Disusun Oleh :
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan karunia-
Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah ini dengan tepat waktu. Tidak lupa
shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW, yang syafa’atnya kita nantikan kelak.
Kami menyadari bahwa dalam belum sempurna dari segi penulisan dan iisi bahasan
sangat jauh dari kata sempurna. Maka dari itu kami dengan senang hati menerima segala bentuk
kritik dan saran demi menyempurnakan makalah ini. Kami memohon maaf jika banyak
kesalahan dalam makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan .................................................................................................... 11
B. Saran............................................................................................................... 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Agama Islam merupakan ajaran yang dibawa oleh nabi Muhammad Saw. Tidak ada
agama yang sempurna sepanjang masa selain agama Islam. Nabi Muhammad Saw
merupakan Rasul akhir zaman atau Rasul penutup para nabi, yang diutus oleh Allah untuk
seluruh umat manusia yang ada di muka bumi. Nabi Muhammad Saw turun ke muka bumi
untuk menyelesaikan misinya yaitu menyempurnakan akhlak manusia, sebagaimana
dijelaskan dalam sabdanya yaitu :
َخالَ ِق ِ ِ
ُ ْإِمَّنَا بُعث
ْ ت ألُتَمَم َم َكا ِرَم األ
"Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan keshalihan akhlak" (H.R Al-
Baihaqi)
Nabi Muhammad diutus oleh Allah di tengah masyarakat pada zaman jahiliyah bukan
lain ialah untuk menyempurnakan akhlak manusia. Dimana saat itu keadaan akhlak dan
perilaku masyarakat hancur, banyak diantara mereka yang masih menyembah berhala,
perbudakan, pertikaian, dan penindasan. Sedangkan nabi Muhammad menginginkan umatnya
berakhlak baik agar mereka bisa mendapatkan surga nya Allah, seperti yang dijelaskan dalam
hadis berikut :
الص ْد ِق
ِ ِ ال رسوُُل هّللِ صلَى ه ِ ٍ ِعن عب ِد ه
َعلَْي ُك ْم ِِب م: اّللُ َعلَْيه َو َسلم َم
قَ َ َ ُ ْ م َ م: ال اّلل بْ ِن َم ْس ُع ْود َرض َي هم
َ َاّللُ َعْنهُ ق َ ْ َْ م
ْ البم يَ ْه ِد ْي إِ ََل
اْلَن ِمة ِ ِ ِ
ِ الب وإِ من ِ ِ
َ فَإ من الص ْد َق يَ ْهد ْي إ ََل ِم
Dari Abdullah bin Mas'ud r.a dia berkata, Rasulullah Saw bersabda : "kalian harus jujur,
karena kejujuran itu menunjukkan kepada amal kebaikan dan setiap amal kebaikan itu
menunjukkan kepada surga...." (H.R Al-Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan Abu Dawud)
Akhlak ataupun budi pekerti yang memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.
Akhlak yang baik akan membedakan antara manusia dengan hewan. Manusia yang berakhlak
mulia dapat menjaga kemuliaan dan kesucian jiwanya, dapat mengalahkan tekanan nafsu
1
syahwat syaitoniah, dapat berpegang teguh kepada sendi-sendi keutamaan. Rahman ya rahim
menghindarkan diri dari sifat-sifat kecurangan, kerasukan, dan kezaliman.
Akhlak yang baik akan mengangkat manusia ke derajat yang tinggi dan mulia. Akhlak
yang buruk akan membinasakan seorang insan dan juga akan membinasakan umat manusia.
Manusia yang mempunyai akhlak yang buruk senang melakukan sesuatu yang merugikan
orang lain, senang melakukan kekacauan, senang melakukan perbuatan tercela yang akan
membinasakan diri dan masyarakat seluruhnya.
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian al-khuluqiyyah ?
2. Hadits tentang Al-khuluqiyah ?
3. Apa fungsi Al-Khuluqiyyah Fii Tarbiyah ?
4. Apa saja pembagian Al-Khuluqiyyah ?
5. Bagaimana mengimplementasikannya dalam proses pendidikan ?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian Al-Khuluqiyyah
2. Untuk mengetahui Hadits tentang Al-Khuluqiyah
3. Untuk mengetahui fungsi Al-Khuluqiyyah fii Tarbiyyah
4. Untuk mengetahui apa saja pembagian AL-Khuluqiyyah
5. Untuk mengetahui bagaimana mengimplementasikannya dalam proses pendidikan
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Al-Khuluqiyyah
Menurut pandangan islam, manusia selain sebagai makhluk yag mulia dan khalifah di
bumi manusia juga sebagai makhluk paedagogik yaitu makhluk Allah yang dilahirkan
membawa potensi dapat dididik dan dapat mendidik. Sehingga manusia mampu menjadi
khalifah di bumi, pendukung dan pengembang kebudayaan yang dilengkapi dengan fitrah
Allah Swt berupa bentuk atau wadah yang dapat diisi dengan berbagai kecakapan dan
keterampilan yang dapat berkembang sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk yang
mulia. Dimana pikiran, perasaan, dan kemampuannya berbuat merupakan komponen dari
fitrah.1
Akhlak secara etimologis merupakan bentuk jama’ dari kata “khuluqun” diartikan
sebagai perangi atau budi pekerti, gambaran batin atau tabi’at karakter. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia kata akhlak diartikan budi pekerti atau kelakuan.2
Al-Ragib3 menyatakan, pada dasarnya, kata al-khalqu, al-khulqu, dan al-khuluqu
memiliki makna yang sama. Namun, al-khalqu lebih dikhususkan untuk bentuk yang dapat
ditangkap panca indra (berarti ciptaan), sedangkan al-khuluqu dikhususkan untuk kekuatan
dan tabiat yang bisa ditangkap oleh mata hati. Allah Swt. berfirman,
1
Zakiah Dardjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1996),16.
2
Dep.Pend.&Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1989),15.
3
Al-Ragib al-Ashfaganiy, Mu’jam Mufradat Alfazhil Qur’an, Dar al-Kotob al-Ilmiyah, (Bairut, Libanon: t.t)
4
Ibn Mandzur,Lisān al-‘Arabī entri a-da-ba dan Ibrahim Mustofa (dkk),al-Mu’jam al-Wasīţ entri adaba (Istanbul: Maktabah al-Islāmiyah, 1380
H/ 1960 M)
4
keramahan, kesopanan dan kehalusan budi pekerti. Makna ini identik dengan akhlak. Adab
juga secara konsisten dikaitkan dengan dunia sastra, yakni adab dijelaskan sebagai
pengetahuan tentang hal-hal yang indah yang mencegah dari kesalahan-kesalahan.5 Jadi
sebetulnya antara Akhlak dan Adab secara makna sama, namun secara hakikat Akhlak lebih
bisa mengena kedalam relung jiwa dan mata hati, maksudnya kebaikan yang ia munculkan
berdasarkan tuntunan Qur’an dan Sunnah lalu dicerna oleh hati, lahirlah perbuatan baik yang
mengakar.
Al-Khuluqiyyah fi Tarbiyah adalah segala rupa praktek maupun berupa teori yang
wujudnya meningkatkan budi pekerti dan meningkatkan perangai agar umatnya (pelakunya)
memiliki dan melaksanakan akhlak yang mulia yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad
Saw. 6
Akhlak merupakan ukuran atau barometer atau lambang kualitas seorang manusia
yang menentukan keislaman dan keimanan seseoarang.
Manusia yang paling baik akhlaknya ialah junjungan kita nabi Muhammad Saw.
sehingga budi pekerti beliau tercantum dalam Al-Qur'an, Allah berfirman yang maksudnya
"sesungguhnya engkau (Muhammad), benar-benar berbudi pekerti yang agung."
Suatu umat bagaimanapun hebat kekuatan dan kekayaan yang dimilikinya, akan tetapi
juga Budi pekertinya telah binasa, maka umat itu akan mudah binasa. Manusia yang tidak
punya akhlak manusia yang tidak punya akhlak, mereka sanggup melakukan apa saja untuk
kepentingan dirinya.
5
Kemas Badruddin, Filsafat Pendidikan, Analisis Pemikiran Syed Naquib al-Attas,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hal. 59
6
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), 138.
7
Mahmud Yunus dan Muhammad Qosim Bakr, At Tarbiyah wa Al-Ta’lim (Ponorogo: Darusalam Press, 2006), 2
5
B. Hadits Tentang Al-Khuluqiyah
1. Hadis Pertama
Syarah Ijmali:
ُ ْ أُرِْسل: أي،"ت
،ت للخل ِْق ُ ْ"إَّنا بُِعث َّ صلى هللاُ عليه
َّ :َوسلم َّ ُّيقول النَّيب ُ كما يُؤِكدُ هذا احلدي،األخالق
ُ ث؛ حيث ِ ِ ِ َّ صلى هللاُ عليه
َّ
َوسلمَ ليُتممَ حماسن
ِ
،واملُروءة ِ األفعال املُستحسنةَ َّاليت جبل هللا عليها ِعبادَه؛ ِمن
الوفاء ِ
َ األخال َق احلَسنةَ و: أي،"األخالق ِ أ: أي،""ألُ َِتم
ُ ََ َ َ "مكارم،ص
َ َُكملَ ما انتق َ
سيِئها وََينَعُه ِ ُ وي،َ فيَجعَل حَسَنَها أحسَن،والعَّفِة
ِ ضيقُ على ِ
ِ واحلياء.
ُ
ِ ث على
مكارم األخالق ِ
ُّ احل:احلديث ويف.
Para ahli tafsir hadits berpendapat bahwa masyarakat arab sebelum Islam,
mereka hidup dengan mewarisi sisa-sisa ajaran agama yang hanif yaitu syariat yang
dibawa oleh Nabi Ibrahim As. dan akhlak-akhlak terpuji yang terkandung di dalamnya.
Akan tetapi mereka tersesat ke dalam kekufuran dan menjauh dari akhlak-akhlak terpuji.
8
Ahmad bin Husain bin Ali bin Musa Abu Bakr, Sunan al-Baihaqi al-Kubra, Maktabah Darr al-Baz, (Maktabah Syamilah)
6
Hadis ini berisi dorongan atau motivasi untuk melakukan akhlak terpuji. Selain
itu, hadis ini merupakan penjelasan tentang pentingnya akhlak terpuji dalam syariah
Islam dan itu salah satu prioritasnya.9
2. Hadis Kedua
اّللِ صلى هللا عليه وسلم ُ قَ َال ََلْ يَ ُك ْن َر ُس:اص َر ِض َي هللاُ َعْن ُه َما ِعن عب ِد م
ول م ِ الع َ اّلل بْ ِن َع ْم ِرو بْ ِن َْ ْ َ
رواه البخارى.َخالَقاا ِ إِ من ِخيارُكم أ:ول ُ َوإِنمهُ َكا َن يَ ُق، اح اشا َوُلَ ُمتَ َف ِمح اشا
ِ َف
ْ َحسنُ ُك ْم أ َ ْ ََ
Abdullah bin Amr bin Ash RA, berkata, Nabi SAW bukan seorang yang keji dan bukan pula
bersikap keji. Beliau bersabda, ‘Sesungguhnya yang terbaik di antara kamu adalah yang paling
baik akhlaknya. H.R. al-Bukhari10
ٍ فعل
ٍ سيء وال متعمداً لذلك مُتَ َكِلفاً لَهُ بَلْكاَ َن ذا خُل ٍُق ٍ ب ِ
َ وأَ ْخ ََبَ أ ََّن أَفْضَل,عظيم ٍ
ٍ فاحش وال قول ُ صَاح-صلى هللا عليه وسلم- ََُّلْ يَ ُكن النيب
ِ ََن حُسْنَ اخلُل ُِق يَدعُو إىل الْمَحَ ِاسن وتَ ْرِك الْمَس
اوئ ِ
َّ املُؤمِننيَ أَحْسَنُهم خُلقاًِ أل
Syarah Ijmali:
Hadis ini menjelaskan kesempurnaan sifat Rasulullah Saw. Nabi Saw. bukanlah orang
yang perkataannya keji dan perbuatannya buruk, bukan pula orang yang sengaja dan
memaksa diri melakukan hal itu. Namun, beliau adalah orang yang memiliki akhlak yang
agung. Beliau menyampaikan bahwa mukmin terbaik adalah orang yang paling baik
akhlaknya, karena akhlak yang baik akan mengajak pada kebaikan dan meninggalkan
keburukan.11
9
https://dorar.net/hadith/sharh/113995 diakses pada tanggal 9 November 2021 pukul 23.00 wib.
10
Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah al-Bukhari, al-Jami’ Al-Shahih (Maktabah Syamilah)
11
https://islamic-content.com/hadeeth/1074/id diakses pada tanggal 9 November 2021 pukul 23.25 wib.
7
3. Membuat kebiasaan luhur yang membuat seseorang/anak didik selalu berhubungan
dengan perbuatan baik dan menjauhi perbuatan-perbuatan yang buruk.
4. Dengan pendidikan akhlak seseorang akan bisa hidup di masyarakat tanpa merugikan
orang lain demikian pula orang lain akan merugikannya.
D. Pembagian Al-Khuluqiyyah
Menurut Prof. Dr. Rosihon Anwar, M.Ag. Di dalam bukunya akidah akhlak yang
mengutip dari buku al-Islam (Muammalah dan Akhlak) di jelaskan, bahwa Akhlak dapat
dibagi berdasarkan sifatnya dan berdasarkan objeknya. Berdasarkan sifatnya, akhlak terbagi
menjadi dua bagian, yaitu:
12
Ibid, hal. 212-213.
8
E. Implementasi Konsep Al-Khuluqiyyah Fi Tarbiyah dalam Proses Pendidikan Islam
2. Sekolah
Sekolah adalah lembaga pendidikan yang mempunyai tujuan jelas, yaitu: pembinaan
jasmani agar sehat dan kuat, pembinaan akal agar cerdas, banyak pengetahuan dan
keterampilan, serta pembentukan sikap keagamaan dengan ini penanaman iman dihati
13
Zakiah Daradjat, dkk, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), 57-60.
9
Berikut Implementasinya :
➢ Faktor pendidik
Seorang pendidik (guru) dalam interaksinya dengan peserta didik membawa seluruh
unsur kepribadiannya, agamanya, akhlaknya, dan pemikirannya. Sehingga seorang pendidik
disamping menyampaikan ilmu juga memberikan teladan yang baik bagi murid-muridnya.
➢ Kurikulum yang menunjang pndidikan akhlak
Kurikulum merupakan perangkat lunak dari alat pndidikan. Maka diharapkan
kurikulum di sekolah harus memuat tentan pendidikan akhlak.
➢ Adanya lembaga yang dikhususkan untuk menangani
Seperti: Bimbingan Konseling (BK) atau bidang kemahasiswaan di sekolah yang
secara khusus menangani masalah-masalah dengan kepribadian peserta didik
3. Masyarakat
Masyarakat merupakan kumpulan sekian banyak individu kecil atau besar yang
terikat oleh satuan adat, ritus atau hukum khas dan hidup bersama. Manusia adalah makhluk
sosial dan hidup bermasyarakat merupakan satu keniscayaan bagi mereka. Dalam hal ini
masyarakat turut serta memikul tanggungjawab pendidikan.
Beberapa pelaksanaan Pendidikan Akhlak, antara lain:
➢ Meningkatkan nilai-nilai keagamaan baik di masjid-masjid, pengajian, dsg.
➢ Memberi contoh dan tauladan dari generasi tua ke generasi muda tentang cara
berakhlak santun.
➢ Meningkatkan pendidikan akhlak di masing-masing keluarga dalam masyarakat.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Al-Khuluqiyyah fi Tarbiyah adalah segala rupa praktek maupun berupa teori yang
wujudnya meningkatkan budi pekerti dan meningkatkan perangai agar umatnya
(pelakunya) memiliki dan melaksanakan akhlak yang mulia yang dicontohkan oleh
Nabi Muhammad Saw
2. Hadis pertama tentang alkhuluqiyyah berisi dorongan atau motivasi untuk melakukan
akhlak terpuji, sedangkan hadis kedua menjelaskan kesempurnaan sifat Rasulullah
Saw.
3. Fungsi Alkhuluqiyyah seperti yang sudah dijelaskan diatas ada 4, keempat fungsi
tersebut adalah kebaikan bagi seseorang yang mempelajari pendidikan mengenai
akhlak.
4. Berdasarkan sifatnya, akhlak terbagi menjadi dua bagian yaitu Akhlak mahmudah
atau akhlak karimah dan Akhlak mazhmumah (akhlak tercela) atau akhlak sayyi’ah
(akhlak yang jelek).
5. Ada beberapa implementasi dalam konsep Tarbiyyah alkhuluqiyyah yaitu keluarga,
sekolah, dan masyarakat.
B. Saran
Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini terdapat kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Maka dari itu kami berharap kritik dan saran atas tulisan ini agar
dapat kami perbaiki di lain waktu.
11
DAFTAR PUSTAKA
Daradjat, Zakiah. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. 1996.
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka. 1989.
Majid, Abdul dan Dian Andayani. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2004.
Daradjat, Zakiah. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. 1996.
Yunus, Mahmud dan Muhammad Qosim Bakr. At-Tarbiyah wa Al-Ta’lim. Ponorogo:
Darusalam Press. 2006.
Anwar, Akidah Akhlak, (Bandung: pustaka setia, 2014), cet. Ke-2
12