Anda di halaman 1dari 8

Pembukaan

Provinsi Maluku Utara, menyimpan potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang cukup
besar, baik di bidang perikanan, serta pertanian. Perikanan merupakan kegiatan
manusia yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya hayati
perairan.
Sumberdaya hayati perairan tidak dibatasi secara tegas dan pada umumnya
mencakup ikan, amfibi, dan berbagai avertebrata penghuni perairan dan wilayah yang
berdekatan,serta lingkungannya.DiIndonesia, menurut UU RI No. 31/2004,
sebagaimana telah diubah dengan UU RI No. 45/2009, kegiatan yang termasuk dalam
perikanan dimulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran,
yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan.
Penyuluhan adalah proses perubahan perilaku dikalangan masyarakat yang mau dan
mampu perubahan demi tercapainya kegiatan produksi,pendapatan dan keuntungan
perbaikan kesejahteran (sebejo ,2010)
Pembahasan
Penangkapan ikan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh ikan di
perairan yang tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alat atau cara apapun,
termasuk kegiatan yang menggunakan kapal penangkapan ikan untuk memuat,
mengangkut, menyimpan, mendinginkan, mengolah, atau mengawetkannya.Usaha
perikanan yang bekerja di bidang penangkapan tercakup dalam kegiatan perikanan
tangkap (wild fishery)
1. Prosedur penangkapan ikan
Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI) adalah surat izin yang harus dimiliki setiap kapal
perikanan berbendera Indonesia yang melakukan kegiatan penangkapan ikan
diperairan Indonesia dan atau Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI).
Untuk Kapal Baru SIPI

1. Rekomendasi pembuatan kapal baru dari Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan
Provinsi dibuat sebelum pengusaha melakukan pembuatan kapal;
2. Foto copy SIUP untuk usaha penangkapan;
3. Foto copy Gross Akte Kapal dengan menunjukkan aslinya;
4. Foto copy Pas Tahunan, Surat Kelaikan dan Pengawakan yang telah dilegalisir
oleh instansi yang berwenang atau dapat menunjukkan aslinya;
5. Gambar design alat tangkap yang disahkan oleh Petugas Dinas Kelautan dan
Perikanan Provinsi yang ditunjuk;
6. Rekomendasi atau Berita Acara Pemeriksaan Fisik Kapal dari Dinas Kelautan
dan Perikanan Provinsi.

Untuk Perpanjangan SIPI

1. Pakta Integritas;
2. Daftar isian Permohonan ditandatangani pemilik kapal;
3. Fotocopy KTP pemilik kapal;
4. Fotocopy Buku Kapal Perikanan (BKP);
5. Legalisir Gross Akte;
6. Legalisir Pass Besar/Tahunan kapal;
7. Legalisir Sertifikat kelaikan dan pengawakan kapal penangkapan ikan;
8. Legalisir Surat Ukur;
9. Legalisir SIUP;
10. Asli SIPI;
11. Fotocopy DU III;
12. Spesifikasi jenis dan alat tangkap;
13. Berita Acara Pemeriksaan Fisik Kapal Perikanan;
14. Surat Tanda Setor Retribusi dari Bank (BPD);
15. Surat Keterangan mesin dari kantor kesyahbandaran dan otoritas pelabuhan jika
pada PAS tidak dicabtumkan nomor mesin kapal;
16. Surat kuasa bermaterai jika pengurusan izin diwakili.
Untuk Perubahan SIPI

1. Pakta Integritas;
2. Daftar isian Permohonan ditandatangani pemilik kapal (jeni perubahan SIPI);
3. Surat rekomendasi dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah;
4. Foto berwarna 4x6;
5. Fotocopy KTP pemilik kapal;
6. Fotocopy NPWP;
7. Fotocopy Gross Akte dan menunjukkan asliya;
8. Fotocopy Pass Besar/Tahunan kapal dengan menunjukkan aslinya;
9. Fotocopy Sertifikat kelaikan dan pengawakan kapal penangkapan ikan dengan
menunjukkan aslinya;
10. Fotocopy Surat Ukur dengan menunjukkan aslinya;
11. Fotocopy SIUP;
12. Asli SIPI Kapal Perikanan;
13. Berita Acara Pemeriksaan Fisik Kapal Perikanan;
14. Surat Tanda Setor Retribusi dari Bank (BPD)

2.Pengedalian penangkapan ikan

Pengelolaan perikanan tangkap dinyatakan sebagai mengatur usaha penangkapan


sedemikian rupa agar tidak terjadi penangkapan berlebih dan sehingga, mempertahankan
sumber daya ikan secara berkelanjutan Sedangkan penangkapan berlebih (over-fishing)
didefinisikan sebagai kegiatan penangkapan yang dilakukan pada laju melebihi kemampuan
stok ikan untuk melakukan pemulihan.

Misalkan mengunakan trawl dilarang digunakan. KKP kemudian menggolongkan alat tangkap
ikan jenis pukat tarik (cantrang) dan pukat hela ke dalam trawl untuk menangkap ikan.

Fasilitas penangkapan seperti berikut:

- Dermaga perlabuhan sebagai tempat pendaratan hasil tangkapan


- Box ikan termpat penyimpanan ikan agar tetap awet
- Bensin/solar
- Kapal
- Alat-alat tangkap antaranya jarring inasang, pukat cincin,pole line, jarring
angkat,bubu
Fasilitas fongsional
- Tempat Pemasaran Ikan (TPI), termasuk pasar ikan dan tempat pengepakan
ikan;
- Navigasi Pelayaran dan komunikasi, meliputi : telepon, internet, radio
komunikasi, dan lampu suar;
- Instalasi Perbekalan, meliputi : instalasi suplai air bersih, instalasi Bahan Bakar
Minyak (BBM), Instalasi Pabrik Es, dan Instalasi Listrik;
- Tempat penyimpanan, yaitu coldstorage;
- Tempat Pemeliharaan Kapal dan Alat penangkapan Ikan, meliputi : bengkel,
dock/slipway, dan tempat perbaikan jaring;
- Tempat penanganan dan pengolahan hasil perikanan, yaitu laboratorium
pembinaan mutu;
- Perkantoran, meliputi pos pelayanan terpadu dan kantor administrasi pelabuhan;
dan
- Fasilitas K5, yaitu Alat pemadam kebakaran, Hydrant, Amphibious, mobil
pembersih lantai, Dumptruck dan Tempat Pembuangan Sementara (TPS).

3.Kebijakan perlindungan nelayan


Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan
negara untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, serta Upaya Perlindungan Nelayan Terhadap Keberlanjutan Usaha Perikanan
Tangkap mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Untuk
mewujudkan tujuan bernegara menyejahterakan rakyat, termasuk nelayan, negara
menyelenggarakan Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan secara terencana,
terarah, dan berkelanjutan. Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan itu perlu
dilakukan karena nelayan sangat tergantung pada sumber daya ikan, kondisi
lingkungan, sarana dan prasarana, kepastian usaha, akses permodalan, ilmu
pengetahuan, teknologi, dan informasi.
Secara lebih detail, prasarana yang dibutuhkan nelayan paling sedikit meliputi:
(1) kapal yang dilengkapi dengan kenavigasian, perlengkapan keselamatan berlayar,
dan alat penangkap ikan yang sesuai dengan kebutuhan Nelayan dan karakteristik
lokasi penangkapan ikan
(2) stasiun pengisian bahan bakar
(3) pelabuhan perikanan yang terintegrasi dengan tempat pelelangan ikan
(4) jalan pelabuhan dan jalan akses ke pelabuhan
(5) alur sungai dan muara
(6) jaringan listrik dan air bersih
(7) tempat penyimpan berpendingin dan/atau pembekuan.
Untuk menciptakan kondisi kepastian usaha dilakukan dengan:
(1) mengembangkan sistem pemasaran komoditas perikanan dan komoditas
pergaraman
(2) memberikan jaminan pemasaran ikan melalui pasar lelang
(3) memberikan jaminan pemasaran garam melalui resi Gudang
(4) mewujudkan fasilitas pendukung pasar ikan
(5) menyediakan sistem informasi terhadap harga ikan secara nasional maupun
internasional berdasarkan permintaan dan pasokan ikan.
Pemasalahan keberlanjutann perikanan tangkap
No isu pemasalahan Dampak potensial

1. Pengamanan Tingkat pemahaman untuk Akan terjadi penggunaan


kualitas ikan pengamanan kualitas ikan bahan-bahan yang
pada nelayan/pembudi berbahaya untuk
daya ikan masih kurang mengawetkan / mengolah
ikan
2. Kegiatan illegal -Kurangnya sarana dan -Sumber daya ikan (SDI)
fishing SDM penegak hukum di akan mengalami
laut. degradasi dan overfishing
- Belum diberdayakannya - Hilangnya nilai devisa
petugas Pengawas dari sub-sektor perikanan
Sumberdaya Ikan dan tangkap
Pengawas Kapal lkan - Berkurangnya nilai
secara optimal PNBP subsektor
- Manipulasi ukuran GT perikanan tangkap
kapal
3. Akses permodalan - Prosedur perbankan - Usaha perikanan yang
bagi pengembangan yang sulit dipenuhi bagi ada tidak akan
usaha perikanan nelayan skala kecil. berkembang.
tangkap terbatas - Tingkat suku bunga - Akan terjadi tingkat
kredit yang masih relatif pemanfaatan sumber
tingg daya ikan yang tidak
berimbang dan optimal
4. Padatnya tangkap - Mekanisme - SDI di perairan pantai
diperairan pengumpulan data akan mengalami
(overfishing) perikanan tangkap masif degradasi hingga
bersifat pasif. kepunahan
- Belum adanya sistem - Usaha perikanan rakyat
pengelolaan data akan mengalami
perikanan tangkap yang degradasi hingga menuju
terintegrasi - Terbatasnya kebangkrutan
SDM pengelola data
perikanan tangkap
- Terbatasnya sarana dan
prasarana untuk
pengelolaan data
perikanan tangkap

Solusinya
1.  baku mutu ikan sebagai bahan makanan atau bahan baku untuk pengolahan lebih
lanjut. Demikian juga penempatan ikan pada tempat yang tidak sesuai, misalnya pada
tempat yang bersuhu panas, terkena sinar matahari langsung, tempat yang kotor dan
lain sebagainya akan berperan mempercepat mundurnya mutu ikan. Penanganan ikan
segar bertujuan mempertahankan kesegaran ikan dalam waktu selama mungkin. Atau
setidak-tidaknya kondisi ikan masih cukup segar pada saat sampai ditangan konsumen.
Jadi setelah ikan tertangkap dan diangkut ke atas kapal, harus secepat mungkin
ditangani dengan baik dan hati-hati. Demikian selanjutnya, sampai ikan disimpan beku
(dalam cold storage) atau diolah, atau langsung dimasak menjadi hidangan.
2. Melakukan perlindungan wilayah perairan Zona Ekonomi  Eksklusif (ZEE) untuk
pencegahan pencurian ikan (illegal fishing) di wilayah indonesia. Hal ini harus dilakukan
TNI Angkatan Laut sebagai bentuk perlindungan wilayah perairan Zona Ekonomi
Eksklusif Indonesia berkewajiban menjaga kedaulatan Indonesia serta melindungi
sumber daya alam laut dari tindakan-tindakan pencurian ikan di Zona Ekonomi
Eksklusif . 
 Melakukan tindakan hukum tegas bagi pelaku pencurian ikan (illegal fishing)
yang dilakukan oleh kapal asing di perairan zona ekonomi eksklusif (zee)
berdasarkan undang-undang nomor 31  tahun  2004 tentang perikanan.
 Meningkatkan kompetensi nelayan tradisional dengan pemberdayaan nelayan
dapat mencegah pencurian ikan oleh kapal asing.

3..Pembiayaan mikro bagi nelayan kini hadir untuk menjawab dan memberikan solusi
mudah permodalan bagi masyarakat nelayan. Fasilitasi bantuan pendanaan bagi nelayan
kecil ini merupakan amanat Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perikanan dan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pemberdayaan Nelayan, Pembudidaya
Ikan, dan Petambak Garam.
fasilitas akses pemodalan usaha perikanan seperti beriku:
- contoh pada pelaku budidaya tambak diberikan pakan gratis atau pemodalan
dalam membuatan tambak.
- Contoh lainnya memberikan biaya untuk modal usaha dalam bidang perikanan
seperti pembuatan kripik ikan teri,pembuatan abon ikan,bakso ikan dll
4.cara mengangulangi overfishing sebagai berikut:
1. Pengaturan waktu tangkap. Tindakan ini perlu dilakukan terhadap jenis-jenis
sumber perikanan terumbu karang agar dapat menghindari tertangkapnya jenis-
jenis tertentu dari sumber perikanan terumbu karang.
2. Melakukan pengaturan ukuran hasil tangkap (ukuran panjang/berat). Tindakan
ini dilakukan untuk meyakinkan bahwa individu yang ditangkap pernah
mengalami perkembangbiakan.
3. Mengatur dan mengawasi jenis alat tangkap yang digunakan, untuk menjamin
bahwa alat tangkap yang digunakan tidak merusak lingkungan.
4. Melarang penggunaan bahan peledak dan bahan beracun untuk menangkap
ikan

Anda mungkin juga menyukai