TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sulawesi Tengah menjadi satu satunya provinsi yang memiliki empat wilayah
pengelolaan perikanan di Pulau Sulawesi. Keempatnya ialah pengelolaan perikanan
Selat Makassar, Teluk Tolo, Teluk Tomini,dan Laut Sulawesi. Dengan empat wilayah
itu, Sulawesi Tengah jelas memiliki potensi kelautan yang besar. Jika dikembangkan,
potensi itu bisa menjadi sumber pendapatan daerah yang tidak kecil. Total luas
perairan Sulteng mencapai 77.295,9 kilometer persegi. Panjang garis pantai 7.016 km
dan memiliki 1.604 pulau. Tiga di antaranya, pulau terluar yang berbatasan dengan
perairan Malaysia dan Filipina, yaitu Pulau Lingayan, Pulau Dolangan, dan Pulau
Solando.
2
jenis dan genetik untuk menjamin keberadaan, ketersediaan dan ketersinambunganya
dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragaman
sumberdaya. Konservasi saat ini telah menjadi tuntutan dan kebutuhan yang harus
dipenuhi sebagai harmonisasi atas kebutuhan ekonomi masyarakat dan keinginan
untuk terus melestarikan sumberdaya yang ada bagi masa depan.
3
Berdasarkan hal tersebut, maka Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah akan
melaksanakan penataan kembali terhadap unit-unit pelaksana teknis yang berada pada
Dinas Kelautan dan Perikanan menjadi :
2. Unit Pelaksana Teknis Pelabuhan Perikanan dan Kawasan Konservasi Wilayah II;
3. Unit Pelaksana Teknis Pelabuhan Perikanan dan Kawasan Konservasi Wilayah III;
4. Unit Pelaksana Teknis Pelabuhan Perikanan dan Kawasan Konservasi Wilayah IV;
6. Unit Pelaksana Teknis Pelabuhan Perikanan dan Kawasan Konservasi Wilayah VI;
7. Unit Pelaksana Teknis Pelabuhan Perikanan dan Kawasan Konservasi Wilayah VII;
Hal ini diperlukan dalam upaya mempersiapkan diri Provinsi Sulawesi Tengah sebagai
kawasan penyanggah pangan ibu kota nusantara.
Tujuan pembentukan UPT Pelabuhan Perikanan dan Kawasan Konservasi adalah memberikan
pelayanan pendaratan ikan dan pelestarian ekosistem laut sebagai berikut:
1. Pelayanan terhadap kapal perikanan sebagai sarana produksi. Pelayanan ini meliputi :
c. Layanan penyediaan Suplai logistik berupa es batu, air tawar dan BBM.
a. Aspek pengolahan.
b. Aspek pemasaran.
a. Penanganan kerusakan terumbu karang, hutan mangrove, padang lamun dan perairan
umum daratan.
a. Sosialisasi pemanfaatan sumber daya kepada masyarakat didalam dan sekitar Kawasan
konservasi.
5
BAB II
6
ikan.
2. Kawasan Konservasi :
a. Pemetaan dan perlindungan habitat, populasi ikan, bambu laut dan ekosistem pesisir yang
unik.
b. Pemetaan dan perlindungan alur migrasi sumber daya ikan.
c. Pemeliharaan kawasan dan batas zonasi Kawasan Konservasi.
d. Pemulihan dan rehabilitasi habitat dan populasi ikan.
e. Transplantasi terumbu karang dan restocking sumber daya ikan.
Dari kegiatan teknis operasional di atas, maka tugas dan fungsi UPT Pelabuhan
Perikanan dan Kawasan Konservasi dapat disimpulkan bukan merupakan kegiatan
perumusan kebijakan, bukan merupakan kegiatan lintas perangkat daerah dan bukan
pembinaan kepada unit kerja lain.
b. Sewa ruang pendingin (cold storage) dan penyediaan es batu untuk pengawetan
hasil tangkapan.
c. Pelayanan jasa bengkel untuk pemeliharaan/ perbaikan kapal dan alat tangkap.
7
berkelanjutan.
n. Penerbitan tanda daftar kegiatan penangkapan ikan (TDKPI) untuk nelayan kecil.
8
konservasi laut memungkinkan dilakukan pemanfaatan secara khusus untuk kawasan
tertentu dan melakukan pelarangan terhadap pemanfaatan serupa untuk wilayah-
wilayah disekitarnya. Misalnya, larangan penangkapan dapat dilakukan di wilayah-
wilayah pemijahan, sementara itu penangkapan dengan alat tangkap sederhana
(tradisional) masih dapat diijinkan untuk dilakukan di kawasan-kawasan di sekitar
wilayah pemijahan tersebut. Izin kegiatan wisata selam dapat diberikan untuk hampir
semua kawasan konservasi laut.
Dari 75 orang pegawai pelaksana yang terdapat pada Unit Pelaksana Teknis, 11 orang
diantaranya telah tersertifikasi ( data terlampir ).
2. Pembiayaan
Alokasi belanja tahun anggaran 2023 untuk membiayai kedelapan Unit
Pelaksana Teknis sebesar Rp. 8.604.241.802 ( Delapan Milyar Enam Ratus Empat
Juta Dua Ratus Empat Puluh Satu Ribu Delapan Ratus Dua Rupiah) sehingga
9
dapat di pastikan penataan Unit Pelaksana Teknis Pelabuhan Perikanan dan
Kawasan Konservasi tidak menimbulkan peningkatan anggaran. Pengurangan
jumlah Unit Pelaksana Teknis dari 8 (Delapan) menjadi 7 (tujuh) memungkinkan
pengalihan anggaran untuk meningkatkan sarana dan prasarana sebagai bentuk
peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan publik.
4 Kompresor 6 Unit
8 Timbangan 8 Buah
10 Freezer 8 Buah
18 Kursi 49 Buah
19 Printer 40 Buah
10
22 Speed Boat 2 Unit
23 Ac Split 16 Buah
11
E. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelaksana Tugas Teknis Operasional Pelabuhan
Perikanan dan Kawasan Konservasi terdiri atas :
12
F. Keserasian hubungan antara Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/ Kota
Pembangunan Pelabuhan Perikanan dan penetapan Kawasan konservasi pada
setiap lokasi dirancang sesuai dengan sumberdaya pada wilayah tersebut, termasuk
sumberdaya kelautan serta ekosistem yang mendukung keberlangsungan kegiatan usaha
tersebut, serta sesuai dengan volume usaha perikanan di wilayah pengembangan
perikanan yang telah ditetapkan. Dengan adanya unit kerja tersebut Pemerintah Provinsi
Sulawesi Tengah dapat meningkatkan pembinaan dan pengawasan segala aktifitas
dibidang kelautan dan perikanan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir
khususnya yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dengan aktifitas
operasional. Manfaat dengan memprioritaskan pengelolaan sumberdaya perikanan yang
berbasis kelangsungan sumberdaya lestari dan berkesinambungan diantaranya:
4. meningkatkan taraf ekonomi Masyarakat sekitar lokasi unit pelaksana teknis berada.
6. menjaga daya dukung antara daratan dan lautan guna menunjang pertumbuhan
ekonomi. serta keseimbangan sumberdaya alam, meningkatkan peran serta
masyarakat dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan, sehingga terciptanya
pengelolaan sumberdaya perikanan yang terpadu dan berkesinambungan.
13
BAB III
ANALISIS BEBAN KERJA
Analisa beban kerja adalah proses untuk menetapkan jumlah jam kerja orang yang
digunakan atau dibutuhkan untuk merampungkan suatu pekerjaan dalam waktu tertentu, atau
dengan kata lain analisis beban kerja bertujuan untuk menentukan berapa jumlah personalia
dan berapa jumlah tanggung jawab atau beban kerja yang tepat dilimpahkan kepada seorang
petugas. Dengan cara membagi isi pekerjaan yang mesti diselesaikan oleh hasil kerja rata-
rata satu orang, maka akan memperoleh waktu yang dibutuhkan untuk merampungkan
pekerjaan tersebut. Atau akan memperoleh jumlah pegawai yang dibutuhkan melalui jumlah
jam kerja setiap pegawai tersebut. Dalam manajemen kepegawaian, kegiatan penerimaaan
dan penempatan pegawai mutlak harus dilakukan didalam satu unit organisasi, baik
organisasi pemerintah maupun swasta. Kegiatan manajemen kepegawaian adalah kegiatan
untuk mendapatkan landasan guna penerimaan dan penempatan pegawai yang pada awalnya
dilakukan terlebih dahulu melalui analisis jabatan (job analysis), yang berarti suatu kegiatan
untuk memberikan gambaran tentang syarat-syarat jabatan (job specification) yang
diperlukan bagi setiap pegawai yang akan diterima dalam menduduki suatu jabatan didalam
suatu organisasi.
Analisis beban kerja dilakukan dengan membandingkan bobot/beban kerja dengan
norma waktu dan volume kerja. Target beban kerja ditentukan berdasarkan rencana kerja
atau sasaran yang harus dicapai oleh setiap jabatan, misalnya mingguan atau bulanan.
Volume kerja datanya terdapat pada setiap unit kerja, sedangkan norma waktu hingga kini
belum banyak diperoleh sehingga dapat dijadikan suatu faktor tetap yang sangat menentukan
dalam analisis beban kerja.
Teknik perhitungan yang digunakan adalah teknik perhitungan yang bersifat “praktis
empiris”, yaitu perhitungan yang didasarkan pada pengalaman-pengalaman basis
pelaksanaan kerja masa lalu, sesuai judgement disana-sini dalam pengukuran kerja
dilakukan berdasarkan sifat beban kerja pada masing-masing jabatan,
14
Norma
Hasil Satuan Hasil Beban Jumlah Jam Jumlah
No Jabatan Tugas Jabatan Uraian Tugas Waktu
Kerja Kerja Kerja (OJ) Kerja Efektif Pegawai
(Jam)
1,505 1.204
Jumlah
Norma
Hasil Satuan Hasil Beban Jumlah Jam Jumlah
No Jabatan Tugas Jabatan Uraian Tugas Waktu
Kerja Kerja Kerja (OJ) Kerja Efektif Pegawai
(Jam)
melaksanakan pengelolaan
1 Kepala Seksi Kepelabuhanan Melaksanakan Pelayanan Administrasi Pelayanan Jasa dan 1 Dokumen 110 110 1,250 0.088
operasional dan Kesyahbandaran Kesyahbandaran Pelabuhan
di Pelabuhan Perikanan Perikanan
1,625 1.300
Jumlah
Norma
Hasil Satuan Hasil Beban Jumlah Jam Jumlah
No Jabatan Tugas Jabatan Uraian Tugas Waktu
Kerja Kerja Kerja (OJ) Kerja Efektif Pegawai
(Jam)
3,050 2.440
Jumlah
2 Orang
Jumlah Pegawai
Norma
Hasil Satuan Hasil Beban Jumlah Jam Jumlah
No Jabatan Tugas Jabatan Uraian Tugas Waktu
Kerja Kerja Kerja (OJ) Kerja Efektif Pegawai
(Jam)
4,575 3.460
Jumlah
Norma Jumlah
Hasil Satuan Hasil Beban Jumlah
No Jabatan Tugas Jabatan Uraian Tugas Waktu Jam Kerja
Kerja Kerja Kerja (OJ) Pegawai
(Jam) Efektif
5 menyusun rencana kebutuhan bahan rehabilitasi ekosistem laut 1 Dokumen 100 100 1,250 0.080
di kawasan konservasi
6 menyusun rencana dan bahan sosialisasi pemanfaatan ruang laut 1 Dokumen 25 25 1,250 0.020
di dalam kawasan konservasi
7 menyiapkan bahan evaluasi pelaksanaan program konservasi 1 Dokumen 25 25 1,250 0.020
Adapun perhitungan beban kerja Unit Pelaksana Teknis Pelabuhan Perikanan dan Kawasan
Konservasi Tahun 2022 adalah sebagai berikut :
1. dari pengolahan data beban kerja UPT diperoleh total beban kerja sebesar 22.430 jam.
2. berdasarkan perhitungan beban kerja sebagaimana diuraian diatas, dapat disimpulkan bahwa klasifikasi
adalah UPT kelas A.
26
BAB IV
2.413.201 .368
= X 100 %
8.604 .241.802
= 28,05 %
27
BAB V
PENUTUP
Merujuk atas urgensi mendasar untuk mencapai target produksi hasil perikanan. Di
samping itu keberadaan unit kerja tersebut diharapkan akan meningkatkan ketaatan pelaku
usaha/kegiatan di wilayah perairan laut Sulawesi tengah dalam memenuhi kewajiban
mengelola lingkungan di sekitar tempat usahanya, mengingat perlunya menjaga kesehatan
ekosistem agar industry ini dapat dilakukan secara berkelanjutan. Di sisi lain hal ini
merupakan peluang bagi Pemerintah daerah dalam meraih pendapatan daerah melalui
retribusi jasa yang diselenggarakan.
Berdasarkan hasil kajian dan analisis di atas, pemenuhan kriteria pembentukan UPT
Pelabuhan Perikanan dan Kawasan Konservasi sebagai berikut:
a. UPT Pelabuhan Perikanan dan Kawasan Konservasi melaksanakan tugas untuk kegiatan
teknis yang dibutuhkan masyarakat serta pelaku usaha.
d. Sumber daya yang meliputi pegawai, pembiayaan, dan sarana dan prasarana telah
tersedia, pegawai PNS dan Non PNS, pembiayaan telah dianggarkan, sarana dan
prasarana telah dipergunakan untuk melaksanakan tugas dan fungsi pengelolaan
sarana prasarana, sehingga tidak mengakibatkan terganggunya kinerja unit
organisasi lain, tidak mengurangi belanja publik, dan tidak memerlukan pembangunan
gedung dan perlengkapan baru.
e. UPT Pelabuhan Perikanan dan Kawasan Konservasi telah memiliki standar operasional
prosedur (SOP) dalam melaksanakan tugas teknis operasional dan teknis penunjang
pelayanan pemanfaatan sarana prasarana.
g. UPT Pelabuhan Perikanan dan Kawasan Konservasi dibentuk untuk mewadahi beban
kerja yang besar dengan lingkup tugas dan fungsinya , dan memiliki jumlah beban
kerja 22.430 jam kerja efektif per tahun dengan kebutuhan jumlah pegawai 15 orang.
29
30