PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui jenis spesies hasil tangkapan longline di Pelabuhan
Perikanan Samudera Cilacap
2. Untuk mengetahui komposisi hasil tangkapan longline di Pelabuhan
Perikanan Samudera Cilacap.
1
1.3 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari Praktek Kerja Lapang di PPSC yaitu
menambah ilmu pengetahuan informasi dan wawasan tentang alat tangkap
longline serta jenis- jenis hasil tangkapan.
2
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PKL
2.1 Sejarah
Pembangunan perikanan tangkap pada hakekatnya bertujuan untuk
meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat nelayan sekaligus
menjaga kelestarian sumber daya ikan dan lingkungannya serta meningkatkan
kontribusi terhadap perekonomian nasional. Pelabuhan perikanan mempunyai
andil yang cukup besar dalam menentukan keberhasilan pembangunan perikanan
tangkap.
Pembangunan PPS Cilacap diawali dari gagasan Direktorat Jendral
Perikanan pada tahun 1980-an untuk mengembangkan PPI Sentolokawat, maka
dengan memperhatikan aspek keamanan pelayaran kapal-kapal tanker pengangkut
minyak pertamina, lokasi pengembangan tersebut dipindahkan di Teluk Penyu.
Pelaksanaan pembangunan fisik Pelabuhan Perikanan Cilacap dimulai pada tahun
1990 dan selesai tahun 1994, selanjutnya dilakukan uji coba operasional selama 1
(satu) tahun, yaitu mulai tanggal 20 Mei 1994 sampai dengan 24 Mei 1995.
Pelabuhan Perikanan Cilacap awalnya ditetapkan sebagai Pelabuhan
Perikanan type B (Nusantara) sesuai dengan Persetujuan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara tanggal 16 agustus 1995. Pada tanggal 18 Nopember 1996
Pelabuhan Perikanan Cilacap diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, dan
dalam perkembangan selanjutnya Pelabuhan Perikanan Nusantara Cilacap
ditingkatkan statusnya menjadi Pelabuhan Perikanan type A (Samudera) sesuai
denggan persetujuan Menteri Penyalahgunaan Aparatur Negara No.
86/M.PAN/4/2001 Tanggal 4 April 2001. Seiring dengan penetapan status
Pelabuhan Perikanan type A (Eselon II b), maka sesuai dengan amanat Inpres No..
7 Tahun 1999 Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Cilacap setiap tahun wajib
menyusun Laporan Kinerja (LKj) sebagai bentuk pertanggung jawaban
pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolahan sumber
daya dengan didasarkan perencanaan strategis dan Rencana Kinerja yang
ditetapkan.
3
2.2 Lokasi Instansi
Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Cilacap terletak di Desa
Tegalkamuyan Kecamatan Cilacap Selatan Kota Cilacap Provinsi Jawa Tengah,
tepatnya pada posisi 1090 01018,4’BT dan 070 43031,2’LS, berada di tengah Pulau
Jawa pada pantai bagian selatan dengan jarak sekitar 435 km dari Jakarta dan 568
km dari Surabaya dengan akses transportasi darat, laut, dan udara. Dengan
demikian PPS Cilacap terletak pada posisi yang strategis karena relative dekat
dengan daerah fishing ground (WPP 573) dan pusat bisnis terbesar di (Jakarta dan
Surabaya).
4
informasi, dan publikasi; n). pelaksanaan pengendalian ingkungan di pelabuhan
perikanan; dan o). pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, PPS Cilacap djabarkan kedalam
struktur organisasi dengan masing-masing tugas dan fungsi sebagai berikut :
1). Bidang Operasional Pelabuhan dan kesyabandaran
Bidang Operasional Pelabuhan dan Kesyabandaran mempunyai tugas
melaksanakan pelayanan teknis operasional kepelabuhan, kapal perikanan, dan
kesyanbandaran.
Pelaksanaan tugas tersebut, Bidang Operasional Pelabuhan dan
Kesyabandaran menyelenggarakan fungsi: (a) pelaksanaan pengaturan
keberangkatan, kedatangan dan keberadaan kapal perikanan di Pelabuhan
Perikanan; (b) Pelaksanaan pelayanan penerbitan Surat Tanda Bukti Lapor
Kedatangan dan Keberangkatan Kapal Perikanan; (c) pelaksanaan pemeriksaan
Log Book; (d) pelaksanaan pelayanan penerbitan Surat Persetujuan Berlayar; (e)
pelaksanaan penerbitan Sertfikat Hasil Tangkapan Ikan; (f) pelaksanaan
pengawasan pengisian bahan bakar; (g) pelaksanaan pengumpulan data,
informasi, dan publikasi; (h) pelaksanaan penerbitan Sertifikat Cara Penanganan
Ikan yang Baik (CPIB); (i) pelaksanaan inspeksi pembongkaran ikan; dan (j)
pelaksanaan bimbingan teknis operasional pelabuhan, kesyabandaran,
pemanfaatan sarana dan prasarana, serta pelayanan usaha.
2). Bidang Tata Kelola dan Pelayanan Usaha
Bidang Tata Kelola dan Pelayanan Usaha mempunyai tugas melaksanakan
pelayanan, pemeliharaan, pemanfaatan, pengembangan, dan pengendalian sarana
dan prasarana, serta fasilitas di pelabuhan perikanan..
Pelaksanaan tugas tersebut, Bidang Tata Kelola dan Pelayanan Usaha
menyelengarakan fungsi : (a) pelaksanaan, pembangunan, pengembangan,
pemeliharaan, pengawasan dan pengendalian sumber daya ikan, perkarantina ikan,
publikasi hasil penelitian, pemantauan willayah pesisir, wisata bahari, pembinaan
mutu, pengelolahan, dan pemasaran, serta distribusi hasil perikanan; (c) pelayanan
jasa, pemanfaatan lahan dan fasilitas usaha; dan (d) pelaksanaan bimbingan teknis
tata kelola dan pelayanan usaha.
5
3). Bagian Tata Usaha
Bagian Tata Usaha mempunyai tugas pelaksanaan dan penyusunan
rencana dan program, dan anggaran, rumah tangga, hukum, organisasi,
ketatalaksanaan, administrasi kepegawaian, keuangan, umum, pengelolahan
Barang Milik Negara, Pengendalian lingkungan, serta pelayanan masyarakat
perikanan.
Pelaksanaan tugas tersebut, Bagian Tata Usaha menyelengarakan fungsi:
(a) pelaksanaan penyusunan rencana, program dan anggaran; (b) pelaksanaan
administrasi kepegawaian, keuangan, umum; (c) pengelolahan Barang Milik
Negara; (d) pelaksanaan pengendalian lingkungan; (e) pelaksanaan pelayanan
masyarakat perikanan, (f) pelaksanaan urusan rumah tangga; dan (g) pelaksanaan
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan Pelabuhan Perikanan.
6
BAGAN
STRUKTUR ORGANISASI
PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA CILACAP
KEPALA PELABUHAN
Kelompok Fungsionals
7
2.5 Aspek Strategis
Aspek strategis PPS Cilacap dalam mendukung kebijakan pembangunan
perikanan tangkap tahun 2015- 2019 sebagai berikut:
1. Dukungan terhadap Pengelolahan Sumber Daya Ikan yang Berkelanjutan,
diantaranya adalah melalui:
a Meningkatkan pengelolahan yang baik atas keanekaragaman
sumberdaya ikan yang berada di Wilayah Pengelolahan Perikanan
khususnya (WPP 573);
b Meningkatkan daya guna sumberdaya manusia dalam jumlah yang
memadai yang dimiliki oleh PPS Cilacap yang didukung oleh biaya
operasional;
c Meningkatkan dan memberdayakan sarana dan prasarana pelabuhan
perikanan;
d Meningkatkan kualitas data statistic dan Pusat Informasi Pelabuhan
Perikanan agar dapat didayagunakan untuk mendukung pengelolahan
dan permanfaatan sumberdaya ikan secara bertanggung jawab.
e Meningkatkan daya guna prasarana pengawasan terpadu di kawasan
PPS Cilacap.
f Pengendalian IUU Fishing dengan meningkatkan koordinasi dengan
instansi terkait dalam implementasi.
2. Dukungan terhadap Peningkatan Daya Saing Perikanan Tangkap
a Menjaga serta meninggkatkan tumbuh kembang iklim usaha yang
sejalan dengan kebijakan pemerintah daerah yang mendorong
peningkatan investasi di wilayah Kabupaten Cilacap;
b Meningkatkan keberlanjutan usaha dengan memperluas pangsa pasar
produk perikanan baik lokal maupun nasional seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk, tingkat pendidikan dan kesadaran
masyarakat yang semakin meningkat untuk mengkonsumsi produk
pangan yang bergizi dan menyehatkan;
3. Dukungan terhadap Pengentasan Kemiskinan dan Peningkatan
Kesejahteraan Nelayan;
a Perlindungan terhadap tenaga kerja di atas kapal;
8
b Menfasilitasi nelayan dengan pihak perbankan atau lembaga keuangan
bukan bank untuk mengemmbangkan usaha perikanan tangkap;
c Terbuka terhadap inovasi IPTEK dibidang perikanan tangkap;
d Memberikan pembinaan terhadap nelayan tentang produk hasil
perikanan yang bebas IUU fishing;
9
BAB III
METODOLOGI
10
adalah menghasilkan gambaran akurat tentang sebuah kelompok atau
menggambarkan mekanisme sebuah proses atau hubungan, memberikan
gambaran lengkap baik dalam bentuk verbal atau numerikal, menyajikan
informasi dasar akan suatu hubungan, menciptakan seperangkap kategori dan
mengklasifikasikan subjek penelitian, menjelaskan seperangkat tahapan atau
proses, serta untuk menyimpan informasi bersifat kontradiktif mengenal subjek
penelitian.
Metode kegiatan di lapangan menggunakan metode survey,metode
partisipatip dan metode wawancara. Metode survey pada umumnya dibatasi pada
penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atau populasi untuk mewakili
seluruh pepulasi yang dipejari(Singarimbun,2006)
Metode selanjutnya yang digunakan adalah metode partisipastif adalah suatu
proses dimana sejumlah pelaku bermitra punya pengaruh dan membagi wewenang
di dalam prakarsa termasuk mengambil keputusan(Sajogyo 2002)
Metode terakhir yang digunakan adalah metode wawancara yaitu proses
pembekalan verbal ,di mana dua orang atau lebih untuk menengani secara
fisik,orang dapat melihat langsung atau bertatapan langsung dengan orang
lain,dan mendegar langsung dengan telinganya sendiri(sustrisno 1989)
Pengumpulan data pada Praktik Kerja Lapang (PKL) dilakukan dengan
dua macam cara yaitu pengambilan data primer dan data sekunder. Data primer
didapatkan dengan cara mencatat hasil observasi dan partisipasi aktif, sedangkan
data sekunder yaitu data atau informasi yang dikumpulkan dari Dinas Perikanan
Kabupaten Cilacap dan hasil wawancara kepada ketua kelompok nelayan dan
ABK.
11
BAB IV
URAIAN KEGIATAN
12
jenis ikan yang tertangkap, sebagai tangkapan Utama yang diperoleh selama
kegiatan pada alat tangkap longline adalah ikan tunah (Thunnini ) dan ikan
cekalang (katsuwonus pelamis). Dan enam jenis ikan hasil tangkapan sampingan
yang diperoleh selama kegiatan pengoprasian pada alat tangkap longline yaitu
ikan cumi-cumi (Sepia sp), ikan Layaran (istiophorus), ikan Ovah( lampris), ikan
gindara (Lepiodocyium flavobrunneum), ikan tengiri (Scomberomorini) dan ikan
lemadang (Coryphaena hippurus) yang tertangkap oleh alat tangkap longline, dan
mempuyai tangkapan buangan alat tangkap longline .
Adapun persentase dari hasil tangkapan dapat dilihat pada grafik dibawah
ini sebagai berikut :
2%
Tuna
4%
4% 9%
Cakalang
43%
Layaran
20% Cumi-cumi
Ovah
16% Hindara
Tengiri
2% Lemadang
13
tiga bagian hasil tangkapan yaitu hasil tangkapan utama (Main catch), hasil
tangkapan sampingan (By catch) dan Tangkapan Buangan (Discard). Berikut
adalah hasil tangkapan dari alat tangkap longline.
Tabel 4. Tangkapan longline pada Bulan Januari-Juni 2018
2018
Tangkapan
Januari Februari Maret April Mei Juni
Tuna 49% 82% 85% 47% 40% 35%
Main catch
Cakalang 14% 8% 10% 31% 32% 28%
Cumi-cumi 11% 1% 2% 13% 16% 33%
Gindara 5% 3% 0% 2% 2% 0%
By castch Opah 3% 3% 1% 1% 2% 1%
Tengiri 1% 1% 0% 1% 1% 0%
Lemadang 16% 2% 2% 5% 7% 3%
Layaran 0% 0% 0% 0% 0 0
Discard 0 0% 0 0 0 0 0
Tangkapan Tuna
90% 82% 85%
80%
70%
60%
49% 47%
50%
40%
40% 35%
30%
20%
10%
0%
Januari Februari Maret April Mei Juni
Pada grafiik di atas (Gambar 2) dapat diketahui bahwa pada bulan Januari
tangkapan ikan tuna mencapai 49% dan terus meningkat pada bulan Februari dan
bulan Maret yaitu 82% dan 85%. Sedangkan setelah bulan Maret, tangkapan tuna
mengalami penurunan secara terus menerus pada bulan April, Mei, dan Juni yakni
47%, 40% dan 35%.
14
Tangkapan Cakalang
35% 32%
31%
30% 28%
25%
20%
14%
15%
10%
10% 8%
5%
0%
Januari Februari Maret April Mei Juni
Tangkapan Cumi-Cumi
35% 33%
30%
25%
20%
16%
15% 13%
11%
10%
5% 2%
1%
0%
Januari Februari Maret April Mei Juni
15
Grafik tersebut (Gambar 4) menjelaskan tangkapan cumi-cumi pada bulan
Januari mencapai 11% kemudian mengalami penurunan hingga 10% pada bulan
Februari menjadi 1%. Pada bulan Maret-Juni hasil tangkapan cumi-cumi terus
meningkat yakni 2%, 13%, 16% dan hasil tertinggi pada bulan Juni yaitu 33%.
Tangkapan Gindara
6%
5%
5%
4%
3%
3%
2% 2%
2%
1%
0% 0%
0%
Januari Februari Maret April Mei Juni
Tangkapan Opah
4%
3% 3%
3%
3%
2%
2%
2%
1% 1% 1%
1%
1%
0%
Januari Februari Maret April Mei Juni
16
Hasil tangkapan opah berdasarkan grafik di atas (Gambar 6), tangkapan
tertinggi hanya berkisar 3% yaitu pada bulan Januari dan Februari. Sedangkan
untuk hasil terendah pada bulan Maret, April dan Juni yakni hanya 1%.
Tangkapan Tenggiri
1%
1% 1% 1% 1%
1%
1%
1%
0%
0%
0% 0%
0%
Januari Februari Maret April Mei Juni
Tangkapan lemadang
18%
16%
16%
14%
12%
10%
8% 7%
6% 5%
4% 3%
2% 2%
2%
0%
Januari Februari Maret April Mei Juni
17
Berdasarkan grafik di tersebut (Gambar 8), hasil tangkapan Lemadang
tertinggi pada bulan Januari yaitu 16%. Sedangkan bulan Februari mengalami
penurunan hingga 14% menjadi 2%. Hasil tangkapan pada bulan Maret sendiri
sama dengan hasil tangkapan pada bulan Februari dan kembali mengalami
peningkatan hasil pada bulan April dan Mei yaitu 5% dan 7%. Setelah itu, pada
bulan Juni kembali mengalami penurunan hasil tangkapan menjadi 3%.
Berikut grafik hasil tangkapan dari alat tangkap Longline untuk hasil
tangkapan utama (Main catch), hasil tangkapan sampingan (By catch) dan
Discard pada Bulan Januari-Juni 2018.
47%
40%
35%
33%
32%
31%
28%
16%
16%
14%
13%
11%
10%
8%
7%
5%
5%
3%
3%
3%
3%
2%
2%
2%
2%
2%
2%
1%
1%
1%
1%
1%
1%
1%
1%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
Januari Februari Maret April Mei Juni
18
BAB V
PENUTUP
19
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kelautan dan Perikanan. 2009. Kapal dan Alat Tangkap. (terhubung tidak
berkala). (16 Oktober 2018)
20