Anda di halaman 1dari 9

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KEGIATAN I: EDUKASI PELAKU UTAMA DAN PELAKU USAHA


BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN TERHADAP DAMPAK
DESTRUCTIVE FISHING DI GUGUS PULAU IV DAN GUGUS PULAU
VIII PROVINSI MALUKU

BIDANG PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN

PEMERINTAH DAERAH
PROVINSI MALUKU
DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
TAHUN 2022
A. Latar Belakang
1) Dasar Hukum
a. Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan
Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga;
b. Peraturan Presiden Nomor 18 tahun 2020 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024;
c. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : PER.15/MEN/2010
tentang organisasi dan tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan,
yang menyatakan bahwa Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber
Daya Kelautan dan Perikanan mempunyai tugas merumuskan serta
melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang pengawasan
sumber daya kelautan dan perikanan.
d. Peraturan Gubernur Maluku Nomor : 26 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Tugas dan Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Dinas Daerah Provinsi Maluku, yang menyatakan bahwa Dinas
Kelautan dan Perikanan bertugas membantu Gubernur Maluku dalam
melaksanakan urusan pemerintahan di bidang kelautan dan perikanan
serta tugas pembantuan yang ditugaskan kepada daerah provinsi.
e. Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku
2019-2024; Program Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku di
antaranya : (1) Pemberdayaan masyarakat dalam pengawasan dan
pengendalian sumber daya kelautan, dan (2) Peningkatan kesadaran
dan penegakan hukum dalam pendayagunaan sumber daya laut.

2). Gambaran Umum


Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Maluku No. 1
Tahun 2018 tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau
Kecil Provinsi Maluku Tahun 2018-2038, Provinsi Maluku dengan luas
wilayah administratif 712.479,65 Km2 memiliki wilayah laut yang sangat
luas yaitu mencapai 658.294,69 Km 2 (92,4%), dibandingkan dengan
daratan yang luasnya hanya 54.184,96 Km 2 (7,6%). Posisi Maluku yang
berada dalam pusat sabuk segitiga emas terumbu karang dunia yang
membentang dari Malaysia-Filipina ke arah Selatan menuju Timor Leste

2
kemudian ke Utara melewati Papua bagian Utara hingga Kepulauan
Salomon di Samudera Pasifik menyebabkan kondisi oseanografi
memberikan beberapa keuntungan yang menjadikannya kaya akan
sumberdaya ikan. Berbagai permasalahan yang harus mendapat perhatian
bersama diantaranya degradasi ekosistem dan sumberdaya, dampak
pemanasan global, dampak perubahan iklim, IUU Fishing, dan konflik
pemanfaatan ruang diantara berbagai stakeholder yang memanfaatkan
ruang, ekosistem, dan sumberdaya yang ada. Dengan berbagai
permasalahan tersebut, maka potensi ancaman yang dapat terjadi antara
lain permasalahan ketahanan pangan, bencana alam sebagai akibat dari
pemanasan global dan perubahan iklim, serta konflik sosial di antara
masyarakat sebagai akibat dari konflik pemanfaatan ruang.
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku merupakan OPD
Provinsi yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang bertanggung jawab
kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah dengan fungsi meliputi: (1)
Pelaksanaan kegiatan tata usaha, urusan umum, perencanaan,
kepegawaian dan keuangan; (2) Pembinaan umum berdasarkan
kebijaksanaan yang ditetapkan Gubernur; (3) Pembinaan teknis dan
pengendalian pelaksanaannya, pengelolaan kekayaan Provinsi serta
perumusan dan penyiapan kebijaksanaan umum di bidang kelautan dan
perikanan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; (4)
Pelaksanaan dan pengawasan tugas kelautan dan perikanan untuk
menjamin pemanfaatan dan pembangunan ekonomi berkelanjutan serta
berwawasan lingkungan; (5) Pelaksanaan sebagian tugas penatagunaan,
pengembangan, pendayagunaan dan penyerasian pemanfaatan sumber
daya hayati perairan serta perizinan kelautan dan perikanan; (6)
Pelaksanaan pengembangan dan penyerasian institusi masyarakat dan
dunia usaha di bidang kelautan dan perikanan; (7) Pembinaan teknis di
bidang kelautan dan perikanan; (8) Pemberian izin dan pembinaan usaha
sesuai dengan tugas pokoknya; (9) Penyelenggaraan penyuluhan kelautan
dan perikanan; (10) Pengawasan teknik sesuai dengan tugas pokoknya;
(11) Penelitian dalam bidang perikanan spesifik Provinsi sesuai dengan
masalah keperluan dan kondisi lingkungan khusus suatu provinsi; (12)
Pengujian teknologi dalam rangka penerapan teknologi anjuran; (13)

3
pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas dalam lingkup tugasnya;
(14) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
Salah satu Program/Kegiatan Bidang Pengawasan Sumber Daya
Kelautan dan Perikanan adalah Edukasi Pelaku Utama dan Pelaku Usaha
Bidang Kelautan dan Perikanan Terhadap Dampak Destructive Fishing.
Destructive fishing atau penangkapan ikan dengan cara merusak adalah
kegiatan penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap/alat bantu
penangkapan ikan yang merusak sumber daya kelautan dan perikanan.
Terdapat tiga jenis aktivitas destructive fishing yang merusak ekosistem
dan membunuh biota yang hidup laut, yaitu penangkapan ikan dengan
penggunaan racun potas (cyanide fishing), penangkapan ikan
menggunakan bom (dynamite fishing), dan penangkapan ikan
menggunakan setrum. Dampak destructive fishing diantaranya merusak
terumbu karang dan habitat ikan, kematian ikan berbagai jenis dan ukuran,
serta dapat mengancam keselamatan jiwa.
Pelaku utama bidang kelautan dan perikanan merupakan Nelayan
dengan melibatkan komponen masyarakat yang terdiri dari tokoh
masyarakat, tokoh agama, tokoh adat yang dikenal dengan sebutan
Pokmaswas pada daerah setempat. Dalam pelaksanaan tugasnya,
Pemerintah Daerah Provinsi Maluku melalui Dinas Kelautan dan Perikanan
bersama dengan Stakeholders terkait, melaksanakan edukasi pelaku
utama dan pelaku usaha bidang kelautan dan perikanan untuk
meningkatkan partisipasi aktif masyarakat dalam mengawasi dan
menanggulangi destructive fishing melalui peningkatan kesadaran pelaku
utama bidang kelautan dan perikanan tentang dampak dan bahaya
destructive fishing, Apalagi sejak adanya Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintah Daerah dimana Kewenangan Pengawasan
Sumber Daya Laut dan Pesisir dari Kabupaten/Kota dialihkan ke
Pemerintah Provinsi.
Tugas dan fungsi tersebut tercermin dalam rangka Pencapaian
output Edukasi Pelaku Utama Bidang Kelautan Dan Perikanan dalam
membantu pengawasan dan penanggulangan destructive fishing yaitu

4
terwujudya pemahaman dan kesadaranpelaku utama bidang kelautan dan
perikanan terhadap dampak destructive fishing.
Edukasi Pelaku Utama dan Pelaku Usaha Bidang Kelautan dan
Perikanan terhadap Dampak Destructive Fishing
Pelaksanaan Kegiatan :
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pememahaman dan kesadaran
kepada Pelaku Utama dan Pelaku Usaha Bidang Kelautan dan Perikanan
dalam bentuk (1) sosialisasi, kampanye dan edukasi dampak dan bahaya,
(2) pelatihan dan simulasi kegiatan pengawasan dan penanggulangan, dan
(3) pembuatan media kampanye dan informasi dampak dan bahaya.
Diharapkan kegiatan ini dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran
pelaku utama dan pelaku usaha sehingga menghentikan praktek-praktek
yang dilakukan dan turut berpartipasi dalam mengawasi dan
menanggulangi destructive fishing.

1. Kegiatan Sosialisasi, Kampanye dan Edukasi Dampak dan Bahaya


Dinas Kelautan dan Perikanan bersama dengan Stakeholders terkait
melaksanakan sosialisasi kepada pelaku utama dan pelaku usaha
bidang kelautan dan perikanan untuk meningkatkan pemahaman dan
kesadaran tentang dampak dan bahaya destructive fishing. Bentuk
edukasi dapat berupa :
- Sosialisasi Regulasi terkait
- Sosialisasi Dampak dan Bahaya
Sosialisasi mengenai berbagai peraturan dan dampak dari kegiatan
destructive fishing penting untuk dilaksanakan agar masyarakat
memahami betapa pentingnya menjaga kelestarian sumber daya ikan
dan lingkungannya melalui kegiatan penangkapan ikan yang ramah
lingkungan. Talkshow dan diskusi, edukasi ke pelajar, edukasi
mengenai pentingnya kelestarian sumber daya laut, termasuk ikan dan
terumbu karang serta bahaya destructive. Dapat juga dengan
menghadirkan beberapa orang mantan pelaku destructive fishing yang
pernah mengalami kecelakaan atau musibah saat melakukan
penangkapan ikan menggunakan bahan peledak. Selain itu perlu juga
untuk menghadirkan narasumber mantan pelaku penangkapan ikan

5
menggunakan bahan peledak atau pembius ikan yang kemudian
berhasil melestarikan dan mengelola lingkungan perairannya menjadi
sumber pendapatan masyarakat.
Sosialisasi juga dapat dilakukan dalam bentuk menindaklanjuti
pengaduan kepada Bidang Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan
Perikanan.
Kegiatan dimaksud dilaksanakan di lokasi rawan terjadinya destructive
fishing dengan menghadirkan Pelaku Utama dan Pelaku Usaha di
daerah tersebut. Ruang lingkup pendanaan kegiatan meliputi rapat
kegiatan, konsumsi, sewa gedung, perjalanan dinas ke daerah bagi Tim
Pembina Provinsi dan Narasumber, serta transport lokal bagi peserta
rapat.

2. Kegiatan Pelatihan dan Simulasi Kegiatan Pengawasan dan


Penanggulangan
- Pelatihan penggunaan alat penangkap ikan yang ramah lingkungan;
- Pelatihan cara budidaya ikan yang baik;
- Pelatihan pengolahan dan pemasaran produk perikanan yang tidak
berasal dari destructive fishing;
- Pelatihan pengolahan dan pemasaran produk perikanan yang tidak
berasal dari destructive fishing;
- Simulasi Kegiatan Pengawasan dan Penanggulangan destructive
fishing.
Masyarakat nelayan yang melakukan kegiatan destructive fishing
diperkenalkan dan mendapatkan peluang untuk melakukan usaha lain
yang ramah dengan lingkungan dengan pendampingan pada masa
transisi, sehingga diperlukan pelatihan usaha yang diikuti dengan
pemberian bantuan usaha yang masih berkaitan dengan masyarakat
nelayan.
Kegiatan dimaksud dilaksanakan di lokasi rawan terjadinya destructive
fishing dengan menghadirkan Pelaku Utama dan Pelaku Usaha di
daerah tersebut. Ruang lingkup pendanaan kegiatan meliputi rapat
kegiatan, konsumsi, sewa gedung, perjalanan dinas ke daerah bagi Tim

6
Pembina Provinsi dan Narasumber, serta transport lokal bagi peserta
rapat.
3. Pembuatan media kampanye dan informasi dampak dan bahaya
Media kampanye dan informasi ditujukan ke masyarakat khususnya
yang berada di lokasi rawan destructive fishing. Media kampanye dapat
berupa stiker, baliho, spanduk, banner, pin, kaos, topi, selebaran,
maupun media lainnya yang memungkinkan, yang memuat informasi
pentingnya kelestarian sumber daya ikan dan lingkungannya serta
bahaya destructive fishing. Diharapkan dengan adanya media
kampanye tersedianya informasi yang dapat dengan mudah diakses
oleh pelaku utama dan pelaku usaha secara berkelanjutan sehingga
dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya
partisipasi masyarakat dalam menjaga sumber daya ikan dan
lingkungannya dari kegiatan destructive fishing.
Kegiatan dimaksud dilaksanakan di lokasi rawan terjadinya destructive
fishing dengan memprioritaskan Pelaku Utama dan Pelaku Usaha di
daerah tersebut. Ruang lingkup pendanaan kegiatan meliputi
Pengadaan Media Kampanye.

B. Penerima Manfaat
Penerima manfaat dari pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Pelaku Utama dan Pelaku Usaha Bidang Kelautan dan Perikanan;
2. Pemerintah Daerah dan instansi terkait lainnya;
3. Masyarakat lainnya.
Manfaat yang di peroleh yaitu berupa pemahaman dan kesadaran yang
meningkat sehingga terwujudnya peran aktif dalam upaya pengawasan dan
penanggulangan destructive fishing dengan hasil akhir yaitu terjaga dn
lestarinya sumber daya kelautan perikanan.

C. Strategi Pencapaian Keluaran


1) Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan Kegiatan Edukasi Pelaku Utama dan Pelaku Usaha
Bidang Kelautan dan Perikanan Terhadap Destructive Fishing, Dinas

7
Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku dengan output terwujudya
pemahaman dan kesadaran pelaku utama bidang kelautan dan perikanan
pada GP IV Seram Timur dan GP VIII Kepulauan Kei terhadap dampak
destructive fishing.

2) Tahap dan Waktu Pelaksanaan:


Kegiatan Edukasi Pelaku Utama dan Pelaku Usaha Bidang Kelautan dan
Perikanan Terhadap Destructive fishing
a) Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan yang tersebut yang rencananya dilaksanakan di GP IV
Seram Timur dan GP VIII Kepulauan Kei pada rentang bulan Mei -
Oktober 2022.
b) Penyusunan Laporan Kegiatan
Pokmaswas menyusun laporan terkait Edukasi tersebut dilakukan
pada tiap semester dan diserahkan kepada Kepala Dinas Kelautan
dan Perikanan Provinsi Maluku.

Jadwal Pelaksanaan tahapan output kegiatan yang dilaksanakan


Tabel 1. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan

BULAN KE
NO KOMPONEN/TAHAPAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Sosialisasi, Kampanye dan
1.
Edukasi Dampak dan Bahaya
Pelatihan dan Simulasi Kegiatan

2 Pengawasan dan
Penanggulangan
Pembuatan Media Kampanye dan
3.
Informasi Dampak dan Bahaya

D. Kurun Waktu Pencapaian Keluaran


Keluaran output kegiatan Edukasi Pelaku Utama dan Pelaku Usaha Bidang
Kelautan dan Perikanan yang terdapat pada Gugus Pulau IV Seram Timur dan GP
VIII Kepulauan Kei. Kegiatan ini dilaksanakan satu kali untuk masing-masing
Gugus Pulau (GP).

8
E. Biaya yang Diperlukan
Untuk melaksanakan rincian output kegiatan dibutuhkan dukungan pembiayaan
sebesar Rp. 212.440.000.000,- (Dua Ratus Dua Belas Juta Empat Ratus Empat
Puluh Juta Rupiah) sebagaimana RAB terlampir.
Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) dibuat untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Ambon, 28 Maret 2022
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan
Provinsi Maluku
Yang Mewakili

Karolis W. Iwamony, S.Pi., M.Si.


Pembina
NIP. 19770328 200502 1 002
SP. Nomor : 061/1034/22k
Tanggal : 28 Maret 2022

Anda mungkin juga menyukai