Anda di halaman 1dari 3

NOTULENSI

1. Nama Kegiatan : Rapat Pengayaan Pemahaman RDTR dalam


Rangka Persiapan Penyusunan RDTR
2. Penyelenggara : Subdirektorat Pemanfaatan Ruang KSN Wilayah II
3. Hari/tanggal : Jumat, 10 Mei 2019
4. Waktu : 08.00-12.00 WIB
5. Tempat : Hotel Grandkemang
6. Pimpinan Rapat : Ir. Dwi Hariyawan S., MA
7. Narasumber : Neni Nurnaeni, ST, MT (Kasubdit ) & Ir. Ermaula
Asseseang, MT (Praktisi)
8. Presensi : 1. Perwakilan Subdit Perencanaan dan Kemitraan
2. Perwakilan Subdit Pedoman Pemanfaatan
Ruang
3. Perwakilan Subdit Pemanfaatan Ruang Wilayah
Nasional, Pulau dan Kepulauan
4. Perwakilan Subdit Pemanfaatan Ruang KSN
Wilayah I
9. Tujuan Rapat : Mendapatkan pemahaman mengenai RDTR dalam
Rangka Persiapan Penyusunan RDTR

A. PEMBAHASAN
Hal-hal yang menjadi poin penting dalam rapat berikut meliputi:
1. Direktorat Pemanfatan Ruang pada tahun 2019 ini mendapatkan mandat untuk menyusun 16
RDTR, yang normalnya disusun sekitar 8-12 bulan, namun menjadi 5 bulan dalam rangka
percepatan;
2. Diharapkan RDTR seluruh Indonesia pemahamannya sama, oleh karena itu diperlukan
pemahaman dari seluruh pegawai mengenai ilmu dasar, aturan, serta implementasi RDTR;
3. Permen ATR/KBPN Nomor 16 Tahun 2018 merupakan pedoman penyusunan RDTR,
sedangkan penetapannya menurut peraturan lain, juga sudah menyebutkan percepatan RDTR
selama 6 bulan;
4. Penyusunan RDTR dilakukan melalui tahapan: persiapan, pengumpulan data dan informasi,
pengolahan data dan analisis, perumusan konsep, serta penyusunan dan pembahasan
Raperda;
5. Pembahasan penting dalam setiap tahapan penyusunan RDTR antara lain:
a. Persiapan
Yang perlu ditekankan adalah penetapan delineasi awal BWP yang diambil melalui proses
penyepakatan stakeholder;
b. Pengumpulan data dan informasi
Biasanya terdapat masalah pada ketersediaan peta dasar skala 1:5000 karena tidak semua
peta dasar skala tersebut tersedia di BIG, namun dapat ditanggulangi dengan pengadaan
peta dasar, atau proses orthorektifikasi maupun penggunaan peta kerja. Selain itu juga
dibutuhkan peta penatagunaan tanah yang terdapat di Kantah, data peta Kawasan Rawan
Bencana yang didapat dari http://inarisk.bnpb.go.id/, dan data perizinan. Dibutuhkan pula
data terkait Peraturan Zonasi yang diperoleh melalui pengumpulan langsung, seperti data
kajian dampak kegiatan terhadap zona yang bersangkutan. Terkait keterbatasan data dan
informasi dapat diberikan catatan kaki, seperti peta tidak skala 1:10.000 serta tidak time
series 5 tahun;
c. Pengolahan data dan analisis
Analisis yang baru ada di Permen ATR/KBPN Nomor 16 Tahun 2018 yakni Analisis Struktur
Internal BWP, karena di peraturan sebelumnya tidak ada pusat-pusat, hanya terdapat
jaringan. Terkait metode analisis tidak dijelaskan agar setiap perencana dapat berkreasi;
d. Perumusan konsep
Pada tahap ini dilakukan perumusan alternatif konsep RDTR terbaik;
e. Penyusunan dan pembahasan Raperda
Pada tahap ini dilakukan penyusunan naskah akademik Raperda;
6. Muatan RDTR terdiri dari: tujuan penataan BWP, rencana struktur ruang, rencana pola ruang,
penetapan sub BWP yang diprioritaskan penanganannya, dan ketentuan pemanfaatan ruang;
7. Pembahasan penting dalam muatan RDTR antara lain:
a. Tujuan penataan BWP
Tujuan harus terukur dan berisi tema-tema yang akan direncanakan di BWP;
b. Rencana struktur ruang
Rencana struktur ruang terdiri dari rencana pengembangan pusat pelayanan, rencana
jaringan transportasi, dan rencana jaringan prasarana (energi/kelistrikan, telekomunikasi, air
minum, drainase, air limbah, dan lainnya). Rencana pengembangan pusat pelayanan
biasanya diperoleh menggunakan analisis skalogram, menggunakan data jumlah penduduk
dan jumlah sarana prasarana;
c. Rencana pola ruang
Rencana pola ruang terdiri dari zona lindung dan zona budidaya. Terkait zona lainnya
merupakan zona untuk mengakomodir daerah tertentu yang membutuhkan pengaturan
khusus, misal zona suci di Bali dan zona PLBN di perbatasan. Untuk zona permukiman
dibedakan berdasarkan kepadatan dan kemampuan. Pengklasifikasian zona akan diacu
oleh Peraturan Zonasi. Perlu digarisbawahi perbedaan zona dan kegiatan, zona harus
memiliki dampak signifikan dan membutuhkan pengaturan;
d. Penetapan sub BWP yang diprioritaskan penanganannya
Yang perlu ditetapkan adalah lokasi dan tema;
e. Ketentuan pemanfaatan ruang
Bagian ini berisi program pemanfaatan ruang prioritas dilengkapi dengan lokasi, biaya,
instansi serta waktu pelaksanaannya;
8. Terkait Peraturan Zonasi, terdiri dari aturan dasar Peraturan Zonasi dan Teknik Peraturan
Zonasi namun tidak mendetail karena sedang disusun Permen ATR/KBPN mengenai Peraturan
Zonasi oleh Direktorat Jenderal Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah;
9. Penyusunan RDTR bisa berdasarkan turunan dari kabupaten (regional planning) maupun
perkotaan murni (urban planning), dan yang perlu diperhatikan adalah linkage dengan
hinterlandnya;
10.Rencana pada dasarnya menstrukturkan kembali bagaimana kondisi yang terbaik, sehingga
jangka waktunya harus panjang, perlu diperlukan ultimate plannya (hasil akhir);
11. Kunci tata ruang yang baik adalah planning dikombinasikan dengan design;
12.Dokumen Rencana Tata Ruang merupakan produk hukum (landasan hukum atau acuan dalam
memanfaatkan ruang) serta produk marketing (keyakinan yang memberikan harapan tentang
prospek yang baik), dalam hal ini terkait Online Single Submission (OSS);
13.Pembangunan yang baik seharusnya berkelanjutan, yakni terdapat interaksi antara ekonomi,
sosial dan lingkungan, yang terwujud dengan interaksi antara tenaga kerja, PDRB dan land
use;
14.Yang perlu diperhatikan dalam menyusun Rencana Tata Ruang saat ini antara lain:
a. Standar pelayanan minimal seharusnya diganti dengan standar pelayanan perkotaan, yang
basisnya perspektif pengguna;
b. Struktur internal yakni monosentris maupun polisentris harus dimunculkan;
c. Fungsi kawasan yang saling melengkapi;
d. Merancang kota yang sudah ada, hak atas lahan (property right) tidak sama dengan hak
membangun (development right).

B. SIMPULAN DAN TINDAK LANJUT


Kesimpulan dan tindak lanjut dari rapat ini antara lain:
1. Kunci tata ruang yang baik adalah planning dikombinasikan dengan design; dan
2. Materi yang disampaikan mengenai Penyusunan RDTR sesuai Permen ATR/KBPN Nomor 16
Tahun 2018 serta best practice dan pengalaman penyusunan RDTR akan memperdalam
pemahaman guna menjadi bekal penyusunan RDTR yang diamanahkan kepada Direktorat
Pemanfaatan Ruang.

Anda mungkin juga menyukai