PROTEIN
“FOAMING”
Disusun oleh :
Christi Yanthy J. S
D1C0120!
Asist"n D#s"n $
Ira%an
Protein merupakan salah satu kelompok bahan makronutrien. idak seperti bahan
makronuttrien lain (lemak dan karbohidrat), protein ini berperan lebih penting dalam
pembentukan biomolekul daripada sebagai sumber energy. #eistimewaan lain dari
protein ini adalah strukturnya yang mengandung $, disamping %,&, dan '. engan
demikian maka salah satu cara terpenting yang cukup spesifik untuk menentukan jumlah-
jumlah protein secara kuantitatif adalah dengan penentuan kandungan $ yang ada dalam
bahan makanan atau bahan lain. #arena molekulnya yang lebih besar (berat molekulnya
sampai mencapai jutaan), maka protein mudah sekali mengalami perubahan bentuk fisik
ataupun akti!itas biologisnya. (i-%han, *++)
Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan
!irus. ungsi utama protein sebagai enzim, alat pengangkut dan penyimpan misalnya
hemoglobin mengangkut oksigen dalam eritrosit sedangkan mioglobin mengangkut
oksigen dalam otot,penunjang mekanis, edia perambatan impuls syaraf misalnya
berbentuk reseptor, dan pengendalian pertumbuhan. ($oor, /0**)
elur merupakan sumber protein hewani yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat.
ari sebutir telur didapatkan gizi yang cukup sempurna karena mengandung zat-zat gizi
yang lengkap dan mudah dicerna. 'leh karenanya, telur merupakan bahan pangan yang
sangat baik untuk anak-anak yang sedang tumbuh dan memerlukan protein dan mineral
dalam jumlah banyak. ("udaryani, /001)
elur memiliki sifat-sifat fisiko kimia yang sangat berguna dalam pengolahan
pangan. "ifat-sifat tersebut meliputi daya busa, emulsi, koagulasi dan warna. alam
proses pengolahan pangan kemampuan membentuk busa (daya busa atau daya buih)
sangat penting dalam pembuatan film yang stabil untuk mengikat gas, misalnya dalam
pengolahan whipped topping dan angel cake. ("udaryani, /001)
"ebutir telur terdiri atas kulit telur, lapisan kulit telur (kutikula), membran kulit
telur, putih telur (albumen), kuning telur (yolk), bakal anak ayam (germ spot) dan
kantung udara. elur terdiri dari tiga komponen utama, yaitu bagian kulit telur 2 - **
persen, putih telur (albumen) 3 - 4 persen dan kuning telur /3 - 1/ persen. ("utrisno,
/00+)
Putih telur atau albumen merupakan bagian telur yang berbentuk seperti gel,
mengandung air dan terdiri atas empat fraksi yang berbeda-beda kekentalannya. Bagian
putih telur yang terletak dekat kuning telur lebih kental dan membentuk lapisan yang
disebut kalaza (kalazaferous). Putih telur terdiri atas tiga lapisan yang berbeda, yaitu
lapisan tipis putih telur bagian dalam (10 5), lapisan tebal putih telur (0 5), dan lapisan
tipis putih telur luar (/0 5). Pada telur segar, lapisan putih telur tebal bagian ujungnya
akan menempel pada kulit telur. Putih telur tebal dekat kuning telur membentuk struktur
seperti kabel yang disebut kalaza. ("tadelman dan %otterill, *++)
elur memiliki sifat-sifat fisiko kimia yang sangat berguna dalam pengolahan
pangan. "ifat-sifat tersebut meliputi daya busa, emulsi, koagulasi dan warna. alam
proses pengolahan pangan kemampuan membentuk busa (daya busa atau daya buih)
sangat penting dalam pembuatan film yang stabil untuk mengikat gas, misalnya dalam
pengolahan whipped topping dan angel cake. ("utrisno, /00+)
aya buih merupakan ukuran kemampuan putih telur untuk membentuk buih jika
dikocok dan biasanya dinyatakan dalam persen terhadap putih telur. Protein putih telur
yang memiliki peranan penting dalam pembentukan buih diantaranya o!albumin,
o!omucin, globulin, o!otransferin, lysozime dan o!omucoid. ("tadelman dan %otterill,
*++)
Busa merupakan dispersi koloid dari fase gas dalam fase cair, yang dapat
terbentuk pada saat telur dikocok. ekanisme terbentuknya busa telur adalah terbukanya
ikatan-ikatan dalam molekul protein sehingga rantai protein menjadi lebih panjang.
#emudian udara masuk diantara molekul-molekul yang terbuka rantainya dan tertahan
sehingga terjadi pengembangan !olume. Busa dibentuk oleh beberapa protein dalam
putih telur yang mempunyai kemampuan dan fungsi yang berbeda-beda. '!omucin
mampu membentuk lapisan atau film yang tidak larut dalam air dan dapat menstabilkan
busa yang terbentuk. 6lubulin mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kekentalan
dan menurunkan kecenderungan pemisahan cairan dari gelembung udara. isamping itu,
globulin juga dapat menurunkan tegangan permukaan, sehingga membantu tahapan
pembentukan busa. 7ntuk membentuk gelembung udara yang kecil, banyak dan lembut
diperlukan tegangan permukaan yang rendah. '!albumin adalah protein yang dapat
membantu membentuk busa yang kuat. (8inarno 9 #oswara, /00/)
:olume dan kestabilan busa dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti umur,
suhu, kualitas telur, p&, lama pengocokan dan ada tidaknya bahan lain yang
ditambahkan. Pengocokan yang dilakukan lebih dari 4 menit tidak akan menambahn
!olume busa, melainkan akan memperkecil ukuran gelembung udara. '!albumin dapat
membentuk udara paling baik pada p& 1,3 sampai ;,0, sedangkan protein yang lain
dapat membentuk busa paling baik pada p& 4, - +,. ("utrisno, /00+)
Pengocokan putih telur pada suhu *0o % sampai /o % tidak mempengaruhi
pembentukan busa. etapi pada suhu yang lebih tinggi lagi (lebih dari /o %)
peningkatan suhu mengakibatkan penurunan tegangan permukaan, yang akan
mempermudah pembentukan busa. Pengocokan telur pada suhu ruang (/2-10o %) lebih
mudah menghasilkan busa daripada yang dilakukan pada suhu rendah. enurut hasil
penelitian #oche!ar (*+3), !olume dan kestabilan busa yang terbaik dihasilkan dari
pengocokan pada suhu ;4,**o %. ("utrisno, /00+)
<mulsi merupakan suatu dispersi partikel minyak atau lemak dalam air, atau air
dalam minyak. #uning telur adalah suatu contoh emulsi minyak=lemak dalam air.
<mulsi dibentuk oleh tiga komponen utama yaitu zat terdispersi, zat pendispersi dan zat
pengemulsi. Pembentukan emulsi dimulai dengan adanya pengocok an yang memisahkan
butir-butir zat terdispersi yang segera diselubungi oleh selaput tipis zat pengemulsi.
Bagian non polar dari zat pengemulsi (emulsifier) menghadap minyak=lemak, sedangkan
bagian polarnya menghadap air. Putih telur mempunyai daya emulsi yang sedang,
sedangkan kuning telur adalah emulsifier kuat. ("utrisno, /00+)
Protein sering mengalami perubahan sifat setelah mengalami perlakuan tertentu,
meskipun sangat sedikit ataupun ringan dan belum menyebabkan terjadinya pemecahan
ikatan ko!alen atau peptida. perubahan ini disebut dengan denaturasi protein. enaturasi
protein dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu oleh panas, tekanan, gaya mekanik,
p&, bahan kimia. Pembentukan foam merupakan contoh denaturasi protein melalui
tekanan, yaitu tekanan hidrostatik. enaturasi karena protein dapat terjadi pada suhu /o
% apabila tekanan cukup besar. Protein yang terdenaturasi karena tekanan (> / kbar)
umumnya bersifat re!ersibel setelah beberapa jam. ("tadelman dan %otterill, *++)
aktor yang mempengaruhi !olume dan kestabilan buih adalah umur telur.
"emakin lama umur telur, maka !olume dan kestabilan buih putih telur ayam semakin
menurun. "uhu telur juga mempengaruhi kemampuan putih telur dalam pembentukan
buih. elur yang disimpan pada suhu ruang mempunyai kemampuan membentuk buih
dan tekstur lebih baik daripada telur yang disimpan pada refrigerator karena putih telur
menjadi terlalu kental sehingga lebih sulit untuk dibuat buih. (a!is, /00/)
#eberadaan lemak, meskipun dalam jumlah kecil juga akan mengganggu
pembentukan buih dan menurunkan !olume buih yang dihasilkan. ?tulah sebabnya dalam
pembuatan cake, putih telur dikocok terpisah dengan kuning telur, mentega atau sumber
lemak yang lain agar menghasilkan !olume pengembangan yang optimal. Penambahan
gula diperlukan untuk menjaga kestabilan buih. 6ula akan mengikat protein sehingga
tidak terjadi pengendapan protein sehingga buih yang dihasilkan menjadi lebih stabil.
(8inarno 9 #oswara, /00/)
BAB III
#ET$D$L$%I
BAB I*
HA!IL DAN PE#BAHA!AN
+.1 Hasil
Pada "aat Proses iCer
• Pengamatan oam
+.2 Pem,ahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan pengujian daya foaming=busa=buih pada putih
telur dan melihat pengaruh penambahan gula dan o!er beated terhadap daya foaming.
oaming pada putih telur didapat dengan pengocokan. Pengocokkan dilakukan
dengan menggunakan miCer. Pengujian ini menggunakan perlakuan pengocokan dan
waktu pengocokan yang dilakukan dengan tujuan untuk melihat kapan terbentuknya
foaming optimum. PertamaDtama foaming di kocok dengan kecepatan rendah
menggunakan miCer selama * menit, kecepatan sedang selama 10 detik pertama,
kecepatan sedang selama 10 detik kedua, kecepatan tinggi selama 10 detik pertama,
dan kecepatan tinggi selama 10 detik kedua.
oam adalah jenis koloid dari gelembung gas sebagai fase terdispersinya yang
terperangkap dalam medium pendispersinya. 7ntuk menghasilkan foam yang stabil
diperlukan beberapa sifat tertentu dari medium pendispersi tersebut. aya buih atau
foam merupakan ukuran kemampuan putih telur untuk membentuk buih jika dikocok.
Protein putih telur yang memiliki peranan penting dalam pembentukan buih
diantaranya o!albumin, o!omucin, globulin, o!otransferin, lysozime dan o!omucoid.
("tadelman dan %otterill, *++)
Putih telur atau albumen merupakan bagian telur yang berbentuk seperti gel,
mengandung air dan terdiri atas empat fraksi yang berbeda-beda kekentalannya.
Bagian putih telur yang terletak dekat kuning telur lebih kental dan membentuk
lapisan yang disebut kalaza (kalazaferous). ekanisme terbentuknya busa telur
adalah terbukanya ikatan-ikatan dalam molekul protein sehingga rantai protein
menjadi lebih panjang. #emudian udara masuk diantara molekul-molekul yang
terbuka rantainya dan tertahan sehingga terjadi pengembangan !olume.
Pemberian perlakuan berbeda terhadap sampel putih telur yang akan dibentuk
foaming adalah kontrol (tanpa penambahan gula), penambahan gula * gram dan
penambahan tekanan berlebih (o!erbeated) selama 10 detik. "etelah dilakukan
pengocokkan terhadap putih telur pada tiap perlakuannya dilakukan pengamatan pada
foaming yang telah terbentuk. oam atau busa yang telah terbentuk diambil dengan
berat yang homogen kemudian dimasukan kedalam gelas piala. "etelah itu dilihat ada
atau tidaknya cairan pada waktu 10 detik, * menit, 10 menit, 40 menit, +0 menit, */0
menit dan sampai berhentinya cairan keluar dari foaming.
Proses pembentukan buih dimulai pada saat putih telur dikocok sehingga
gelembung udara akan ditangkap oleh putih telur, dan terbentuklah buih. "elama
pengocokan akan terjadi peningkatan dan penurunan ukuran dan jumlah gelembung
udara. aya buih merupakan ukuran kemampuan putih telur untuk membentuk buih
jika dikocok dan biasanya dinyatakan dalam persentase terhadap !olume putih telur.
Buih yang baik memiliki daya sebesar 4-2 kali !olume putih telur.
Berdasarkan hasil pengamatan, putih telur (albumin) yang dikocok dengan
kecepatan rendah sudah terbentuk busa namun belum terbentuk foam optimum. Pada
sample kontrol dan o!erbeated, foam optimum terbentuk pada 10 detik kedua dengan
pengocokan kecepatan tinggi sedangkan sampel albumin yang di beri konsentrasi
gula * gram terbentuk foam optimum lebih lama yaitu 10 detik ketiga dengan
pengocokan kecepatan tinggi. :olume cairan yang diamati pada perlakuan terkontrol
saat 10 menit adalah ,/ ml, penambahan gula * gram !olume cairan ,/ ml dan
o!erbeated ;,+ ml. "edangkan pada waktu 40 menit !olume cairan paling tinggi
adalah sampel kontrol yaitu 4,* ml kemudian o!erbeated 4 ml dan paling rendah
!olume sampel dengan penambahan gula * gram yaitu ,+ ml. ?ni berarti
penambahan gula menyebabkan pembentukan foam optimum lebih lama dan dapat
mempertahankan daya buihnya. &al ini sesuai dengan literature yang ada bahwa
penambahan gula diperlukan untuk menjaga kestabilan buih. 6ula akan mengikat
protein sehingga tidak terjadi pengendapan protein sehingga buih yang dihasilkan
menjadi lebih stabil. Penambahan gula ketika pengocokan akan meningkatkan
pembentukan busa karena sifat higroskopik dari gula yang menyimpan air. 6ugus
hidroksil pada struktur gula akan membentuk ikatan hidrogen dengan air. kan tetapi
gula juga akan memperlambat denaturasi. "truktur buih yang stabil umumnya
dihasilkan dari putih telur yang mempunyai elastisitas tinggi, sebaliknya !olume buih
yang tinggi diperoleh dari putih telur dengan elastisitas rendah. <lastisitas akan hilang
jika putih telur terlalu banyak dikocok atau diregangkan seluas mungkin ("tadelman
dan %otterill, *++). Pembentukan foam merupakan contoh denaturasi protein melalui
tekanan, yaitu tekanan hidrostatik. enaturasi karena protein dapat terjadi pada suhu
/o % apabila tekanan cukup besar. Protein yang terdenaturasi karena tekanan (> /
kbar) umumnya bersifat re!ersibel setelah beberapa jam.
BAB *
"E!I#PULAN
-.1 "esim)ulan
dapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini yaitu G
aya buih atau foam merupakan ukuran kemampuan putih telur untuk
a!is, %. @. @ee!es. /00/. &igh !alue opportunities from the chicken egg. report for
@ural ?ndustries @esearch and e!elopment %orporation. @?@% Publication $o.
0/=0+;.
i-%han, < . % . H., 8. . Powrie, dan ". $akai. *++. he chemistry of eggs and egg
products. ?nG <gg "cience and echnology, <ds. 8. A. "tadelman and '. A.
%otterill. ;th ed. he &aworth Press, ?nc., $ew Hork. pp. *0D*34
"tadelman, 8.A. '.A. %otterill. *++. <gg "cience and echnology. ;th <d. ood Products
Press. n ?mprint of he &aworth Press, ?nc. $ew Hork.
8inarno, . 6. dan ". #oswara. /00/. elur, Penanganan dan Pengolahannya. -B@?'
Press, Bogor.