OLEH:
EDO YAN PRATAMA
190305002
KELAS ITP B 2019
DOSEN:
PROF. DR. IR. ELISA JULIANTI, M.SI.
PENDAHULUAN...................................................................................................1
Latar Belakang.....................................................................................................1
Tujuan Praktikum.................................................................................................1
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................2
METODOLOGI.....................................................................................................4
Waktu dan Tempat Praktikum..............................................................................4
Alat.......................................................................................................................4
Bahan....................................................................................................................4
Prosedur Praktikum..............................................................................................4
HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................5
Hasil......................................................................................................................5
Pembahasan..........................................................................................................5
KESIMPULAN.......................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................8
i
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Wortel merupakan tanaman sayuran umbi berbentuk semak yang memiliki
kandungan gizi yang diperlukan oleh tubuh terutama vitamin dan mineral
sehingga sayuran ini baik sekali dan sangat dianjurkan untuk dikonsumsi dalam
menu sehari-hari guna mencukupi kebutuhan vitamin dan mineral yang esensial
bagi tubuh. Sayuran mudah rusak secara alami, berupa perkembangan bau tidak
sedap, kehilangan warna, kehilangan rasa, perubahan tekstur, dan kehilangan
nutrisi. Karena bersifat musiman, sayuran mentah mengalami beberapa bentuk
pengawetan agar dapat dikonsumsi di waktu yang akan datang. Pada umumnya
pengelolaan untuk maksud pengawetan dilakukan lebih intensif, sehingga
kehilangan nutrisi, perubahan tekstur maupun perubahan warna dapat dihindari.
Blansing dapat menjadi alternatif perlakuan dalam upaya mengurangi
penurunan gizi, sifat fisik, dan sifat sensori dari produk sayuran. Tujuan dilakukan
blansing adalah untuk melemaskan produk, menginaktifkan enzim-enzim alami
yang terdapat dalam bahan pangan yang akan dikaleng atau dibekukan,
memusnahkan mikroba, menghilangkan udara yang terdapat dalam bahan, dan
memperbaiki warna serta mampu menghilangkan bau dan flavor yang tidak
dikehendaki hingga mampu menghilangkan lendir pada beberapa jenis sayur-
sayuran. Produk segar dicuci, dibersihkan kemudian diperiksa dan mungkin juga
dikupas. Sebagian besar sayuran yang dipotong-potong kecil mendapat perlakuan
blansing pada suhu dan waktu yang cukup untuk inaktivasi katalase dan
peroksidase. Kecukupan blansing ditentukan oleh hilangnya aktivitas katalase dan
peroksidase, karena enzim-enzim secara universal terdapat dalam sayuran dan
bersifat tahan panas. Perlakuan blansing dengan media air pada suhu 80-90 °C
selama 10 menit dapat meningkatkan kecerahan warna, nutrisi, dan tekstur wortel.
.
Tujuan Praktikum
1. Mengetahui pengaruh proses blansing terhadap mutu buah dan sayuran
2. Mengetahui pengaruh metode blansing terhadap mutu buah san sayuran
1
TINJAUAN PUSTAKA
2
dan sifat sensori dari produk sayuran. Produk segar dicuci, dibersihkan kemudian
diperiksa dan mungkin juga dikupas. Sebagian besar sayuran yang dipotong-
potong kecil mendapat perlakuan blansing pada suhu dan waktu yang cukup untuk
inaktivasi katalase dan peroksidase. Kecukupan blansing ditentukan oleh
hilangnya aktivitas katalase dan peroksidase, karena enzim-enzim secara universal
terdapat dalam sayuran dan bersifat tahan panas. Perlakuan blansing dengan
media air pada suhu 80-90 °C selama 10 menit dapat meningkatkan kecerahan
warna, nutrisi, dan tekstur wortel. Tujuan utama blansing yaitu: 1) menginaktivasi
enzim-enzim dalam bahan yang dapat menimbulkan reaksi-rekasi yang
merugikan, 2) membersihkan produk dari partikel-partikel/ kotoran-kotoran yang
melekat, 3) mengurangi jumlah mikroorganisme, 4) menghilangkan udara yang
terdapat dalam rongga-rongga antarsel dalam jaringan bahan agar, dan 5)
melenturkan jaringan agar bahan mudah dikemas. (Asgar, A. dan Musaddad, D.,
2006)
Buah dan sayur merupakan bahan pangan yang mengandung banyak
vitamin, mineral dan serat utama. Wortel merupakan salah satu sayuran sumber β-
karoten. Pengolahan pendahuluan diperlukan pada wortel sebelum dikonsumsi.
Teknik blansing atau pemanasan pendahuluan pada bahan makanan dapat
memperbaiki kualitas sensoris suatu produk. Tujuan dilakukan blansing adalah
untuk melemaskan produk, menginaktifkan enzim-enzim alami yang terdapat
dalam bahan pangan yang akan dikaleng atau dibekukan, memusnahkan mikroba,
menghilangkan udara yang terdapat dalam bahan, dan memperbaiki warna serta
mampu menghilangkan bau dan flavor yang tidak dikehendaki hingga mampu
menghilangkan lendir pada beberapa jenis sayur-sayuran. Selain itu, teknik
pemanasan pada wortel dapat meningkatkan kapasitas antioksidan dalam bahan
tersebut. Perlakuan waktu blansing dengan media air pada suhu 80-90 °C
meningkatkan kecerahan warna, nutrisi, dan tekstur wortel. (Wulansari, I. R.,
Devi, M., Hidayati, L., 2017)
3
METODOLOGI
4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Adapun hasil dari praktikum ini dalam mengetahui mutu wortel dari
beberapa parameter seperti warna, aroma, tekstur dan kemudahan mengupas
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1. Data hasil pengamatan mutu wortel.
Setelah Blansing
Parameter Sebelum Blansing Blansing dengan
Blansing dengan Air
Uap
Gambar
Pembahasan
Pada praktikum ini didapatkan hasil pengamatan pada Tabel 1 yang
menunjukkan bahwa wortel menjadi lebih baik setelah diblansing, dan yang
paling baik adalah wortel yang diblansing dengan air. Wortel memiliki warna
oranye yang lebih pucat sebelum blansing. Wortel memiliki warna yang berbeda
setelah diblansing, yakni wortel yang diblansing dengan uap menjadi berwarna
oranye, dan wortel yang diblansing dengan air menjadi berwarna oranye yang
lebih kontras. Wortel yang diblansing dengan air dan wortel yang diblansing
dengan uap sama-sama memiliki aroma yang lebih enak/sedap daripada wortel
yang belum diblansing. Wortel yang diblansing dengan air memiliki tekstur dan
kulit yang paling lentur dan lunak dibanding dengan wortel yang diblansing
dengan uap, sedangkan wortel yang belum diblansing memiliki tekstur dan kulit
5
yang paling keras. Dan ukuran wortel yang belum dilakukan blansing kelihatan
lebih besar dibanding dengan wortel yang diblansing.
6
KESIMPULAN
1. Blansing adalah pemanasan awal pada buah dan sayuran dengan suhu lebih
kecil dari 100oC selama kurang lebih 10 menit yang dilakukan dengan cara
pemanasan produk dengan menggunakan air mendidih atau uap panas untuk
mengurangi penurunan gizi, sifat fisik, dan sifat sensori dari produk buah dan
sayuran.
2. Blansing dilakukan dengan tujuan untuk melemaskan produk, menginaktifkan
enzim-enzim alami yang terdapat dalam bahan pangan yang akan dikaleng atau
dibekukan, memusnahkan mikroba, menghilangkan udara yang terdapat dalam
bahan, dan memperbaiki warna serta mampu menghilangkan bau dan flavor yang
tidak dikehendaki hingga mampu menghilangkan lendir pada beberapa jenis
sayur-sayuran.
3. Wortel menjadi lebih baik setelah diblansing, dan yang paling baik adalah
wortel yang diblansing dengan air. Setelah diblansing, wortel memiliki warna
yang lebih menarik, aroma yang lebih sedap, tekstur yang lebih lentur, dan lebih
mudah dikupas.
7
DAFTAR PUSTAKA
Asgar, A. dan Musaddad, D. 2006. Optimalisasi cara, suhu, dan lama blansing
sebelum pengeringan pada wortel. Jurnal Hortikultura. 16(3):245-252.
Patras, A., Tiwari, B. K., dan Brunton, N. P. 2011. Influence of blanching and low
temperature preservation strategieson antioxidant activity and
phytochemical content of carrots, green beans and broccoli. Food Science
and Technology. 44(1): 299-306.
Wulansari, I. R., Devi, M., Hidayati, L. 2017. Pengaruh lama blanching terhadap
karakteristik fisiko-kimia dan sensorik jus kecambah kedelai dan wortel.
Teknologi dan Kejuruan. 40(2): 157-168.