sulit.Kegunaannya paling banyak untuk lauk pauk, namun seringkali untuk obat-obatan tradisional. Sebagai bahan
pangan, telur mempunyai nilai yang penting karena merupakan sumber protein dan lemak yang dibutuhkan oleh
tubuh manusia.
DEFINISI
Telur merupakan bahan pangan yang baik untuk memenuhi kebutuhan gizi protein, baik pada anak-anak maupun
orang dewasa dan ibu hamil.
Telur merupakan bahan pangan hasil ternak unggas yang kaya sumber protein hewani, memiliki rasa yang lezat,
mudah dicerna, dan bergizi tinggi.
Menurut Haryoto (1995), telur merupakan alat dan cara berkembang biak unggas dan sebagian hewan, secara
alami telur telah disiapkan oleh induknya untuk menunjang kehidupan dan perkembangan embrio secara sempurna.
JENIS
Banyak sekali jenis hewan yang dapat menghasilkan telur, tetapi dari sekian banyak jenis telur hanya beberapa
yang diperdagangkan dan dikonsumsi oleh manusia, yaitu :
Telur ayam negeri (ras)
Telur ayam kampung (buras)
Telur bebek/itik
Telur burung puyuh
Telur Ayam Negeri
Telur berukuran lebih besar dibandingkan dengan telur ayam kampung.
Berat telur rata-rata 55-65 g.
Warna kulit telur coklat dan putih.
Seekor ayam negeri dapat bertelur rata-rata 250-260 butir telur/tahun.
Telur Ayam Kampung
Telur berukuran lebih kecil dibandingkan dengan telur ayam negeri.
Berat telur rata-rata 45-50 g.
Warna kulit telur coklat dan putih.
Seekor induk ayam kampung tidak dapat bertelur banyak, rata-rata 200 butir telur/ tahun.
Harganya lebih mahal dibandingkan dengan telur ayam negeri.
Telur Bebek/Itik
Telur berukuran besar.
Ada 2 jenis → warna kulit telur biru dan putih → dihasilkan oleh jenis bebek yang berbeda.
Banyak digunakan untuk telur asin.
Telur Burung Puyuh
Telur berukuran kecil, jauh lebih kecil dari telur ayam kampung.
Berat telur rata-rata 15-20 g.
Warna kulit telur coklat berbintik-bintik hitam atau biru berbintik-bintik coklat pekat.
BAGIAN-BAGIAN TELUR
Telur mempunyai struktur yang sangat khas yang mengandung zat gizi yang cukup untuk mengembangkan sel telur
yang sudah dibuahi menjadi seekor anak.
Komponen pokok telur, yaitu :
Kulit telur (egg shell)
Putih telur (albumin)
Kuning telur (yolk)
Kulit Telur
Telur unggas memiliki kuit yang keras, halus, dan dilapisi kapur serta terikat kuat pada bagian luar lapisan
membran.
Kulit keras karena hampir sebagian besar tersusun dari garam-garam anorganik.
Pada bagian kulit terdapat beberapa ribu pori-pori yang berguna dalam pertukaran gas terutama untuk memenuhi
kebutuhan embrio dalam telur.
Pori-pori sangat sempit, berukuran 0,01-1,07 mm dan tersebar di seluruh permukaan kulit telur, jumlahnya
bervariasi antara 100-200 lubang/cm².
Pada bagian yang tumpul, pori-pori per satuan luas lebih besar dibandingkan dengan bagian yang lain.
Pada telur yang masih baru, pori-pori masih dilapisi oleh lapisan tipis kutikula yang terdiri dari 90% protein dan
sedikit lemak.
Fungsi kutikula :
Mengurangi penguapan air yang terlalu cepat
Menghalangi atau mencegah masuknya mikroorganisme melalui kulit telur.
Putih Telur
Putih telur mengandung lapisan putih telur encer 40% dan sisanya 60% lapisan putih kental.
Perbedaan kekentalan disebabkan karena adanya perbedaan kandungan airnya.
Pada penyimpanan telur, bagian putih telur merupakan bagian yang paling mudah rusak karena putih telur
merupakan bagian yang paling banyak mengandung air.
KUNING TELUR
Kuning telur berbatasan dengan putih telur dan dibungkus oleh suatu lapisan tipis yang elastis disebut membran
vitelin yang terbuat dari keratin dan musin.
Kuning telur berbentuk hampir bulat, berwarna kuning sampai jingga, letaknya persis di tengah-tengah telur, bila
telurnya baik dan normal.
Telur yang sudah lama disimpan akan mempunyai bentuk dan posisi kuning telur yang menyimpang
Struktur dan Bagian Telur
Karbohidrat
0,3 0,4 0,2
bebas
Koagulasi
Flavor
Custards Koagulasi
Flavor
Flavor
Mayonnaise Emulsifikasi
Koagulasi
Basah → larutan deterjen sanitaiser → NaOH 0,35% dan klorin < 50 ppm
Kering → bahan abrasif → steel wool, omey paper, dan kertas gosok (amplas)
2. Pendinginan = Tujuan : Menyimpan telur dalam waktu yang lebih lama.Disimpan pada suhu 50-60ºF dan
kelembapan relatif 75-80%. Pengemasan dapat dilakukan untuk mencegah penguapan
3. Pelapisan kulit telur dengan minyak = Tujuan : Menutup pori-pori kulit, sehingga penguapan air dan CO₂
terhambat. Minyak yang sering digunakan, yaitu : Minyak mineral → parafin dan pentana.
Minyak nabati → minyak biji kapas
• Persyaratan minyak yang dapat digunakan :
Tidak berwarna
Tidak berbau
Tidak berasa
Tidak mengkilat
Kental
Mampu menutup seluruh permukaan dengan rata
4. Pemanasan = Tujuan : Pengawetan.Dilakukan pada suhu 60ºC selama 10 menit.Air pemanas dapat diberi
senyawa fenol → mempunyai aktivitas anti bakteri → digunakan dalam pembuatan pindang.Senyawa fenol
akan bereaksi dengan protein dalam telur maupun lapisan kutikula.
PENYIMPANAN
1. Letakkan telur pada tempat telur dengan posisi yang runcing pada bagian bawah dan bagian yang tumpul di
atas. Hal ini dimaksudkan agar kantong udara yang terdapat di bagian yang tumpul tetap berada di atas.
Bila di bawah, isi telur akan mendesak kantong udara dan akan merusak mutu telur.
2. Telur jangan disimpan di tempat yang berbau keras seperti bawang, terasi, ikan asin, sabun, dan minyak
tanah karena bau tersebut mudah diserap oleh pori-pori kulit.
MUTU TELUR
• Beberapa cara penentuan mutu telur :
1. Berdasarkan kebersihan dan ketebalan kulit
2. Berdasarkan ukuran telur
3. Berdasarkan isi telur
KEBERSIHAN DAN KETEBALAN KULIT TELUR
• Telur yang kulitnya bersih akan lebih menarik dibandingkan dengan telur kulitnya kotor.
• Kulit kotor dapat disebabkan oleh bekas kotoran ayam atau bekas darah.
• Tebal kulit akan menentukan mudah tidaknya telur pecah.
• Telur yang tebal relatif lebih sukar pecah dibandingkan dengan telur yang kulitnya tipis.
• Telur dapat dikelompokkan menjadi 4 golongan mutu :
a. Kelas mutu I
Telur yang kulitnya tidak retak atau tidak pecah dan kenampakannya bersih tidak ada kotoran atau noda-noda.
b. Kelas mutu II
Telur yang kulitnya tidak retak atau tidak pecah, tetapi kenampakannya kotor.
c. Kelas mutu III
Telur yang kulitnya ada yang retak, tetapi isinya belum keluar.
d. Kelas mutu IV
Telur yang kulitnya sudah pecah dan sebagian isi telur keluar.
UKURAN TELUR
• Biasanya ukuran telur dihubungkan dengan beratnya → makin besar telur, makin berat.
• Meskipun bentuk dan ukuran setiap telur hampir tidak selalu sama, namun telur-telur dapat digolongkan
menjadi 4 mutu berdasarkan ukuran :
• Golongan telur “besar sekali” atau extra large, apabila berat setiap telur rata-rata > 61 g.
• Golongan telur “besar”, apabila berat setiap telur rata-rata 54 g atau antara 50-60 g.
• Golongan telur “medium”, apabila berat setiap telur rata-rata 47 g atau antara 40-50 g.
• Golongan telur “kecil”, apabila berat setiap telur < 40 g.
ISI TELUR
• Keadaan isi telur dapat terlihat dengan cara peneropongan atau disebut candling, yaitu dengan menyinari
telur dengan lampu melalui tabung silinder.
ABNORMALITAS
• Abnormalitas atau cacat pada telur dapat berupa kerusakan pada kulit telur maupun isi telur.
• Abnormalitas yang terjadi pada telur tidak mempengaruhi nilai gizinya.
• Penampakan telur yang cacat akan mempengaruhi kualitasnya.
BAGIAN BAGIAN KULIT TELUR
a. Retak kasar = Disebabkan oleh berkurangnya kekuatan kulit telur dan kerusakan mekanis
B. Retak halus = Jelas terlihat dengan bantuan alat teropong
C. Retak bintang = Bentuk retaknya seperti bintang
D. Kulit tipis atau tanpa kulit telur = Biasanya dihasilkan oleh ayam betina yang baru mulai bertelur
E. Kulit telur kasar seperti berpasir = Menciptakan suasana kandang yang aman merupakan salah satu jalan
pemecahannya
F. Kulit telur mengerut sebelah = Banyak dihasilkan oleh ayam yang baru mulai bertelur
G. Telur salah bentuk = Kerusakan kelenjar kulit telur merupakan salah satu penyebabnya
H. Kulit telur bergelombang sepanjang badan telur (body check) = Persentase kejadiannya meningkat seiring
dengan bertambahnya umur ayam
I. Kulit telur berwarna = Disebabkan oleh darah atau feses
J. Kulit telur dengan lubang kecil = Alternatif pemecahannya telur diambil sesering mungkin
K. Tanda lalat = Indikasi terdapat banyak lalat di kandang ayam atau gudang penyimpanan telur
L. Jerawat atau bisul pada kulit telur = Pemberian kalsium sesuai dengan kebutuhan dapat mengurangi
terbentuknya ini
M. Titik-titik jernih pada kulit telur (mottled atau glassy) = Tidak menimbulkan masalah, kecuali kulit telurnya
tipis
BAGIAN ISI TELUR
a. Bercak darah = Kekurangan vitamin A dan K dapat menjadi penyebabnya
b. Bercak daging = Umur ayam yang tua dapat menjadi faktor penyebab utamanya
c. Putih telur encer = Putih telur normal (kiri) dan encer (kanan) dapat disebabkan oleh penyakit infeksi
bronkhitis
d. Kuning telur yang pucat = KT yang pucat (kiri) dan normal (kanan) mempengaruhi selera konsumen
f. Telur dengan dua buah kuning telur = Ukurannya lebih besar dibandingkan dengan telur normal
g. Telur di dalam telur = Sangat jarang terjadi