1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pelabuhan perikanan, sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang nomor
: 31 tahun 2004 tentang Perikanan, adalah tempat yang terdiri atas daratan dan
perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan
pemerintahan dan kegiatan sistem usaha perikanan yang dipergunakan sebagai
tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh, dan/atau bongkar muat ikan yang
dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang
perikanan. Namun demikian, dalam pembangunan pelabuhan perikanan bukan
hanya pengadaaan fasilitas saja, tetapi yang lebih penting adalah mengupayakan
agar pelabuhan perikanan tersebut dapat bermanfaat dan berfungsi secara optimal.
Pelabuhan perikanan merupakan pendukung kegiatan pengelolaan dan
pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari pra produksi,
produksi, pengolahan dan pemasaran. Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan
dan Perikanan nomor PER.08/MEN/2012 tentang Kepelabuhanan Perikanan,
pelabuhan perikanan memiliki dua fungsi yaitu fungsi pemerintahan, yaitu fungsi
untuk melaksanakan pengaturan, pembinaan, pengendalian, pengawasan serta
keamanan dan keselamatan operasional kapal perikanan di pelabuhan perikanan;
dan fungsi pengusahaan, yaitu fungsi untuk melaksanakan pengusahaan berupa
penyediaan dan/atau pelayanan jasa kapal perikanan dan jasa terkait di pelabuhan
perikanan. Fungsi tersebut antara lain, pelaksanaan kesyahbandaran, sebagai
tempat tambat-labuh kapal perikanan, tempat pendaratan ikan, tempat pemasaran
dan distribusi ikan, tempat pelaksanaan pembinaan mutu hasil perikanan, tempat
pengumpulan data tangkapan, tempat pelaksanaan penyuluhan serta
pengembangan masyarakat nelayan dan tempat untuk memperlancar kegiatan
operasional kapal perikanan.
1
Keberhasilan di bidang kelautan dan perikanan tak akan terlepas dari peran
pelabuhan yang mana adanya pelabuhan perikanan dapat menjadi pusat
pertumbuhan ekonomi di wilayahnya. Imbalan pemberian pelayanan jasa
pelabuhan berupa penggunaan fasilitas, jasa, dan barang yang dihasilkan oleh
pelabuhan perikanan menjadi pendapatan bagi pelabuhan itu sendiri. Pemberian
pelayanan jasa pelabuhan yang optimal akan menarik banyak kalangan pelaku
usaha perikanan untuk memanfaatkan jasa pelabuhan tersebut sehingga akan
meningkatkan pendapatan pelabuhan. Di samping itu pelabuhan perikanan juga
dapat menggerakkan pendapatan masyarakat nelayan dan masyarakat sekitar
pelabuhan. Tingkat keramaian aktivitas ekonomi pelabuhan akan berbanding lurus
dengan terbukanya peluang usaha masyarakat nelayan dan masyarakat sekitar
pelabuhan. Pelabuhan perikanan sebagai pusat kehidupan masyarakat nelayan
merupakan penghubung antar sub sistem perikanan tangkap dan pusat kegiatan
industri perikanan, memiliki beberapa peranan, yakni :
a. Peranan pelabuhan perikanan yang berkaitan dengan aktifitas produksi,
antara lain :
Tempat mendaratkan hasil tangkapan perikanan.
Tempat untuk persiapan operasi penangkapan ( mempersiapkan alat,
bahan bakar, perbaikan alat tangkap, ataupun kapal ).
Tempat berlabuh kapal perikanan.
b. Sebagai pusat distribusi, peranan pelabuhan perikanan yang berkaitan
dengan aktivitas distribusi antara lain :
Tempat transaksi jual beli ikan.
Sebagai terminal untuk mendistribusikan ikan.
Sebagai terminal ikan hasil laut.
c. Sebagai pusat kegiatan masyarakat nelayan, pelabuhan perikanan yang
berkaitan dengan aktivitas ini antara lain sebagai pusat :
Kehidupan nelayan
Pengembangan ekonomi masyarakat nelayan
Lalu lintas jaringan informasi antara nelayan dengan pihak luar.
2
Berdasarkan Pasal 32 Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor
PER.08/MEN/2012 tentang Kepelabuhanan Perikanan, dijabarkan bahwa lembaga
pengelolaan pelabuhan perikanan bertanggung jawab atas pemeliharaan fasilitas
yang berada di Pelabuhan Perikanan. Pengelolaan pelabuhan perikanan
dilaksanakan dengan tujuan antara lain untuk meningkatkan taraf hidup nelayan,
meningkatkan penerimaan dan devisa negara, mendorong perluasan dan
kesempatam kerja, meningkatkan ketersediaan dan konsumsi sumber protein ikan,
mengoptimalkan pengelolaan sumber daya ikan, meningkatkan produktivitas ;
mutu; nilai tambah; dan daya saing. Pengelola pelabuhan perikanan, berkewajiban
untuk mengupayakan pelayanan prima kepada seluruh stakeholders di pelabuhan
perikanan.
Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Sadeng, merupakan salah satu pelabuhan
perikanan yang utama di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pelabuhan perikanan yang
terletak di teluk Sadeng Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunungkidul, ini memiliki
peran penting bagi produksi perikanan laut bagi D.I. Yogyakarta. Berbagai jenis
ikan didaratkan di PPP Sadeng, diantaranya cakalang, tuna, Tongkol, hiu, tengiri,
pari, kembung, layur, selar, cumi-cumi dan ikan jenis ekonomis penting lainnya.
Namun demikian, fungsi PPP Sadeng sebagai pelabuhan perikanan belum optimal.
Perlu ada upaya lebih kongkrit untuk meningkatkan peran dan fungsi
pelabuhan perikanan sehingga memberikan manfaat yang lebih baik bagi nelayan,
masyarakat sekitar maupun pemerintah daerah. Untuk maksud tersebut, maka
perlu dilakukan suatu pengkajian secara komprehensif mengenai “Revitalisasi,
Optimalisasi dan Pengembangan PPP Sadeng Sebagai Pusat Pertumbuhan
Ekonomi”. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menyusun konsep revitalisasi,
optimalisasi dan pengembangan PPP Sadeng, sehingga mampu menjadi pusat
pertumbuhan di Kabupaten Gunungkidul khususnya dan di Daerah Istimewa
Yogyakarta umumnya.
1.2. Tujuan
Tujuan kegiatan ini adalah untuk membuat rancangan aksi secara menyeluruh
pengembangan PPP Sadeng. Secara rinci tujuan kegiatan ini adalah:
3
1. Memetakan kondisi terkini PPP Sadeng, baik ditinjau dari aspek fisik maupun
non fisik
2. Memetakan potensi, peluang, hambatan dan tantangan pengembangan PPP
Sadeng
3. Menyusun rancangan revitalisasi dan optimalisasi pengembangan PPP
Sadeng
4. Menyusuan rencana pengembangan PPP Sadeng sebagai pusat
pertumbuhan ekonomi
4
pertumbuhan kawasan ekonomi perikanan dalam sistem bisnis
perikanan.
Analisis sistem usaha perikanan tangkap di PPP Sadeng
Analisis pengembangan perikanan tangkap di PPP Sadeng
Analisis pengembangan kawasan PPP Sadeng sebagai pusat
pertumbuhan ekonomi
Dll
c) pelaporan dan presentasi
Pelaporan dan presentasi dilakukan sebanyak 2 kali dalam format Focus
Group Discussion, masing-masing pada tahapan Laporan Pendahuluan dan
Draft Laporan Akhir.
FGD dilaksanakan masing-masing mengikuti ketentuan sebagai berikut :
a) Menghadirkan narasumber reputasi tk. Nasional, dengan kriteria Dosen
Perguruan Tinggi Negeri di IPB Bogor dengan pendidikan minimal S3
Marine Bioscience bidang keahlian Manajemen Perikanan Tangkap
sebanyak satu orang (dikonsultasikan dengan PPTK atau Pengguna
Anggaran); Narasumber tk. Nasional mendapatkan honorarium dan
bantuan transport yang besarnya sesuai dengan SHBJ yang berlaku di
lingkungan Pemda DIY TA.2017
b) Menghadirkan narasumber reputasi tk. lokal (setara eselon I/II) kriteria
pejabat eselon II atau yang mewakili sebanyak satu orang dan dosen
perguruan tinggi negeri dengan pendidikan minimal S2 bidang keahlian
kebijakan perikanan tangkap sebanyak satu orang (dikonsultasikan
dengan PPTK atau Pengguna Anggaran); Narasumber tk. Lokal
mendapatkan honorarium yang besarnya sesuai dengan SHBJ yang
berlaku di lingkungan Pemda DIY TA.2017
c) Moderator sebanyak 2 orang sesi (dikonsultasikan dengan PPTK atau
Pengguna Anggaran);Moderator mendapatkan honorarium yang
besarnya sesuai dengan SHBJ yang berlaku di lingkungan Pemda DIY
TA.2017
5
d) Peserta sebanyak 25 orang (dikonsultasikan dengan PPTK atau
Pengguna Anggaran); Peserta mendapatkan transport peserta yang
besarnya sesuai dengan SHBJ yang berlaku di lingkungan Pemda DIY
TA.2017
e) Penyedia jasa wajib memfasilitasi konsumsi untuk 35 orang, minimal 1
kali minum snack dan 1 kali makan siang yang besarnya sesuai dengan
SHBJ yang berlaku di lingkungan Pemda DIY TA.2017
f) Penyedia jasa memperbanyak materi FGD sesuai dengan jumlah
peserta FGD
1.4. Sasaran
Sasaran kegiatan ini adalah seluruh pemangku kepentingan di PPP Sadeng
termasuk kawasan di sekitar PPP Sadeng
1.5. Keluaran
Luaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah :
1. Terpetakannya kondisi terkini PPP Sadeng, baik ditinjau dari aspek fisik
maupun non fisik termasuk dari sisi managerial;
2. Terpetakannya potensi, peluang, hambatan dan tantangan PPP Sadeng;
3. Tersusunnya rancangan revitalisasi dan optimalisasi PPP Sadeng;
4. Tersusunnya rencana pengembangan PPP Sadeng sebagai pusat
pertumbuhan ekonomi;
2. MEKANISME PELAKSANAAN
Kegiatan ini akan dilakukan dengan cara survei dengan melibatkan stake holder
pelabuhan perikanan. Kelima Tenaga Ahli melaksanakan survai dengan aspek-
aspek yang akan dikaji, meliputi: 1) manajemen pelabuhan perikanan; 2) teknik
kepelabuhanan; 3) sumberdaya perikanan tangkap; 4) social ekonomi perikanan; 5)
aspek pengembangan perekonomian wilayah 6) kelembagaan; 7) pemasaran; 8)
aspek penataan ruang dan keruangan dalam pengembangan wilayah
Agar mendapatkan informasi yang tepat dan akurat, maka disarankan untuk
mengaplikasikan pendekatan sistem dalam melakukan kajian ini. Syarat awal untuk
6
memulai berpikir sistemik adalah adanya kesadaran untuk mengapresiasi dan
memikirkan suatu kejadian sebagai sebuah sistem (systemic approach). Kejadian
apapun baik fisik maupun non-fisik dipikirkan sebagai unjuk kerja atau dapat
berkaitan dengan unjuk kerja dari keseluruhan interaksi antar unsur sistem dalam
batas lingkungan tertentu. Perbedaan pendekatan sistem dengan pendekatan
lainnya adalah melalui pendekatan sistem, maka interaksi antar sub-sistem dapat
tergambarkan sehingga performa organisasi secara keseluruhan dapat
tergambarkan juga.
Survei selain mengambil data secara langsung, wawancara langsung dengan
pemangku kepentingan, juga disarankan untuk melakukan diskusi kelompok dalam
format Focus Group Discussion (FGD) sebanyak 2 (dua) kali untuk menggali dan
mencari solusi bersama dengan semua pemangku kepentingan. Dalam FGD ini
masing-masing dilaksanakan dengan rincian sebagai berikut :
a. Menghadirkan narasumber lokal setara eselon III/IV sebanyak 1 (satu)
orang, yang personilnya dikonsultasikan dengan PPTK atau pengguna
anggaran. Narasumber lokal setara eselon III/IV mendapatkan honorarium
sesuai dengan Standar Harga Barang dan Jasa yang berlaku di Pemda DIY
TA. 2017.
b. Menghadirkan moderator sebanyak 1 (satu) orang yang personilnya
dikonsultasikan dengan PPTK atau pengguna anggaran. Moderator
mendapatkan honorarium sesuai dengan Standar Harga Barang dan Jasa
yang berlaku di Pemda DIY TA. 2017.
c. Menghadirkan peserta sebanyak 30 orang yang terdiri dari semua
stakeholder yang ada di PPP Sadeng. Peserta mendapatkan uang
transport sesuai dengan Standar Harga Barang dan Jasa yang berlaku di
Pemda DIY TA. 2017.
d. Penyedia jasa wajib memfasilitasi konsumsi untuk 40 orang, minimal 1 kali
minum snack dan 1 kali makan siang yang besarnya sesuai dengan SHBJ
yang berlaku di lingkungan Pemda DIY TA.2017
7
Luaran dari survei ini adalah tersusunnya kondisi terkini PPP Sadeng dan potensi,
peluang, hambatan dan tantangan PPP Sadeng serta data lainnya yang terkait
dengan tujuan dan ruang lingkup kajian.
Berdasarkan data temuan lapangan, kemudian dilakukan proses analisis sistem
obyek yang dikaji dan mencoba menyusun strategi alternatif-alternatif penyelesaian
yang memungkinkan. Proses ini diharapkan mampu menghasilkan rancangan
revitalisasi, optimalisasi dan rencana pengembangan PPP Sadeng. Selanjutnya
berdasarkan rancangan yang tersusun dilakukan implementasi sistem pengelolaan
pelabuhan.
3. TENAGA AHLI
8
2 TENAGA AHLI
9
3. Mampu melakukan pengumpulan, pengolahan,
analisis dan penyajian data terkait kondisi sosial
ekonomi masyarakat
3. Tenaga Pendukung
1) Operator Komputer 1
Kualifikasi 1 SLTA
2) Sopir 1
Kualifikasi 1 SLTP
2 Pengalaman 4 tahun
3) Administrasi/Keuangan 1
Kualifikasi 1 SMK
2 Pengalaman 4 tahun
10
b. Menyusun langkah-langkah pelaksanaan kegiatan kajian revitalisasi,
oprimalisasi, dan pengembangan PPP Sadeng sebagai pusat pertumbuhan
ekonomi yang dilakukan seluruh bidang keahlian.
c. Melaksanakan asistensi dan pembahasan laporan pendahuluan, laporan
antara dan draft laporan akhir serta laporan akhirnya
d. Melakukan asistensi dengan pemberi pekerjaan dalam rangka pelaksanaan
pekerjaan.
e. Memimpin pelaksanaan pekerjaan dan pembahasan dengan stake holder
terkait.
f. Menyiapkan kerangka model proses kajian revitalisasi, oprimalisasi, dan
pengembangan PPP Sadeng sebagai pusat pertumbuhan ekonomi
g. Menyusun kerangka survei pelabuhan perikanan pantai Sadeng
h. Melakukan survei PPP Sadeng
i. Melakkan analisis dan perencanaan revitalisasi, optimalisasi, dan
pengembangan PPP Sadeng sebagai pusat pertumbuhan ekonomi
j. Membuat draft manajemen pelabuhan
k. Melakukan analisis manajemen pelabuhan
l. Menyusun rencana pengelolaan pelabuhan
m. Melakukan pengendalian atas pelaksanaan kegiatan masing-masing bidang
keahlian.
11
produksi perikanan sebagai motor penggerak perekonomian di PPP
Sadeng
e. Membantu dalam penyusunan rencana pengelolaan pelabuhan
f. Membantu team leader dalam menyusun rencana revitalisasi, optimalisasi
dan pengembangan PPP Sadeng sebagai pusat pertumbuhan ekonomi
12
b. Melakukan analisis terhadap potensi pemanfaatan sumberdaya
perekonomian yang terkait erat dengan kondisi masyarakat
c. memberikan masukan dalam penyiapan konsep dasar perancangan serta
perencanaan PPP Sadeng sebagai pusat pertumbuhan ekonomi
d. Membantu team leader dalam menyusun rencana revitalisasi, optimalisasi
dan pengembangan PPP Sadeng sebagai pusat pertumbuhan ekonomi
Kegiatan ini harus dapat diselesaikan dalam jangka waktu 90 (sembilan puluh) hari
kalender.
6. LAPORAN
1) Laporan Pendahuluan
2) Laporan Antara
a. Executive summary
b. Laporan kajian revitalisasi, optimalisasi dan pengembangan PPP Sadeng
sebagai pusat pertumbuhan ekonomi (seluruh pekerjaan yang telah
dilaksanakan)
c. Laporan hasil survei lapangan termasuk hasil FDG dalam pengembilan data
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 80 (delapan puluh) hari
kalender sejak SPMK diterbitkan sebanyak 10 (sepuluh) buku laporan. Laporan
dibuat dalam format kertas A4 minimal 70 gram dan dijilid menggunakan sampul
Hardcover berwarna. Penyedia jasa wajib mempresentasikan draft laporan
akhir dalam forum FGD
3) Laporan Akhir
a. Hasil perbaikan dan masukan dari hasil FGD draft laporan akhir dari
seluruh hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan yaitu survey lapangan,
dan kajian konsultan
b. Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 90 (sembilan puluh) hari
kalender sejak SPMK diterbitkan, sebanyak 10 (sepuluh) buku dan dlm
bentuk flash disk sebanyak 5 unit. Laporan dibuat dalam format kertas A4
minimal 70 gram dan dijilid menggunakan sampul Hardcover berwarna
7. PERSYARATAN KERJASAMA
15