Website
Diskominfo
Paser
Kegiatan Rancangan E-Government
Pemerintah Kabupaten Paser yang Terintegrasi
Dinas Komunikasi Informatika Statistik dan Persandian
Tahun Anggaran 2018
Adalah dokumen laporan pendahuluan kegiatan Pekerjaan Rancangan E-Government Pemerintah Kabupaten PEMERINTAH
yang Terintegrasi. Dokumen ini berisi mengenai latar belakang, system informasi jalan, jadwal penugasan dan
penutup.
KABUPATEN PASER
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya akhirnya kami dapat
menyelesaikan Laporan Akhir pekerjaan Pengembangan Website Diskominfo Paser di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Paser. Pekerjaan ini dilaksanakan berdasarkan kontrak Pengadaan Jasa
Konsultasi antara Dinas Komunikasi dan Informatika Pemerintah Kabupaten Paser dengan CV. Borneo
Teknomedia Nomor: 027.1/3077.1/DKISP-AI/X tanggal 31 Oktober 2018.
Dokumen ini merupakan Laporan Akhir yang disyaratkan dalam pelaksanaan pekerjaan yang berisi
laporan progres pekerjaan untuk menjadi landasan dalam pelaksanaan pekerjaan tahap berikutnya.
Kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
penyelesaian penyusunan laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan. Kami menyadari bahwa laporan ini masih sangat jauh untuk dikatakan sempurna, oleh
karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak sangat kami harapkan.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
2
l) Halaman Struktur Organisasi ......................................................................................... 32
m) Halaman Tugas Pokok dan Fungsi .............................................................................. 33
n) Halaman Visi dan Misi ................................................................................................... 33
o) Halaman Agenda ........................................................................................................... 34
p) Halaman Hubungi Kami ................................................................................................. 34
q) Halaman Bidang Kerja ................................................................................................... 34
r) Halaman Galeri Kegiatan ............................................................................................... 35
s) Halaman E-Library ......................................................................................................... 36
a) Halaman Login ............................................................................................................... 36
b) Halaman Dasbor (Beranda) ........................................................................................... 37
c) Halaman Informasi : Feedback, Berita, Agenda, Pengumuman, Laman. ....................... 37
d) Halaman Media : Galeri & Unduhan.............................................................................. 38
e) Halaman Personil : Pimpinan, Satuan Kerja, Pegawai. ..... Error! Bookmark not defined.
f) Halaman Fitur Lain : Penghargaan & Tautan ................................................................. 39
g) File Manager.................................................................................................................. 39
h) Halaman Operator ......................................................................................................... 39
BAB IV ....................................................................................................................................... 41
PENGELOLAAN PROYEK ............................................................................................................ 41
4.1 Kemitraan ....................................................................................................................... 41
4.2 Asumsi Proyek ................................................................................................................ 41
4.3 Aktivitas Jaminan Kualitas .............................................................................................. 41
4.4 Manajemen Perubahan .................................................................................................. 41
4.5 Durasi ............................................................................................................................. 42
BAB V ........................................................................................................................................ 43
PENUTUP .................................................................................................................................. 43
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari pengembangan website Diskominfo Paser adalah untuk memudahkan masyarakat
umum dalam menerima informasi seputar Dinas Komunikasi, Informatika, Statistika Dan Persandian
Kabupaten Paser.
1.3 Sasaran
Sasaran pengguna aplikasi Website Diskominfo Paser adalah seluruh masyarakat kabupaten Paser
tanpa mengenal batas umur, pendidikan, status sosial dan ekonomi.
4
1.4 Ruang Lingkup
Aplikasi layanan untuk interoperabilitas sistem informasi instansi pemerintah ini direncanakan
dapat menghubungkan beberapa sistem informasi pemerintahan yang berbeda platform (baik berbeda
dari sisi Sistem Operasi, Bahasa Pemrograman maupun Databasenya), sehingga antar sistem informasi
tersebut bisa saling bertukar data satu dengan yang lainnya melalui layanan berbasis web/internet
menggunakan konsep web services.
B. Jadwal Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan penerapan interoperabilitas sistem informasi instansi
pemerintah direncanakan selama 1 (satu) bulan terhitung kontrak ditandatangani.
5
1.6 Pola Pelaksanaan
A. Desain Sistem
Arsitektur yang dikembangkan adalah berupa konstruksi jaringan terhadap aplikasi
layanan (lebih banyak bekerja di belakang layar) yang akan dimanfaatkan untuk melakukan
proses interkoneksi dan transaksi data antar sistem informasi instansi pemerintah yang
berbeda platform. Aplikasi layanan ini dibangun dengan menggunakan software berbasis
open source (kode sumber terbuka).
B. Target Pencapaian
Target pencapaian adalah terhubungnya sistem informasi instansi pemerintah yang
berbeda platform agar bisa interkoneksi dan bertukar data. Awal implementasi ini dapat
digunakan sebagai sarana untuk mengetahui sampai sejauh mana efektivitas dan manfaat yang
diperoleh.
6
1.8 Hasil yang Diharapkan
A. Output
Output yang diharapkan adalah :
• Aplikasi interoperabilitas inter departemen
• Manual penggunaan aplikasi interoperabilitas
B. Outcome
• Meningkatnya efektifitas dan akurasi dalam pertukaran data antar instansi pemerintah
• Meningkatnya kualitas pelayanan publik
C. Pelaporan
Laporan yang harus diserahkan oleh pelaksana adalah:
• Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan yang memuat sekurang-kurangnya rancangan kegiatan, strategi
pengumpulan data, ruang lingkup kegiatan, metodologi dan rencana kegiatan sebagai
pedoman pelaksanaan pekerjaan. Diterbitkan sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar laporan.
• Laporan Akhir
Laporan Akhir ini merupakan hasil akhir yang telah disempurnakan melalui diskusi dengan
pihak terkait. Diterbitkan sebanyak 10 (dua puluh) eksemplar laporan.
7
BAB II
8
2.2 Interoperabilitas
Menurut IEEE [1], interoperabilitas didefinisikan sebagai “The ability of two or more systems or
components to exchange information and to use the information that has been exchanged”, secara
teknis menggambarkan kemampuan 2 atau lebih sistem untuk saling tukar menukar data atau informasi
dan saling dapat mempergunakan data atau informasi yang dipertukarkan tersebut.
Interoperabilitas bukanlah berarti penentuan atau penyamaan penggunaan platform perangkat
keras, atau perangkat lunak semisal operating system tertentu misalnya, bukan pula berarti penentuan
atau penyeragaman database yang akan dipergunakan dalam penyimpangan data dan juga bukan
berarti penentuan atau penyeragaman penggunaan bahasa pemrograman dalam pengembangan
sistem informasi pemerintahan. Interoperabilitas harus dapat dicapai dalam keragaman penggunaan
perangkat keras dan perangkat lunak baik operating system , database dan bahasa pemrograman yang
tersedia saat ini dan khususnya yang telah dipergunakan di berbagai instansi pemerintahan baik pusat
ataupun daerah. Interoperabilitas dalam keragaman ini hanya dapat dicapai melalui standarisasi format
pertukaran data, yang secara teknis saat ini banyak dilakukan dengan menggunakan basis XML. Setiap
pihak yang terkait berkewajiban menggunakan standard yang telah ditetapkan sebagai acuan bersama.
Dalam urusan penyelenggaraan pemerintahan, faktor teknologi informasi mempunyai peran yang
sangat besar. Pengolahan data khususnya, sangat tergantung pada peran komputer, jaringan komputer,
basis data, dan perangkat lunak aplikasi yang terkait. Dalam berbagai kasus, pengolahan data tidak lagi
dipandang sebagai komputasi yang dilakukan pada satu komputer saja, tetapi melibatkan juga
komunikasi data antar komputer. Komunikasi data diperlukan dalam konteks untuk menyusun
informasi yang bersifat multisektoral. Kebutuhan ini terutama muncul untuk pengambilan keputusan
pada tingkat strategis yang biasanya melibatkan beberapa unit/badan/dinas terkait.
Contoh kebutuhan informasi penentuan prioritas dana jaminan kesehatan berdasarkan jumlah
penduduk, tingkat kemiskinan, kondisi kesehatan lingkungan dan jumlah tenaga medis yang diambil
dari beberapa instansi terkait dapat dilihat dari gambar 2.1 berikut ini:
Document XML
Document XML
Title
Document
Laporan
XML
Strategis
SI Bappenas
9
Ada beberapa sistem informasi yang semuanya digunakan sebagai sumber data bagi sebuah
aplikasi lain yang berfungsi mengkompilasi laporan prioritas dana jaminan kesehatan masyarakat.
Kondisi nyata di lapangan pada umumnya menunjukkan bahwa sistem-sistem informasi yang digunakan
di unit/badan/dinas tersebut dibangun di atas komponen-komponen yang berbeda. Heterogenitas
terjadi pada perangkat keras (hardware), sistem operasi, program aplikasi, maupun sistem basis data
yang digunakan. Dalam kondisi ini muncullah isu interoperabilitas, bagaimana sistem-sistem yang
berbeda tersebut bisa saling berkomunikasi dan bertukar data dengan baik. Dalam contoh pada Gambar
2.1 di atas, bagaimana aplikasi penyusun aplikasi bisa menggunakan data yang dikelola oleh aplikasi
sistem-sistem informasi yang lain.
Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa interoperabilitas adalah kemampuan suatu
sistem atau produk untuk bekerjasama dengan suatu sistem atau produk lainnya, dimana satu aplikasi
dapat saling berkomunikasi dengan aplikasi yang lainnya. Urgensi perlunya interoperabilitas adalah
untuk meningkatkan kualitas layanan informasi publik bagi masyarakat. Sistem Informasi pemerintahan
di Indonesia pun sangat perlu berinteroperbilitas, karena sebenarnya satu sistem informasi saling
terkait dengan sistem informasi lainnya meskipun sistem tersebut dibangun dengan platform dan
database yang berbeda. Seluruh aplikasi dan pulau-pulau informasi yang ada di seluruh pemerintahan
Indonesia merupakan satu aset yang harus dipikirkan bersama agar bisa menjadi satu sistem
terintegrasi sehingga dalam jangka panjang dapat meningkatkan kualitas layanan publik di Indonesia.
Dengan diterapkannya interoperabilitas sistem informasi pada instansi pemerintahan, banyak
manfaat yang dapat diperoleh , antara lain :
• Pemerintah dapat lebih mudah dalam dalam hal pengelolaan dan pengaksesan data;
• Pelayanan publik bagi masyarakat menjadi lebih efektif dan efisien;
• Pengambilan keputusan oleh pemerintah menjadi lebih baik, relevan, akurat dan tepat
waktu karena informasi cepat diperoleh;
• Sharing informasi, sehingga koordinasi program antar institusi lebih mudah;
• Dengan informasi yang makin baik, akan menciptakan iklim berdemokrasi yang lebih baik.
Dalam pertukaran data antar aplikasi komputer yang berbeda, masalah utamanya terletak pada format
data. Perbedaan format data menyebabkan data dari satu aplikasi tidak bisa begitu saja dikirimkan ke
dan digunakan oleh aplikasi lainnya. Untuk itu diperlukan sebuah format “netral” yang disepakati oleh
kedua aplikasi. Kata “netral” berarti tidak memihak ke format yang digunakan oleh salah satu aplikasi.
Format netral ini kemudian digunakan sebagai format “antara” dalam pengiriman data, seperti
ditunjukkan pada Gambar 2.2 berikut ini:
10
Format Netral
Format Netral
Internet
Format Netral
Format Netral
Penggunaan format netral juga meningkatkan ekstensibilitas, aplikasi yang lain dapat pula
memanfaatkannya, tanpa harus mengetahui format aslinya. Dewasa ini, format netral untuk pertukaran
data banyak dijalankan oleh JSON (Javascript Object Notation). Selain format, masalah lain dalam
pertukaran data antar aplikasi komputer adalah mekanisme pertukarannya. Aplikasi-aplikasi yang
berkomunikasi biasanya independen satu sama lain. Keduanya dibuat oleh pengembang yang berbeda,
pada saat yang tidak sama pula. Padahal untuk bisa berkomunikasi, sebuah aplikasi harus tahu tentang
cara menghubungi dan berbicara dengan aplikasi mitranya serta struktur data yang terlibat.
Memberitahu semua ini berarti memberitahu detil internal dari aplikasi tersebut, dan hal ini yang sering
menimbulkan kesulitan, karena tidak semua instansi bersedia membuka detil internal aplikasinya ke
pihak lain, dengan alasan keamanan data dan sebagainya.
2.3 JSON
JSON adalah kependekan dari Javascript Object Notation. JSON dipakai untuk dua hal; yang
pertama untuk format transfer data antar device/OS/bahasa pemerograman yang berbeda dan sebagai
media penyimpanan data seperti MongoDB. JSON dalam artikel ini lebih menekankan pada transfer
data. Sebenarnya selain JSON, format transfer data antar sistem bisa dilakukan XML, plaintext ataupun
HTML, namun 3 format tersebut punya banyak kekurangan, terutama dari sisi ukuran. Saingant
terdekat dari JSON adalah XML, dalam layanan Web API atau webservice, sebagian layanan
menggunakan JSON, sebagian yang lain menggunakan format XML. Dua format ini bisa saling
menggantikan.
Walaupun XML sudah sejak lama dipakai dalam format transfer data, namun beberapa tahun
terakhir, JSON menggeser posisi XML.
Kelebihan JSON dari XML adalah sbb:
11
• Ukuran lebih kecil dibanding XML, efeknya transfer data lebih cepat dan lebih hemat resource,
terutama bandwidth
• JSON adalah format data bawaan di Javascript, artinya jike data dari server di kirim ke client ,
dan client menggunakan javascript, maka tidak perlu library tambahan untuk memprosesnya
• Dibanding XML, format JSON lebih sederhana.
• Library JSON ada di setiap bahasa pemrograman sehingga memudahkan programer yang
berbeda bahasa pemrograman.
Khusus tentang format pertukaran data, banyak pemerintahan atau organisasi global yang
merekomendasikan penggunakan format yang bersifat terbuka seperti Open Document Format (ODF)
yang sejak tahun 2006 telah menjadi standar internasional ISO/IEC JTC 1 IS 23600. ODF dirancang untuk
menjadi format untuk pertukaran data antar aplikasi perkantoran, yang spesifikasinya ditetapkan oleh
sebuah konsorsium Organization for the Advancement of Structured Information Standards (OASIS).
Melalui program Interoperable Delivery of European e-Government Services to Public Administrations,
12
Business, and Citizens (IDABC), Uni Eropa telah merekomendasikan ODF sebagai format pertukaran
data dan dokumen dalam inisiatif e-government di negara-negara anggotanya. Dengan format terbuka,
diharapkan pertukaran informasi antar instansi pemerintah, perusahaan swasta, dan warga masyarakat
dapat dilakukan secara lancar.
13
2.6 Metodologi
Untuk dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam terhadap kegiatan Pengembangan
Website Perpustakaan Daerah untuk Kegiatan Rancangan E-Government Pemerintah Kota yang
Terintegrasi, dimana sasaran akhir dari kegiatan ini adalah beroperasinya sebuah sistem yang mampu
mengintegrasikan seluruh sistem secara optimal, maka perlu diketahui terlebih dahulu beberapa
pengertian yang berhubungan dengan kegiatan Pengembangan Website Perpustakaan Daerah untuk
Kegiatan Rancangan E-Government Pemerintah Kota yang Terintegrasi ini.
14
Terdiri dari Kebutuhan fungsional dan Non-Fungsional
Non-fungsional : Sistem bisa menjadi tidak digunakan jika tidak dipenuhi
- Menggunakan CASE (Computer Aided Software Engineering) tools, bahasa
pemrograman tertentu
- Menggunakan bahasa tertentu
- Kebutuhan User (customer)
- Kebutuhan Sistem (kontrak dengan klien)
- Kebutuhan dokumen dan perangkat lunak (developer)
15
3. Rancangan Sistem (System Design)
Rancangan sistem menjelaskan sistem apa yang harus memenuhi informasi yang dibutuhkan
oleh para pengguna, rancangan ini terdiri dari rancangan logika dan fisik yang dapat
menghasilkan spesifik sistem yang memenuhi persyaratan sistem yang dikembangkan pada
tahap analisa, diantaranya:
✓ Mengembangkan spesifikasi yang lebih umum tentang bagaimana aktivitas input,
pengolah, output, penyimpanan, pengendalian memenuhi persyaratan sistem yang
dikembangkan pada tahap analisis system
✓ Mengembangkan spesifikasi yang lebih detil
✓ Menghasilkan dokumen dan komunikasi yang lebig detil dari sistem yang diajukan kepada
pengguna akhir
Design yang nantinya akan dihasilkan antara lain:
✓ Desain form dan laporan (report)
✓ Desain Antarmuka dan dialog (message)
✓ Desain basis data dan file (framework)
✓ Desain proses (struktur proses)
16
✓ Perfective – Melibatkan sistem untuk menyelesaikan masalah baru atau mengambil
kesempatan (penambahan fitur)
✓ Preventive – Menjaga sistem dari kemungkinan masalah di masa yang akan datang.
17
Langkah terakhir yang dilakukan agar sistem dapat digunakan oleh user (pengguna).
18
3. Masalah pada Pengembangan sistem formal
- Memerlukan keahlian khusus dan pelatihan untuk mengaplikasikannya
- Untuk sebagian besar sistem, metode ini tidak memberikan keuntungan biaya atau kualitas
yang signifikan dibandingkan dengan pendekatan yang lain.
Iterasi Proses
Digunakan untuk kebanyakan sistem besar
- Perlu digunakan berbagai pendekatan untuk berbagai bagian sistem, sehingga harus digunakan
model HIBRID → bagian proses diulang, sementara persyaratan sistem berubah.
- Terdapat 2 model iterasi :
a. Pengembangan Inkremental
b. Pengembangan Spiral
- Pengembangan sistem berdasarkan model sistem yang dipecah sehingga model
pengembangannya secara increment/bertahap.
- Kebutuhan pengguna diprioritaskan dan prioritas tertinggi dimasukkan dalam awal increment
4. Pengembangan Inkremental
Penjelasan model Inkremen Pressman
- Kombinasikan element-element dari waterfall dengan sifat iterasi/perulangan.
- Element-element dalam waterfall dikerjakan dengan hasil berupa produk dengan spesifikasi
tertentu, kemudian proses dimulai dari fase pertama hingga akhir dan menghasilkan produk
dengan spesifikasi yang lebih lengkap dari yang sebelumnya. Demikian seterusnya hingga
semua spesifikasi memenuhi kebutuhan yang ditetapkan oleh pengguna.
- Produk hasil increment pertama biasanya produk inti (core product), yaitu produk yang
memenuhi kebutuhan dasar. Produk tersebut digunakan oleh pengguna atau menjalani
19
review/pengecekan detil. Hasil review tersebut menjadi bekal untuk pembangunan pada
increment berikutnya. Hal ini terus dikerjakan sampai produk yang komplit dihasilkan.
- Mampu mengakomodasi perubahan secara fleksibel.
- Produk yang dihasilkan pada increment pertama bukanlah prototype, tapi produk yang sudah
bisa berfungsi dengan spesifikasi dasar.
5. Pengembangan Spiral
- Proses digambarkan sebagai spiral.
- Setiap loop mewakili satu fase dari software process.
- Loop paling dalam berfokus pada kelayakan dari sistem, loop selanjutnya tentang definisi dari
kebutuhan, loop berikutnya berkaitan dengan desain sistem dan seterusnya
20
menentukan tujuan dari fase yang ditentukan. Batasan-batasan pada proses dan produk
sudah diketahui. Perencanaan sudah disiapkan. Resiko dari proyek sudah diketahui. Alternatif
strategi sudah disiapkan berdasarkan resiko-resiko yang diketahui, dan sudah direncanakan.
- Risk assessment and reduction (Penanganan dan pengurangan resiko)
setiap resiko dianalisis secara detil pada sektor ini. Langkah-langkah penanganan dilakukan,
misalnya membuat prototype untuk mengetahui ketidakcocokan kebutuhan
- Development and Validation (Pembangunan dan pengujian)
Setelah evaluasi resiko, maka model pengembangan sistem dipilih.
a. Misalnya jika resiko user interface dominan, maka membuat prototype User Interface.
b. Jika bagian keamanan yang bermasalah, maka menggunakan model formal dengan
perhitungan matematis,
c. Jika masalahnya adalah integrasi sistem model waterfall lebih cocok.
- Planning
Proyek dievaluasi atau ditinjau-ulang dan diputuskan untuk terus ke fase loop selanjutnya
atau tidak. Jika melanjutkan ke fase berikutnya rencana untuk loop selanjutnya.
1. Pada model spiral, resiko sangat dipertimbangkan.
2. Resiko adalah sesuatu yang mungkin mengakibatkan kesalahan.
3. Model spiral merupakan pendekatan yang realistik untuk PL berskala besar.
4. Pengguna dan pembangun (Perekayasa) bisa memahami dengan baik software yang
dibangun karena setiap kemajuan yang dicapai selama proses dapat diamati dengan baik.
5. Namun demikian, waktu yang cukup panjang mungkin bukan pilihan bagi pengguna, karena
waktu yang lama sama dengan biaya yang lebih besar.
21
6. RAD (Rapid Application Development)
a. RAD adalah model proses pembangunan Perangkat Lunak yang incremental.
b. RAD menekankan pada siklus pembangunan yang pendek/singkat.
c. RAD mengadopsi model waterfall dan pembangunan dalam waktu singkat dicapai dengan
menerapkan component based construction.
d. Waktu yang singkat adalah batasan yang penting untuk model ini.
e. Jika kebutuhan lengkap dan jelas maka waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan secara
komplit software yang dibuat adalah misalnya 60 sampai 90 hari
Kelemahan dalam model ini
a. Tidak cocok untuk proyek skala besar
b. Proyek bisa gagal karena waktu yang disepakati tidak dipenuhi
c. Sistem yang tidak bisa dimodularisasi tidak cocok untuk model ini
d. Resiko teknis yang tinggi juga kurang cocok untuk model ini
e. Fase-fase di atas menggambarkan proses dalam model RAD.
f. Sistem dibagi-bagi menjadi beberapa modul dan dikerjakan dalam waktu yang hampir
bersamaan dalam batasan waktu yang sudah ditentukan.
✓ Business modelling : menjawab pertanyaan-pertanyaan: informasi apa yang
mengendalikan proses bisnis? Informasi apa yang dihasilkan? Siapa yang menghasilkan
informasi? Kemana informasi itu diberikan? Siapa yang mengolah informasi? →
kebutuhan dari sistem
✓ Data modelling: aliran informasi yang sudah didefinisikan, disusun menjadi sekumpulan
objek data. Ditentukan karakteristik/atribut dan hubungan antar objek-objek tersebut
→ analisis kebutuhan dan data
✓ Process Modelling : objek data yang sudah didefinisikan diubah menjadi aliran
informasi yang diperlukan untukmenjalankan fungsi-fungsi bisnis.
✓ Application Generation: RAD menggunakan component program yang sudah ada atau
membuat component yang bisa digunakan lagi, selama diperlukan.
✓ Testing and Turnover: karena menggunakan component yang sudah ada, maka
kebanyakan component sudah melalui uji atau testing. Namun component baru dan
interface harus tetap diuji.
22
7. Prototyping Model
a. Kadang-kadang klien hanya memberikan beberapa kebutuhan umum software tanpa detil
input, proses atau detil output.
b. Di lain waktu mungkin dimana tim pembangun (developer) tidak yakin terhadap efisiensi dari
algoritma yang digunakan, tingkat adaptasi terhadap sistem operasi atau rancangan form user
interface.
c. Ketika situasi seperti ini terjadi model prototyping sangat membantu proses pembangunan
software.
a. Perulangan ketiga proses ini terus berlangsung hingga semua kebutuhan terpenuhi.
b. Prototype-prototype dibuat untuk memuaskan kebutuhan klien dan untuk memahami
kebutuhan klien lebih baik.
c. Prototype yang dibuat dapat dimanfaatkan kembali untuk membangun software lebih cepat,
namun tidak semua prototype bisa dimanfaatkan.
23
d. Sekalipun prototype memudahkan komunikasi antar developer dan klien, membuat klien
mendapat gambaran awal dari prototype , membantu mendapatkan kebutuhan detil lebih baik
namun demikian prototype juga menimbulkan masalah.
Masalah-masalah yg ada pada Prototype
1. Dalam membuat prototype banyak hal yang diabaikan seperti efisiensi, kualitas, kemudahan
dipelihara/dikembangkan, dan kecocokan dengan lingkungan yang sebenarnya. Jika klien
merasa cocok dengan prototype yang disajikan dan berkeras terhadap produk tersebut, maka
developer harus kerja keras untuk mewujudkan produk tersebut menjadi lebih baik, sesuai
kualitas yang seharusnya.
2. developer biasanya melakukan kompromi dalam beberapa hal karena harus membuat
prototype dalam waktu singkat. Mungkin sistem operasi yang tidak sesuai, bahasa
pemrograman yang berbeda, atau algoritma yang lebih sederhana.
Agar model ini bisa berjalan dengan baik, perlu disepakati bersama oleh klien dan developer bahwa
prototype yang dibangun merupakan alat untuk mendefinisikan kebutuhan software.
24
BAB III
Untuk dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam terhadap kegiatan Pengembangan
Website Diskominfo Paser untuk Kegiatan Rancangan E-Government Pemerintah Kabupaten yang
Terintegrasi, dimana sasaran akhir dari kegiatan ini adalah beroperasinya sebuah sistem yang mampu
mengintegrasikan seluruh sistem secara optimal, maka perlu diketahui terlebih dahulu beberapa
pengertian yang berhubungan dengan kegiatan Pengembangan Website Diskominfo Paser untuk
Kegiatan Rancangan E-Government Pemerintah Kabupaten yang Terintegrasi.
Tabel ini menampung seluruh data dari website Diskominfo Paser ini.
25
Gambar 3.1 Tabel Database
26
b) Halaman Kata Pengantar
Halaman ini bertujuan untuk menampilkan Kata Pengantar website Diskominfo Paser.
27
Gambar 3.4 Halaman Berita Artikel
d) Halaman Berita Daerah
28
e) Halaman Berita Nasional
Halaman ini berisi berita tentang Rapat Koordinasi Pemerintah Kabupaten Paser.
Berikut tampilannya :
29
g) Halaman Siaran Pers
Halaman ini berisi informasi dari PPID yang terdiri dari dokumen aset dan inventaris,
nerasa dan laporan realisasi anggaran, peraturan PPID, laporan tahunan PPID, dan
30
i) Halaman Profil Kepala Diskominfo
Halaman ini berisi Profil Tentang Kepala Diskominfo Kabupaten Paser. Berikut
tampilannya:
j) Halaman Pengumuman
31
k) Halaman Selayang Pandang
tampilannya:
32
m) Halaman Tugas Pokok dan Fungsi
Halaman ini berisi informasi tugas pokok dan fungsi Diskominfo Paser. Berikut
tampilannya:
Halaman ini berisi informasi Visi dan Misi Diskominfo Paser. Berikut tampilannya:
33
o) Halaman Agenda
Halaman ini berfungsi untuk menghubungkan masyarakat dengan Dinas Kominfo Paser.
Pada halaman ini ditampilkan alamat, telepon, email, serta form nama, nomor telepon,
email serta pesan. Pada bagian bawah halaman juga ditampilkan peta lokasi Diskominfo
34
Halaman ini berisi informasi bidang kerja pada Dinas Kominfo Kabupaten Paser. Yang
mana setiap bidang yang ada di Diskominfo dijelaskan dalam 1 halaman yang terdiri dari
Bidang Aplikasi dan Informatika, Bidang Komunikasi Informasi Publik, Bidang Teknologi
Halaman ini berisi foto-foto kegiatan di lingkungan Dinas Kominfo Paser. Berikut
tampilannya:
35
s) Halaman E-Library
Halaman ini berisi informasi yang terdiri dari foto dan video. berikut tampilannya:
Untuk halaman login, admin cukup melakukan login pada halaman login S-Panel atau sistem
dashboard utama dari Sistem Informasi Dinas Komuniyaitu melalui alamat URL :
https://diskominfo.paserkab.go.id/epanel
Berikut hasil tangkapan layar dari halaman login yang sudah berhasil diimplementasi:
36
Gambar 3.21 Halaman Login
Pada tahap ini, pengguna atau admin dari Dinas Kominfo cukup memasukkan username dan
password yang dimiliki.
b) Halaman Dasbor (Beranda)
Berikut adalah hasil dari implementasi untuk tampilan halaman beranda yang hanya dapat
diakses oleh admin diskominfo:
Berikut adalah rancangan tampilan dari halaman Developer yang akan kami implementasikan :
37
Gambar 3.23 Halaman Informasi : Feedback, Berita, Agenda, Pengumuman, Laman.
Halaman ini akan berisi daftar dari seluruh informasi mencakup feedback, berita, agenda,
pengumuman, dan laman. Halaman ini digunakan untuk melakukan tambah data, edit data,
dan hapus data yang hanya bisa dilakukan oleh admin.
Halaman ini akan berisi daftar dari seluruh media yaitu galeri. Halaman ini digunakan untuk
melakukan tambah data, edit data, dan hapus data yang hanya bisa dilakukan oleh admin.
38
e) Halaman Fitur Lain : Penghargaan & Tautan
Halaman ini akan berisi daftar dari seluruh Fitur Lain yaitu penghargaan & tautan. Halaman ini
digunakan untuk melakukan tambah data, edit data, dan hapus data yang hanya bisa dilakukan
oleh admin.
f) File Manager
g) Halaman Operator
39
Gambar 3.28 Halaman Operator
Halaman ini akan berisi halaman modul operator yang berisi daftar seluruh operator sistem.
Halaman ini digunakan untuk melakukan tambah data, edit data, dan hapus data yang hanya
bisa dilakukan oleh admin.
40
BAB IV
PENGELOLAAN PROYEK
4.1 Kemitraan
Pekerjaan Pengembangan Website Diskominfo Paser ini merupakan kerjasama antara
Bidang E-Government dan Aplikasi, Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Samarinda dengan
Dinas Komunikasi, Informatika, Statistika Dan Persandian Kabupaten Paser dengan pelaksanaan
pekerjaan diserahkan kepada pihak Konsultan Teknologi Informasi.
41
Permintaan Perubahan (Change Request). Modifikasi yang dimaksud disini adalah modifikasi
terhadap apa yang sudah disetujui dalam kontrak.
4.5 Durasi
Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja, pekerjaan Pengembangan Website Perpustakaan
Daerah ini direncanakan berlangsung selama 1 (satu) bulan kalender. Dengan lingkup pekerjaan
yang sudah diuraikan sebelumnya, konsultan berkeyakinan bahwa waktu yang diberikan sudah
cukup memenuhi kebutuhan waktu pelaksanaan.
42
BAB V
PENUTUP
Laporan akhir ini merupakan laporan yang memuat rancangan kegiatan, strategi analis
kebutuhan dan pengumpulan data, ruang lingkup kegiatan, metodologi dan rencana kegiatan sebagai
pedoman pelaksanaan pekerjaan Pengembangan Dinas Komunikasi, Informatika, Statistika Dan
Persandian Kabupaten Paser.
Demikian Laporan akhir ini dibuat, kiranya dapat diterima oleh pihak Satuan Kerja dan PPK Dinas
Komunikasi, Informatika, Statistika Dan Persandian Kabupaten Paser.
Hormat Kami,
CV. BORNEO TEKNOMEDIA
43