Oleh
Heri Wiranto Samosir
J1A115043
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pembengkakan granula (swelling
power) dan kelarutan (solubility) pati singkong yang telah di olah pada praktikum
sebelumnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pati
Pati merupakan salah satu bentuk karbohidrat yang jumlahnya cukup banyak
dalam suatu bahan pangan. Pati diperoleh dengan cara ekstraksi dalam air, diikuti
dengan proses penyaringan, pengendapan, pencucian, dan pengeringan. Secara fisik,
pati dapat dibedakan dari tepung, antara lain pati lebih putih dan lebih halus. Sebagai
bahan pangan, pati merupakan sumber energi, yang menghasilkan energi 4 kkal/gram.
Homopolimer glukosa dengan ikatan α-glikosidik ini merupakan komponen utama
dari biji-bijian dan umbi-umbian. Pati banyak digunakan dalam berbagai produk
pangan, antara lain sebagai bahan pengikat, pengental, pembentuk gel, emulsifier,
enkapsulasi, pembentuk film, pembentuk tekstur, agensia penstabil (stabilizer) dan
lain-lain.
Zat pati terdiri dari butiran-butiran kecil yang disebut granula. Bentuk granula
pati ialah semikristal yang terdiri dari unit amorphous. Menurut Hodge dan Osman
(1976), bentuk dan ukuran granula merupakan karakteristik setiap jenis pati, karena
itu dapat digunakan untuk identifikasi. Selain ukuran granula, karakteristik lain
adalah bentuk granula, lokasi hilum, letak birefringence, serta permukaan granulanya.
Pati merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan _-glikosidik. Pati
disusun oleh unit D-glukopiranosa. Pati terdiri dari dua fraksi yang dapat dipisahkan
dengan air panas. Fraksi terlarut disebut amilosa dan fraksi yang tidak terlarut disebut
amilopektin. Amilosa mempunyai struktur lurus yang dominan engan ikatan _-(1,4)-
D-glukosa, sedangkan amilopektin mempunyai titik percabangan dengan ikatan
cabang, dengan ikatan _-(1,6)-D-glukosa (Winarno, 1995). Pada umumnya pati
mengandung amilopektin lebih banyak daripada amilosa.
Menurut Winarno (2004), Pati terdiri atas dua fraksi yang dapat dipisahkan
oleh air panas. Fraksi terlarut disebut amilosa dan fraksi tidak terlarut disebut
amilopektin.
Amilosa maupun amilopektin disusun oleh monomer -D-glukosa yang
berikatan satu sama lain melalui ikatan glikosidik. Perbedaan antara amilosa dan
amilopektin terletak pada pembentukan percabangan pada struktur linearnya, ukuran
derajat polimerisasi, ukuran molekul dan pengaturan posisi pada granula pati.
Amilosa dan amilopektin berperan dalam menentukan karakteristik fisik, kimia dan
fungsional pati. Amilosa berkontribusi terhadap karakteristik gel karena kehadiran
amilosa berpengaruh terhadap pembentukan gel (Parker, 2003).
Dalam produk makanan amilopektin bersifat merangsang terjadinya proses
mekar (puffing) dimana produk makan yang berasal dari pati yang kandungan
amilopektinnya tinggi akan bersifat ringan, porus, garing dan renyah. Kebalikannya
pati dengan kandungan amilosa tinggi, cenderung menghasilkan produk yang keras,
pejal, karena proses mekarnya terjadi secara terbatas.
Granula pati berwarna putih, mengkilat, tidak berbau, dan tidak berasa apabila
dalam keadaan murni. Granula pati memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi.
Bentuk, ukuran, dan sifat granula pati tergantung dari sumber patinya, ada yang
berbentuk bulat, oval, atau tak beraturan (Koswara, 2006).
4.1 Hasil
Tabel 4.1.1 Hasil perhitungan swelling power dan solibility pati singkong
No Suhu Air Swelling Power Solubility
1 65℃ 5885,8 gr/gr 8,06%
2 85℃ 6741,6 gr/gr 10,87%
4.2 Pembahasan
Pati adalah karbohidrat yang merupakan polimer glukosa dan terdiri atas
amilosa dan amilopektin. Pati dapat diperoleh dari biji-bijian, umbi-umbian, sayuran,
maupun buah-buahan. Sumber alami pati antara lain adalah jagung, labu, kentang,
sagu, ubi kayu, ganyong, pisang dan sorgum.
Swelling power merupakan karakteristik pembengkakan granula pati yang
didominasi oleh amilopektin, sementara amilosa bertindak seperti inhibitor terjadinya
pembengkakan granula. Solubility yang merupakan peristiwa pelarutan amilosa
keluar granula diketahui juga terjadi pada granula belum pecah, hal ini ditandai
dengan adanya amilosa yang terdeteksi pada pemanasan suspense pati pada suhu 50-
85℃.
Terdapat dua cara menghitung swelling power dan solubility namun metode
pengukurannya menggunakan prinsip yang sama pati yag diketahui berat pengukuran
air berlebih (biasanya 1% W/V). Pemanasan dilakukan pada suhu tertentu dan lama
pemanasan tertentu (biasanya 20 menit). Berat pati yang telah menyerap air
dipisahkan dari sisa air yang tidak terserap melalui proses sentrifugasi. Swelling
power dapat dihitung tanpa mempertimbangkan kadar air awal dan jumlah pati yang
terlarut selama pemanasan.
Pada praktikum swelling power dan solubility digunakan jenis pati yang sama
untuk setiap kelompok. Berdasarkan hasil pengamatan didapat bahwa nilai swelling
power merupakan karakteristik yang dimiliki oleh amilopektin , sementara amilosa
bertindak seperti inhibitor terjadinya pembengkakan granula. Solubility adalah
parameter yang berkaitan dengan keberadaan molekul air seperti amilosa. Perbedaan
nilai swelling power dan solubility yang didapat untuk setiap kelompok ini mungkin
disebabkan oleh adanya perbedaan rantai amilosa dan amilopektin pada struktur pati
tersebut. Nilai swelling power yang lebih tinggi dibandingkan nilai solubility ini
disebabkan adanya perbedaan jumlah amilosa dan amilopektin pada pati tersebut. Pati
yang digunakan tersebut lebih banyak mengandung amilopektin disbanding amilosa
sehingga nilai swelling powernya lebih besar.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Nilai swelling power yang diperoleh dari suhu 65℃ terhadap pati singkong yaitu
5885,8 gr/gr. Nilai swelling power yang diperoleh dari suhu 85℃ terhadap pati
singkong adalah 6741,6 gr/gr. Kelarutan (Solubility) pati singkong pada suhu 65℃
memiliki nilai 8,06%. Kelarutan (Solubility) pati singkong pada suhu 85℃ memiliki
nilai 10,87%. Perbedaan nilai swelling power dapat terjadi karena adanya perbedaan
kadar amilosa dan amilopektin.Selama pemanasan akan terjadi pemecahan granula
pati, sehingga pati dengan kadar amilosa lebih tinggi, granulanya akan lebih banyak
mengeluarkan amilosa.
5.2 Saran
Sebaiknya pada praktikum dilakukan dengan sesuai prosedur yang ada, agar
didapatkan hasil yang sesuai pada praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Adeleke, R.O. dan J.O. Odedeji, 2010. Functional properties of wheat and sweet
potato flour blends. Pakistan J. Nutrition 9 (6) : 535-538.
Fleche G. 1985. Chemical Modifikation and Degradation of Starch, Di dalam G.M.A.
Van Beynum dan J.A. Roels ed Starch conversion technology. London:
Applied Science Publ.
Hodge, J.E, dan E.M. Osman, 1976. Carbohydrates, didalam Food Chemistry. D.R.
Fennema, ed. Macel Dekker, inc. New York dan Basel.
Koswara, 2006. Teknologi Modifikasi Pati. Ebook Pangan.
Leach HW, Mc Cowen LD, Schoch TJ.1959. Structure of The Starch Granules.
Cereal Chem. 36 : 534 – 544
Li, J.Y. dan Yeh, A.I., 2001. Relationships Between Thermal, Rheological
Characteristics and Swelling Power for Various Starches. Journal of Food
Engineering, 50: 141–148
Moorthy, E., 2004. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L) .URL:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/2924 5/4/Chapter%20II.pdf,
diakses pada tanggal 13 mei 2016.
Murillo, dkk. 2008. Morphological, Physicochemical and Structural Characteristics
of Oxidized Barley and Corn Starches. Starch/ Starke Vol 60. 634 - 645.
Parker, R. 2003. Introduction to Food Science. United States of America : Delmar,
Thomson Learning.
Pomeranz Y. 1991. Functional Properties of Food Components. San Diego :
Academic Press Inc.
Swinkels, 1985. Source of Starch, Its Chemistry and Physics. Di dalam: G.M.A.V.
Beynum dan J.A Roels (eds.). Starch Conversion Technology. Marcel Dekker,
Inc., New York
Winarno, F. G. 1995. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka.
Winarno, F. G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama.
Winarno, F. G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka.
LAMPIRAN
a. Perhitungan
Suhu 65℃
- Berat tabung kosong = 6,4 gram
- Berat cawan petri kosong = 31,897 gram
- Supernatan kering = 32,11 gram
- Sedimen basah = 11,52 gram
(11,52−6,4)𝑔𝑟𝑎𝑚
- Swelling power = [0,5(32,11−31,697) × 100%
5,12
= 0,5−0,413 × 100%
5,12
= 0,087 × 100%
= 5885,8 %
0,413
- Solubility = × 100%
5,12
= 8,06%
Suhu 85℃
- Berat tabung kosong = 6,52 gram
- Berat cawan petri kosong = 33,08 gram
- Supernatan kering = 33,52 gram
- Sedimen basah = 10,565 gram
(10,565−6,52)𝑔𝑟𝑎𝑚
- Swelling power = × 100%
[0,5(33,52−33,08)
4,045
= × 100%
0,5−0,44
4,045
= × 100%
0,56
= 6741,6 %
0,44
- Solubility = 4,045 × 100%
= 10,87%
b. Gambar