PADA KUE
28 Mei 2020
A. PENDAHULUAN bagian kuning telur atau putih telur.
Kue adalah produk bakery yang dibuat a. Daya busa / Daya buih (foaming)
dari adonan tepung terigu, gula, telur, lemak, dan Kadang kala sifat ini disebut juga
bahan pengembang kemudian dipanggang. mengaerasi, leavening power, atau sifat
Penambahan telur dan bahan lain serta ”whipping”. Pembentukan busa dilakukan
penggunaan suhu pengovenan akan dengan pengocokan. Mekanisme pembentukan
mempengaruhi struktur, volume pengembangan, busa adalah sebagai berikut: Dengan adanya
dan warna bolu. Telur merupakan bahan yang pengocokan, ikatan-ikatan dalam molekul
sangat penting pada pembuatan kue. Telur protein terbuka sehingga rantai protein menjadi
memiliki sifat fungsional yang sangat berguna panjang. Protein-protein ini akan saling bereaksi
pada pembuatan produk pangan. Tujuan dan membentuk lapisan monomolekul yang akan
penulisan ini adalah mengetahui sifat fungsional menangkap/menahan udara yang masuk dalam
telur dan penerapannya pada pembuatan kue. albumen cair dan membentuk gelembung-
gelembung buih pada pengocokan selanjutnya,
B. METODOLOGI PRAKTIKUM sehingga volumenya bertambah dan sifat
Fokus dari penulisan ini adalah elastisitasnya berkurang. Semakin banyak udara
menjelaskan sifat fungsional telur dan yang terperangkap, busa yang terbentuk akan
penerapannya pada pembuatan kue. Penulisan semakin kaku dan kehilangan sifat alirnya.
didasarkan pada beberapa literatur dan Kestabilan buih ditentukan oleh kandungan
pengamatan secara langsung oleh penulis. ovomucin yang merupakan salah satu komponen
protein dalam putih telur.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN Warna gelembung mula-mula hijau
1. Sifat Fungsional Telur kemudian berubah menjadi kekuningan, jernih,
Sifat fungsional didefinisikan sebagai dan kemudian putih kabur. Penambahan asam
sekumpulan sifat dari pangan atau bahan pangan atau garam pada awal pengocokan akan
yang mempengaruhi penggunaannya. Maka sifat menambah kestabilan busa. Sedangkan mentega,
fungsional telur adalah sifat-sifat selain sifat gizi susu krim, dan minyak dari biji-bijian dapat
telur yang berperan dalam proses pengolahan. menurunkan kesta- bilan busa putih telur.
Yang paling banyak berperan dalam menentukan Albumin yang menghasilkan volume
sifat fungsional telur adalah sifat fisik dan kimia buih yang banyak dan stabil menunjukan kualitas
protein. Oleh karena itu terjadinya perubahan telur yang baik. Beberapa faktor yang
terhadap sifat fisik dan kimia protein telur juga mempengaruhi volume buih adalah kualitas telur
akan berpengaruh terhadap sifat fungsional telur awal, pH, lama penyimpanan, lama pengocokan,
tersebut. Berikut ini merupakan sifat-sifat dan perlakuan pendahuluan.
fungsional telur secara keseluruhan maupun Cara menentukan daya buih: 25 ml
albumin di kocok dengan pengocok tangan (Gambar 2. Gambar menunjukkan telur yang
selama 5 menit. Volume buih yang terbentuk sudah berbentuk padat setelah mengalami
dibandingkan dengan volume awal dengan pemanasan yang merupakan koagulasi telur.)
menggunakan gelas ukur. c. Daya Emulsi
Daya buih = Volume buih/volume awal x 100% Emulsi didefinisikan sebagai campuran
antara dua jenis cairan yang secara normal tidak
dapat saling bercampur, dimana salah satu fase
terdispersi berada dalam fase pendispersi.
Kuning telur merupakan contoh emulsi minyak
dalam air. Kuning telur mengandung bagian
yang bersifat surface active yaitu
(Gambar 1. Gambar menunjukkan busa yang
lesitin/fosfatidilkolin dan kolesterol. Lesitin
terbentuk pada telur setelah dilakukan
mendukung terbentuknya emulsi minyak dalam
pengocokan yang merupakan daya busa telur.)
air (o/w), sedangkan kolesterol cenderung
b. Daya Koagulasi
membentuk emulsi air dalam minyak (w/o).
Koagulasi pada telur ditandai dengan
d. Kontrol Kristalisasi
kelarutan atau berubahnya bentuk cairan (sol)
Penambahan albumen atau putih telur
menjadi padat (gel). Perubahan struktur molekul
kedalam larutan gula (sirop) dapat mencegah
protein ini dapat disebabkan oleh pengaruh
terbentuknya kristal gula. Hal ini karena
panas, mekanik, asam, basa, dan garam.
albumen bersifat mencegah penguapan sehingga
Koagulasi yang sifatnya irreversible
mencegah terjadinya inversi sukrosa yang
(tidak dapat kembali) disebabkan oleh
berlebihan. Sifat telur ini dimanfaatkan dalam
pemanasan pada suhu 60-70ºC. Sifat koagulasi
pembuatan permen (candy). Penambahan telur
ini dimiliki oleh putih maupun kuning telur.
dalam pembuatan gula-gula memberikan rasa di
Suhu koagulasi albumin telur ayam sekitar 62ºC,
mulut manis, halus, serta selalu basah.
sedangkan suhu koagulasi kuning telur sekitar
e. Pemberi Warna
65ºC. Jika suhu koagulasi albumin makin tinggi,
Sifat ini hanya dimiliki oleh kuning telur,
berarti albumin telah rusak akibat penguapan air
yaitu pigmen kuning dari xantofil, lutein, beta
dan CO2.
karoten, dan kriptoxantin.
baik aromanya. Berikut ini merupakan jenis-jenis
kue.
a. Batter type cake / pound cake / convensional
cake
b.Foam type / sponge cake
c. Chiffon type cake
Penampakan jenis-jenis kue tersebut dapat
dilihat pada gambar berikut.
(Gambar 3. Gambar menunjukkan proses
pemisahan kuning telur dari putih telur. Kuning
telur dapat memberikan warna pada pembuatan
produk pangan.
Berikut ini merupakan sifat fungsional
telur pada beberapa produk pangan.
Produk Pangan Sifat Fungsional
Kue Foaming, koagulasi, dan (Gambar 4. Gambar menunjukkan kue jenis