ABSTRAK
KENAIKAN HARGA
A. Kenaikan Harga
Kenaikan harga adalah masalah ekonomi atau masalah kenaikan harga dapat dikatakan
masalah ekonomi makro. Mengapa kenaikan harga ini menjadi suatu masalah? Hal ini karena
kenaikan harga dapat mempengaruhi kesejahteraan konsumen dan produsen, termasuk
pemerintah.
Jika dilihat dari segi konsumen maka dengan adanya kenaikan harga maka daya beli
konsumen akan menurun dengan syarat pendapatan tidak naik. Masalah daya beli konsumen
berarti masalah kemampuan konsumen dalam membeli barang atau jasa yang dibutuhkan dan
diinginkan yang harganya mengalami kenaikan tersebut. Jadi jika suatu barang dan jasa
mengalami kenaikan pada harganya maka jumlah yang diminta terhadap barang atau jasa
tersebut akan menurun dengan asumsi faktor lain dianggap tetap, ceteris paribus. Karena
berkurangnya jumlah barang atau jasa yang dibeli yang mengalami kenaikan harga maka
kepuasan konsumen terhadap barang atau jasa tersebut menjadi berkurang juga. Contohnya,
jika harga beras mengalami kenaikan maka konsumen yang mengkonsumsi beras akan
mengurangi pembelian terhadap beras (walaupun elastisitasnya kecil) dan hal ini jelas sekali
terjadi pada masyarakat kebanyakan terutama pada masyarakat yang berpendapatan rendah.
Kasus yang ada adalah bahwa masyarakat tersebut mulai mensiasatinya dengan nasi aking
atau menambah ubi pengganti kekurangan beras. Dalam hal ini secara riil sebenarnya
kepuasan konsumen telah menurun. Begitu juga dengan efek kenaikan harga suatu bahan
baku yang mempengaruhi rentetan produk yang dihasilkan selanjutnya. Misalnya terjadi
kenaikan harga kedelai maka harga tahu dan tempe akan mengalami kenaikan. Sehingga para
pecinta tahun dan tempe akan dirugikan dalam hal ini. Hal ini mengindikasikan bahwa
kenaikan harga merugikan konsumen. Dari segi produsen. Maka produsen akan dapat juga
dirugikan jika terjadi kenaikan harga. Kenaikan harga ini akan mempengaruhi pendapatan
produsen dan turut mempengaruhi kesejahteraan produsen. Contohnya, jika terjadi kenaikan
harga kedelai, maka para penjual kedelai akan siap dirugikan karena permintaan terhadap
kedelai akan menurun. Hal ini karena konsumen akan membeli produk subtitusi atau
mengurangi pembelian kedelai dan mengalihkannya pada yang lain. Hal ini akan merugikan
produsen kedelai. Begitu juga dengan produk rentetan dari bahan kedelai. Misalnya produsen
tahu dan tempe, pedagang gorengan tahu dan tempe, pasti akan mengalami efek kerugian
akibat kenaikan harga kedelai. Jumlah kinsumen akan mengalami penurunan. Padahal
konsumen adalah kunci dari bertahan dan berkembangnya suatu bisnis
Fakta menunjukkan banyak pebisnis yang bangkrut akibat kenaikan harga pada bahan
baku atau produk yang mereka jual. Untuk pemerintah, masalah-masalah yang diakibatkan
oleh adanya kenaikan harga ini adalah masalah yang menjadi tanggung jawab dari
pemerintah, itu seharusnya. Rakyat miskin yang bertambah penderitaannya akibat kenaikan
harga adalah tanggung jawab pemerintah untuk mengatasinya. Berikutnya, pabrik atau bisnis-
bisnis yang bangkrut atau terjadinya pengurangan pekerja yang berarti terciptanya
pengangguran maka hal ini adalah masalah ekonomi makro yang menjadi masalah pada
pemerintah. Jadi kenaikan harga akan berdampak negatif pada suatu negara yang meliputi
kosumen, produsen dan pemerintah itu sendiri.
B. Mensiasati Kenaikan Harga
a. Untuk konsumen
Dalam mensiasati kenaikan harga maka konsumen dapat menggunakan barang subtitusi.
Barang subtitusi adalah barang yang dapat mengganti fungsi dari barang lain. Konsumen
dapat membeli barang subtitusi dan menurunkan pembelian terhadap barang yang mengalami
kenaikan harga. Contoh, terjadi kenaikan harga tahu. Maka para konsumen tahu dapat
menurunkan pembelian terhadap tahu dan untuk menutupi kerugian karena berkurangnya
tahu yang dibeli maka dapat dibeli barang subtitusinya. Misalnya menurunkan pembelian
tahu dan membeli telur. Atau jika terjadi kenaikan harga minyak goreng maka mengalihkan
membuat masakan yang jenis gulai. Konsumen dituntut kreatif dalam mensiaati kenaikan
harga. Pikirkan alternatif-alternatif lain yang memungkinkan yang membuat kantong
konsumen tidak tipis akibat kenaikan harga suatu barang. Dengan berpikir, berpikir dan
berpikir maka konsumen dapat mengatasi masalah kenaikan harga. Atau bila terjadi kenaikan
terhadap beras maka konsumen dapat menurunkan membeli beras dan meningkatkan
pembelian barang subtitusi seperti ubi , menambah sayur-sayuran, atau beras dijadikan
lontong. Konsumen jangan sok-sok kaya dan gengsi memakan ubi padahal ubi bisa
mengenyangkan. Saya sendiri pernah berkali-kali cuma makan nasi satu kali sehari pada
malamnya dan siangnya cuma makan lontong yang murah atau cuma makan tahu goreng
sebanyak 4 unit. Orang miskin dengan penderitaannya akibat kenaikan harga beras malah
dapat berpikir kreatif otaknya untik membuat nasi aking. Hal ini dapat anda lihat di program
berita di televisi. Orang China rela makan bubur encer dalam rangka berhemat. Konsumen
tidak mempunyai daya untuk menentukan harga suatu komoditi jadi inisiatif dan kreatifitas
konsumen dituntut dalam hal ini untuk mensiasati kenaikan harga. Yang kedua yang dapat
dilakukan konsumen adalah dengan cara menambah pendapatannya. Kenaikan harga sangat
merugikan orang-orang yang berpendapatan rendah dan berpendapatan tetap. Karena itu jika
konsumen mampu untuk menambah penghasilannya maka dengan penghasilan tambahan
tersebut maka mereka dapat memenuhi kebutuhannya yang berkurang akibat kenaikan harga.
Mengingat kesejahteraan itu relatif sifatnya maka walaupun ada penggantian konsumsi
terhadap barang-barang tertentu maka bila konsumen memiliki konsep kesejahteraan
tersendiri maka masalah kesejahteraan akibat kenaikan harga dapat teratasi.
b. Untuk Produsen
Produsen dapat menurunkan kapasitas produk. Produsen dapat menurunkan kepadatan
atau ukuran dari produknya. Misalnya, pedagang gorengan dapat mengurangi ukuran atau
kepadatan dari gorengan yang dijualnya. Hal iini memang akan menurunkan jumlah
konsumen tapi penurunan jumlah konsumen lebih kecil dibanding jika pedagang tersebut
mempertahankan ukuran dan kepadatan gorengan seperti biasanya tapi menaikkan harga. Hal
ini disebabkan konsumen yang lebih peka terhadap harga yang naik dibanding dengan
penurunan ukuran atau kepadatan produk. Memang produsen akan mengalami penurunan
jumlah konsumen (akibat pengalihan konsumsi oleh konsumen) , laba produsen dapat
mengalami penurunan juga. Tapi yang jelas produsen jangan sampai mengalami
kebangkrutan. Untuk mengatasi masalah penurunan jumlah konsumen dan laba ini maka
podusen dituntut kreatif dan inovatif. Produsen dituntut kreatif dan inovatif dalam mengolah
komposisi bahan baku dan bahan pelengkap alternatif. Produsesn dapat mengganti komposisi
bahan produknya sehingga biayanya dapat lebih terjangkau dan harga yang ditetapkan juga
dapat terjangkau oleh konsumen. Produsen hendaknya jangan terlalu kaku dengan sisitem
yang telah ada. Mau tidak mau yang namanya perubahan itu pasti ada di dunia ini dan bisnis
harus bisa mengatasinya agar tidak dirugikan oleh perubahan. Jika terjadi kenaikan harga
maka produsen dapat berpikir positif dengan menjadikan kondisi tersebut sebagai kesempatan
untuk berkreasi dan berinovasi dalam pembuatan produk. Misalnya pedagang tahu dapat
mengganti produknya menjadi ubi goreng spesial, kentang goreng spesial dan lain-lain. Yang
penting kekreatifan dan inovatif dalam mensiasati kenaikan harga. Selanjutnya produsen
dapat menurunkan jumlah produksi produk yang mengalami kenaikan harga.dan
meningkatkan atau membuat produk tambahan untuk menambah penghasilan sebagai solusi
atas kerugian yang ditimbulkan pada produk yang mengalami kenaikan harga yang
menurunkan jumlah konsumen. Misalnya, pedagang tahu goreng tetap memproduksi tahu
goreng dengan adanya pengurangan jumlah produksi dan membuat produk lain sebagai
tambahan seperti kentang atau ubi goreng. Sekali lagi kekreatifan dan keinovatifan tetap
diperlukan dalam hal ini. Mari berpikir,berpikir dan berpikir untuk mengatasi masalah
apapun.
c. Untuk Pemerintah
Campur tangan pemerintah sangat diperlukan dalam mengatasi masalah kenaikan harga.
Depresi tahun 1930-an menyatakan mekanisme pasar bebasnya ekonomi klasik tidak dapat
mengatasi masalah tersebut. Ahli Ekonomi Keynes mengatakan bahwa peran pemerintah
dapat mengatasi masalah-masalah ekonomi pada suatu negara termasuk kenaikan harga.
Menurut Keynes, masalah kenaikan harga dapat diatasi bila ada campur tangan pemerintah
melalui kebijakannya, begitu juga dengan masalah-masalah ekonomi lainnya karena masalah-
masalah ekonomi bila dibiarkan saja seperti pada prinsip mekanisme pasar bebas maka tidak
dapat mengatasi masalah-masalah tersebut dan hal ini terbukti pada depresi tahun 1930-an.
Karena itu dalam mensiasati kenaikan harga, apalagi untuk kebutuhan pokok maka sangat
diperlukan peran pemerintah. Pemerintah harus segera matia-matian, berpikir dan bekerja
keras untuk mengatasi masalah tersebut. Hal ini untuk kesejahteraan masyarakat dan negara
itu sendiri. Pemerintah harus betul-betul mencari akar masalah kenaikan harga tersebut dan
segera mencari solusi dan membuat kebijakan untuk mengatasinya dimana kebijakan tersebut
jangan sampai merugikan salah satu pelaku ekonomi seperti konsumen dan produsen.
Kebijakan-kebijakan tersebut dapat berupa kebijakan tarif, pajak, subsidi, suplai, demand,
atau kebijakan harga.
Pada prinsipnya kenaikan harga menyebabkan menyebabkan masalah pada masyarakat
dan pemerintah. Tapi hal ini juga harus jadi pelajaran untuk masyarakat dan pemerintah.
Untuk masyarakat, dengan kenaikan harga maka kekreatifan dan keinovatifan sangat
diperlukan untuk mengatasi kenaikan harga. Untuk pemerintah, pemikiran, usaha yang
maksimal dalam bentuk kebijakan pemerintah sangat diperlukan. Pemerintah harus cepat
tanggap dalam mengatasi kenaikan harga. Dengan adanya usaha dari masyarakat itu sendiri
yang dibarengi dengan usaha pemerintah maka kenaikan harga dapat diatasi.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kenaikan harga adalah masalah ekonomi atau masalah kenaikan harga dapat dikatakan
masalah ekonomi makro. Kenaikan harga dapat mempengaruhi kesejahteraan konsumen dan
produsen, termasuk pemerintah. Kenaikan harga pula dapat berdampak dan menyebabkan
efek buruk kepada masyarakat, baik itu kalangan menengah ke-bawah maupun kalangan
menengah ke-atas. Ketidak setujuan masyarakat terhadap inflasi dapat disalurkan dengan
beberapa cara contohnya adalah dengan berdemokrasi. Iflasi pada bahan pokok dapat
menylitkan kehidupan ekonomi masyarakat menengah ke-bawah. Jika kebutuhanpokok tidak
dapat terpenuhi dengan baik, kelangsungan hidup manusia akan terhambat.
B. Saran
Sebaiknya sebelum melakukan inflasi masyarakat terlebih dahulu harus memperimbangkan
dahulu kondisi rakyat, apakah mereka siap menerima ataukan belumnya. Jika masyarakat
tidak siap atau tidak setuju atas inflasi yang dilakukan pemerintah, masyarakat tidak akan
segan – segan untuk menunjukan ketidak setujuannya misalnya dengan berdemonstasi dan
berunjuk rasa bahkan sampai merusak fasilitas umum yang seharusnya kita rawat. Dengan
demikian pemerintah harus membenahi kembali fasilitas yang rusak, dan membutuhkan biaya
yang tidak sedikit. Oleh karena itu pemerintah harus mengerti kondisi dan keadaan rakyat
sebelum mengambil langkan, namun rakyat juga harus mengerti keadaan pemerintah. Pada
intinya untuk menciptakan suasana yang damai kita harus senantiasa saling mengerti kondisi
dan keadaan.
Metode pemilihan
Masalah kenaikan harga kebutuhan pokok yang erjadi di indonesia menjelang bulan
puasa dan lebaran dari tahun ke tahun dipicu oleh banyakya jumlah permintaan. Naiknya
jumlah permintaan yang tidak di imbangi dengan pasokan barang yang terbatas maka sesuai
dengan hukum perminaan bahwasannya ketika permintaan naik dan penawaran turun harga
akan naik. Pada saat bulan puasa dan lebaran harga melonjak tinggi, karena jumlah
perminaan erus meningka sedangkan jumlah barang yang di tawarkan tetap malah cenderung
kurang. Tema besar untuk dunia saat ini, banyak persoalan - persoalan krusial yang
melandadan melintasi dimensi kemanusiaan.Jutaan masyarakat miskin seolah nasibnya
digantungkan pada krisis global, seperti naiknya harga BBM dan masalah ketahanan
pangan.Hal ini pun menjadi masalah serius Negara-negara di dunia, terutama Negara sedang
berkembang seperti Indonesia. Dengan terjadinya krisis global saat ini, pemerintah
menaikkan tarif bahan bakar minyak, tarif dasar listrik dan air. Dengan naiknya tarif-tarif
tersebut makaharga - harga sembilan bahan pokok (sembako) ikut naik dan tidak stabil.
Indonesia memiliki jumlah penduduk yang banyak dengan keadaan ekonomi yang berbeda -
beda. Sehingga yang merasakan penderitaan kenaikan harga-harga tersebut adalah rakyat
kecil, misalnya petani dan buruh.
DAFTAR PUSTAKA
Sukirno, Sadono. “Teori Pengantar Makro Ekonomi”. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta,
2004.
http://aguswibisono.com/2010/produk-komoditas-produk-dan-jasa/
http://ekonomi.kabo.biz/2011/12/efek-buruk-inflasi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Inflasi
http://nisaveela.blogspot.com/2010/10/dampak-positif-demonstrasi.html
http://www.pelita.or.id/baca.php?id=44135