Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN MAKALAH

KEMAJUAN PERADABAN MASA DAULAH UTSMANI

DISUSUN OLEH
NAMA ANGGOTA KELOMPOK 3:
1. DHIFAUL FADLI
2. TRI FEBRIANSYAH
3. SUSAN
4. WIRNA EFRISA
5. ZAHWA MUTIA YAHYA
KELAS : XI IPA 1

GURU PEMBIMBING:

AGUSTIA VITA RAHMA,S.Pd.

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA


MAN 1 PASAMAN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, karunia dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “ Kemajuan Peradaban Islam Masa Daulah Utsmani ” dengan tepat
waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam, selain itu makalah ini bertujuan menambah wawasan bagi
pembaca maupun bagi penulis sendiri, kami selaku penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan memerlukan banyak
perbaikan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk meyempurnakan makalah ini.
Pada kesempatan ini, dengan tulus kami mengucapkan terima kasih kepada
ustadzah Agustia Vita Rahma, S.Pd selaku pembimbing dan semua pihak yang telah
memberikan partisipasinya dalam pembuatan makalah ini, sehingga penyusunan
makalah ini dapat berjalan dengan lancar.
Penulis selaku penyusun berharap semoga makalah ini ada guna dan
manfaatnya bagi para pembaca Amiin ya rabbal ‘alamin.

Lubuk Sikaping,18 September 2022


Penulis

Dhifaul Fadli, dkk

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A.Latar Belakang........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................2
C. Tujuan Penelitian...................................................................................................................3
D. Manfaat Penelitian.................................................................................................................3
1. Manfaat Praktis................................................................................................................3
2. Manfaat Akademik...........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................5
A.Kajian Teori............................................................................................................................5
1. Faktor Kemajuan Daulah Utsmani......................................................................................5
2.Kemajuan Kemiliteran dan pemerintahan............................................................................5
3.Kemajuan Bidang Perekonomian Daulah Utsmani..............................................................8
5. Kemajuan Keagamaan Pada Masa Daulah Utsmani...........................................................9
6. Biografi Sultan Sulaiman Al-Qanuni................................................................................10
BAB III PENUTUP.....................................................................................................................14
A.Kesimpulan...........................................................................................................................14
B. saran.....................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Sejarah telah memperlihatkan bahwasanya Islam pada masa awal sangat maju
dan berkembang dengan pesat bahkan menjadi pusat peradaban dunia. Kemajuan itu
disebabkan oleh Daulah-Daulah yang memerintah kekuasaan Islam mulai dari Daulah
Umayyah, Abbasiyah, Utsmaniyah dan masih banyak daulah lain yang membawa
Islam ke puncak kejayaan pada masanya. Pada saat Islam di bawah kepemimpinan
Daulah Abbasiyah periode akhir, Islam berada pada kehancuran karena serangan
Mongol di bawah pimpinan Khulagu Khan, di sisi lain Allah SWT mengahadirkan
para penguasa yang nantinya akan membawa Islam kembali ke puncak Kejayaannya,
yang menghadirkan para penguasa atau khalifah dari Daulah Utsmani.
Daulah Utsmani berasal dari salah satu suku di Turki Barat yaitu Suku Kay,
Daulah ini merupakan kekhalifahan yang sangat besar dalam sejarah Islam yang
berkuasa sekitar enam abad lamanya, dan memiliki pengaruh cukup siknifikan dalam
pengembangan wilayah Islam di Asia, Afrika dan Eropa. Bangsa Turki memiliki
peranan yang sangat penting dalam perkembangan peradaban Islam, pengembangan
kebudayaan maupun dalam perluasan wilayah (fatuhat) kekuasaan Islam.
Perluasan wilayah meliputi tiga Benua, kondisi yang demikian tersebut
memberikan gambaran Kesultanan ini telah memiliki sistem politik pemerintahan
yang teratur, kekuatan militer yang tangguh dalam rangka menjaga keamanan
teritorial, dan ekonomi yang mapan, korelasi dari tertatanya sistem pemerintahan
yang teratur tersebut dapat dilihat dari berbagai bidang misalnya dari bidang
pembangunan dan kebudayaan Kesultanan Turki Utsmani ini dengan nilai arsitektur
yang sangat tinggi pada saat itu, bahkan mengkin sampai saat ini.

1
Abad pertengahan di Eropa sering disebut sebagai zaman kemunduran, jika
dibandingkan dengan zaman klasik (Yunani-Romawi). Sebaliknya negara-negara
Arab pada abad pertengahan mengalami kemajuan namun sebaliknya negara- negara
Eropa mengalami kemerosotan dalam bidang kebudayaan dan kekuasaan.
Di antara negara-negara Arab pada masanya, Kesultanan Turki Utsmani
merupakan Kesultanan terbesar dan paling berkuasa, berdiri kurang lebih enam abad
(1299-1924). Adapun wilayah kekuasaannya sebagian besar menaklukkan wilayah
Afrika Utara yang telah dicapai pada masa kekuasaan Sultan Sulaiman Al- Qanuni
(1520-1566). Pada masa pemerintahannya ini sebagian besar wilayah Hungaria dan
Wina serta Rhodes dapat di duduki. Sehingga hampir seluruh wilayah Eropa dapat
ditaklukkan.
Turki Utsmani telah menunjukkan kehebatannya dalam menghadapi serangan
musuh, serangan-serangan perluasan yang di lakukannya langsung masuk dan
menguasai wilayah-wilayah penting termasuk penaklukan Konstantinopel di bawah
pimpinan Sultan Muhammad II ( Muhammad Al- Fatih). Selain itu Daulah Utsmani
dianggap sebagai Daulah yang mampu menghimpun kembali umat Islam setelah
mengalami kemunduran ilmu pengetahuan dan politik bahkan di semua bidang.
Munculnya kesultanan Turki Utsmani yang dipimpin oleh beberapa khalifah sehingga
menghasilkan corak kepemimpinan yang berbeda-beda, termasuk perbedaan dalam
pengambilan kebijakan-kebijakan yang ada pada waktu itu, baik dalam bidang sosial,
politik, pendidikan, dan lain sebagainya.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis bermaksud untuk melakukan
penelitian tentang “Kemajuan Peradaban Islam Masa Daulah Utsmani”.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja faktor yang menyebabkan kemajuan Daulah Utsmani ?
2. Bagaimana kemajuan kemiliteran dan pemerintahan pada masa Daulah
Utsmani ?

2
3. Bagaimana kemajuan bidang perekonomian Daulah Utsmani ?
4. Bagaimana kemajuan ilmu pengetahuan dan budaya Daulah Utsmani ?
5. Bagaimana kondisi keagamaan pada masa Daulah Utsmani ?
6. Siapa saja khalifah-khalifah yang membawa Daulah Utsmani ke puncak
kejayaan ?
7. Bagaimana biografi dan kebijakan yang dibuat oleh Sulaiman Al-Qanuni ?

C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui factor-faktor kemajuan Daulah Utsmani.
2. Mengetahui kemajuan bidang kemiliteran dan bidang pemerintahan pada
masa Daulah Utsmani.
3. Mengetahui kemajuan bidang perekonomian pada masa Daulah Utsmani.
4. Dapat mendeskripsikan kemajuan ilmu pengetahuan dan budaya Daulah
Utsmani.
5. Dapat mendeskripsikan kondisi keagamaan Daulah Utsmani.
6. Mengetahui khlaifah-khalifah yang membawa Daulah Utsmani ke puncak
kejayaan.
7. Mengetahui biografi dan kebijakan Sulaiman Al-Qanuni.

D. Manfaat Penelitian
Selain untuk tujuan penelitian penelitian sebagaimana yang di sebutkan di
atas, penulisan ini diharapkan dapat memberi manfaat, baik secara praktis dan
akademik.

1. Manfaat Praktis
Penelitian ini sebagai upaya memberikan pengetahuan yang lebih dan
berwawasan luas, khususnya dalam sejarah peradaban Islam dunia,
yang telah memberikan kontribusi besar maupun budaya.

3
2. Manfaat Akademik
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi semangat baru bagi seluruh
pelajar khususnya siswa MAN 1 PASAMAN untuk terus menambah
wawasan keislaman, dengan mengetahui sisi lain dari Daulah Utsmani,
khususnya mengenai kemajuan peradaban Islam Daulah Utsmani.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A.Kajian Teori

1. Faktor Kemajuan Daulah Utsmani


Daulah Utsmani berawal dari kerajaan kecil, lalu mengalami perkembangan
pesat, dan akhirnya sempat diakui sebagai negara adikuasa pada masanya dengan
wilayah kekuasaan yang meliputi bagian Afrika Utara, bagian barat Asia dan Eropa
bagian timur. Masa pemerintahannya berjalan dalam rentang waktu yang cukup
panjang sejak tahun 1299-1924 M, kurang lebih enam abad (600 tahun).
Tentunya capaian tersebut tidak di dapatkan secara mudah melainkan hasil
usaha kerja keras para penguasanya. Akibat kegigihan dan ketangguhan yang di
miliki oleh para pemimpin dalam mempertahankan Turki Utsmani membawa dampak
yang baik sehingga kemajuan-kemajuan dalam perkembangan wilayah Turki Utsmani
dapat diraihnya dengan cepat. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kemajuan
Daulah Utsmani adalah sebagai berikut:
a. Pengelolaan pemerintahan yang baik.
b. Keadaan perekonomian yang baik.
c. Penguasaan ilmu pengetahuan dan budaya.
d. Militer yang kuat dan gencar melakukan ekspansi.
Faktor-faktor tersebutlah yang membawa Daulah Utsmani ke puncak kejayaanya
sehingga menyebabkan Islam berkuasa di seluruh dunia pada masanya.

5
2.Kemajuan Kemiliteran dan pemerintahan
Penataan administrasi pemerintahan Turki Utsmani secara umum baru di
mulai pada masa Sultan Muhammad Fatih. Administrasi pemerintahan Turki Utsmani
secara komprehensif terbagi menjadi pemerintahan pusat, pemerintahan daerah, dan
pemerintahan lokal. Selanjutnya dibidang militer juga merupakan salah satu prestasi
kemajuan yang terbesar dari kerajaan Turki Utsmani. Kekuatan militer kerajaan Turki
Utsmani terdiri atas  pasukan feodal, yenisseri, korps-korps khusus, dan pasukan
pembantu dari angkatan darat dan laut. Kerajaan Turki Utsmani sejak berdirinya dan
khususnya sejak masa Muhammad Al-fatih merupakan kekuatan militer yang tangguh
dan baik di dunia sampai akhir abad ke-17. Para pemimpin Kesultanan Utsmani pada
masa-masa pertama adalah orang-orang yang kuat, sehingga kerajaan dapat
melakukan ekspedisi dengan cepat dan luas. Sultan merupakab penguasa tertinggi
selama pemerintahan Utsmani. Secara garis besar kepemimpinan Kesultanan Utsmani
dapat di kelompokkan menjadi lima periode. Adapun kelima periode itu adalah
sebagai berikut.
a. Periode pertama, yaitu masa pendirian dan pembentukan kekuasaan setelah
melepaskan diri dari dinasti Saljuk. Pada masa ini berlangsung dari tahun
1299 hingga tahun 1430-an M. Dengan demikian pemimpin kerajaan yang
termasuk ke dalam periode ini adalah Utsman, Orkhan, Murad I, Bayazid I,
dan Muhammad I.
b. Periode kedua, yaitu masa pembenahan, pertumbuhan, dan ekspansi besar-
besaran. Dimasa inilah kemenangan bagi Kesultanan Utsmani dengan ditandai
takluknya kota Konstantinopel yang kemudian dijadikan kota dengan dirubah
namanya dengan Istanbul. Periode ini berlangsung selama setengah abad
dengan enam Sultan, yaitu Murad II, Muhammad II, Bayazid II, dan Salim II.
c. Periode ketiga, merupakan periode dimana eksistensi kerajaan sudah mulai
teroyak akibat serangan dari luar. Bahkan banyak wilayah yang sudah lepas
dari kekuasaan Tuki Utsmani, misalnya Hungaria. Periode ini merupakan

6
periode terpanjang dengan kepemimpinan 15 sultan yaitu: Sulaiman I, Salim
II, Murad III, Muhammad III, Ahmad I, Mushafa I, Utsman II, Mustafa II,
Mutad IV, Ibrahim, Muhammad IV, Sulaiman II, Ahmad II, Mustafa III, dan
Ahmad III.
d. Periode keempat, yaitu masa dimana banyaknya gerakan separatis yang
mengakibatkan hilangnya secara perlahan-lahan kekuasaan Kesultanan
Utsmani. Dipimpin 8 sultan yaitu : Ahmad III, Mahmud I, Utsman III,
Mustafa III, Abdul Hamid I, Salim III, Mustafa IV, Mahmud II, dan Abdul
Majid I.
e. Periode kelima atau periode terakhir yaitu pada masa ini pengaruh barat sudah
mulai nampak, hal ini bisa dibuktikan dengan adanya administrasi ala barat.
Adapun 5 sultan tersebut adalah Abdul Aziz, Murad V, Abdul Hamid II,
Muhammad V dan Muhammad VI.
Dalam bidang militer, kerajaan ini untuk pertama kalinya memulai
mengorganisasikan kekuatan militer dengan baik dan teratur ketika kontak senjata
dengan Eropa. Ketika itu, pasukan tempur sudah memiliki taktik dan strategi
militer yang baik. Pecahnya perang dengan Byzantium mengilhami khalifah
Orkhan untuk mendirikan pusat pendidikan dan pelatihan militer sehingga
terbentuklah sebuah kesatuan militer yang di sebut yeniseri atau inkisariyah.
Yaitu organisasi militer baru, yakni jajaran militer Turki yang maoritas
anggotanya terdiri dari kelompok muda sufi dan para pemuda Kristen yang telah
memeluk Islam. Kebijakan militer ini kemudian di kembangkan oleh Murad
dengan membentuk sejumlah Korps atau cabang-cabang Yeniseri.
Dengan demikian militer Yeniseri ini berhasil mengubah negara Utsmani
yang baru lahir menjadi mesin perang paling kuat dam memberikan dorongan
sangat besar bagi penaklukan negeri-negeri non-muslim.
Dari seluruh sultan yang memimpin Turki Utsmani , Sultan Muhammad II
pantas untuk menyandang gelar Al-Fatih (sang penakluk) atas keberhasilannya

7
manaklukan kekuatan terakhir imperium Romawi Timur yang berpusat di kota
Konstantinopel pada tahun 1453.

3.Kemajuan Bidang Perekonomian Daulah Utsmani


Daerah kekuasaan yang luas memungkinkan kerajaan Turki Utsmani
membangun perekonomian yang kuat dan maju. Pada masa puncak kemajuannya,
semua daerah dan kota penting yang menjadi pusat perdagangan dan perekonomian
jatuh ke tangannya. Daerah-daerah yang ditaklukan menjadi sumber perekonomian
kerajaan Turki Utsmani. Hal ini disebabkan dalam setiap keberhasilan kerajaan
mendaptkan rampasan perang, jizyah, dan pajak sesudahnya. Begitu pula dengan di
kuasai kota-kota dagang dan jalur perdagangan di laut dan di darat memungkinkan
pula kerajaan memacu kemajuan ekonominya melalui perdagangan.
4.Kemajaun Bidang Imu Pengetahuan dan Budaya Daulah Utsmani
Daulah Utsmani awal mulanya merupakan sebuah suku yang nomaden.
Kebudayaan Turki Utsmani merupakan perpaduan bermacam-macam kebudayaan,
diantaranya adalah kebudayaan Persia, Byzantium, dan Arab. Dari kebudayaan
Persia, mereka banyak mengambil ajran ajaran etika dan tata karma dalam istana raja-
raja. Organisasi pemerintahan dan kemiliteran banyak mereka serap dari Byzantium.
Sedangkan ajaran-ajaran tentang prinsip ekonomi, sosial dan kemasyarakatan,
keilmuan dan huruf mereka terima dari bahsa Arab. Orang-orang Turki Utsmani
memang terkenal dengan bahasa yang suka dan mudah berasimilasi dengan bahasa
asing dan terbuka untuk menerima kebudayaan luar. Hal ini mungkin karena mereka
masih miskin dengan kebudayaan.
Sementara itu dalam bidang intelektual mereka memang tidak kelihatan
menonjol. Karena itulah, dalam khazanah intelektual Islam tidak menemukan
ilmuwan terkemuka dari Turki Utsmani. Namun demikian, mereka banyak berkibrah
dalam pengembangan seni arsitektur Islam berupa bangunan-bangunan yang indah,
seperti Masjid Al- Muhammadi atau mesjid Jami’ Sultan Muhammad Al Fatih,
masjid Agung Sulaiman dan mesjid abi ayyub al- Anshari, mesjid-mesjid tersebut

8
dihiasi dengan kaligrafi yang indah. Salah satu masjid yang memiliki kaligrafi yang
indah adalah masjid yang awalnya gereja Aya Shopia. Hiasan kaligrafi itu dijadikan
penutup gambar kristiani yang ada sebelumnya.
Pada masa Sulaiman di kota-kota besar dan kota-kota lainnya banyak di bagun
masjid, sekolah, rumah sakit, gedung, makam, jembatan, saluran air, villa dan
pemandian umum. Disebutkan bahwa 235 buah dari bangunan itu dibawah koordinasi
Sinin, Seorang arsitek Anatoli. Selain itu dalam bidang syair yang menonjol adalah
Nefi’ dan Syekh Al-Islam Zekeria Zad Yahyat Efend. Dalam bidang sastra, prosa
kerajaan Utsmani pada masa tersebut melahirkan dua tokoh yaitu Katib Celebi dan
Evia Celebi. Dalam kaitannya dengan ilmu pengetahuan, kerajaan Utsmani
mengalami kemunduran. Pada masa ini filsafat, ilmu sejarah, astronomi, kedokteran,
mekanik dan lain-lain tidak berkembang. Sementara di Eropa saat itu mengalami
kemajuan. Kekuatan militer tidak di imbangi oleh kemajuan ilmu dan teknologi, tidak
sanggup menghadapi persenjataan musuh dari Eropa yang lebih maju dan canggih,
dan pada akhirnya turki Utsmani runtuh karena banyak di serang oleh Eropa yang di
dukung oleh kecanggihan ang terus-menerus berkembang di tengan-tenganh mereka.

5. Kemajuan Keagamaan Pada Masa Daulah Utsmani


Dalam tradisi masyarakat Turki, agama mempunyai peranan besar dalam
aspek sosial dan politik seluruh masyarakat. Penggolongna masyarakat di dasarkan
pada agama, dan kerajaan sendiri sangan terikat dengan syari’at sehingga fatwa
ulama menjadi hukum yang berlaku. Karena itu ulama memiliki kedudukan penting
dan peran besar dalam kerajaan dan masyarakat. Mufti sebagai pejabat urusan agama
tertinggi berwenang memberi fatwa resmi terhadap fenomena dan problem
keagamaan yang dihadapi.
Selain itu tarekat juga mengalami kemajuan. Tarekat yang paling berkembang
adalah tarikat Bektasyi dan Tarekat Maulawi, kedua tarekat ini banyak dianut oleh
kalangan sipil dan militer. Di pihak lain, kajian-kajian ilmu keagamaan, seperti fiqih,

9
ilmu kalam, tafsir dan hadits boleh dikatakan tidak mengaalami perkembangan yang
berarti. Para penguaasa lebih cenderung untuk menegakkan suatu mazhab
keagamaandan menekan mazhab lainnya. Akibat kelesuan di bidang ilmu keagamaan
dan fanatik yang berlebihan, maka ijtihad tidak berkembang. Namun bagaimanapun
Turki Utsmani banyyak berjasa, terutama dalam perluasan wilayah kekuasaan Islam
ke Benua Eropa. Ekspansi ini untuk pertama kalinya lebih banyak ditujukan ke
Eropa Timur yang belum masuk ke dalam wilayah kekuasaan agama Islam.

6. Biografi Sultan Sulaiman Al-Qanuni


Sultan Sulaiman Al-Qanuni adalah khalifah yang membawa Daulah Utsmani
ke puncak kejayaannya.Namanya adalah Sulaiman Khan ibn Khalifah Salim Khan
ibn Khalifah Bayazid Khan. Khalifah Sulaiman Qanuni dilahirkan di kota Trabzun
pada tanggal 6 November 1469, sebuah kota yang terletak di Turki bagian timur laut
di kawasan pantai Laut Hitam. Nama ibunya adalah Ayse Hafsa Valide Sultan atau
sering disingkat Hafsa Sultan. Ayah Khalifah Sulaiman ialah Khalifah Selim I yang
memerintah Khilafah Turki Utsmani dari tahun 1512 hingga 1520. Saat dilahirkan,
ayahnya menjadi gubernur di Trabzun. Sejak kecil ia tumbuh dalam suasana
keilmuan, minat sastra, dekat dengan para ulama sastrawan, dan fuqaha‟. Sejak masa
muda, Khalifah Sulaiman Al-Qanuni dikenal sebagai sosok anak muda yang serius
dan tenang menghadapi masalah. Dia naik ke singgasana kekuasaan ketika baru
berusia 26 tahun. Khalifah Sulaiman termasuk sosok yang hati-hati dan tidak tergesa-
gesa dalam setiap tindakan. Sebelum mengambil tindakan, dia selalu memikirkan
resiko-resikonya, barulah kemudian mengambil keputusan. Jika keputusan sudah
diambil, dia tidak mundur walau selangkah. Dalam beberapa catatan sejarah, Khalifah
Sulaiman digambarkan sebagai seorang laki-laki yang tampan, tinggi, dan
berwibawa. Ada sebuah catatan menarik yang dibuat oleh Bartolomeo Contarini,
seorang utusan Republik Venesia, beberapa minggu setelah Khalifah Sulaiman naik
tahta. Ia mendeskripsikan Khalifah Sulaiman sebagai berikut: “Ia berusia 25 tahun,

10
tinggi, namun lincah, dan berkulit halus. Lehernya agak panjang, wajahnya pipih, dan
hidungnya bengkok. Ia memiliki kumis dan janggut; pembawaannya menyenangkan
meski kulitnya cenderung terlihat pucat. Konon ia adalah seorang tuan yang baik,
suka belajar, dan menjadi harapan masyarakat untuk menciptakan kemakmuran
dalam kekuasaannya.” Khalifah Sulaiman sangat mengagumi sosok Alexander
Agung, seorang raja dari Kekaisaran Macedonia, sebuah negara di daerah timur laut
Yunani.
Sejak usia tujuh tahun, Khalifah Sulaiman sudah mempelajari banyak bidang
keilmuan. Ia mengikuti pendidikan di sekolah Istana Topkapi di Konstantinopel.
Khalifah Sulaiman termasuk orang yang cerdas, bahkan genius. Ia dikenal mahir
menguasai ilmu-ilmu dalam bidang sains, sejarah, sastra, teologi, dan taktik militer.
Bahkan Khalifah Sulaiman orang yang akhirnya berhasil menerjemahkan Alquran ke
dalam bahasa Turki Utsmani, Arab, Serbia, Persia, dan Chagatai. Karier Khalifah
Sulaiman di mulai saat ia ditunjuk sebagai Gubernur Kaffa (Theodosia) pada saat
usianya baru 17 tahun, kemudian kariernya makin berkembang dengan menjabat
sebagai Gubernur Sarukhan (Manisa) setelah sebelumnya ia sempat memimpin di
Edirne. Karier Khalifah Sulaiman sebagai gubernur tidak begitu lama. Ketika
ayahnya, Khalifah Selim I, meninggal dunia pada tahun 1520, ia segera kembali ke
Konstantinopel dan melanjutkan kekuasaan ayahnya, Khalifah Selim I,
sebagai Khalifah Turki Utsmani ke-10. Pengangkatan Sulaiman menjadi
Khalifah tepat delapan hari setelah Khalifah Selim I wafat. Selama memimpin
Khilafah Turki Utsmani, khalifah Sulaiman sangat dicintai rakyatnya karena sifatnya
yang dermawan, adil, tegas, dan sangat memperhatikan kebutuhan rakyatnya.
Khalifah Sulaiman juga dikagumi karena tekadnya yang kuat, berani, dan mampu
mengobarkan semangat kepahlawanan dalam membela negara. Selain dikenal sebagai
seorang pemimpin perang yang tangguh, Khalifah Sulaiman juga dikenal sangat
menyukai bidang seni. Karena itulah, Khalifah Sulaiman nantinya banyak
mewariskan peninggalan yang bernilai seni sangat tinggi.5 Khalifah Sulaiman Al-

11
Qanuni adalah salah satu Khalifah yang sukses membawa Khilafah Turki Utsmani ke
masa keemasannya. Ia adalah seorang Khalifah yang gagah perkasa.Karena
kesuksesan dan kebesarannya, ia digelari “Muhtesem” (Agung) oleh penguasa-
penguasa di Eropa. Sedangkan di kerajaannya sendiri, ia digelari dengan sebutan Al-
Qanun (pembuat Kanun). Diceritakan bahwa pribadi Khalifah Sulaiman adalah
seorang raja yang baik, adil, berilmu, memiliki hobi membaca dan memiliki selera
humor juga. Dia juga Khalifah terlama yang pernah memimpin Khilafah Turki
Utsmani selama 46 tahun dan memimpin langsung 13 ekspansi.
Ia berhasil memperluas wilayah kekuasaan Turki Utsmani ke beberapa daerah
strategis di Benua Eropa, Asia, dan Afrika. Di bawah komandonya, armada laut
Khilafah Turki Utsmani mampu menguasai Laut Tengah, Laut Merah, dan Teluk
Persia. Khalifah Sulaiman digelari Al-Qanuni. Itu karena jasanya menyusun sistem
undang-undang di seluruh cabang pemerintahan. Khalifah Sulaiman menikah dengan
seorang wanita harem yang bernama Hurrem Sultan. Istilah wanita harem berasal dari
kata harim dalam bahasa Arab yang artinya sebuah ruangan khusus bagi wanita di
dalam rumah yang menganut sistem rumah tangga poligini. Pernikahan Khalifah
Sulaiman dan Hurrem Sultan dikaruniai enam orang anak, yaitu Putri Mihrimah,
Selim II, Beyazid, Abdullah, Cihangir, dan Mehmed. Dari keenam anaknya tersebut,
Selim II yang nantinya akan menggantikan posisi Khalifah Sulaiman sebagai khalifah
Utsmani. Khalifah Sulaiman memiliki dua anak lagi dari istrinya yang bernama
Mahidevran Gulbahar Sultan, yaitu Sehzade Mustafa dan Raziye Sultan. Jadi,
keseluruhan anak Khalifah Sulaiman berjumlah delapan anak dari dua istri. Ia
melahirkan anak pertamanya saat Sulaiman masih menjadi pangeran pada tahun
1515. Di masa mudanya menuntut ilmu, Khalifah Sulaiman bersahabat dengan
seorang pemuda bernama Pargali Ibrahim Pasha atau yang biasa dipanggil Ibrahim,
seorang budak yang nanti di kemudian hari menjadi orang kepercayaan sekaligus.
penasihat pribadinya. Khalifah Sulaiman memang seorang tokoh yang sangat
merakyat. Walaupun berasal dari keluarga ningrat, bahkan dengan status sebagai

12
seorang putra mahkota dari sebuah kesultanan yang sangat besar, ia tidak
memilihmilih kawan berdasarkan status sosialnya. Karena itulah, tak heran jika ia
justru bersahabat karib dengan seorang budak. Pada musim semi, Khalifah Sulaiman
memutuskan meluncurkan ekspansi ke Eropa di bawah wazir agung Sokollu Mehmet
Pasha. Ekspansi ini diluncurkan dari Istanbul pada 1 Mei 1566. Tujuan Khalifah
Sulaiman adalah benteng Sziget (Szigetvar), benteng penting terakhir Habsburg di
Hongaria. Pada saat mencapai Danube, Khalifah Sulaiman sangat sakit sehingga tidak
bisa menunggangi kudanya dan harus dibawa dalam tandu. Khalifah Sulaiman tidak
hidup cukup lama untuk menyaksikan penaklukan Sziget, karena meninggal pada
malam sebelum benteng itu jatuh, pada 7 September 1566. Jasad Khalifah Sulaiman
kemudian dibawa kembali ke Istanbul untuk disemayamkan di dalam turbenya di
belakang Suleymaniye, di samping makam Hurrem Sultan (Roxelana).

13
BAB III

PENUTUP
A.Kesimpulan
Daulah Utsmani di Turki merupakan kerajaan Islam yang berkuasa cukup
lama sekitar enam abad lamanaya dan merupakan kerajaan besar. Daulah Utsmani di
dirikan oleh Utsman I. Daulah Utsmani mengalami perkembangan dan kemajaun di
berbagai bidang, terutama dalam bidang militer dan perluasan wilayah yang
mencakup tiga benua, yaitu Benua Asia, Afrika, dan Eropa. Dalam segi pemeritahan,
budaya, sastra, dan arsitek bangunan sangat berhasil. Dalam bidang keagamaan,
suasana keagamaan juga cukup berhasil dengan baik, namun karena ke fanatismean
terhadap suatu madzhab tertentu mengakibatkan ketertinggalan pola pikir sehingga
hal ini memicu runtuhnya Daulah Utsmani.

B. saran
Ilmu sejarah memang sulit kita ketahui tentang ke valitannya. Untuk
mengetahui tentang kebenaran dalam sebuah sejarah kita harus mencarinya secara
detail oleh sebab itu, makalah ini masih jauh dari kesempurnaannya, maka penulis
sangat mengharapkan kritikan yang berupa tambahan yang sifatnya membangun
untuk kesempurnaan dimasa yang akan datang.

14
DAFTAR PUSTAKA

Amir K. Ali,A. 1996. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta:Amzah.


Anis Jamil Mahdi. Dinasti Turki Utsmani (Kejayaan dan Faktor yang
Melatarbelakangi Keruntuhan Dinasti Turki Ustmani). Diakses tanggal 18
September 2022.
Badri, Yatim.1996. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Raja Grafindo.
Maman A. Malik,dkk.2005, Sejarah Kebudayyaan Islam. Yogyakarta: Pokja
Akademik UIN Sunan Kalijaga.
Nasution, Harun.1985 Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya.Jakarta: UIN Press
Philip K.Hitti,2005. History Of Arab.Jakarta: Serambi Ilmu Semesta
Philip K.Hitti. 1974.History of Arab. London: The Mac Millian Press
Samsul,Munir Amir.2009. Sejarah Peradaban Islam.Jakarta: Amzah
Samsul, Munir Amir.2007. Sejarah Kebudayaan Islam “Menelusuri Jejak Sejatah
pendidikan Era Rasulullah Sampai Indonesia”. Jakarta: Kencana.
https://www.academia.edu, diakses tanggal 18 September 2022.
http://digilib.uinsby.ac.id, diakses tanggal 18 September 2022.
https://repository.radenfatah.ac.id, diakses tangal 18 September 2022.
https://researchgate.net, diakese tanggal 18 September 2022.

15

Anda mungkin juga menyukai