Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kabupaten Cilacap merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang cukup
berpotensi untuk mengembangkan sumber daya perikanan. Hal ini dikarenakan
letak Kabupaten Cilacap berada di pesisisr selatan pulau Jawa dan berbatasan
langsung dengan Samudera Hindia. Secara geokrafis , Kabupaten Cilacap berada
pada 70200 LS 1080 4’’ 3‘’- 30’ 30’ BT, sebelah Utara berbatasan langsung dengan
Kabupaten Banyumas dan Kabupaten brebes , sebelah Timur berbatasan dengan
Kabupaten Kebumen dan sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia
(Dinas Perikanan Kelautan, 2003). Salah satu tempat pengembangan sumberdaya
perikanan di Kabupaten Cilacap yaitu Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap
(PPSC).
Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap (PPSC) merupakan pelabuhan yang
memiliki fasilitas memadai di Indonesia. Keberadaan fasilitas-fasilitas tersebut
mampu mempermudah segala kegiatan atau aktifitas yang berada dalam kawasan
pelabuhan. Salah satu fasilitas yang disediakan oleh PPS Cilacap adalah dermaga
sebagai tempat penyandaran kapal nelayan. Nelayan longline adalah satu diantara
banyaknya nelayan yang bersandar di dermaga PPS Cilacap.
Longline merupakan suatu alat tangkap yang efektif digunakan untuk
menangkap ikan tunah. Selain itu alat tangkap ini ekektif terhadap hasil
tangkapannya dan pengoprasianya bersifat pasif, sehingga tidak merusak sumber
daya hayati perairan (Herlindah, 2004). Alat tangkap ini terdiri dari: tali utama
(main line), tali cabang, tali pancing, tali pemberat, pemberat pelampung, tali
pelampung bendera, jangkar, tali jangkar dan mata pancing.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui jenis spesies hasil tangkapan longline di Pelabuhan
Perikanan Samudera Cilacap
2. Untuk mengetahui komposisi hasil tangkapan longline di Pelabuhan
Perikanan Samudera Cilacap.

1
1.3 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari Praktek Kerja Lapang di PPSC yaitu
menambah ilmu pengetahuan informasi dan wawasan tentang alat tangkap
longline serta jenis- jenis hasil tangkapan.

2
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PKL

2.1 Sejarah
Pembangunan perikanan tangkap pada hakekatnya bertujuan untuk
meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat nelayan sekaligus
menjaga kelestarian sumber daya ikan dan lingkungannya serta meningkatkan
kontribusi terhadap perekonomian nasional. Pelabuhan perikanan mempunyai
andil yang cukup besar dalam menentukan keberhasilan pembangunan perikanan
tangkap.
Pembangunan PPS Cilacap diawali dari gagasan Direktorat Jendral
Perikanan pada tahun 1980-an untuk mengembangkan PPI Sentolokawat, maka
dengan memperhatikan aspek keamanan pelayaran kapal-kapal tanker pengangkut
minyak pertamina, lokasi pengembangan tersebut dipindahkan di Teluk Penyu.
Pelaksanaan pembangunan fisik Pelabuhan Perikanan Cilacap dimulai pada tahun
1990 dan selesai tahun 1994, selanjutnya dilakukan uji coba operasional selama 1
(satu) tahun, yaitu mulai tanggal 20 Mei 1994 sampai dengan 24 Mei 1995.
Pelabuhan Perikanan Cilacap awalnya ditetapkan sebagai Pelabuhan
Perikanan type B (Nusantara) sesuai dengan Persetujuan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara tanggal 16 agustus 1995. Pada tanggal 18 Nopember 1996
Pelabuhan Perikanan Cilacap diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, dan
dalam perkembangan selanjutnya Pelabuhan Perikanan Nusantara Cilacap
ditingkatkan statusnya menjadi Pelabuhan Perikanan type A (Samudera) sesuai
denggan persetujuan Menteri Penyalahgunaan Aparatur Negara No.
86/M.PAN/4/2001 Tanggal 4 April 2001. Seiring dengan penetapan status
Pelabuhan Perikanan type A (Eselon II b), maka sesuai dengan amanat Inpres No..
7 Tahun 1999 Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Cilacap setiap tahun wajib
menyusun Laporan Kinerja (LKj) sebagai bentuk pertanggung jawaban
pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolahan sumber
daya dengan didasarkan perencanaan strategis dan Rencana Kinerja yang
ditetapkan.

3
2.2 Lokasi Instansi
Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Cilacap terletak di Desa
Tegalkamuyan Kecamatan Cilacap Selatan Kota Cilacap Provinsi Jawa Tengah,
tepatnya pada posisi 1090 01018,4’BT dan 070 43031,2’LS, berada di tengah Pulau
Jawa pada pantai bagian selatan dengan jarak sekitar 435 km dari Jakarta dan 568
km dari Surabaya dengan akses transportasi darat, laut, dan udara. Dengan
demikian PPS Cilacap terletak pada posisi yang strategis karena relative dekat
dengan daerah fishing ground (WPP 573) dan pusat bisnis terbesar di (Jakarta dan
Surabaya).

2.3 Tugas dan Fungsi


Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor :
20/PERMEN-KP/2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksanaan
Teknis Pelabuhan Perikanan, bahwa Pelabuhan Perikanan mempunyai tugas
melaksanakan pengelolahan dan pelayanan pemanfaatan sumber daya ikan, serta
keselamatan operasional kapal perikanan. Dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud, Pelabuhan Perikanan menyelengarakan fungsi: a).
penyusunan rencana program dan anggaran, pemantauan, dan evaluasi pelabuhan
perikanan; b). Pelaksanaan pengaturan keberangkatan, kedatangan, dan
keberadaan kapal perikanan di Pelabuhan Perikanan; c). pelaksanaan pelayanan
penerbitan Surat Tanda Bukti Lapor Kedatangan dan Keberangkatan kapal
Perikanan; d). pelaksanaan pemeriksaan Log Book; e). pelaksanaan pelayanan
penerbitan Surat Persetujuan Berlayar; f). pelaksanaan penerbitan Sertifikat Hasil
Tangkapan Ikan; g).. pelaksanaan pengawasan pengisian bahan bakar; h).
Pelaksanaan pembangunan, pengembangan, pemeliharaan, pendayagunaan, dan
pengawasan, serta pengendalian sarana dan prasarana; i). pelaksanaan fasilitas
penyuluhan, pengawasan dan pengendalian sumber daya ikan, pekarantinaan ikan,
publikasi hasil penelitian, pemantauan wilayah pesisir, wisata bahari, pembinaan
mutu, serta pengelolahan, pemasaran dan distribusi hasil perikanan; j). pelayanan
jasa, pemanfaatan lahan dan fasilitas usaha; k). pelaksanaan pengumpulan data,
informasi, dan publikasi; l). pelaksanaan bimbingan teknis dan penerbitan
Sertifikat Cara Penanganan Ikan yang Baik; m). melaksanakan pengumpulan data,

4
informasi, dan publikasi; n). pelaksanaan pengendalian ingkungan di pelabuhan
perikanan; dan o). pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, PPS Cilacap djabarkan kedalam
struktur organisasi dengan masing-masing tugas dan fungsi sebagai berikut :
1). Bidang Operasional Pelabuhan dan kesyabandaran
Bidang Operasional Pelabuhan dan Kesyabandaran mempunyai tugas
melaksanakan pelayanan teknis operasional kepelabuhan, kapal perikanan, dan
kesyanbandaran.
Pelaksanaan tugas tersebut, Bidang Operasional Pelabuhan dan
Kesyabandaran menyelenggarakan fungsi: (a) pelaksanaan pengaturan
keberangkatan, kedatangan dan keberadaan kapal perikanan di Pelabuhan
Perikanan; (b) Pelaksanaan pelayanan penerbitan Surat Tanda Bukti Lapor
Kedatangan dan Keberangkatan Kapal Perikanan; (c) pelaksanaan pemeriksaan
Log Book; (d) pelaksanaan pelayanan penerbitan Surat Persetujuan Berlayar; (e)
pelaksanaan penerbitan Sertfikat Hasil Tangkapan Ikan; (f) pelaksanaan
pengawasan pengisian bahan bakar; (g) pelaksanaan pengumpulan data,
informasi, dan publikasi; (h) pelaksanaan penerbitan Sertifikat Cara Penanganan
Ikan yang Baik (CPIB); (i) pelaksanaan inspeksi pembongkaran ikan; dan (j)
pelaksanaan bimbingan teknis operasional pelabuhan, kesyabandaran,
pemanfaatan sarana dan prasarana, serta pelayanan usaha.
2). Bidang Tata Kelola dan Pelayanan Usaha
Bidang Tata Kelola dan Pelayanan Usaha mempunyai tugas melaksanakan
pelayanan, pemeliharaan, pemanfaatan, pengembangan, dan pengendalian sarana
dan prasarana, serta fasilitas di pelabuhan perikanan..
Pelaksanaan tugas tersebut, Bidang Tata Kelola dan Pelayanan Usaha
menyelengarakan fungsi : (a) pelaksanaan, pembangunan, pengembangan,
pemeliharaan, pengawasan dan pengendalian sumber daya ikan, perkarantina ikan,
publikasi hasil penelitian, pemantauan willayah pesisir, wisata bahari, pembinaan
mutu, pengelolahan, dan pemasaran, serta distribusi hasil perikanan; (c) pelayanan
jasa, pemanfaatan lahan dan fasilitas usaha; dan (d) pelaksanaan bimbingan teknis
tata kelola dan pelayanan usaha.

5
3). Bagian Tata Usaha
Bagian Tata Usaha mempunyai tugas pelaksanaan dan penyusunan
rencana dan program, dan anggaran, rumah tangga, hukum, organisasi,
ketatalaksanaan, administrasi kepegawaian, keuangan, umum, pengelolahan
Barang Milik Negara, Pengendalian lingkungan, serta pelayanan masyarakat
perikanan.
Pelaksanaan tugas tersebut, Bagian Tata Usaha menyelengarakan fungsi:
(a) pelaksanaan penyusunan rencana, program dan anggaran; (b) pelaksanaan
administrasi kepegawaian, keuangan, umum; (c) pengelolahan Barang Milik
Negara; (d) pelaksanaan pengendalian lingkungan; (e) pelaksanaan pelayanan
masyarakat perikanan, (f) pelaksanaan urusan rumah tangga; dan (g) pelaksanaan
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan Pelabuhan Perikanan.

2.4 Struktur Organisasi


Struktur Organisasi Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Cilacap sesuai
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 20/PERMEN-KP/2014
Tanggal 20 mei 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksanaan Teknis
Pelabuhan Perikanan serta Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan
Nomor KEP.01/MEN-KP/KP.430/2016 Tanggal 04 April 2016 tentang
pemberhentian dan pengangkatan Dari Dan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi
Pratama Setara Eselon II di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan,
sebagaimana bagan struktur organisasi sebagai berikut :

6
BAGAN
STRUKTUR ORGANISASI
PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA CILACAP

KEPALA PELABUHAN

Ir. Bambang Ariadi,MM


KEPALA BAGIAN TATA
USAHA

Drs. Eno Sandy

Kepala Sub Bagian Kepala Sub Bagian


Keuangan Umum

Drs. Hariyanto Sigit Purwoko,


S.St.Pi

KEPALA BIDANG TATA KELOLA & KEPALA BIDANG OPERASIONAL


PELAYANAN USAHA PELABUHAN DAN KESYABANDARAN

Yatim Kurniadi, S.Pi,M.Si Mundakir, A.Pi, MM

Kepala Sesi Kepala Seksi Tata Kepala Seksi Kepala Seksi


Pelayanan Usaha Kelola Sarana Kesyabandaran Operasional
Prasarana Pelabuhan
Dariel Wahyu Dwiharto
Sulis Kurniyawati,
Setyaan, S.Sos Kurniawan, A..Pi, Eko Yuliani, A.Pi
S.ST
MM

Kelompok Fungsionals

7
2.5 Aspek Strategis
Aspek strategis PPS Cilacap dalam mendukung kebijakan pembangunan
perikanan tangkap tahun 2015- 2019 sebagai berikut:
1. Dukungan terhadap Pengelolahan Sumber Daya Ikan yang Berkelanjutan,
diantaranya adalah melalui:
a Meningkatkan pengelolahan yang baik atas keanekaragaman
sumberdaya ikan yang berada di Wilayah Pengelolahan Perikanan
khususnya (WPP 573);
b Meningkatkan daya guna sumberdaya manusia dalam jumlah yang
memadai yang dimiliki oleh PPS Cilacap yang didukung oleh biaya
operasional;
c Meningkatkan dan memberdayakan sarana dan prasarana pelabuhan
perikanan;
d Meningkatkan kualitas data statistic dan Pusat Informasi Pelabuhan
Perikanan agar dapat didayagunakan untuk mendukung pengelolahan
dan permanfaatan sumberdaya ikan secara bertanggung jawab.
e Meningkatkan daya guna prasarana pengawasan terpadu di kawasan
PPS Cilacap.
f Pengendalian IUU Fishing dengan meningkatkan koordinasi dengan
instansi terkait dalam implementasi.
2. Dukungan terhadap Peningkatan Daya Saing Perikanan Tangkap
a Menjaga serta meninggkatkan tumbuh kembang iklim usaha yang
sejalan dengan kebijakan pemerintah daerah yang mendorong
peningkatan investasi di wilayah Kabupaten Cilacap;
b Meningkatkan keberlanjutan usaha dengan memperluas pangsa pasar
produk perikanan baik lokal maupun nasional seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk, tingkat pendidikan dan kesadaran
masyarakat yang semakin meningkat untuk mengkonsumsi produk
pangan yang bergizi dan menyehatkan;
3. Dukungan terhadap Pengentasan Kemiskinan dan Peningkatan
Kesejahteraan Nelayan;
a Perlindungan terhadap tenaga kerja di atas kapal;

8
b Menfasilitasi nelayan dengan pihak perbankan atau lembaga keuangan
bukan bank untuk mengemmbangkan usaha perikanan tangkap;
c Terbuka terhadap inovasi IPTEK dibidang perikanan tangkap;
d Memberikan pembinaan terhadap nelayan tentang produk hasil
perikanan yang bebas IUU fishing;

2.6 Visi dan Misi Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap (PPSC)


Adapun visi dan misi yang ingin dicapai oleh PPS Cilacap, yaitu :
Visi
Dengan mepertimbangkan dan merupakan penjabaran visi Direktorat
Jendral Perikanan Tangkap, maka Visi PPS Cilacap sebagaimana telah ditetapkan
dalam Rencana Strategis (Renstra) PPS Cilacap Tahun 2015-2019 adalah: “ PPS
Cilacap sebagai pusat pertumbuhan dan pengembangan ekonomi perikanan
terpadu “
Misi
Dalam rangka mewujudkan visi yang telah ditetapkan, dengan
memperhatikan tugas dan fungsi pelabuhan perikanan serta peluang perubahan
sesuai dengan tuntutan perkembangan lingkungan strategis, maka Misi yang
diemban PPS Cilacap adalah:
1. Menyediakan fasilitas dan jasa yang berorientasi pada tingkat
pertumbuhan usaha perikanan.
2. Menfasilitasi peningkatan produk dan kualitas hasil perikanan.
3. Meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan kesempatan berusaha.
4. Meningkatkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
5. Menciptakan iklim usaha yang kondusif.

9
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan PKL


Praktek Kerja Lapang (PKL) dilaksanakan pada tanggal 16 Juli 2018
Sampai dengan 16 Agustus 2018 di Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap,
Kabupaten Cilacap.

3.2 Alat dan bahan


3.2.1. Alat
Alat yang digunakan pada kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) adalah.
Tabel 1. Alat yang digunakan pada Praktek Kerja Lapang (PKL)
No Alat Fungsi
1. Alat tulis Untuk mencatat hasil wawancara
2. Timbangan mekanik Untuk menimbang hasil tangkapan
3. Kamera digital Untuk Dokumentasi pada saat di
lapangan
2.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) adalah
Tabel 2. Bahan yang digunakan pada kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL)
No Bahan Fungsi
1 Sampel ikan Untuk mendapatkan data komposisi
hasil tangkapan
2 Kuisoner Untuk mencatat daftar pertanyaan
dan informasi yang dibutukan pada
saat wawancara

3.3 Metode Kegiatan


Metode yang digunakan dalam Praktik Kerja Lapang (PKL) yaitu metode
deskriptif Menurut (Nasir 1988) merupakan suatu metode dalam meneliti status
kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi,suatu system pemekiran atau
pun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskiriptif

10
adalah menghasilkan gambaran akurat tentang sebuah kelompok atau
menggambarkan mekanisme sebuah proses atau hubungan, memberikan
gambaran lengkap baik dalam bentuk verbal atau numerikal, menyajikan
informasi dasar akan suatu hubungan, menciptakan seperangkap kategori dan
mengklasifikasikan subjek penelitian, menjelaskan seperangkat tahapan atau
proses, serta untuk menyimpan informasi bersifat kontradiktif mengenal subjek
penelitian.
Metode kegiatan di lapangan menggunakan metode survey,metode
partisipatip dan metode wawancara. Metode survey pada umumnya dibatasi pada
penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atau populasi untuk mewakili
seluruh pepulasi yang dipejari(Singarimbun,2006)
Metode selanjutnya yang digunakan adalah metode partisipastif adalah suatu
proses dimana sejumlah pelaku bermitra punya pengaruh dan membagi wewenang
di dalam prakarsa termasuk mengambil keputusan(Sajogyo 2002)
Metode terakhir yang digunakan adalah metode wawancara yaitu proses
pembekalan verbal ,di mana dua orang atau lebih untuk menengani secara
fisik,orang dapat melihat langsung atau bertatapan langsung dengan orang
lain,dan mendegar langsung dengan telinganya sendiri(sustrisno 1989)
Pengumpulan data pada Praktik Kerja Lapang (PKL) dilakukan dengan
dua macam cara yaitu pengambilan data primer dan data sekunder. Data primer
didapatkan dengan cara mencatat hasil observasi dan partisipasi aktif, sedangkan
data sekunder yaitu data atau informasi yang dikumpulkan dari Dinas Perikanan
Kabupaten Cilacap dan hasil wawancara kepada ketua kelompok nelayan dan
ABK.

11
BAB IV
URAIAN KEGIATAN

4.1 Data primer


Data primer merupakan data yang didapat dari sumber informan pertama
yaitu individu atau perseorangan seperti hasil wawancara. Data primer ini berupa
catatan hasil wawancara, hasil observasi ke lapangan dalam bentuk catatan
tentang situasi dan kejadian dan data-data mengenai informan. Dalam
pelaksanaan kegiatan praktikum lapangan di Pelabuhan Perikanan Samudera
Cilacap (PPSC) dengan para nelayan kapal payang dengan ukuran 40 GT, proses
pengambilan datanya dilakukan sebanyak2 kali pendataan hasil tangkapan dan
wawancara langsung dengan nelayan kapal payang. Waktu kegiatannya
dilaksanakan sekitaran jam 08.00 pagi sampai 11.00 siang bertepatan dengan
proses pembongkaran kapal long line tersebut yang berlokasi di Dermaga
Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap.
Berikut adalah pengambilan data primer langsung terkait hasil tangkapan
long line pada bulan Juli 2018 :
Tabel 3. Tangkapan longline pada Bulan Juli 2018
Juli 2018
Tangkapan
1 2
Tuna 5828 8763
Main chats
Cakalang 1080 4567
Layaran 220 330
Cumi-cumi 2045 4823
Ovah 820 630
By catch
Hindara 2420 672
Tengiri 105 500
Lemadang 750 672
Discard 0 0

Ikan Pelagis besal merupakan tangkapan utama dalam operasi


penangkapan alat tangka longline tetapi ada beberapa jenis ikan yang ikut
tertangkap sebagai hasil tangkapan sampingan dalam pengoperasian alat tangkap
long line di Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap. berdasarkan tabel 3 diatas,
dapat dijelaskan bahwa hasil tangkapan utama alat tangkap longline ada dua

12
jenis ikan yang tertangkap, sebagai tangkapan Utama yang diperoleh selama
kegiatan pada alat tangkap longline adalah ikan tunah (Thunnini ) dan ikan
cekalang (katsuwonus pelamis). Dan enam jenis ikan hasil tangkapan sampingan
yang diperoleh selama kegiatan pengoprasian pada alat tangkap longline yaitu
ikan cumi-cumi (Sepia sp), ikan Layaran (istiophorus), ikan Ovah( lampris), ikan
gindara (Lepiodocyium flavobrunneum), ikan tengiri (Scomberomorini) dan ikan
lemadang (Coryphaena hippurus) yang tertangkap oleh alat tangkap longline, dan
mempuyai tangkapan buangan alat tangkap longline .
Adapun persentase dari hasil tangkapan dapat dilihat pada grafik dibawah
ini sebagai berikut :

Persentasi Hasil Tangkapan Longline Bulan Juli 2018

2%
Tuna
4%
4% 9%
Cakalang
43%
Layaran
20% Cumi-cumi
Ovah

16% Hindara
Tengiri
2% Lemadang

Gambar 1. Persentasi Hasil Tangkapan Longline Bulan Juli 2018

4.2 Data sekunder


Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data (Sugiono : 2008 : 402). Data sekunder ini merupakan
data yang sifatnya mendukung keperluan data primer seperti buku-buku, literatur
dan bacaan yang berkaitan dengan pelaksanaan pengawasan suatu perusahan.

4. 3 Hasil Tangkapan Longline


Hasil kegiatan mengenai komposisi hasil tangkapan menggunakan alat
tangkap long line yang berlokasi di Dermaga Pelabuhan Perikanan Samudera
Cilacap (PPSC) yang menggunakan kapal dengan ukuran 40 GT dan didapatkan

13
tiga bagian hasil tangkapan yaitu hasil tangkapan utama (Main catch), hasil
tangkapan sampingan (By catch) dan Tangkapan Buangan (Discard). Berikut
adalah hasil tangkapan dari alat tangkap longline.
Tabel 4. Tangkapan longline pada Bulan Januari-Juni 2018
2018
Tangkapan
Januari Februari Maret April Mei Juni
Tuna 49% 82% 85% 47% 40% 35%
Main catch
Cakalang 14% 8% 10% 31% 32% 28%
Cumi-cumi 11% 1% 2% 13% 16% 33%
Gindara 5% 3% 0% 2% 2% 0%
By castch Opah 3% 3% 1% 1% 2% 1%
Tengiri 1% 1% 0% 1% 1% 0%
Lemadang 16% 2% 2% 5% 7% 3%
Layaran 0% 0% 0% 0% 0 0
Discard 0 0% 0 0 0 0 0

Berikut adalah grafik hasil tangkapan Longline pada bulan Januari-Juni


2018 khusus hasil tangkapan utama (Main catch).

Tangkapan Tuna
90% 82% 85%
80%
70%
60%
49% 47%
50%
40%
40% 35%
30%
20%
10%
0%
Januari Februari Maret April Mei Juni

Gambar 2. Grafik Hasil Tangkapan Ikan Tuna

Pada grafiik di atas (Gambar 2) dapat diketahui bahwa pada bulan Januari
tangkapan ikan tuna mencapai 49% dan terus meningkat pada bulan Februari dan
bulan Maret yaitu 82% dan 85%. Sedangkan setelah bulan Maret, tangkapan tuna
mengalami penurunan secara terus menerus pada bulan April, Mei, dan Juni yakni
47%, 40% dan 35%.

14
Tangkapan Cakalang
35% 32%
31%
30% 28%

25%

20%
14%
15%
10%
10% 8%

5%

0%
Januari Februari Maret April Mei Juni

Gambar 3. Grafik Hasil Tangkapan Ikan Cakalang

Berdasarkan data pada grafik tersebut (Gambar 3), tangkapan cakalang


mengalami peningkatan terbesar hingga 20% pada bulan April yaitu 31% setelah
sebelumnya pada bulan Maret tangkapan cakalang hanya mencapai 10%.
Sedangkan untuk tangkapan tertinggi di peroleh pada bulan Mei yaitu 32% dan
hasil tangkapan terendah pada bulan Februari yaitu 8%.

Berikut adalah Grafik Hasil Tangkapan Longline pada bulan Januari-Juni


2018 khusus hasil tangkapan sampingan (By catch).

Tangkapan Cumi-Cumi
35% 33%

30%

25%

20%
16%
15% 13%
11%
10%

5% 2%
1%
0%
Januari Februari Maret April Mei Juni

Gambar 4. Grafik Hasil Tangkapan Ikan Cumi-Cumi

15
Grafik tersebut (Gambar 4) menjelaskan tangkapan cumi-cumi pada bulan
Januari mencapai 11% kemudian mengalami penurunan hingga 10% pada bulan
Februari menjadi 1%. Pada bulan Maret-Juni hasil tangkapan cumi-cumi terus
meningkat yakni 2%, 13%, 16% dan hasil tertinggi pada bulan Juni yaitu 33%.

Tangkapan Gindara
6%
5%
5%

4%
3%
3%
2% 2%
2%

1%
0% 0%
0%
Januari Februari Maret April Mei Juni

Gambar 5. Grafik Hasil Tangkapan Ikan Gindara

Berbeda dengan tangkapan cumi-cumi yang sama-sama tangkapan


sampingan, tangkapan gindara tertinggi hanya mencapai 5% pada bulan Januari
(Gambar 5). Sedangkan hasil tangkapan terendah yaitu pada bulan Maret dan Juni
yakni 0%.

Tangkapan Opah
4%
3% 3%
3%

3%
2%
2%

2%
1% 1% 1%
1%

1%

0%
Januari Februari Maret April Mei Juni

Gambar 6. Grafik Hasil Tangkapan Ikan Opah

16
Hasil tangkapan opah berdasarkan grafik di atas (Gambar 6), tangkapan
tertinggi hanya berkisar 3% yaitu pada bulan Januari dan Februari. Sedangkan
untuk hasil terendah pada bulan Maret, April dan Juni yakni hanya 1%.

Tangkapan Tenggiri
1%
1% 1% 1% 1%
1%

1%

1%

0%

0%
0% 0%
0%
Januari Februari Maret April Mei Juni

Gambar 7. Grafik Hasil Tangkapan Ikan Tenggiri

Tangkapan tenggiri merupakan hasil tangkapan terendah pada tangkapan


sampingan yaitu hanya mencapai 1% (Gambar 7). Pada bulan Januari, Februari,
April dan Mei, tangkapan tenggiri sebanyak 1% sedangkan pada bulan Maret dan
Juni 0%.

Tangkapan lemadang
18%
16%
16%
14%
12%
10%
8% 7%
6% 5%
4% 3%
2% 2%
2%
0%
Januari Februari Maret April Mei Juni

Gambar 8. Grafik Hasil Tangkapan Ikan Lemadang

17
Berdasarkan grafik di tersebut (Gambar 8), hasil tangkapan Lemadang
tertinggi pada bulan Januari yaitu 16%. Sedangkan bulan Februari mengalami
penurunan hingga 14% menjadi 2%. Hasil tangkapan pada bulan Maret sendiri
sama dengan hasil tangkapan pada bulan Februari dan kembali mengalami
peningkatan hasil pada bulan April dan Mei yaitu 5% dan 7%. Setelah itu, pada
bulan Juni kembali mengalami penurunan hasil tangkapan menjadi 3%.
Berikut grafik hasil tangkapan dari alat tangkap Longline untuk hasil
tangkapan utama (Main catch), hasil tangkapan sampingan (By catch) dan
Discard pada Bulan Januari-Juni 2018.

Hasil Tangkapan Longline Januari-Juni 2018


Tuna Cakalang Cumi-cumi Gindara Opah Tengiri Lemadang layaran
85%
82%
49%

47%

40%

35%

33%
32%
31%

28%
16%

16%
14%

13%
11%

10%
8%

7%
5%

5%
3%

3%
3%

3%
2%
2%

2%

2%

2%
2%
1%

1%

1%

1%

1%
1%

1%

1%

0%
0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%

0%
Januari Februari Maret April Mei Juni

Gambar 9. Grafik Hasil Tangkapan Longline Tahun 2018

18
BAB V
PENUTUP

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Pada kesempatan ini


saya menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang tua
serta saudara-saudara dan selaku teman-taman yang selalu memberikan semangat
ketika melaksanakan PKL ini. Bapak Gazali Salim selaku dosen pembimbing dan
Ibu Heni Irawati, S.Pd., M.Sc selaku dosen penguji. Semua pihak yang telah
membantu dalam kegiatan PKL yang kami laksanakan di Pelabuhan Perikanan
Samudera Cilacap, Jawa Tengah. Akhir kata saya ucapkan ”Wallahul Muafiq Ila
Aqwamith Thoriq Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh”

19
DAFTAR PUSTAKA

Allen G. 2000. Marine Fishes of South-East Asia. PT Java Books Indonesia .


Singapura.

Bungin, Burhan, 2008, Penelitian Kualitatif, Jakarta: Kencana Prenada Media


Group.

Dinas Kelautan dan Perikanan. 2009. Kapal dan Alat Tangkap. (terhubung tidak
berkala). (16 Oktober 2018)

Dirjen. Perikanan Tangkap. 2005. Petunjuk teknis Penangkapan Ikan Departemen


Kelautan dan Perikanan . Jakarta

Riduwan. 2002. Skala pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Alfaheta.


Bandung

Yusuf, Q. 2003. Empowerment of Panglima Laot in Aceh. International workshop


on Marine Science and Resource. Banda Aceh.

20

Anda mungkin juga menyukai