Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

“Perilaku Taat, Kompetisi Dalam Kebaikan dan Etos Kerja”

XI-IPA 3
Nama :
Syal Sabilah Oktarina

SMA NEGERI 9 KOTA BENGKULU


KOTA BENGKULU
PROVINSI BENGKULU
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................................3
Perilaku Taat.............................................................................................................................4
Kompetisi dalam Kebaikan......................................................................................................5

SMA NEGERI 9 KOTA BENGKULU | 2


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah
tentang “Perilaku Taat, Kompetisi Dalam Kebaikan dan Etos Kerja” dan manfaatnya untuk
masyarakat.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Perilaku taat, kompetisi dalam
kebaikan dan etos kerja dapat memberikan manfaat terhadap pembaca.
    
                                                                                      Bengkulu,  Juli 2021

SMA NEGERI 9 KOTA BENGKULU | 3


1. Perilaku Taat
Taat memiliki arti tunduk, tidak berlaku curang, dan atau setia. Aturan adalah tindakan
atau perbuatan yang harus dijalankan. Taat pada aturan adalah sikap tunduk kepada tindakan
atau perbuatan yang telah dibuat baik oleh Allah Swt., nabi, pemimpin, atau yang lainnya.
Aturan yang paling tinggi adalah aturan yang dibuat oleh Allah Swt., yaitu terdapat pada
al-Qur’an. Aturan dibuat dengan tujuan agar tercipta ketertiban dan ketenteraman. Selain taat
kepada Allah SWT dan Nabi, islam juga memerintahkan umatnya untuk taat kepada
pemimpin. Jika kita melanggar peraturan, maka kita akan mendapatkan sanksi seperti dosa,
hukuman atau yang lain. Contoh perbuatan taat peraturan dalam agama islam,
yaitu Menjalankan sholat lima waktu, puasa, dan melaksanakan perintah-perintah Allah yang
lain.

ِ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آَ َمنُوا أَ ِطيعُوا^ هَّللا َ َوأَ ِطيعُوا ال َّرسُو َ^ل َوأُولِي اأْل َ ْم ِر ِم ْن ُك ْم فَإِ ْن تَنَا َز ْعتُ ْم فِي َش ْي ٍء فَ ُر ُّدوهُ إِلَى هَّللا‬
‫ك خَ ْي ٌر َوأَحْ َسنُ تَأْ ِوياًل‬ َ ِ‫َوال َّرسُو ِل إِ ْن ُك ْنتُ ْم تُ ْؤ ِمنُونَ بِاهَّلل ِ َو ْاليَوْ ِم اآْل َ ِخ ِر َذل‬
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul Muhammad, dan Ulil
Amri di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah kepada Allah dan Rasul, jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian.
Yang demikian itu lebih utama dan lebih baik akibatnya.”(Q.S. An-Nisa/4: 59).
Adapun isi kandungan yang terdapat pada ayat ini :
 Setiap orang yang beriman harus ta'at kepada Allah dan Rasulnya
 Kepada pemimpin kita juga harus ta'at jika pemimpin itu benar, berdasarkan al-qu'an
dan al-hadits, namun jika pemimpin itu tidak berdasarkan al-qur'an dan al-hadits kita
boleh tidak menta'atinya
 Apabila terjadi perselisihan dalam suatu urusan, maka harus kembali kepada Allah
dan Rasul-Nya. maksud dari kembali kepada Allah dan Rosul-Nya adalah kita
kembali kepada al-qur'an dan al-hadits, kita cari dasar hukumnya atau dalilnya dalam
al-qur'an dan al-hadits tentang apa yang kita perselisihkan itu.
Peranan pemimpin sangatlah penting. Sebuah institusi, dari terkecil sampai pada suatu
negara sebagai institusi terbesar, tidak akan tercapai kestabilannya tanpa ada pemimpin.
Tanpa adanya seorang pemimpin dalam sebuah negara, tentulah negara tersebut akan menjadi
lemah dan mudah terombang-ambing oleh kekuatan luar. Oleh karena itu, Islam
SMA NEGERI 9 KOTA BENGKULU | 4
memerintahkan umatnya untuk taat kepada pemimpin karena dengan ketaatan rakyat kepada
pemimpin (selama tidak maksiat), akan terciptalah keamanan dan ketertiban serta
kemakmuran.
Kita memang diperintah oleh Allah Swt. untuk taat kepada ulil amri. Namun, perlu
diperhatikan bahwa perintah taat kepada ulil amri tidak digandengkan dengan kata “taat”;
sebagaimana kata “taat” yang digandengkan dengan Allah Swt. dan rasul-Nya. Quraish
Shihab, Mufassir Indonesia, memberi ulasan yang menarik: “Tidak disebutkannya kata “taat”
pada ulil amri untuk memberi isyarat bahwa ketaatan kepada mereka tidak berdiri sendiri,
tetapi berkaitan atau bersyarat dengan ketaatan kepada Allah Swt. dan rasul-Nya. Artinya,
apabila perintah itu bertentangan dengan nilai-nilai ajaran Allah dan rasul-Nya, tidak
dibenarkan untuk taat kepada mereka. Lebih lanjut Rasulullah saw. menegaskan dalam hadis
berikut ini:
Artinya: “Dari Abi Abdurahman, dari Ali sesungguhnya Rasulullah bersabdaTidak boleh taat
terhadap perintah bermaksiat kepada Allah, sesungguhnya ketaatan itu hanya dalam hal yang
makruf.” (H.R. Muslim)
Umat Islam wajib menaati perintah Allah Swt. dan rasul-Nya dan diperintahkan pula
untuk mengikuti atau menaati pemimpinnya. Tentu saja, apabila pemimpinnya
memerintahkan kepada hal-hal yang baik. Apabila pemimpin tersebut mengajak kepada
kemungkaran, wajib hukumnya untuk menolak.
Perilaku mulia ketaatan yang perlu dilestarikan adalah:
1. Selalu menaati perintah Allah Swt. dan rasul-Nya, serta meninggalkan larangan-Nya,
baik di waktu lapang maupun di waktu sempit.
2. Merasa menyesal dan takut apabila melakukan perilaku yang dilarang oleh Allah dan
rasul-Nya.
3. Menaati dan menjujung tinggi aturan-aturan yang telah disepakati, baik di rumah, di
sekolah maupun di lingkungan masyarakat.
4. Menaati pemimpin selagi perintahnya sesuai dengan tuntutan dan syariat agama.

2. Kompetisi dalam Kebaikan


Kompetisi adalah aktivitas manusia untuk mencapai tujuan dengan cara mengalahkan
orang lain atau kelompok. Individu atau sekelompok manusia memilih untuk bekerja sama
atau berkompetisi tergantung dari situasi dan kondisinya. Ada kompetisi yang baik,

SMA NEGERI 9 KOTA BENGKULU | 5


juga ada yang buruk. Bukan hanya untuk menjadi yang terbaik, tetapi juga berkompetisi
untuk meraih cita-cita yang diinginkan.
Namun sayangnya banyak orang terjebak pada kompetisi semu yang hanya
memperturutkan syahwat hawa nafsu duniawi dan jauh dari suasana robbani. Kompetisi
usaha-pekerjaan, kompetisi harta-kekayaan, kompetisi jabatan kedudukan dan kompetisi
lainnya, yang semuanya bak fatamorgana. Indah menggoda, tetapi sesungguhnya tiada. Itulah
kompetisi yang menipu diri. Bahkan, hal yang sangat memilukan pun tak jarang dalam
kompetisi yang selalu diiringi “suudzon” buruk sangka, bukan hanya kepada manusia, tetapi
juga kepada Allah Swt. Lebih parah lagi jika rasa iri dan riya ikut bermain dalam kompetisi
tersebut. Allah Swt. telah memberikan pengarahan bahkan penekanan kepada orang-orang
beriman untuk berkompetisi dalam kebaikan sebagaimana firman-Nya dalam Al-Quran :

^‫ب^ َو^ ُم^ هَ^ ْي^ ِم^ ن^ً ا^ َع^ لَ^ ْي^ ِه^ ۖ^ فَ^ ا^ ْ^ح^ ُك^ ْم‬ ِ ^‫ص^ د^ِّ^ ق^ً ا^ لِ^ َم^ ا^ بَ^ ْي^ َ^ن^ يَ^ َد^ ْي^ ِه^ ِم^ َ^ن^ ا^ ْل^ ِك^ تَ^ ا‬ ^َ ^‫ب^ بِ^ ا^ ْل^ َ^ح^ ق^ِّ^ ُم‬ ^َ ^‫ك^ ا^ ْل^ ِك^ تَ^ ا‬
َ ^‫َو^ أَ^ ْن^ َز^ ْل^ نَ^ ا^ إِ^ لَ^ ْي‬
ً^‫ك^ ِم^ َ^ن^ ا^ ْل^ َح^ ق^ِّ^ ۚ^ لِ^ ُك^ ل^ٍّ^ َج^ َع^ ْل^ نَ^ ا^ ِم^ ْن^ ُك^ ْم^ ِش^ ْ^ر^ َع^ ة‬ َ ^‫بَ^ ْي^ نَ^ هُ^ ْم^ بِ^ َم^ ا^ أَ^ ْن^ َز^ َل^ هَّللا ُ^ ۖ^ َو^ اَل تَ^ ت^َّ بِ^ ْع^ أَ^ ْه^ َو^ ا^ َء^ هُ^ ْم^ َع^ م^َّ ا^ َج^ ا^ َء‬
^‫َو^ ِم^ ْن^ هَ^ ا^ ًج^ ا^ ۚ^ َو^ لَ^ ْ^و^ َش^ ا^ َء^ هَّللا ُ^ لَ^ َج^ َع^ لَ^ ُك^ ْم^ أُ^م^َّ ة^ً َو^ ا^ ِ^ح^ َد^ ة^ً َو^ٰ^لَ^ ِك^ ْ^ن^ لِ^ يَ^ ْب^ لُ^ َ^و^ ُك^ ْم^ فِ^ ي^ َم^ ا^ آ^تَ^ ا^ ُك^ ْم^ ۖ^ فَ^ ا^ ْس^ تَ^ بِ^ قُ^ و^ا‬
^‫ت^ ۚ^ إِ^ لَ^ ى^ هَّللا ِ^ َم^ ْ^ر^ ِ^ج^ ُع^ ُك^ ْم^ َ^ج^ ِم^ ي^ ًع^ ا^ فَ^ يُ^ نَ^ ب^ِّ^ ئُ^ ُك^ ْم^ بِ^ َم^ ا^ ُك^ ْن^ تُ^ ْم^ فِ^ ي^ ِه^ تَ^ ْ^خ^ تَ^ لِ^ فُ^ و^ َن‬ ِ ^‫ا^ ْل^ َ^خ^ ْي^ َ^ر^ ا‬
Artinya :
“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan
apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian
terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah
turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran
yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan
jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat
(saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka
berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya,
lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.”(Q.S. al-Maidah/5:
48)
Adapun isi kandungan yang terdapat pada ayat ini :
 Setiap agama mempunyai cara tersendiri untuk beribadah/taat kepada Allah Swt.
 Dengan adanya perbedaan tersebut, maka berlomba-lombalah dalam hal kebaikan
bukan keburukan.
 Karena setiap perbuatan kita akan dipertanggung jawabkan diakhirat nanti.

SMA NEGERI 9 KOTA BENGKULU | 6


Pada Q.S. Al-Maidah/5: 48 Allah Swt. Menjelaskan bahwa setiap kaum diberikan aturan
atau syariat. Syariat setiap kaum berbeda beda sesuai dengan keadaan waktu dan keadaan
hidupnya. Meskipun mereka berbeda-beda, yang terpenting adalah semuanya beribadah
dalam rangka mencari rida Allah Swt., atau berlomba-lomba dalam kebaikan. Akhir ayat ini
juga mengatakan, perbedaan syariat tersebut seperti layaknya perbedaan manusia dalam
penciptaannya, bersuku-suku, berbangsa-bangsa.
Alasan mengapa kita diperintahkan untuk berlomba-lomba dalam kebaikan adalah:
1. Bahwa melakukan kebaikan tidak bisa ditunda-tunda, melaikan harus segera
dikerjakan. Sebab kesempatan hidup sangat terbatas, begitu juga kesempatan berbuat
baik belum tentu setiap saat kita dapatkan.
2. Bahwa untuk berbuat baik hendaknya saling memotivasi dan saling tolong-menolong,
di sinilah perlunya kolaborasi atau kerja sama.
3. Bahwa kesigapan melakukan kebaikan harus didukung dengan kesungguhan.

‫^ل أَ ْن‬
َ ^‫^ال يَ^^ا أَيُّهَ^^ا النَّاسُ تُوبُ^^وا إِلَى هَّللا ِ قَ ْب‬
َ ^َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َس^لَّ َم فَق‬
َ ِ ‫ع َْن َجابِ ِر ب ِْن َع ْب ِد هَّللا ِ قَا َل خَ طَبَنَا َرسُو ُل هَّللا‬
‫^ر ُك ْم لَ^هُ َو َك ْث^ َر ِة‬ َ ‫ص^لُوا الَّ ِذي بَ ْينَ ُك ْم َوبَ ْينَ َربِّ ُك ْم بِ َك ْث‬
ِ ‫^ر ِة ِذ ْك‬ ِ ‫تَ ُموتُوا^ َوبَا ِدرُوا^ بِاأْل َ ْع َما ِل الصَّالِ َح ِة قَب َْل أَ ْن تُ ْش^ َغلُوا َو‬
‫ض َعلَ ْي ُك ْم ْال ُج ُم َعةَ فِي َمقَ^^ا ِمي‬ َ ‫صرُوا^ َوتُجْ بَرُوا^ َوا ْعلَ ُموا أَ َّن هَّللا َ قَ ْد ا ْفت ََر‬ َ ‫ص َدقَ ِة فِي ال ِّس ِّر َو ْال َعاَل نِيَ ِة تُرْ َزقُوا^ َوتُ ْن‬
َّ ‫ال‬
‫هَ َذا فِي يَوْ ِمي هَ َذا فِي َشه ِْري هَ َذا ِم ْن عَا ِمي هَ َذا إِلَى يَوْ ِم ْالقِيَا َم ِة فَ َم ْن ت ََر َكهَ^^ا فِي َحيَ^^اتِي أَوْ بَ ْع^ ِدي َولَ^هُ إِ َم^^ا ٌم‬
َ ‫^ر ِه أَاَل َواَل‬
‫ص^اَل ةَ لَ^هُ َواَل‬ ِ ^‫عَا ِد ٌل أَوْ َجائِ ٌر ا ْستِ ْخفَافًا بِهَا أَوْ ُجحُودًا لَهَا فَاَل َج َم َع هَّللا ُ لَهُ َش ْملَهُ َواَل بَا َركَ لَهُ فِي أَ ْم‬
‫^رأَةٌ َر ُجاًل َواَل‬
َ ^‫َاب هَّللا ُ َعلَ ْي^ ِه أَاَل اَل تَ^ ُؤ َّم َّن ا ْم‬ َ ُ‫صوْ َم لَهُ َواَل بِ َّر لَهُ َحتَّى يَت‬
َ ‫وب فَ َم ْن ت‬
َ ‫َاب ت‬ َ ‫زَ َكاةَ لَهُ َواَل َح َّج لَهُ َواَل‬
ُ ‫طه‬َ ْ‫يَ ُؤ َّم أَ ْع َرابِ ٌّي ُمهَا ِجرًا َواَل يَ ُؤ َّم فَا ِج ٌر ُم ْؤ ِمنًا إِاَّل أَ ْن يَ ْقهَ َرهُ بِس ُْلطَا ٍن يَخَافُ َس ْيفَهُ َو َسو‬

Artinya :
Dari Jabir bin ‘Abdullah, ia berkata, “Rasulullah berkhutbah di hadapan kami, beliau
mengatakan: “Wahai manusia, bertaubatlah kepada Allah sebelum kalian mati, bersegeralah
beramal shalih sebelum kalian sibuk, dan sambunglah antara kalian dengan Rabb kalian
dengan memperbanyak dzikir kepada-Nya, banyak sedekah dengan sembunyi-sembunyi
maupun terang-terangan. Niscaya kalian akan diberi rezeki, ditolong dan dicukupi.
Ketahuilah, sesungguhnya Allah telah mewajibkan kepada kalian salat Jum’at di tempat
berdiriku ini, di hariku ini, di bulanku ini dan di tahunku ini hingga hari kiamat. Barangsiapa
meninggalkannya di waktu hidupku atau setelahku, dan dia memiliki Imam adil atau bejat,
kemudian meremehkan atau menolaknya, maka Allah tidak akan menyatukannya dan

SMA NEGERI 9 KOTA BENGKULU | 7


urusannya tidak akan diberkahi. Ketahuilah, tidak ada salat, tidak ada zakat, tidak ada haji,
tidak ada puasa, dan tidak ada kebaikan baginya hingga ia bertaubat. Maka barang siapa
bertaubat, Allah akan menerima taubatnya. Ketahuilah, tidak boleh seorang perempuan
mengImami lakilaki, orang badui mengimami seorang muhajir dan tidak boleh orang fajir
mengimami seorang mukmin, kecuali jika ia memaksanya dengan kekuasaan yang ditakuti
pedang dan cambuknya" (HR. Ibnu Majah).

Perilaku mulia kompetisi dalam kebaikan yang perlu dilestarikan adalah:


1. Meyakini bahwa hidup itu perjuangan dan di dalam perjuangan ada kompetisi.
2. Berkolaborasi dalam melakukan kompetisi agar pekerjaan menjadi ringan, mudah,
dan hasilnya maksimal.
3. Dalam berkolaborasi, semuanya diniatkan ibadah, semata-mata mengharap rida Allah
Swt.
4. Selalu melihat sesuatu dari sisi positif, tidak memperbesar masalah perbedaan, tetapi
mencari titik persamaan.
5. Ketika mendapatkan keberhasilan, tidak tinggi hati; ketika mendapatkan kekalahan, ia
selalu sportif dan berserah diri kepada Allah Swt.

SMA NEGERI 9 KOTA BENGKULU | 8

Anda mungkin juga menyukai