Anda di halaman 1dari 9

KABUPATEN

EMPAT LAWANG

Kabupaten Empat Lawang adalah


sebuah kabupaten diprovinsi Sumatera Selatan,Indonesia.
Kabupaten Empat Lawang diresmikan pada 20 April 2007 setelah
sebelumnya disetujui oleh DPR dengan disetujuinya Rancangan Undang-
Undangnya pada 8 Desember 2006 tentang pembentukan kabupaten
Empat Lawang bersama 15 kabupaten/kota baru lainnya. Kabupaten
Empat Lawang merupakan pemekaran darikabupaten Lahat. Kabupaten
Empat Lawang mempunyai luas wilayah 225.644 Ha atau 2.256,64 Km2
dengan jumlah penduduk 211.243. Kabupaten Empat Lawang beribukota
di Tebing Tinggi dan terdiri dari 9 kecamatan, 148 desa dan 8 kelurahan

Letak geografis

Secara astronomis Kabupaten Empat Lawang terletak antara 3,25


sampai dengan 4,15 Lintang Selatan, 102,37 sampai dengan 103,45
Bujur Timur. Kabupaten Empat Lawang dengan wilayah seluas 2.391.87
kilometer per segi dengan batasan wilayah sebelah Utara berbatasan
dengan kabupaten Musi Rawas, Sebelah Selatan berbatasan dengan
kabupaten Lahat dan kabupaten Bengkulu Selatan Provinsi Bengkulu,
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Lahat, Sebelah Barat
Berbatasan dengan Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu.
Secara administratif, Kabupaten Empat Lawang di bagi dalam 8 wilayah
kecamatan yang mencakup 148 desa dan 8 kelurahan. Jumlah penduduk
kabupaten Empat Lawang tahun 2010 berjumlah 221.176 jiwa/orang
dengan kepadatan penduduk sebesar 92,27 penduduk perkilometer
persegi. Kecamatan terpadat adalah kepadatan penduduk 164.48
penduduk per kilometer persegi sedangkan kecamatan yang memiliki
kepadatan paling rendah adalah kecamatan Ulu Musi dengan kepadatan
63,67 penduduk perkilometer persegi.

Kabupaten EmpatLawang beriklim tropis dengan ratarata suhu


udara maksimum 37,1 derajat celcius dan ratarata suhu udara
minimum 22,7 derajat celcius. Kelembaban udara berkisar antara
66,85 hingga 90,20 persen, dan kecepatan angin 1,18 hingga
11,70 knot. Ketinggian wilayah kabupaten Empat Lawang dari
atas permukaan laut bervariatif mulai dari 100 meter sampai
dengan 700 meter. Tingkat curah hujan yang paling tinggi di
bulan Desember sebesar 9.270 mm. Sedangkan curah hujan
terendah sebesar 78 mm yang jatuh pada bulan Mei. Bulan kering
yaitu bulan dengan curah hujan < 100 mm terjadi hanya 1 bulan
yaitu pada bulan Mei 78 mm, sedangkan bulan basah yaitu
tingkat curah hujan > 200 mm jatuh pada bulan April, September
hingga Januari (selama 6 bulan). Berdasarkan kriteria oldeman,
kondisi curah hujan di Kabupaten Empat Lawang termasuk ke
zona agriklimat B1.

TAHUN 2011 2010

Jumlah Pria (jiwa) 113.364 113.364


Jumlah Wanita (jiwa) 107.812 107.812
Total (jiwa) 221.176 221.176
Pertumbuhan Penduduk (%) - -
Kepadatan Penduduk (jiwa/Km) 87 87
Sumber Data:
BPS Kabupaten Empat Lawang

Sebelah Utara : Propinsi Jambi, Kabupaten Musi


Banyuasin, den Selat Bangka

Sebelah Selatan : Kabupaten Muara Enim, Kabupaten


Ogan Komering Ilir,dan Kota Palembang

Sebelah Barat : Kabupaten Musi Banyuasin

Sebelah Timur : Selat Bangka dan Kabupaten Ogan


Komering Ulu.

Beberapa lokasi yang dibuka dan dikembangkan untuk


persawahan dengan masukan teknologi yang tepat dan
pengelolaan air yang memadai telah memberikan hasil yang
mampu menyamai persawahan beririgasi. Kondisi ini memberikan
gambaran bahwa daerah ini sangat prospektif bagi kegiatan
investasi di sektor pertanian. Sedangkan tanaman perkebunan
yang terbukti potensial untuk dikembangkan antara lain adalah
karet, kelapa, kelapa sawit, dan kopi. Karet dapat dikembangkan
di lahan kering. Kelapa, kopi (varietas tertentu) dapat
dikembangkan di lahan pasang surut. Sedangkan kelapa sawit
dapat dikembangkan baik di lahan kering maupun pasang surut.

Beberapa lokasi yang dibuka dan dikembangkan untuk


persawahan dengan masukan teknologi yang tepat dan
pengelolaan air yang memadai telah memberikan hasil yang
mampu menyamai persawahan beririgasi. Kondisi ini memberikan
gambaran bahwa daerah ini sangat prospektif bagi kegiatan
investasi di sektor pertanian. Sedangkan tanaman perkebunan
yang terbukti potensial untuk dikembangkan antara lain adalah
karet, kelapa, kelapa sawit, dan kopi. Karet dapat dikembangkan
di lahan kering. Kelapa, kopi (varietas tertentu) dapat
dikembangkan di lahan pasang surut. Sedangkan kelapa sawit
dapat dikembangkan baik di lahan kering maupun pasang surut.

Pada sektor pertanian dan peternakan, Pemerintah Kabupaten


Banyuasin telah menetapkan 9 program pembangunan, yaitu
inventarisasi dan evaluasi potensi, optimalisasi pra panen,
penanganan pasca panen/produksi, lumbung modern dan unit
usaha mandiri, sub terminal agribisnis, farm model lahan rawa
lebak dan pasang surut, terminal argibisnis di Pangkalan Balai dan
Betung, penguatan kelembagaan, perbenihan, penyuluhan dan
pelatihan, serta pemanfaatan lahan baru dan lahan tidur.
Pada sektor pertanian dan peternakan, Pemerintah Kabupaten
Banyuasin telah menetapkan 9 program pembangunan, yaitu
inventarisasi dan evaluasi potensi, optimalisasi pra panen,
penanganan pasca panen/produksi, lumbung modern dan unit
usaha mandiri, sub terminal agribisnis, farm model lahan rawa
lebak dan pasang surut, terminal argibisnis di Pangkalan Balai dan
Betung, penguatan kelembagaan, perbenihan, penyuluhan dan
pelatihan, serta pemanfaatan lahan baru dan lahan tidur.
Di sektor perikanan, Kabupaten Banyuasin memiliki potensi yang
besar terutama kegiatan budidaya perikanan darat dan laut, serta
penangkapan di perairan umum. Wilayah pesisir daerah ini telah
dikenal sejak lama sebagai sentra perikanan laut, seperti di
Sungsang dan Sembilang. Hal ini tercermin dari besarnya
produksi perikanan yang dihasilkan. Dari perikanan laut saja,
pada tahun 2000 diperoleh 29.140 ton hasil laut dengan nilai Rp.
138,4 miliyar.

Pada sektor ini Pemerintah Kabupaten Banyuasin telah


menetapkan program pengembangan perikanan dan
pemberdayaan masyarakat pesisir. Program tersebut diwujudkan
dalam bentuk perbaikan teknik penangkapan, pengolahan hasil
perikanan, silvo-fisheries dan rehabilitasi lahan dan hutan,
penguatan kelompok dan modal usaha, teknologi rawa dan
pesisir, evaluasi tata ruang wilayah, pesisir dan muara sungai,
subterminal agribisnis agroindustri perikanan, peningkatan sarana
prasarana dasar desa tertinggal, serta pusat pelayanan dan
laboratorium teknologi terapung.

Sektor Industri dan Perdagangan


Di sektor industri dan perdagangan daerah ini memiliki peluang
besar untuk dikembangkan menjadi sentra industri kecil dan
menengah untuk mendukung industri besar dan pasar potensial
yang berada di Kota Palembang. Kota Palembang sebagai pusat
perdagangan regional dan salah satu gerbang ekspor di masa
depan diharapkan mampu memacu perkembangan industri dan
perdagangan di wilayah hinterland yang salah satunya adalah
wilayah Kabupaten Banyuasin.

Di sektor perikanan, Kabupaten Banyuasin memiliki potensi yang


besar terutama kegiatan budidaya perikanan darat dan laut, serta
penangkapan di perairan umum. Wilayah pesisir daerah ini telah
dikenal sejak lama sebagai sentra perikanan laut, seperti di
Sungsang dan Sembilang. Hal ini tercermin dari besarnya
produksi perikanan yang dihasilkan. Dari perikanan laut saja,
pada tahun 2000 diperoleh 29.140 ton hasil laut dengan nilai Rp.
138,4 miliyar.

Pada sektor ini Pemerintah Kabupaten Banyuasin telah


menetapkan program pengembangan perikanan dan
pemberdayaan masyarakat pesisir. Program tersebut diwujudkan
dalam bentuk perbaikan teknik penangkapan, pengolahan hasil
perikanan, silvo-fisheries dan rehabilitasi lahan dan hutan,
penguatan kelompok dan modal usaha, teknologi rawa dan
pesisir, evaluasi tata ruang wilayah, pesisir dan muara sungai,
subterminal agribisnis agroindustri perikanan, peningkatan sarana
prasarana dasar desa tertinggal, serta pusat pelayanan dan
laboratorium teknologi terapung.

Sektor Industri dan Perdagangan


Di sektor industri dan perdagangan daerah ini memiliki peluang
besar untuk dikembangkan menjadi sentra industri kecil dan
menengah untuk mendukung industri besar dan pasar potensial
yang berada di Kota Palembang. Kota Palembang sebagai pusat
perdagangan regional dan salah satu gerbang ekspor di masa
depan diharapkan mampu memacu perkembangan industri dan
perdagangan di wilayah hinterland yang salah satunya adalah
wilayah Kabupaten Banyuasin.
Pada sektor ini Pemerintah Kabupaten Banyuasin telah
menetapkan program pengembangan perikanan dan
pemberdayaan masyarakat pesisir. Program tersebut diwujudkan
dalam bentuk perbaikan teknik penangkapan, pengolahan hasil
perikanan, silvo-fisheries dan rehabilitasi lahan dan hutan,
penguatan kelompok dan modal usaha, teknologi rawa dan
pesisir, evaluasi tata ruang wilayah, pesisir dan muara sungai,
subterminal agribisnis agroindustri perikanan, peningkatan sarana
prasarana dasar desa tertinggal, serta pusat pelayanan dan
laboratorium teknologi terapung.

Sektor Pariwisata

Di sektor parawisata, Kabupaten Banyuasin memiliki potensi


ekowisata manca negara di Taman Sembilang yang merupakan
salah satu dari dua situs Ramsar lahan basah yang ada di
Indonesia. Bahkan kawasan Sembilang telah ditunjuk menjadi
Taman Nasional Sembilang berdasarkan SK Menteri Kehutanan
No. 76/kpts-ll/2001 tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan
Perairan di Wilayah Sumatera Selatan. Potensi wisata di kawasan
ini meliputi wisata mangrove, pengamatan burung dan wisata
budaya pesisir. Selain Sembilang, daerah ini juga potensial bagi
agrowisata pangan, hortikultura, dan perikanan di wilayah
periferal Kota Palembang dan di kawasan tepi dan muara sungai.

Sebelah : Berbatasan dengan Kabupaten Banyuasin, Kota


Utara Palembang dan Kabupaten Muara Enim
Sebelah : Berbatasan dengan Kabupaten Ogan Komering Ulu
Selatan
Sebelah : Berbatasan dengan Kabupaten OKI dan OKU Timur
Timur
Sebelah : Berbatasan dengan Kabupaten Muara Enim dan
Barat Kota Prabumulih
Pada tahun 2012 iklim di Kabupaten Ogan Ilir berlangsung normal
dengan musim hujanterjadi diatas normal pada bulan Januari
2012, serta puncak hujan terjadi pada bulan Desember 2012.
Musim kemarau dengan sedikit turun hujan terjadi pada bulan-
bulan April sampai Agustus 2012. Curah hujan rata-rata berkisar
antara 2.600 mm hingga 3.500 mm,dan jumlah hari hujan 68
sampai 108 hari per tahun. Suhu udara harian berkisar antara
230C sampai 320 Celcius. Rata-rata Kelembaban udara harian
berkisar antara 69 % sampai 98 %.

No Bulan 2011 2012


Curah Hari Hujan Curah Hari Hujan
Hujan Hujan
(mm) (mm)
1. Januari 258,9 10,2
2. Februari 99,2 7,1
3. Maret 215,8 10,1
4. April 219,4 11,1
5. Mei 100,9 8,2
6. Juni 136 7,1
7. Juli 148 6,5
8. Agustus 214,2 11,2
9. September 138,2 9,6
10. Oktober 151,2 10,4
11. November 229,9 12,7
12. Desember 288,6 13,8

Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir terletak antara 104o,20


sampai 106o,00 Bujur Timur (BT) dan 2o,30 sampai 4o15
Lintang Selatan (LS), dengan ketinggian rata-rata 10 mdpal.
Secara administratif wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir
memiliki batas sebagai berikut :
a.Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Banyuasin dan
Kota Palembang.
b.Sebelah Selatan berbatasan dengan Propinsi Lampung ;
c.Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Ogan Ilir dan
Kabupaten OKU Timur; dan
d.Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Bangka dan Laut Jawa.
Luas Kabupaten Ogan Komering Ilir sebesar 19.023,47 km2
dengan kepadatan penduduk sekitar 35 jiwa per km2.

B.Iklim dan Curah Hujan

Iklim di Kabupaten Ogan Komering Ilir tergolong dalam Tropik


Basah dengan curah hujan rerata tahunan > 2.500 mm/tahun dan
jumlah hari hujan dan hari hujan rata-rata > 116 hari/tahun.
Musim kemarau umumnya berkisar antara bulan Mei sampai
Oktober setiap tahunnya, sedangkan musim penghujan berkisar
antara bulan November sampai bulan April.
Penyimpangan musim biasanya terjadi sekali dalam lima tahun,
berupa musim kemarau yang lebih panjang dari musim
penghujan, dengan rata rata curah hujan lebih kurang 1.000
mm/tahun dengan rata-rata hari hujan 60 hari/tahun.

C.Fisiografi

Kabupaten OKI secara fisiografis terletak pada bentang alam


dataran rendah yang menempati sepanjang Sumatera bagian
timur. Wilayah ini sebagian besar memperlihatkan tipologi ekologi
rawa,
meskipun secara lokal dapat ditemukan dataran kering. Dengan
demikian wilayah OKI dapat dibedakan menjadi dataran lahan
basah dengan topografi rendah (lowland) dan dataran lahan
kering yang memperlihatkan topografi lebih tinggi (Upland).
Daerah lahan basah hampir meliputi 75 % wilayah OKI dan dapat
dijumpai di kawasan sebelah timur seperti Kecamatan Air
Sugihan, Tulung Selapan, Cengal, dan Kecamatan Sungai Menang.
Sedangkan lahan kering dapat terdapat di wilayah dengan
topografi bergelombang, yaitu di Kecamatan Mesuji Makmur,
Lempuing dan Kecamatan Lempuing Jaya.

D.Topografi

Topografi Kabupaten OKI secara umum merupakan datatran


rendah dengan ketinggian rata-rata 10 mdpal. Lokasi tertinggi
berada di daerah Bukit Gajah kecamatan Tulung Selapan, dengan
titik ketinggian sekitar 14 mdpal, sedangkan daerah terendah
terletak di kawasan timur yang termasyuk di wilayah Kecamatan
Tulung Selapan juga, dengan rata-rata ketinggian sekitar 6
mdpal.Berdasarkan tingkat kemiringan, wilayah Kabupaten OKI
dapat dibedakan menjadi daerah dengan topografi datar sampai
landai dengan tingkat kemiringan antara 0 2%, dan daerah
dengan topografi bergelombang dengan tingkat kemiringan
berkisar antara 2 15 %. Sebagian besar daerah OKI merupakan
daerah datar sampai landai, sedangkan daerah yang
bergelombang hanya dijumpai di beberapa lokasi di wilayah
Kecamatan Mesuji. Lempuing dan Kecamatan Lempuing Jaya.

E.Tanah

Agihan jenis tanah di wilayah OKI meliputi beberapa jenis mulai


dari glei humus dan organosol, latosol, litosol, podsolik, alluvial
hidromorf, sampai hidromorf. Sedangkan jenis tanah yang paling
dominan agihannya adalah glei humus dan organosol yang
berasosiasi dengan air. Litosol dan podsolik.
Tanah glei humus dan organosol (+ air) tersebar luas terutama di
wilayah Kecamatan Air Sugihan dan Tulung Selapan. Jenis tanah
ini merupakan endapan rawa. Untuk jenis latosol dijumpai di
kecamatan Pampangan dan Pedamaran. Di daerah ini Latosol
berwarna coklat kemerahan. Seri tanah Podsolik dan hidromorf
dapat di jumpai agihannya di Kecamatan Mesuji, Mesuji Makmur
dan Mesuji Raya. Secara umum jenis tanah memperlihatkan
warna coklat.

B.Iklim dan Curah Hujan

Iklim di Kabupaten Ogan Komering Ilir tergolong dalam Tropik


Basah dengan curah hujan rerata tahunan > 2.500 mm/tahun dan
jumlah hari hujan dan hari hujan rata-rata > 116 hari/tahun.
Musim kemarau umumnya berkisar antara bulan Mei sampai
Oktober setiap tahunnya, sedangkan musim penghujan berkisar
antara bulan November sampai bulan April.
Penyimpangan musim biasanya terjadi sekali dalam lima tahun,
berupa musim kemarau yang lebih panjang dari musim
penghujan, dengan rata rata curah hujan lebih kurang 1.000
mm/tahun dengan rata-rata hari hujan 60 hari/tahun.

F.Kondisi Hidrologi

Berdasarkan daerah Aliran Sungai (DAS), wilayah OKI dapat


dibedakan menjadi tiga sistem yaitu DAS Musi yang meliputi sub
DAS Komering dan arah aliran ke Sungai Musi, DAS Bulurarinding
yang meliputi Sub DAS Sugihan dengan sungai utama Sugihan,
Batang dengan sungai utama Sungai Batang, Riding dengan
sungai utama Sungai Batang, Lebong Hitam dengan sungai utama
Sungai Lebong Hitam, Lumpur dengan sungai utama Sungai
Lumpur, Jeruju dengan sungai utama Sungai Jeruju. Arah aliran ke
Selat Bangka dan Laut Jawa, dan DAS Mesuji yang meliputi Sub
DAS Mesuji Hulu, Padang Mas Hitam dan Mesuji dengan sungai
utama Sungai Mesuji.

Sub DAS Komering mencakup wilayah Kecamatan Mesuji Makmur


bagian barat, Lempuing, Tanjung Lubuk, Lempuing Jaya, Teluk
Gelam, Kota Kayuagung, Pampangan bagian utara, SP Padang,
dan Kecamatan Jejawi. Sungai sungai yang membentuk Sub DAS
Sugihan dan Sub DAS Batang mengaliri wilayah Kecamatan Air
Sugihan; sedangkan Sub DAS Riding dan Sub DAS Lebong Hitam
meliputi wilayah Kecamatam Tulung Selapan dan Sub DAS Jeruju
berkembang di wilayah Kecamatan Cengal dan sebagian di
Kecamatan Sungai Menang.

Disamping sistem sungai, di wilayah OKI banyak terdapat danau,


diantara yang cukup besar adalah Danau Deling di Kecamatan
Pangkalan Lampam, Danau Air Nilang di Kecamatan Pedamaran,
Danau Teluk Gelam yang saat ini sudah dikembangkan menjadi
salah obyek tujuan wisata di Kabupaten OKI dan Teloko di Kota
kayuagung.
Disamping sungai dan danau, dalam sistem hidrologi di
Kabupaten OKI terdapat lebak, yang kuantitas airnya sangat
tergantung dengan musim. Di masa musim kemarau airnya
kering, dan saat musim hujan terendam air. Di dalam sistem lebak
ini terdapat bagian yang dalam dan tidak pernah kering airnya,
yang di masyarakat Kabupaten OKI dikenal dengan istilah Lebak
Lebung. Biasanya kawasan lebak lebung ini memiliki sumberdaya
ikan yang besar dan potensial untuk dikembangkan untuk
kawasan budidaya perikanan air tawar

http://empatlawangkab.bps.go.id

http://www.sumselprov.go.id/index.php?
module=kabkot&p=1&id=9

http://www.empatlawangkab.go.id/Profil/Geografis.aspx

http://fisheriessumsel.blogspot.co.id/p/kabupaten.html

Anda mungkin juga menyukai