Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRATIKUM

AGRIBISNIS PERIKANAN

“Analisis Tempat Pelelangan Ikan Sebagai Pusat Perkembangan

Ekonomi Perikanan”

Dosen Pengampuh : IR. RITA FENI, M.SI.

Disusun Oleh :

Sunita Mardianti (NPM : 2054201076)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas praktikum 2
dengan judul laporan praktikum “Analisis Tempat Pelelangan Ikan Sebagai
Pusat Perkembangan Ekonomi Perikanan”. Laporan ini disusun dengan penuh
keseriusan dan tanggung jawab, sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan
praktikum untuk mata kuliah agribisnis perikanan sesuai dengan ketentuan dan
waktu yang ditentukan walau masih sangat sederhana.
Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
melengkapi nilai tugas Agribisnis Perikanan. Penyusun menyadari bahwa laporan
ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan laporan ini dan
sebagai acuan penyusun untuk bisa melangkah lebih maju lagi di masa depan.
Akhir kata, Penyusun berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan umumnya dan untuk semuanya.

Bengkulu, November 2021

Sunita Mardianti

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. .................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 2
1.1 Latar belakang ............................................................................................ 2
1.2 Identifikasi masalah .................................................................................. 4
1.3 Tujuan praktikum ....................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 5
2.1 Pengertian TPI............................................................................................ 5
2.2 Perkembangan Ekonomi Perikanan ........................................................... 8
2.3 TPI Sebagai Pusat Perkembangan Ekonomi Perikanan ............................ 11
BAB III METODE PRAKTIKUM .................................................................. 15
3.1 Waktu dan tempat penelitian ...................................................................... 15
3.2 Cara kerja ................................................................................................... 15
3.3 Analisis data ............................................................................................... 15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 16
4.1 Analisisi lingkungan TPI di Pulau Baai ..................................................... 16
4.2 Peran TPI Sebagai Perkembangan Perekonomian Perikanan .................... 16
4.3 Perkembangan Perekonomian Perikanan ................................................... 17
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 19
5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 19
5.2 Saran ........................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 20
LAMPIRAN DOKUMENTASI ...................................................................... 21

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Undang - Undang (UU) Nomor 31 Tahun 2004, sebagaimana telah
diubah dengan UU Nomor 45 Tahun 2009, Perikanan adalah semua kegiatan yang
berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan
lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan
pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan, dengan
demikian, perikanan dapat dianggap merupakan usaha agribisnis.
Umumnya, perikanan memiliki berbagai tujuan meliputi
penyediaan pangan, olahraga, rekreasi (pemancingan ikan), perhiasan dan minyak
ikan. Usaha perikanan sendiri adalah dapat memiliki berbagai bentuk badan usaha
seperti perorangan atau badan hukum untuk menangkap atau membudidayakan
(usaha penetasan, pembibitan, pembesaran) ikan, termasuk kegiatan menyimpan,
mendinginkan, pengeringan, atau mengawetkan ikan dengan tujuan untuk
menciptakan nilai tambah ekonomi bagi pelaku usaha (komersial/bisnis).
Perikanan laut merupakan usaha menangkap ikan di laut. Usaha itu
dilakukan diperairan pantai hingga tengah laut. Para nelayan memiliki 2 cara
menangkap ikan di laut yaitu cara tradisional dan cara modern. Nelayan yang
menggunakan cara tradisonal hanya mengandalkan peralatan sederhana berupa
perahu layar dan peralatan menangkap ikan seperti pancing, jala, dan jaring
sehingga memiliki keterbatasan dalam penangkapan jumlah ikan. Sedangkan
penangkapan ikan yang menggunakan cara modern yaitu menggunakan kapal
motor yang dilengkapi kapal pendingin dan menggunakan
penangkap ikan yang modern seperti pukat harimau sehingga hasil yang didapat
cukup banyak.
Indonesia sebagai sebuah negara yang mempunyai kondisi geografis
negara kepulauan yang dua pertiga wilayahnya adalah laut sehingga banyak

2
menyimpan potensi perikanan. Pusat perikanan laut di Indonesia terdapat di
daerah bagan siapi-api (Riau) dan merupakan pelabuhan perikanan terbesar di
Indonesia. Perikanan laut di Indonesia juga terdapat di Cilacap (Jawa Tengah),
Muncar (Banyuwangi), Kepulauan Riau, dan Tegal (Jawa Tegah). Sehingga dirasa
penting untuk dibuatkan sebuah tempat/pasar yang dapat mengakomodir kekayaan
alam kelautan tersebut dengan cara pembuatan Tempat Pelelangan Ikan (TPI)
yang merupakan sebuah pasar yang biasanya terletak didalam pelabuhan atau
pangkalan pendaratan ikan, dan ditempat tersebut terjadi transaksi penjualan ikan
dan hasil laut, baik secara lelang maupun tidak, yang biasanya terletak didalam
Pelabuhan Perikanan (PP) atau Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI). Biasanya TPI
ini dikoordinasikan langsung oleh Dinas Perikanan, Koperasi atau Pemerintah
Daerah.
TPI didirikan dengan syarat pendiriannya yaitu memiliki bangunan tetap,
tidak berpindah – pindah, ada koordinator penjualan dan ada izin dari instansi
yang berwewenang. TPI biasanya dibangun oleh pemerintah setempat dengan
tujuan untuk melindungi para nelayan agar hasil tangkapannya mendapatkan
harga yang baik untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
TPI merupakan salah satu fungsi utama dalam kegiatan perikanan, dan
juga merupakan salah satu faktor yang menggerakkan dan meningkatkan usaha
dan kesejahteraan nelayan. Menurut sejarahnya Pelelangan Ikan telah dikenal
sejak tahun 1922, didirikan dan diselenggarakan oleh Koperasi Perikanan
terutama di Pulau Jawa, dengan tujuan untuk melindungi nelayan dari permainan
harga, yang dilakukan oleh tengkulak/pengijon, TPI membantu nelayan
mendapatkan harga yang layak dan juga membantu nelayan dalam
mengembangkan usahanya. Pada dasarnya sistem dari Pelelangan Ikan adalah
suatu pasar dengan sistem perantara (dalam hal ini adalah tukang tawar) dengan
cara penawaran umum dan yang berhak mendapatkan ikan yang dilelang adalah
penawar tertinggi.
TPI sendiri saat ini memiliki berbagai tujuan lainnya yang semula
didirikan semata-mata hanya untuk kepentingan nelayan dan koperasi perikanan
dengan tujuan untuk melepaskan dari kemiskinan, menjadi semakin berkembang

3
menjadi sarana untuk memungut retribusi oleh Pemda Tingkat I, Tingkat II, dan
sebagainya. Adapun besarnya retribusi ini bervariasi antara 5%-13%. Melalui
Surat Edaran Menteri Dalam Negeri pada tahun 1971 menginstruksikan kepada
semua Gubernur/Kepala Daerah mengenai jumlah pungutan pelelangan yang tidak
boleh melampaui 5%. Akan tetapi pada prakteknya tidaklah demikian, karena
pengelolaan Tempat Pelelangan Ikan masih berbeda-beda, ada yang dikelola oleh
Koperasi Perikanan/KUD,Dinas Perikanan
1.2 Identifikasi Masalah
Dalam mengidentifikasikan masalah dalam penelitian ini ada beberapa hal
yang dianggap menjadi permasalahan yang harus dipecahkan dalam laporan
praktikum ini yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan Tempat Pelelangan Ikan ?
2. Bagaimana bentuk transaksi yang terjadi di Tempat Pelelangan Ikan ?
3. Apakah peran Tempat Pelelangan Ikan sebagai pusat perkembangan
ekonomi perikanan ?
1.3 Tujuan Praktikum
Laporan praktikum ini memiliki berbagai tujuan yaitu :
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari Tempat Pelelangan
Ikan.
2. Untuk mengetahui bentuk transaksi yang terjadi di Tempat Pelelangan
Ikan.
3. Untuk mengetahui peran dari Tempat Pelelangan Ikan sebagai pusat dari
perkembangan ekonomi perikanan.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Tempat Pelelangan Ikan


Tempat Pelelangan Ikan (TPI) adalah tempat para penjual dan pembeli
melakukan transaksi jual beli ikan melalui pelelangan dimana proses penjualan
ikan dilakukan di hadapan umum dengan cara penawaran bertingkat. Definisi ini
berdasarkan Keputusan Bersama 3 Menteri yaitu Menteri Dalam Negeri, Menteri
Pertanian dan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha kecil Nomor : 139;
902/Kpts/Pl.420/9/97; 03/SKB/M/IX/1997 tertanggal 12 September 1997 tentang
penyelenggaraan tempat pelelangan ikan bahwa TPI yaitu pasar yang biasanya
terletak di dalam pelabuhan/pangkalan pendaratan ikan, dan di tempat tersebut
terjadi transaksi penjualan ikan/hasil laut baik secara lelang maupun tidak
termasuk TPI yang menjual/melelang ikan darat.
Adapun fungsi dari Tempat Pelelangan Ikan adalah untuk menyalurkan
dan mengkoordinir sistem penjualan ikan hasil tangkapan nelayan kepada pembeli
dengan sistem lelang. Ada beberapa jenis pengelolaan Tempat Pelelangan Ikan, di
antaranya yaitu:

A. TPI Tanpa Fasilitas Dermaga Labuh


TPI semacam ini biasanya digunakan untuk melayani kapal ikan yang
dapat berlabuh langsung di pantai landai. Jenis yang dilayani terbatas
bagi perahu layar dan perahu motor. Letaknya terdapat di pantai
dengan kapasitas yang kecil dan hanya melayani nelayan setempat
saja. Sementara itu scope pengelolaannya terbatas pada pelayanan
pemasaran hasil-hasil laut (ikan) saja, berupa tempat pelelangan. TPI
tipe seperti ini dapat dijumpai di pesisir utara Pulau Jawa, seperti : TPI
Bangsi di Rembang, TPI Pocangan di Pati, TPI Roban di batang, dan
TPI Surodadi di Tegal.

5
B. TPI Dengan Fasilitas Dermaga Labuh Berkapasitas Kecil dan Sedang
Biasanya terdapat pada TPI yang berada pada jalur sungai atau selat
yang berukuran tidak begitu besar. Kapasitas dermaga tidak terlalu
besar, menyesuaikan dengan lingkup pelayanannya (jumlah kapal ikan
yang memang sedikit dalam wilayah pelayanan TPI tersebut).
Disamping itu, juga karena keadaan lokasi TPI yang
kurangmemungkinkan untuk penambatan kapal (misalnya karena
perairan yang relatif dangkal, sempitnya lokasi perairan, atau
kepadatan sirkulasi di sekitar TPI), sehingga tempat labuh kapal berupa
dermaga dialihkan ke tempat lain yang dianggap relatif dekat dari
lokasi TPI. Lokasi TPI semacam ini biasanya lebih dipentingkan
keberadaannya untuk dekat dengan permukiman nelayan sehingga segi
pencapaian serta kemungkinan pengembangan dermaga labuh kurang
mendapatkan perhatian. Dengan demikian, dalam satu kota
dimungkinkan terdapat beberapa TPI sesuai dengan penyebaran lokasi
permukiman nelayan yang ada. Keberadaan TPI tipe ini seringkali
merupakan hasil pengembangan dari usaha Koperasi Unit Desa (KUD)
nelayan setempat dengan bantuan tenaga administrator dan penyediaan
fasilitas fisik dari Dirjen Perikanan setempat. Pengelolaan administrasi
pelelangan dilakukan secara bersama antara pihak KUD Nelayan
dengan Dirjen Perikanan. Namun, segala sesuatu yang menyangkut
scope pengelolaan pelayanan operasional serta penyediaan
perbekalannya sepenuhnya dilakukan oleh KUD Nelayan setempat.
Akibatnya, keberhasilan sistem pelayanan yang dilakukan TPI
tergantung dari kekuatan KUD dalam hal permodalan, sehingga hal ini
seringkali menjadi hambatan bagi daerah yang kurang kuat dalam hal
permodalan. Selain itu, kondisi fisik TPI sendiri kadang menyulitkan
untuk dapat melayani kebutuhan perbekalan semua kapal. TPIyang
tergolong jenis ini antara lain : TPI Muara Reja di Tegal, TPI
Bandengan di Kendal, dan TPI Jobokuto di Jepara.

6
C. TPI Dengan Fasilitas Dermaga Labuh Berkapasitas Besar
TPI semacam ini dapat dikategorikan sebagai Pusat Pelelangan Ikan
(PPI), dimana memiliki lingkup pelayanan kota atau regionaldan
menjadi pusat pengumpulan/penyetoran hasilhasil perikanan secara
menyeluruh dalam wilayah kota atau regional.
1). Perletakan/Lokasi Pada Umumnya, biasanya terletak pada tepi laut
bebas atau pada tepi muara sungai besar. Letaknya yang strategis
dengan pencapian (akses) yang relatif mudah dari arah laut bebas
sangat diutamakan, karena fungsinya sebagai penampung hasil-hasil
laut (ikan) dari semua jenis kapal dari laut. Sebagai akibat dari keadaan
lokasinya, maka sering diperlukan fasilitas tambahan berupa pemecah
gelombang atau kolam pelabuhan karena adanya gelombang air laut
yang cukup besar.
2). Lingkup Kerja dan Scope Pengelolaan, dalam Pusat Pelelangan
Ikan, kegiatannya sehari-hari merupakan keterpaduan kegiatan kerja
yang melibatkan beberapa instansi sesuai dengan bidangnya masing-
masing. Adapun instansi-instansi yang terlibat adalah :
- Departemen Pertanian, Direktort Jenderal Perikanan, selaku unit
pelaksana teknis secara umum dalam melakukan koordinasi
- Badan usaha yang ditunjuk oleh Departemen Pertanian, selaku
pelaksana bidang pemasaran dan perbekalan yaitu Koperasi Unit
Desa (KUD) nelayan setempat/Badan Usaha Unit Desa (BUUD)
nelayan pada wilayah kabupaten/kotamadya
- Departemen Perhubungan, Direktorat Jenderal Perhubungan
Laut- Kesyahbandaraan, selaku pemeriksa dan pemberi ijin
penggunaan sarana perhubungan laut.
- Departemen Pertahanan dan Keamanan, Kepolisian Republik
Indonesia (Polri), dan Polairut (Polisi Laut), selaku pengawas
dan penertib segala macam kegiatan di perairan dan Pusat
Pelelangan Ikan (PPI)
-

7
2.2 Perkembangan Ekonomi Perikanan
Indonesia dijuluki sebagai negara maritim karena terdiri dari pulau-pulau
yang berjejer dari sabang sampai merauke dan memiliki wilayah laut yang sangat
luas dan menyimpan berjuta kekayaan, mulai dari flora dan fauna perairan yang
melimpah. Dari seluruh biota laut yang berada didunia sekitar 70% berada di
Indonesia, bahkan tidak sedikit kapal-kapal penangkap ikan dari luar wilayah
Indonesia datang untuk mengambil atau menangkap biotabiota yang ada
diperairan di Indonesia. Dalam delapan tahun terakhir, perekonomian Indonesia
terus tumbuh cukup tinggi mencapai rata-rata di atas 6% per tahun dan merupakan
salah satu negara dengan tingkat pertumbuhan tertinggi sekaligus paling stabil di
dunia.
Terjaganya kesinambungan pertumbuhan ekonomi tersebut didukung oleh
lingkungan ekonomi makro dan sistem keuangan yang kondusif dan stabil.
Pertumbuhan ekonomi tahun 2012 ditopang oleh kenaikan kontribusi permintaan
domestik di tengah pelemahan kinerja ekspor yang terimbas oleh melemahnya
permintaan eksternal (Laporan Perekonomian Indonesia Tahun 2012). Di sisi lain,
semakin bebasnya perdagangan dunia akan menuntut peningkatan daya saing
produk industri di Indonesia di pasar global. Kemampuan bersaing produk
Indonesia harus dipahami keterkaitannya dengan sektor hulu dan hilir serta perlu
dirumuskan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi dengan melakukan komparasi
terhadap industri negara-negara lain (Udin Unyu, 2013).

Pengertian dari industri itu sendiri adalah suatu usaha atau kegiatan
pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang
memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau
assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak
hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa (Godam, 2006). Dilihat dari
kondisi bentangan alam Indonesia yang berupa negara kepulauan dengan luas
lautan lebih besar dibandingkan dengan luas daratan, industri yang bergerak di
bidang perikanan memiliki potensi besar untuk dikembangkan.
Selain itu menurut Manggala, et al. (2012), ditinjau dari segi pemasaran
konsumsi per kapita dunia untuk ikan setiap tahunnya diperkirakan meningakat

8
dari 16 kg untuk saat ini menjadi 19 kg tahun 2015. Dari proyeksi ini
menunjukkan bahwa pertumbuhan konsumsi secara keseluruhan di negara
berkembang akan terus tetap, sementara untuk negara negara sedang berkembang
terus mengalami peningkatan. Permintaan ikan dimasa datang akan ditentukan
secara mendasar oleh jumlah konsumen dan kebiasaan makannya serta
pendapatan kotor dan harga ikan.
Mempelajari fenomena / persoalan kehidupan masyarakat perikanan
(nelayan) dengan menggunakan teori-teori ekonomi, statistik, ekonometrika
sebagai dasar dalam pengambilan keputusan mulai dari masalah penangkapan,
pembudidayaan, pengolahan, pemasaran. Aspek-aspek ekonomi perikanan :

- Aspek sumber daya


- Aspek produksi
- Aspek distribusi
- Aspek pendapatan dan konsumsi
- Aspek kelembagaan
- Aspek kebijakan pemerintah

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki wilayah laut yang
luas dengan wilayah laut yang luas tersebut membuat Indonesia kaya akan hasil
laut juga. Dan kekayaan alam ini apabila dikelola dengan baik dapat dioptimalkan
menjadi hasil potensi yang memilki keunggulan kompetitif bangsa dalam
pembangunan ekonomi dan kemakmuran rakyat selain itu juga dapat memberikan
kontribusi terhadap devisa negara. Sektor perikanan merupakan salah satu sektor
utama yang dapat mendukung dalam perekonomian negara Indonesia selain sektor
pertanian Laut Jawa merupakan salah satu daerah penangkapan ikan yang sangat
penting di Indonesia terutama untuk perikanan skala kecil.

Kontribusi hasil penangkapan dari Laut Jawa terbadap produksi perikanan


nasional cukup besar. Berdasarkan Ditjen Perikanan Tangkap dalam tahun 2005
perikanan di Laut Jawa memberikan kontribusi sebesar 18,9% dari produksi
perikanan Nasional. Perkembangan penangkapan perikanan laut selama tahun
2001-2005 di Laut Jawa mengalami peningkatan rata-rata produksi sebesar

9
4,76%. Namun, dengan kekayaan laut yang dimiliki Indonesia masih ada kendala
ataupun masalah – masalah yang dihadapi Indonesia dalam mengolah Sumber
Daya Kelautan terutama sektor perikanan. Dalam pembangunan perikanan,
tantangan untuk memelihara sumber daya secara berkelanjutan merupakan
permasalahan yang cukup kompleks.
Sumber daya perikanan dikategorikan sebagai sumber daya yang dapat
diperbaharui, karena itu sering muncul pertanyaan seberapa besar perikanan dapat
dipanen tanpa harus menimbulkan dampak yang negatif di masa mendatang.
Sehingga keberlanjutan menjadi kata kunci dalam pembangunan perikanan yang
diharapkan memperbaiki kesejahteraan masyarakat perikanan itu sendiri. 2 Pihak
pemerintah yakni Departemen Kelautan dan Perikanan yang merupakan pengelola
sumber daya perikanan masih terus mencari dan menyempurnakan cara yang tepat
dalam pemanfaatan sumber daya perikanan dan pengelolaan sumber daya
perikanan di Indonesia.
Karena selama ini strategi atau cara pembangunan yang berbasis sumber
daya alam lebih mengutamakan kepada sektor pertanian dan pertambangan.
Pembangunan pada sektor perikanan kurang mendapatkan perhatian dan selalu
diposisikan sebagai sektor yang pinggiran. Padahal sumber daya sektor perikanan
dapat dikatakan sebagai salah satu sumber daya yang penting bagi hajat hidup
masyarakat dan memiliki potensi yang dapat dijadikan sebagai penggerak utama
dalam ekonomi.
Dengan mempertimbangkan hal tersebut maka, pada masa orde baru sektor
kelautan lebih diperhatikan oleh pemerintah. Hal itu dibuktikan dengan adanya
pembangunan sarana dan prasarana di bidang perikanan yaitu dengan
pembangunan Pelabuhan Perikanan yang dilengkapi dengan tempat pelelangan
ikan (TPI) di daerah pesisir dan memaksimalkan fungsinya. Kejelasan mengenai
status Tempat Pelelangan Ikan atau Pelabuhan menurut Ketua Umum Masyarakat
Perikanan Masyarakat Perikanan Nusantara amat penting, karena di pelabuhanlah
dapat dibangun sentra produksi yang mencakup penanganan (handling) sampai ke
pelayanan jasa – jasa (Services) yang terpadu seperti tempat pendinginan,

10
pengepakan, maupun tempat penyuluhan dan tempat pengumpulan data
perikanan.

2.3 TPI Sebagai Pusat Perkembangan Ekonomi Perikanan


Tempat Pelelangan Ikan sebagai pusat dari perkembangan ekonomi
perikanan dapat kita lihat dari aktifitas, fungsi, tujuan dan manfaat dari tempat
pelelangan itu sendiri.

1. Aktifitas Tempat Pelelangan Ikan


Pelelangan ikan adalah suatu kegiatan di tempat pelelangan ikan guna
mempertemukan penjual dan pembeli sehingga terjadi tawar-menawar
harga ikan yang disepakati bersama (Dwiyanti, 2010). Aktivitas Tempat
Pelelangan Ikan (TPI) yang menyangkut tentang peranan dari prouksi,
distributor dan kegiatan nelayan. Aktivitas pelelangan ikan hasil tangkapan
di daratkan di tempat pendaratan ikan di gedung tempat pendaratan dan
pelelangan ikan yang berlangsung setiap harinya, kapal nelayan yang udah
bersandar langsung membongkar hasil tangkapan untuk dibawa ke gedung
Pemasaran menggunakan gerobak dorong, setelah hasil tangkapan sampai
gedung pemasaran langsung dilakukan proses penanganan sebelum ikan
dipasarkan. Fasilitas yang digunakan saat aktivitas pendaratan yaitu :
dermaga dan gerobak dorong. Alat tangkap yang digunakan nelayan untuk
menangkap ikan seperti Gill Net, Rawai, Sondong, Belat dan Gombang
yang digunakan nelayan untuk menangkap ikan sehingga ikan yang
diperoleh bermacam macam hasil tangkapan nelayan seperti ikan biang,
tenggiri, senangin, lomek, udang, parang, pari dan lainnya tergantung
musim ikan itu ada. Waktu pendaratan ikan di TPI berlangsung sekitar 30
menit ikan yang di daratkan di TPI dibongkar dan di timbang. Hasil rata2
setiap pendaratan ikan berbeda-beda setiap pendaratannya. Proses
pendaratan ikan ini Setelah ikan sesampai di TPI maka dilakukan
penyortiran. Setelah dilakukan penyortiran kemudian masuk dalam
aktifitas pemasaran hasil tangkapan dilakukan pelelangan, dimana proses
lelang di TPI ini dengan cara tawar menawar seperti pasar.

11
Tetapi harga ikan ditentukan toke/agen yang telah ada di TPI, apabila
harga sudah bisa diterima pengecar maka agen langsung menulis jumlah
ikan dan harga kesepakatan dalam bon/faktur yang akan diberikan kepada
pembeli, penjual, arsip untuk PPI dan arsip untuk Pemerintah Kota.
Selanjutnya pengecer dapat membawa ikannya ke pasar untuk di pasarkan
kepada konsumen. Yang teribat dalam pendaratan ikan yaitu nelayan dan
para tengkulak yang sudah hadir di TPI serta agen yang mendata setiap
perolehan ikan dan ikan yang di perjual belikan. Setelah ikan di daratkan
ikan di bawa ke pasar atau dikirim ke luar daerah untuk di perjual belikan
kepada konsumen.
2. Fungsi Tempat Pelelangan Ikan
Fungsi dari Tempat Pelelangan Ikan adalah untuk membantu aktifitas
nelayan yang ingin menjual ikan secara cepat dan dengan harga yang baik
dan untuk menampung hasil tangkapan ikan nelayan. Selain itu, Tempat
Pelelangan Ikan juga dapat membantu nelayan untuk belajar menabung
untuk menghadapi resiko ketika penghasilan atau pendapatan dari
menangkap ikan menurun. Beberapa resiko yang sering terjadi membuat
TPI mangkrak dan tidak berfungsikarena tidak ada ikan dari nelayan
(Andriati, 2012). Tempat Pelelangan Ikan berubah fungsi sebagai tempat
yang dinilai masyarakat lebih menguntungkan misalnya sebagai tempat
warung, ruko dan tempat ekonomis lainnya (Hakim, 2016). Fungsi pokok
Tempat Pelelangan Ikan (TPI) adalah sebagai prasarana pendukung
aktivitas nelayan untuk melakukan kegiatan penangkapan ikan di laut.
Penanganan dan pengolahan hasil ikan tangkapan dan pemasaran bagi
ikan hasil tangkapannya serta sebagai tempat untuk melakukan
pengawasan kapal ikan. (Suwaib Amirrudin 2014). Tempat Pelelangan
lkan (TPI) Sesuai dengannamanya, fungsi Tempat Pelelangan (TPI) adalah
untuk melelang ikan. Di tempat tersebutterjadi pertemuan antara penjual
(nelayan atau pemilik kapal) dengan pembeli (pedagangatau agen
perusahaan perikanan). Fungsi TPI juga untuk menyalurkan dan
menkoordinir sistim penjualan ikan hasil tangkapan nelayan kepada

12
pembeli dengan sistem lelang. Menurut Sajid (2015), fungsi TPI antara
lain adalah :
- Memperlancar kegiatan pemasaran dengan sistem lelang
- Mempermudah pembinaan mutu ikan hasil tangkapan nelayan
- Mempermudah pengumpulan data statistik.
3. Tujuan Tempat Pelelangan Ikan (TPI)
Tujuan dibuatnya tempat pelelangan ikan adalah sebagai tempat
bertemunya pembeli dan penjual ikan. Penjual dalam hal ini adalah
nelayan yang sudah menangkap ikannya. Pemerintah membangun tempat
pelelangan ikan ini untuk melindungi nelayan sehingga mendapatkan
harga terbaik dari hasil tangkapannya di laut.
- Sebagai prasarana aktivitas nelayan untuk melakukan kegiatan
penangkapan ikan.
- Sebagai tempat pengolahan hasil ikan tangkapan dan pemasaran
bagi nelayan.
- Sebagai tempat pengawasan kapal ikan Tujuan dari sistem
Pelelangan Ikan di TPI yang sesungguhnya adalah mencari pembeli
potensial sebanyak mungkin untuk menjual hasil tangkapannya
pada tigkat harga yang menguntungkan tanpa merugikan pedagang
pengumpul. Berbagai kegiatan yang dapat dilaksanakan di TPI
untuk mencapai tujuan yang diharapkan antara lain :
- Meningkatkan animo masyarakat nelayan untuk melakukan
transaksi jual beli di TPI.
- Meningkatkan jumlah pedagang pengumpul atau grosir yang
menangani hasil tangkapan.
- Meningkatkan fungsi dan peranan KUD sebagai organisasi
ekonomi dan mampu bertindak sebagai penyangga pemasaran.
Tujuan utama didirikannya TPI adalah menarik sejumlah pembeli,
sehingga nelayan dapat menjual hasil tangkapannya sesingkat
mungkin dengan harga yang baik serta dapat menciptakan pasaran
yang sehat melalui lelang murni. Berdasarkan fungsi TPI yang ada,

13
maka tujuan dan sasaran yang hendak dicapai oleh TPI ini adalah
dengan pelayanan yang diberikan diharapkan produktivitas kapal
dan pendapatan nelayan akan meningkat.
4. Manfaat Tempat Pelelangan Ikan
Manfaat diadakannya pelelangan ikan di TPI antara lain adalah :
Perolehan harga baik bagi nelayan secara tunai dan tidak
memberatkan konsumen. Adanya pemusatan ikatan-ikatan yang
bersifat monopoli terhadap nelayan (Sajid, 2015). Adapun manfaat
tempat pelelangan ikan (TPI) bagi nelayan yaitu dapat menjualnya di
tempat lelang tersebut manfaatnya tempat pelelangan ikan (TPI) bagi
pembeli yaitu dapat membelinya dengan harga yang lebih murah.

14
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum dilaksanakan pada :

Jum`at 29 Oktober 2021

Pukul : 09.00 – 13.00

Tempat : Tempat Pelelangan Ikan, Pelabuhan Pulau Baai, Kota Bengkulu

3.2. Cara kerja


1. Memahami dan mempelajari tentang usaha TPI, proses produksi yang
terjadi di TPI dan pemasaran yang dilakukan.
2. Membuat kuisioner yang akan di tanyakan kepada responden tentang
sistem yang ada di TPI, proses terjadinya pelelangan, dan pemasaran
usaha dari hasil tangkapan laut.
3. Mencari responden yang memiliki usaha di TPI.
4. Mengambil data dengan wawancara kepada responden mengunakan
pertanyaan-pertanyaan yang telah di buat pada kuisioner.
5. Menganalisa data yang di dapat dari responden.
6. Memabahas hasil analisa.
7. Merangkum semua data dalam bentuk sebuah laporan.
3.3. Analisis Data
Data di ambil secara langsung dengan menginterview responden di lapangan
kemudian data yang di ambil di olah dan di buat dalam suatu laporan.
Pengelolahan data di analisis dengan cara diskritif atau berupa uraian-uraian yang
di rangkum dalam sebuah laporan. Data dianalisis mulai dari biaya, proses
produksi, sampai pemasaran hasil dari tangkapan laut yang ada di TPI.

15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisisi lingkungan TPI di Pulau Baai

TPI sendiri merupkan singkatan dari tempat pelelangan ikan dimana tempat
pelelangan ini merupakan tepat awal ikan-ikan setelah di ditangakap, di Bengkulu
sektor perikanan ikan laut banyak di dapati terutama daerah-daerah yang berada di
dekat pasisir pantai salah satunya kota bengkuu sendiri, dan diantaranya TPI yang
giat aktif beroprasi adalah TPI pulau bai dipulau bai sendiri secara geografi
sebagian besar merupakan pasisir pantai serta di lingkungan yang cuca panas dan
mempunyai dermaga pelabuhan kapal-kapal ikan sehinga sebagain besar
masyarakat bergerak pada sektor perikanan dalam memenuhi kebutuhan
kelaurganya.

Di Bengkulu TPI yang berlokasi di pulau baai merupakan salah satu TPI
yang terbesar di provinsi dan sebagian besar ikan di provinsi Bengkulu berasal
dari sana antara lain banyak masyarakat yang berada di luar kota yang dipasok
kebutuhan ikan dari sana contohnya seperti kabupaten khepayang, kabupaten
seluma, kabupaten Bengkulu tengah, dan kabupaten Bengkulu utara yang
kebutuhan ikan nya berasal dari sana, lembaga-lembaga pemasaran yang beperan
dalam panyaluran ikan ke konsumen ini kadang kala mendapatkan pasokan ikan
dari TPI pulau bai ada yang datang langsung ke tempat pelelangan dan ada juga
yang mendapatkan dari lembaga pemasaran yang besar lainya.

Dengan adanya TPI di pulau bai ini sangat beperan membantu masyarakat
dalam meningkatakan perekonomiannya baik sektor perekonomian perikanan di
sektor on farm maupun perikanan di sektor off farm.

4.2 Peran TPI sebagai perkembangan perokonomian perikanan


Tentunya sebagai salah satu tempat pelelangan ikan (TPI) pasti akan
memberikan pengaruh dalam perkembangan perokonimam masyakat baik

16
masyakat lokal sendiri maupaun masyarakat lainya yang di luar. TPI ini
membawah perekonomian masyarakat tidak hanya bergerak dalam sektor on
farm tapi juga bergerak dalam sektor on farm. didalalam sektor on farm sendiri
contohnya masyarakat bergerk sebagai penangkap ikan di lautan dan juga sebagai
buruh angkut maupun kariawan pelelangan sedangkan pada sektor off farm
masyarakat dapat bergerak seperti penyedia alat-alat tangkap ikan, sebagai
penyedia bahan-bahan sembako, dan warung-warung makanan.
4.3 Perkembangan Perekonomian Perikanan
Pada TPI pulau bai sendiri memberikan perkembangan perekonomian antara lain :
1. Masyarakat sebagai penangakap ikan/nelayan
Dalam menunjang perokonomian dengan adanya TPI masayrakat banyak
yang menjadi buruh penangkap ikan, masyarakat yang bergantung terhadap
pemilik-pemilik kapan. Menjadi buruh ini dapat menarik tenaga kerja yang
cukup banyak.
2. Adanya usaha penyedia alat tangkap ikan
Dengan adanya TPI tentunya alat tangap ikan sangat diperluan maka dari itu
di sisi ini timbulah usaha penyedia alat tangap ikan seperti jarring, pancing,
dan sebagainya.
3. Andanya usaha penyedia makanan atau warung makan dan kopi
TPI juga memberikan perkembangan pada perokonomian seperti warung
makan hal ini di sebabkan di tempat pelelangan ikan terdapat banyak buruh
dan kariawan yang membutuhkan.
4. Adanya usaha penyedia bahan sembako.
Usaha penyedia bahan sembako juga berkembang disini akibat adanya TPI
hal ini karena banyak kariawan dan buruh yang berangkat mencari ikan
memerlukan sembako baik untuk proses berangkat maupun keperluan
sembako untuk keluaga yang di tingalkan di rumah.
5. Adanya agen dan lembaga-lembaga perikanan
Dengan adanya TPI timbul agen-agen dan lembaga pemasaran lainya yang
dapat meningkatkan pengahsilan para lembaga pemasran.

17
6. Adanya pasar tradisional perikanan
Adanya TPI maka timbul juga pasar tradisional yang beperan sebagai tempat
proses pemasran ikan dan tempat perkembangan ekonomi selanjutnya.
7. Adanya usaha penyedia batu es
Dampak perkembangan juga di rasakan oleh penyedia batu es atau pabrik
batu es yang dimana mengingat sifat dari ikan yang jika tidak di proses ikan
akan rusak maka dari itu timbul juga usaha penyedia batu es yang juga
merupakan perkembangan ekonomi.

18
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesumpulan
Tempat pelelangan ikan (TPI) merupakan tempat yang memberikan dampak
yang cukup besar terhadap perkembagan masyarakat dari adanya TPI dapat
memberikan dampak terhadap usah-usaha lainya yang berkaitan terhadap kegiatan
ekonomi antara lain :
1. Adanya usaha buruh penangakapan ikan,
2. Adanya usaha alat penangkapan ikan,
3. Adanya usaha warung kopi dan makanan,
4. Adanya usaha enyedia bahan sembako,
5. Adanya usaha pabrik batu es,
6. Timbulnya pengecer-pengecer dan agen-agen,
7. Timbulnya pasar tradisional yang beperan dalam perkembangan ekonomi.
Tempat pelelangan ikan ini dapat menarik para masyarakat yang di luar kota
yang ingin masuk dalam usaha perikanan.
5.2 Saran
1. Masyarakat harus memperhatikan kebersihan lingkungan.
2. Masyarakat dapat mengolah hasil perikanan sehingga menghasilkan nilai
tambah.
3. Sumber daya manusia harus di perbaiki agar terampil.
4. Masyarakat juga harus memperhatikan pendidikan di sekitarnya.
5. Usaha yang menunjang menggenai perikanan dapat di tingkatkan dan di
kembangkan lagi.

19
DAFTAR PUSTAKA

Saputra, Agung. TEMPAT PELELANGAN IKAN DI BRONDONG


KABUPATEN LAMONGAN Tema: Post-modern. Diss. ITN Malang, 2017.

Laksono, Mochamad Firmansyah. Tempat Pelelangan Ikan di Sendang Biru Tema


Arsitektur Simbolis. Diss. ITN MALANG, 2014.

ADAM, MAHARANI LAKSMI. "PENGANTAR EKONOMI PERIKANAN."

UTAMI, Irsa Dwi. Perkembangan Perikanan Lamongan Tahun 1998-


2008. Avatara, 2016, 4.3.

20
LAMPIRAN DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai