PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kabupaten Pacitan terletak di pesisir selatan Propinsi Jawa Timur yang berbatasan dengan Propinsi Jawa Tengah. Secara
administratif terbagi atas 12 wilayah kecamatan, 5 kelurahan dan 171 desa dengan posisi antara 110'55'' – 111'25'' Bujur Timur
dan 7'55'' – 8''17'' Lintang Selatan. Potensi yang dimiliki cukup beragam mulai dari potensi kelautan, potensi pesisir dan potensi
untuk pengembangan budidaya ikan di wilayah darat.
Sesuai Undang-undang nomor 45 Tahun 2009 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang
Perikanan, bahwa yang dimaksud dengan Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan
pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang
dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan. Oleh karena itu dalam rangka peningkatan pengelolaan di bidang perikanan
maka harus diketahui secara pasti potensi sumberdaya perikanan yang dimiliki dan upaya optimalisasi pemanfaatan potensi
tersebut untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut berdasarkan pasal 5 ayat (1) Undang-Undang Nomor 45
Tahun 2009, disebutkan bahwa wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia untuk penangkapan ikan dan/atau
pembudidaya ikan meliputi a. Perairan Indonesia, b. ZEEI, dan c. Sungai, danau, waduk, rawa, dan genangan air lainnya yang
dapat diusahakan serta lahan pembudidaya ikan yang potensial di wilayah Republik Indonesia. Adapun yang dimaksud dengan
perairan Indonesia sesuai pasal 1angka 4 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1996 Tentang Perairan Indonesia, adalah laut teritorial
Indonesia beserta perairan kepulauan dan perairan pedalaman.
Selanjutnya dalam pasal 18 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, disebutkan bahwa
kewenangan untuk mengelola sumber daya di wilayah laut untuk kabupaten adalah 1/3 (sepertiga) dari wilayah kewenangan
provinsi sejauh 12 (dua belas) mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau ke arah perairan kepulauan.
Berdasarkan ketentuan tersebut kewenangan pengelolaan kabupaten hanya sebatas 4 mil laut, akan tetapi dalam pemanfaatan
potensi perikanan dapat menjangkau wilayah laut teritorial, Zona Ekonomi Eksklusif sampai dengan 200 mil laut.
Jenis ikan hasil tangkapan sangat bervariasi, yang dibedakan menjadi : Ikan Demersal, Ikan Pelagis Besar, Ikan Pelagis Kecil,
Crustaceae (Udang). Secara rinci produksi per jenis ikan selama lima tahun terahir di Kabupaten Pacitan sebagaimana Tabel 4
berikut.
Tabel 4. Produksi Perikanan Tangkap Per Jenis Ikan di Kabupaten Pacitan Tahun 2004 – 2009
Produksi (kg)
No Jenis Ikan
2004 2005 2006 2007 2008 2009
1 Tuna - - 74.231 1.153.236 1.181.905 1.688.588
2 Cakalang - - 21.230 556.782 725.847 959.927
3 Bawal/Dorang 44.817 67.069 84.030 40.816 3.719
4 Kembung 69.130 90.800 109.837 84.252 5.539 66.360
5 Udang Lobster 68.442 23.759 11.133 41.134 28.017 9.163
6 Udang Merah 3.629 2.784 6.079 2.176 - 1.414
7 Rebon 99.818 28.128 65.002 52.376 90.344
8 Teri 205.036 51.610 96.556 35.070 56.395 27.369
9 Tongkol/Abon 356.026 190.478 184.242 163.584 448.314 394.900
10 Lemuru 174.330 85.495 90.557 66.737 109.208 72.789
11 Tengiri 73.248 77.485 51.885 63.320 192.337 4.022
12 Layur 325.796 177.454 192.523 133.094 120.935 350.297
Aktivitas perikanan di pesisir pantai Pacitan yang saat ini telah dikembangkan berupa perikanan tangkap terkendali yang
mengandung arti bahwa penangkapan ikan memperhatikan rambu-rambu kelesterian sumberdaya, sehingga dapat
menghindari terjadinya over fishing.
Aktifitas perikanan tangkap ini juga didukung adanya Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) yang terdapat di Tamperan
Kelurahan Sidoharjo.
Menurut tabel 6 di atas pemilik perahu di Kabupaten Pacitan pada tahun 2009 berjumlah 1.524 orang dengan jumlah nelayan
4.177 orang. Sedangkan jumlah perahu bermesin adalah 1146 buah dan perahu tak bermesin berjumlah 378 buah.
Menurut tabel diatas dapat dijelaskan bahwa nelayan di Kabupaten Pacitan sebagian besar menggunakan jaring
(payang, parel, gillnet, purse seine) sebagai alat untuk menangkap ikan.
a. Pantai Klayar
Pantai Klayar terletak di desa Sendang Kecamatan Donorojo, berjarak 35 km dari Kota Pacitan. Tebing terjal dan
hamparan pasir putih menjadi ciri khas pantai ini. Demikian juga gelombang lautnya memberikan kesan tersendiri bagi
wisatawan yang berkunjung. Tidak hanya itu, Pantai Klayar juga memiliki panorama unik, yang oleh masyarakat disebut
seruling laut. Semburan air muncul dari celah batu karang karena adanya tekanan gelombang laut yang cukup kuat, sehingga
mendorong air laut menyembur melalui celah batu karang.
b. Pantai Watukarung
Pantai Watukarung yang diapit dua bukit ini terletak di Desa Watukarung Kecamatan Pringkuku, berjarak sekitar 25 km
dari Kota Pacitan. Lokasinya berada di antara Pantai Srau dan Pantai Klayar.
c. Pantai Srau
Pantai Srau merupakan salah satu obyek wisata bahari andalan Kabupaten Pacitan, yang terletak di Desa Candi
Kecamatan Pringkuku berjarak sekitar 25 km dari Kota Pacitan. Hamparan pasir putih terbentang luas di pantai tersebut.
Pantai Srau juga merupakan lokasi pemancingan alam dengan area pancing samudera, karena letaknya yang menjorok ke
tengah samudera.
d. Pantai Tamperan
Tidak jauh dari Kota Pacitan, sekitar 3 km ke arah barat Pantai Tamperan. Saat ini sedang dalam tahap pembangunan
dan diharapkan dapat segera beroperasi minimal. Selain dapat membeli ikan segar di TPI Tamperan, pengunjung juga bisa
menikmati wisata pancing samudera dengan menyewa perahu di lokasi PPP Tamperan. Menuju ke tengah samudera melalui
pesisir pantai Pacitan ini memang dapat melihat seluruh keindahan wisata bahari Kabupaten Pacitan yang harus dikunjungi
dan dinikmati pesonanya.
e. Pantai Teleng
Di sebelah timur Pantai Tamperan terdapat Pantai Teleng Ria. Keindahan alamnya sangat menarik untuk dikunjungi
wistawan domestik dan manca negara.
Ombak pantai selatan kerap mengundang wisatawan yg senang berpetualang menjajal nyali dan ketangkasan
berselancar. Teluk pacitan yang memiliki ombak cukup besar ini jg dijadikan ajang berlatih ketangkasan laut oleh sebagian
masyarakat setempat.
Sarana yang disediakan di obyek pwisata Pantai Teleng Ria ini terbilang cukup : penginapan yang representatif, kolam
renang dan arena bermain anak-anak, kios cendera mata, dan warung ikan goreng ala Pacitan memberikan kenyamanan
tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung.
f. Pantai Bakung
Pantai ini terletak di Desa Karangnongko Kecamatan Kebonagung. Nuansa pegunungan, jalan berkelok dan naik turun
menjadi ciri khas menuju lokasi ini.
g. Pantai Wawaran
Di sebelah timur Pantai Bakung, masih dalam wilayah Kecamatan Kebonagung terdapat Pantai Wawaran yang memiliki
fenomena alam menarik.
h. Pantai Jetak
Pantai dengan hamparan bebatuan ini berada di Desa Jetak Kecamatan Tulakan. Masyarakat setempat memanfaatkan
batu-batu pantai untuk dijual ke berbagai kota di Jawa Timur. Menurut mereka batu-batu tersebut digunakan sebagai batu
hias di taman.
I. Pantai Tawang
Pantai Tawang berada di tepi laut Segoro Anakan Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo. Untuk menuju lokasi sejauh
50 km tersebut dapat ditemuh selama 2 jam dari Kota Pacitan. Sebagai daerah yang berbatasan dengan Samudera Hindia,
mata pencaharian sebagian masyarakat adalah nelayan.
j. Pantai Taman
Pantai Taman berada di Desa Hadiwarno Kecamatan Ngadirojo, tidak jauh dari Pantai Tawang. Teluk dengan hamparan
pasir putih menjadi salah satu keindahan yang dapat dinikmati di pantai tersebut.
k. Pantai Bawur
Pantai ini berlokasi di paling ujung timur pesisir pantai Pacitan. Lokasi pantai berada di Desa Sumberejo Kecamatan
Sudimoro dengan jarak tempuh 2,5 jam dari kota Pacitan.
4. Potensi Industri
Sektor industri yang dikembangkan di Kabupaten Pacitan adalah sektor industri penyedia sarana perikanan dan
pemanfaatan hasil perikanan. Jenis industri yang dibutuhkan adalah berupa pabrik es, pabrik kapal/perahu, dan industri hasil
perikanan.
Pabrik es di Kabupaten Pacitan ada dua buah yaitu di Kecamatan Ngadirojo dan Kecamatan Pacitan, walaupun dengan
skala yang masih terbatas dan hanya mampu mensuplai es kepada nelayan. Sedangkan kebutuhan es lainya di datangkan
dari daerah Solo, karena produksi hasil perikanan di Kabupaten Pacitan cukup tinggi.
Luas kolam budidaya mencapai 111,182 m2 yang tersebar di dua belas kecamatan se-Kabupaten Pacitan, lebih
detailnya dapat dilihat pada tabel 8 di bawah ini :
Tabel 8. Luas Kolam Budidaya per Kecamatan di Kabupaten Pacitan
No. Kecamatan Luas Kolam (m2)
1. Donorojo 6.265
2. Punung 13.300
3. Pringkuku 7.000
4. Pacitan 29.270
5. Arjosari 8.557
6. Nawangan 5.070
7. Bandar 5.290
8. Tegalombo 7.130
9. Kebonagung 7.265
10. Tulakan 8.630
Disamping itu, terdapat tambak udang rakyat di Kecamatan Ngadirojo seluas 0,5 hektar yang telah berproduksi sebanyak
900 kg pada tahun 2006.
Sebagian dari perairan umum tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai tempat pemancingan ikan, yaitu di 4
telaga Kecamatan Donorojo dan Punung. Selain memberikan pendapatan bagi POKDAKAN, juga sebagai upaya pelestarian
sumberdaya ikan di perairan umum khususnya telaga/embung. Pelaksanaannya adalah benih ikan ditebar dan dipelihara
selama 6 bulan, kemudian dibuka pemancingan untuk umum. Hasil kegiatan tersebut sebagian untuk kas POKDAKAN, dan
sebagian lagi dibelikan benih untuk ditebar kembali.
Tabel 10. Produksi Penangkapan Ikan di Perairan Umum Tahun 2007 – 2008
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pacitan 40
Profil Kelautan dan Perikanan 2009
Produksi (kg)
No. Jenis Perairan
2007 2008 2009
1. Sungai 151.900 152.060 246.463
2. Waduk / cekdam 32.500 16.946 14.942
3. Rawa - - 118
4. Danau / telaga 98.200 99.499 11.645
JUMLAH 282.600 268.505 273.141
Kelompok pengolah hasil perikanan yang tersebar di Kabupaten Pacitan adalah sebagai berikut :
1) Tunas Harapan Desa Hadiwarno Kecamatan Ngadirojo, dengan jenis produk ikan goreng (jathil);
2) Pelita Jaya Kelurahan Sidoharjo Kecamatan Pacitan, dengan jenis produk keripik ikan;
2. Perikanan Laut :
Penangkapan 3.114.661 kg 3.438.470 kg 4.555.125 kg
Budidaya 27.200 kg 35.831 kg 107.000 kg
3. Total :
Penangkapan 3.397.261 kg 3.712.110 kg 4.828.266 kg
Budidaya 136.715 kg 198.214 kg 362.454 kg
4. Pemanfaatan :
Konsumsi 1.658.258 kg 1.810.479 kg 2.387.731 kg
Eksport 1.819.000 kg 2.037.280 kg 2.946.798 kg
Non konsumsi 56.718 kg 62.565 k9 103.814 kg
PERMASALAHAN
A. Permasalahan Perikanan Tangkap
Berbagai permasalahan yang dihadapi di bidang perikanan tangkap adalah sebagai berikut :
1) Maraknya pencurian ikan/udang/biota laut dan keamanan di wilayah perairan Pacitan yang mempengaruhi penurunan
hasil tangkapan nelayan Pacitan.
2) Sarana prasarana perikanan tangkap yang dimiliki nelayan Pacitan relatif terbatas dan penyebarannya belum merata.
3) Sistem pelelangan ikan di TPI belum dapat diterapkan sepenuhnya karena masih adanya ketergantungan nelayan
kepada pemodal kuat (bakul), sehingga harga komoditi ditetapkan secara sepihak.
4) Belum tersedianya data potensi laut dan ikan serta biota laut lainnya di Kabupaten Pacitan yang berkaitan dengan
potensi lestari yang memadai sebagai dasar perencanaan program.
5) Mulai terjadi abrasi dan kerusakan hutan mangrove di kawasan pesisir Pacitan.
6) Adanya penyakit Ice-ice yang menyerang rumput laut.
7) Penambangan pasir putih di areal sempadan pantai.
8) Kurangnya penanaman green belt di kawasan pantai sebagai penghalang arus gelombang.
9) Teknik penangkapan ikan belum dikuasai oleh nelayan secara optimal.
10) Nelayan Pacitan relatif kurang memiliki jiwa wirausaha.
B. Perikanan Budidaya
Dengan adanya berbagai permasalahan di bidang perikanan budidaya, beberapa alternatif yang dapat diusulkan sebagai
solusi yaitu :
PENUTUP
Untuk mengatasi permasalahan pengelolaan pesisir dan laut di Indonesia diperlukan pendekatan yang disebut pengelolaan
pesisir terpadu (PTT) sesuai dengan Kepmen No. 10/MEN/2002. Kebijakan PTT ini mencakup konsep keterpaduan dalam
pengelolaan dan pembangunan sumberdaya pesisir yang berkelanjutan.
Dalam pelaksanaannya, pengelolaan pesisir terpadu memerlukan keseimbangan dalam aspek ekologi, sosial, budaya,
pemerintahan dan pertimbangan ekonomi. Salah satu konsep penting dari PTT adalah colaborative-management, dimana
masyarakat lokal dapat berperan serta aktif dalam penetapan kebijakan dan pemanfaatan wilayah pesisir. Keterlibatan aktif
masyarakat merupakan aspek yang sangat penting dalam proses pengelolaan kawasan pesisir. Dukungan aktif dari lembaga
penelitian dan pelaksanaan program monitoring memainkan peran penting dalam menyediakan pilihan-pilihan bentuk pengelolaan
beserta kemungkinan serta konsekwensinya, khususnya dalam pengelolaan berkelanjutan.
Melalui pengelolaan yang berkelanjutan pemenuhan kebutuhan manusia akan sumberdaya dapat dilakukan tanpa
mengabaikan kebutuhan generasi yang akan datang. Dalam pengelolaan berkelanjutan, penggunaan sumberdaya, kebijakan
ekonomi, pengembangan teknologi, pertumbuhan penduduk, dan struktur kelembagaan dilakukan secara harmoni dengan kondisi
saat ini dan perkembangan di masa datang.
Secara umum, pengelolaan pesisir terpadu merupakan proses yang dinamis yang mengintegrasikan berbagai perencanaan
sektor secara horizontal, perencanaan secara vertikal, pengintegrasian ekosistem darat dan laut, serta pengintegrasian sains dan
manajemen untuk memanfaatkan sumberdaya pesisir secara lestari dan memberi manfaat bagi kesejahteraan masyarakat