Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Hak dan Kewajiban Hamba kepada Allah SWT

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Hadist Aqidah dan Ibadah

Dosen pembimbing:
Dr. Dadah, M.Ag

Disusun oleh :
Sismaloa Iflatunnisa 1211060090

PROGRAM STUDI ILMU HADIS


FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan hidahayah-Nya serta berbagai upaya,tugas makalah mata
kuliah Hadis Aqidah dan Ibadah yang membahas tentang Hak dan Kewajiban Hamba kepada
Allah dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Dalam penyusunan makalah ini, ditulis berdasarkan jurnal yang berkaitan dengan Hak
dan Kewajiban Hamba kepada Allah. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih kurang
sempurna. Untuk itu diharapkan berbagai masukan yang bersifat membangun demi
kesempurnaannya.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat membawa manfaat untuk pembaca.

Sukabumi, 25 Desember 2021

Sismaloa Iflatunnisa
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2

BAB I..........................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4

A. Latar Belakang Masalah..................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah............................................................................................................................4

C. Tujuan Masalah...............................................................................................................................4

D. Manfaat............................................................................................................................................4

BAB II.........................................................................................................................................................5

1PEMBAHASAN.......................................................................................................................................5

1. Pengertian khalifah..........................................................................................................................5

2. Pengertian Akhlak...........................................................................................................................5

3. Hak dan kewajiban kepada Allah.....................................................................................................6

BAB III......................................................................................................................................................10

PENUTUP.................................................................................................................................................10

Kesimpulan............................................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam konteks Al-Quran memandang manusia sebagai “wakil” atau “khalifah” Allah
di bumi, untuk memfungsikan kekhalifahannya Allah telah melengkapi manusia potensi
intelektual dan spiritual sekaligus. Allah menganugrahi akal kepada manusia, dan dengan
akal itulah Allah menurunkan agama. Agama sebagai petunjuk dan pedoman dalam
kehidupan, merupakan dasar untuk mengatur bagaimana berhubungan dengan sang pencipta
dan hubungan dengan alam semesta.

Kemudian, dalam ajaran Islam yang bersifat universal harus bisa diaktualisasikan
dalam kehidupan individu, masyarakat, berbangsa dan bernegara secara maksimal.
Aktualisasi tersebut tentu terkait dengan pelaksanaan hak dan kewajibannya kepada Allah ,
sesama manusia dan lingkungannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu khalifah ?

2. Apa itu akhlak ?

3. Apa hak dan kewajiban Hamba kepada Allah ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian khalifah

2. Untuk mengetahui akhlak

3. Untuk mengetahui hak dan kewajiban Hamba kepada Allah

D. Manfaat
Manfaat yang diambil yaitu membantu pembaca dalam memahami menjadi
khalifah dimuka bumi, memahami akhlak, dan mengetahui hak dan kewajiban hamba
kepada Allah.
BAB II

1PEMBAHASAN

1. Pengertian khalifah
Dalam konteks Al-Quran memandang manusia sebagai “wakil” atau “khalifah”
Allah di bumi, untuk memfungsikan kekhalifahannya Allah telah melengkapi manusia
potensi intelektual dan spiritual sekaligus. Allah menganugrahi akal kepada manusia, dan
dengan akal itulah Allah menurunkan agama. agama sebagai petunjuk dan pedoman
dalam kehidupan, merupakan dasar untuk mengatur bagaimana berhubungan dengan sang
pencipta dan hubungan dengan alam semesta. Manusia dalam agama merupakan bagian
dari lingkungan hidupnya, sehingga manusia ditunjuk sebagai khalifah di muka bumi ini.

Khalifah adalah orang yang mewakili umat dalam menjalankan pemerintahan,


kekuasaan dan penerapan hukum- hukum syariah. Dan khalifah adalah wakil umat dalam
kehidupan di muka bumi. Makna khalifah dalam islam sebagaisatu-satunya pemimpin di
seluruh penjuru dunia, sehingga khalifah menjadi pemimpin seluruh umat islam dari
segala penjuru dunia.

Interaksi antara manusia dengan sumber-sumber alam harus berlangsung


berdasarkan kaidah-kaidah yang diatur oleh Allah SWT dan sunnah Rasulullah SAW.
Bahkan Allah mengamanahkan bumi kepada manusia untuk menyikapi ketentuan dan
hukum- hukumnya.[1]

2. Pengertian Akhlak
Kata “akhlak” berasal dari bahasa Arab, yaitu Jama’ dari kata “khuluqun” yang
secara linguistik diartikan dengan budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat, tata
karma, sopan santun, adab, dan tindakan. Kata “ akhlak “ juga berasal dari kata “khlaqa“
atau “khalqun“, artinya kejadian, serta erat hubungannya dengan “Khaliq“,artinya
menciptakan, tindakan atau perbuatan, sebagaimana terdapat kata “al-Khaliq“, artinya
pencipta atau dan “makhluq“, artinya yang diciptakan.

Kata “khalaq“, artinya telah berbuat, menciptakan, atau mengambil keputusan


unutk bertindak. Secara termonologis, akhlak adalah tindakan yang tercermin pada
akhlak Allah SWT., yang salah satunya dinyatakan sebagai pencipta manusia dari
segumpal darah; Allah SWT. Sebagai sumber pengetahuan yang melahirkan kecerdasan
manusia, pembebasan dari kebodohan, serta peletak dasar yang paling utama dalam
pendidikan.

3. Hak dan kewajiban kepada Allah


Pertama-tama wajib bagi setiap hambanya mencintai Allah SWT, dan ini
merupakan bentuk ibadah yang paling agung. Diantara manusia ada orang-orang yang
menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana
mereka mencintai Allah.

Allah yang memberi anugerah kepada segenap hamba-Nya dengan berbagai


nikmat, baik lahir maupun batin. Selanjutnya, setelah mencintai Allah SWT, kita wajib
pula mencintai Rasul-Nya, Muhammad sallallahu alaihi wa sallam; sebab beliau adalah
orang yang menyeru Kepada Allah, yang mengenalkan kepadaNya, menyampaikan
syari’at-Nya dan yang menjelaskan hukum-hukumNya. Karena itu, kebaikannya yang
diperoleh kaum mukmuin, baik dunia maupun akhirat, adalah dari usaha Rasulullahu
alaihi wa sallam. Dan tidaklah seseorang masuk surga kecuali mentaati dan mengikutinya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Dalam suatu hadits disebutkan bahwa ada tiga
(3) perkara yang jika seseorang memilikinya akan merasakan manisnya iman, yaitu bila
Allah dan RasulNya lebih ia cinta daripada selain keduanya, dan tidak mencintai
seseorang kecuali karena Allah serta benci kembali kepada kekufuran setelah Allah
menyelamatkannya daripadanya, sebagaimana ia benci untuk dilemparkan ke Neraka.”

Kemudian, dalam ajaran Islam yang bersifat universal harus bisa diaktualisasikan
dalam kehidupan individu, masyarakat, berbangsa dan bernegara secara maksimal.
Aktualisasi tersebut tentu terkait dengan pelaksanaan hak dan kewajibannya kepada
Allah, Rasul-Nya, sesama manusia dan lingkungannya. Khusus pada aktualisasi akhlak
(hak dan kewjiban) seorang hamba kepada Allah terlihat dari pengetahuan, sikap,
perilaku dan gaya hidup yang dipenuhi dengan kesadaran tauhid kepada Allah SWT, Hal
itu bisa dibuktikan dengan berbagai perbuatan amal shaleh, ketaqwaan, ketaatan dan
ibadah kepada Allah SWT secara ikhlas.
‫ك بْنُ ُع َمي ٍْر ع َْن اب ِْن أَبِي لَ ْيلَى ع َْن ُم َعا ِذ ب ِْن َجبَ ٍل قَال‬
ِ ِ‫ب َح َّدثَنَا أَبُو َع َوانَةَ َح َّدثَنَا َع ْب ُد ْال َمل‬ ِ ‫ك ْب ِن أَبِي ال َّش َو‬
ِ ‫ار‬ ِ ِ‫َح َّدثَنَا ُم َح َّم ُد بْنُ َع ْب ِد ْال َمل‬

‫ت‬ ُ ‫ا ِد َعلَى هَّللا ِ قُ ْل‬nnَ‫ق ْال ِعب‬


ُّ ‫ق هَّللا ِ َعلَى ْال ِعبَا ِد َو َما َح‬ ُّ ‫ار فَقَا َل يَا ُم َعا ُذ هَلْ تَ ْد ِري َما َح‬ ٍ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َوأَنَا َعلَى ِح َم‬ َ ِ ‫َم َّر بِي َرسُو ُل هَّللا‬
‫ق ْال ِعبَا ِد َعلَى هَّللا ِ إِ َذا فَ َعلُوا َذلِكَ أَ ْن اَل يُ َع ِّذبَهُ ْم‬
ُّ ‫ق هَّللا ِ َعلَى ْال ِعبَا ِد أَ ْن يَ ْعبُدُوهُ َواَل يُ ْش ِر ُكوا بِ ِه َش ْيئًا َو َح‬
َّ ‫هَّللا ُ َو َرسُولُهُ أَ ْعلَ ُم قَا َل فَإ ِ َّن َح‬

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdul Malik bin Abu As
Syawarib telah menceritakan kepada kami Abu 'Awanah telah menceritakan kepada kami
Abdul Malik bin 'Umair dari Ibnu Abu Laila dari Mua'dz bin Jabal dia berkata,
"Rasulullah ‫ ﷺ‬lewat di dekatku, ketika aku berada di atas keledai, beliau
bertanya, "Wahai Mu'adz, apakah kamu tahu apakah hak Allah terhadap hamba-hamba-
Nya? Dan apa hak seorang hamba terhadapa Allah?" Aku menjawab, "Allah dan rasul-
Nya yang lebih mengetahui." beliau bersabda, "Sesungguhnya hak Allah terhadap
hamba-hamba-Nya ialah supaya mereka menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya
dengan sesuatu apapun, sedangkan hak seorang hamba terhadap Allah adalah jika mereka
melaksanakan hal itu, maka Dia tidak akan mengazab mereka."

Kandungan hadits mengisyaratkan bahwa orang musyrik tidak mendapatkan hak


selamat dari siksa walaupun dia melakukan amal shalih. Supaya orang-orang beriman
mengenal rendahnya nilai orang-orang musyrikin yang mati dengan membawa amal
shalih.

Salah satu hak wajib pada Allah yaitu beribadah pada Allah ta’ala semata dan
meninggalkan kesyirikan. Ibadah merupakan hak Allah yang harus murni
dipersembahkan semuanya pada Allah, tidak boleh sedikitpun dialihkan pada selain-Nya.

Pemahaman dari hadits ini, hamba berhak mendapat azab atas sebab syirik karena
dia meninggalkan hak Allah ta’ala.

Maka kondisi orang yang musyrik itu :

1. Hak Allah untuk meringankan siksa mereka sesuai dengan amalan yang
dilakukannya. Hal ini merupakan keadilan Allah, hikmah-Nya dan rahmat-
Nya.
2. Tidak mendapatkan hak untuk masuk surga meskipun dengan keberadaan
amal shalihnya, sebab yang berhak masuk surga hanya orang-orang
muwahidin (bertauhid).

Ketika seorang dapat menunaikan hak Allah yaitu mentauhidkannya dan tidak
melakukan kesyirikan, maka dia akan menyandarkannya pada keutamaan Allah ta’ala.
Mereka adalah orang-orang yang memuji pada Rabb mereka di dunia dan juga nanti di
surga penuh kenikmatan. Pujian pada Allah ta’ala di awal dan di akhir. Memuji-Nya
ketika melihat kebenaran janjinya; yaitu janji hak Allah yang tidak akan mengazab
mereka.

Ada empat alasan kenapa manusia harus berakhlak kepada Allah :

1. karena Allah yang telah menciptakan manusia

2. Karena Allah yang telah memberikan perlengkapan pancaindra, berupa


pendengaran, penglihatan, akal pikiran dan hati sanubari, di samping anggota
badan yang kokoh dan sempurna kepada manusia.

3. Karena Allah yang telah menyediakan berbagai bahan dan sarana yang diperlukan
bagi kelangsungan hidup manusia, seperti bahan makanan yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan, air, udara, binatang ternak dan sebagainya.

4. Karena Allah yang telah memuliakan manusia dengan diberikannya akan


kemampuan menguasai daratan dan lautan.

Dari kesadaran terhadap hal tersebut lahirlah tingkah laku dan sikap darimanusia
kepada Allah SWT, akan di kemukakan beberapa akhlak kepada Allah SWT, secara lebih
rinci yaitu:

1. Mensucikan Allah dan memuji-Nya, Q.S.Al-Isra’: 44.

2. Bertawaakkal, berserah diri, kepada Allah. Dalam Al-Qur’an perintah tawakkal


kepada Allah terulang dalam bentuk tunggal sebanyak sembilan kali dan bentuk
jamak sebanyak dua kali. Semua didahului oleh perintah untuk melakukan sesuatu.
Dalam konteks tawakkal kepada Allah, manusia harus mempercayakan diri kepada-
Nya dalam melaksanakan sesuatu pekerjan yang telah direncanakan secara matang
dan mantap. (Q.S Al-Anfal ayat 61).

3. Berbaik sangka kepada Allah, bahwa yang datang dari Allah kepada makhluknya
hanya kebaikan, Q.S. An-Nisa’: 79.

4. Beribadah hanya kepada Allah, dan meninggalkan kesyirikan.

5. Berdo’a khusus kepada Allah, Berdo’a artinya meminta sesuatu kepada Sang
Pencipta, agar apa yang diupayakan atau sesuatu yang diinginkan tercapai. Adapun
diantara syarat-syarat diijabahnya do’a seseorang oleh Allah sebagai berikut;
bersungguh dalam memanjatkan do’a; penuh keyakinan do’anya diterima; berdo’a
khusyuk, memohon yang masuk akal, dilakukan secara ikhlas, menjauhkan diri dari
segala hal yang dilarang oleh Allah.

6. Zikrullah, yaitu ingat kepada Allah. Dalam Islam, manusia diperintahkan untuk selalu
ingat kepada Allah baik waktu lapang maupun waktu sempit, baik waktu sendirian
maupun waktu bersama-sama, baik waktu sehat maupun waktu sakit, Zikir yang
disuruh dalam Islam tidak terbatas jumlahnya atau zikir yang sebanyak-banyaknya.

7. Bersyukur kepada Allah, yaitu menyadari bahwa segala nikmat yang ada merupakan
karunia Allah dan anugerah dari Allah semata. Sehingga, kalau manusia mendapatkan
nikmat, maka pergunakan sesuai dengan yang diperintahkan Allah.

Semakin manusia mendekatkan dirinya kepada Allah dengan jalan mengikuti


perintah dan menjauhi larangan-Nya, berarti semakin kuat bukti manusia berakhlak
kepada Rasul-Nya.[2]
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
 Khalifah adalah orang yang mewakili umat dalam menjalankan pemerintahan,
kekuasaan dan penerapan hukum- hukum syariah.

 Akhlak sebagai sumber pengetahuan yang melahirkan kecerdasan manusia,


pembebasan dari kebodohan, serta peletak dasar yang paling utama dalam
pendidikan.

 Semakin manusia mendekatkan dirinya kepada Allah dengan jalan mengikuti


perintah dan menjauhi larangan-Nya, berarti semakin kuat bukti manusia
berakhlak kepada Rasul-Nya.

 Hamba berhak mendapat azab atas sebab syirik karena dia meninggalkan hak
Allah ta’ala.
DAFTAR PUSTAKA
[1] W. Mardliyah, S. Sunardi, and L. Agung, “Peran Manusia Sebagai Khalifah Allah di
Muka Bumi: Perspektif Ekologis dalam Ajaran Islam,” J. Penelit., vol. 12, no. 2, p. 355,
2018, doi: 10.21043/jp.v12i2.3523.

[2] A. Mahmud, “Akhlak Terhadap Allah Dan Rasulullah,” Sulesana, J. Wawasan Keislam.,
vol. 11, p. 9, 2017.

Anda mungkin juga menyukai