Anda di halaman 1dari 3

BAB 5 Lingkup Pengaawasan SDKP

A. Pengawasan sumberdaya kelautan


Objek pengawasan perizinan berusaha berbasis risiko PP NO. 5 Tahun 2021
1. Pulau-pulau kecil
2. Wisata alam perairan di wilayah konservasi
3. Wisata tirta
4. Garam
5. Reklamasi
6. Pengangkatan BMKT (Benda berharga asal muatan kapal yang tenggelam)
7. Pasir laut
8. Ikan dilindungi
9. Pipa kabel bawah laut
10. Bioteknologi
11. Biofarmakologi
12. Pemanfaatan air laut selain energi
Pengawasan pemanfaatan ruang laut harus memiliki PKKPRL (persetujuan kesesuaian
kegiatan pemanfaatan ruang laut).
B. Pengawasan sumberdaya perikanan
1. Bidang pengawasan penangkapan ikan
a. Dokumen perizinan usaha perikanan tangkap (SIUP, SIPI, dan SIKPI)
b. Kapal perikanan
c. Aktivitas perikanan (during landing)
2. Bidang pengawasan distribusi perikanan
a. Dokumen perizinan (NIB, RPHP, PI, LVHPI, HC)
b. Ikan bebas IUUF untuk produk ekspor
c. Kesesuaian peruntukan produk hasil impor
3. Bidang pengawasan pembudidayaan ikan
a. Dokumen perizinan (SIUP, SKAI)
b. Jenis kegiatan usaha
c. Sarana produksi (benih ikan, pakan, obat, dll)
d. Pengawasan BBL
4. Bidang pengawasan pengolahan hasil perikanan
a. Dokumen perizinan (SIUP, SKP, HACCP)
b. Penggunaan bahan tambahan dilarang
c. Asal bahan baku dari penangkapan dan pembudidaya

BAB 6 Bagaimana Mengawasinya


Strategi pengawasan di bidang penangkapan dibagi menjadi 4 yakni before fishing, while
fishing, during fishing, dan post landing.
A. Before Fishing
Pengawasan before fishing merupakan pengawasan kapal perikanan yang dilakukan
sebelum melakukan penangkapan ikan dengan memeriksa kelayakan dan teknis dan
administrasi seperti dokumen perizinan, fisik kapal, alat tangkap, awak kapal, dan aktivasi
VMS (Vessel Monitoring System). Adapun pengawasan pada saat sebelum melakukan
penangkapan ikan sebagai berikut.
1. Perizinan, yang berupa permohonan keberangkatan kapal dengan syarat perizinan
yang harus dimiliki oleh kapal meliputi Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI), SPKP,
Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP), VMS/SKAT, dan lain sebagainya.
2. Permohonan keberangkatan kapal dengan pengurusana dministrasi di loket pelayanan
terpadu.
3. Data dukung, yang meliputi dokumen perizinan, data HPK datang, PHP-PNBP, denda
administrasi,dan sisa kuota.
4. Pemeriksaan kapal berupa pemeriksaan kelayakan teknis seperti alat tangkap,
transmiter, mesin kapal dan lain-lain.
5. Penerbitan SLO atau Surat Laik Operasi.
B. While Fishing
While fishing merupakan pengawasan kepatuhan kapal pada saat kegiatan penangkapan
ikan. Dalam hal ini pengawas perikanan memastikan bahwa kegiatan penangkapan ikan sesuai
dengan aturan. Sarana pengawasan yang digunakan pada while fishing adalah kapal pengawas,
VMS, AIS, radar, dan pesawat patroli. Strategi operasi menggunakan Integrated Surveillance
System (ISS) dan Operasi Siskamling Laut antar WPP NRI oleh kapal pengawas serta
memastikan kapal perikanan menangkap sesuai WPP yang diizinkan.
C. During Landing
During landing merupakan pengawasan kapal saat mendaratkan hasil tangkapan.
Pengawasan ini berupa pemeriksaan jenis, jumlah dan ukuran hasil tangkapan, kesesuaian alat
penangkapan, dan kesesuaian pelabuhan pangkalan. Pada saat pengawasan, pengawas
memastikan bahwa tidak terjadi pelanggaran di laut berdasarkan data VMS, izin yang berlaku
dan pelabuhan pangkalan. Apabila terdapat sebuah pelanggaran akan diberikan sanksi
administratif dan secara paralel diterbitkan rekomendasi bongkar.
D. Post Landing
Post landing merupakan pengawasan yang dilakukan setelah pembongkaran. Dalam hal
ini pengawas perikanan melaksanakan pengawasan pembongkaran berupa jumlah, jenis, mutu
sebagai dasar peerhitungan nilai untuk menentukan PNBP.
E. Pengawasan Budidaya
Selain pada saat penangkapan ikan, pengawasan juga dilakukan pada kegiatan budidaya.
Adapun pengawasan budidaya yang dilakukan oleh pengawas perikanan sebagai berikut.
 Memeriksa keberadaan dan kesesuaian perizinan berusaha dibidang pembudidayaan ikan
 Kesesuaian zonasi dan kewilayahan pengelolaan limbah
 Memeriksa keberadaan CBIB/CPIB (sertifikat standar yang harus dimiliki pembudidaya)
 Kesesuaian penerapan CBIB/CPIB meliputi: lokasi, tata letak dan konstruksi, penggunaan
wadah, penggunaan benih/induk, penggunaan obat/pakan
 Kesesuaian jenis ikan, induk, dan benih yang dibudidayakan serta kapal angkut ikan hidup

Anda mungkin juga menyukai