Anda di halaman 1dari 10

1

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehancuran imperium Usmani merupakan transisi yang lebih komplek
dari masyarakat Islam imperial abad 18. Menjadi negara nasional modern, rezim
Usmani menguasai wilayah yang sangat luas, meliputi Balkan, Turki, Timur
Tengah, Mesir dan Afrika Utara, dan pada abad ke-19, secara substansial Usmani
memperbaiki kekuasaan pemerintah pusat, mengkonsolidasikan kekuasaannya
atas beberapa propinsi dan melancarkan reformasi ekonomi, sosial, dan kultural
yang dengan kebijakan tersebut mereka berharap dapat menjadikan rezim Usmani
mampu

bertahan

di

dunia

modern.Meskipun

Usmani

telah

berjuang

mempertahankan reformasi negara dan masyarakat, namun perlahan-lahan


imperium Usmani kehilangan wilayah kekuasaannya. Beberapa kekuatan Eropa
yang terlebih dahulu mengkonsolidasikan militer, ekonomi dan kemajuan
teknologi mereka sehingga pada abad ke-19 bangsa Eropa jauh lebih kuat
dibandingkan rezim Usmani.
Untuk dapat bertahan, rezim Usmani bergantung pada keseimbangan
kekuatan-kekuatan Eropa. Hingga tahun 1878 kekuatan Inggris dan Rusia
berimbang dan hal ini menyelamatkan rezim Usmani dari mereka, namun pada
tahun 1878 sampai 1914, sebagian besar wilayah Balkan menjadi merdeka dan
Rusia, Inggris, dan Austria Hungaria semua merebut sejumlah wilayah Usmani
hingga ia menjadi imperium yang tidak beranggota, memuncak pada akhir Perang
Dunia I lantaran terbentuknya sejumlah negara baru di Turki dan di Timur Tengah
Arab.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang melatar belakangi kemunduran dan kehancuran kerajaan
Turki Usmani ?
2. Faktor factor apakah yang menyebabkan kemunduran dan kehancuran
kerajaan Turki Usmani ?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui latar belakang kemunduran dan kehancuran kerajaan
Turki Usmani
2. Untuk mengetahui faktor factor penyebab kemunduran dan kehancuran
kerajaan Turki Usmani

BAB II
PEMBAHASAN

A. Kemunduran Kerajaan Turki Usmani


Kerajaan Turki Usmani mulai melemah semejak meninggalnya sultan
Sulaiman Al Qanuni. Pengganti Sulaiman I, Sultan Salim II merupakan pemimpin
yang lemah dan pada umumnya tidak berwibawa. Sehingga kenaikan Sultan Salim
II (1566-1574) dianggap sebagai permulaan keruntuhan Turki Utsmani dan
berakhirnya zaman keemasannya. kemunduran kerajaan Usmani berlangsung
sangat lama. Sultan Sulaiman Al Qanuni diganti oleh Salim II ( 1566 1573 M ).
Di masa pemerintahannya terjadi pertempuran antara armada laut Usmani dengan
armada laut Kristen yang terdiri dari angkatan laut Spanyol, Bundukia, dan Sri
paus. Pertempuran itu terjadi di selat Liponto Yunani. Dalam pertempuran ini
Kerajaan Usmani mengalami kekalahan yang mengakibatkan Tunisia dapat
direbut oleh musuh. Baru pada masa sultan Murad III Tunisia dapat direbut
kembali. Di antara sebab sebab kemunduran kerajaan Turki Usmani adalah:
1.

Faktor Internal

a. Kelemahan para Sultan dan sistem birokrasi


Sepeninggal sultan Sulaiman al Qanuni tanda tanda kemunduran kerajaan
Usmani mulai tampak. Para penggantinya banyak yang tidak mempunyai
kapabilitas sebagai seorang penguasa. Waktu mereka banyak dihabiskan untuk
kesenangan pribadinya. Banyak terjadi penyimpangan penyimpangan dalam hal
ini. Diantaranya ialah banyak para sultan yang bergelimang dengan para gundik,
minum minuman keras, aneka pesta ria, berfoya foya dan tenggelam dalam
syahwat, seperti pada masa pemerintahan sultan Muhammad bin Ibrahim beliau
memerintahkan untuk menghiasi istana khalifah selama tiga hari berturut turut .
tidak ada sesuatu pun yang tak mengarah kepada foya foya. Begitu pula banyak
terjadi kedholiman pada masa ini, seperti pada masa sultan Muhammad III yang
tega membunuh saudara laki lakinya yang berjumlah 19 orang dan
menenggelamkan janda janda ayahnya sejumlah 10 orang demi kepentingan

pribadinya.1 Pola hidup yang hedonis dan pelampiasan hawa nafsu seolah menjadi
hal biasa bagi sementara sultan yang memiliki banyak gundik untuk
kesenangannya. Seperti pada masa Ibrahim, ia telah membunuh 100.000 orang,
yang lebih gila lagi ia memerintah untuk memasukkan gundik gundiknya ke
dalam karung kemudia di jahit lalu ditenggelamkan di selat Bosporus. Sebuah
tindakan yang sama sekali bertentangan dengan ajaran islam.2
Ketergantungan sistem birokrasi sultan Usmani kepada kemampuan seorang
sultan dalam mengendalikan pemerintahan menjadikan institusi politik ini
menjadi rentang terhadap kejatuhan kerajaan. Seorang sultan yang cukup lemah
cukup membuat peluang bagi degradasi politik di kerajaan Turki Usmani. Ketika
terjadi benturan kepentingan di kalangan elit politik maka dengan mudah mereka
berkotak-kotak dan terjebak dalam sebuah perjuangan politik yang tidak berarti.
Masing-masing kelompok membuat kualisi dengan janji kemakmuran, Sultan
dikondisikan dengan lebih suka menghabiskan waktunya di istana dibanding
urusan pemerintahan agar tidak terlibat langsung dalam intrik-intrik politik yang
mereka rancang. Pelimpahan wewenang kekuasaan pada perdana menteri untuk
mengendalikan roda pemerintahan. Praktik money politik di kalangan elit,
pertukaran penjagaan wilayah perbatasan dari pasukan kefelerike tangan pasukan
inpantri serta meluasnya beberapa pemberontakan oleh korp Jarrisari, untuk
menggulingkan kekuasaan merupakan ketidak berdayaan sultan dan kelemahan
sistem birokrasi yang mewarnai perjalanan kerajaan Turki Usmani.
2. Wilayah Kekuasaan Yang Sangat Luas
Administrasi pemerintahan suatu Negara yang amat luas wilayahnya sangat
rumit dan kompleks. Sementara dipihak lain para penguasa sangat berambisi
menguasai wilayah yang sangat luas, sehingga mereka terlibat perang terus
menerus dengan berbagai bangsa. Hal ini tentu menyedot banyak potensi yang
seharusnya dapat digunakan untuk membangun Negara.3

1
2

Badri, yatim, Sejarah Peradaban Islam,( Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1993 ) 164
Imam Fuadi, SejarahPeradaban Islam DirasahIslamiyah II, ( Yogyakarta: Teras , 2012 )

194
3

Ahmad, Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam: Imperium Turki Usmani,( Jakarta:
Kalam Mulia, 1988 ) 49

3. Heterogenitas Penduduk
Sebagian kerajaan besar, turki usmani meguasai wilayah yang amat luas.
Wilayah yang amat luas itu didiami oleh penduduk yang beragam, baik dari segi
agama, ras, etnis, maupun adat istiadat. Untuk mengatur penduduk yang beragam
dan tersebar di wilayah yang luas itu, diperlukan suatu organisasi yang teratur.
Tanpa di dukung oleh administrasi yang baik, kerajaan Usmani hanya akan
menanggung beban yang berat akibat heterogenitas tersebut . perbedaan bangsa
dan agama acap kali melatarbelakangi terjadinya pemberontakan dan peperangan.4
4. Budaya Pungli
Pungli merupakan perbuatan yang sudan umum terjadi dalam kerajaan
Usmani. Setiap jabatan yang hendak diraih oleh seseorang harus dibayar
dengan sogokan kepada orang yang berhak memberikan jabatan tersebut.
Berjangkitnya budaya pungli ini mengakibatkan dekadensi moral kian merajalela
yang membuat pejabat semakin rapuh.5

B. Faktor Eksternal
1. AdanyaPemberontakanMiliter
Kekuatan militer kerajaan Usmani memiliki peranan yang sangat penting
dalam kaitannya dengan kemajuan Turki Usmani.Gerakan militer kerajaan
Usmani ini direkrut dari orang orang non Turki untuk dijadikan angkatan
perang.Mereka kemudian terkenal dengan janissary atau inkisyariyah.6 Program
tersebut berhasil sukses, buktinya program ini menghasilkan pasukan militer yang
tangguh. Kedisiplinan dan daya tembak tentara Jenissary menciptakan citra
keperkasaan dan kekuatan kerajaan Usmani di Eropa..Pasukan inilah yang berjasa
mengantarkan kejayaan kerajaan Usmani mencapai puncak kejayaan.Namun
kemudian ada perubahan karena mereka merasa berjasa dan kuat, akhirnya berani
menentang perintah sultan.Dan kemudian terjadi banyak pemberontakan
pemberontakan. Seperti pemberontakan yang terjadi pada saat pemecatan perdana
menteri Khasru Pasya dan mengangkat hafid Pasya sebagai gantinya. Menurutnya

Ibid167
Badri, yatim, Sejarah Peradaban Islam,..168
6
Imam Fuadi, SejarahPeradaban Islam DirasahIslamiyah II, ( Yogyakarta: Teras , 2012 )
5

197

ia dipecat gara gara tentara. Mendengar cerita tersebut, tentara langsung


menemui sultan untuk menuntut pembatalan pemecatan tersebut, namun tuntutan
itu ditolak oleh sultan. Akhirnya pada tahun 1362 tentara berontak lagi, dan
berhasil membunuh hafid pasya. Semakin lama arogansi militer Usmani semakin
bertambah. Kalangan militer kerap tidak mematuhi perintah sultan. Melihat situasi
yang tidak menguntungkan bagi Usmani, maka sultan menetapkan system militer
ala Eropa.

2.Terjadinya Stagnasi dalam Lapangan Ilmu dan Teknologi


Kerajaan Usmani kurang berhasil dalam pengembangan ilmu dan
teknologi karena hanya mengutamakan pengembangan kekuatan militer.
Kemajuan militer yang tidak diimbangi dengan kemajuan ilmu dan teknologi
menyebabkan kerajaan ini tidak sanggup menghadapi persenjataan musuh dari
eropa yang lebih maju.7
3. Melemahnya Sektor Ekonomi
Merosotnya ekonomi Turki Usmani berawal pada saat terjadi inflasi
melanda pemerintah ini.Inflasi tersebut merupakan efek da banyak nya perak
Amerika.Harga

barang

meninggi

yang

mengakibat

kan

munculnya

kekacauan.Sebagai akibat melambungnya harga barang barang di atas,


membawa penderitaan bagi kelompok income permanen, seperti Sipahi, tentara
kavaleri yang hidupnya dari pajak timar, tentara yang memperoleh bayaran
tetapdari sultan dan pejabat keagamaan yang hidup dari waqaf. Penderitaan itu
menimbulkan pemberontakan tentaraJenissary dan sipahi.Karena biasanya apabila
terjadi kenaikan harga barang maka biasanya diikuti juga oleh naiknya harga
barang yang lain. Faktor yang lain ialah adanya kompetisi dengan Negara
Negara Eropa. Pada abad ke 16 kerajaan Usmani bersaing dengan Portugis untuk
menguasai jalur perdagangan di Samudra Hindia.Namun pada abad 17 dan 18
Belanda dan Inggris mengganti posisi Portugis sebagai kekuatan dominan di
Samudra Hindia dan menguasai jalur perdagangan di Asia.Sedangkan Laut hitam
direbut oleh Rusia dan laut Tengah di kuasai Prancis. Akibat dari jalur- jalur

Badri, yatim, Sejarah Peradaban Islam,..168

strategis dikuasi oleh pihak asing, maka berakibat merosotnya pemerintahan pada
Turki Usmani.8
4. Peperangan Yang TerusMenerus
Pemerintahan Turki Usmani banyak melakukan usaha usaha ekspansi
keberbagai wilayah.Karena banyak sekali wilayah yang ditaklukkan, maka banyak
pula yang memusuhi Turki Usmani.Sehingga Turki Usmani terlibat perang terus
menerus dengan berbagai bangsa.Hal ini tentu menyedot banyak potensi yang
seharusnya dapat digunakan untuk membangun Negara.9
Seperti peristiwa besar yang terjadi pada tahun 1571 M,yaitu pada masa
Salim II dimana kerajaan Usmani diserang oleh koalisi Kristen Eropa di selat
Lepanto. Dalam pertempuran tersebut, kerajaan Usmani mengalami kekalahan
besar dan Tunisia berhasil di duduki oleh musuh.Baru pada masa sultan
berikutnya Sultan Murad III pada tahun 1575 Tunisia Dapat direbut
kembali.10Pada tahun tahun berikutnya, yaitu pada masa pemerintahan Ibrahim
pasukan Turki Usmani beberapa kali mengalami kekalahan kekalahan, baik oleh
pasukan Eropa maupun pasukan Rusia.Atas kekalahannya tersebut akhirnya
Usmani harus menerima perjanjian Carlowitz pada tahun 1699, yang intinya
kerajaan usmani harus melepaskan beberapa wilayahnya di Eropa.11Begitu pula
masa pemerintahan sultan Abdul hamid, pada tahun 1774 Turki Usmani juga
harus menerima perjanjian Kuchuk Kaynarja yang berisikan bahwaCrimea
menjadi wilayah independent dan Rusia memperoleh kawasan pantai Utara Laut
Hitam dan bebas melintasi perairan Kerajaan Usmani .12Hal ini disebabkan
karena Usmani kalah perang dengan Rusia.
Demikianlah proses kemunduran yang terjadi di kerajaan Turki Usmani
selama dua abad lebih setelah ditinggal Sultan Sulaiman Al Qanuni.

Ibid, 200
Ahmad Syalabi, Sejarah Dan Kebudayaan Islam: Imperium TurkiUsmani, ( Jakarta:
KalamMulia, 1988 ) 49
10
BadriYatim, SejarahPeradaban Islam, ( Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, 1993) 163
11
Imam Fuadi, SejarahPeradaban Islam DirasahIslamiyah II,.204
12
BadriYatim, SejarahPeradaban Islam..165
9

B. Kehancuran Turki Usmani


Setelah perang dunia I berakhir, pasukan sekutu seolah melakukan
pembagian wilayah wilayah kekuasaan Turki Usmani. Kemudian pihak sekutu
mengadakan konferensi untuk menentukan nasib kerajaan Usmani yang kemudian
konferensi tersebut menghasilkan perjanjian Sevres pada tahun 1920 M.
perjanjian tersebut sangat merugikan kerajaan Usmani karena kerajaan Usmani
harus mengakui hilangnya kekuasaannya di berbagai wilayah kecuali Anatolia,
itupun sudah tidak utuh lagi. Karena perjanjian tersebut sangat merugikan
kerajaan Usmani, maka timbullah protes dari kalangan rakyat usmani. Misalnya di
Anatolia , wilayah tersebut meletus pemberontakan dasyat menentang
pendudukan Yunani dan menentang perjajian Sevres. Untuk memadamkan
pemberontakan tersebut, maka sultan menugaskan kepada Mustafa Kemal.
Namun ia malah bergabung dengan para pemberontak menjadi pemimpin
perlawanan menentang sekutu yang bercokol dan mendikte kerajaan Usmani.
Yang pada akhirya Mustafa Kemal berhasil mengalahkan pasukan sekutu.
Kemudian pihak sekutu memtuskan bahwa Izmir dan Thrace, wilayah yang
diduduki Yunani. Dikembalikan kepada kerajaan Usmani. Tentu ini merupakan
wilayah yang sangat kecil jika dibandingkan dengan wilayah pada masa kejayaan
Usmani.
Atas jasa Mustafa Kemal, maka posisinya dan popularitasnya sangat tinggi
dan kuat, sehingga dimanfaatkan untuk menjatuhkan sultan yang pada waktu itu
dipegang oleh Muhammad IV untuk turun tahta. Selanjutnya majlis Kebangsaan
Turki menetapkan Turki sebagai Negara Republik dan mengangkat Mustafa
Kemal sebagai presiden. Penghapusan jabatan khalifah menandai berahirnya era
kerajaan Turki Usmani.13

13

Imam Fuadi, SejarahPeradaban Islam DirasahIslamiyah II,.209

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
A. Kemunduran kerajaan Turki Usmani disebabkan oleh banyak faktor,
diantaranya:
1. Faktor Internal
a. Kelemahan para sultan dan system birokrasi
b. Wilayah kekuasaan yang sangat luas
c. Heterogenitas penduduk
d. Budaya pungli
2. Faktor Eksternal
a. Adanya pemberontakan militer
b. Terjadinya stagnasi dalam lapangan ilmu pengetahuan dan teknologi
c. Melemahnya sector ekonomi
d. Peperangan yang terus menerus
B. Kehancuran Kerajaan Turki Usmani
Kehancuran kerajaan Usmani ditandai dengan adanya perjanjian Sevres
oleh pihak sekutu. Yang menyebabkan hilangnya wilayah usmani.
C. SARAN
Seharusnya para pemimpin Turki Usmani pasca Sultan Sulaiman Al Qanuni,
lebih bisa menjadi pemimpin pemimpin yang tangguh, bijaksana dan adil,
serta tidak melakukan penyimpangan penyimpangan dari ajaran agama islam.
Agar segala pemberontakan yang terjadi dapat teratasi dengan baik. Sehingga
tidak menyebabkan kehancurannya.

10

DAFTAR RUJUKAN

Ash Salabi,Muhammad Ali,Bangkit Dan Runtuhnya Khilafah Usmaniyah,Jakarta:


Pustaka Al Kausar,(2004)
Fuadi,Imam,Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, Yogyakarta: Teras
,( 2012 )
Syalabi,Ahmad,Sejarah Dan Kebudayaan Islam: Imperium TurkiUsmani, Jakarta:
KalamMulia,( 1988 )
Yatim,Badri,Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada,
(1993)

Anda mungkin juga menyukai