AKHLAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam pergaulan sehari hari antara kita sesama Manusia, agar hubungan ini
berjalan dengan baik tentu ada aturan yang harus kita jalankan, bagi kita umat Islam
tata cara bergaul tersebut telah diatur dalam Al-Quran dan sunnah Rasulllah SAW
yang sering kita sebut dengan Sifat terpuji atau akhlak terpuji.
Dalam pembahasan yang akan kami terangkan pada makalah ini, bahwa kami
akan mengemukakan diantara bentuk bentuk dari akhlak terpuji tersebut mulai dari
pengertian, macam macam sampai kepada bentuk bentuk atau contoh dari akhlak
terpuji tersebut.
Hal ini kami susun dalam bentuk sebuah makalah, disamping untuk menambah
wawasan kami sebagai pemakalah mengenai pembahasan akhlak terpuji ini, dan juga
dengan pembahasan ini agar kami dan segenap pembaca lainnya mampu menjadikan
ilmu ini sebagai salah satu rujukan dalam melakukan pergaulan dalam kehidupan
sehari hari. Kemudian juga pembahasan ini kami buat sebagai bentuk tugas dari
mata pelajaran agama islam dan pembelajarannya di SMA NEGERI 2 JEMBER
dalam tugas kelompok yang disajikan dalam bentuk makalah.
1.2. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian sifat-sifat terpuji (akhlakul mahmudah) ?
b. Apa saja macam-macam akhlak terpuji ?
Artinya:
Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak.
harta. Kata juga dapat diartikan dengan berpaling dan meninggalkan atau
dunia untuk beribadah. Sementara kata yang juga akar kata zuhud,
berarti meninggalkan untuk mengharap kepada dunia, atau meninggalkan sesuatu
karena suatu kehinaan baginya, kata , berarti orang yang berpaling dari dunia
karena cinta kepada akhirat. juga dapat diartikan sebagai tidak mengharap dan
rakus terhadap dunia.
Secara terminologi, Zuhud dapat diartikan dengan suatu keadaan meninggalkan
dunia dan hidup kebendaan. Atau zuhud adalah berpalingnya keinginan terhadap
sesuatu kepada sesuatu yang lebih baik darinya. Serta zuhud adalah tidak menyukai
sesuatu dan menyerahkannya kepada yang lain. Barang siapa yang meninggalkan
kelebihan dunia dan membencinya, lalu mencintai akhirat, maka dia adalah orang
zuhud di dunia. Lebih lanjut dikatakan bahwa zuhud yang tertinggi adalah tidak
menyukai segala sesuatu selain Allah swt, bahkan terhadap akhirat.
Dari pengertian di atas, maka dapat dikatakan bahwa zuhud adalah
meninggalkan sesuatu karena sesuatu itu dinilai sedikit atau kecil dan berpindah
kepada sesuatu yang besar. Sesuatu yang sedikit atau kecil adalah dunia dan sesuatu
yang besar adalah akhirat serta yang terbesar adalah Allah SWT.
b. Tawaqal
1. Pengertian Tawaqal.
Menurut bahasa, lafal tawakal berasal dari bahasa arab yg artinya bersandar.
Menurut istilah , tawakal ialah sikap berserah diri kepada Allah setelah melakukan
usaha secara maksimal. Seseorang yg berusaha secara maksimal untuk mencapai
suatu keinginan atau cita-cita ,setelah itu dia menerima dengan ikhlas dan berserah
diri kepada Allah atas hasil yg akan dia dapatkan, orang ini disebut bertawakal.Orang
yg bertawakal ,maka ia termasuk orang yg berakhlak mulia
Pengertian Tawakkal menurut para ahli dan ulama yaitu :
Imam al-Ghazli
Tawakkal adalah menyandarkan diri kepada Allah tatkala menghadapi suatu
kepentingan, bersandar kepada-Nya dalam kesukaran, teguh hati tatkala ditimpa
bencana disertai jiwa yang tenang dan hati yang tentram.
Hamka
Tawakkal adalah menyerahkan segala urusan atau perkara ikhtiar dan usaha
kepada Allah swt karena kita lemah dan tak berdaya.
Hamzah Yaqub
Tawakkal adalah mempercayakan diri kepada Allah dalam melaksanakan suatu
rencana, bersandar kepada kekuatan-Nya dalam melaksanakan suatu pekerjaan,
berserah diri kepada-Nya pada waktu menghadapi kesukaran.
Menurut Imam Ahmad bin Hambal
Tawakkal merupakan aktivitas hati, artinya tawakkal itu merupakan perbuatan
yang dilakukan oleh hati, bukan sesuatu yang diucapkan oleh lisan, bukan pula
sesuatu yang dilakukan oleh anggota tubuh. Dan tawakkal juga bukan merupakan
sebuah keilmuan dan pengetahuan. (Al-Jauzi:2004. Hal 337)
Ibnu Qoyim al-Jauzi
Tawakal merupakan amalan dan ubudiyah (baca; penghambaan) hati dengan
menyandarkan segala sesuatu hanya kepada Allah, tsiqah terhadap-Nya, berlindung
hanya kepada-Nya dan ridha atas sesuatu yang menimpa dirinya, berdasarkan
keyakinan bahwa Allah akan memberikannya segala kecukupan bagi diriny, dengan
tetap melaksanakan sebab-sebab (baca ; faktor-faktor yang mengarakhkannya pada
sesuatu yang dicarinya) serta usaha keras untuk dapat memperolehnya. (Al-Jauzi/
Arruh fi Kalam ala Arwahil Amwat wal Ahya bidalail minal Kitab was Sunnah,
1975 : 254)
Adapun menurut ajaran Islam, tawakkal itu adalah menyerahkan diri kepada
Allah swt setelah berusaha keras dan berikhtiar serta bekerja sesuai dengan
kemampuan dan mengikuti sunnah Allah yang Dia tetapkan.Jadi dapat di simpulkan
pengertian tawakkal adalah berserah diri kepada Allah setelah berusaha keras, dan
menunggu hasilnya.
2. Ciri-ciri Tawaqal
Mujahadah ( semangat yang kuat )
Sebagai seorang mukmin dan muslim dianjurkan untuk memiliki akhlak yang
baik. Salah satunya tawakkal. Guna terciptanya sosialisasi yang tentram,tenang,dan
damai.
Tawakkal bukan hanya sekedar merasakan segala perkara kepada Allah, tetapi
diawali dengan usaha-usaha ataupun jalan-jalannya yang kuat. Setelah itu serahkan
hasilnya kepada Allah SWT.
Diantara ciri orang yang bertawakkal ialah memiliki semangat yang kuat.
Mempunyai semangat yang kuat merupakan salah satu akhlak orang mukmin yang
dianjurkan oleh Islam.
Orang mukmin yang menempuh cara semacam ini adalah orang yang lebih
bagus dan lebih dicintai Allah Azza wa Jalla daripada orang yang lemah
semangatnya, tidak mau bekerja keras dan mengerjakan atau mencari pekerjaan
yang berfaedah. Sepantasnyalah setiap orang untuk meningkatkan ilmu,budi pekerti,
serta kemasyarakatan dan perekonomiannya.
Bersyukur
Ciri lain orang yang bertawakkal ialah ia senantiasa bersyukur kepada Allah
SWT. Apabila ia sukses ataupun berhasil dalam segala urusan ataupun ia
mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan ia tak luput untuk
senantiasa bersyukur kepada Allah, karena ia menyadari dan meyakini bahwa semua
yang ia dapatkan itu adalah takdir Allah dan kehendak-Nya.
Dengan bersyukur pula ia akan selalu merasa puas, senang dan
bahagia. Seperti dalam firman Allah :
Bersyukurlah kepada-Ku niscaya akan aku tambah nikmatnya, tapi jika tidak
bersyukur sesungguhnya azabku teramat pedih
Bersabar
Ciri orang yang bertawakkal selanjutnya ialah selalu bersabar. Sebagai orang
mukmin yang bertawakkal kepada Allah ia akan bersabar, baik dalam proses maupun
dalam proses maupun dalam hasil. Karena dengan inilah ia akan bahagia dan
tenang atas apa yang di terimanya. Rosulullah. dalam buku 1100 hadits terpilih
(1991:274) karangan Dr. Muhammad Faiz Almath , Rosulullah SAW bersabda yang
artinya sebagai berikut:
Orang yang bahagia ialah yang dijauhkan dari fitnah-fitnah dan orang yang
terkena ujian dan cobaan dia bersabar. ( HR. Ahmad dan Abu dawud)
Intropeksi Diri (Muhasabah)
Orang yang bertawakkal salah satu sikapnya ialah intropeksi diri. Dimana ia
akan intropeksi diri apabila ia kurang sukses daam menjalankan sesuatu ia tidak
membuat dirinya drop, melainnkan ia selalu intropeksi pada diri, dapat dikatakan
muhasabah. Senantiasa mengoreksi apa yang telah dilakukannya. Setelah itu ia akan
berusaha menghindari faktor penyebab suatu kegagalan tersebut serta senantiasa
memberikan yang terbaik pada dirinya.
3. Keutamaan Tawaqal
Adapun keutamaan bagi seorang muslim yang memiliki sifat bertawakal
diantaranya adalah sebagai berikut :
Mendapatkan Cinta dari Allah SWT, Allah berfirman dalam Al-Quran:
Artnya: (Ingatlah) ketika kamu lari dan tidak menoleh kepada seseorangpun,
sedang Rasul yang berada di antara kawan-kawanmu yang lain memanggil kamu,
Karena itu Allah menimpakan atas kamu kesedihan atas kesedihan[240], supaya
kamu jangan bersedih hati terhadap apa yang luput dari pada kamu dan terhadap
apa yang menimpa kamu. Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. ( QS.
Ali-Imran 3:153)
Tawakal dapat mencegah adzab Allah SWT.
Dicukupkan rizkinya dan merasakan ketenangan, sesuai firman Allah SWT berikut :
Artinya: Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan
barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya.
Sesungguhnya Allah Telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (QS. Ath-
Thalaq: 3)
Dikuatkan iman dan dijauhkan dari setan.
Jiwa,harta,anak,dan keluarga senantiasa terjaga.
c. Ikhlas
Ikhlas merupakan amalan hati yang paling utama dan paling tinggi dan paling
pokok, Ikhlas merupakan hakikat dan kunci dakwah para rasul sejak dahulu kala.
Ikhlas merupakan istilah tauhid , orang- orang yang ikhlas adalah mereka yang
mengesankan Allah dan merupakan hamba Nya yang terpilih. Fungsi Ikhlas dalam
amal perbuatan sama dengan kedudukan ruh pada jasad kasarnya, oleh karena itu
mustahil suatu amal dan ibadah dapat diterima yang dilakukan tanpa keikhlasan
sebab kedudukannya sama dengan orang yang melakukan amal dan ibadah tersebut
bagai tubuh yang tidak bernyawa.
Lafaz ikhlas menunjukkan pengertian jernih, bersih dan suci dari campuran dan
pencemaran. Sesuatu yang murni artinya bersihtanpa ada campuran, baik yang
bersifat materi maupun nonmateri. Adapun pengertian ikhlas menurut syara adalah
seperti yang diungkapkan oleh ibnu qayyim berikut: Mengesankan Allah dalam
berniat bafi yang melakukan ketaatan, bertujuan hanya kepada Nya tanpa
mempersekutukan Nya dengan sesuatupun. Dan menurut Al- Fairuzabi : Ikhlas
karena Allah , artinya meninggalkan riya dan tidak pamer.
Orang yang ikhlas adalah seseorang yang tidak peduli meskipun semua
penghargaan atas dirinya hilang demi meraih kebaikan hubungan kalbunya dengan
Allah, dan orang tersebut tidak ingin apa yang ia lakukan dipamerkan walaupun
sebesar bizi zarahpun.
Sebagaimana Firman Allah SWT:
Artinya: Katakanlah: "Hanya Allah saja yang Aku sembah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agamaku". (QS. Az-Zumar: 14)
Dikisahkan oleh Umamah ra, ada seorang laki-laki yang datang menemui
Rasulullah SAW dan bertanya, Wahai Rasulullah, apakah pendapat Engkau tentang
seseorang yang berperang dengan tujuan mencari pahala dan popularitas diri.
Kelak, apa yang akan ia dapat di akherat? Rasulullah SAW menjawab, Dia tidak
mendapatkan apa-apa. Orang itu mengulangi lagi pertanyaannya sampai tiga kali.
Tetapi Rasulullah SAW tetap menjawabnya, Ia tidak menerima apa-
apa! Kemudian Beliau SAW bersabda,Sesungguhnya Allah tidak menerima suatu
amal perbuatan, kecuali yang murni dan yang mengharapkan ridha-Nya. (HR. Abu
Daud dan Nasai).
Keterangan itu menjelaskan kepada kita agar meluruskan niat dalam beramal.
Amal perbuatan sangat tergantung pada niat. Niat yang baik akan mendapatkan
pahala, walaupun amalan itu sangat kecil. Tetapi niat yang buruk akan mendapatkan
dosa walaupun amalan itu sangat besar menurut syariat. Berjihad merupakan amalan
yang sangat besar dan memerlukan pengorbanan yang sangat besar pula, baik harta
maupun tenaga, bahkan bisa mempertaruhkan nyawa. Pahalanya pun luar bisa. Mati
syahid merupakan mati yang paling mulia. Tetapi, jika niatnya buruk, umpamanya
karena niat ingin disebut sebagai pejuang yang hebat, maka hasil yang didapatkan
adalah kehinaan dan kesengsaraan di akherat nanti.
Demikian pula ikhlas merupakan dasar dari amalan hati, sedangkan pekerjaan
anggota tubuh lainnya mengikut padanya dan menjadi pelengkap baginya. Ikhlas
dapat membesarkan amal yang kecil hingga menjadi seperti gunung.
d. Jihad
Jihad di jalan Allah SWT adalah mengerahkan segala kemampuan dan tenaga
untuk memerangi orang-orang kafir dengan tujuan mengharap ridha Allah SWT dan
meninggikan kalimat-Nya.
Yang terpenting jihad adalah amal kebaikan yang Allah syariatkan dan
menjadi sebab kokoh dan kemuliaan umat islam. Sebaliknya (mendapatkan
kehinaan) bila umat Islam meninggalkan jihad di jalan Allah, sebagaimana dijelaskan
dalam hadits yang shohih :
Dari Ibnu Umar beliau berkata: Aku mendengar Rasulullaah shallallaahu alaihi wa
sallam bersabda, Apabila kalian telah berjual beli inah, mengambil ekor sapi dan
ridho dengan pertanian serta meninggalkan jihad maka Allah akan menimpakan
kalian kerendahan (kehinaan). Allah tidak mencabutnya dari kalian sampai kalian
kembali kepada agama kalian. (HR. Abu Daud)
Sedangkan Pengertian jihad menurut para ulama seperti Ibnu Qadama Al
Maqdisi, Ibnu Taymiyyah dan Ibnu Aabideen: Perjuangan dengan segenap usaha
hanya karena Alloh, dengan jiwa, didukung dengan harta, perkataan,
mengumpulkan bantuan para Mujahidin atau dengan cara yang lain untuk
membantu perjuangan (seperti halnya melatih orang). Mereka mengambil dari
ayat, ...Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan ataupun merasa
berat, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu.. (QS. 9:41), sebagai keterangan
dari pengertian tersebut.
Di samping juga jihad bukanlah perkara mudah bagi jiwa dan memiliki
hubungan dengan pertumpahan darah, jiwa dan harta yang menjadi perkara agung
dalam Islam sebagaimana disampaikan oleh Rasulullah shallallaahu alaihi wa
sallam dalam sabdanya,
Sesungguhnya darah, kehormatan dan harta kalian diharamkan atas kalian (saling
menzholiminya) seperti kesucian hari ini, pada bulan ini dan di negri kalian ini
sampai kalian menjumpai Robb kalian. Ketahuilah apakah aku telah
menyampaikan ? Mereka menjawab, Ya. Maka beliau pun bersabda, Ya Allah
persaksikanlah, hendaklah orang yang hadir menyampaikan kepada yang tidak
hadir, karena terkadang yang disampaikan lebih mengerti dari yang mendengar
langsung. Maka janganlah kalian kembali kufur sepeninggalku, sebagian kalian
saling membunuh sebagian lainnya. (Muttafaqun Alaih)
e. Amanah
Kata amanah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai
sesuatu yang dipercayakan (dititipkan) kepada orang lain. Definisi amanah tersebut
memberikan pengertian bahwa setiap amanah selalu melibatkan 2 pihak yaitu si
pemberi amanah dan si penerima amanah. Lebih jelasnya, hubungan keduanya dapat
dijelaskan dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya manusia secara individu diberi amanah berupa umur oleh Allah.
Pertanyaannya adalah digunakan untuk apa umur tersebut? Apakah umur itu
digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat seperti bekerja, melaksanakan ibadah
puasa, membaca Al Quran, dan yang lainnya. Bila kita sebagai individu sudah
melaksanakan amanah tersebut sesuai tuntunan-Nya, maka kita pantas disebut orang
yang dapat dipercaya alias bisa menjalankan amanah dari-Nya. Sebaliknya bila kita
salah menggunakan amanah tersebut misalnya bermalas-malasan, tidak mau bekerja,
hanya berdiam saja di rumah, maka kita oleh Allah dianggap orang yang tidak dapat
dipercaya alias tidak beramanah seperti dalam firman Allah, yaitu:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan
Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang
dipercayakan kepadamu, sedang kamu Mengetahui. (QS. Al-Anfaal: 27)
Selain itu, contoh lainnya dalam kehidupan sehari-hari seperti dalam
berorganisasi. Adakah amanah di dalamnya? Tentu ada. Amanah apa yang dipikul
seorang pemimpin atas anggota yang dipimpinnya. Tidak lain adalah mengajak,
membimbing, dan mengarahkan anggotanya untuk berperilaku sesuai tuntunan Allah
dan Rasul-Nya sehingga mereka tidak hanya sejahtera di dunia juga di akhirat. Oleh
karena itu, menjadi pemimpin umat beragama tidaklah mudah karena setiap kata dan
tindakannya akan dimintai pertanggungjawaban baik di dunia apalagi di akhirat
kelak. Seperti lazimnya dilakukan oleh organisasi, hal tersebut direalisasikan dalam
bentuk Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ). LPJ itu lah yang merupakan wujud
amanah yang diemban oleh sang pemimpin dan jajarannya. Jadi, amanah tidaknya
seseorang pemimpin bukan dilihat dari penampilan fisik, materi atau keturunan,
tetapi lebih ditentukan oleh kinerja. Misalnya bagaimana sang pemimpin mampu
memobilisasi (menggerakkan) anggota serta mengorganisir sedemikian rupa
sehingga mampu memberdayakan potensi anggota untuk kemaslahatan bersama
sehingga yang menjadi tujuan utama adalah untuk kepentingan umum, bukan
kepentingan pribadi.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa amanah bisa diperlihatkan dalam
berbagai aspek kehidupan sehari-hari seperti kehidupan individu, keluarga,
masyarakat, hingga negara. Dan setiap amanah yang diemban oleh individu akan
dimintai pertanggungjawaban baik di dunia maupun di akhirat. Jika tidak
melaksanakan amanah dengan baik maka ia tidak memiliki iman yang kuat.
f. As-Shidqu
Butir ini memuat dua istilah yang saling terkait, yakni al-amanah
dan al-wafa bil ahdi. Yang pertama secara lebih umum
maliputi semua beban yang harus dilaksanakan, baik ada
perjanjian maupun tidak, sedang yang disebut belakangan
hanya berkaitan dengan perjanjian. Kedua istilah ini
digambungkan untuk memperoleh satu kesatuan pengertian yang
meliputi: dapat dipercaya, setia dan tepat janji. Dapat dipercaya
adalah sifat yang diletakkan pada seseorang yang dapat
melaksanakan semua tugas yang dipikulnya, baik yang
bersifat diniyah maupun ijtimaiyyah. Dengan sifat ini orang
menghindar dari segala bentuk pembekalaian dan manipulasi tugas
atau jabatan.
h. Al-Adalah
i. At-Taawun
At-taawun merupakan sendi utama dalam tata kehidupan
masyarakat : manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan
pihak lain. Pengertia taawun meliputi tolong menolong, setia
kawan dan gotong royong dalam kebaikan dan taqwa. Imam
al-Mawardi mengaitkan pengertia al-birr(kebaikan) dengan
kerelaan manusia dan taqwa dengan ridla Allah SWT.
Memperoleh keduanya berarti memperoleh kebahagiaan yang
sempurna. Taawun juga mengandung pengertian timbal balik dari
masing-masing pihak untuk memberi dan menerima. Oleh
karena itu, sikap taawun mendorong setiap orang untuk
berusaha dan bersikap kreatif agar dapat memiliki sesuatu yang
dapat disumbangkan kepada orang lain dan kepada
kepentingan bersama.
j. Istiqamah
Keajegan berarti tetap dan tidak bergeser dari jalur sesuai dengan
yang ditentukan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya serta tuntunan yang
diberikan oleh as-Salafus Shalih. Sedangkan kesinambungan
artinya keterkaitan antara satu kegiatan dengan kegiatan yang lain,
serta antara periode satu dengan periode yang lain, sehingga
semuanya merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dan
saling menopang. Adapun keberlanjutan adalah proses pelaksanaan
secara terus menerus dan tidak mengalami kemandegan. Firman
Allah SWT:
k. Taaruf
Dalam pergaulan sehari-hari sering kita dengar ungkapan
tidak kenal maka tidak sayang. Hal tersebut berlaku untuk apa
saja baik itu dalam perdagangan, perumahan, lingkungan
masyarakat dan lain-lain. Begitu juga dengan sesama manusia,
kalau kita belum kenal mungkin kita punya dzan (sangkaan) yang
bermacam-macam. Orang kita sangka baik ternyata belum tentu
baik, orang yang kita sangka buruk belum tentu buruk, oleh
karena itu supaya tidak punya dzan yang bermacam-macam,
sabaiknya kita memperkenalkan diri. Perkenalan bukan hanya dari
segi nama saja, tetapi dari berbagai aspek baik itu keluarga,
pendidikan, agama, pekrjaan dan lain-lain.
Itulah makna kita saling kenal mengenal yang dalam bahasa
arab disebut Taaruf. Taaruf dapat di artikan saling mengenal,
saling mengetahui manusia satu dengan manusia lain. Saling
kenal mengenal tersebut harus didasari dengan kemanusiaan,
persaudaraan kecintaan serta ketakwaan kepada Allah swt . tanpa
membedakan ras, keturunan, warna kulit, pangkat jabatan
maupun agama. Dalam taaruf perbedaa-perbedaan itu harus kita
jauhkan dan di ganti dengan kasih sayang.
Atas kodrat dan irodat Allah, kita lajir didunia yang memiliki
berbagai macam perbedaan-perbedaan baik bentuk fisik, warna
kulit, rambut, suku bangsa, maupun yang dibentuk oleh manusia
itu sendiri seperti kelompok buruh, majikan dan lain-lain. Adanya
perdaan itu jangan dijadikan alasan untuk permusuhan dan
pertentangan akan tetapi harus dijadikan sarana saling kenal
mengenal.
Ajaran tentang persaudaraan dan saling kenal mengenal antar
manusia harus dilandasi dengan landasan yang amat luas. Yang
dituju disini bukan hanya kaum mukmin, malinkan manusia pada
umumnya yang mereka itu seakan-akan satu keluarga dan terbagi
menjadi bangsa, kebilah dan keluarga.
Supaya perkenalan menjadi persaudaraan semakin erat, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dan kita kerjakan, yaitu
sebagai berikut:
a. Jaga persatuan dan kesatuan, karena pada dasarnya
setiap muslim itu adalah saudara.
b. Sebarkan salam, beri makan dan sambung tali
persaudaraan.
c. Segala urusan dimusyawarahkan
d. Lemah lembut dan berseri-seri.
l. Tafahum
Tafahum artinya saling memahami keadaan seseorang, baik
sifat watak maupun latar belakang seseorang.
m.Toleransi
Secara bahasa toleransi artinya bersabar, menahan diri
dan membiarkan. Toleransi menghendaki agar kerukunan hidup
diantara manusia yang bermacam-macam paham, keyakinan dapat
terhindar dari sifat-sifat kaku, bahkan menjurus pada sikap-sikap
permusuhan.
Pada dasarnya, tujuan utama dalam toleransi adalah
terciptanya kerukunan hidup antar manusia, dan dalam agama
Islam juga diajarkan bahkan merupakan sesuatu ajaran yang
sangat prinsip diantara ajaran-ajaran yang lain. Tuuan yang
demikian ini merupakan tujuan utama dari agama Islam dimuka
bumi ini dan sesuai pula dengan kata Islam yang berarti damai
yaitu damai dengan sesama umat manusia.
n. Qonaah
3.2. Saran
Dari pembahasan yag telah kami sajikan diatas, kami berharap mudah mudahan
setelah kita mempelajari pelajaran mengenai akhak terpuji ini, agar bisa kita jadikan
sebagai rujukan dalam melakukan pergaulan dalam kehidupan baik berhubungan
dengan Allah atau bergaul antar sesama manusia, kemudian juga kami selaku
pemakalah berharap kepada segenap pembaca makalah ini, agar jangan mengambil
rujukan hanya terfokus kepada materi yang telah kami sajikan dalam makalah ini
saja, akan tetapi mari kita sama sama aktif dalam mencari buku buku dan sumber
lainnya yang membahas masalah akhlak terpuji ini secara mendalam, sehingga lebih
memantapkan pengetahuan kita mengenai pembahasan akhlak terpuji tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Syeikh Ibrahim Jalhum. 2003. Pelita As-Sunnah Petunjuk Jalan Bagi Kaum
Muslimin. Bandung. Pustaka Setia
Mustofa H. 1997. Filsafat Islam. Bandung: Pustaka Setia
Nata, Abuddin. 2010 .Akhlak Tasawuf. Jakarta : Rajawali Pers
MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
AKHLAQ TERPUJI
Disusun guna memenuhi tugas Pendidikan Agama Islam
Kelas XII IPA 6
Oleh : Kelompok 1
Anggota :
1. M. Haviv Iqbal (01)
2. Iqlima Alvein N (04)
3. Nauval Ramadhani (07)
4. Nely Masruroh (10)
5. Nurlayli Dewi S (13)
6. Oriza Krisnata W (16)
7. Indhira Farah P.R (19)
8. Nabila Nur AAA (22)
9. Sofi (26)
10. Naila Mahdiana (29)
11. Novitasari Putri M (32)
12. M. Fadli Yusriansyah (35)
13. Nur Arifah Astri (38)