Anda di halaman 1dari 49

Profil Kelautan dan Perikanan 2009

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kabupaten Pacitan terletak di pesisir selatan Propinsi Jawa Timur yang berbatasan dengan Propinsi Jawa Tengah. Secara
administratif terbagi atas 12 wilayah kecamatan, 5 kelurahan dan 171 desa dengan posisi antara 110'55'' – 111'25'' Bujur Timur
dan 7'55'' – 8''17'' Lintang Selatan. Potensi yang dimiliki cukup beragam mulai dari potensi kelautan, potensi pesisir dan potensi
untuk pengembangan budidaya ikan di wilayah darat.
Sesuai Undang-undang nomor 45 Tahun 2009 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang
Perikanan, bahwa yang dimaksud dengan Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan
pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang
dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan. Oleh karena itu dalam rangka peningkatan pengelolaan di bidang perikanan
maka harus diketahui secara pasti potensi sumberdaya perikanan yang dimiliki dan upaya optimalisasi pemanfaatan potensi
tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut berdasarkan pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Nomor 45
Tahun 2009, disebutkan bahwa wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia untuk penangkapan ikan dan/atau
pembudidaya ikan meliputi a. Perairan Indonesia, b. ZEEI, dan c. Sungai, danau, waduk, rawa, dan genangan air lainnya yang
dapat diusahakan serta lahan pembudidaya ikan yang potensial di wilayah Republik Indonesia. Adapun yang dimaksud dengan
perairan Indonesia sesuai pasal 1angka 4 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1996 Tentang Perairan Indonesia, adalah laut teritorial
Indonesia beserta perairan kepulauan dan perairan pedalaman.
Selanjutnya dalam pasal 18 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, disebutkan bahwa
kewenangan untuk mengelola sumber daya di wilayah laut untuk kabupaten adalah 1/3 (sepertiga) dari wilayah kewenangan
provinsi sejauh 12 (dua belas) mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan kepulauan.
Berdasarkan ketentuan tersebut kewenangan pengelolaan kabupaten hanya sebatas 4 mil laut, akan tetapi dalam pemanfaatan
potensi perikanan dapat menjangkau wilayah laut teritorial, Zona Ekonomi Eksklusif sampai dengan 200 mil laut.

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 1


Profil Kelautan dan Perikanan 2009

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 2


Profil Kelautan dan Perikanan 2009
Adapun kewenangan daerah dalam mengelola sumberdaya di wilayah laut sesuai Pasal 18 Undang-Undang Nomor 32
tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, meliputi :
a. Ekspolarasi, eksploitasi, konservasi dan pengelolaan kekayaan laut
b. Pengaturan administrasi
c. Pengaturan tata ruang
d. Penegakan hukum terhadap peraturan yang dikeluarkan oleh daerah atau yang dilimpahkan kewenangannya oleh
pemerintah
e. Ikut serta dalam pemeliharaan keamanan, dan
f. Ikut serta dalam pertahanan kedaulatan negara
Komoditas ikan yang terdapat di perairan laut Kabupaten Pacitan bermacam-macam mulai jenis ikan pelagis besar seperti
ikan Tuna dan Cakalang, pelagis kecil seperti ikan Kembung dan Lemuru, demersal seperti ikan Pari maupun dari jenis udang-
udangan (Crustacea) seperti Lobster, Rajungan dan lain-lain.
Potensi pesisir yang dimiliki wilayah Kabupaten Pacitan juga cukup menjanjikan dimana panjang pantai mencapai 70,709
km dengan luas sampai 4 mil laut mencapai 523,82 km2, membentang melewati 7 kecamatan mulai dari Kecamatan Sudimoro
sampai dengan Kecamatan Donorojo. Ekosistem yang terdapat di wilayah pesisir Pacitan meliputi hutan mangrove, terumbu
karang, padang lamun, estuaria, rumput laut alami dan pantai pasir putih yang merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Jenis ikan yang mendominasi wilayah pesisir ini adalah jenis ikan-ikan karang, Crustaceae (udang dan Lobster) serta ikan hias.
Kegiatan perikanan budidaya yang telah dilaksanakan di Kabupaten Pacitan terdiri dari budidaya air tawar, air laut dan air
payau. Hampir seluruh kegiatan budidaya dikelola oleh masyarakat secara perorangan dan masih dalam usaha skala kecil. Namun
demikian, antusiasme masyarakat yang semakin meningkat terhadap kegiatan budidaya ditunjang dengan ketersediaan lahan baik
kolam, perairan umum maupun tambak merupakan potensi yang strategis untuk dikembangkan. Dalam upaya mendukung
peningkatan produksi perikanan budidaya, juga perlu terus dibangun dan dikembangkan balai benih ikan karena keberadaan benih
merupakan mata rantai pertama dalam sektor produksi usaha budidaya ikan. Melalui pembangunan balai benih ikan, diharapkan

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 3


Profil Kelautan dan Perikanan 2009
penyediaan benih dapat dipenuhi dengan baik dari segi jumlah dan mutu serta mampu mengakses perkembangan teknologi
pembudidayaan hingga menjadi suatu etalase akuabisnis. Berdasarkan permintan pasar dan potensi pengembangan komoditas
utama perikanan budidaya yang akan dikembangkan adalah jenis udang, rumput laut, nila, lele, gurame, dan ikan mas.
Dalam rangka pembangunan tersebut, langkah awal yang dilaksanakan adalah mengidentifikasi potensi yang ada sebagai
bahan dalam menentukan arah kebijakan dan kegiatan pembangunan. Dari hasil identifikasi tersebut diharapkan dapat
mengetahui beberapa hal sebagai berikut :
1) Jenis, jumlah dan penyebaran potensi kelautan dan perikanan di masing-masing kecamatan/desa;
2) Prospek pengembangan dan peluang usaha;
3) Upaya yang sudah dilakukan;
3) Permasalahan yang dihadapi;
4) Alternatif pemecahan masalah.
Pemanfaatan potensi perikanan dan kelautan secara keseluruhan belum dapat terlaksana dengan baik. Beberapa faktor
yang menjadi kendala adalah kurangnya sarana dan prasarana yang memadai untuk pemanfaatan yang optimal, kurangnya
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki oleh sumberdaya manusia, besarnya modal investasi usaha yang
diperlukan untuk mencapai keberhasilan dan mampu menekan resiko, serta perlunya iklim usaha yang baik dan kondusif untuk
mendorong pengembangan potensi yang ada.

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 4


Profil Kelautan dan Perikanan 2009

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 5


Profil Kelautan dan Perikanan 2009
B. Maksud dan Tujuan
1. Maksud
Maksud disusunnya buku ini adalah untuk mendokumentasikan profil Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan yang
meliputi potensi, peluang usaha dan prospek yang dapat dikembangkan sebagai potret yang dapat diinformasikan kepada para
perencana pembangunan perikanan, pengambil keputusan, pengusaha dan pelaku bisnis, masyarakat ilmiah, dan lain-lain.
Diharapkan, informasi dalam bentuk buku ini dapat dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan dan memperhitungkan
kegiatan pembangunan Kelautan dan Perikanan di Kabupaten Pacitan.
2. Tujuan
Adapun tujuan penyusunan buku ini adalah :
1) Merangkum informasi yang berkaitan dengan potensi, produksi dan prospek Kelautan dan Perikanan di Kabupaten
Pacitan;
2) Sebagai bahan acuan untuk mengambil kebijakan dan mengembangkan usaha dalam rangka pembangunan di bidang
Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan;
3) Mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi sehingga dapat memperoleh usulan pemecahan masalah yang berkaitan
dengan penangkapan ikan, kegiatan budidaya, pengolahan dan pemasaran serta pengembangan potensi kelautan dan
perikanan secara keseluruhan

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 6


Profil Kelautan dan Perikanan 2009
POTENSI KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN PACITAN

A. Potensi Sumber Daya Kelautan


1. Luas Wilayah Perairan Laut Kabupaten Pacitan
Kabupaten Pacitan terletak di pesisir selatan Propinsi Jawa Timur yang berbatasan dengan Propinsi Jawa Tengah.
Secara administratif terbagi atas 12 wilayah kecamatan, 5 kelurahan dan 171 desa dengan posisi antara 110'55'' – 111'25''
Bujur Timur dan 7'55'' – 8''17'' Lintang Selatan.
Luas keseluruhan Kabupaten Pacitan adalah 1.389,8742 km2 dengan luas wilayah laut mencapai 523,82 km2. Luas
wilayah perairan berdasarkan wilayah kewenangan tercantum dalam Tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Luas Wilayah Perairan Berdasarkan Wilayah Kewenangan

Panjang Garis Luas Wilayah Kewenangan


No Kecamatan Pantai 4 mil 12 mil ZEEI
2 2 2 2 2
(mil) (km) (mil ) (km ) (km ) (mil ) (km ) (mil2)
1. Donorojo 4,52 8,371 18,08 62,01 186,04 54,24 3.100,62 904
2. Pringkuku 8,52 15,779 34,08 116,89 350,67 102,24 5.844,54 1.704
3. Pacitan 1.39 2,574 5,56 19,17 57,20 16,68 953,41 278
4. Kebonagung 10,17 18,835 40,68 139,53 418,59 122,04 6.976,48 2.034
5. Tulakan 1,94 3,593 7,76 26,62 79,85 23,28 1.330,85 388
6. Ngadirojo 5,69 10,538 22,76 78,07 234,20 68,28 3.903,28 1.138
7. Sudimoro 5,95 11,019 23,80 81,63 244,89 71,40 4.081,44 1.190
Total 38,18 70,709 152,72 523,82 1.571,44 458,16 26.190,62 7.636

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 7


Profil Kelautan dan Perikanan 2009
Kondisi pantai di Kabupaten Pacitan terdiri dari pantai yang landai dan curam/terjal. Perincian panjang pantai tiap
kecamatan berdasarkan kondisi pantai tercantum dalam tabel 2 berikut :
Tabel 2. Panjang Pantai Per Kecamatan Berdasarkann Kondisi Pantai
Desa / Panjang Pantai (km)
No. Kecamatan
Kelurahan Curam Landai
1. Donorojo - Sendang 4,1 0
- Widoro 0,75 1,771
- Kalak 1,75 0
2. Pringkuku - Watukarung 1 2
- Dersono 1,5 1
- Candi 1 2,279
- Jlubang 1 0
- Poko 2 0
- Dadapan 4 0
3. Pacitan - Kel. Sidoharjo 0,287 1
- Kel. Ploso 0 0,858
- Kembang 0,3 0,129
4. Kebonagung - Sidomulyo 1,050 1,047
- Wora-Wari 1,970 0,124
- Katipugal 1,076 1,016
- Klesem 3,478 1,229
- Karangnongko 0,953 0,616
- Kalipelus 1,589 1,549
- Plumbungan 1,875 1,263
5. Tulakan - Jetak 3,593 0
6. Ngadirojo - Sidomulyo 2,5 2,9
- Hadiwarno 3,438 1,7
7. Sudimoro - Sumberejo 1,096 1,930
- Sukorejo 0,895 0,750
- Pager Lor 2,932 0
- Pager Kidul 2,885 0,531
7 kecamatan 26 desa/kel 47,017 23,692

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 8


Profil Kelautan dan Perikanan 2009

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 9


Profil Kelautan dan Perikanan 2009
2. Potensi Sumberdaya Ikan
Komoditas yang terdapat di pesisir dan laut Kabupaten Pacitan terdiri dari beberapa jenis :
1) Ikan pelagis besar, yaitu ikan yang mempunyai habitat di tengah sampai permukaan laut dan pada umumnya berukuran
besar, seperti Tuna, Cakalang, Tongkol, Tengiri, Marlin dan Lemadang;
2) Ikan pelagis kecil, ikan yang mempunyai habitat di tengah sampai permukaan laut dan pada umumnya berukuran kecil,
seperti Kembung, Lemuru, Rebon, Keri, Kuwe, Pisang-pisang, Julung-julung, Layang, Kuniran, Golok-golok, Lencam dan
Cumi-cumi;
3) Ikan demersal besar, yaitu ikan yang mempunyai habitat di dasar laut dan pada umumnya berukuran besar, seperti Cucut,
Pari, Tiga Waja, Kakap Merah, Kakap Putih dan Kerapu;
4) Ikan demersal kecil, yaitu ikan yang mempunyai habitat di dasar laut dan pada umumnya berukuran kecil, seperti Lobster,
Layur, Manyung, Sebelah, Bawal, Udang, Peperek, Kurisi dan Pogot.
Berdasarkan data jumlah produksi ikan yang berhasil ditangkap, terlihat adanya fluktuasi produksi dari tahun ke tahun dan
Kecamatan Pacitan merupakan produsen terbesar sepanjang tahun, sedangkan Kecamatan Donorojo adalah produsen
terkecil.

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 10


Profil Kelautan dan Perikanan 2009
Tabel 3. Jumlah Produksi Perikanan Tangkap Per Kecamatan di Kabupaten Pacitan Tahun 2005 - 2009
Jumlah Produksi (Kg.)
Kecamatan
2005 2006 2007 2008 2009
Donorojo 5.365 1.748 32.803 1.533 18.279
Pringkuku 212.115 308.484 326.685 374.561 406.560
Pacitan 645.363 489.827 2.155.665 2.434.137 3.671.989
Kebonagung 242.216 430.186 210.771 84.779 128.611
Tulakan 52.312 159.358 65.607 117.185 96.906
Ngadirojo 326.213 264.089 222.100 307.616 216.301
Sudimoro 75.965 217.908 101.030 118.661 16.497
Jumlah 1.559.549 1.871.600 3.114.661 3.438.472 4.555.143

Jenis ikan hasil tangkapan sangat bervariasi, yang dibedakan menjadi : Ikan Demersal, Ikan Pelagis Besar, Ikan Pelagis Kecil,
Crustaceae (Udang). Secara rinci produksi per jenis ikan selama lima tahun terahir di Kabupaten Pacitan sebagaimana Tabel 4
berikut.
Tabel 4. Produksi Perikanan Tangkap Per Jenis Ikan di Kabupaten Pacitan Tahun 2004 – 2009
Produksi (kg)
No Jenis Ikan
2004 2005 2006 2007 2008 2009
1 Tuna - - 74.231 1.153.236 1.181.905 1.688.588
2 Cakalang - - 21.230 556.782 725.847 959.927
3 Bawal/Dorang 44.817 67.069 84.030 40.816 3.719
4 Kembung 69.130 90.800 109.837 84.252 5.539 66.360
5 Udang Lobster 68.442 23.759 11.133 41.134 28.017 9.163
6 Udang Merah 3.629 2.784 6.079 2.176 - 1.414
7 Rebon 99.818 28.128 65.002 52.376 90.344
8 Teri 205.036 51.610 96.556 35.070 56.395 27.369
9 Tongkol/Abon 356.026 190.478 184.242 163.584 448.314 394.900
10 Lemuru 174.330 85.495 90.557 66.737 109.208 72.789
11 Tengiri 73.248 77.485 51.885 63.320 192.337 4.022
12 Layur 325.796 177.454 192.523 133.094 120.935 350.297

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 11


Profil Kelautan dan Perikanan 2009
Lanjutan tabel 4.
Produksi (kg)
No Jenis Ikan
2004 2005 2006 2007 2008 2009
13 Julung-julung 13.748 54.444 64.593 24.920 22.639 427
14 Tiga Waja 46.909 64.292 79.119 41.050 22.444 1.922
15 Ekor Kuning / pisang-pisang 975 25.940 44.996 25.395 9.359 6.314
16 Ikan Kue 11.951 62.178 55.439 27.520 183 652
17 Petek 30.573 14.503 20.077 - - -
18 Manyung 107.910 94.340 140.540 95.063 12.904 15.163
19 Kurau 31.874 52.242 46.253 - - 403
20 Cucut/Kelong 69.204 113.610 123.507 68.833 33.276 19.521
21 Pari 74.350 90.302 94.785 45.860 9.556 42.675
22 Kakap 23.670 59.812 25.642 38.397 19.053 4.826
23 Remang 19.511 11.531 14.007 - - -
24 Kerapu 20.125 15.112 27.088 12.567 728 3.342
25 layang - - - 24.835 10.879 270.648
26 marlin - - - 24.286 834 -
27 sebelah - - - 24.316 1.183 736
28 lemadang - - - 16.852 4.555 35.210
29 Kuniran - - - 17.661 40.635 490
30 golok golok - - - 14.900 - 560
31 udang jerbung - - - 8.067 3.087 -
32 lencam - - - 7.688 16 411
33 cumi cumi - - - 1.631 147 1.429
34 peperek - - - 1.632 2.965 408
35 kurisi - - - 974 1.093 -
36 pogot - - - 159 - -
37 rumput laut - - - 15.240 1.637 20.951
38 Lain-lain 83.755 121.293 164.249 184.238 278.738 554.226
JUMLAH 1.934.702 1.559.549 1.871.600 3.114.661 3.438.472 4.555.143

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 12


Profil Kelautan dan Perikanan 2009
3. Potensi Sarana dan Prasarana Penangkapan Ikan
Zona pemanfaatan intensif adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar
kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan. Pembagian dan penetapan masing-
masing kawasan ini berdasarkan suatu kriteria tertentu yang telah ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah No. 47 tahun 1997
tentang Rencana Tata Ruang Nasional.
Ada beberapa kegiatan yang berhubungan dengan pemanfaatan zona intensif di Kabupaten Pacitan :
Wilayah kegiatan di sektor perikanan, khususnya untuk perikanan tangkap di Kabupaten Pacitan meliputi 7 (tujuh) kecamatan
pantai, yaitu :
1) Kecamatan Pacitan;
2) Kecamatan Pringkuku;
3) Kecamatan Kebonagung;
4) Kecamatan Tulakan;
5) Kecamatan Ngadirojo;
6) Kecamatan Sudimoro;
7) Kecamatan Donorojo.

Aktivitas perikanan di pesisir pantai Pacitan yang saat ini telah dikembangkan berupa perikanan tangkap terkendali yang
mengandung arti bahwa penangkapan ikan memperhatikan rambu-rambu kelesterian sumberdaya, sehingga dapat
menghindari terjadinya over fishing.
Aktifitas perikanan tangkap ini juga didukung adanya Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) yang terdapat di Tamperan
Kelurahan Sidoharjo.

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 13


Profil Kelautan dan Perikanan 2009
Tempat Pendaratan Ikan tersebar di 7 Kecamatan pantai yang jumlah keseluruhan mencapai 17 buah meliputi :
1) Pantai Ngobyok, Desa Sumberejo, Kec. Sudimoro
2) Pantai Tawang, Desa Sidomulyo, Kec. Ngadirojo
3) Pantai Godeg, Desa Jetak, Kec. Tulakan
4) Pantai Pidakan, Desa Jetak, Kec. Tulakan
5) Pantai Wawaran, Desa Sidomulyo, Kec. Kebonagung
6) Pantai Dangkal, Desa Wora Wari, Kec. Kebonagung
7) Pantai Kaliuluh, Desa Klesem, Kec. Kebonagung
8) Pantai Tawang, Desa Katipugal, Kec. Kebonagung
9) Pantai Bakung, Desa Karangnongko, Kec. Kebonagung
10) Pantai Srengit, Desa Kalipelus, Kec. Kebonagung
11) Pantai Bagelon, Desa Plumbungan, Kec. Kebonagung
12) Pancer, Desa Kembang, Kec. Pacitan
13) Pantai Teleng, Kel. Sidoharjo, Kec. Pacitan
14) Tamperan, kel. Sidoharjo, Kec. Pacitan
15) Pantai Watukarung, Desa Watukarung, Kec. Pringkuku
16) Pantai Srau, Desa Candi, Kec. Pringkuku
17) Pantai Klayar, Desa Sendang, Kec. Donorojo

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 14


Profil Kelautan dan Perikanan 2009
Tempat Pelelangan ikan (TPI) sebagai sarana untuk pemasaran hasil tangkapan nelayan terdapat di 6 tempat pendaratan
ikan yaitu :
1) Kecamatan Pacitan sebanyak 2 buah yaitu di Pantai Teleng Ria dan Pantai Tamperan di Kelurahan Sidoharjo;
2) Kecamatan Pringkuku di pantai Watukarung Desa Watukarung;
3) Kecamatan Kebonagung di Pantai Wawaran Desa Sidomulyo;
4) Kecamatan Ngadirojo di Pantai Tawang Desa Sidomulyo;
5) Kecamatan Sudimoro di Pantai Karangturi, Ngobyok Desa Sumberejo.
Salah Satu dari enam lokasi TPI saat ini telah menjadi Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP), yaitu PPP Tamperan, yang
telah diresmikan operasional minimumnya pada tanggal 29 Desember 2007 oleh Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono.
Sampai dengan akhir tahun 2009, pembangunan PPP Tamperan telah mencapai 85 % dari keseluruhan pembangunan yang
direncanakan.

TPI TAMPERAN TPI TELENG TPI WATUKARUNG

TPI TAWANG TPI NGOBYOK TPI WAWARAN

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 15


Profil Kelautan dan Perikanan 2009

PEMBUATAN JALUR LABUH PERLUASAN TPI TAWANG KEC. PEMBANGUNAN FASILITAS


KECAMATAN KEBONAGUNG NGADIROJO NAVIGASI PELAYARAN

PEMBANGUNAN GUDANG PEMBANGUNAN GUDANG PEMBANGUNAN TALUD KEC.


JARING & MESIN DS. KLESEM JARING & MESIN DS. PRINGKUKU
KARANGNONGKO

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 16


Profil Kelautan dan Perikanan 2009

GPS JARING KRENDET JARING PAREL

RUMPON KOMPAS JARING LOBSTER

KAPAL PERIKANAN JARING LOBSTER MESIN KETINTING

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 17


Profil Kelautan dan Perikanan 2009
Tabel 5. Fasilitas Yang Telah Dibangun di PPP Tamperan Saat Ini
NO JENIS FASILITAS KETERANGAN
I Fasilitas Pokok
a. Breakwater (sisi kanan) 110 meter (dibangun tahun 2008-2009)
b. Breakwater (sisi kiri) 500 meter (dibangun tahun 2003-2007)
c. Revetment 120 meter (dibangun tahun 2003 – 2004)
d. Dermaga Caisson 234 meter (dibangun tahun 2007)
e. Kolam Labuh 5 hektar (dibangun tahun 2003 – 2009)
f. Alur pelayaran
g. Lahan Pelabuhan perikanan (untuk 1 hektar (reklamasi tahun 2003 – 2005, 2007)
industri pengolahan dan
penanganan pasca panen)
h. Drainase Pembangunan tahun 2004, 2006, 2007
i. Jalan Pembangunan tahun 2007
j. Jembatan Pembangunan tahun 2008
k. Gorong-gorong Pembangunan tahun 2007
II Fasilitas Fungsional
a. TPI Dibangun tahun 2003 (TPI lama, tahun 2007 TPI baru)
b. Lampu suar Pembangunan tahun 2007
c. Instalasi air bersih Pembangunan tahun 2007
d. Instalasi listrik Pembangunan tahun 2007
e. Kantor administrasi pelabuhan Pembangunan tahun 2007
f. Kantor TPI Pembangunan tahun 2007
g. SPBN Pembangunan tahun 2005
h. Pabrik es Pembangunan tahun 2007
i. Gudang es dan garam Pembangunan tahun 2008
j. Bengkel kapal Pembangunan tahun 2007
k. Tempat pengepakan ikan Pembangunan tahun 2007
l. Gudang jaring Pembangunan tahun 2007
m. Kios pedagang Pembangunan tahun 2007
n. Pasar ikan Pembangunan tahun 2008
o. Telepon Pembangunan tahun 2008
p. SSB Pembangunan tahun 2008
q. Menara pengawas Pembangunan tahun 2009
r. Motor roda 3 (1 unit) Pembelian tahun 2008
s. IPAL Pembangunan tahun 2009

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 18


Profil Kelautan dan Perikanan 2009
III Fasilitas Penunjang
a. Balai pertemuan nelayan Pembangunan tahun 2008
b. Pos keamanan laut terpadu Pembangunan tahun 2008
c. Mushola Pembangunan tahun 2007
d. Toilet dan kamar mandi Pembangunan tahun 2007
e. Perumahan nelayan andon Pembangunan tahun 2007
f. Rumah dinas kamladu Pembangunan tahun 2009
g. Pos jaga di pintu masuk pelabuhan Pembangunan tahun 2009
Pada tahun – tahun mendatang diharapkan akan dibangun fasilitas – fasilitas :
1. Cold storage
2. Docking kapal
3. laboratorium pembinaan mutu
4. internet
5. pos pelayanan terpadu
6. pos kesehatan
7. kios IPTEK

Bengkel Perumahan Nelayan Andon

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 19


Profil Kelautan dan Perikanan 2009
Tabel 6. Jumlah Pemilik Perahu, Nelayan, Perahu Bermesin dan Perahu Tak Bermesin Tahun 2009
Pemilik Perahu Nelayan Perahu Bermesin Perahu Tak Bermesin
Kecamatan
(orang) (orang) (buah) (buah)
1 2 3 4 5
Donorojo 6 125 3 3
Punung
Pringkuku 215 673 215 5
Pacitan 435 1765 159 276
Kebonagung 326 754 318 8
Arjosari
Nawangan
Bandar
Tegalombo
Tulakan 100 164 42 58
Ngadirojo 346 460 313 33
Sudimoro 96 236 96
Jumlah Total 1524 4177 146 378
Tahun 2008 1153 3469 1032 103
Tahun 2007 934 3.746 994 22
Tahun 2006 923 3.352 932 51
Tahun 2005 918 3.346 885 32
Tahun 2004 843 2.953 892 31
Tahun 2003 843 3.243 680 47
Tahun 2002 812 2.601 784 62

Menurut tabel 6 di atas pemilik perahu di Kabupaten Pacitan pada tahun 2009 berjumlah 1.524 orang dengan jumlah nelayan
4.177 orang. Sedangkan jumlah perahu bermesin adalah 1146 buah dan perahu tak bermesin berjumlah 378 buah.

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 20


Profil Kelautan dan Perikanan 2009

Tabel 7. Alat Tangkap Per Kecamatan di Kabupaten Pacitan Tahun 2009


JUMLAH
Purse Pukat
TAHUN Parel Gillnet Gondrong Payang Pancing Krendet ALAT
Seine Pantai
TANGKAP

2006 5.020 109 - - 213 1.681 - 3.260 10.283


2007 5.080 195 - 6 192 4.264 - 2.735 12.472
2008 4.875 269 1.498 5 130 11.695 2 45.140 63.614
2009 3.475 659 1.579 13 44 12.639 2 45.068 63.479

Menurut tabel diatas dapat dijelaskan bahwa nelayan di Kabupaten Pacitan sebagian besar menggunakan jaring
(payang, parel, gillnet, purse seine) sebagai alat untuk menangkap ikan.

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 21


Profil Kelautan dan Perikanan 2009

B. Potensi Sumberdaya Pesisir


1. Karakteristik Pantai yang Ada di Kabupaten Pacitan
Ada beberapa jenis / tipe pantai di Kabupaten Pacitan yaitu :
a. Tipe Pantai Berpasir (sandy beach)
Pantai yang berpasir dibatasi hanya di daerah dimana gerakan air yang kuat mengangkut partikel-partikel yang halus dan
ringan. Partikel yang kasar menyebabkan hanya sebagian kecil permukaannya yang menyerap bahan organik baik yang
terlarut maupun yang berukuran sangat kecil, serta yang tersedia untuk bakteri. Total bahan organik dan organisme hidup di
pantai yang berpasir jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jenis pantai lainnya.
Karena sedimennya kasar maka tidak bisa menahan air dengan baik sehingga lapisan permukaan menjadi kering sampai
sedalam beberapa centimeter dibagian atas pantai. Meskipun demikian tempat ini sering merupakan tempat beberapa biota
meletakkan telurnya.
Panjang pantai berpasir di Kabupaten Pacitan mencapai 23,69 km terutama terdapat didaerah teluk.
b. Tipe Pantai Berbatu
Pantai berbatu merupakan pantai yang berbatu-batu memanjang ke laut dan terbenam di air. Batu yang terbenam di air ini
menciptakan suatu zonasi habitat karena adanya perubahan naik turunnya permukaan air laut akibat proses pasang yang
menyebabkan adanya bagian yang selalu tergenang air, selalu terbuka terhadap matahari serta zona diantaranya yang
tergenang pada pasang naik dan terbuka pada pasang surut. Panjang pantai berbatu di Kabupaten Pacitan mencapai 47,640
km dari total panjang pantai 70,709 km.

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 22


Profil Kelautan dan Perikanan 2009

2. Potensi Ekosistem Wilayah Pesisir


a. Ekosistem Mangrove
Hutan mangrove merupakan tipe hutan tropika yang khas tumbuh di sekitar pantai dan sekitar muara sungai yang
dipengaruhi pasang surut air laut. dan dicirikan oleh jenis tanaman bakau, api-api, nipah, jeruju dan lain-lain. Mangrove
tumbuh optimal di wilayah pesisir yang memiliki muara sungai besar dan delta yang aliran airnya banyak mengandung lumpur.
Fungsi ekologis hutan mangrove adalah :
- Sebagai tempat berlindung dan memijah;
- Sebagai penyedia nutrien bagi biota perairan;
- Penahan abrasi, amukan angin topan dan tsunami;
- Penyerap limbah dan pencegah intrusi air laut.
Potensi mangrove di Kabupaten Pacitan terletak di Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo luasnya mencapai 2 ha dan
diteluk Pacitan Kelurahan Sidoharjo Kecamatan Pacitan yang luasannya mencapai 5 Ha. Jenis mangrove yang terbesar
adalah Avicenia sp dan Rizophora sp yang merupakan hasil penanaman.
Hutan mangrove yang ada di Kabupaten Pacitan secara umum kondisinya kurang bagus karena potensi lahan yang
sesuai untuk syarat tumbuh dari tanaman mangrove relatif sempit dan selain itu kesadaran dari warga masyarakat akan fungsi
hutan mangrove juga relatif masih kurang.
b. Ekosistem Terumbu Karang
Merupakan ekosistem yang khas terdapat di daerah tropis, mempunyai produktivitas organik yang sangat tinggi
dibandingkan ekosistem yang lainnya demikian pula keanekaragaman hayatinya. Terumbu karang juga menghasilkan
berbagai produk yang mempunyai nilai ekonomi penting seperti berbagai jenis ikan karang, udang karang, alga, teripang, dan
kerang mutiara. Hal ini disebabkan oleh kemampuan terumbu untuk menahan nutrien dalam sIstem dan berperan sebagai
kolam untuk menampung segala masukan dari luar. Dari segi estetika, terumbu karang yang masih utuh menampilkan

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 23


Profil Kelautan dan Perikanan 2009
pemandangan yang sangat indah, jarang dapat ditandingi oleh ekosistem lainnya. Tipe terumbu karang mencakup beberapa
jenis, yaitu terumbu karang tepi (fringing reefs), terumbu karang pengahalang (barrier reefs), terumbu karang cincin (attol) dan
terumbu karang tambalan (patch reefs).
Terumbu karang di Kabupaten Pacitan luas keseluruhan mencapai 11,51 Ha yang menyebar dibeberapa lokasi yaitu :
1) Pantai Srau dengan luas sekitar 3,04 Ha
2) Pantai Watukarung luas sekitar 1,21 Ha
3) Pantai Klayar luas sekitar 1,21 Ha
4) Teluk Siwil luas sekitar 2,12 Ha
5) Tanjung Tiang Centakan luas sekitar 3,39 Ha

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 24


Profil Kelautan dan Perikanan 2009

c. Ekosistem Padang Lamun


Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga yang sudah sepenuhnya menyesuaikan diri untuk hidup di bawah
permukaan air laut. Lamun hidup di perairan dangkal agak berpasir. Sama halnya dengan rerumputan di daratan, lamun ini
juga membentuk padang yang luas dan lebat di dasar laut yang masih dijangkau oleh sinar matahari. Padang lamun sering
terdapat di perairan laut hidup antara hutan rawa mangrove dan terumbu karang.
Fungsi ekologis padang lamun di lingkungan pesisir antara lain :
- Dapat menstabilkan dasar laut sekaligus sebagai perangkap sedimen;
- Sebagai sumber makanan bagi biota laut lainnya;
- Merupakan habitat bagi bermacam-macam ikan dan udang;
- Sebagai pelindung yang menutupi penghuni padang lamun dari sengatan sinar matahari.
Potensi padang lamun di Kabupaten Pacitan terletak di Pantai Tawang Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo luasnya
mencapai 4 ha dan juga diwilayah Srau. Jenis tanaman yang ada adalah Enhalus.
d. Ekosistem Rumput Laut Alami
Rumput laut tumbuh pada perairan yang memiliki substrat keras yang kokoh untuk tempat melekat. Ekosistem rumput
laut sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain penetrasi sinar matahari, suhu, salinitas dan arus. Rumput laut
terdapat pada daerah mid–intertidal sampai kedalaman 20–30 m. Secara ekologi rumput laut mempunyai fungsi penting
didaerah pesisir, yang merupakan sumber uatama produktifitas primer di perairan dangkal yaitu :
- Menstabilkan dasar-dasar lunak dimana kebanyakan species tumbuh;
- Sebagai tempat pembesaran bagi banyak spesies yang menghabiskan waktu dewasanya ditempat lain;
- berperan sebagai perangkap sedimen dan selanjutnya membentuk dasar;
- Sebagai pelindung bagi penghuni biota laut lainnya dari sinar matahari.

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 25


Profil Kelautan dan Perikanan 2009
Beberapa manfaat dari rumput laut antara lain adalah untuk bahan baku di bidang industri kosmetik, industri farmasi dan
sebagai bahan baku pokok pembuatan agar-agar.
Potensi rumput laut di Kabupaten Pacitan hampir tersebar disepanjang pesisir pantai Pacitan. Hidup menempel pada
karang dan batu-batuan di sepanjang perairan pantai. Jenis rumput laut yang banyak ditemukan di Kabupaten Pacitan
adalah Gracillaria sp, Sargassum sp, Euchema sp, dan Turbinaria sp.

3. Potensi Wisata Bahari


Kabupaten Pacitan merupakan salah satu wilayah di Jawa Timur yang berbatasan dengan Jawa Tengah. Jarak dari kota
Surabaya 265 km dapat ditempuh selama 7 jam melalui perjalanan darat. Dari Yogyakarta melewati Wonosari Kabupaten
Gunung Kidul, berjarak 100 km dan dapat ditempuh selama 3 jam perjalanan darat atau hampir sama dari Kota Solo melalui
Kabupaten Wonogiri.
Sebagian besar wilayah Kabupaten Pacitan terdiri atas tanah kapur karena berada di daerah Pegunungan Sewu yang
terbentang dari timur sampai bagian barat Pulau Jawa bagian selatan. Salah satu potensi utama adalah tambang batu mulia
yang oleh masyarakat setempat banyak dijadikan sovenir berupa perhiasan batu mulai. Bukan hanya sentra batu mulia,
Pacitan juga memiliki beberapa obyek wisata bahari yang mempesona. Berikut ini gambaran beberapa pantai yang memiliki

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 26


Profil Kelautan dan Perikanan 2009
potensi wisata bahari, terbantang di tujuh kecamatan pantai dari Kecamatan Donorojo di bagian barat sampai dengan
Kecamatan Sudimoro di bagian timur.

a. Pantai Klayar
Pantai Klayar terletak di desa Sendang Kecamatan Donorojo, berjarak 35 km dari Kota Pacitan. Tebing terjal dan
hamparan pasir putih menjadi ciri khas pantai ini. Demikian juga gelombang lautnya memberikan kesan tersendiri bagi
wisatawan yang berkunjung. Tidak hanya itu, Pantai Klayar juga memiliki panorama unik, yang oleh masyarakat disebut
seruling laut. Semburan air muncul dari celah batu karang karena adanya tekanan gelombang laut yang cukup kuat, sehingga
mendorong air laut menyembur melalui celah batu karang.

b. Pantai Watukarung
Pantai Watukarung yang diapit dua bukit ini terletak di Desa Watukarung Kecamatan Pringkuku, berjarak sekitar 25 km
dari Kota Pacitan. Lokasinya berada di antara Pantai Srau dan Pantai Klayar.

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 27


Profil Kelautan dan Perikanan 2009

c. Pantai Srau
Pantai Srau merupakan salah satu obyek wisata bahari andalan Kabupaten Pacitan, yang terletak di Desa Candi
Kecamatan Pringkuku berjarak sekitar 25 km dari Kota Pacitan. Hamparan pasir putih terbentang luas di pantai tersebut.
Pantai Srau juga merupakan lokasi pemancingan alam dengan area pancing samudera, karena letaknya yang menjorok ke
tengah samudera.

d. Pantai Tamperan
Tidak jauh dari Kota Pacitan, sekitar 3 km ke arah barat Pantai Tamperan. Saat ini sedang dalam tahap pembangunan
dan diharapkan dapat segera beroperasi minimal. Selain dapat membeli ikan segar di TPI Tamperan, pengunjung juga bisa
menikmati wisata pancing samudera dengan menyewa perahu di lokasi PPP Tamperan. Menuju ke tengah samudera melalui
pesisir pantai Pacitan ini memang dapat melihat seluruh keindahan wisata bahari Kabupaten Pacitan yang harus dikunjungi
dan dinikmati pesonanya.

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 28


Profil Kelautan dan Perikanan 2009

e. Pantai Teleng
Di sebelah timur Pantai Tamperan terdapat Pantai Teleng Ria. Keindahan alamnya sangat menarik untuk dikunjungi
wistawan domestik dan manca negara.
Ombak pantai selatan kerap mengundang wisatawan yg senang berpetualang menjajal nyali dan ketangkasan
berselancar. Teluk pacitan yang memiliki ombak cukup besar ini jg dijadikan ajang berlatih ketangkasan laut oleh sebagian
masyarakat setempat.
Sarana yang disediakan di obyek pwisata Pantai Teleng Ria ini terbilang cukup : penginapan yang representatif, kolam
renang dan arena bermain anak-anak, kios cendera mata, dan warung ikan goreng ala Pacitan memberikan kenyamanan
tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung.

f. Pantai Bakung
Pantai ini terletak di Desa Karangnongko Kecamatan Kebonagung. Nuansa pegunungan, jalan berkelok dan naik turun
menjadi ciri khas menuju lokasi ini.

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 29


Profil Kelautan dan Perikanan 2009

g. Pantai Wawaran
Di sebelah timur Pantai Bakung, masih dalam wilayah Kecamatan Kebonagung terdapat Pantai Wawaran yang memiliki
fenomena alam menarik.

h. Pantai Jetak
Pantai dengan hamparan bebatuan ini berada di Desa Jetak Kecamatan Tulakan. Masyarakat setempat memanfaatkan
batu-batu pantai untuk dijual ke berbagai kota di Jawa Timur. Menurut mereka batu-batu tersebut digunakan sebagai batu
hias di taman.

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 30


Profil Kelautan dan Perikanan 2009

I. Pantai Tawang
Pantai Tawang berada di tepi laut Segoro Anakan Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo. Untuk menuju lokasi sejauh
50 km tersebut dapat ditemuh selama 2 jam dari Kota Pacitan. Sebagai daerah yang berbatasan dengan Samudera Hindia,
mata pencaharian sebagian masyarakat adalah nelayan.

j. Pantai Taman
Pantai Taman berada di Desa Hadiwarno Kecamatan Ngadirojo, tidak jauh dari Pantai Tawang. Teluk dengan hamparan
pasir putih menjadi salah satu keindahan yang dapat dinikmati di pantai tersebut.

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 31


Profil Kelautan dan Perikanan 2009

k. Pantai Bawur
Pantai ini berlokasi di paling ujung timur pesisir pantai Pacitan. Lokasi pantai berada di Desa Sumberejo Kecamatan
Sudimoro dengan jarak tempuh 2,5 jam dari kota Pacitan.

4. Potensi Industri
Sektor industri yang dikembangkan di Kabupaten Pacitan adalah sektor industri penyedia sarana perikanan dan
pemanfaatan hasil perikanan. Jenis industri yang dibutuhkan adalah berupa pabrik es, pabrik kapal/perahu, dan industri hasil
perikanan.
Pabrik es di Kabupaten Pacitan ada dua buah yaitu di Kecamatan Ngadirojo dan Kecamatan Pacitan, walaupun dengan
skala yang masih terbatas dan hanya mampu mensuplai es kepada nelayan. Sedangkan kebutuhan es lainya di datangkan
dari daerah Solo, karena produksi hasil perikanan di Kabupaten Pacitan cukup tinggi.

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 32


Profil Kelautan dan Perikanan 2009
Pabrik kapal/perahu yang ada di Kabupaten Pacitan, khususnya kapal fiber telah berkembang di Desa Sidomulyo
Kecamatan Kebonagung, dimana produksi yang dihasilkan berupa perahu fiber dengan berbagai ukuran mulai dari type
perahu jukung sampai dengan ukuran perahu 10 GT.
Sedangkan industri pengolahan hasil perikanan yang telah berkembang di Kabupaten Pacitan antara lain adalah produk
terasi, kripik ikan, pengeringan ikan, abon ikan, rumput laut dan lain – lain. Terasi merupakan produk olahan yang memiliki
skala produksi paling besar diantara produk lainnya. Seluruh industri pengolahan tersebut berupa industri rumah tangga dan
saat ini telah terkonsentrasi di Desa Sirnoboyo dan Kelurahan Sidoharjo Kecamatan Pacitan.

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 33


Profil Kelautan dan Perikanan 2009

C. Potensi Perikanan Budidaya


Kegiatan perikanan budidaya yang dilaksanakan di Kabupaten Pacitan terdiri dari budidaya air tawar, air laut dan air
payau. Berdasarkan Visi dan Misi Kabupaten Pacitan serta Dinas Kelautan dan Perikanan, kegiatan perikanan budidaya
diarahkan kepada :
- Pembangunan sentra budidaya air tawar
- Pengembangan budidaya air payau dan air laut
- Peningkatan sarana dan prasarana pendukung (seperti laboratorium, optimalisasi BBI, sarana prasarana produksi)
- Pembinaan perbenihan
Arah kegiatan tersebut dilaksanakan dengan mempertimbangkan potensi yang ada, kondisi sosial masyarakat
pembudidaya ikan, kemampuan sumberdaya manusia baik petugas maupun pembudidaya ikan, serta ketersediaan dana
untuk mengakomodasi segala keperluan dalam rangka mencapai arah yang ditetapkan tersebut. Disamping itu, perikanan
budidaya juga memperhatikan kondisi perairan umum yang akhir-akhir ini marak dengan adanya penangkapan ikan
menggunakan alat dan bahan terlarang. Keseimbangan antara pemanfaatan dan kelestarian sumber daya ikan menjadi
pertimbangan utama yang harus diupayakan secara konsisten karena sumber daya ikan tidak saja dimanfaatkan untuk
masyarakat saat ini, tetapi juga untuk generasi yang akan datang.

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 34


Profil Kelautan dan Perikanan 2009

1. Potensi Perikanan Budidaya Air Tawar


Berdasarkan kondisi geografis Kabupaten Pacitan, pengembangan budidaya ikan air tawar terdapat pada daerah yang
mempunyai cukup potensi air. Terdapat 3 (tiga) sentra pengembangan budidaya ikan air tawar yaitu :
Sebelah barat : Kecamatan Punung dan Donorojo
Sebelah utara : Kecamatan Arjosari dan Tegalombo
Sebelah timur : Kecamatan Ngadirojo

Luas kolam budidaya mencapai 111,182 m2 yang tersebar di dua belas kecamatan se-Kabupaten Pacitan, lebih
detailnya dapat dilihat pada tabel 8 di bawah ini :
Tabel 8. Luas Kolam Budidaya per Kecamatan di Kabupaten Pacitan
No. Kecamatan Luas Kolam (m2)
1. Donorojo 6.265
2. Punung 13.300
3. Pringkuku 7.000
4. Pacitan 29.270
5. Arjosari 8.557
6. Nawangan 5.070
7. Bandar 5.290
8. Tegalombo 7.130
9. Kebonagung 7.265
10. Tulakan 8.630

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 35


Profil Kelautan dan Perikanan 2009
11. Ngadirojo 12.022
12. Sudimoro 1.383
Jumlah 111,182

2. Potensi BBI dan UPR


Untuk mendukung kegiatan budidaya air tawar, di Kabupaten Pacitan terdapat Balai Benih Ikan (BBI) seluas 1 hektar. Balai
tersebut terletak di Desa Jatigunung Kecamatan Tulakan yang dikelola oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan
dengan menempatkan dua orang petugas teknis. Lokasinya sangat strategis karena berada di tepi jalan raya Pacitan –
Ngadirojo sehingga sangat menguntungkan dalam pendistribusian benih. Sampai saat ini, produksi benih yang dihasilkan
terdiri dari benih Nila ± 210.000 ekor/tahun, Tombro ± 90.000 ekor/tahun dan pada tahun 2007 baru dilaksanakan pembenihan
Lele dengan produksi ± 50.000 ekor/tahun. Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh BBI Jatigunung adalah sebagai berikut :
Dari 19 unit kolam yang ada, 17 unit diantaranya masih berfungsi yang terdiri dari :
- Kolam pemijahan
- Kolam pendederan
- Kolam induk
- Bangunan pembenihan in door berukuran 100 m2;
- Kantor dan bangunan tempat tinggal petugas;
- Bangunan gudang seluas 6 m2;
- Stok induk :
Ø Nila : 80 ekor jantan dan 240 ekor betina
Ø Tombro : 15 ekor jantan dan 40 ekor betina
Ø Lele : 20 ekor jantan dan 40 ekor betina

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 36


Profil Kelautan dan Perikanan 2009
- Peralatan pembenihan, seperti karamba, happa, tanjaran, kakaban, dll.
Ketersediaan benih juga disuplai oleh Unit Pembenihan Rakyat, dimana sampai saat ini terdapat dua kelompok UPR
yang telah berproduksi. Kelompok UPR tersebut adalah Kelompok Karya Tani di Kecamatan Punung dengan komoditas benih
Lele, serta Kelompok Margo Utomo di Kecamatan Bandar dengan komoditas benih Nila dan Tombro.

3. Potensi Perikanan Budidaya Air Payau


Usaha budidaya air payau diupayakan melalui budidaya di tambak, dimana jenis-jenis yang telah berhasil dibudidayakan
adalah Bandeng, Udang Windu dan Udang Vanname. Satu-satunya usaha perikanan budidaya yang telah dikelola swasta di
Kabupaten Pacitan adalah budidaya udang di Desa Kembang Kecamatan Pacitan oleh PT. Dwi Karya Bangkit Sejahtera di
lahan seluas 4 hektar. Jenis udang yang dibudidayakan sampai dengan tahun 2004 adalah Udang Windu, sedangkan tahun
2005 sampai dengan tahun 2008 adalah Udang Vanname, dengan produksi sebagai berikut :

Tabel 9. Produksi Perikanan Budidaya Air Payau Kabupaten Pacitan


No. Tahun Jumlah Produksi (kg)
1. 2002 38.919
2. 2003 19.735
3. 2004 29.000
4. 2005 60.000
5. 2006 Tidak tebar
6. 2007 67.960
7. 2008 47.200
8. 2009 1.075

Disamping itu, terdapat tambak udang rakyat di Kecamatan Ngadirojo seluas 0,5 hektar yang telah berproduksi sebanyak
900 kg pada tahun 2006.

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 37


Profil Kelautan dan Perikanan 2009
Budidaya bandeng di tambak telah dirintis berupa demplot yang dikelola oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Pacitan. Demplot tersebut seluas 1 hektar yang berlokasi di Kelurahan Sidoharjo Kecamatan Pacitan. Produksi yang telah
dicapai rata-rata sekitar 1.750 kg setiap kali panen. Potensi tambak bandeng juga terdapat di Desa Watukarung Kecamatan
Pringkuku.

4. Potensi Perikanan Budidaya Laut


Wilayah perairan laut Kabupaten Pacitan juga mempunyai potensi bagi pengembangan usaha budidaya laut yaitu Teluk
Segoro Anakan di Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo yang saat ini dirintis untuk dikembangkan usaha pembesaran lobster
dalam karamba. Produksi tangkapan lobster di Kabupaten Pacitan sangat bervariasi baik jenis maupun beratnya, yang
masing-masing jenis dan berat mempunyai nilai yang berbeda-beda. Lobster yang beratnya 100 gram ke bawah harganya
sangat rendah (Rp 45.000,-/kg), sedangkan untuk mencapai harga yang maksimal (Rp 100.000,- s/d Rp.130.000,-/kg) berat
yang dibutuhkan minimal 200 gram/ekor. Dari produksi lobster tiap tahun, sekitar 20% memiliki berat rata-rata masih dibawah
100 gram/ekor yang masih perlu dibesarkan di karamba.
Selain budidaya perikanan laut, Laut Pacitan juga mempunyai potensi rumput laut. Rumput laut alami terdapat di
sebagian pantai di wilayah Kecamatan Donorojo, Pringkuku dan Kebonagung yang tumbuh hampir disepanjang pantai
berkarang. Penduduk yang bermukim di dekat pantai biasanya memanennya untuk kemudian dikeringkan dan dijual kepada
pengepul. Selanjutnya pengepul menjual rumput laut kering tersebut ke luar daerah seperti Surabaya dan Jakarta.
Sedangkan untuk pengembangan rumput laut melalui sistem budidaya dilaksanakan di Desa Sidomulyo Kecamatan
Ngadirojo, khususnya di Teluk Segoro Anakan. Jenis yang dikembangkan adala Eucheuma cottonii, sampai saat ini
Produksinya mencapai 35.831 ton/tahun. Hal ini didasarkan pada kondisi pantai yang terletak dalam teluk, sehingga ombak

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 38


Profil Kelautan dan Perikanan 2009
laut tidak terlalu besar. Di wilayah pesisir pantai selatan Kabupaten Pacitan yang lain, ombak terlalu besar, sehingga akan
mengganggu pertumbuhan dan keberhasilan budidaya yang diusahakan.

5. Potensi Perairan Umum


Disamping lahan budidaya, Kabupaten Pacitan juga memiliki potensi perairan umum yang berupa telaga, sungai dan cek dam
dengan perincian sebagai berikut :
a. Telaga
 6 buah telaga di Kecamatan Donorojo seluas 5,45 hektar;
 4 buah telaga di Kecamatan Punung seluas 14,15 hektar;
 3 buah telaga di Kecamatan Pringkuku seluas 4,6 hektar;
 1 buah telaga di Kecamatan Bandar seluas 0,5 hektar;
 1 buah telaga di Kecamatan Tulakan seluas 1,5 hektar;
 1 buah telaga di Kecamatan Ngadirojo seluas 0,75 hektar;
 2 buah telaga di Kecamatan Sudimoro seluas 0,812 hektar;
 1 buah telaga di Kecamatan Nawangan seluas 1,5 hektar
b. Sungai
 Sungai di Kecamatan Pringkuku sepanjang 7 hektar;
 Sungai di Kecamatan Pacitan sepanjang 7,39 hektar;
 Sungai di Kecamatan Arjosari sepanjang 30,2 hektar;

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 39


Profil Kelautan dan Perikanan 2009
 Sungai di Kecamatan Bandar sepanjang 5 hektar;
 Sungai di Kecamatan Tegalombo sepanjang 47 hektar;
 Sungai di Kecamatan Ngadirojo sepanjang 10 hektar;
 Sungai di Kecamatan Punung sepanjang 2,5 hektar;
 Sungai di Kecamatan Kebonagung 117 hektar;
 Sungai di Kecamatan Tulakan 10 hektar;
 Sungai di Kecamatan Sudimoro 5 hektar;
 Sungai di Kecamatan Nawangan 5 hektar.
c. Cek dam
 Cek dam di Kecamatan Pacitan seluas 3 hektar;
 Cek dam di Kecamatan Arjosari seluas 2,75 hektar;
 Cek dam di Kecamatan Nawangan seluas 2,75 hektar;
 Cek dam di Kecamatan Punung seluas 0,25 hektar;
 Cek dam di Kecamatan Pringkuku seluas 2 hektar;
 Cek dam di Kecamatan Kebonagung seluas 0,4 hektar;
 Cek dam di Kecamatan Ngadirojo seluas 0,55 hektar.

Sebagian dari perairan umum tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai tempat pemancingan ikan, yaitu di 4
telaga Kecamatan Donorojo dan Punung. Selain memberikan pendapatan bagi POKDAKAN, juga sebagai upaya pelestarian
sumberdaya ikan di perairan umum khususnya telaga/embung. Pelaksanaannya adalah benih ikan ditebar dan dipelihara
selama 6 bulan, kemudian dibuka pemancingan untuk umum. Hasil kegiatan tersebut sebagian untuk kas POKDAKAN, dan
sebagian lagi dibelikan benih untuk ditebar kembali.
Tabel 10. Produksi Penangkapan Ikan di Perairan Umum Tahun 2007 – 2008
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 40
Profil Kelautan dan Perikanan 2009
Produksi (kg)
No. Jenis Perairan
2007 2008 2009
1. Sungai 151.900 152.060 246.463
2. Waduk / cekdam 32.500 16.946 14.942
3. Rawa - - 118
4. Danau / telaga 98.200 99.499 11.645
JUMLAH 282.600 268.505 273.141

D. Potensi Pengolahan dan Pemasaran


Penanganan pasca panen hasil perikanan masih jarang dilakukan di Kabupaten Pacitan. Produksi ikan hasil tangkapan
nelayan kebanyakan dijual langsung dalam bentuk segar. Pasar ikan di sekitar tempat pendaratan ikan belum tersedia, yang
ada hanyalah bakul ikan yang membeli di TPI kemudian dijual kepada pedagang pengepul atau dipasar. Selanjutnya
pengepul akan menjualnya dalam keadaan segar ke daerah lain seperti Surabaya, Tuban, Kediri, Malang, Jember, Semarang
dan Cilacap. Jenis-jenis hasil laut yang biasa dipasarkan meliputi lobster, bawal, manyung, remang, tongkol dan juga rumput
laut.
Unit pengolahan yang sudah ada adalah pembuatan terasi dengan bahan baku ikan rebon dan berlokasi di Desa
Sirnoboyo dan Desa Kembang Kecamatan Pacitan. Produk terasi Pacitan dipasarkan ke daerah Tuban, Semarang, Jember
dan Solo tanpa kemasan karena kemampuan pengusaha lokal Pacitan untuk teknis pengemasan belum memenuhi
permintaan pasar. Hal ini sangat disayangkan karena nilai tambah dari terasi produk Pacitan dinikmati oleh daerah lain.
Selain terasi, unit pengolahan hasil perikanan yang lain adalah pengasinan/pengeringan, pengasapan, pembuatan abon ikan
dan keripik ikan namun dalam jumlah yang masih relatif kecil.

Kelompok pengolah hasil perikanan yang tersebar di Kabupaten Pacitan adalah sebagai berikut :
1) Tunas Harapan Desa Hadiwarno Kecamatan Ngadirojo, dengan jenis produk ikan goreng (jathil);
2) Pelita Jaya Kelurahan Sidoharjo Kecamatan Pacitan, dengan jenis produk keripik ikan;

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 41


Profil Kelautan dan Perikanan 2009
3) KUP Bina Usaha Kelurahan Sidoharjo Kecamatan Pacitan, dengan jenis produk bakso ikan;
4) Tri Setya Bakti Desa Sirnoboyo Kecamatan Pacitan dengan jenis produk terasi
5) KUP Sumber Makmur Desa Ngadirojo Kecamatan Ngadirojo, dengan jenis produk ikan goreng (jathil);
6) KUP Tradisional Kecamatan Sudimoro dengan jenis produk ikan goreng (jathil);
7) KUP Mina Upadi Kecamatan Kebonagung dengan jenis produk ikan goreng (jathil);
8) KUP Mina Jaya Desa Pager Kidul Kecamatan Sudimoro dengan jenis produk abon ikan.
Sedangkan kelompok rumput laut, yaitu mengolah rumput laut segar menjadi rumput laut kering terdiri dari :
1) Sari Laut Desa Sekar Kecamatan Donorojo;
2) Kinjeng Watu Balai Kecamatan Tulakan;
3) Sido Dadi Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo.
Daerah pemasaran produk dari Kabupaten Pacitan yaitu Surabaya, Semarang, Solo, Tuban, Jakarta untuk terasi,
sedangkan ikan goreng (jathil), keripik ikan, bakso ikan, rumput laut dipasarkan lokal di Kabupaten Pacitan.
Pengusaha yang bergerak di bidang perikanan di Kabupaten Pacitan beserta komoditas usahanya adalah sebagai
berikut :
1) Wandi, usaha ikan segar dan lobster;
2) Badri, usaha ikan segar dan lobster;
3) Roni, usaha tambak udang;
4) Erwin, usaha ikan segar;
5) Wakhidi, usaha ikan segar dan lobster;
6) Sakiman, usaha rumput laut;
7) Hanarwoko; usaha ikan segar;
8) Yanto, usaha ikan segar (tuna);
9) Diro, usaha ikan segar (tuna);

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 42


Profil Kelautan dan Perikanan 2009
10) Heri, usaha ikan segar (tuna);
11) Feri, usaha ikan segar;
12) H. Akbar, usaha ikan segar;
13) Jumino, usaha ikan segar;
14) Wito usaha ikan segar;
15) Bambang usaha ikan segar.
E. Ketersediaan Produksi Ikan
Tabel 11. Ketersediaan Produksi Ikan di Kabupaten Pacitan Tahun 2007 - 2009
TAHUN
URAIAN
2007 2008 2.009
1. Perikanan Darat :
 Penangkapan 282.600 kg 273.640 kg 273.141kg
 Budidaya Air Tawar 41.555 kg 115.183 kg 254.379 kg
 Budidaya Air Payau 67.960 kg 47.200 kg 1.075 kg

2. Perikanan Laut :
 Penangkapan 3.114.661 kg 3.438.470 kg 4.555.125 kg
 Budidaya 27.200 kg 35.831 kg 107.000 kg

3. Total :
 Penangkapan 3.397.261 kg 3.712.110 kg 4.828.266 kg
 Budidaya 136.715 kg 198.214 kg 362.454 kg

4. Pemanfaatan :
 Konsumsi 1.658.258 kg 1.810.479 kg 2.387.731 kg
 Eksport 1.819.000 kg 2.037.280 kg 2.946.798 kg
 Non konsumsi 56.718 kg 62.565 k9 103.814 kg

5. Jumlah Penduduk Pacitan 555.262 orang 555.262 orang 555.262 orang

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 43


Profil Kelautan dan Perikanan 2009
(keadaan th. 2007)
6. Konsumsi Ikan 9,95 kg/kapita/tahun 9,99 kg/kapita/tahun 10,02 kg/kapita/tahun

PERMASALAHAN
A. Permasalahan Perikanan Tangkap
Berbagai permasalahan yang dihadapi di bidang perikanan tangkap adalah sebagai berikut :
1) Maraknya pencurian ikan/udang/biota laut dan keamanan di wilayah perairan Pacitan yang mempengaruhi penurunan
hasil tangkapan nelayan Pacitan.
2) Sarana prasarana perikanan tangkap yang dimiliki nelayan Pacitan relatif terbatas dan penyebarannya belum merata.
3) Sistem pelelangan ikan di TPI belum dapat diterapkan sepenuhnya karena masih adanya ketergantungan nelayan
kepada pemodal kuat (bakul), sehingga harga komoditi ditetapkan secara sepihak.
4) Belum tersedianya data potensi laut dan ikan serta biota laut lainnya di Kabupaten Pacitan yang berkaitan dengan
potensi lestari yang memadai sebagai dasar perencanaan program.
5) Mulai terjadi abrasi dan kerusakan hutan mangrove di kawasan pesisir Pacitan.
6) Adanya penyakit Ice-ice yang menyerang rumput laut.
7) Penambangan pasir putih di areal sempadan pantai.
8) Kurangnya penanaman green belt di kawasan pantai sebagai penghalang arus gelombang.
9) Teknik penangkapan ikan belum dikuasai oleh nelayan secara optimal.
10) Nelayan Pacitan relatif kurang memiliki jiwa wirausaha.

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 44


Profil Kelautan dan Perikanan 2009
B. Permasalahan Perikanan Budidaya
Permasalahan umum yang dihadapi oleh pembudidaya ikan adalah :
1) Keterbatasan modal usaha;
2) SDM pembudidaya ikan yang belum optimal;
3) Keterbatasan sarana produksi utamanya harga pakan yang terus melambung tinggi
Dengan adanya permasalahan tersebut, kegiatan budidaya yang dilaksanakan oleh masyarakat menjadi kurang optimal
sehingga sampai saat ini masih dalam usaha skala kecil (rumah tangga).
Permasalahan yang sering dijumpai di perairan umum adalah maraknya penangkapan ikan dengan menggunakan bahan/alat
terlarang. Dalam pembangunan kelautan dan perikanan, keseimbangan antara pemanfaatan dan kelestarian sumber daya
menjadi pertimbangan utama yang harus diupayakan secara konsisten. Kekayaan sumber daya perikanan tidak saja
dimanfaatkan untuk masyarakat saat ini, tetapi juga untuk generasi yang akan datang.
Keberadaan BBI Jatigunung sebagai penyuplai benih sampai saat ini belum mampu mengakomodasi kebutuhan benih
bagi seluruh masyarakat Pacitan. Hal tersebut dikarenakan biaya operasional masih belum memadai, keterbatasan sumber
daya manusia baik kualitas maupun kuantitas, serta sarana dan prasarana yang belum lengkap. Sedangkan untuk kebutuhan
benih banyak disuplai dari UPR yang ada, khususnya jenis ikan lele.

C. Permasalahan Pengolahan dan Pemasaran


Sedangkan permasalahan yang dihadapi di bidang pengolahan dan pemasaran komoditas perikanan adalah :
1) Belum tersedianya bahan baku secara kontinu.
2) Kurangnya penguasaan teknologi pengolahan hasil perikanan.
3) Terbatasnya pemasaran pengolahan hasil perikanan.
4) Pengawasan mutu hasil perikanan dan bahan asal ikan belum dapat dilaksanakan secara optimal.
5) Belum adanya perda yang mengatur tentang perijinan usaha perikanan.

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 45


Profil Kelautan dan Perikanan 2009

UPAYA PEMECAHAN MASALAH


A. Perikanan Tangkap
Berbagai upaya yang memungkinkan untuk memecahkan permasalahan di bidang perikanan tangkap adalah :
1) Pembangunan TPI;
2) Pemetaan Potensi dan Penetapan Batas Wilayah;
3) Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP);
4) Pembangunan Mercusuar;
5) Pembangunan Talud TPI;
6) Penyusunan Tata Ruang Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kabupaten Pacitan;
7) Pembangunan Reventment dan Reklamasi PPP Tamperan;
8) Pembangunan lanjutan breakwater PPP Tamperan;
9) Penanaman pohon mangrove;
10) Program Pengelolaan Lingkungan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (PLBPM) dan Program Perumahan Nelayan
ramah bencana.

B. Perikanan Budidaya
Dengan adanya berbagai permasalahan di bidang perikanan budidaya, beberapa alternatif yang dapat diusulkan sebagai
solusi yaitu :

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 46


Profil Kelautan dan Perikanan 2009
1) Perlu adanya kerjasama dengan mitra / pihak ketiga utamanya dalam kegiatan operasional, penyediaan pakan dan
kepastian pasar;
2) Perlu adanya pelatihan dan bimbingan teknis yang lebih intensif oleh petugas dan penyuluh;
3) Perlu adanya sosialisasi UU 31 Tahun 2004 dan operasi terpadu pengendalian lingkungan;
4) Untuk sarana penunjang budidaya baik tambak maupun BBI akan diakomodasi dalam kegiatan DAK 2008 yaitu
Peningkatan Sarana dan Prasarana Budidaya Perikanan;
5) Untuk mensiasati faktor keamanan di demplot tambak bandeng, dengan mengganti jenis komoditas yang kurang diminati
oleh pemancing;
6) Perlu adanya penambahan dan peningkatan SDM di Balai Benih Ikan;
7) Adanya biaya operasional untuk mendukung kegiatan di BBI dan demplot tambak bandeng

C. Pengolahan dan Pemasaran


Upaya pemecahan masalah di bidang pengolahan dan pemasaran adalah sebagai berikut :
1) Perlu adanya cold storage untuk menyimpan stok bahan baku;
2) Perlu adanya pelatihan teknologi pengolahan hasil perikanan;
3) Melaksanakan terobosan pemasaran hasil pengolahan perikanan (pameran, gemarikan, kerjasama dengan stakeholder);
4) Melakukan pembinaan kepada pelaku pengolahan hasil perikanan dan pedagang mengenai pengelolaan ikan secara
higienis dan aman;
5) Menyusun usulan Perda yang mengatur tentang ijin usaha perikanan.

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 47


Profil Kelautan dan Perikanan 2009

PENUTUP

Untuk mengatasi permasalahan pengelolaan pesisir dan laut di Indonesia diperlukan pendekatan yang disebut pengelolaan
pesisir terpadu (PTT) sesuai dengan Kepmen No. 10/MEN/2002. Kebijakan PTT ini mencakup konsep keterpaduan dalam
pengelolaan dan pembangunan sumberdaya pesisir yang berkelanjutan.
Dalam pelaksanaannya, pengelolaan pesisir terpadu memerlukan keseimbangan dalam aspek ekologi, sosial, budaya,
pemerintahan dan pertimbangan ekonomi. Salah satu konsep penting dari PTT adalah colaborative-management, dimana
masyarakat lokal dapat berperan serta aktif dalam penetapan kebijakan dan pemanfaatan wilayah pesisir. Keterlibatan aktif
masyarakat merupakan aspek yang sangat penting dalam proses pengelolaan kawasan pesisir. Dukungan aktif dari lembaga
penelitian dan pelaksanaan program monitoring memainkan peran penting dalam menyediakan pilihan-pilihan bentuk pengelolaan
beserta kemungkinan serta konsekwensinya, khususnya dalam pengelolaan berkelanjutan.
Melalui pengelolaan yang berkelanjutan pemenuhan kebutuhan manusia akan sumberdaya dapat dilakukan tanpa
mengabaikan kebutuhan generasi yang akan datang. Dalam pengelolaan berkelanjutan, penggunaan sumberdaya, kebijakan
ekonomi, pengembangan teknologi, pertumbuhan penduduk, dan struktur kelembagaan dilakukan secara harmoni dengan kondisi
saat ini dan perkembangan di masa datang.
Secara umum, pengelolaan pesisir terpadu merupakan proses yang dinamis yang mengintegrasikan berbagai perencanaan
sektor secara horizontal, perencanaan secara vertikal, pengintegrasian ekosistem darat dan laut, serta pengintegrasian sains dan
manajemen untuk memanfaatkan sumberdaya pesisir secara lestari dan memberi manfaat bagi kesejahteraan masyarakat

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 48


Profil Kelautan dan Perikanan 2009
sekitarnya. Strategi yang terintegrasi dikembangkan dan diimplementasikan bagi pengalokasian sumberdaya, lingkungan, sosial
budaya, dan berbagai ruang di kawasan pesisir secara berkelanjutan.
Berapa alasan utama mengapa sektor kelautan dan perikanan sebagai alternatif utama pembangunan masa depan adalah :
Pertama, Sumberdaya laut yang tersedia mempunyai potensi yang sangat besar tetapi belum tergarap secara optimal.
Kedua, Sumberdaya yang terlibat ataupun yang bekerja di sektor perikanan dan kelautan sangat banyak, bahkan cenderung
mengalami peningkatan setiap tahun.
Ketiga, Potensi pasar yang sangat besar baik pasar domestik maupun pasar luar negeri.
Keempat, Pemanfaatan potensi yang ada belum mampu memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bagi bangsa dan negara.
Kelima, Telah terjadi tingkat kejenuhan pembangunan yang bersumber dari daratan (pertanian, perkebunan pertambangan darat
dll).
Keenam, Industri kelautan dan perikanan mempunyai keterkaitan dengan industri lainnya seperti halnya industri kosmetik,
pariwisata, industri farmasi dan energi.
Ketujuh, Investasi disektor kelautan dan perikanan memiliki efisiensi yang tinggi dan memiliki daya serap tenaga kerja yang tinggi
pula.
Untuk itu perlu adanya suatu kebijakan yang berperan sebagai payung dibidang kelautan yang sifatnya lintas sektoral,
institusioanal serta terintegrasi dalam mengembangkan sumberdaya kelautan secara bijaksana untuk kepentingan publik dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat (social well being).

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 49

Anda mungkin juga menyukai