Anda di halaman 1dari 10

DAMPAK KENAIKAN HARGA BAHAN POKOK BAGI MASYARAKAT

Akhdan Agung Pasha


Setyawan fajar
Novalia agung wardjito ST.M.I.kom

Fikom UPDM(B) JAKARTA


Email:Akhdanagung0308@gmail.com

ABSTRAK

“DAMPAK KENAIKAN HARGA BAHAN POKOK BAGI MASYARAKAT.” Penelitian


ini bertujuan untuk mengetahui dampak kenaikan harga bahan pokok terhadap daya beli
masyarakat, Mengetahui upaya pemerintah untuk meningkatkan daya beli masyarakat, Dalam
penelitian ini penulis menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif yaitu dengan mengadakan analisis data
secara induktif dan bersifat deskriptif dengan mengungkap fakta yang ada dilapangan untuk
memberikan gambaran tentang permasalahan yang terjadi di lapangan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kenaikan harga sembilan bahan pokok sangat berpengaruh terhadap
daya beli masyarakat, upaya yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan daya beli
masyarakat melalui program pemberdayaan petani serta program pemberdayaan
kewirausahaan telah direspon positif oleh masyarakat sebagai program yang berbasis sosial
kemasyarakatan.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Definisi barang menurut Wikipedia, yaitu sebagai suatu produk fisik (berwujud, tangible)
yang dapat diberikan pada seorang pembeli dan melibatkan perpindahan kepemilikan dari
penjual ke pelanggan, sedangkan pengertian pokok yaitu utama atau keutamaan. Maka dapat
diartikan bahwa kebutuhan pokok adalah barang produksi yang paling utama bagi
masyarakat. Pembahasan ini berjudul Dampak kenaikan harga barang pokok bagi konsumen
dari kalangan menengah ke-bawah sampai kalangan menengah ke-atas, yang membahas
tentang kenaikan harga yang menimbulkan beberapa dampak bagi konsumen secara
umumnya. Kenaikan harga merupakan ketetapan dari pemerintah yang kadang kala dapat
menimbulkan efek bagi masyarakat. Kenaiakan harga bagi kalangan menengah ke-atas
mungin sesuatu yang tidak terlalu mengejutkan, namun kita harus melihat pada kalangan
menengah ke-bawah kenaikan harga barang pokok kadang membuat mereka kesulitan untuk
mendapatkan kebutuhan setiap harinya. Namun apa boleh buat semua tergantung dari
pemerintah yang menanganinya dan menjalankan semua peraturan demi kelangsungan
Negara dan warga negaranya.
Mengapa kenaikan harga barang pokok dapat menimbulkan dampak ? Karena barang
pokok merupakan barang utama yang merupakan pendamping bagi kelangsungan hidup
manusia sehingga kenaikan harga barang pokok seringkali mengakibatkan kericuhan /
kerusuhan yang dapat merusak beberapa fasilitas umum. Kerusakan tersebut tidak lain
diakibatkan oleh masa yang berdemo, dan pada akhirnya pemerintah harus membenahi
kembali fasilitas yang rusak tersebut.
Dampak dari kenaikan harga barang pokok dapat menimbulkan beberapa masalah, namun
semua keputusan itu kembali kepada Pemerintah yang menanganinya. Jika warga tidak
setujui atas keputusan pemerintah warga pun tidak akan segan – segan untuk berunjuk rasa
dan tak sedikit pula merusak fasilitas umum. Seperti hal nya kemarin, rencana pemerintah
pada bulan April akan menaikan harga BBM, namun kerusuhan terjadi dimana – mana
sehingga pemerintah menunda dahulu kenaikan tersebut. Kenaikan harga barang pokok
memang dianggap berap bagi sebagian masyarakat, karena kebutuhan manusia
ketergantungan kepada barang pokok.
Pengertian
            Dampak kenaikan harga barang pokok bagi kelangsungan hidup manusia dari
kalangan menengah ke-bawah sampai kalangan menengah ke-atas membahas tentang
bagaimana akibat yang ditimbulkan dari kenaikan harga barang pokok yang merupakan
barang yang paling penting untuk kelangsungan hidup manusia.
Tujuan
            Memahami dampak akibat kenaikan harga barang pokok yang ditimbulkan dari
kalangan menengah ke-bawah samapi kalangan menengah ke-atas.
Kegunaan
            Semua warga dapat mengetahui

KENAIKAN HARGA
A.   Kenaikan Harga
       Kenaikan harga adalah masalah ekonomi atau masalah kenaikan harga dapat dikatakan
masalah ekonomi makro. Mengapa kenaikan harga ini menjadi suatu masalah? Hal ini karena
kenaikan harga dapat mempengaruhi kesejahteraan konsumen dan produsen, termasuk
pemerintah.
       Jika dilihat dari segi konsumen maka dengan adanya kenaikan harga maka daya beli
konsumen akan menurun dengan syarat pendapatan tidak naik. Masalah daya beli konsumen
berarti masalah kemampuan konsumen dalam membeli barang atau jasa yang dibutuhkan dan
diinginkan yang harganya mengalami kenaikan tersebut. Jadi jika suatu barang dan jasa
mengalami kenaikan pada harganya maka jumlah yang diminta terhadap barang atau jasa
tersebut akan menurun dengan asumsi faktor lain dianggap tetap, ceteris paribus. Karena
berkurangnya jumlah barang atau jasa yang dibeli yang mengalami kenaikan harga maka
kepuasan konsumen terhadap barang atau jasa tersebut menjadi berkurang juga. Contohnya,
jika harga beras mengalami kenaikan maka konsumen yang mengkonsumsi beras akan
mengurangi pembelian terhadap beras (walaupun elastisitasnya kecil) dan hal ini jelas sekali
terjadi pada masyarakat kebanyakan terutama pada masyarakat yang berpendapatan rendah.
Kasus yang ada adalah bahwa masyarakat tersebut mulai mensiasatinya dengan nasi aking
atau menambah ubi pengganti kekurangan beras. Dalam hal ini secara riil sebenarnya
kepuasan konsumen telah menurun. Begitu juga dengan efek kenaikan harga suatu bahan
baku yang mempengaruhi rentetan produk yang dihasilkan selanjutnya. Misalnya terjadi
kenaikan harga kedelai maka harga tahu dan tempe akan mengalami kenaikan. Sehingga para
pecinta tahun dan tempe akan dirugikan dalam hal ini. Hal ini mengindikasikan bahwa
kenaikan harga merugikan konsumen. Dari segi produsen. Maka produsen akan dapat juga
dirugikan jika terjadi kenaikan harga. Kenaikan harga ini akan mempengaruhi pendapatan
produsen dan turut mempengaruhi kesejahteraan produsen. Contohnya, jika terjadi kenaikan
harga kedelai, maka para penjual kedelai akan siap dirugikan karena permintaan terhadap
kedelai akan menurun. Hal ini karena konsumen akan membeli produk subtitusi atau
mengurangi pembelian kedelai dan mengalihkannya pada yang lain. Hal ini akan merugikan
produsen kedelai. Begitu juga dengan produk rentetan dari bahan kedelai. Misalnya produsen
tahu dan tempe, pedagang gorengan tahu dan tempe, pasti akan mengalami efek kerugian
akibat kenaikan harga kedelai. Jumlah kinsumen akan mengalami penurunan. Padahal
konsumen adalah kunci dari bertahan dan berkembangnya suatu bisnis
 Fakta menunjukkan banyak pebisnis yang bangkrut akibat kenaikan harga pada bahan
baku atau produk yang mereka jual. Untuk pemerintah, masalah-masalah yang diakibatkan
oleh adanya kenaikan harga ini adalah masalah yang menjadi tanggung jawab dari
pemerintah, itu seharusnya. Rakyat miskin yang bertambah penderitaannya akibat kenaikan
harga adalah tanggung jawab pemerintah untuk mengatasinya. Berikutnya, pabrik atau bisnis-
bisnis yang bangkrut atau terjadinya pengurangan pekerja yang berarti terciptanya
pengangguran maka hal ini adalah masalah ekonomi makro yang menjadi masalah pada
pemerintah. Jadi kenaikan harga akan berdampak negatif pada suatu negara yang meliputi
kosumen, produsen dan pemerintah itu sendiri.
B.   Mensiasati Kenaikan Harga
a.       Untuk konsumen
       Dalam mensiasati kenaikan harga maka konsumen dapat menggunakan barang subtitusi.
Barang subtitusi adalah barang yang dapat mengganti fungsi dari barang lain. Konsumen
dapat membeli barang subtitusi dan menurunkan pembelian terhadap barang yang mengalami
kenaikan harga. Contoh, terjadi kenaikan harga tahu. Maka para konsumen tahu dapat
menurunkan pembelian terhadap tahu dan untuk menutupi kerugian karena berkurangnya
tahu yang dibeli maka dapat dibeli barang subtitusinya. Misalnya menurunkan pembelian
tahu dan membeli telur. Atau jika terjadi kenaikan harga minyak goreng maka mengalihkan
membuat masakan yang jenis gulai. Konsumen dituntut kreatif dalam mensiaati kenaikan
harga. Pikirkan alternatif-alternatif lain yang memungkinkan yang membuat kantong
konsumen tidak tipis akibat kenaikan harga suatu barang. Dengan berpikir, berpikir dan
berpikir maka konsumen dapat mengatasi masalah kenaikan harga. Atau bila terjadi kenaikan
terhadap beras maka konsumen dapat menurunkan membeli beras dan meningkatkan
pembelian barang subtitusi seperti ubi , menambah sayur-sayuran, atau beras dijadikan
lontong. Konsumen jangan sok-sok kaya dan gengsi memakan ubi padahal ubi bisa
mengenyangkan. Saya sendiri pernah berkali-kali cuma makan nasi satu kali sehari pada
malamnya dan siangnya cuma makan lontong yang murah atau cuma makan tahu goreng
sebanyak 4 unit. Orang miskin dengan penderitaannya akibat kenaikan harga beras malah
dapat berpikir kreatif otaknya untik membuat nasi aking. Hal ini dapat anda lihat di program
berita di televisi. Orang China rela makan bubur encer dalam rangka berhemat. Konsumen
tidak mempunyai daya untuk menentukan harga suatu komoditi jadi inisiatif dan kreatifitas
konsumen dituntut dalam hal ini untuk mensiasati kenaikan harga. Yang kedua yang dapat
dilakukan konsumen adalah dengan cara menambah pendapatannya. Kenaikan harga sangat
merugikan orang-orang yang berpendapatan rendah dan berpendapatan tetap. Karena itu jika
konsumen mampu untuk menambah penghasilannya maka dengan penghasilan tambahan
tersebut maka mereka dapat memenuhi kebutuhannya yang berkurang akibat kenaikan harga.
Mengingat kesejahteraan itu relatif sifatnya maka walaupun ada penggantian konsumsi
terhadap barang-barang tertentu maka bila konsumen memiliki konsep kesejahteraan
tersendiri maka masalah kesejahteraan akibat kenaikan harga dapat teratasi.
b.      Untuk Produsen 

       Produsen dapat menurunkan kapasitas produk. Produsen dapat menurunkan kepadatan
atau ukuran dari produknya. Misalnya, pedagang gorengan dapat mengurangi ukuran atau
kepadatan dari gorengan yang dijualnya. Hal iini memang akan menurunkan jumlah
konsumen tapi penurunan jumlah konsumen lebih kecil dibanding jika pedagang tersebut
mempertahankan ukuran dan kepadatan gorengan seperti biasanya tapi menaikkan harga. Hal
ini disebabkan konsumen yang lebih peka terhadap harga yang naik dibanding dengan
penurunan ukuran atau kepadatan produk. Memang produsen akan mengalami penurunan
jumlah konsumen (akibat pengalihan konsumsi oleh konsumen) , laba produsen dapat
mengalami penurunan juga. Tapi yang jelas produsen jangan sampai mengalami
kebangkrutan. Untuk mengatasi masalah penurunan jumlah konsumen dan laba ini maka
podusen dituntut kreatif dan inovatif. Produsen dituntut kreatif dan inovatif dalam mengolah
komposisi bahan baku dan bahan pelengkap alternatif. Produsesn dapat mengganti komposisi
bahan produknya sehingga biayanya dapat lebih terjangkau dan harga yang ditetapkan juga
dapat terjangkau oleh konsumen.     Produsen hendaknya jangan terlalu kaku dengan sisitem
yang telah ada. Mau tidak mau yang namanya perubahan itu pasti ada di dunia ini dan bisnis
harus bisa mengatasinya agar tidak dirugikan oleh perubahan. Jika terjadi kenaikan harga
maka produsen dapat berpikir positif dengan menjadikan kondisi tersebut sebagai kesempatan
untuk berkreasi dan berinovasi dalam pembuatan produk. Misalnya pedagang tahu dapat
mengganti produknya menjadi ubi goreng spesial, kentang goreng spesial dan lain-lain. Yang
penting kekreatifan dan inovatif dalam mensiasati kenaikan harga. Selanjutnya produsen
dapat menurunkan jumlah produksi produk yang mengalami kenaikan harga.dan
meningkatkan atau membuat produk tambahan untuk menambah penghasilan sebagai solusi
atas kerugian yang ditimbulkan pada produk yang mengalami kenaikan harga yang
menurunkan jumlah konsumen. Misalnya, pedagang tahu goreng tetap memproduksi tahu
goreng dengan adanya pengurangan jumlah produksi dan membuat produk lain sebagai
tambahan seperti kentang atau ubi goreng. Sekali lagi kekreatifan dan keinovatifan tetap
diperlukan dalam hal ini. Mari berpikir,berpikir dan berpikir untuk mengatasi masalah
apapun.

c.       Untuk Pemerintah
       Campur tangan pemerintah sangat diperlukan dalam mengatasi masalah kenaikan harga.
Depresi tahun 1930-an menyatakan mekanisme pasar bebasnya ekonomi klasik tidak dapat
mengatasi masalah tersebut. Ahli Ekonomi Keynes mengatakan bahwa peran pemerintah
dapat mengatasi masalah-masalah ekonomi pada suatu negara termasuk kenaikan harga.
Menurut Keynes, masalah kenaikan harga dapat diatasi bila ada campur tangan pemerintah
melalui kebijakannya, begitu juga dengan masalah-masalah ekonomi lainnya karena masalah-
masalah ekonomi bila dibiarkan saja seperti pada prinsip mekanisme pasar bebas maka tidak
dapat mengatasi masalah-masalah tersebut dan hal ini terbukti pada depresi tahun 1930-an.
Karena itu dalam mensiasati kenaikan harga, apalagi untuk kebutuhan pokok maka sangat
diperlukan peran pemerintah. Pemerintah harus segera matia-matian, berpikir dan bekerja
keras untuk mengatasi masalah tersebut. Hal ini untuk kesejahteraan masyarakat dan negara
itu sendiri. Pemerintah harus betul-betul mencari akar masalah kenaikan harga tersebut dan
segera mencari solusi dan membuat kebijakan untuk mengatasinya dimana kebijakan tersebut
jangan sampai merugikan salah satu pelaku ekonomi seperti konsumen dan produsen.
Kebijakan-kebijakan tersebut dapat berupa kebijakan tarif, pajak, subsidi, suplai, demand,
atau kebijakan harga.
       Pada prinsipnya kenaikan harga menyebabkan menyebabkan masalah pada masyarakat
dan pemerintah. Tapi hal ini juga harus jadi pelajaran untuk masyarakat dan pemerintah.
Untuk masyarakat, dengan kenaikan harga maka kekreatifan dan keinovatifan sangat
diperlukan untuk mengatasi kenaikan harga. Untuk pemerintah, pemikiran, usaha yang
maksimal dalam bentuk kebijakan pemerintah sangat diperlukan. Pemerintah harus cepat
tanggap dalam mengatasi kenaikan harga. Dengan adanya usaha dari masyarakat itu sendiri
yang dibarengi dengan usaha pemerintah maka kenaikan harga dapat diatasi.

DAMPAK KENAIKAN HARGA


A.   DAMPAK INFLASI
·         Pekerja dengan gaji tetap sangat dirugikan dengan adanya Inflasi.
·         Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah atau tidaknya
inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat
mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat
orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam
masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan
perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak
bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi danproduksi karena harga
meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri
atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi
harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.
·         Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan. Kita ambil
contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990. Pada tahun 1990, uang pensiunnya
cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003 -atau tiga belas tahun
kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya,
uang pensiunnya tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya, orang
yang mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti misalnya pengusaha, tidak
dirugikan dengan adanya inflasi. Begitu juga halnya dengan pegawai yang bekerja di
perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi.
·         Inflasi juga menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata uang semakin
menurun. Memang, tabungan menghasilkan bunga, namun jika tingkat inflasi di atas bunga,
nilai uang tetap saja menurun. Bila orang enggan menabung, dunia usaha dan investasi akan
sulit berkembang. Karena, untuk berkembang dunia usaha membutuhkan dana dari bank yang
diperoleh dari tabungan masyarakat.
·         Bagi orang yang meminjam uang dari bank (debitur), inflasi menguntungkan, karena pada
saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat
meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami
kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat
peminjaman.
·         Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi
daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong untuk
melipatgandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar). Namun, bila inflasi
menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan produsen, maka
produsen enggan untuk meneruskan produksinya. Produsen bisa menghentikan produksinya
untuk sementara waktu. Bahkan, bila tidak sanggup mengikuti laju inflasi, usaha produsen
tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).
·         Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara,
mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif,
kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran,
dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.
B.   PENYEBAB INFLASI
       Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan (kelebihan
likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua adalah desakan(tekanan) produksi dan/atau
distribusi (kurangnya produksi (product or service) dan/atau juga termasuk kurangnya
distribusi).[rujukan?] Untuk sebab pertama lebih dipengaruhi dari peran negara dalam
kebijakan moneter (Bank Sentral), sedangkan untuk sebab kedua lebih dipengaruhi dari peran
negara dalam kebijakan eksekutor yang dalam hal ini dipegang oleh Pemerintah
(Government) seperti fiskal (perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif), kebijakan
pembangunan infrastruktur, regulasi, dll.
       Inflasi tarikan permintaan (Ingg: demand pull inflation) terjadi akibat adanya permintaan
total yang berlebihan dimana biasanya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasar sehingga
terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya
volume alat tukar atau likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap barang dan jasa
mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi tersebut.
Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga faktor
produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total
sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment dimanana biasanya
lebih disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas dipasar yang berlebihan. Membanjirnya
likuiditas di pasar juga disebabkan oleh banyak faktor selain yang utama tentunya
kemampuan bank sentral dalam mengatur peredaran jumlah uang, kebijakan suku bunga bank
sentral, sampai dengan aksi spekulasi yang terjadi di sektor industri keuangan.
       Inflasi desakan biaya (Ingg: cost push inflation) terjadi akibat adanya kelangkaan
produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan secara
umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya ketidak-lancaran aliran
distribusi ini atau berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata permintaan normal
dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum permintaan-penawaran, atau
juga karena terbentuknya posisi nilai keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat
pola atau skala distribusi yang baru. Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat
berbagai hal seperti adanya masalah teknis di sumber produksi (pabrik, perkebunan, dll),
bencana alam, cuaca, atau kelangkaan bahan baku untuk menghasilkan produksi tsb, aksi
spekulasi (penimbunan), dll, sehingga memicu kelangkaan produksi yang terkait tersebut di
pasaran. Begitu juga hal yang sama dapat terjadi pada distribusi, dimana dalam hal ini faktor
infrastruktur memainkan peranan yang sangat penting.
Meningkatnya biaya produksi dapat disebabkan 2 hal, yaitu : kenaikan harga, misalnya
bahan baku dan kenaikan upah/gaji, misalnya kenaikan gaji PNS akan mengakibatkan usaha-
usaha swasta menaikkan harga barang-barang.
C.   EFEK BURUK INFLASI
Menurut Sukirno (2004: 338), efek-efek buruk dari inflasi yaitu sebagai berikut :
-Inflasi dan Perkembangan Ekonomi
Inflasi yang tinggi tingakatnya akan menghambat perkembanganekonomi. Biaya yang
terus menerus naik menyebabkan kegiatan produktif sangat tidak menguntungkan. Maka
pemilik modal biasanya lebih suka menggunakan uangnya untuk tujuan spekulasi. Investasi
produktif akan berkurang dan tingkat kegiatan ekonomi akan menurun. Sebagai akibatnya
lebih banyak pengangguran akan terwujud.
Kenaikan harga-harga juga menimbulkan efek buruk pula ke atas perdagangan. Kenaikan
harga menyebabkan barang-barang Negara itu tidak dapat bersaing di pasaran internasional,
selanjutnya ekspor akan menurun. Sebaliknya, harga-harga produksi dalam negeri yang
semakin tinggi sebagai akibat inflasi menyebabkan barang-barang impor relatif murah, maka
lebih banyak impor yang dilakukan. Ekspor yang menurun dan diikuti oleh impor yang
bertambah menyebabkan ke tidak seimbangan dalam aliran mata uang asing. Kedudukan
neraca pembayaran akan memburuk.
-Inflasi dan Kemakmuran Rakyat
Disamping menimbulkan efek buruk ke atas kegiatan ekonomi Negara inflasi juga akan
menimbulkan efek-efek terhadap individu dan masyarakat.
-Inflasi akan menurunkan pendapatan riil orang-orang yang berpendapatan tetap. 
Pada umumnya kenaikan upah tidaklah secepat kenaikan harga-harga. Maka inflasi akan
menurunkan upah riil individu-individu yang berpendapatan tetap. Sehingga daya beli
masyarakat juga akan menurun.
-Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang.
Sebagian kekayaan masyarakat disimpan dalam bentuk uang. Simpanan di bank, simpanan
tunai, dan simpanan dalam institusi-institusi keuangan lain merupakan simpanan keuangan.
Nilai riilnya akan menurun apabila inflasi berlaku
-Memperburuk pembagian kekayaan
Telah ditunjukkan bahwa penerima pendapatan tetap akan menghadapi kemorosotan dalam
nilai riil pandapatnya, dan pemilik kekayaan bersifat keuangan mengalami penurunan dalam
nilai riil kekayaannya. Juga sebagian penjual/pedagang dapat mempertahankan nilai riil
pendapatannya. Dengan demikian inflasi menyebabkan pembagian pendapatan diantara
golongan berpendapatan tetap dengan pemilik-pemilik harta tetap dan penjual/pedagang akan
menjadi semakin tidak merata.

PENUTUP
A.   Kesimpulan
Kenaikan harga adalah masalah ekonomi atau masalah kenaikan harga dapat dikatakan
masalah ekonomi makro. Kenaikan harga dapat mempengaruhi kesejahteraan konsumen dan
produsen, termasuk pemerintah. Kenaikan harga pula dapat berdampak dan menyebabkan
efek buruk kepada masyarakat, baik itu kalangan menengah ke-bawah maupun kalangan
menengah ke-atas. Ketidak setujuan masyarakat terhadap inflasi dapat disalurkan dengan
beberapa cara contohnya adalah dengan berdemokrasi. Iflasi pada bahan pokok dapat
menylitkan kehidupan ekonomi masyarakat menengah ke-bawah. Jika kebutuhanpokok tidak
dapat terpenuhi dengan baik, kelangsungan hidup manusia akan terhambat.
B.   Saran
Sebaiknya sebelum melakukan inflasi masyarakat terlebih dahulu harus memperimbangkan
dahulu kondisi rakyat, apakah mereka siap menerima ataukan belumnya. Jika masyarakat
tidak siap atau tidak setuju atas inflasi yang dilakukan pemerintah, masyarakat tidak akan
segan – segan untuk menunjukan ketidak setujuannya misalnya dengan berdemonstasi dan
berunjuk rasa bahkan sampai merusak fasilitas umum yang seharusnya kita rawat. Dengan
demikian pemerintah harus membenahi kembali fasilitas yang rusak, dan membutuhkan biaya
yang tidak sedikit. Oleh karena itu pemerintah harus mengerti kondisi dan keadaan rakyat
sebelum mengambil langkan, namun rakyat juga harus mengerti keadaan pemerintah. Pada
intinya untuk menciptakan suasana yang damai kita harus senantiasa saling mengerti kondisi
dan keadaan.

Metode pemilihan
Masalah kenaikan harga kebutuhan pokok yang erjadi di indonesia menjelang bulan
puasa dan lebaran dari tahun ke tahun dipicu oleh banyakya jumlah permintaan. Naiknya
jumlah permintaan yang tidak di imbangi dengan pasokan barang yang terbatas maka sesuai
dengan hukum perminaan bahwasannya ketika permintaan naik dan penawaran turun harga
akan naik. Pada saat bulan puasa dan lebaran harga melonjak tinggi, karena jumlah
perminaan erus meningka sedangkan jumlah barang yang di tawarkan tetap malah cenderung
kurang. Tema besar untuk dunia saat ini, banyak persoalan - persoalan krusial yang
melandadan melintasi dimensi kemanusiaan.Jutaan masyarakat miskin seolah nasibnya
digantungkan pada krisis global, seperti naiknya harga BBM dan masalah ketahanan
pangan.Hal ini pun menjadi masalah serius Negara-negara di dunia, terutama Negara sedang
berkembang seperti Indonesia. Dengan terjadinya krisis global saat ini, pemerintah
menaikkan tarif bahan bakar minyak, tarif dasar listrik dan air. Dengan naiknya tarif-tarif
tersebut makaharga - harga sembilan bahan pokok (sembako) ikut naik dan tidak stabil.
Indonesia memiliki jumlah penduduk yang banyak dengan keadaan ekonomi yang berbeda -
beda. Sehingga yang merasakan penderitaan kenaikan harga-harga tersebut adalah rakyat
kecil, misalnya petani dan buruh.

DAFTAR PUSTAKA
Sukirno, Sadono. “Teori Pengantar Makro Ekonomi”. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta,
2004.
http://aguswibisono.com/2010/produk-komoditas-produk-dan-jasa/
http://ekonomi.kabo.biz/2011/12/efek-buruk-inflasi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Inflasi
http://nisaveela.blogspot.com/2010/10/dampak-positif-demonstrasi.html
http://www.pelita.or.id/baca.php?id=44135

Anda mungkin juga menyukai