Mongol pada abad ke 13 M,
mereka melarikan diri kedaerah barat dan mencari tempat pengungsian ditengah saudara
saudara mereka, orang-orang Turki Seljuk, didaratan tinggi Asia Kecil. Dibawah pimpinan
Ertoghrul, mereka mengabdikan diri kepada Sultan Alauddin II, Sultan Seljuk yang kebetulan
sedang berperang melawan Bizantium. Berkat bantuan mereka, Sultan Alaudin mendapat
kemenangan atas jasa baik itu, Allaudin menghadiahkan sebidang tanah di Asia kecil yang
berbatasan dengan Bizantium. Sejak itu mereka terus membina wilayah barunya dan memilih
kota Syukud sebagai ibukota.2
Sejarawan mencatat bahwa Turki Utsmani berdiri tahun (1281 M) terletak di daerah
Asia kecil. Pendirinya adalah Utsman bin Ethogral. Wilayah kekuasaannya meliputi: Asia
kecil dan daerah Trace (1354 M), kemudian menguasai selat Dardanlese (1361 M),
Casablanca (1389 M) selanjutnya kerajaan Turki menaklukan kerajaan-kerajaan Romawi
(1453 M). Kata Utsman di ambil dari nama kakek mereka yang pertama dan pendiri kerajaan
ini, yaitu Utsman bin Erthogrul bin Sulaeman syah dari suku Qayigh. Pasukan Erthogul
memperoleh gelar “Muqaddimah Sultan”, sedangkan Erthogul sendiri digelari “Sultan OKI”
(Kening Sultan).
Setelah Erthogul wafat pada tahun 1289 M, kepemimpinan dilanjutkan oleh
putranya Usman pada tahun 1300 M. Mongol menyerang dinasti Saljuk dan Sultan Allaudin
II mati terbunuh. Sepeninggal Sultan Allaudin II, Saljuk terpecah menjadi dinasti-dinasti
kecil, dalam keadaan demikian, Utsman menyatakan kemerdekaannya dan berkuasa penuh
atas daerah yang dikuasainya. Maka sejak itulah kerajaan Utsmani dinyatakan berdiri, dan

1
Jaih Mubarok, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung:Pustaka Bani Quraisy, 2004), hlm.113.
2
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Dirasah Islamiyah II), (Bandung:PT Raja Grapindo Persada
2000), hlm.129.
Penguasa pertamanya adalah Usman, yang disebut juga dengan Usman I. Usman I
mengumumkan dirinya sebagai Padiansyah Ali Usman (Raja Besar keluarga Usman), tahun
699 H (1300 M), setapak demi setapak wilayah kerajaan dapat diperluasnya. Ia melakukan
ekspansi ke daerah perbatasan Bizantium dan menaklukan kota Brosseca tahun 1317 M.
Kemudian pada tahun 1326 M kota Brosseca dijadikan ibu kota kerajaan.3
Dan sejak itulah Turki Usmani menjadi sebuah dinasti Islam di Turki dengan
mewarisi wilayah kekuasaan yang pernah ditaklukkan oleh dinasti Turki Saljuq dan penguasa
pertamanya adalah Usman bin Erthogrul atau dikenal dengan Usman 1. Raja-raja Turki
Usmani memiliki gelar sultan sekaligus khalifah dan mereka mendapatkan kekuasaan secara
turun temurun. Dari sekian lamanya Turki Usmani berkuasa, yang diperkirakan kurang dari
625 tahun lamanya, ada empat puluh sultan yang bekuasa sebagai berikut:
1. Usman I 1281 M 21. Ibrahim 1640 M
2. Orkhan 1324 M 22. Muhammad IV 1648 M
3. Murad I 1360 23. Sulaiman II 1678 M
4. Bayazid I 1389 M 24. Ahmad II 1691 M
5. Muhammad I 1413 M 25. Musthafa II 1695 M
6. Murad II 1421 M 26. Ahmad III 1703 M
7. Muhammad II 1444 M 27. Mahmud I 1730 M
8. Murad II (menjabat 29. Musthafa III 1757 M
yang kedua kalinya) 1446 M 28. Usman III 1754 M
9. Muhammad II (menjabat 31. Salim III 1789 M
ketiga kalinya) 1451 M 30. Abdul Hamid I 1774 M
10.Bayazid II 1481 M 32. Musthafa IV 1807 M
11.Salim I 1512 M 33. Mahmud II 1808 M
12.Sulaiman I 1520 M 34. Abdul Majid I 1839 M
13.Salim II 1566 M 35. Abdul Azis 1861 M
14.Murad III 1574 M 36. Murad V 1876 M
15.Muhammad III 1594 M 37. Abdul Hamid II 1876 M
16.Ahmad I 1603 M 38. Muhammad Rasyid 1909 M
17.Musthafa I 1617 M 39. Muhammad VI Wahid al-Din 1918
M
18.Usman II 1618 M 40. Abdul Majid II 1922 M

3
Mukarom, pendidikan islam pada masa kerajaan Turki Utsmani 1300-1922M. Jurnal tarbiya (2015):112, diakses 15
november 2018.
19.Musthafa I (menjabat kedua kalinya) 1622 M
20.Murad IV 1623 M 4
Perluasan islam pada masa kerajaan usman semakin meluas, dari semenanjung
Balkan (Negeri-negeri Eropa Timur), kemudian kerajaan Usmaniyah melebarkan sayapnya
kesebelah timur, sehingga dalam waktu singkat, seluruh Persia dan irak yang dikuasai
kerajaan Safawiyah yang beraliran syi’ah dapat direbut.5 Selanjutnya menguasai Syam dan
Mesir sehingga, pada tahun 1516 M/ 923 H. Kerajaan Usman memegang kendali dunia islam,
dengan pusat pemerintahannya di Istanbul.
Pada periode ini, terlihat terbentuknya pemerintahan Formal Utsmaniyah, yang
bentuk intuisi tersebut tidak berubah selama empat abad. Kemudian pemerintah utsmaniyah
mengembangkan suatu system yang dikenal dengan sebutan yang bernama Millet (berasal
dari Bahasa Arab yang berarti Millah), yang mana kelompok agama dan suku minoritas
dapat mengurus masalah mereka sendiri tanpa intervensi dan kontrol yang banyak dari
pemerintah pusat.6 Setelah usman meninggal, selanjutnya digantikan oleh Orkhan (726 H/
1326 M. Pada masa pemerintahannya, kerajaan Turki Usmani dapat menaklukan Azmir
(Smirna) tahun 1327 M, Thawasyanli (1330 M), Uskandar (1338 M), Ankara (1354 M) dan
Gallipoli (1356 M), daerah ini adalah adalah bagian Benua Eropa yang pertama kali diduduki
Kerajaan Usmani.
Faktor penting yang mendukung atas keberhasilan dalam melakukan ekspansi adalah
keberanian, keterampilan, ketangguhan dan kekuatan militernya yang sanggup bertempur
kapan dan dimanapun berada. Kemajuan ekspansi pada masa awal Turki Usmani sempat
menimbulkan kecemasan bangsa-bangsa Eropa sehingga mereka belakangan mengerahkan
kembali pasukan salib. Pada tahun 1396 kekuatan Eropa yang dipimpin oleh pasukan Usmani
dalam peperangan di Nicopolis dan kota Vinecia yang diduduki oleh pasukan Usmani. Pada
tahun 1444 M Uskup gereja bersamaan dengan persekutuan militer yang digerakkan oleh raja
polandia, Hungaria, Naples, Transylvania, Serbia,Vinecia, dan Genoa melancarkan serangan
pasukan salib yang kesekian kalinya. Serangan mereka dapat dipatahkan di dalam peperangan
di Varna. Kekalahan demi kekalahan Eropa ini menyebabkan tidak tersisanya kekuatan Eropa
sehingga mereka tidak mampu menahan serangan pasukan muslim terhadap konstantinopel

4
Alaudin, PENDIDIKAN ISLAM MASA TIGA KERAJAAN ISLAM(SYAFAWI,TURKI USMANI DAN MUGHAL). Jurnal ulul
albab(2012):99. Diakses 15 november 2018.
5
Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik, (Jakarta: Prenada Media, 2003), hlm 247.
6
Mukarom, pendidikan islam pada masa kerajaan Turki Utsmani 1300-1922M. Jurnal tarbiya (2015):113, diakses 15
november 2018.
ditahun 1453 M. Dengan keberhasilan penaklukan Konstantinopel ini, seluruh ambisi umat
Islam untuk menundukkan imperium Romawi tercapailah sudah.7
Setelah Orkhan meninggal kemudian digantikan oleh Murad I, yang berkuasa pada
tahun (761 H/ 1359 M-789 H-1389 M), selain memantapkan keamanan dalam negeri, ia
melakukan perluasan ke daerah Benua Eropa. Ia dapat menaklukan Adrianopel kemudian
dijadikannya ibu kota kerajaan yang baru, Macedonia, Sopia, Salonia, dan seluruh utara
bagian yunani. Merasa cemas terhadap kemajuan ekspansi kerajaan ini ke Eropa, Paus
mengobarkan semangat perang. Sejumlah besar pasukan sekutu Eropa disiapkan untuk
memukul mundur Turki Usmani. Pasukan ini dipimpin oleh sijisman, raja Hongaria. Namun
sultan Bayazid I (1389-1403 M), pengganti Murod I, dapat menghancurkan pasukan sekutu
Kristen Eropa tersebut. Peristiwa ini merupakan catatan sejarah yang amat gemilang bagi
umat Islam.
Ekspansi kerajaan Usmani sempat terhenti beberapa lama, ketika ekspansi di
arahkan ke Konstantinopel. Tentara Mongol yang di pimpin oleh Timur Lenk, melakukan
serangan ke Asia kecil. Pertempuran hebat terjadi di Ankara tahun 1402 M. tentara Turki
Usmani mengalami kekalahan. Bayazid bersama putranya, Musa tertawan dan wafat dalam
tawanan tahun 1403 M. Setelah Timur Lenk meninggal dunia tahun 1405 M dan kesultanan
mongol terpecah-pecah, Turki Usmani melepaskan diri dari kekuasaan Mongol, selanjutnya
mengadakan perbaikan-perbaikan dan meletakan dasar-dasar keamanan dalam negeri. Usaha
ini diteruskan oleh Murad II (1421-1451 M) sehingga Turki Usmani mencapai puncak
kemajuannya pada Masa Muhammad II atau biasa disebut Muhamad al-fatih (1451 M). gelar
ini disandangnya setelah berhasil menaklukan benteng Konstantinopel dan diganti namanya
menjadi Istambul yang asal katanya Islambul (artinya Tahta Islam). Yang pada saat ini
sebagai benteng pertahanan terkuat kerajaan Bizantium.8

2. Faktor-faktor pendorong kemajuan Daulah Turki Utsmaniyah

Akulturasi buday pada masa Turki Utsmani ini menjadi penyebab kemajuan Dinasti
Turki Utsmani. Dimana keseluruhan kebudayaan turki merupakan percampuran dari berbagai
macam elemen yang berbeda-beda.dari bidang persia, yang berhubungan dengan oran Turki
bahkan sebelum mereka bermigrasi ke Asia Barat, lahirlah corak-corak yang artistik, pola-
pola yang indah, serta ide-ide politik yang mengangkat keagungan raja. Warisan-warisan
7
Alaudin, PENDIDIKAN ISLAM MASA TIGA KERAJAAN ISLAM(SYAFAWI,TURKI USMANI DAN MUGHAL). Jurnal ulul
albab(2012):101. Diakses 15 november 2018.
8
Harun Nasution, Islam ditinjau dari berbagai Aspek, (Jakarta. UI Press, 1985), hlm 84.
kebudayaan Asia tengah yang nomaden, bisa disebut diantaranya kebiasaaan mereka untuk
berperang dan menaklukkan, serta kecendrungan untuk berasimilasi.
Maka kemajuan-kemajuan pada daulah turki utsmani dapat dipetakkan menjadi
beberapa hal, diantaranya yaitu:
a) Pengelolaan dalam bidang pemerintahan dan reorganisasi militer
Penataan administrasi pemerintahan Turki Utsmani secara umum baru di mulai pada
masa Sultan Muhammad Fatih. Administrasi pemerintahan Turki Utsmani secara
komprehensif terbagi menjadi pemerintahan pusat, pemerintahan daerah, dan pemerintahan
lokal. Selanjutnya dibidang militer juga merupakan salah satu prestasi kemajuan yang
terbesar dari kerajaan Turki Utsmani. Kekuatan militer kerajaan Turki Utsmani terdiri atas
pasukan feodal, yenisseri, korps-korps khusus, dan pasukan pembantu dari angkatan darat
dan laut. Kerajaan Turki Utsmani sejak berdirinya dan khususnya sejak masa Muhammad Al-
fatih merupakan kekuatan militer yang tangguh dan baik di dunia sampai akhir abad ke-17.
b) Kemajuan dalam bidang perekonomian
Daerah kekuasaan yang luas memungkinkan kerajaan turki utsmani membangun
perekonomian kuat dan maju. Pada masa puncak kemajuannya, semua daerah dan kota
penting yang menjadi pusat perdagangan dan perekonomian jatuh ketangannya. Daerah-
daerah yang di taklukkan menjadi sumber perekonomian kerajaan Turki Utsmani. Hal ini di
sebabkan dalam setiap keberhasilan kerajaan mendapatkan rampasan perang, jizyah, dan
pajak sesudahnya. Begitu pula dengan dikuasai kota-kota dangang dan jalur perdagangan
dilaut dan didarat memungkinkan pula kerajaan memacu kemajuan ekonominya melalui
perdagangan.9
c) Kemajuan dalam bidang ilmu dan budaya
Dalam wilayah Turki Utsmani muncul tokoh-tokoh penting dalam bidang kebudayaan,
seperti pada abad-abad ke-16, 17, dan 18. Aliran yang di dirikan oleh Baki dan Fuzuli pada
abad ke-17, menekankan tradisi yang berbeda yang didasarkan pengaruh persia dan terutama
turki. Hasilnya ialah mundurnya gaya romantik menshevi, yang hanya terbatas pada karya-
karya singkat dari etika, berisi anekdot, sedangkan kaside turki menjadi alat yang menonjol
dari ekspresi puisi.
Kesungguhan usaha Kerajaan Turki Utsmani dalam kegiatan ilmu dan budaya hanya
terlihat dalam bidang hukum dan kebudayaan turki. Dalam bidang hukum dia berhasil
mengangkat syari’at islam pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang

9
Anis Jamil Mahdi, Dinasti Turki Utsmani(kejayaan dan faktor yang melatar belakangi keruntuhan dinasti tuki utsmani),
diakses 17 November 2018. http://watawasoubilhaqqi.blogspot.com/2017/11/dinasti-turki-usmani-kejayaan-dan.html.
diberikan oleh negara-negara islam lainnya. Bahkan, dalam arti tertentu negara islam pertama
yang mencoba pertama yang mencoba mengangkat syari’at islam sebagai hukumefektif bagi
negara dalam aspek kehidupan. Hal ini bisa dilihat pada masa sultan Muhammad Al-fatih
sisusunlah buku Qanun Usmane oleh kerajaan. Buku ini tidak hanya berisi perundang-
undangan legislatif, tetapi juga berisi himpunan peraturan dan praktik hukum lainnya. Pada
masa Sulaeman Al-qanuni disusun pula buku Multaqa Al-Abhur, buku yang terkenal dalam
bidang hukum yang membuat sultan sulaeman digelari al-qanuni. Buku ini menjadi standar
bagi Kerajaan Turki Utsmani di bidang hukum sampai akhir abad ke-19M.
Sementara dalam bidang arsitektur, khususnya pada masa sultan sulaeman al-qanuni,
dia menyempurnakan dalam memperindah ibu kota, serta kota-kota lainnya dengan
mendirikan masjid, sekolah, rumah sakit, istana, jembatan trowongan, jalur kereta dan
pemandian umum. Seorang arsitek kepercayaan kerajaan yang mengubah wajah kerajaan
Turki Utsmani menjadi indah adalah seorang muallaf bernama Sinan. Karya agung nya
adalah masjid Sulaimaniyah. Kebekuan kegiatan ilmu dan pemikiran tersebut disebabkan
oleh tertutupnya pintu ijtihad. Para ulama’ masih menutup pintu ijtihad dan kegiatan
penyelidikan ilmiah. Mereka sama sekali tidak tertarik untuk mengadakan ijtihad dan
melakukan penyelidikan ilmiah untuk mendapatkan pengetahuan baru. Bahkan mereka
menolak segala pemikiran baru. Padahal mereka adalah seorang yang sangat berwenang
dalam menyusun kebijaksanaan pendidikan dan pengajaran. Keadaan ini berlangsung sampai
permulaan abad ke-19M.
Jadi, kemajuan yang dicapai Turki Utsmani hanya dalam bidang politik, sosial, ekonomi
dan budaya. Kebudayaan Turki merupakan perpaduan antara kebudayaan persia, bizantium,
dan arab. Kebudayaan persia telah banyak menanamkan ajaran-ajaran etika dan tatakrama
dalam istana. Sedangkan dari budaya bizantium menghasilkan kemajuan dalam aspek
keorganisasian, kemiliteran, dan pemerintahan. Sedangkan dari kebudayaan Arab, mereka
mendapatkan ajaran tentang ekonomi, kemasyarakatan dan ilmu pengetahuan.

3. Faktor-faktor kemunduran atau runtuhnya Daulah Turki Utsmani

Setelah beberapa abad kerajaan Turki Utsmani memberikan sumbangsih sejarah


sebagai kerajaan Islam yang cukup besar wilayahnya yang pernah menguasai sebagian
belahan dunia setelah Daulah Umayyah dan Daulah Abbasiyah, Kerajaan ini mengalami
banyak sekali kemunduran dalam segala bidang. Baik dalam hal ekonomi, kebudayaan,
bahkan militer. Kemunduran Kerajaan turki Utsmani mulai tampak setelah meninggalnya
Sultan Sulaiman alQanuni tahun 974H/1566M. Karena Kerajaan Turki adalah kerajaan
besar maka kemunduran ini tidak terjadi cepat namun perlahan tapi pasti.10
Beberapa sebab kemunduran tersebut karena :
1. Wilayah kekuasaan yang sangat luas, administrasi pemerintahan bagi suatu negara
yang amat luas wilayahnya sangat rumit dan kompleks, sementara administrasi
pemerintahan kerajaan Utsmani tidak beres. Dipihak lain penguasa sangat berambisi
menguasai wilayah yang sangat luas sehingga mereka terlibat perang terus-menerus
dengan berbagai bangsa. Hal ini tentu menyedot banyak potensi yang seharusnya
dapat digunakan untuk membangun negara.
2. Heterogenitas penduduk, sebagai kerajaan besar Turki Usmani menguasai wilayah
yang amat luas mencakup Asia Kecil, Armenia, Irak, Siria, Hejaz, dan Yaman di Asia;
Mesir, Libia, Tunis, dan Aljazair di Afrika; di Bulgaria, Yunani, Yugoslavia,
Albania, Hongaria; di Rumania di Eropa. Wilayah yang luas itu didiami oleh
penduduk yang beragam baik dari segi agama, ras, etnis, maupun adat istiadat. Untuk
mengatur penduduk yang beragam dan tersebar di wilayah yang luas itu diperlukan
suatu organisasi pemerintah yang teratur.
3. Kelemahan para penguasa, sepeninggal sulaiman Al –Qanuni kerajaan Utsmani
diperintah oleh sultan-sultan yang lemah, baik dalam kepribadian terutama dalam
kepemimpinannya. Akibatnya pemerintahan menjadi kacau. Kekacauan itu tidak
pernah dapat diatasi secara sempurna bahkan semakin lama semakin semakin parah.
4. Budaya pungli, pungli merupakan perbuatan yang sudah umum terjadi dalam kerajaan
utsmani. Setiap jabatan hendak diraih oleh seseorang harus di bayar dengan sogokan
kepada orang yang berhak memberikan jabatan tersebut. Berjangkitnya budaya pungli
ini mengakibatkan dekadensi moral kian merajalela yang membuat pejabat semakin
rapuh.
5. Pemberontakan tentara Jenissari, kemajuan ekspansi kerajaan utsmani banyak
ditentukan oleh kuatnya tentara Jenissari. Dengan demikian dapat dibayangkan
bagaimana kalau tentara ini memberontak. Pemberontakan tentara Jenissari terjadi
sebanyak empat kali, yaitu pada tahun 1525 M,1632 M, 1727 M, dean 1826 M.

10
Bisri Djalil, kemunduran dan perkembangan politik turki utsmani. Jurnal lentera(2017):203. Diakses pada 19 November
2018.
6. Merosotnya ekonomi, akibat perang yang tak pernah berhenti perekonomian negara
merosot. Pendapatan berkurang sementara belanja negara sangat besar termasuk untuk
biaya perang.
7. Terjadinya stagnasi dalam lapangan ilmu dan teknologi kerajaan Utsmani kurang
berhasil dalam pengembangan ilmu kekuatan militer. Kemajuan militer yang tidak
diimbangi oleh kemajuan dan teknologi menyebabkan kerajaan ini tidak sanggup
mengahadapi persenjataan musuh dari Eropa yang lebih maju.

Sedangkan Syafiq Mughni memaparkan bahwa kemunduran Turki pada abad ke


XVII terjadi karena kemerosotan kondisi sosialekonomi dengan 3 sebab: pertama, ledakan
jumlah penduduk. Perubahan mendasar terjadi pada jumlah penduduk kerajaan sebagaimana
terjadi pada struktur ekonomi dan keuangan. Penduduk Turki bertambah dua kali lipat dari
sebelumnya. Kedua, lemahnya Perekonomian dalam Negeri. Kebijakan perekonomian dalam
negeri Turki dihadapkan pada kebijakan perekonomian baru yang didengungkan negara-
negara Eropa membuat perekonomian turki semakin terpuruk dan ditinggal relasinya. Ketiga,
munculnya Kekuatan Eropa. Munculnya kekuatan Politik baru di daratan Eropa dapat
dianggap secara umum sebagai faktor yang mempercepat keruntuhan kerajaan Turki
Uthmani. Munculnya kekuatan-kekuatan baru tersebut disebabkan beberapa penemuan
dalam teknologi di Eropa yang memacu bangkitnya kekuatan baru di bidang ekonomi
maupun militer. Hal ini tidak hanya merubah format hidup masyarakat Islam tetapi juga
keseluruhan umat manusia.11
Turki Utsmani yang berabad-abad menjadi sebuah kerajaan besar dengan peradaban
yang yang cukup tinggi memadukan budaya budaya besar Persi, Eropa dan Arab. Dengan
berjalannya waktu kerajaan Turki Utsmani mengalami kemunduran sejak abad ke XVII
Masehi berangsur-angsur daerah kekuasaannya terlepas atau direbut bangsa lain. Sebagai
puncaknya pada abad XX tepatnya Tahun 1923 Kerajaan Turki Utsmani runtuh,
kekhalifahannya dihapuskan dan diganti dengan Negara Republik. Meski demikian nama
negara tersebut masih menggunakan nama Turki karena nasionalisme mereka sebagai bangsa
Turki.12

PENUTUP
11
Syafiq Mughni, Sejarah Kebudayaan,.103-112
12
Bisri Djalil, kemunduran dan perkembangan politik turki utsmani. Jurnal lentera(2017):210. Diakses pada 19 November
2018.
a. Kesimpulan

Kerajaan Turki Usmani adalah sebuah dinasti Islam yang mewarisi wilayah
kekuasaan yang pernah ditaklukkan oleh dinasti Saljuq dan penguasa pertamanya adalah
Usman bin Erthogrul. Pada masa kepemimpinan Erthogrul sampai pada masa kepemimpinan
Orkhan menjadikan Turki sebagai negara yang berdasarkan sistem dan prinsip kemiliteran.
Semula kerajaan Usmani hanyalah sebuah kerajaan yang kecil, namun pada akhirnya menjadi
sebuah kerajaan yang besar karena mengadakan ekspansi terhadap wilayah-wilayah yang
disekitarnya. Kehidupan keagamaan dalam kerajaan Turki Usmani adalah sangat
diperhatikan, di mana ia terikat dengan syariat Islam.

b. Daftar Pustaka

 Mubarok,Jaih. “Sejarah Peradaban Islam” (Bandung:Pustaka Bani Quraisy,


2004)
 Yatim,Badri. “Sejarah Peradaban Islam (Dirasah Islamiyah II)” (Bandung:PT
Raja Grapindo Persada, 2000)
 Mukarom. “pendidikan islam pada masa kerajaan Turki Utsmani 1300-1922M.”
Jurnal tarbiya (2015)
 Alaudin.”pendidikan islam masa tiga kerajaan islam(syafawi,turki, dan
mughal).” Jurnal ulul albab(2012)
 Mahdi,Anis Jamil.” Dinasti Turki Utsmani(kejayaan dan faktor yang melatar
belakangi keruntuhan dinasti tuki utsmani”
http://watawasoubilhaqqi.blogspot.com/2017/11/dinasti-turki-usmani-kejayaan-
dan.html
 Djalil,Bisri.”kemunduran dan perkembangan politik turki utsmani.” Jurnal
lentera(2017)

Anda mungkin juga menyukai