Anda di halaman 1dari 12

KRITISI KEBIJAKAN AGRIBISNIS PERIKANAN

LARANGAN ALAT TANGKAP CANTRANG DAN DOGOL

NAMA KELOMPOK :
03. Bima Adiansa (205080500113005)
08. Yurike Mai Dwi Sri Lestari (205080500113017)
12. Adi Firmansyah (205080500113025)
30. Tubagus Sapta Nugroho (205080507113003)
33. Armadania Khairina (205080507113007)
Alat Tangkap

Gambar 1. Konstruksi Cantrang (Sumber: Bambang, 2006). Gambar 2. Konstruksi Dogol (Sumber : Subani dan
Barus 1989)
UNDANG - UNDANG
01
Adapun ketetapan yang tertuang pada SK Dirjen Perikanan No. IK.340/DJ.10106/97, yaitu
:

Ketetapan Keempat, alat penangkap ikan berbentuk kantong yang telah


dirubah/dimodifikasi sehingga bentuk, komponen serta ukuran alat penangkap ikan
berbentuk kantong tersebut menyerupai jaring trawl tetapi tidak termasuk klasifikasi jaring
trawl antara lain Cantrang, Arad, Otok, Garuk Kerang dan sejenisnya.
UNDANG - UNDANG
02
Dalam perkembangannya, Permen KP No. 2/PERMEN-KP/2015 diganti dengan Permen
KP No. 71/PERMENKP/ 2016 tentang Jalur Penangkapan Ikan dan Penempatan Alat
Penangkapan Ikan di WPPNRI. Khusus pada Bab V mengenai Alat Penangkapan Ikan
yang Mengganggu dan Merusak, pada Pasal 21 disebutkan bahwa API yang
mengganggu dan merusak keberlanjutan sumber daya ikan merupakan API yang
dioperasikan: (a) mengancam kepunahan biota; (b) mengakibatkan kehancuran
habitat; dan (c) membahayakan keselamatan pengguna.
UNDANG - UNDANG
03
API yang mengganggu dan merusak keberlanjutan sumber daya ikan, terdiri dari:
a. pukat tarik (seine nets), yang meliputi dogol (Danish seines), scottish seines, pair seines, cantrang,
dan lampara dasar; Pengaturan API yang mengganggu dan merusak keberlanjutan sumber daya
ikan dilarang dioperasikan pada semua Jalur Penangkapan Ikan di seluruh WPPNRI sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Permen KP N0.
71/PERMEN-KP/2016 ini, pada bagian berikut diuraikan API dengan larangan penempatannya.
1. API dogol (Danish seines) merupakan API yang bersifat aktif dan dilarang beroperasi di semua
Jalur Penangkapan Ikan dan di semua WPPNRI.
2. API cantrang merupakan API yang bersifat aktif dan dilarang beroperasi di semua Jalur
Penangkapan Ikan dan di semua WPPNRI.
DAMPAK ALAT TANGKAP
CANTRANG DAN DOGOL
Setelah era 1999 dengan sistem kepemerintahan yang bersifat
desentralitatif justru menambah rumitnya permasalahan, melalui
otonomi daerah justru semakin diberi peluang untuk
mengeksploitasi sumber daya melalui perizinan. Kondisi yang
telah dikaji tersebut, diperburuk dengan bertambahnya
penggunaaan alat tangkap kurang ramah lingkungan dan tidak
adanya kontrol sumber daya ikan yang sesuai. Seiring dengan
perkembangan zaman, penggunaan alat tangkap berteknologi
canggih juga semakin berkembang. Dampak dalam jangka panjang
yaitu deplesi sumber daya yang menuju tingkat over eksploitasi
sumber daya dan akan mempengaruhi aktivitas serta pendapatan
nelayan pesisir Laut Utara Jawa.
DAMPAK ALAT TANGKAP
CANTRANG DAN DOGOL
Akibatnya pemanfaatan Laut Utara Jawa tidak terkendali dan berakibat
terjadi pemanfaatan berlebih. Pelarangan alat tangkap tidak ramah
lingkungan ini dapat mengurangi produksi perikanan dalam jumlah
besar yang memiliki imbas pada penurunan pendapatan pelaku
perikanan cantrang dan memiliki dampak pengganda (multiplier
effect) pada kesejahteraan masyarakat terutama nelayan. Dampak
tidak langsung, menurunnya kualitas perairan, pengembangan
perikanan budidaya, perluasan perikanan komersial, bertambahnya
buruh lepas minim skill di perkotaan, pengangguran bertambah.
KRITISI
Penggunaan cantrang akan mengeruk seluruh sumber daya kelautan dan
perikanan. Sebab, cantrang bakal mengakibatkan overfishing,
menghancurkan terumbu karang, merusak ekosistem dan biota laut, dan
membuat nelayan kecil kesulitan menangkap ikan. Tentunya ada standar
SNI yang ditetapkan, memenuhi standar keramahan lingkungan. Nanti
dengan pengaturan-pengaturan, kuota, dan termasuk pengawasannya bisa
kendalikan. pemberian izin tersebut akan mendorong konflik antara kapal-
kapal besar di atas 10 GT (Gross Tonnage) dengan kapal-kapal nelayan
tradisional dan nelayan skala kecil dengan ukuran di bawah 10 GT.
Kebijakan KKP ini akan memantik konflik antara nelayan tradisional dan
skala kecil sebagai rights holder laut dan perairan di Indonesia, dengan para
pengusaha pemilik kapal cantrang. Ini adalah kebijakan yang sangat
berbahaya. Ini adalah pintu masuk praktik IUU Fishing dan eksploitasi
sumber daya kelautan dan perikanan di Indonesia. Dampaknya jelas,
nelayan tradisional dan nelayan skala kecil akan kehilangan ruang
perairannya.
KRITISI
Kebijakan itu harus mengatur dan menjelaskan secara gamblang
jenis cantrang apa boleh digunakan dan tidak oleh nelayan.
Sebab, tidak semua cantrang berbaya dan merusak ekosistem
laut. cantrang yang tidak boleh sampai masuk ke bawah,
merusak koral atau yang netnya terlalu ketat sehingga kebawa
ikannya yang kecil. Demi keberlanjutan sumber daya kelautan
dan perikanan serta kehidupan jutaan nelayan tradisional dan
nelayan skala kecil, kebijakan pemberian izin untuk kapal
cantrang harus dibatalkan. Oleh karena itu, pemerintah dalam
hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan, perlu mengkaji
produktivitas alat penangkap ikan yang ramah lingkungan yang
menjadi rekomendasi alat tangkap pengganti sehingga tidak
menurunkan kesejahteraan nelayan (baik pemilik, nahkoda
maupun ABK).
SOLUSI
Dalam studi mengenai kebijakan publik sebuah kebijakan
yang baik (good policy making) setidaknya memiliki
atribut-atribut di bawah ini :
a. Pembuatan kebijakan adalah proses bukan kejadian yang
terjadi di ruang kosong, kebijakan adalah sebuah narasi
umum.
b. Kebijakan mestilah berbasis pengetahuan dan memiliki
bukti-bukti ilmiah.
c. Adanya nilai-nilai turunan dari suatu kepemimpinan baik
oleh eksekutif maupun politik.
SOLUSI
d. Bertahap dan bersifat evolutif berbasis pembelajaran, tidak bersifat
radikal.
e. Partisipatif, inklusif dan memiliki nilai kepemilikan lokal (local
ownership)
f. Terbuka, transparan, dan demokratis.
g. Non-linear, bersifat dialektis dan korektif
h. Koheren baik isi dalam aturan maupun antar aturan/norma
i. Konsisten dengan ketentuan yang lebih tinggi dan umum seperti
Konstitusi atau Undang-Undang Dasar suatu negara sebagai
representasi cita-cita bersama dalam penciptaan suatu negara.
Kesembilan atribut sebuah kebijakan di atas dibutuhkan untuk satu
tujuan yakni agar kebijakan bisa dilaksanakan (implementable)
tanpa menggunakan koersi, paksaaan, terlebih kekerasan karena
kebijakan membutuhkan legitimasi politik baik di atas maupun di
bawah.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai