Anda di halaman 1dari 26

CCRF

(Code Of Conduct For Responsible Fisheries)

Trias Wahyuning Putri


Latar Belakang
+ Keprihatinan para pakar perikanan dunia terhadap semakin tidak terkendali, yang mengancam
sumberdaya perikanan
+ Penangkapan ikan Illegal (Illegal Fishing), Penangkapan ikan yang tidak dilaporkan (Unreported
Fishing), dan Penangkapan ikan yang tidak beraturan (Unregulated Fishing) = IUU
+ Ikan sebagai sumber pangan bagi penduduk dunia
+ Pengelolaan sumberdaya ikan berbasis masyarakat
+ Pengelolaan sumberdaya ikan dan lingkungannya yang tidak mencakup konservasi
+ Didukung oleh berbagai konferensi internasional mengenai perikanan

2/2/20XX P R E S E N T AT I O N T I T L E 2
PENANGKAPAN IKAN YANG BERTANGGUNG JAWAB
(Code of Conduct for Responsible Fisheries = CCRF)

Adalah salah satu kesepakatan dalam konferensi Committee on


Fisheries ( COFI ) ke 28 FAO di Roma pada tanggal : 31 Oktober
1995, yg tercantum dalam resolusi Nomor : 4/1995 yang secara resmi
mengadopsi dokumen Code of Conduct for Rensponsible Fisheries

Terjemahan dari Judul Asli Buku : Regional Guidelines for Rensponsible Fisheries in
Southeast Asia : Rensponsible Fishing Operations
TATA LAKSANA PERIKANAN YANG BERTANGGUNG JAWAB

Tata laksana ini menjadi azas dan standar internasional mengenai pola perilaku bagi
praktek yang bertanggung jawab, dalam pengusahaan sumberdaya perikanan dengan
maksud untuk menjamin terlaksananya aspek : konservasi, pengelolaan dan
pengembangan efektif sumberdaya hayati akuatik berkenaan dengan pelestarian
ekosistem dan keanekaragaman hayati.
Tatalaksana ini mengakui arti penting aspek gizi, ekonomi, sosial, lingkungan dan
budaya
Pelaksanaan konvensi (perjanjian) ini bersifat sukarela
namun beberapa bagian dari pola perilaku tsb disusun dgn merujuk pada United
Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) tahun 1982, yaitu hukum
internasional terkait konservasi dan pengelolaan satu atau lebih sumberdaya perkanan.
Tujuan 

membantu negara-negara dan kelompok negara, membangun atau


meningkatkan perikanan dan budidaya perairan mereka, untuk mencapai
tujuan akhir mereka yaitu terwujudnya manfaat yang lestari dalam hal
pangan, tenaga kerja perdagangan, ekonomi bagi manusia seluruh dunia
serta menyediakan prinsip dan standard yang dapat diterapkan dalam
konservasi dan manajemen perikanan
KETENTUAN CCRF YANG HARUS DIPATUHI

1. Sumber daya ikan harus dimanfaatkan secara optimal dengan tetap menjaga kelestariannya
2. Tidak ada hasil perikanan yang dibuang
3. Tidak terjadi perikanan yang tidak bertuan (ghost fishing )
4. Tidak merugikan kelestarian sumber daya lainnya
5. Menggunakan bahan – bahan yang efisien (bahan bakar), tidak merusak lingkungan termasuk gas
buangnya
6. Memperkuat penelitian yang mengarah pada kelestarian sumber
7. Berprinsip kehati-hatian dalam merencanakan pemanfaatan sdi dan dalam menetapkan suatu aturan
sejauh mungkin atas dasar – dasar bukti ilmiah
Implementasi CCRF

1. NEGARA 2. NELAYAN
 Meningkatkan taraf hidup nelayan kecil dan pembudidaya ikan kecil;  Memenuhi ketentuan
 Meningkatkan penerimaan dan devisa negara; pengelolaan sumberdaya ikan
 Mendorong perluasan dan kesempatan kerja; secara benar
 Meningkatkan ketersediaan dan konsumsi sumber protein hewani;  Ikut serta mendukung langkah-
 Mengoptimalkan pengelolaan sumber daya ikan; langkah koservasi dan
 Meningkatkan produktivitas, mutu, nilai tambah, dan daya saing; pengelolaan
 Meningkatkan ketersediaan bahan baku untuk industri pengolahan  Membantu pengelola dalam
ikan; mengembangkan kerjasama
 Mencapai pemanfaatan sumber daya ikan, lahan pembudidayaan pengelolaan, dan berkoordinasi
ikan, dan lingkungan sumber daya ikan secara optimal; dalam segala hal yg berkaitan
 Menjamin kelestarian sumber daya ikan, lahan pembudidayaan ikan, dgn pengelolaan dan
dan tata ruang pengembangan perikanan
ALAT TANGKAP YANG
DILARANG
Permen KP No.18 tahun 2021
Alat Penangkapan ikan adalah sarana dan perlengkapan atau benda-benda lainnya yang dipergunakan
untuk menangkap ikan

Jenis API :
1) Jaring lingkar
2) Jaring Tarik
3) Jaring hela
4) Penggaruk
5) Jaring angkat
6) Alat yang dijatuhkan atau ditebarkan
7) Jaring insang
8) Perangkap
9) Pancing
10) API lainnya

2/2/20XX P R E S E N T AT I O N T I T L E 9
Sifat Alat Tangkap

Statis Pasif Aktif

alat tangkap yang alat tangkap yang alat tangkap yang


dipasang menetap dan dipasang menetap dalam dioperasionalkan secara
tidak dipindahkan untuk waktu singkat aktif dan bergerak
jangka waktu lama

2/2/20XX P R E S E N T AT I O N T I T L E 10
API Yang dilarang
Merupakan API yang mengganggu dan merusak keberlanjutan sumberdaya
ikan, karena berakibat :
 Mengancam kepunahan biota
 Mengakibatkan kehancuran habitat
 Membahayakan keselamatan pengguna

2/2/20XX P R E S E N T AT I O N T I T L E 11
Penangkapan ikan dilarang dilakukan pada :
 Wilayah sebagai tempat berpijah dan daerah asuhan
 Alur pelayaran
 Zona inti Kawasan konservasi perairan
 Alur migrasi biota laut (penyu dan cetacea / mamalia laut)
 Daerah penangkapan ikan lain yang ditetapkan oleh menteri

2/2/20XX P R E S E N T AT I O N T I T L E 12
IUU ( Illegal, Unreported dan Unregulated )

Pengertian Illegal, Unreported dan Unregulated (IUU) Fishing


secara harfiah dapat diartikan sebagai :

Kegiatan perikanan yang tidak sah, Kegiatan perikanan yang


tidak diatur oleh peraturan yang ada, atau Aktivitasnya tidak
dilaporkan kepada suatu institusi atau lembaga pengelola
perikanan yang tersedia.
Kegiatan Illegal Fishing yang umum terjadi di
perairan Indonesia adalah :

a. Penangkapan ikan tanpa izin;


b. Penangkapan ikan dengan mengunakan izin palsu;
c. Penangkapan Ikan dengan menggunakan alat tangkap
terlarang;
d. Penangkapan Ikan dengan jenis (spesies) yang tidak sesuai
dengan Izin.
Unreported Fishing yaitu kegiatan penangkapan ikan :

1. Yang tidak pernah dilaporkan atau dilaporkan secara tidak benar kepada instansi
yang berwenang, tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan nasional;
2. Yang dilakukan di area yang menjadi kompetensi organisasi pengelolaan
perikanan regional, namun tidak pernah dilaporkan atau dilaporkan secara tidak
benar, tidak sesuai dengan prosedur pelaporan dari organisasi tersebut.

Kegiatan Unreported Fishing yang umum terjadi di Indonesia:


1) penangkapan ikan yang tidak melaporkan hasil tangkapan yang sesungguhnya
atau pemalsuan data tangkapan;
2) penangkapan ikan yang langsung dibawa ke negara lain (transhipment di tengah
laut)
Unregulated Fishing
yaitu kegiatan penangkapan ikan :

1. pada suatu area atau stok ikan yang belum diterapkan ketentuan pelestarian dan
pengelolaan dan kegiatan penangkapan tersebut dilaksanakan dengan cara yang tidak
sesuai dengan tanggung-jawab negara untuk pelestarian dan pengelolaan sumberdaya
ikan sesuai hukum internasional;
2. pada area yang menjadi kewenangan organisasi pengelolaan perikanan regional, yang
dilakukan oleh kapal tanpa kewarganegaraan, atau yang mengibarkan bendera suatu
negara yang tidak menjadi anggota organisasi tersebut, dengan cara yang tidak sesuai
atau bertentangan dengan ketentuan pelestarian dan pengelolaan dari organisasi tersebut.
Kegiatan Unregulated Fishing di perairan Indonesia,
antara lain masih belum diaturnya:

a) mekanisme pencatatan data hasil tangkapan dari seluruh kegiatan


penangkapan ikan yang ada;
b) wilayah perairan-perairan yang diperbolehkan dan dilarang;
c) pengaturan aktifitas sport fishing; kegiatan-kegiatan penangkapan ikan
menggunakan modifikasi dari alat tangkap ikan yang dilarang.
Penyebab Unregulated Fishing
• Potensi SDI di perairan Indonesia masih dianggap memadai dan
belum membahayakan
• Sibuk mengatur yang ada karena banyak masalah
• Orientasi jangka pendek
• Beragamnya kondisi daerah perairan dan SDI
• Belum masuknya Indonesia menjadi anggota organisasi perikanan
internasional
Ghost Fishing
Merupakan kematian pada ikan dan spesies lain yang terjadi setelah tidak adanya
kontrol alat tangkap oleh nelayan.
Ghost fishing terjadi ketika alat tangkap pasif seperti trammel net, gill net, dan
perangkap hilang atau dibuang.
Akibat :
 Berkurangnya spesies mangsa
 Menghilangnya pemangsa puncak
 Efek terhadap ekosistem

2/2/20XX P R E S E N T AT I O N T I T L E 19
Upaya :
 Meningkatkan selektivitas alat tangkap
 Mengatur musim penangkapan
 Memberlakukan sistem kuota penangkapan
 Pembatasan izin kegiatan operasional penangkapan
 Pelarangan alat tangkap tertentu yang merusak lingkungan

2/2/20XX P R E S E N T AT I O N T I T L E 20
SELEKTIFITAS ALAT TANGKAP

ADALAH SIFAT DARI ALAT PENANGKAP IKAN YANG MENGURANGI / MENGELUARKAN HASIL
TANGKAPAN YANG UKURANNYA TDK DIINGINKAN DAN MELEPASKAN HASIL TANGKAPAN INSIDENTIL

ALAT PENANGKAP IKAN YANG SELEKTIF


ALAT PENANGKAP IKAN YANG TELAH DIRANCANG UNTUK MENGURANGI /MENGELUARKAN
HASIL TANGKAPAN BESERTA JENIS IKAN YANG UKURANNYA TIDAK DIINGINKAN DAN HASIL
TANGKAPAN INSIDENTIL , SERTA MELEPASKAN IKAN YANG KELUAR DARI ALAT PENANGKAP
TERSEBUT DENGAN DAYA HIDUP YANG TINGGI

ALAT TANGKAP YANG HILANG / DIBUANG ( GHOST FISHING )


AKAN BERPENGARUH TERHADAP SUMBER DAYA IKAN KARENA IKAN –IKAN YANG
TERTANGKAP TIDAK DAPAT DIMANFAATKAN
Salah satu wujud
pelaksanaan penang-
kapan ikan yang ber-
tanggung jawab, yaitu
dengan memasang Alat
Pemisah Ikan (API)
atau Alat Pemisah
Penyu (Turtle Exluder
Device = TED) pada
pukat udang (Shrimp Kerangka
Trawl)
Jeruji kisi-kisi
By catch dan Discard catch

By Catch merupakan hasil tangkapan sampingan dari kegiatan penangkapan ikan Ikan hasil
tangkapan sampingan tersebut ada yang memiliki nilai ekonomis dan tidak, ikan-ikan yang
cenderung tidak memiliki nilai ekonomis akan dibuang ke laut

Discard catch merupakan hasil tangkapan yang tidak dimanfaatkan dan dibuang kembali
kelaut

2/2/20XX P R E S E N T AT I O N T I T L E 23
UPAYA – UPAYA MENJAGA KELESTARIAN SDI

1. Pembatasan Ukuran Mata Jaring / Pancing


Disesuaikan dengan sasaran ikan yang akan ditangkap

2. Penentuan Ukuran Minimum Ikan Yg Boleh Ditangkap / Dipasarkan


Diharapkan dapat melindungi juvenil anak ikan dari eksploitasi , untuk mencegah
putusnya daur kehidupan suatu spesies.

3. Penutupan Daerah /Musim penangkapan ( Close Area / Close Season )


Close Area adalah pelarangan untuk tdk melakukan penangkapan disuatu
perairan yang diduga sebagai spawning ground, nursery ground ataupun yang
mengalami over fishing
Close Season adalah pelarangan untuk melakukan penangkapan di suatu
perairan pada musim tertentu
5. Pengaturan daerah operasi penangkapan ikan
Untuk mencegah konflik yang mungkin timbul diantara nelayan, karena setiap
jenis alat tangkap memiliki efektifitas yang berbeda .
Konflik dapat terjadi antara nelayan tradisonal dengan nelayan yg
menggunakan teknologi tinggi, karena kompetisi memperebutkan sumberdaya
yang sama di wilayah yang sama.

6. Pembatasan terhadap armada perikanan, ukuran serta kekuatan mesin


Pembatasan ini juga dapat merangsang terjadinya proses pengembangan
teknologi untuk peningkatan produktifitas kapal

7. Pembatasan terhadap jenis alat dan teknik penangkapan


Ketentuan ini terkait dengan pembetasan atas jenis sertakarakteristik dari alat
tangkap serta perlengkapannya yang diperbolehkan /dilarang misalnya dinamit
dan racun

.
Thank You
2/2/20XX P R E S E N T AT I O N T I T L E 26

Anda mungkin juga menyukai