Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

ILMU TERNAK UNGGAS


“Fungsi Hormon dalam Pembentukan Telur”

Disusun Oleh:
1. Nur Aminatu Zahro D1A021016
2. Elia Nur Aisya D1A021031
3. Ulfa Husnul Mardiah D1A021035
4. Albert Marcellino D1A021106
5. Milati Shounia Dzilali D1A021116
6. M. Aulia Syafriawan D1A021151
7. Annurul Atiyatun T. D1A021191
Group D

LABORATORIUM PRODUKSI TERNAK UNGGAS


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2023
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Ayam merupakan salah satu jenis unggas yang menghasilkan telur, yang merupakan
sumber makanan bergizi tinggi dan penting dalam industri pangan. Pembentukan telur pada
ayam melibatkan serangkaian proses yang kompleks, yang dikendalikan oleh berbagai faktor
termasuk nutrisi, lingkungan, dan hormon.
Hormon adalah senyawa kimia yang diproduksi oleh kelenjar endokrin dalam tubuh
hewan. Hormon bertindak sebagai pengatur penting dalam berbagai proses fisiologis,
termasuk reproduksi. Dalam konteks pembentukan telur pada ayam, beberapa hormon
utama yang terlibat meliputi hormon hipotalamus, hipofisis, dan hormon seks. hormon
kortikosteroid juga dapat mempengaruhi pembentukan telur pada ayam. Hormon
kortikosteroid, yang diproduksi oleh kelenjar adrenal, dapat berinteraksi dengan hormon
reproduksi dan memengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh ayam.
Pemahaman yang mendalam tentang peran hormon dalam pembentukan telur pada
ayam penting untuk mengoptimalkan produksi telur dalam industri peternakan. Memahami
interaksi antara hormon-hormon ini dapat membantu peternak untuk mengelola produksi
telur dengan lebih efisien dan meningkatkan produktivitas.
I.2 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui sistem fisiologi yang bekerja dalam proses pembentukan
telur
2. Mahasiswa dapat mengetahui hormon yang berperan dalam pembentukan yolk dan
albumen
3. Mahasiswa dapat mengetahui hormon yang mengatur sifat mengeram
4. Mahasiswa dapat mengetahui mengapa ayam yang mengeram tidak bertelur
5. Mahasiswa dapat memberikan solusi untuk meninkatkan produksi ayam kampung
II. PERTANYAAN UMUM

II.1 Skenario kasus


Terdapatnya sifat mengeram pada ayam Kampung, mengakibatkan produksi telur
rendah. Tinggi rendahnya sifat mengeram tergantung pada faktor genetik seperti bangsa,
atau strain ayam dan faktor lingkungan seperti tata laksana pemeliharaan, perkandangan
dan pencahayaan (photo periodic). Kejadian/kebiasaan mengeram pada ayam Kampung
ditandai dengan menyarang yang terus menerus, menjaga telurnya dan karakter clucking
(ROMANOVet al., 2002). Apabila ayam lokal dipelihara secara ekstensif atau semi intensif,
setelah ayam tersebut bertelur kurang lebih sebanyak 12-15 butir biasanya dilanjutkan
dengan mengerami telurnya selama 21 hari sampai telur menetas. Setelah menetas induk
ayam tetap mengerami dan menjaga anaknya serta masih terdapat karakter clucking. Secara
keseluruhan kebiasaanmengeram selama masa inkubasi dan setelah menetas (selama masa
brooding) dinamakan sifat mengeram (SHARP, 1997; ROMANOVet al., 2002). Ayam
Kampung bertelur dalam satu periode peneluran rata-rata 12 butir/ekor dan selama satu
tahun produksi telurnya sekitar 42-50 butir/ekor. Pada ayam niaga petelur produksi tlur
mencapai 300 butir/ekor/tahun, sehimgga terdapat perbedaan produksi telur yang tinggi.
II.2 Pertanyaan umum
1. Sistem fisiologi apa sajakah yang bekerja pada pembentukkan telur ayam/unggas?
Sistem reproduksi ayam terdiri dari beberapa organ yang saling bekerja sama untuk
menghasilkan telur. Organ utama yang terlibat adalah ovarium atau indung telur, yang
merupakan organ tempat telur dihasilkan. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Andriyanto et al. (2014) yang menyatakan bahwa organ utama yang bekerja pada proses
pembentukan telur adalah ovarium. Pada ayam, ovarium terdiri dari dua ovarium yang
terletak di sisi kiri dan kanan. Setiap ovarium mengandung ribuan folikel yang mengandung
sel telur. Selama masa reproduksi, satu folikel akan tumbuh dan berkembang menjadi telur
yang siap untuk dibuahi.
Sistem endokrin memainkan peran penting dalam mengontrol pembentukan telur
pada ayam. Hormon yang diproduksi oleh kelenjar endokrin seperti kelenjar hipotalamus,
hipofisis, dan ovarium, mempengaruhi perkembangan folikel dan pematangan sel telur
(Ismudiono et al., 2010). Hormon estrogen dan progesteron yang diproduksi oleh ovarium
bertanggung jawab untuk mempercepat pertumbuhan folikel dan mematangkan sel telur.
Hormon luteinizing hormone (LH) dan follicle-stimulating hormone (FSH) yang diproduksi
oleh kelenjar hipofisis juga mempengaruhi perkembangan folikel dan pelepasan sel telur.
Yolk dan albumen adalah komponen penting dari telur ayam. Yolk merupakan sumber
protein, lemak, dan nutrisi penting lainnya untuk embrio yang berkembang di dalam telur.
Sedangkan albumen merupakan sumber protein untuk perkembangan embrio dan
pelindung dari infeksi bakteri. Hormon yang berperan dalam pembentukan yolk dan
albumen adalah estrogen dan progesteron. Estrogen meningkatkan produksi yolk,
sedangkan progesteron meningkatkan produksi albumen.
2. Jelaskan hormon apa saja yang berperan dalam pembentukan yolk dan albumen?
Hormon adalah senyawa kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin dan
bertanggung jawab untuk mengontrol berbagai fungsi tubuh dan pada hormon sangat
penting dalam pembentukan telur (Manurung, 2017). Hormon yang berperan dalam
pembentukan yolk dan albumen adalah estrogen dan progesteron. Estrogen mempengaruhi
perkembangan folikel di dalam ovarium dan membantu memproduksi yolk, sementara
progesteron mempengaruhi perkembangan saluran telur dan membantu memproduksi
albumen.
Estrogen adalah hormon seks betina yang diproduksi oleh ovarium. Hormon ini
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan folikel di dalam ovarium (Wahjuningsih,
2021). Pada saat folikel mencapai ukuran matang, estrogen merangsang pelepasan hormon
luteinizing (LH) yang membantu ovulasi atau pelepasan sel telur dari ovarium. Selama siklus
reproduksi ayam, estrogen memainkan peran penting dalam pembentukan yolk.
Progesteron adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar korpus luteum di ovarium
setelah ovulasi terjadi. Hormon ini mempengaruhi perkembangan saluran telur dan
membantu memproduksi albumen. Progesteron juga membantu mempertahankan kondisi
optimal di dalam saluran telur untuk perkembangan embrio. Kasiyati et al. (2011) jua
menyatakan bahwa hormone progesteron memiliki peran yang penting dalam sintesis
albumen.
Hormon estrogen dan progesteron pada ayam sangat penting dalam membentuk telur
yang berkualitas baik. Hormon ini bekerja bersama-sama dengan hormon lainnya dalam
sistem endokrin untuk memastikan bahwa telur yang dihasilkan memiliki kualitas yang
optimal. Hormon juga mempengaruhi sifat reproduksi lainnya pada ayam, seperti produksi
sperma pada jantan dan pengaturan tingkah laku reproduksi pada betina.
3. Hormon apa yang mengontrol sifat mengeram? Mengapa ayam yang mengeram tidak
menghasilkan telur?
Hormon prolaktin adalah hormon yang memiliki peran penting dalam mengontrol
perilaku mengeram pada ayam (Suprijatna, 2010). Hormon ini diproduksi oleh kelenjar
pituitari dan bekerja dengan mengaktifkan sistem reproduksi ayam untuk menyiapkan
tubuhnya untuk bertelur dan mengeram. Selain itu, prolaktin juga membantu
mempertahankan perilaku mengeram pada ayam dengan meningkatkan produksi hormon
progesteron yang berperan dalam mengatur perilaku induk ayam dalam mempertahankan
telur dan anak ayamnya.
Perilaku mengeram yang menjadi ciri khas dari ayam seringnya tidak diinginkan pada
ayam petelur komersial karena akan mengurangi produksi telur. Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Putri et al. (2017) yang menyatakan bahwa sifat mengeram pada ayam niaga
petelur mrupakan sifat yang tidak diinginkan karenanya dilakukan seleksi hingga dihilangkan
hingga mendapakan sifta yang diinginkan. Para peternak ayam petelur juga cenderung
menghindari sifat mengeram pada ayam dengan cara memelihara ayam dalam kondisi yang
tidak memungkinkan untuk mengeram seperti memberikan lingkungan yang tidak nyaman,
dan penggunaan pencahayaan yang teratur. Ayam yang mengeram akan mempertahankan
suhu tubuhnya agar tetap stabil dan hangat, dengan cara menempelkan telurnya pada
bagian bawah tubuhnya yang hangat. Selain itu, perilaku mengeram pada ayam juga akan
mempengaruhi pola makan dan minumnya, yang mana ayam akan mengurangi jumlah
makanan dan air yang dikonsumsinya agar dapat tetap mengerami telurnya.
4. Mengapa produksi telur ayam niaga petelur lebih tinggi dibandingkan dengan ayam
kampung?
Produksi telur adalah bisnis besar di seluruh dunia, dan ayam merupakan unggas
paling umum yang dipelihara untuk tujuan ini. Ada dua jenis utama ayam yang digunakan
dalam produksi telur: ayam kampung dan ayam niaga petelur. Ayam kampung adalah ayam
yang tidak dikembangkan secara khusus untuk produksi telur, tetapi mereka memiliki
karakteristik alami yang membuat mereka tetap menjadi pilihan peternak lokal. Di sisi lain,
ayam niaga petelur telah dikembangkan secara selektif untuk menghasilkan telur dalam
jumlah dan ukuran yang lebih banyak, dengan berbagai faktor lingkungan yang diatur secara
ketat. Perbedaan genetik inilah yang membuat produksi telur ayam niaga petelur lebih
tinggi dibandingkan dengan ayam kampung.
Ayam kampung biasanya dipelihara dalam sistem yang kurang intensif atau ekstensif,
dengan ruang gerak yang lebih besar dan pakan yang lebih terbatas. Hal ini membuat ayam
kampung menjadi kurang produktif dalam menghasilkan telur. Ayam niaga petelur, di sisi
lain, dipelihara dalam sistem yang lebih intensif, dengan lingkungan yang terkendali dan
pakan yang diatur sedemikian rupa untuk memaksimalkan produksi telur. Peternak ayam
niaga petelur menggunakan teknologi canggih seperti pencahayaan buatan dan tata laksana
pemeliharaan yang optimal untuk memastikan produksi telur yang tinggi.
Ayam niaga petelur juga memiliki keunggulan genetik yang membuat mereka lebih
produktif dalam menghasilkan telur. Pemilihan ayam dengan sifat-sifat yang
menguntungkan seperti ukuran tubuh, tingkat produksi telur, dan konversi pakan yang
efisien telah dilakukan selama bertahun-tahun untuk menghasilkan ayam niaga petelur yang
lebih baik. Hal ini membuat ayam niaga petelur memiliki daya tahan dan produktivitas yang
lebih tinggi dibandingkan dengan ayam kampung.
Ayam niaga petelur memiliki kelebihan seperti produktif dalam menghasilkan telur
namun, mereka juga rentan terhadap penyakit dan memerlukan perawatan yang intensif.
Penggunaan antibiotik dan obat-obatan lainnya untuk mencegah dan mengobati penyakit
menjadi lebih umum di antara ayam niaga petelur. Di sisi lain, ayam kampung biasanya lebih
tahan terhadap penyakit dan lebih mudah dipelihara tanpa bantuan obat-obatan.
5. Jelaskan solusinya agar produksi telur ayam kampung dapat ditingkatkan?
Peningkatan produksi telur ayam kampung, salah satu solusinya adalah dengan
memperbaiki tata laksana pemeliharaan. Pemeliharaan ayam kampung harus dilakukan
secara teratur dan sistematis, seperti memberikan pakan dan air yang cukup, serta
memastikan kebersihan kandang dan lingkungan sekitarnya. Hal ini akan meminimalkan
stres pada ayam kampung, sehingga meningkatkan produksi telur yang dihasilkan
(Adhyatma et al., 2020). Pemberian pakan yang cukup dan seimbang juga sangat penting
untuk meningkatkan produksi telur ayam kampung. Pakan yang mengandung nutrisi yang
cukup dan seimbang dapat membantu meningkatkan kesehatan ayam, sehingga
menghasilkan telur yang lebih banyak dan berkualitas. Selain itu, pakan yang tepat juga
dapat membantu mengurangi kebiasaan mengeram pada ayam, yang dapat mengganggu
produksi telur.
Pengontrolan kesehatan ayam secara teratur juga merupakan solusi untuk
meningkatkan produksi telur ayam kampung. Menurut Suprijatna (2010) pememeriksaan
kesehatan ayam secara rutin, dapat diketahui jika ada ayam yang sakit atau mengalami
gangguan kesehatan, sehingga dapat segera ditangani dan diobati. Hal ini akan membantu
mencegah penyebaran penyakit dan mempertahankan kesehatan ayam, sehingga produksi
telur dapat meningkat. Pengaturan pencahayaan yang tepat juga dapat membantu
meningkatkan produksi telur ayam kampung. Pencahayaan yang tepat dapat merangsang
ayam untuk bertelur, sehingga menghasilkan telur yang lebih banyak. Selain itu, pengaturan
pencahayaan juga dapat membantu mengurangi kebiasaan mengeram pada ayam, yang
dapat mengganggu produksi telur.
III. PENUTUP

III.1 Kesimpulan
1. Sistem reproduksi ayam terdiri dari beberapa organ yang saling bekerja sama untuk
menghasilkan telur. Organ utama yang terlibat adalah ovarium atau indung telur, yang
merupakan organ tempat telur dihasilkan
2. Hormon yang berperan dalam pembentukan yolk dan albumen adalah estrogen dan
progesteron. Estrogen mempengaruhi perkembangan folikel di dalam ovarium dan
membantu memproduksi yolk, sementara progesteron mempengaruhi perkembangan
saluran telur dan membantu memproduksi albumen.
3. Hormon prolaktin adalah hormon yang memiliki peran penting dalam mengontrol
perilaku mengeram pada ayam. Hormon prolaktin membantu mempertahankan perilaku
mengeram pada ayam dengan meningkatkan produksi hormon progesteron yang
berperan dalam mengatur perilaku induk ayam dalam mempertahankan telur dan anak
ayamnya.
4. Ayam niaga petelur berasal dari ayam yang telah mengalami seleksi genetik yang
dikhususkan sebagai ayam dengan produksi telur tinggi. Pola pemeliharaan yang
diterapkan pada ayam niaga petelur juga
5. produksi telur ayam kampung dapat dilakukan dengan memperbaiki tata laksana
pemeliharaan, memberikan pakan yang cukup dan seimbang, mengontrol kesehatan
ayam secara teratur, pemilihan induk yang berkualitas, dan pengaturan pencahayaan
yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA

Andriyanto, R. A., Miftahurrohman, M., Rahayu, Y. S., Chandra, E., Fitrianingrum, A.,
Anggraeni, R., & Manalu, W. (2014). Peningkatan produktivitas ayam petelur melalui
pemberian ekstrak etanol daun kemangi. Jurnal Veteriner. Fakultas Kedokteran
Hewan Institut Pertanian Bogor. Bogor, 15(2), 281-287.
Ismudiono, D., Anwar, H., Madyawati, S. P., Samik, A., & Safitri, E. (2010). Buku Ajar Fisiologi
Reproduksi pada Ternak. Airlangga University Press.
Kasiyati, K., Kusumorini, N., Maheshwari, H., & Manalu, W. (2011). Penerapan Cahaya
Monokromatik untuk Perbaikan Kuantitas Telur Puyuh (Coturnix coturnix japonica.
L). Anatomi Fisiologi, 19(1), 1-7.
Manurung, N. (2017). Sistem endokrin. Deepublish.
Putri, B. R. T., Sukanata, I. W., & Partama, I. B. G. (2017). Kelayakan Usaha Peternakan Ayam
Ras Petelur. Denpasar: Fakultas Peternakan Universitas Udayana.
Suprijatna, E. (2010, October). Strategi pengembangan ayam lokal berbasis sumber daya
lokal dan berwawasan lingkungan. In Seminar Nasional Unggas Lokal ke IV, Fakultas
Peternakan Universitas Diponegoro (Vol. 7).
Wahjuningsih, S. (2021). Fisiologi Reproduksi dan Inseminasi Buatan pada Unggas.
Universitas Brawijaya Press.

Anda mungkin juga menyukai