Puji Tuhan penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
segala berkat-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Kerajaan
Samudera Pasai.
Penulisan makalah ini dilakukan untuk memenuhi salah satu tugas mata
pelajaran sejarah. Penulisan makalah ini memiliki tujuan para pembaca mampu
mengenal lebih Kerajaan Samudera Pasai lebih dekat dari segala aspek.
Penulis menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu segala kritik dan saran sangat penulis apresiasi. Akhir kata, penulis ingin
meminta maaf apabila ada salah kata atau salah informasi di dalam makalah ini.
Terima kasih.
Jakarta, Januari 2016
Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada akhir abad ke-14, Malaka telah berkembang sebagai pusat
perdagangan yang paling ramai, tidak hanya di wilayah sekitar Malaka dan
Nusantara saja, tetapi juga salah satu pusat perdagangan yang terbesar di Asia. Di
pelabuhan Malaka, pedagang-pedagang dari Arab, Parsi, Gujarat, Cina bertemu
dengan pedagang di Sumatera, Jawa, Maluku, dan kepulauan lainnya. Malaka
menjadi bandar transit perdagangan dan pelayaran terpenting.
Persebaran Islam di Nusantara dipegang oleh para pedagang yang berasal
dari tanah Arab, Persia, dan Gujarat. Sebenarnya, cikal bakal kekuasaan Islam
sudah ada dari abad ke-7 sampai ke-8, tetapi sempat hilang karena adanya
Kerajaan Sriwijaya yang berpusat di Palembang dan Kerajaan Hindu-Jawa seperti
Singasari dan Majapahit di Jawa Timur. Salah satu faktor cepatnya persebaran
Islam adalah Islam tidak mengenal stratifikasi masyarakat (sistem kasta) dan juga
mengajarkan toleransi serta persamaan harkat terhadap sesame. Malaka
merupakan bandar transito bagi para pedagang Arab, sehingga juga membantu
persebaran Islam di Indonesia.
Pada tahun 1511 M, Malaka jatuh ke tangan Portugis yang dipimpin oleh
Alfonso de Albuquerque. Hal ini berdampak pada jalur lalu lintas perdagangan
dan pelayaran. Pusat perdagangan kemudian dipindah ke Aceh, dan mulai saat itu
Aceh menjadi sangat ramai, berkembang, dan mengambil alih dominasi
pelayaran dan perdagangan dari Samudera Pasai. Saat Kerajaan Aceh mencapai
kejayaan, Samudera Pasai ditaklukkan.
Dari latar belakang inilah, akan dibahas lebih dalam mengenai Kerajaan
Samudera Pasai.
B. Rumusan Masalah
1. Di mana lokasi Kerajaan Samudera Pasai, kapan kerajaan Samudera Pasai
berdiri, serta sumber-sumber sejarah Kerajaan Samudera Pasai?
2. Bagaimana silsilah Kerajaan Samudera Pasai?
3. Bagaimana kehidupan sosial budaya, ekonomi, dan politik di Kerajaan
Samudera Pasai?
4. Apa saja bukti-bukti peninggalan Kerajaan Samudera Pasai?
5. Apa penyebab kehancuran Kerajaan Samudera Pasai?
C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Lokasi, Periode Waktu Berdiri, dan Sumber-sumber Sejarah
1. Lokasi Kerajaan Samudera Pasai
Kerajaan Samudera Pasai terletak di pantai utara Sumatera (Aceh), dekat
Perlak (sekarang disebut Malaysia) kurang lebih di sekitar kota
Lhokseumawe dan Aceh Utara.
2. Periode Waktu Berdirinya Kerajaan Samudera Pasai
Kesultanan Kerajaan Samudera Pasai pertama kali didirikan oleh Meurah
Khair, yang bergelar Maharaja Mahmud Syah sekitar tahun abad ke-11.
Rentang masa kekuasaan Samudera Pasai berlangsung sekitar 5 abad, dari
abad ke 11 hingga 16 M.
3. Sumber-sumber Sejarah Kerajaan Samudera Pasai
1. Berita Marco Polo (1292)
Menyebutkan saat tinggal di Sumatera mendapati penduduk
setempat di sekitar Perlak beragama Islam. Ia juga mengagumi
kemajuan yang dicapai kesultanan tersebut
2. Berita Ibnu Batutah (1304-1368)
Ibnu Batutah merupakan musafir dari Maroko. Dalam
kunjungan pertamanya, tahun 1326 ia mengatakan masyarakat
pedagang di kerajaan ini sebagian besar beragama Islam. Saat
singgah kembali pada tahun 1345 (Masa Kekuasaan Al-Zahir)
ia menyebutkan kerajaan ini sebagai sebuah pelabuhan yang
ramai dan banyak disinggahi kapal-kapal dagang dari Cina,
India, serta Nusantara sendiri. Ada kutipan dari catatan
perjalanannya yang berjudul Tuhfat Al-Nazha, yaitu Sebuah
negeri yang hijau dengan kota pelabuhan yang besar dan
indah. Ia juga menyebut Samudera Pasai sebagai pusat studi
Islam di Asia Tenggara
3. Hikayat Raja-raja Pasai
Merupakan karya berbahasa Melayu yang bercerita tentang
kerajaan Islam (kesultanan) pertama di Nusantara, Samudera
Pasai. Menurut Dr. Russel Jones, hikayat ini ditulis pada abad
ke-14. Hikayat ini mencakup masa dari berdirinya Kesultanan
Samudra Pasai sampai ditaklukkan oleh Kerajaan Majapahit.
B. Silsilah Kerajaan Samudera Pasai
1. Meurah Khair (1042-1078)
Sebagai pendiri dan sultan pertama Samudra Pasai, bergelar Maharaja
Mahmud Syah.
2. Maharaja Mansyur Syah (1078-1133)
3. Teuku Samudra
Teuku Samudra merupakan penguasa terakhir Samudra Pasai di bawah
kekuasaan Dinasti Meurah Khair. Nama lainnya adalah Nazimuddin alKamil. Sultan ini sebenarnya berasal dari Mesir yang ditugaskan sebagai
laksamana untuk merebut pelabuhan di Gujarat. Ia tidak punya keturunan,
sehingga saat ia wafat, Samudera Pasai kacau akibat perebutan takhta.
4. Sultan Malik al-Saleh (1267-1292 M)
Sultan Malik al-Saleh merupakan penguasa Samudera Pasai berikutnya
yang merupakan keturunan dari Dinasti Meurah Silu. Ia keturunan sultan
Perlak (sekarang disebut Malaysia). Pada masa pemerintahannya, sistem
pemerintahan kerajaan dan angkatan perang laut serta darat sudah
terstruktur rapi. Kesultanan menjadi makmur, terutama setelah Pelabuhan
Pasai dibuka, yang posisinya sangat strategis, dekat dengan Selat Malaka.
5. Sultan Muhammad Malik az-Zhahir (1292-1326 M)
Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Malik az-Zhahir, Samudera
Pasai telah memiliki hubungan dagang dengan Cina, Gujarat, dan
Benggala. Komoditas utamanya berupa lada, kapur barus, dan emas.
Untuk kepentingan perdagangan, di masa ini sudah dikenal mata uang
emas (koin emas) yang disebut deureuham (dirham). Selain dengan
negara-negara di luar Nusantara, Samudera Pasai juga menjalin hubungan
dengan pedagang-pedagang Nusantara (Jawa), yang oleh kesultanan
diberikan keistimewaan, yaitu bebas pajak. Para saudagar Jawa biasanya
menukar beras dengan lada.
6. Sultan Mahmud Malik az-Zahir (1326-1345)
Pada masa pemerintahan ini, kerajaan Samudera Pasai dikunjungi Ibnu
Batutah, seorang musafir dari Maroko. Ibnu Batutah menulis, sultan di
negeri
Samatrah
(Samudra)
menyambutnya
dengan
ramah,
dan
masalah-masalah
yang
berkaitan
dengan
perkapalan,
Kerajaan
Samudera
Pasai.
Kerajaan
Samudera
Pasai
tidak
ada
BAB III
KESIMPULAN
Kerajaan Samudera Pasai (atau Samudra Darussalam) adalah kerajaan pertama
di Indonesia yang menganut agama Islam. Kerajaan Samudera Pasai terletak di pantai
utara Sumatera (Aceh), dekat Perlak (Malaysia), kurang lebih di sekitar kota
Lhokseumawe dan Aceh Utara. Kerajaan ini didirikan oleh Meurah Khair (bergelar
Maharaja Mahmud Syah) pada pertengahan abad ke-11.
Ada beberapa sumber sejarah Kerajaan Samudera Pasai, yaitu Berita Marco
Polo, Berita Ibnu Batutah, dan Hikayat Raja-raja Pasai. Silsilah kerajaannya dimulai
dari Meurah Khair sebagai pendiri, lalu Maharaja Mansyur Syah, dan Teuku Samudra
untuk Dinasti Meurah Khair. Untuk Dinasti Meurah Silu, diawali oleh Sultan Malik
Al-Saleh, lalu Sultan Muhammad Malik az-Zhahir, Sultan Mahmud Malik az-Zahir
(di sini Samudera Pasai mencapai kejayaan), Sultan Ahmad Malik az-Zahir, Sultan
Zainal al-Abidin Malik az-Zahir, Sultanah Nahrasiyah dan Sultan Sallah ad-Din,
Sultan Abu Zaid Malik az-Zahir, Sultan Mahmud Malik az-Zahir II, Sultan Zain alAbidin bin Mahmud Malik az-Zahir II, Sultan Abdu-Allah Malik az-Zahir, dan yang
terakhir Sultan Zain al-Abidin III.
Dilihat dari sisi sosial budaya, kehidupan di Samudera Pasai mirip dengan
kehidupan di Malaka melalui upacara kelahiran, kematian, dan pernikahan.
Kehidupan sosial budaya di Samudera Pasai juga memiliki kemiripan dengan
kehidupan masyarakat di Mesir maupun Arab. Kehidupan sosial budaya di Samudera
Pasai sangat kental dengan nilai-nilai Islam.
Dilihat dari sisi ekonomi, Samudera Pasai sangat berkembang pesat. Karena
letaknya yang dekat dengan Selat Malaka, Samudera Pasai menjadi kerajaan yang
strategis. Kehidupan ekonomi Samudera Pasai meliputi perdagangan dan pelayaran.
Samudera Pasai juga membentuk bandar untuk mengatasi berbagai masalah tentang
pelayaran dan perdagangan.
Dilihat dari sisi politik, ada dua dinasti dalam Samudera Pasai. Yang
pertama adalah Dinasti Meurah Khair, berisi Meurah Khair, Maharaja Mansyur Syah,
dan Teuku Samudra. Yang kedua adalah Dinasti Meurah Silu, berisi Sultan Malik AlSaleh, Sultan Muhammad Malik az-Zahir, Sultan Mahmud Malik az-Zahir, Sultan
Ahmad Malik az-Zahir, Sultan Zainal al-Abidin Malik az-Zahir, Sultanah Nahrasiyah
dan Sultan Sallah ad-Din, Sultan Abu Zaid Malik az-Zahir, Sultan Mahmud Malik azZahir II, Sultan Zain al-Abidin bin Mahmud Malik az-Zahir II, Sultan Abdu-Allah
Malik az-Zahir, dan Sultan Zain al-Abidin III.
Ada beberapa bukti peninggalan Kerajaan Samudera Pasai, yaitu mata uang
emas, batu nisan Malik al-Saleh, hikayat raja Pasai, Cakra Donya, stempel kerajaan
Samudera Pasai, dan naskah surat Sultan Zainal Abidin.
Kehancuran
Kerajaan
Samudera
Pasai
disebabkan
oleh
adanya
DAFTAR PUSTAKA